Siswanto, Ir. MT. dkk. Diperbaruhi dari : R Rizal Isnanto, 2009. Buku Ajar Etika Profesi, Progdi Sistem Komputer Undip. Orang yang mempunyai IQ Tinggi tapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ nya rata-rata tapi EQ nya tinggi, artinya bahwa penggunaan EQ atau olah rasa justru menjadi hal yang sangat penting Adalah Sebagian kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi serah dengan tujuan, berfikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif. 1. 2. 3. Kecerdasan (Intelligen) mencakup 3 hal : Kemampuan untuk menyelasaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya seorang Individu To judge well (dapat menilai). To comprehend well (memahami secara keseluruhan). To Reason well (memberi alasan dengan baik) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan. Serasi tujuan dan ekonomis (efisien). Masalah mengandung tingkat kesulitan. Keterangan pemecahannya dapat diterima. Sering menggunakan abstraksi. Bercirikan kecepatan. Memerlukan pemusatan perhatian. 1. 2. 3. 4. 5. Pembawaan ; Kapasitas/ batas kesanggupan. Kematangan; telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya, erat kaitan dengan umur. Pembentukan ; pengaruh dari luar. Minat Kebabasan ; terutama dalam memecahkan masalah. IQ (Intellegence Qoutient) EQ (Emotional Qoutient) AQ (Adversity Qoutient) SQ (Spiritual Qoutient) CQ (Creativity Qoutient) Intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993) Very Superior Superior Brght normal Average Dull normal Borderline Mental Defective : : : : : : : 130 – 120 – 129 110 – 119 90 – 109 80 – 89 70 – 79 69 and bellow Frustasi dan kegagalan dalam bekerja dapat berkurang jika pelaku profesi mencari informasi dangan berbagai cara/strategi bekerja, dengan berbagai alternative, banyak pikiran untuk keberhasilan dalam berkarya. Situasi yang kondusif untuk bekerja bisa diciptakan melalui pemberian motivasi atau menumbuhkan motivasi diri sendiri dengan konsep bekerja yang berfokus pada kelebihankelebihan yang dimiliki setiap individu. Emosi adalah letupan perasaan seseorang Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLDMAN). Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER) Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosisl dan adaptasi sosial (SEAGEL). 1. 2. 3. 4. 5. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri). Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri). Kemampuan memotivasi diri. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati). Menghargai emosi negative orang lain. Sabar menghadapi emosi negative orang lain. Sadar dan menghargai emosi diri sendiri. Emosi negative untuk membina hubungan. Peka terhadap emosi orang lain. Saat emosional adalah saat mendengarkan. Berempati Mangungkapkan dan memahami perasaan. Mengendalikan amarah. Kemandirian. Kemampuan menyesuaikan diri. Disukai Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi. Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosiemosi sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat diluar inti batin seseorang juga batas-batas keluarga. 90 % prestasi kerja ditentukan oleh EQ. Pengetahuan dan teknis hanya berkontribusi 4 % 1. 2. Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman yang memungkinkan anda merasakan perbedaan besar dalam bagaimana kita mengendalikan emosi. Mengekspresikan kanyataan bahwa tidak seorangpun memiliki perasaan yang sama tentang persoalan yang serupa. 3.Mengekang emosi adalah tindakan yang tidak sehat yang dapat mengarahkan kita kepada hal-hal yang negative. 4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah. 5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri. 6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri. 7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi yang kita miliki. 8. Mengetahui pentingnya kasih sayang, perhatian,dan berbagi bersama. Meningkatkan kecerdasan dengan “masuk kedalam hati dan keluar dari fikiran”. Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang ilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Agus N. Germanto, 2001) Pencarian manusia akan makna hidup merupakan motivasi utamanya dalam hidup. Kearifan spiritual adalah sikap hidup arif dan bijak secara spiritual, yang cenderung lebih bermakna dan bijak, bisa menyikapi segala sesuatu secara lebih jernih dan benar sesuai hati nurani kita, kecerdasan spiritual “SQ”. 1. 2. 3. 4. 5. Memiliki prinsip dan visi yang kuat. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan. MAmpu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan. Prinsip adalah suatu kebenaran yang hakiki dan fundamental berlaku secara universal bagi seluruh umat. Prinsip merupakan pedoman berprilaku, yang berupa nilai-nilai yang permanen dan mendasar. Prinsip kebenaran. Prinsip Keadilan. Prinsip Kebaikan. Visi adalah cara pandang bagaimana memandang sesuatu dengan visi yang benar. “NO RELIGION WITHOUT MORAL, NO MORAL WITHOUT LAW” Oleh karena itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi haruslah yang beraga dalam arti beriman dan bertakwa, bermoral dalam arti taat pada hukum. Adalah potensi seseorng untuk memunculkan sesuatu yang penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya. 1. 2. 3. 4. 5. Kelancaran : Kemampuan memproduksi banyak ide. Keluwesan : Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan jalam pemecahan masalah. Keaslian : Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinil sebagai hasil pemikiran sendiri. Penguraian : Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci. Perumusan Kembali : Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbada dengan yang sudah lazim. 1. 2. Kepasihan (kemampuan menghasilkan sejumlah gagasn dan ide prmecahan masalah dengan lancar). Keluwesan (Kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah ) Kebiasaan, waktu, dibanjiri masalah, tidak ada masalah, takut gagal, kebutuhan akan sebuah jawaban sekarang, kegiatan mental yang sulit diarahkan, tahut bersenang-senang, kritik orang lain. 1. 2. 3. 4. Kuantitas gagasan. Teknik brainstorming. Sinektik. Memfokuskan tujuan. SDM sebagai pelaksana suatu profesi dengan tingkat kecerdasan kreativitas (CQ) yang tinggi, adalah mereka yang kreatif, mampu mencari dan menciptakan terobosanterobosan dalam membatasi berbagai kendala atau permasalahan yang muncul dalam lembaga profesi yang mereka geluti. Adalah kemampuan/ kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. AQ tingkat “Quitters” (orang-orang yang berhenti). AQ tingkat “ Campers” (Orang yang berkemah) AQ tingkat “Climbers” (Orang yang mendaki) AQ rendah (0 – 50) AQ sedang (95 – 134) AQ tinggi (166 – 200) Merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk menelaan tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/ karier. “S” Strenght (kekuatan) adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri yang mendukung cita-cita/karier. “W” Weakness (Kelemahan) adalah seluruh kekurangan yang ada pada diri sendiri dan kurang mendukung citacita/karier. “O” Opportunity (peluang) adalah segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan cita-cita/karier. “T” Traits (Ancaman) adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan rencana cita-cita/karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan. Keputusan Spiritual Masalah timbul Kebebasan memilih Keputusan Emosional Keputusan Persepsi Sumber : Ari Ginanjar, ESQ Power 2003