I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi kelautan yang cukup besar untuk dapat dikelola secara ekonomis. Dua pertiga dari luas wilayah Indonesia merupakan daerah perairan. Potensi kelautan Indonesia tidak saja terkandung di perairan dan dasar laut akan tetapi termasuk potensi lain yang dapat dikembangkan untuk tujuan peningkatan dan pengembangan ekonomi Dalam rangka pemulihan perekonomian Indonesia, pemerintah menggalakkan ekspor berbagai komoditas selain minyak bumi dan gas. Salah satu komoditas yang paling potensial untuk dikembangkan adalah komoditas dari sektor perikanan. Dari sektor ini pada tahun 1999, menyumbang perolehan devisa sebesar US$ 2 Miliar (Trobos 1999). Jumlah tersebut sesungguhnya masih jauh dari target yang dinginkan. Selain itu pemanfaatan sumberdaya perikanan belum optimal.Untuk meningkatkan target pemasukan devisa dari sektor perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) mencanangkan Program Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan 2003 atau lebih dikenal PROTEKAN 2003. Sasaran dari program ini adalah menghasilkan devisa US$ 10 miliar pada tahun 2003. Nilai tersebut didapat dari hasil pengembangan produksi perikanan tangkap dan budidaya. Komoditas yang diandalkan dalam program ini yakni udang (tangkapan dan budidaya), tuna, cakalang (tangkapan), rumput laut, kakap putih, kerapu, mutiara, ikan hias, ikan nila dan kodok. Pada tahun 1994 – 1998, volume ekspor subsektor perikanan terus meningkat dengan 6 kenaikan rata-rata 7,01 % per tahun. Demikian juga dengan nilainya yang naik rata-rata sebesar 4,9 % per tahun. (Trobos 2000). Pada tahun 1996 dunia nilai ekspor ikan hias dan invertebrata air laut di mencapai 200 juta dollar. Lebih dari 60% dari uang tersebut yang berjumlah 130 juta dollar berasal dari negara-negara berkembang, sejak tahun 1985 perdagangan internasional ikan hias dan invertebrata air laut mengalami pertumbuhan rata-rata 14% pertahun (www. Ornamental-fish- Int.Org/marine,2000) . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik Nilai Ekspor Ikan Hias dan Invertebrata Air Laut dari Negara Sedang Berkembang dan Negara Maju Sumber: Fisheries Resources in the FAO Fisheries Departement www. Ornamental –fish-Int. Org/marine 2000. Dilihat dari Gambar 1, maka tampak bahwa pertumbuhan pasar ekspor ikan hias dan invertebrata air laut mengalami peningkatan dari tahun 1985 sampai tahun 1996. Hal menunjukan tersebut terhadap ikan hias air laut sekali. bahwa penyerapan pasar dan invertebrata air laut di dunia sangat besar 6 CV. Cahaya Baru berdiri pada tahun 1975, pada awalnya tujuan utama pengiriman ikan hias tropis hanya ke Singapura. Pada waktu itu ikan hias yang terkenal dan banyak diminta oleh pasar adalah Botia macracantha. Pada tahun 1989 CV. Cahaya Baru membuka cabang di Bali. Perusahaan berkonsentrasi pada ikan hias air laut dan koral yang ditangkap di perairan Indonesia Bagian Timur, kemudian diekspor melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Segmen pasar yang dijadikan target CV. Cahaya Baru adalah ke Bali. Eropa, Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang, Amerika, Kanada dan Brazil. Permintaan yang tinggi dari pasar ikan hias di dunia merupakan salah satu peluang yang sangat menarik, sedangkan CV. Cahaya Baru pada tahun 2001 mengekspor ikan hias air laut dengan nilai 145.615,- US dollar, invertebrata air laut dengan nilai 211.242,- US dollar dan ikan hias air tawar dengan nilai 119.308,- US dollar. Total pengiriman seluruhnya bernilai 476.166,- US dollar (Lampiran 1). Dilihat dari nilai penjualan tersebut maka peluang untuk meningkatkan ekspor masih terbuka lebar. Namun demikian CV. Cahya Baru mengalami beberapa kendala yaitu ikan hias air laut yang datang dari nelayan dan pemasok memiliki kualitas yang kurang baik, hal tersebut dikarenakan penangkapan ikan hias air laut di habitatnya masih banyak menggunakan potassium. CV. Cahaya Baru tidak memiliki alat yang dapat membedakan ikan yang tertangkap dengan menggunakan potassium dan dengan alat yang menggunakan bubu dan jaring karang. Sistem dan peralatan pemeliharaan di CV. Cahaya Baru masih sederhana, Sistem penyaringan air laut yang ada masih menggunakan sistem seri dan berbentuk mendatar sehingga rawan terhadap penularan penyakit 6 terhadap ikan hias air laut di akuarium lainnya. Pengecekan suhu, salinitas dan kadar PH masih menggunakan peralatan manual, penggunaan alat skeamer untuk menyaring bahan organik dan amonia masih buatan sendiri meniru pada alat buatan luar negeri, sehingga kemampuan maksimal. Hal tersebut berakibat pada tingginya penyaringannya tidak tingkat kematian ikan hias air laut yang ada pada proses pemeliharaan dan karantina di CV. Cahaya Baru. Berdasarkan data dari perusahaan tingkat kematian ikan hias air laut pada tahun 2000 jumlahnya 28,4 % sedangkan tahun 2001 meningkat menjadi 32 % dari persediaan yang ada dan pembelian ke pemasok atau nelayan oleh perusahaan setiap tahunnya ( Lampiran 2). Dalam rangka mendukung keberhasilan ekspor maka teknologi serta inovasi sangat penting, karena diharapkan penggunaan produksi yang dihasilkan akan lebih baik mutunya, sehingga nilai jual komoditas tersebut meningkat dan menunjang keberhasilan perusahaan. Pengembangan manajemen teknologi harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan, maka perusahaan harus memperhatikan komponen-komponen teknologi (Technoware), Sumber Daya Manusia ( Humanware ), Informasi ( Infoware ) dan Organisasi ( Organoware ). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini difokuskan. 1. Bagaimana kondisi perusahaan saat ini dilihat dari faktor internal dan eksternal di CV. Cahaya Baru? 6 2. Komponen apa saja yang mempengaruhi kemampuan penerapan teknologi dalam bisnis ikan hias air laut di CV. Cahaya Baru? 3. Adakah alternatif pengembangan strategi teknologi dalam bisnis ikan hias air laut guna pengembangan usaha di CV. Cahaya Baru ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut . 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal dan internal dalam bisnis ikan hias air laut di CV. Cahaya Baru 2. Menganalisis komponen apa saja yang mempengaruhi transformasi teknologi dan kemampuan teknologi dalam bisnis ikan hias air laut di CV. Cahaya Baru. 3. Mengkaji dan memberikan alternatif strategi teknologi dalam bisnis ikan hias air laut di CV. Cahaya Baru. 6 Untuk Selanjutnya Tersedia Di Perpustakaan MB-IPB