PERTAMANAN SEBAGAI ILMU DAN SENI PENCIPTA LINGKUNGAN INDAH DAN BERGUNA Oleh : Zain Rachman I. Lingkungan Hidup 1. Lingkungan Hidup : (Sesuai ketentuan umum Pasal 1 Undang-Undang RI nomor 4 tahum 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, (yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 2. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. 3. Azas pengelolaan lingkungan hidup adalah pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia. 4. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah : a) tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya, b) terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana, c) terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup, d) terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang, e) terlindunginya negara terhadap dampak kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Secara umum istilah-istilah tersebut dapat disunting secara bebas bagian-bagian penting dari penjelasan diatas yaitu dapat diperoleh pengertian umum sebagai berikut : “Perlu adanya upaya sadar dan berencana dalam mengelola ruang hidup kita dengan segala benda, daya, keadaan,manusia dan segenap makhluk hidup lain di dalamnya, agar tercapai lingkungan yang serasi-seimbang, bermutu dan berkesinambungan, demi tercapainya keselarasan hubungan manusia dengan lingkungannya dalam kesejahteraan dan kemanfaatan sumberdaya yang bijaksana, bebas dari berbagai kerusakan dan pencemaran, baik bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang.” II. Arsitektur Pertamanan Sangatlah menarik bila kita hubungankan suntingan tersebut dengan beberapa pengertian dalam disiplin ilmu dan seni Arsitektur Pertamanan atau Arsitektur Lanskap. Beberapa pengertian diantaranya sebagai berikut : 1. Taman atau Lanskap adalah wajah dan karakter lahan atau tapak bagian dari muka bumi ini dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata 2. 3. memandang, sejauh indera kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat menjangkau dan membayangkan. Berbagai sub-bagian lanskap antara lain adalah kota (town-scape), jalan (street-scape), lapangan golf dan sejenisnya (lawn-scape), sungai (river-scape), atap bangunan (roof-scape), pantai dan pemandangan lautnya (sea-scape), area industri (industrial-landscape), pemukiman (residential-landscape), pedesaan (rural-landscape), daerah (regional-landscape), dan lainnya Arsitektur Pertamanan adalah bidang ilmu dan seni yang mempelajari pengaturan ruang dan massa di alam terbuka, dengan mengkomposisikan elemen-elemen lanskap alami maupun buatan manusia, beserta segenap kegiatannya, agar tercipta suatu karya lingkungan yang secara fungsional berdaya guna dan secara estetika bermutu indah, sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia serta makhluk hidup lain didalamnya, selaras dengan factor ruang, waktu dan geraknya. Arsitek Pertamanan atau Arsitek Lanskap adalah insan professional yang mendapat pendidikan akademis atau universiter dalam bidang ilmu dan seni arsitektur pertamanan/lanskap serta aktif dalam kegiatan perencanaan taman (landscape planning), perancangan tapak (site planning) serta perencanaan detail taman (detail landscape design) Dari uraian diatas semakin jelaslah bahwa asas dan tujuan ilmu dan seni Arsitektur Pertamanan adalah selaras dan seirama dengan ilmu lingkungan hidup yang pada beberapa puluh tahun terakhir ini berkembang menjadi suatu bidang/disiplin ilmu yang mempunyai ruang cakup yang sangat luas. III. Hortikultura dan Tanaman Hias Selanjutnya dirasa perlu pula untuk menyentuh sedikit pengertian mengenai ilmu hortikultura dan tanaman hias yang berlaku umum 1. Hortikultura adalah bidang ilmu yang mempelajari teknik pengelolaan dan budidaya tanaman buah, sayur, dan tanaman lainnya disekitar rumah. Namun dalam perkembangannya, pengertian tanaman hortikultura meluas kepada pengusahaan tanaman-tanaman tersebut jauh dari rumah sekalipun. 2. Tanaman hias a. Pengertian umum : adalah tanaman bunga-bungaan dan tanaman-tanaman hias daun maupun batang tertentu. b. Pengertian yang penulis pandang benar : adalah tanaman apapun yang mempunyai nilai hias. Baik hias bunga, hias buah, hias aroma, hias gerak, dan sebagainya. IV. Daya Apresiasi Penilaian nilai hias yang menggugah rasa indah ini sangat relatif dan bervariasi, tergantung atau dipengaruhi oleh daya apresiasi masing-masing orang. Dan daya apresiasi seseorang sebagaimana kita ketahui berbeda-beda dipengaruhi antara lain : a. relativitas biologis, relativitas individu, relativitas budaya b. conditioning (perlakuan merubah mental dan sikap) c. habituasi (pembiasaan) d. simbolisme (perlambangan) e. fatique (letih, lelah, lesu fisik dan mental) f. absolutisme (kemutlakan) Bilamana kita kaji lebih dalam, pada hakekatnya segalanya memang tergantung manusianya. Tergantung bagaimana sifat dan pandangannya serta karakter bawaannya dan bagaimana peran lingkungannya dalam mendidik, mengajar serta membudayakan dirinya mengenai hal-hal tertentu. Secara sederhana, ada sistem pengklasifikasian atau sistem stratifikasi masyarakat dalam diagram piramidal sebagai berikut : Golongan masyarakat kreatif (tersedikit) Golongan masyarakat aktif (sedikit) Golongan masyarakat emosional (sedang) Golongan masyarakat pasif (terbanyak) Gambar 1. Stratifikasi Masyarakat (besar kecilnya tergantung tingkat kemajuan negara) Dari penjelasan mengenai hortikultura, tanaman hias dan taman, maka jelas dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian arsitektur pertamanan/lanskap, segenap tanaman hortikultura termasuk pohon buah-buahan dan sayur-sayuran, yang dapat merupakan tanaman hias, disamping tanaman bunga-bungaan dan aneka tanaman hias daun, batang dan lainnya. Bahkan tanaman perkebunan , tanaman kehutanan, tanaman agronomi umumnya, maupun tanaman-tanaman gulma (pengganggu) di dalam komposisi tertentu, tujuan serta waktu tertentu, dapat pula menjadi tanaman hias. Misal tanaman Widelia trilobata,dan Melastoma malabatricum (harendong). Di dalam bahasa artitektur lanskapnya adalah elemen lanskap tanaman (soft landscape element/ soft material) disamping adanya elemen lanskap bangunan (hard material) Oleh karena itu jangan ragu-ragu dan jangan tanggung-tanggung dalam usaha pertamanan dan lingkungan hidup anda. Kita boleh menggunakan tanaman apa saja, sejauh tanaman tersebut cocok klasifikasi hortikultura/ekologinya dan cocok dari segi klasifikasi fisiknya. Bahkan kita boleh membuat taman tanpa satupun tanaman bunga hias, pohon cemara, pohon palem-paleman, tanaman puring, akalipha, kol banda atau sejenisnya yang lazim disebut tanaman hias oleh masyarakat umum. Akan tetap kegiatan pertamanan walaupun yang anda atur dan komposisikan seluruhnya tanpa kecuali adalah tanaman buah-buahan dan sayuran belaka. Bahkan salah satu karya pertamanan tradisional yang sangat banyak pengagumnya antara lain adalah terasteras sawah dengan system “Subak”-nya di Bali. V. Perancangan dan Perencanaan Taman Sekedar untuk informasi saja, saya memandang perlu dikemukakan disini garis besar pengertian, ruang cakup, dan tanggung jawab Arsitektur Pertamanan/Lanskap. 1. Perencanaan Taman (Landscape Planning) Berpijak kuat pada dasar ilmu lingkungan/ekologi dan pengetahuan alam, bergerak dalam kegiatan penilaian atas lahan yang luas, dalam mencari ketepatan tataguna tanah di masa yang akan dating. Hasil yang diperoleh dapat berupa kebijakankebijakan dan tata guna tanah, dalam kaitan distribusi jenis-jenis pengembangan, jaringan jalan raya, lokasi proyek industri, perlindungan air, perlindungan tanah dan perlindungan atas nilai-nilai keindahan dan kenikmatan, guna penggunaan daerah luar kota untuk rekreasi. Ruang cakup studinya biasanya sesuai dengan satuan fisiogarafik alami, seperti misalnya satuan daerah aliran sungai (DAS) atau suatu satuan logis unit tanah lainnya. 2. Parencanaan Tapak (Site Planning) Pengaturan fungsi ruang, sirkulasi, sarana-prasarana, nilai-nilai keindahan dan kenikmatan, dengan air dan perlindungan tanah, berbagai benda serta keadaan yang ada diatasnya (tanaman, bangunan, topografi, pemandangan dan lainnya yang bernilai positif) dalam satuan luas lahan yang relatif terbatas atau lebih kecil dari satuan lahan dalam perancangan lanskap. 3. Perancangan Detail Taman (Detail Landscape Design) Pengaturan komposisi vertikal-horisontal, tata bentuk, tata warna, tata tekstur, tata aroma dan tata gerak, pengaturan tata fungsi, tata bahan, penggambaran dan perhitungan konstruksi, biaya, ketentuan spesifikasi dan uraian teknis, pemilihan bahan tanaman dan bangunan. VI. Pedoman Praktis Pembuatan Taman A. Kumpul Data (Inventarisasi) Sebagai langkah pertama pembuatan taman, seperti juga dalam pekerjaanpekerjaan lainnya, selalu dilakukan pengumpulan keterangan atau data terlebih dahulu. Data yang diperlukan meliputi : a. Aspek-aspek : 1. Manusia, dengan segala keinginan, maksud, tujuan, kebiasaankebiasaannya 2. Sumber Dana, baik yang sudah tersedia maupun yang bisa digali 3. Fisik lahan, dengan flora-faunanya, iklimnya, lingkungannya 4. Teknik pelaksanaan dari ilmu/standar-standar yang lazim b. Faktor-Faktor : 1. Ruang, yaitu lokasi taman maupun luasan taman 2. Waktu, yaitu kapan harus dimulai, harus selesai 3. Tenaga, yaitu ketersediaan sumberdaya, energi, gerak. Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan mencari atau membuat peta dasar, merekam semua benda dan keadaan, baik yang ada dalam tapak maupun disekitar tapak, memotret, membuat video film kalau perlu, mewancarai orang-orang, mencatat, melakukan studi pustaka dan lain-lain. Salah satu bagian yang penting adalah dalam mengumpulkan data tentang bahan tanaman, dan bahan bangunan taman untuk kondisi tempat yang bersangkutan. Khususnya untuk teori pemilihan tanaman taman, dapat dipakai teori klasifikasi hortikultura/ekologis dan klasifikasi fisik. Perhatian serta penerapan data tanaman sesuai teori ini adalah sangat penting. Mengingat bahwa tanaman dalam taman sama sekali tidak boleh diperlakukan sebagai bahan mati, ibarat cat bagi seorang pelukis. Terlampau sering orang membuat kesalahan karena mengabaikan sifat-sifat tanaman yang peka terhadap berbagai keadaan lingkungannya serta berubah dengan berjalannya waktu. Demikian pula sering terjadi kesalahan menjadi bertumpang tindih karena tidak dikuasainya wajah dan kualitas lain dari tanaman sebagai media seni serta media pencapaian tujuan perancangan atau perencanaan. Sehingga tidak diperoleh hasil guna yang maksimum. Secara ringkasnya klasifikasi tanaman sebagai dasar pokok pemilihan tanaman adalah sebagai berikut : 1. Klasifikasi Hortikultura/Klasifikasi Ekologi a. Toleransi dan resistensi suhu (minimum, optimum, maksimum) b. Toleransi dan resistensi air (kekeringan, basah terendam) c. Toleransi dan resistensi cahaya (langsung, naungan, lamanya) d. Toleransi dan resistensi tanah (subur, miskin, pH, tekstur, struktur) e. Toleransi dan resistensi angin (kencang, sedang, berputar) f. Toleransi dan resistensi hama dan penyakit g. Toleransi dan resistensi pemangkasan h. Toleransi dan resistensi gas beracun (kendaraan bermotor dll) i. Sifat penyebaran, pembungaan dan pembuahan j. Sifat adaptasi, perbanyakan, pemindahan, gugur daun. 2. Klasifikasi Fisik a. Ukuran tanaman dewasa (tekstur), kecepatan tumbuh, lamanya/umur pertumbuhan (annual, biennual, perennial) b. Bentuk alami (bentuk tanaman dalam dua dan tiga dimensi) c. Tekstur (ukuran bentuk, pengaturan daun, penyusunan kelompok-kelompok tanaman, kasar-halusnya permukaan) d. Warna (daun, bunga, buah, batang) e. Aroma (harum, tak beraroma, bau) f. Perencanaan tanaman (untuk pagar, naungan, penutup tanah, [enahan angin, proteksi, pengarah) g. Syarat-syarat budidaya. Selanjutnya, setelah kita mengetahui data mengenai tanaman, harus pula dikumpulkan data mengenai bahan bangunan taman selengkap mungkin. Pertama dicari bahan apa yang tersedia di dalam daerah pekerjaan/proyek. Sedapat mungkin dipakai bahan maupun alat serta tenaga dari daerah yang bersangkutan. Hanya bilamana perlu sekali dan waktu serta dana mengizinkan, boleh mencari kemungkinan dipergunakannya bahan, tenaga dan alat dari luar atau jauh dari proyek. Mengapa hal diatas harus demikian, sebab suatu taman, kecil maupun besar, haruslah merupakan cerminan atau memancarkan karakter khas dari daerah yang bersangkutan. Seolah benar-benar tumbuh serta bersenyawa atau menyatu dengan alam lingkungannya, alam masyarakatnya, alam flora dan faunanya, alam lahan serta segala isinya, serta alam iklim dengan musim-musimnya. Suatu taman yang baik, harus dapat menggugah rasa bangga serta rasa memiliki bagi masyarakat pemakainya. Taman yang berhasil, adalah taman yang dapat membuat pemakainya tergugah untuk ingin sesering mungkin datang dan bercengkerama dengan taman tersebut. Harus dapat membuat hatinya bergairah, semangatnya gegap-gempita, fikirannya terang benderang, jiwanya serasa menjadi muda kembali, perasaannya seolah di awing-awang. Harus dapat membuat orang berubah menjadi ramah, penuh senyum, ceria penuh gelak, murah meriah, dan penuh kemesraan, penuh rasa kasih saying. Pernah tidak anda jatuh cinta kepada taman seperti itu ? Kalau belum, artinya anda belum sepenuhnya merasakan nikmatnya hidup. Bila disimpulkan, dasar pemilihan bahan bangunan taman dapat diklasifikasikan dalam 1. Klasifikasi Fisiologi/Kimiawi a. Daya tahan terhadap suhu (menyerap, mengembang, retak) b. Daya tahan terhadap air (menyerap, mengembang, retak, hancur) c. d. e. f. g. h. i. j. Daya tahan terhadap cahaya (memantul, opaque, tembus cahaya) Daya tahan terhadap bahan-bahan kimia atau larutan/cairan, berbekas. Daya tahan terhadap angin (patah) Daya tahan terhadap hama, menarik hama, menarik fungi Daya tahan terhadap intensitas pemakaian/beban Daya tahan terhadap gas-gas Sifat elastis, sifat kokoh-tegar, sifat menyerap suara Sifat dalam pemindahan/transportasi, mudah tidak dibuat 2. Klasifikasi Fisik a. Ukuran (berat-ringan, besar-kecil) b. Bentuk alami (teratur, tidak beraturan) c. Tekstur (halus, sedang, kasar, memantul cahaya, menyerap) d. Warna (permukaan, potongan samping, bawah) e. Aroma (wangi, tak beraroma, bau) f. Perencanaan tanaman (sebagai lantai, dinding, rangka, elemen hias-artwork) Tentu setelah dikumpul data tanaman dan bahan bangunan taman tersebut diatas, perlu dikumpulkan juga data tentang hubungan manusia (disukai atau tidak), dana (mahal/murah), fisik (tersedia banyak, dekat, mudah didapat) dan teknis (cara pemakaian serta ketentuan-ketentuan teknis lainnya). Terakhir paling tidak direkam pula hubungannya dengan factor ruang (digunungkah, dipantaikah, terbukakah, penuh naungankah, berdekat dengan sumber kebisingankah dll), faktor waktu (tersedia waktu cukupkah untuk pengadaan dan pemasangannya, diperhitungkan harus tahan lamakah, permanen atau sementara), dan factor sumberdaya serta gerak (tersedia cukupkah tenaga dan alat untuk melaksanakannya, tenaga terampil dengan pendidikan yang cukupkah atau tenaga dengan dasar pengetahuan tradisional). B. Olah Data (Analisa) dan Imajinasi Dengan memanfaatkan teori-teori yang ada, memakai pertimbangan logika dan memberanikan diri untuk mengemukakan gagasan atau kreatifitas, maka akan diperoleh berbagai kesimpulan atas data yang berhasil dikumpulkan. Selanjutnya dapat diperoleh aneka pilihan/alternatif prarancangan atau prarencana. Khusus dalam segi seniah-nya, dapat dipakai beberapa pedoman seni taman, sebagai berikut : Pedoman atau Prinsip Disain (Agar karya kita bernilai seni) a Harus adanya Tema (sebagai unsur penyatu, istilah ini identik dengan : corak, gaya, style, suasana serba ini dan itu “unifying factor/element”) b Harus adanya Gradasi (sebagai unsur variasi lembut/tenang, identik dengan nuansa, jenjangan, tangga tahapan, irama, ritme, “sequence”, “subtle and calm variation creator”.) c Harus adanya Kontras (sebagai unsure variasi tinggi/semarak identik dengan “eye catcher”, “vocal point”, “point of interest”, perangsang, penyemarak, kejutan “shock therapy”, penyemangat, pencuri perhatian, pemukau “bold variation creator”) d Harus adanya Kontrol (sebagai unsur penyetimbang, unsur kendali, identik dengan “balance”, “restraint”, pemelihara keserasian agar tak kurang dan tak berlebihan). Biasanya, suatu rancangan/rencana taman yang baik akan mengandung prinsip/pedoman desain didalamnya. Hanya bilamana keempat prinsip disain/pedoman disain di dalamnya. Hanya bilamana keempat prinsip disain tersebut hadir, dapat diharapkan tercapainya komposisi yang serba harmonis/serasi. Dan sebaliknya bilamana kelengkapan keempat prinsip disain tersebut tidak ada, biasanya akan terasa adanya kekurangan atau kepincangan. Bahkan mungkin akan terasa kesan kacau, semrawut, acak-acakan, serba janggal, serba monoton, serba berlebihan atau serba kekurangan. Keempat prinsip desain tersebut harus ditetapkan pada Elemen Disain 1. Elemen desain Kelompok Indera (penglihatan, perabaan, penciuman, pendengaran, cita rasa, perasaan dan pikiran) a Bentuk : Tema : serba bulat · Gradasi : ada bulat penuh, hampir bulat, ellips · Kontras : ditengah suasana serba bulat terdapat bentuk persegi. · Kontrol : bentuk persegi tersebut sekedar cukup saja Mengenai tema dari bentuk ini dapat pula sebagai berikut : Serba persegi serba horisontal serba informal Serba gemuk serba datar serba simetris Serba alami serba flora serba lengkung Serba terbuka serba teratur serba terapung b Tekstur : Tema : suasana serba kecil · Gradasi : ada kecil sekali, kecil sedang, kecil · Kontras : di tengah serba kecil hadir sesuatu yang besar · Kontrol : semuanya tidak berlebihan / kekurangan Serba sedang serba halus serba licin Serba rata serba polos serba berlubang Serba mengkilap serba bergaris serba buram c Warna : Tema : · Gradasi : · Kontras : · Kontrol : Serba merah Serba oranye Serba pastel d Aroma : Tema : serba harum, serba tidak beraroma e Suara : Tema : serba tenang, serba bergemuruh, serba hening, serba gemericik, serba bergelora serba bertalu f Perasaan & fikiran :Tema : serba meriah serba murung, serba sendu, serba cinta, serba kontemporer serba timur serba adat serba islam serba ilmiah serba religius serba mewah serba impor serba sederhana serba wah suasana serba hijau ada hijau muda, hijau muda sekali, hijau tua ditengah suasana serba hijau ada warna kuning warna kuningnya tidak kebanyakan//kekurangan serba putih serba biru serba “tint” serba “shade” serba “tone” serba gelap 2. Elemen desain Kelompok Aspek a Sosio/Manusia : Tema : serba tradisional serba remaja serba seniah b Ekonomis/Dana : Tema : serba murah serba lokal c d Fisik : Tema : serba air Serba palem Serba danau Serba kota Teknis : Tema : serba mutakhir Serba tradisional serba batu serba kaktus serba air mancur serba gunung serba hutan serba ijuk serba desa serba sungai serba komputer serba ilmiah serba akurat serba asal-asalan 3. Elemen desain Kelompok Faktor a Ruang : Tema : serba tradisional serba kontemporer serba remaja serba timur serba seniah serba adat b Waktu : Tema : serba murah serba mewah serba lokal serba impor c Gerak/Enerji : Tema : serba air serba batu Serba palem serba kaktus Serba danau serba air mancur Serba kota serba gunung serba islam serba ilmiah serba religius serba sederhana serba wah serba hutan serba ijuk serba desa serba sungai Seperti terlihat pada uraian terdahulu, bahwa prinsip atau pedoman disain yang ditetapkan pada elemen/unsur disain adalah untuk selanjutnya dipakai dalam elemen/unsur lanskap atau elemen taman. Elemen Taman, dikenal dua kelompok besar, yaitu : · Elemen Taman Utama (Major Landscape Element), ialah elemen yang besar dan pada umumnya sulit untuk dirubah, seperti misalnya gunung, sungai, dataran/lembah, hutan belantara, kekuatan alam (iklim, matahari, angin, hujan, gempa, bulan). · Elemen Taman Minor, ialah elemen yang relatif lebih kecil dan pada umumnya lebih mudah atau mudah untuk dirubah, seperti misalnya : bukit, anak sungai, parit, belukar, ternak, manusia, penyinaran buatan, angin buatan, suhu buatan, perelengkapan/perabot taman, bangunan, jalan, lalu-lintas manusia, hewan dan kendaraan , pengaturan ruang terbuka/massa, baik massa bangunan, massa tanaman, massa manusia, dan makhluk hidup lainnya. Pra-Rancangan/Pra-Rencana Dari olahan ilmiah dan seniah tersebut diatas akan diperoleh berbagai kemungkinan pemecahan masalah atau dikenal juga sebagai berbagai alternatif disain. Selanjutnya akan dipilih alternatif disain yang terbaik yang selanjutnya akan disebut sebagai alternatif terpilih atau pra-rencana/pra-rancangan. Pra-Rencana/PraRancangan yang baik haruslah merupakan olahan kreatif dan imajinatif sejauh kita dapat menjangkaunya. Suatu alternatif dapat menjadi terpilih bila syarat dasar dapat terpenuhi, yaitu : a) Harus sesuai dengan data hasil Inventarisasi b) Harus dapat dilaksanakan sesuai jadwal c) Harus dapat dipelihara dengan mudah, secara fisik maupun idial/ tujuan semula. Suatu rencana taman harus kreatif dan imajinatif namun sesuai dengan batasan Ruang, Waktu, dan Sumberdaya. C. Perencanaan/Perancangan Terdiri dari : 1. Perencanaan/Perancangan Gambar, antara lain ; terdiri atas Gambar Situasi, Gambar Tapak dan Topografi, Rancangan/Program Ruang dan Sirkulasi, Rancangan Tanaman dan Bangunan Taman, Gambar Tampak, Potongan, Detail, Konstruksi, Gambar Mekanikal dan Elektrikal, Gambar Perspektif, Maket. 2. Perancangan/Perencanaan Administratif, antara lain : Falsafah Perencanaan/ Perancangan, Jadwal Kerja, (baik sistem Tabel atau Jaringan Kerja), Organisasi Personalia, Rencana Bahan dan Peralatan, Rencana Biaya dan Pendanaan, Uraian Teknik dan Spesifikasi, Persyaratan Kontrak/ Hubungan Kerja, Baik perencanaan/perancangan gambar maupun administratif perlu dievaluasi dan re-evaluasi setiap waktu. Perencanaan/perancangan topografi/ pembentukan tanah yang baik merupakan dasar/pondasi dari suatu keberhasilan taman. Perlu diperhitungakan usaha penyelamatan lapisan atas tanah (top soil) agar dapat menjamin kesuburan penanaman tanaman nantinya. D. Pelaksanaan Betapapun baiknya perancangan/perencanaan taman, namun bilamana tindak pelaksanaannya tidak sepenuhnya menuruti/memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Perencanaan/Perancangan maka hasilnya akan mengecewakan. Hal ini sudah banyak terjadi di kehidupan kita, sehingga unsur pengawasan sangat diperlukan. Terlampau sering terjadi, bahwa kegiatan pengawasan pada saat pelaksanaan juga tidak dilakukan dengan semestinya. Mungkin perencanaannya sendiri sudah tidak sempurna dan lebih celaka lagi pelaksanaannya tidak sepatutnya. Akibatnya diperoleh karya taman yang dua kali tidak sempurna. Segala sesuatunya menjadi serba salah, serba janggal, serba asal-asalan, atau “sub-standard”. Kesalahan dan ketidak tertibann ini dapat meliputi dua hal pokok, yaitu : a) pada pelaksanaan administratif, dan b) pada pelaksanaan fisik. Sebagaimana kita ketahui bahwa tahap pelaksanaan dapat dibagi dalam : 1. Pelaksanaan Administratif, antara lain : Prakualifikasi, Penjualan/Pengambilan Dokumen Lelang, Anwijzing, Pelelangan, Berita Acara Hasil Lelang, Penunjukkan, Surat Perintak Kerja, Kontrak, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Penyelesaian Semua Perijinan, Berita Acara Pembayaran, Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Tahap I, Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Tahap II, Memorandum/Addendum, Berita Acara Pekerjaan Tambah/Kurang, Teguran, Sanksi/Denda, Pencabutan, Serah Terima Lapangan, Rapat-Rapat Dan Keputusan Rapat, Diskusi-Diskusi 2. Pelaksanaan Fisik, antara lain : Pengukuran dan pematokan, pembuatan bouwplank, pemagaran tapak sementara Dalam Tahap Pembangunan, Pembuatan Jalan Kerja, Mobilisasi Alat Dan Tenaga, Pembentukan Dan Pengolahan Tanah, Pelaksanaan Sarana/Prasarana Taman (Pembangunan Bangunan Taman), Pelaksanaan Penanaman, Pengamanan Tanaman Taman, Penyelesaian Bangunan Dan Tanaman, Taman Dan Penyempur Naan-Penyempurnaan, Pemeliharaan (Sistem Semprot Hama Dan Penyakit, Pemupukan, Penggantian, Pengecatan), Demobilisasi. Apa yang diuraikan diatas hanyalah sekedar garis besar dan sebagian kegiatan saja. Besar-kecilnya serta sederhana atau kompleksnya pekerjaan, tentu erat hubungannya dengan sifat dari masing-masing pekerjaan/proyek. Hanya yang sangat penting ialah bahwa harus selalu ada pengevaluasian serta pengecekan secara menerus. Pada hakekatnya tidak ada proyek yang tidak akan mengalami perubahan/penyempurnaan dalam perjalanan pembangunannya. Suatu pembangunan yang baik, haruslah luwes dan peka terhadap penyempurnaan, sejauh waktu dan dana mengizinkan. E. Pemeliharaan Letaknya memang dibelakang, demikian pula kegiatannya menyusul setelah kegiatan perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. Namun, sebetulnya bagian pemeliharaan ini pemikirannya harus sudah dilaksanakan pada tahap-tahap waktu analisa dan imajinasi, perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. Taman yang sudah dibangun, harus pula mendapat perawatan sebagaimana patutnya. Sesuai dengan tujuan semula, taman kanak-kanak haruslah memberikan kebahagiaan serta merupakan dunia impian bagi anak-anak. Taman-orang-orang jompo haruslah merupakan kerajaan orang-orang jompo dimana mereka adalah rajaraja dan para ratunya. Taman remaja, haruslah merupakan sanctuari atau daerah penyejuk dan penenang batin bagi para remaja. Baik bagi yang sedang bertulus-tulus, bersumpah mati, maupun untuk mereka yang bersandiwara mengobral janji. Kota taman haruslah sesuai dengan predikat yang disandangnya. Harus penuh dengan pesona keindahan lengkap dengan ketertiban, kelancaran, keamanan, kebersihan, kenyamanan serta sopan dan santun dan keramah-tamahan warga kotanya. Kota yang baik, yang menyandang gelar sebagai “Kota Kembang”, haruslah penuh dengan semua yang tersebut diatas ditingkah dengan gelar bunga di segenap sudut kota. Demikian rupa sehingga seolah-olah kota tersebut tenggelam atau terbenam di hamparan permadani bunga yang aneka warna indah dan harumnya. Demikian pula dengan daerah tepian kota, antar kota, pedesaan, pegunungan, aliran sungai, hutan, dataran, lembah, pantai, bukit, padang rumput, daerah pertanian dan apapun yang terhampar di muka bumi ini. Sejauh indera kita dapat menjangkau serta sejauh imajinasi kita dapat membayangkan. Kesemuanya itu haruslah terpelihara fungsi dan keindahannya. Oleh karena itu dikenal istilah : 1. Pemeliharaan Fisik,antara lain meliputi penyiraman , pemupukan, penyemprotan hama dan penyakit, pemangkasan, penggantian, pengecatan, pengurasan, penyapuan dan lain-lain. 2. Pemeliharaan Ideal, merupakan pemeliharaan tujuan semula. Memelihara program kegiatan, memelihara fungsi dan nilai-nilai, memelihara disain lapangan agar tetap sesuai disain dalam perancangan. VI. HARAPAN DAN SARAN Di dalam waktu dekat mendatang para pecinta dan ahli pertamanan serta lingkungan, bersama-sama dengan berbagai disiplin ilmu lainnya, segenap instansi yang berwenang dan segenap lapisan masyarakat Bogor pada umumnya, diharapkan akan dapat lebih menyumbangkan dharma bhaktinya kepada bangsa dan negara pada umumnya, dan Kota Bogor tercinta pada khususnya, dengan menciptakan suatu lingkungan hidup di segenap pelosok Kotamadya Bogor yang cuma satu ini, yang lebih mencerminkan tradisi bangsa dengan budi pekerti yang luhur. Mencerminkan silaturahmi manusia yang lebih arif dengan alam sekitarnya, lebih manusiawi, lebih bermakna dan berwatak. Suatu lingkungan tinggal dan kerja yang mencerminkan falsafah pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila, lingkungan hidup yang lebih efisien, efektif dan berdaya guna. Suatu kota yang indah, tertib, sehat dan sejahtera, yang menunjukkan kepribadian bangsa yang mensyukuri karunia Tuhan Maha Penciptanya, menghargai manusia sesamanya dan mengindahkan alam sekitarnya. Lingkungan kehidupan kota yang dapat menggugah aspirasi dan cita-cita untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa yang dinamis tapi penuh taqwa, bangsa yang kreatif da penuh harga diri dan keyakinan diri namun penuh toleransi dan tenggang rasa. Bangsa yang bangga akan warisan dantradisi nenek moyangnya. Suatu kota yang bukan hanya tenggelam dalam taman dan gelar bunganya tetapi juga penuh keakraban dan persahabatan. Kota “Aman Tentram Kerto Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi.” Selamat kepada panitia, selamat kepada himagron, maaf atas segala kekeliruan dan kekurangannya Terima kasih. Wassalamu’alaikum wr wb. Bogor, 5 Mei 1984