RESUME BAB 10 PERTEMUAN KE-VII PERILAKU ORGANISASI “Pengaruh Budaya Atas Perilaku Organisasi” Disusun oleh : Laila Fitriani (120221100130) PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2014 |1 BAB 10. Pengaruh Budaya Atas Perilaku Organisasi A. Budaya Organisasi Budaya menjadi bagian dari hidup organisasi yang memengaruhi sikap perilaku dan keseluruhan efektivitas karyawan. 1. Gambaran Budaya Organisasi. Budaya organsasi sebagai sebuah perspektif untuk memahami perilaku individu dan kelompok. didalam organisasi mempunyai pembatasannya. Pertama, bukan satusatunya cara untuk memandang organisasi. Ketika telah membahas padanan tujuan dan sistem yang sama sekali tanpa menyebutkan budaya. Kedua, seperti sangat banyak konsep, budaya organisasi tidaklah menggambarkan cara yang sama oleh dua ahli teori manapun atau peneliti. Sebagai dari definisi budaya menguraikannya sebagai: a. Lambang, bahasa, ideologi, upacara agama, dan dongeng. b. Catatan organsasi diperoleh dari catatan pribadi yang menyangkut organisasi pendiri atau pemimpin dominan. c. Suatu produk, historis, berdasar pada lambang, dan suatu abstrak dari perilaku dan produk atas perilaku. 2. Definisi Budaya Organisasi. Budaya organisasi adalah apa yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan. Budaya meliputi asumsi, adaptasi, persepsi dan pelajaran. Budaya organisasi mempunyai tiga lapisan. Lapisan I meliputi benda-benda dan ciptaan yang kelihatan tetapi sering tidak bisa menginterpretasikan. Lapisan II adalah nilai-nilai , atau berbagai hal yang penting bagi orang lain. Dalam lapisan III adalah asumsi dasar yang menceritakan pada individu bagaimana cara memandu perilaku mereka. Termasuk dalam lapisan ini menceritakan kepada individu bagaimana untuk merasakan , berfikir tentang, dan merasakan tentang pekerjaan, capaian tujuan, hubungan manusia, dan capaian para rekan kerja. 3. Budaya Organisasi dan Sistem Nilai Kemsyarakatan. Organisasi bisa beroperasi efisien ketika membagi bersama nilai-nilai yang ada. Nilai-nilai adalah sadar, hasrat afektif atau keinginan orang yang memandu perilaku mereka. Nilai-nilai adalah suatu gagasan masyarakat tentang apa yang benar atau salah. Nilai berlaku dari semua generasi ke yang berikutnya dan dikomunikasikan melalui sistem pendidikan, agama, kekeluarga-keluarga, masyarakat, dan organisasi. |2 4. Budaya Organisasi dan Efeknya. Sejak budaya organisasi melibatkan harapan bersama, nilai-nilai dan sikap itu menggunakan pengaruh individu , kelompok, dan proses organisasi. 5. Menciptakan Budaya Organisasi. Budaya yang secepatnya meningkatkan dalam organisasi tertentu adalah akibat adanya tekanan dari luar yang kompleks, potensi internal, menjawab peristiwa kritis, dan mungkin bagi beberapa tingkat yang tak dikenal, faktor kesempatan yang tidak bisa diramalkan dari suatu pengetahuan baik lingkungan maupun anggota. 6. Pengaruh Perubahan Budaya. Kesukaran dalam menciptakansuatu budaya yang dibuat lebih kompleks lagi ketika mencoba untuk menyempurnakan suatu perubahan budaya. Tema yang tampak dalam perubahan adalah: a. Budaya menjadi sangat terabaikan dan menyembunyikan bahwa mereka tidak bisa cukup di diagnosa, mengatur atau mengubah. b. Karena itu pengambilan teknik sulit, keterampilan jarang, dan waktu yang pantas perlu dipertimbangkan untuk memahami suatu budaya dan kemudian diperlukan tambahan waktu untuk mengubah itu. c. Budaya dapat mendukung orang-orang pada seluruh period kesukaran untuk menghindari ketertarikan B. Sosialisasi dan Budaya. 1. Definisi Sosialisasi. Sosialisasi adalah proses dimana organisasi membawa karyawan baru kedalam budaya. Dalam kaitannya dengan budaya , ada suatu pengiriman berharga , asumsi dan sikap dari yang lebih tua kepada karyawan yang lebih baru. Proses sosialisasi akan berjalan terus sepanjang karier individu. 2. Langkah-langkah Sosialisasi. Langkah-lankah sosialisasi biasanya waktunya bersamaan dengan langkah-langkah suatu karier, ada berbagai langkah sosiolisasi diantaranya yaitu: a. Sosialisasi Antisipasi. Melibatkan semua aktivitas individu agar melakukan sebelum memasuki organisasi atau untuk mengambil suatu pekerjaan berbeda didalam organisasi yang sama. Tujuan yang utama dari aktivitas ini adalah untuk memperoleh informasi tentang organisasi yang baru dan/atau pekerjaan baru. |3 b. Akomodasi c. Peran manajemen Masing-masing langkah melibatkan keaktifan jenis yang spesifik, jika dikerjakan dengan baik, akan meningkatkan kesempatan individu dalam memiliki suatu karier yang efektif. 3. Karakteristik Sosialisasi Efektif. Langkah pemondokan untuk suatu calon manajemen yang ollege-trained adalah berbeda dari seseorang di dalam jabatan yang dibayar yang paling rendah di organisasi tersebut. Variasi ini mencerminkan ketiadaan perhatian dengan manajemen bagi suatu proses penting atau keunikan proses ketika dihubungkan dengan individu dan organisasi. 4. Sosialisasi Mengantisipasi Efektivitas. Aktivitas utama organisasi sepanjang langkah yang pertama sosialisasi adalah program penempatan pemilihan dan perekrutan, maka dalam organisasi akan mengalami atau merasa sama dan sebangun dan kenyataannya. Pada gilirannya harapan tentang pekerjaan akan sama dan sebangun serta realistis. 5. Pemondokan Efektif Sosialisasi. Pemondokan efektifitas sosialisasi meliputi lima aktivitas: 1. Perancangan program orientasi 2. Penstruturan program pelatihan 3. Menyediakan informasi evaluasi prestasi 4. Menugaskan menantang pekerjaan 5. Menugaskan pimpinan yang menuntun. 6. Manajemen Peran dalam Sosialisasi yang Efektif. Manajemen peran ini tidak menjamin karyawan itu dapat memecahkan atau mengatasi konflik sendiri, tidak boleh dihindarkan peran imam yang kuaat serta usaha yang sungguh-sungguh dan ikhlas serta tulus merupakan kunci utama dalam meraih sukses dan disini diperlukan dukungan dan dorongan manajemen peran sehingga dapat berjalan secara efektif. 7. Sosialisasi dan Penasihat. Penasihat adalah mendidik dan memandu junior, peserta didik atau putranya. Dalam organisasi, pekerjaan seorang penasihat dapat menyediakan kerangka kerja, persahabatan, |4 sponsor dan peran yang memperagakan kepada seseorang yang lebih muda. Sebagaai penasihat berfungsi sebagai sponsor, memperpendek jarak penglihatan dan ekpose, mempberi pelatihan dalam produksi, dan tugas menantang , sedangkan dalam psychosocial funsi adalah memberi peran dalam memperagakan konfirmasi dan penerimaan, menasihati, dan friendship. Penasihat dapat berperan untuk mengingatkan dan motivasi karyawan dan keterpaduan organisasi. 8. Kekuatan Pekerja Berbeda. Keanekaragaman adalah sesuatu yang luas dan perbedaan budaya yang mendasari spectrum perbedaan manusia. Enam dimensi inti keanekaragaman seperti: a. Zaman b. Etnicas c. Jenis kelamin d. Atribut fisik e. Ras f. Offectional Tujuan yang penting dalam suatu masyarakat adalah mengubah untuk memahami bahwa semua individu adalah berbeda dan untuk menghargai perbedaan. 9. Kemampuan Manajemen untuk Berperan Besar pada Keanekaragaman. Tantangan manajerial adalah untuk mengidentifikasi jalan untuk mengintergrasikan terus meningkat jumlah dan campuran orang-orang dari budaya nasional berbeda ke dalam tempat kerja. Beberapa isu nyata untuk para manajer tentang kekuatan pekerja secara etnis berbeda untuk mempertimbangkan dalam: a. Mengatasi karyawan dalam ketidak ramahan dalam berbicara b. Pelatiahan yang ditingkatkan untuk pekerjaan jasa yang memerlukan keterampilan lisan c. Budaya(rasional) pelatihan kesadaran untuk kekuatan pekerja yang sekarang d. Pelajaran harga menghargai antarkelompok kesukaan yang berbeda e. Mengembangkan program pengembangan karier yang cocok sesuai dengan keterampilan , kebutuhan, dan nilai-nilai kelompok yang kesukuan |5 f. Yang bersifat penghargaaan para manajer untuk secara efektif merekrut, mengunakan dan mengintergrasikan suatu kekuatan pekerja berbeda g. Tidak memusatkaan hanya pada keanekaragaman kesukuan, tetapi juga belajar lebih banyak tentang zaman, jenis kelamin, dan para pekerja dengan keanekaragaman cacat. 10. Sosialisasi Sebagai Suatu Strategi Pengintegrasian. Sosialisasi adalah suaatu proses yang kuat dan penting untuk memancarkan budaya. Isi organisasi dari strategi sosialisasi adalah kebijakan dan praktik yang tampak di banyak orang tempat sepanjang teks ini. Pengintergrasian organisasi dicapai terutama semata dengan membariskan dan megintergrasikan tujuan individu dengan sasaran hasil organisasi. Proses sosialisasi mencapai organisasi pada hakikatnya melepaskan individual sebelumnya memegang tujuan dan orang-orang baru menciptakan yang dating semakin dekat bagi yang dihargai oleh organisasi DAFTAR PUSTAKA. (Rivai, Veithzal, dan Deddy Mulyadi. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, edisi Ketiga.PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta. ) |6