8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi kelompok Proses

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Komunikasi kelompok
Proses komunikasi kelompok tidak bisa terlepas dari hubungan
dengan orang lain. Sekumpulan orang yang melakukan suatu proses
komunikasi tentunya memiliki tujuan dan fungsi tersendiri. Komunikasi
Kelompok adalah proses komunikasi yang berlangsung antara 3 orang
atau lebih secara tatap muka di mana anggota-anggotanya saling
berinteraksi satu sama lain. Komunikasi Kelompok dengan sendirinya
melibatkan pula komunikasi interpersonal (Rohim, 2009: 87). Definisi
Komunikasi kelompok dengan komunikasi interpersonal sebenarnya
memiliki kesamaan yaitu melibatkan dua orang atau lebih individu yang
secara fisik berdekatan dan yang menyampaikan serta menjawab pesanpesan baik secara verbal dan nonverbal. Akan tetapi, komunikasi
interpersonal bisaanya dikaitkan dengan pertemuan antara dua, tiga atau
mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur,
sedangkan komunikasi kelompok terjadi dalam suasana yang lebih
berstruktur dimana para anggotanya lebih cenderung melihat dirinya
sebagai kelompok serta memiliki kesadaran tinggi tentang sasaran
bersama (Goldberg dan Larson, 1985: 8). Sekumpulan orang yang berada
dalam suatu kelompok tidak selamanya selalu banyak, adakalanya dalam
kelompok hanya terdiri dari beberapa orang. Akan tetapi, mereka juga
sudah bisa dikatakan kelompok, karena dalam kelompok tersebut sudah
terstruktur dan terbentuk pola
2.2 Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.Tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
8
hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana
taktik operasionalnya. Demikianlah pula strategi komunikasi merupakan
paduan dan perencanaan komunikasi (communication planning) dan
manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai
suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus
dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.
Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan
komunikasi secara efektif. Dengan demikian, strategi komunikasi, baik
secara makro (plammed multi-media strategi) maupun secara mikro
(single communication medium strategi) mempunyai fungsi ganda
(Effendy, 2000 : 300) :
 Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif,
persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk
memperoleh hasil optimal.
 Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh
yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi
komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya.
Banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahli, tetapi
untuk strategi komunikasi teori yang memadai baiknya untuk dijadikan
pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh Horald
D. Lasswell yaitu cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan
komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which
9
Channel To Whom With What Effect?” komponen komunikasi yang
berkolerasi secara fungsional pada paradigma Lasswell itu merupakan
jawaban pertanyaan yang diajukan.
 Who ( Komunikator )
Dalam proses komunikasi ada komunikator, yaitu orang yang mengirim
dan menjadi sumber informasi dalam segala situasi. Penyampaian
informasi yang dilakukan dapat secara sengaja maupun tidak sengaja.
 Says What ( Pesan )
Komunikator menyampaikan pesan-pesan kepada sasaran yang dituju.
Pesan yaitu sesuatu yang dikirimkan atau yang disampaikan. Pesan yang
disampaikan dapat secara langsung maupun tidak langsung dan dapat
bersifat verbal maupun non verbal.
 In Which Channel ( Media yang digunakan )
Dalam menyampaikan pesan-pesannya, komunikator harus menggunakan
media komunikasi yang sesuai keadaan dan pesan disampaikan. Adapun
media adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
 To Whom ( Komunikan )
Komunikan merupakan individu atau kelompok tertentu yang merupakan
sasaran pengiriman seseorang yang dalam proses komunikasi ini sebagai
penerima pesan, Dalam hal ini komunikator harus cukup mengenal
komunikan
yang
dihadapinya
sehingga
nantinya
diharapkan
mendapatkan
hasil yang maksimal dari pesan yang disampaikan.
 With What Effect ( Efek )
Efek adalah respon, tanggapan atau reaksi komunikasi ketika ia atau
mereka menerima pesan dari komunikator. Sehingga efek dapat
dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi. Dengan berpolakan
10
formula Lasswell itu, komunikasi didefinisikan sebagai “proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui suatu
media yang menimbulkan efek” (Effendy, 1991 : 68).
Contoh, setiap toko selalu merumuskan visi dan misinya masing masing, itulah tujuan ideal suatu toko berdiri. Berarti, jika toko tidak
menetapkan tujuan, baik secara tepat, maka kita juga tidak dapat
merumuskan strategi untuk mencapai tujuan yang masih samar – samar
itu. Adanya tujuan memberikan kita kesempatan untuk merumuskan
strategi yang dimulai dari tataran operasional hingga ke tataran
konseptual. Memang selalu ada resiko jika kita merumuskan strategi
yang tidak sesuai dengan tujuan, resiko terbesar adalah kita kehilangan
peluang dan semua usaha yang kita lakukan akan sia – sia belaka.
2.3 Pop Cultur Lifestyle
Istilah ’’budaya populer’’ (cultural popular) sendiri dalam bahasa
latin merujuk secara harfiah pada ”culture of the people” (budaya orangorang atau masyarakat). mungkin itulah sebabnya banyak pengkaji
budaya yang melihat budaya populer sebagai budaya yang hidup dan
serangkaian budaya yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari - hari
orang kebanyakan. Tidak hanya itu anak muda atau remaja, saat ini
memiliki pengertian budaya menurut Storey, Nur (2003:1) menuliskan
pengertian budaya anak muda dan perkotaan (Youth Culture and Urban),
yaitu budaya yang dinikmati untuk bersenang-senang diantara teman
sebaya, dengan menekankan pada penampilan dan gaya, dikalanga
remaja atau kaum muda.
Lifestyle menurut Kotler (2002, p. 192) adalah pola hidup
seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya, dalam arti bahwa secara umum Lifestyle seseorang dapat
dilihat dari aktivitas rutin yang dia lakukan, apa yang mereka pikirkan
terhadap segala hal disekitarnya dan seberapa jauh dia peduli dengan hal
11
itu dan juga apa yang dia pikirkan tentang dirinya sendiri dan juga dunia
luar. Lifestyle dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian,
konsep diri, motif, dan persepsi sedangkan faktor eksternal meliputi
kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Setiap orang
memiliki Lifestyle yang berbeda, kemudian Lifestyle ini akan
mempengaruhi budaya konsumsi dan juga barang-barang yang biasa
mereka konsumsi, hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pemilik usaha
untuk bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran mereka.
Segmentsi berdasarkan Lifestyle bisa menjadi alat yang bagus untuk
meningkatkan penjualan dari suatu produk. Dalam arti lain, Lifestyle
dapat
memberikan
menjalankannya,
pengaruh
tergantung
positif
pada
atau
negatif
bagaimana
bagi
orang
yang
tersebut
menjalaninya. Dewasa ini, gaya hidup sering disalahgunakan oleh
sebagian besar remaja. Apalagi para remaja yang berada dalam kota
Metropolitan. Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode
masa kini. Tentu saja, mode yang mereka tiru adalah mode dari orang
barat. Jika mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat, maka
pengaruhnya juga akan positif. Namun sebaliknya, jika tidak pintar
dalam memfilter mode dari orang barat tersebut, maka akan berpengaruh
negatif bagi mereka sendiri.
2.4 Komunikasi Pemasaran
Ketatnya persaingan dunia, mengharuskan pelaku untuk cermat
dalam usaha mendapatkan pelanggan dan mempertahankan peluang yang
ada. Menurut Kotler (2001:144) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian (pemakaian) adalah faktor lingkungan, faktor
individu,
dan
promosi
atau
pemasaran.
Pengertian
pemasaran
mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan atau
periklanan. Definisi pemasaran menurut Tjiptono (2002:7) adalah suatu
proses sosial dimana individu atau kelompok mendapat apa yang mereka
12
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran
segala sesuatu yang bernilai dengan orang lain atau kelompok lain
Komunikasi pemasaran adalah suatu scape yang menantang dan
informasi internal (perusahaan) sampai dengan sistem pengambilan
keputusan konsumen. Termasuk di dalamnya pesan dan citra produk
yang dipresentasikan oleh perusahaan kepada konsumen potensil maupun
stakeholders lainnya (Kotler, 2008: 8). Definisi dasar komunikasi
pemasaran adalah proses manajemen di mana organisasi masuk untuk
melakukan komunikasi kepada berbagai ragam masyarakat (Fill, 1999:
13). Komunikasi pemasaran merupakan promosi dari organisasi
mengenai apa yang ditawarkan dan memberi makna tentang tindakan
dalam proses pemasaran yang berdampak pada
benak konsumen (Fill, 1999: 12-13). Menurut Shimp (1986: 4),
komunikasi pemasaran mempunyai arti sangat luas yang mewakili semua
elemen dalam bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi)
yang menjadi fasilitator dalam pertukaran informasi untuk memberi suatu
arti kepada konsumen. Berdasarkan pengertian komunikasi pemasaran
yang telah
dikemukakan oleh beberapa pakar di atas, penulis dapat
memahami bahwa inti komunikasi pemasaran kepada konsumen maupun
khalayaknya yang dituju dengan media tertentu, melalui bauran
pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi) perusahaan yang
digunakan dalam menarik perhatian konsumen, sehingga konsumen
tertarik untuk datang dan membeli produk dari Helleluyah Merch.
13
2.4.1 Bauran Pemasaran
Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon
pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran nilai. Tugas pemasar adalah
menyusun program atau rencana pemasaran untuk mencapai tujuan yang
diinginkan perusahaan. Pemasaran memiliki program yaang terdiri dari
sejumlah keputusan tentang bauran alat-alat pemasaran yang digunakan.
Definisi bauran pemasaran menurut Kotler (1997: 46) : Perangkat alat
pemasaran taktis yang dapat dikendalikan. Produk, harga, distribusi, dan
promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari
empat kelompok yaitu Empat P (4P) pemasaran yaitu Product (produk),
Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).
a. Product (Produk yang baik)
Produk
meliputi
kualitas,
keistimewaan,
desain,
gaya,
keanekaragaman, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan
dan pengembalian. Pemasaran dapat dibangun dari keunggulan
elemen-elemen produk tersebut.
b. Price (Penetapan harga yang menarik)
Merupakan jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk
tertentu. Dalam penentuan harga suatu produk ada tiga faktor yang
menentukan, yaitu: kualitas produk, tingkat persaingan, kegiatan
promosi.
c. Place (Tempat)
Pendistribusian produk bagi konsumennya yang tepat sasaran
perusahaan.
14
d. Promotion (Promosi yang menarik)
Komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan
konsumen terhadap produk. Promosi merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu program pemasaran yang bersifat membujuk
sasaran untuk membelinya.
2.8 Penelitian Terdahulu
Sebelumnya penelitian dengan tema strategi komunikasi sudah
pernah dilakukan oleh Bonaventura Arya Wijaya, mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dengan
judul “Implementasi Strategi Komunikasi Pemasaran dalam Membentuk
Brand Personality ( Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi
Pemasaran PeterSaysDenim dalam Membentuk Brand Personality )”.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana Implementasi
Strategi Komunikasi Pemasaran PSD dalam membentuk Brand
personality sebagai Band’s Denim. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif eksploratif dan memakai metode studi kasus karena merupakan
pengujian secara rinci mengenai suatu latar atau subjek atau satu tempat
penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu. Yaitu untuk mengetahui
strategi komunikasi pemasaran PeterSaysDenim dalam membentuk
Brand Personality. Teori
yang digunakan
pada penelitian ini
menggunakan teori komunikasi pemasaran menurut Phillip Kottler
(1993/378) dengan beberapa aspeknya yaitu segmentasi, produk, harga,
tempat/saluran penjualan dan bauran promosi. Sedangkan konsep brand
personality yang digunakan oleh peneliti adalah konsep dari Kevin Lane
Keller (1994:34) dan jenifer Aaker (2003:148) yang menerangkan
tentang
dimensi
brand
personality
yaitu
sincerity,
excitement,
sophisticating, competence, rudgeness.
Hasil dari penelitian ini adalah PSD memang menggunakan
komunikasi pemasaran sebagai media untuk menyampaikan brand
personalitynya, strategi komunikasi pemasaran mempunyai peran penting
15
dalam pembentukan brand personality. Strategi komunikasi pemasaran
melalui alat-alatnya mampu menjadi media penyampaian pesan dan
pembentukan brand personality. Alat-alat komunikasi pemasaran seperti
segmentasi, produk, harga, tempat/saluran dan bauran promosi
merupakan alat yang mampu menyampaikan pesan dalam pembentukan
brand personality. Akan tetapi dalam pembentukan brand personality
segmentasi dan endorsing adalah hal yang paling penting dimana
karakter itu akan dibentuk dan digambarkan sehingga konsumen lebih
mudah menangkap pesan yang disampaikan.
16
2.7 Kerangka Pikir
HELLELUYAH
MERCH
PENIKMAT
MUSIK
HARDCORE
PRODUK YANG
DIJUAL DAN
PERDAGANGKAN
STRATEGI KOMUNIKASI
HELLELUYAH MERCH DALAM
MEMPERKENALKAN PRODUKNYA
MELALUI LIFESTYLE
MEMPERKENALKAN PRODUK
HELLELUYAH MERCH KEPADA
PENIKMAT MUSIK HARDCORE
MELALUI LIFESTYLE
17
Download