PENGARUH TAYANGAN INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE TERHADAP KESADARAN HUKUM MAHASISWA Christopher Halim Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari tayangan “Indonesia Lawyers Club” di TV One terhadap kesadaran hukum mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication. Penelitian juga bertujuan mengetahui besar dari pengaruh tersebut. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode korelasional dengan pedoman teori Pearson Product Moment. Pendekatan penelitian bersifat kuantitatif. Penelitian melakukan studi literatur, pembagian kuesioner, dan observasi. HASIL YANG DICAPAI Penelitian dilakukan pada 95 responden dari populasi 1800 mahasiswa. Penelitian valid dan reliabel. Hasil uji korelasi, determinasi, dan hipotesis menyatakan adanya hubungan positif antara tayangan dan kesadaran hukum mahasiswa. SIMPULAN Terdapat pengaruh dari tayangan terhadap kesadaran hukum mahasiswa sebesar 0,541, yaitu intensitas sedang sesuai pedoman korelasi Pearson. Besar pengaruh tayangan adalah sebesar 29,3%, dimana sisanya tidak berada dalam cakupan penelitian. Kata Kunci: Indonesia Lawyers Club, kesadaran, hukum, mahasiswa 1. Latar Belakang Salah satu bentuk komunikasi massa yang tentunya sudah sangat dikenal di Indonesia adalah televisi. Televisi merupakan media komunikasi yang sifatnya audio visual, yaitu dapat menghadirkan gambar dan suara sekaligus, dan bahkan dapat pula menyajikan video, yaitu gambar bergerak. Menurut Fred Wibowo, televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil (Wibowo, 2009). Dengan kekuatan televisi sebagai salah satu media massa yang paling sering diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, muncul pula persaingan dari berbagai stasiun televisi untuk menyajikan berbagai program yang variatif dan menarik untuk diikuti oleh penontonnya. Sebagai sebuah program talk show, program “Indonesia Lawyers Club” merupakan salah satu program unggulan TV One yang mengedepankan pembahasan masalah-masalah hukum dan politik. Kebanyakan episode program ini membahas gunjang-ganjing dunia politik Indonesia, seperti isu korupsi dan permasalahan partai politik dan pemerintah, walaupun juga kadang membahas isu yang lebih umum seperti olahraga dan human interest. Fokus progam ini menarik, karena pada dasarnya program ini berkaitan erat dengan tingkat kesadaran hukum dan politik yang ada di Indonesia. Menurut Soerjono Soekanto, kesadaran hukum adalah sumber satusatunya dari hukum dan kekuatan yang mengikatnya, atau keyakinan hukum. Sehubungan dengan konten program “Indonesia Lawyers Club” yang berfokus pada pendekatan hukum untuk membahas sebuah isu, peneliti melihat bahwa program ini bersifat umum, dan salah satu targetnya adalah kaum mahasiswa. Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Di satu sisi, mahasiswa merupakan peserta didik, dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat, pengusaha, dan berbagai profesi lainnya. Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut untuk berperan dalam melakukan kontrol sosial terhadap penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat (Risbiyantoro, 2005). Tentunya, peranan mahasiswa ini harus dimulai dengan sebuah kesadaran terlebih dahulu, yaitu pengetahuan dan pemahaman yang memadai terhadap hukum yang bisa didapatkan dari berbagai sumber, termasuk di antaranya program-program yang ditayangkan oleh televisi. Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan bagaimana pengaruh dari tayangan “Indonesia Lawyers Club” di TV One terhadap kesadaran hukum mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication. 2. Garis Besar Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa tahapan dalam usaha mencari tahu pengaruh dari tayangan “Indonesia Lawyers Club” di TV One terhadap kesadaran hukum mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication. Pertama, peneliti akan memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Kedua, peneliti akan menjelaskan metode penelitian yang dipilih serta sampel yang digunakan. Ketiga, peneliti akan membahas hasil dari penelitian. 2.1. Landasan Teori Teori yang dipakai dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu teori umum dan teori khusus. Berikut adalah teori-teori yang dipakai: 1. Teori Umum a. Teori Komunikasi b. Teori Komunikasi Massa c. Teori Televisi 2. Teori Khusus a. Teori Kognitif Sosial b. Teori Kognitif Sosial dan Media Komunikasi c. Teori Program Talk Show d. Teori Kesadaran Hukum Ketiga teori umum digunakan untuk membahas hubungan penelitian dengan bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan, yaitu komunikasi. Teori khusus digunakan untuk membahas penelitian secara lebih spesifik, serta menentukan konstruk penelitian yang digunakan. 2.2. Metode Penelitian Dalam penelitian kali ini, yang pertama kali harus ditentukan adalah populasi, kemudian penarikan sampel dari populasi. Populasi yang dipilih adalah mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011. Pemilihan populasi ini didasari oleh faktor pendidikan yang sifatnya relevan dengan topik dari penelitian, serta pertimbangan bahwa topik penelitian memiliki tingkat signifikansi yang penting bagi mahasiswa sebagai pelaku hukum. Angkatan Jumlah Mahasiswa 2008 380 2009 370 2010 465 2011 585 TOTAL 1800 Penarikan Sampel Sampel Akhir 380 x 95 20 1800 370 x 95 20 1800 380 x 95 24 1800 380 x 95 31 1800 - 95 Pendekatan penelitian bersifat kuantitatif, dengan metode korelasional. Karena itu, dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua cara utama dalam mengumpulkan data. 1. Studi kepustakaan atau literatur, yaitu menggunakan referensi dan sumber-sumber bacaan yang sifatnya relevan dengan topik penelitian. Sumber referensi dapat berasal dari buku, jurnal ilmiah, mauppun internet. 2. Kuesioner atau angket, yaitu sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, dalam penelitian ini adalah sampel yang telah ditentukan. Bentuk pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup, sehingga responden tinggal memilih saja dari beberapa pilihan jawaban yang sudah diberikan, sehingga lebih mudah untuk dijawab dan juga untuk dianalisa. Skala yang akan digunakan adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial tertentu (Sugiyono, 2009: 132). Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini, skala Likert yang digunakan terdiri atas lima poin, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Netral/Ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Uji yang akan dilakukan pada penelitian untuk menentukan adanya dan besar pengaruh tayangan terhadap kesadaran hukum mahasiswa ada tiga, yaitu uji hipotesis (t), uji korelasi, dan uji determinasi. 2.3. Hasil Penelitian Pada dasarnya, komunikasi yang efektif akan mempengaruhi audiens. Dalam penelitian kali ini, ada dua hal yang dilakukan oleh peneliti. Pertama, peneliti menganalisa tayangan “Indonesia Lawyers Club” di mata penontonnya melalui teori kognitif sosial dengan lima dimensi, yaitu inhibitory effect, disinhibtory effect, vicarious reinforcement, identifikasi diri, dan social efficacy. Selanjutnya, peneliti kemudian menganalisa efek tayangan pada penontonnya melalui teori kesadaran hukum yang diajukan oleh Soekanto dengan tiga dimensi, yaitu pengetahuan hukum, pemahaman hukum, dan sikap hukum. Setelah kedua hal ini dianalisa, peneliti mencari hubungan antara kedua variabel ini, dengan variabel bebas analisa tayangan “Indonesia Lawyers Club” menggunakan teori kognitif sosial dan variabel terikat analisa kesadaran hukum penontonnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, terdapat beberapa key points yang perlu diperhatikan: 1. Hasil uji reliabilitas pada kedelapan dimensi dalam kedua variabel instrumen kuesioner sudah dapat digolongkan reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,6. Ini berarti instrumen kuesioner dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data secara reliabel. 2. Hasil uji validitas pada kedua variabel dalam instrumen kuesioner sudah dapat digolongkan valid dengan nilai Corrected Item-Total Correlation di atas 0,202. Ini berarti instrumen kuesioner dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data secara valid. 3. Hasil uji (t), dengan t hitung signifikasi 0,000 < α (0,05) dan dengan nilai t-hitung sebesar 6,203 yang lebih besar daripada nilai t-tabel sebesar 1,661 menandakan bahwa terdapat pengaruh dari tayangan “Indonesia Lawyers Club” terhadap kesadaran hukum mahasiswa. 4. Terdapat korelasi antara variabel bebas tayangan “Indonesia Lawyers Club” dengan variabel terikat kesadaran hukum mahasiswa aktif Binus University jurusan Marketing Communication sebesar 0,541. Ini berarti, merujuk pada tabel tingkat intensitas hubungan menurut teori korelasi Pearson Product Moment, hubungan ini berada pada interval 0,40-0,5999 yaitu tingkat hubungan sedang. 5. Terdapat korelasi yang bersifat positif antara variabel bebas bebas tayangan “Indonesia Lawyers Club” dengan variabel terikat kesadaran hukum mahasiswa aktif Binus University jurusan Marketing Communication. Ini berarti jika nilai variabel bebas naik, maka nilai variabel terikat juga akan naik, atau bisa disebut juga hubungan berbanding lurus. 6. Variabel bebas tayangan “Indonesia Lawyers Club”, dianalisa menggunakan teori kognitif sosial, memiliki peranan sebesar 29,3% terhadap variabel terikat kesadaran hukum mahasiswa aktif Binus University jurusan Marketing Communication. Ini berarti 70,7% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar tayangan variabel bebas. 3. Simpulan Berikut adalah simpulan dari permasalahan yang telah diajukan peneliti. 1. Yang dimaksud dengan tayangan “Indonesia Lawyers Club” adalah tayangan dengan bentuk talk show yang ditayangkan di TV One setiap hari Selasa, pukul 19:30-22:30 WIB. Tayangan ini dipandu oleh Karni Ilyas, dan membahas topik-topik yang berkaitan erat dengan isu politik dan hukum yang ada di Indonesia. Narasumber yang dihadirkan adalah tokoh politik, praktisi hukum, atau pengamat. Audiens yang ada di studio adalah gabungan dari anggota Jakarta Lawyers Club dan masyarakat awam. 2. Yang dimaksud dengan kesadaran hukum adalah kondisi dimana adanya pengetahuan dan pengertian mengenai himpunan peraturan dan perintah yang dibuat oleh Negara dengan tujuan mengatur kehidupan bermasyarakat dimana perintah tersebut bersifat memaksa dan memiliki sanksi hukuman jika dilanggar. Menurut Soekanto, kesadaran hukum adalah sumber satu-satunya dari hukum dan kekuatan yang mengikatnya. Selain itu, indikator kesadaran hukum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pengetahuan hukum, pemahaman hukum, dan sikap hukum. 3. Terdapat pengaruh dari tayangan “Indonesia Lawyers Club” terhadap kesadaran hukum mahasiswa aktif Binus University jurusan Marketing Communication dengan nilai 0,541 atau intensitas sedang sesuai dengan teori Pearson. Hubungan ini juga bersifat positif dan berbanding lurus, sehingga jika satu faktor meningkat secara nilai, maka faktor yang satu lagi akan mengikuti. 4. Besar pengaruh dari tayangan “Indonesia Lawyers Club” terhadap kesadaran hukum mahasiswa aktif Binus University jurusan Marketing Communication adalah sebesar 29,3%. Ini berarti 70,7% kesadaran hukum mahasiswa dalam penelitian tidak dipengaruhi oleh tayangan “Indonesia Lawyers Club” karena terdapat di luar cakupan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. [2] Soekanto, Soerjono. (1982). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Press. [3] Soekanto, Soerjono. (1994). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. [4] Wibowo, Fred. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: PINUS BOOK PUBLISHER.