Ecodemica, Vol. No. April 2016 - E

advertisement
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 1 April 2017
Brand Personality Malboro
Veny Purba
Universitas BSI, [email protected]
ABSTRAK
Komunikasi adalah salah satu kegiatan manusia yang tak pernah berhenti. Setiap saat
manusia sebagai mahluk sosial selalu berkomunikasi dengan yang lainnya baik itu secara
verbal maupun non-verbal, secara tatap muka maupun melalui medium. Disadari maupun
tidak, iklan telah menjadi salah satu proses komunikasi antara pengiklan dengan khalayak
sasarannya melalui media tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji
bagaimana visualisasi iklan dalam media cetak membangun kepribadian merek dari
produk tersebut. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa visualisasi yang
ditampilkan oleh pengiklan mampu megkonstruksi penerimaan khalayak sasaran terhadap
maksud dan tujuan iklan tersebut, karena visualisasi dalam iklan mewakili ideologiideologi dari perusahaan pengiklan maupun biro periklanan melalui produknya.
Kata Kunci: Periklanan, Kepribadian merek, Komunikasi, Semiotika, Visualisasi
ABSTRACT
Communication is one human activity that never stops. Every moment humans as social
creatures communicate with each other, verbally or non-verbally in face to face
communication or through a medium. One of them is commercial, a communication
between an advertising agent and its target market through the media. The purpose of
this research is to know how the visualization of an ad in print media can establish the
brand personality of the product itself, The research shows that visualization in a
commercial establishes the perception of the target market about the meaning and
purpose of the advertising itself because visualization in a commercial represents the
idea of the company or advertising agent itself.
Keywords: Advertising, Brand personality, Communication, Semiotics, Visualization.
PENDAHULUAN
Pemulihan
ekonomi
di
Indonesia
memberikan peluang bisnis yang baik bagi
produsen. Berbagai macam produk
terlempar kepasar, entah lama ataupun
baru, saling bersaing untuk mendapatkan
tempat di hati konsumen. Kompetisi antar
brand tersebut semakin ketat. Setiap brand
mempunyai
strategi
khusus
untuk
memenangkan persaingan pasar, salah
satunya
adalah
penempatan
brand
personality yang tepat.
Dalam ilmu komunikasi sendiri diajarkan
untuk mengetahui keinginan, kebutuhan
pribadi seseorang maka perlu dipelajari
karakteristik orang itu seperti apa. Manusia
adalah mahluk individu yang mempunyai
kepribadian yang unik dan berbeda satu
sama lainnya sehingga memiliki ciri
khasnya
masing-masing.
Dalam
kepribadian yang berbeda-beda itulah perlu
pula
diciptakan
bermacam-macam
karakteristik yang mampu mewakili
kepribadian suatu brand dalam meraih
khalayaknya.
Upaya menanamkan kepribadian brand
pada khalyak sasaran, salah satu caranya
adalah melalui tampilan iklan produk
tersebut. Ide kreatif pada tampilan iklan
diantaranya
memanfaatkan
kekuatan
tampilan gambar, kata-kata dan bahasa
sebagai daya tarik iklannya. Selain
memperhatikan tampilan visual dan katakatanya, salah satu peran yang menunjang
juga adalah peran dari huruf yang
membangun kata-kata tersebut menjadi
suatu kalimat penuh makna, namun kadang
peran huruf sendiri terlupakan, padahal
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
59
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 1 April 2017
keberadaan suatu huruf sangat berpengaruh
pada hasil akhir sebuah kalimat.
Iklan-iklan di media cetak memiliki
kemampuan untuk menarik perhatian
khalayak pada simbol atau ide-ide tertentu
dengan jangka waktu yang lebih lama.
Iklan dalam wacana publik dapat
memperkuat struktur masyarakat yang
berbasis karakteristik individu dengan
memberikan imbalan simbolik. Seperti
pengertian secara sederhana dari Rhenald
Kasali, “ Iklan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan
kepada masyarakat lewat suatu media.”
(Kasali, 1995). Peneliti mengambil contoh
iklan rokok Marlboro karena meski
persaingan dalam industri rokok menuntut
kedinamisan tampilan namun Marlboro
tetap konsisten mengedepankan citra
koboy sebagai trademarknya dan tampilan
visual iklanya tetap menampilkan susasana
koboy.
Dalam kaitan dengan penelitian ini Hans
Ouwersloot dan Anamaria Tudorica
menegaskan, advertising can help create
the brand personality. The semiotic
approach provides an understanding how
brand personality is creating in
advertising. From a semiotic perspective,
an advertisement may be defined as “a
sign representing the actual product image
(or object), the meaning of which
isdependenton the interpretation of the ad
recipient (interpretant) which in turn is
based on the context in which the ad (sign)
occurs” (Hans, 2001).
Dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan analisis semiotik Pierce
yang membahas sign (tanda), object
(objek) dan interpretant (interpretan).
Dengan menggunakan analisis Pierce
penulis akan mencari makna dari tampilan
iklan dengan menelaah tanda-tanda yang
ada pada iklan tersebut dan dikaitakan
dengan hasil interpretasi dari khalayak
sasaran. Menurut Pierce, salah satu bentuk
tanda adalah kata, sedangkan objek adalah
sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara
interpretant adalah tanda yang ada dalam
benak seseorang tentang objek yang
dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga
elemen tanda tersebut berinteraksi dalam
benak seseorang, maka munculah makna
tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda
tersebut (Sobur, 2001).
KAJIAN LITERATUR
Semiotika atau semiologi adalah ilmu yang
mempelajari makna atau arti dari suatu
tanda atau lambang. Sesungguhnya kedua
istilah ini, semiotika dan semiologi
mengandung pengertian yang persis sama,
walaupun penggunaan salah satu dari dari
kedua
istilah
tersebut
biasanya
menunjukkan pemikiran pemakainya.
Mereka yang tergabung dengan Pierce
menggunakan kata semiotika, dan mereka
yang
bergabung
dengan
Saussure
menggunakan kata semiologi. Istilah
semiotik sendiri jika dilihat secara definitif
berasal dari kata Yunani semeion yang
berarti “tanda atau seme yang berarti
“penafsir tanda” (Cobley dan Janz 1999).
Semiotik sebagai suatu model dari ilmu
pengetahuan sosial memahami dunia
sebagai sistem hubungan yang memiliki
unit dasar yang disebut dengan “tanda”.
Berkenaan dengan studi semiotik, pada
dasarnya pusat perhatian pendekatan
semiotik adalah pada tanda (sign).
Terdapat tiga area penting dalam studi
semiotik (Fiske 1990):
1. Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas
studi tentang tanda atas berbagai tanda
yang berbeda, cara tanda-tanda yang
berbeda itu dalam menyampaikan
makna, dan cara tanda-tanda itu terkait
dengan
manusia
yang
menggunakannya.
Tanda
adalah
konstruksi manusia dan hanya bisa
dipahami dalam artian manusia yang
menggunakannya.
2. Kode
atau
sistem
yang
mengorganisasikan tanda. Studi ini
mencakup cara berbagai berbagai kode
dikembangkan
guna
memenuhi
kebutuhan suatu masyarakat atau
budaya untuk mengeksploitasi saluran
komunikasi yang tersedia untuk
mentransmisikannya.
3. Kebudayaan tempat kode dan tanda
bekerja. Ini pada gilirannya bergantung
pada penggunaan kode-kode dan
tanda-tanda itu untuk keberadaan dan
bentuknya sendiri.
Dalam kaitannya dengan komunikasi perlu
dipahami bahwa dalam proses komunikasi
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
60
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 1 April 2017
terjadi hubungan antara komunikator dan
komunikan dalam penyampaian dan
penerimaan pesan. Kelangsungan dan
keberhasilan
komunikasi
sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dari
komunikator maupun komunikan untuk
mempersepsi pesan yang disampaikan.
Komunikator mengirimkan pesan kepada
komunikan berupa lambang-lambang yang
telah dimengerti oleh komunikan yang
telah menjadi kesepakatan bersama.
Komunikasi memegang peranan penting
dalam semiotik, dimana semiotik sendiri
seperti yang telah dijelaskan adalah ilmu
yang mempelajari sederetan luas objekobjek,
peristiwa-peristiwa,
seluruh
kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979).
Lambang-lambang yang dikirimkan dalam
komunikasi merupakan suatu tanda yang
telah mempunyai arti. Dalam hal ini,
terdapat kendala dalam melakukan proses
komunikasi yang sempurna antara lain
pemaknaan pesan atau tanda yang
disampaikan. Pemaknaan tanda ini
tergantung sekali pada latar belakang
budaya dan kerangka berpikir dari
komunikator dan komunikan, sehingga
diperlukan suatu ilmu yang khusus untuk
mempelajari pemaknaan tanda dalam
proses komunikasi.
Kesimpulan yang diambil penulis adalah
komunikasi merupakan suatu proses
pengiriman dan penerimaan pesan oleh
komunikator dan komunikan, dimana
pesan tersebut merupakan sebuah lambang
atau tanda. Untuk menjamin lancarnya
proses komunikasi tersebut diperlukan
pemaknaan yang tepat terhadap tanda
tersebut sehingga makna yang ingin
disampaikan oleh komunikator sesuai
dengan makna yang diterima dalam benak
komunikan sehingga semiotik muncul
sebagai suatu ilmu yang memaknai suatu
tanda dalam suatu proses komunikasi
secara tepat untuk menyempurnakan
proses komunikasi.
Dalam
konteks
Semiotika
komunikasi,
apabila
seseorang
memandang,
melihat
dan
mendengarkan sebuah iklan, hal
pertama yang ia rasakan ialah ia
tengah berada dalam suatu situasi
komunikasi. Iklan dapat dilihat
sebagai suatu kegiatan komunikasi
antara
“penjual”
dan
“calon
pembeli” produk atau jasa yang
ditawarkan (Sobur 2001).
Semiotika berusaha menggali hakikat
sistem tanda yang beranjak ke luar kaidah
tata bahasa dan sintaksi yang mengatur arti
teks yang rumit, tersembunyi, dan
bergantung pada kebudayaan. Hal ini
kemudian menimbulkan perhatian pada
makna tambahan konotatif dan arti
penunjukan – kaitan dan kesan yang
ditimbulkan dan diungkapkan melalui
penggunaan
dan
kombinasi
tanda.
Pelaksanaan
itu
dilakukan
dengan
mengakui adanya mitos, yang telah ada
dan sekumpulan gagasan yang bernilai,
berasal dari kebudayaan dan disampaikan
melalui komunikasi (Sobur, 2001). Dengan
demikian pesan-pesan yang tersembunyi
dalam iklan memang dapat diuraikan
dengan
menggunakan
pendekatan
Semiotik. Sekalipun pesan tersebut tidak
hanya berada pada tingkatan denotatif,
tetapi juga konotatif.
Dari uraian yang ada dan hasil pengamatan
sementara yang dilakukan dari gejalagejala di atas, timbul pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimana penataan visual Marlboro
membentuk brand personality-nya ?
Sesuai dengan masalah pokok di atas,
penelitian ini secara khusus mengkaji
makna visual atau gambar untuk
membangun brand personality yang
dipandang dari sisi khalayak sasaran.
Dengan kata lain mengkaji makna yang
ingin dimunculkan dalam iklan tersebut.
Secara
umum
dimaksudkan
untuk
mengetahui pemaknaan dalam iklan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode semiotik atas
dasar pertimbangan bahwa dengan
menggunakan pendekatan kualitatif maka
objek dari penelitian ini dapat dibahas dan
digali lebih mendalam sehingga dapat
menemukan jawaban dari permasalahan
dalam penelitian. Penelitian ini sendiri pun
dimaksudkan untuk mengkaji ideologiideologi yang terdapat dalam iklan
Marlboro dengan menggunakan analisis
semiotik. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
penelitian kualitatif sendiri yaitu untuk
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
61
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 1 April 2017
memahami fenomena sosial melalui
gambaran holistik dan memperbanyak
pemahaman
mendalam
sedangkan
kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan,
meramalkan
dan/atau
mengontrol
fenomena melalui pengumpulan data
terfokus dari data numerik (Moleong,
2004).
Semiotik sendiri adalah salah satu
pendekatan analisis tekstual yang dapat
digunakan untuk memahami bagaimana
tanda membentuk dan membawa makna
dalam konteks tertentu. Melalui penelitian
ini, penulis akan mencoba menggali makna
yang ada dalam iklan Marlboro serta
hubungannya dengan kepribadian merek
yang dibentuknya menggunakan Teori
Segitiga Makna Pierce.
PEMBAHASAN
Identifikasi Elemen Iklan
Data yang dipaparkan disini, diperoleh
setelah melalui beberapa proses bertahap,
yang pertama, paradigma yang ada pada
iklan tersebut diuraikan satu persatu, dan
dikategorisasikan menurut jenis tanda
berdasarkan denotatumnya, yaitu icon,
index, dan symbol. Kemudian dilakukan
proses pemaknaan terhadap masingmasing tanda untuk menjawab rumusan
masalah yang pertama. Selanjutnya untuk
menjawab rumusan masalah yang kedua,
peneliti menginterpretasikan ketiga elemen
makna Pierce yaitu signs (tanda), object
(objek) dan interpretant (interpretan).
Tabel 1. Tabel Analisis Elemen Iklan
Marlboro versi “Marlboro Country”
“Come to where the
JUDUL
flavor is Come to
Marlboro
Country”.
Pemandangan alam
ILUSTRASI
di puncak gunung,
2 orang koboi yang
menaiki kuda dan
sedang
menggembala kuda,
gambar
Merek
Marlboro di pojok
kanan, penempatan
headline di atas
kolom iklan.
Tidak ada.
NASKAH
Marlboro
LOGO DAN
MEREK
DAGANG
Dominasi
warna
WARNA
coklat terang dari
pegunungan
OBJEK UTAMA Pernyataan Come to
Marlboro Country
Logo
Marlboro,
OBJEK
gambar koboi serta
PENUNJANG
kuda dan latar
belakang
pegunungan dengan
suasana pagi hari
Keseimbangan
BENTUK
gambar
dalam
desain iklan ini
termasuk
keseimbangan
formal, karena jenis
tulisan berukuran
sama besar dan
kecil dengan letak
yang teratur, namun
dengan desain yang
lebih
difokuskan
pada latar belakang
pegunungan. Logo
Marlboro diletakan
di pojok kanan
bawah.
Gambar 1. Marboro versi “Marlboro
Country” Sumber : internet
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
62
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 1 April 2017
Analisis Sign, Intepretant dan Object
Pada sub-bab ini akan dijelaskan tentang
penggambaran
brand
personality
berdasarkan simbol-simbol yang telah
dimaknai pada sub-bab sebelumnya. Untuk
itu, penulis akan menginteraksikan ketiga
elemen makna Pierce, yakni signs (tanda),
object
(objek),
dan
interpretant
(interpretan), yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 4.
Proses Signifikasi Tahap II
Gambar 2. Elemen Makna Pierce
Gambar 5.
Proses Signifikasi Tahap III
1. Signs (tanda), merupakan iklan
Marlboro versi “Marlboro
Country” tahun 2006
2. Object (objek), merupakan brand
personality yang dibentuk
di masyarakat.
3. Interpretant (interpretan), merupakan
kerangka berpikir penulis
dalam memaknai tanda (Sobur 2003).
Untuk lebih menjelaskan bagaimana proses
penerimaan tanda dalam iklan Marlboro
terhadap khalayak sasarannya penulis
menggunakan proses semiosis dalam iklan
Marlboro yang tergambar dalam proses
signifikasi empat tahap sebagai berikut :
Gambar 6.
Proses Signifikasi Tahap IV
Gambar 3.
Proses Signifikasi Tahap I
Dari hasil interaksi antara elemen tersebut,
penulis berpendapat bahwa iklan Marlboro
versi “Marlboro Country” ini tampil
dengan
merefleksikan
pernyataanpernyataan
serta
visualisasi
yang
mengedepankan makna kebebasan bagi
para
penikmat
rokok
Marlboro.
Pernyataan-pernyataan serta visualisasi
tersebut sesungguhnya merupakan wujud
dari upaya Marlboro untuk mengajak
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
63
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 1 April 2017
masyarakat
untuk
menikmati
rasa
kebebasan dari Marlboro itu sendiri dan
bergabung bersama para penikmat
Marlboro lainnya. Secara tidak langsung
Marlboro juga membawa ideologi-ideologi
barat tentang makna kebebasan itu sendiri.
Beberapa nilai yang dianut oleh bangsa
Amerika sendiri antara lain individualistik,
terbuka, berani mengambil resiko,
oportunistik, dan berterus terang. Nilai –
nilai ini secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi iklan Marlboro
sendiri.
Dalam iklan Marlboro digambarkan bahwa
para “penduduk” dari dunia Marlboro
adalah koboi yang senang berkelana. Para
koboi yang hidup berdasarkan nilai-nilai
sosial seperti individualis, individu yang
kuat dan kebebasan bertindak. Hal ini
merupakan salah satu nilai-nilai yang ada
dalam asas liberalisme Amerika. Disadari
maupun tidak, iklan Marlboro membawa
ideologi-ideologi
individualis
dari
Amerika dalam tampilan iklannya. Koboi
dan kuda sudah sangat identik dengan
kebudayaan Amerika karena koboi sendiri
digambarkan sebagai seorang penyendiri,
seorang petualang yang berani mengambil
resiko dan juga seorang yang tidak
menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Seperti yang penulis ketahui kehidupan di
Amerika pada jaman koboi terkenal sangat
keras. Para koboi selalu mencari daerah
baru untuk ditempati mereka menjadi
individualis dalam mencari lahan baru.
Mereka pun menjadi individualis dalam
mempertahankan lahannya.
Visualisasi dan Brand Personality
Malboro sendiri dalam setiap iklannya
mulai dari versi awal “Tattooed Man”
sampai versi “Malboro Country” sekarang
sangat
mengedepankan
liberalisme.
Terlihat dari tampilan awal “Tattooed
Man” yang menggambarkan pria-pria
bertato dalam masyarakat. Pada masa –
masa tersebut tato merupakan simbol dari
kejantanan yang dipopulerkan di barat.
Kemudian dimunculkan ikon koboi yang
merupakan simbol dari dunia barat. Dalam
visualisasi koboi ini sangat kental sekali
budaya serta nilai liberalisme barat. Koboi
sendiri digambarkan sebagai sosok yang
mewakili Amerika, jantan, bebas dalam
bertindak serta individualis yang kuat.
Dalam kata lain, iklan-iklan Marlboro
sendiri telah menjadi salah satu ikon dunia
barat khususnya Amerika dengan nilai
liberlisme yang dianutnya yang tergambar
dalam setiap iklannya. Dalam dunia
periklananan sendiri penggambaran iklan
rokok sangat beragam. Berbagai ide kreatif
selalu bermunculan namun sangat sedikit
iklan rokok yang visualisasinya menjadi
sebuah ikon yang lekat dalam benak
khalayak. Kebanyakan dari iklan-iklan
rokok yang ada saat ini mempunyai
tampilan visual yang sangat menarik bagi
pembaca namun hanya sekedar menarik
saja, sedangkan maksud dari iklan tersebut
kadang-kadang bias dalam benak khalayak
sasaran.
Marlboro telah menjadi salah satu produk
yang mampu bertahan dalam benak
khalayak sasarannya secara mendunia
lewat tampilan iklannya. Dengan tema
alam liar serta kehidupan para koboi
Amerika, Marlboro telah diterima secara
universal oleh semua khalayak dari
berbagai lapisan. Dengan tema alam liar
serta kehidupan para koboi yang
dikedepankan oleh Malboro, iklannya
mampu mewakili kepribadian dari merek
serta menyampaikan ideologi-ideologi dari
Marlboro baik secara implisit maupun
eksplisit. Iklan tersebut tidak akan
mempunyai arti yang sama jika rangkaian
gambarnya menjadi gambar futuristik atau
para koboi yang menggunakan mobil.
PENUTUP
Dari seluruh data-data yang diuraikan
dalam penelitian penulis, dapat dipaparkan
kesimpulan bahwa Iklan rokok Marlboro
mengedepankan visualisasi tentang alam
bebas serta koboi. Hal ini membentuk
sebuah karakter yang kuat bagi Marlboro.
Melalui tampilan visual iklannya, baik itu
gambar koboi, kuda maupun alam bebas,
Marlboro membentuk brand personality
sebagai rokok bagi pria-pria jantan dan
juga professional muda yang menyukai
kebebasan. Hal ini sesuai dengan ideologi
dari koboi itu sendiri yang mengedepankan
kejantanan dalam menaklukan alam liar
serta kebebasan dalam bersikap dan
bertindak.
Dengan menyimak hasil penelitian ini
peran visualisasi dari iklan dalam
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
64
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 1 April 2017
membangun brand personality sangat
besar. Oleh karena itu bagi penelitian
selanjutnya yang mengambil tema
mengenai visualisasi maupun brand
personality diharapkan dapat lebih rinci
dalam melihat visualisasi karena hal
tersebut melibatkan banyak sudut pandang,
seperti lingkungan, jenis produk, karakter
perusahaan, konstruksi citra merek serta
brand artifacts khususnya khalayak
sasaran. Brand personality akan terbentuk
dengan sendirinya melalui emosi khalayak
yang terus-menerus diterpa oleh pesan
yang sama. Pesan tersebut dapat berupa
iklan di media cetak yang memanfaatkan
keunikan tampilan visual serta tipografi.
Padjadjaran Bandung tahun 2012. Saat ini
adalah dosen Program Studi Ilmu
Komunikasi
dengan
homebase
di
Universitas BSI Bandung. Mengampu
mata kuliah Komunikasi Massa dan
Komunikasi Pemasaran Terpadu. Hingga
saat ini masih menjadi dosen tamu pula di
Program
Studi
Ilmu
Komunikasi
Universitas Langlangbuana Bandung dan
Program Studi Bisnis dan Komunikasi
Universitas Wanita Internasional Bandung.
REFERENSI
Eco, Umberto. (1979). A Theory of
Semiotics. USA : Indiana University
Press
Fiske, John. (2005). Cultural and
Communication Studies : Sebuah
pengantar
paling
komprehensif.
Yogyakarta : Jalasutra
Kasali, Rhenald. (1995). Manajemen
Periklanan Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta : Grafiti PAU
Ekonomi UI.
Moleong, Lexy J. (2004). Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Ouwersloot, Hans dan Anamaria Tudorica.
(2001). Brand Personality Creation
Through
Advertising.
http://www.profmarketing.com.
Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sobur,
Alex.
komunikasi.
Rosdakarya.
(2003).
Bandung
Semiotika
: Remaja
BIODATA PENULIS
Veny Purba. S.Sos., M.I.Kom. Lulus S1
di Program Studi Komunikasi Konsentrasi
Public
Relation
Universitas
ARS
Internasional tahun 2006, Lulus S2 di
Program Komunikasi Bisnis, Universitas
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
65
Download