BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi saat ini, kian berkembang sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi secara cepat dan mengikuti perkembangan. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat saat ini, dimanfaatkan oleh berbagai media massa dalam perannya menyampaikan informasi, edukasi, opini, dan ilmu pengetahuan kepada para pembacanya. Dalam mencukupi kebutuhan khalayak tersebut, media massa umumnya selalu aktif dalam memproduksi informasi yang cepat. Kemunculan stasiun-stasiun televisi baik lokal maupun nasional membuktikan bahwa stasiun televisi saat ini berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hiburan dan informasi. Berbagai program acara dikemas semenarik mungkin dengan memperhatikan unsur informasi, pengetahuan umum, pendidikan, dan hiburan. Dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai media massa, stasiun televisi menayangkan program berita yang menjadi pilihan masyarakat saat mencari informasi. Mitchel V. Charnley menyebutkan “berita adalah laporan yang tepat waktu 1 mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau keduaduanya bagi masyarakat luas.” (Muda, 2005:22). Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Bentuk komunikasi inilah yang dilakukan oleh berbagai media massa. Kompetisi antarmedia sangat ketat. Kendati mayoritas stasiun televisi menayangkan program hiburan, tetapi masyarakat juga membutuhkan informasi. Seperti pasca kerusuhan Mei 1998 yang berujung pada kejatuhan Soeharto, televisi semakin menjadi pilihan untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa terkini. Pemirsa ingin menjadi saksi sejarah yang dibuat pada hari itu, bukan yang tertunda satu malam untuk diketahui (Effendy, 2012:353). Dalam waktu yang singkat, seperti pada negara-negara demokrasi lainnya, pemberitaan televisi menjadi sumber utama masyarakat untuk berbagi informasi, jauh meninggalkan berbagai jenis media lainnya. Liputan-liputan langsung dari lapangan membuka mata pemirsa terhadap realitas sesungguhnya. Wawancara langsung dengan berbagai narasumber yang berbeda posisi di tempat peristiwa berlangsung membuka wawasan tentang berbagai sudut pandang tentang berbagai isu. Talk show dan perdebatan di televisi tentang isu-isu yang sedang hangat disertai dengan call-in dari pemirsa, menjadikan pemirsa seperti terlibat dalam perdebatan. Banyak lagi inovasi baru yang kreatif yang menyebabkan jurnalisme televisi menjadi 2 sumber informasi yang paling berpengaruh terhadap masyarakat (Jauhari, 2012:1314). Maka dari itu, peneliti memilih program informasi talk show sebagai objek penelitian ini. Menurut Lusia (2006:83), “talk show merupakan program hiburan di televisi yang memiliki tiga komponen dasar, yakni studio televisi, host (pemandu acara), dan wawancara”. Program acara talk show yang dipilih oleh peneliti adalah “Indonesia Lawyers Club” yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta, tvOne. tvOne secara progresif memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas untuk berpikir maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar melalui program informasi, olahraga dan hiburan (information, sports & entertainment). tvOne akan menyajikan program yang mengandalkan informations, sports dan selected entertainment. Keseriusan tvOne dalam menerapkan strategi tersebut dibuktikan dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program. tvOne akan serius dalam mengembangkan program acara yang berbeda dengan program stasiun televisi lain, dengan menayangkan Entertainment. Pilihan yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan berpikiran selalu positif, tanpa unsur membodohi. Pada awal tahun 2008 tvOne memiliki 26 stasiun pemancar dan pada akhir tahun 2008 akan menjadi 37 stasiun pemancar di berbagai daerah dengan jumlah potensi pemirsa 162 juta pemirsa. (http://video.tvonenews.tv/arsip/view/60/2008/03/06/tvone_company_profile.tvOne ,diakses pukul 00.25 WIB, 3 Maret 2013) 3 Program unggulan tvOne saat ini adalah “Indonesia Lawyers Club”, sebuah program talk show yang dikemas secara interaktif dan apik untuk memberikan pembelajaran hukum bagi para pemirsanya. Program acara “Indonesia Lawyers Club” dipandu oleh Karni Ilyas dan ditayangkan setiap Selasa pukul 19.30 selama dua jam. Dalam acara itu sering dibahas masalah-masalah terkini yang terjadi di dalam negeri; sosial, politik, hukum, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Acara yang apabila menurut namanya acaranya para lawyer itu tidak khusus untuk mereka, namun banyak pula pihak yang tertarik. Program ini memiliki salah satu kekuatan utama yang terletak pada pembawa acaranya, Karni Ilyas yang telah berkelut di dunia jurnalis selama 40 tahun dan memiliki latar belakang sebagai sarjana hukum. Acara ini juga didukung oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan permasalahan yang dibahas. Dari orang yang sedang menghadapi kasus-kasus terkait, pengacaranya, tokohnya hingga pihak pemerintah. Tentu kehadiran mereka akan menjadikan pembahasannya lebih lengkap dan komprehensif. Salah satu target dari program acara ini adalah kaum mahasiswa. Pada acara live “Indonesia Lawyers Club” beberapa mahasiswa dari sebuah universitas atau sekolah tinggi akan dipersilahkan untuk mengemukakan pendapatnya secara langsung mengenai kasus terkait. Ada pula salah satu episode “Indonesia Lawyers Club” yang mengusung sebuah tema dengan seluruh penontonnya adalah mahasiswa. Secara singkat mahasiswa dapat dikatakan sebagai seorang pelajar yang memiliki karakter intelektual dan tingkat kematangan yang lebih. Peneliti melihat 4 mahasiswa jurnalistik merupakan peserta didik yang diharapkan dapat menghasilkan tulisan, pendapat, dan pengetahuan yang luas serta berkualitas. Baik dalam permasalahan hukum, politik, ekonomi, maupun sosial. Menurut Naipospos dalam artikelnya “Mahasiswa Indonesia dalam Panggung Politik” pada Prisma No.7 tahun 1996, secara sosiologis, masyarakat paska kolonial berkeinginan mengejar ketinggalan dan mempercepat laju pembangunan. Melalui pendidikan tinggilah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berguna bagi pembangunan bisa dikembangkan. Menjelang Pemilu 1955, partaipartai yang bersaing mencari pendukung melihat mahasiswa sebagai asset potensial. Dari kalimat-kalimat tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan agen pembangunan dan asset yang potensial. Dalam sebuah jurnal komunikasi, June Rhee dan Joseph Cappella tertarik untuk memaparkan mengapa ada sebagian penonton yang banyak mendapat pembelajaran setelah menonton berita dan sebagian lainnya tidak. Para ahli yang bekerja di ranah politik ini mengembangkan konsep kecanggihan politik (political sophistication). Tingkat dari kecanggihan politik adalah fungsi pengetahuan dan ideologi politik. Seseorang yang berpengetahuan sempit dan tidak berkembang dengan baik dalam ideologi politik, berada pada tingkat kecanggihan politik yang rendah. Sebaliknya, seseorang yang memiliki pengetahuan yang sangat luas, dan memiliki pandangan politik yang pasti, berada pada tingkat kecanggihan politik yang tinggi. Rhee dan Cappella menemukan bahwa penonton yang berpengalaman dalam 5 pengetahuan politik, memiliki kualitas pendapat dan tulisan yang baik terhadap suatu permasalahan (Sparks, 2012:211). Peranan mahasiswa harus dimulai dengan pengetahuan dan pemahaman yang memadai terhadap hukum dan politik yang bisa didapatkan dari berbagai sumber, salah satunya tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne. Untuk prospeknya ke depan, mahasiswa jurnalistik secara jelas perlu untuk memiliki pemahaman dan pengetahuan yang luas agar dapat menghasilkan tulisan yang berkualitas. Seperti dikatakan Karni Ilyas: Kalau ada yang mengecewakan saya dengan dunia kewartawanan saat ini adalah wartawan yang tidak mau mencari tahu dan berusaha mengerti tentang yang diberitakannya. Masyarakat menjadi tersesat dalam memahami banyak hal karena wartawan tidak mengerti duduk perkara. Menurut Karni, fungsi pers untuk mencerahkan masyarakat tidak akan terpenuhi selama wartawan sebagai ujung tombak pencerahan membiarkan diri mereka menjadi pemalas dan jauh dari sikap kritis. (Effendy, 2012:354) Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teori S-O-R (Stimulus Organisme Response), teori pengetahuan dan teori sikap sebagai landasan teori. Penelitian ini merupakan penelitian efek proses komunikasi yang diawali dengan tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne sebagai stimulus. Peneliti ingin mengetahui apakah tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne dapat menghasilkan respon tertentu dari audiensnya. Penelitian ini sendiri berhubungan dengan teori S-OR dimana menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus 6 terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003;254). Hasil dari penelitian ini akan didasarkan pada dua komponen sikap yaitu kognitif dan afektif, karena menurut Rosenberg (1960), komponen afektif dan komponen kognitif sikap saling konsisten satu sama lain. Sedangkan menurut Festinger (1964), behavior (perilaku atau konatif) baru dapat terjadi jika ada pengaruh dari sikap (Azwar, 1995:52). Keadaan ini menunjukkan konatif tidak termasuk dalam komponen sikap, karena tidak adanya konsistensi antara sikap dan perilaku (behavior). 1.2 Perumusan Masalah Sehubungan dengan penjelasan topik pada bagian latar belakang, maka masalah penelitian yang ingin diangkat oleh peneliti adalah: 1) Adakah pengaruh tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa mengenai hukum dan politik Indonesia? 2) Seberapa besar pengaruh tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa mengenai hukum dan politik Indonesia? 7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan dan rumusan masalah di atas , yujuan penelitian yang ingin diketahui oleh peneliti adalah: 1) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa mengenai hukum dan politik Indonesia. 2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa mengenai hukum dan politik Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya di bidang Jurnalistik. Di antaranya adalah studi terhadap efek media, penggunaan teori S-O-R sebagai teori utama, serta teori pengetahuan dan sikap, khususnya pada tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne mengenai hukum dan politik Indonesia. 1.4.2 Kegunaan praktis. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis terhadap objek penelitian dan di tempat peneliti melakukan penelitian. Dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai terpaan tayangan, khususnya 8 pada tayangan “Indonesia Lawyers Club” di tvOne mengenai hukum dan politik Indonesia. 9