12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Overweight 1. Pengertian

advertisement
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Overweight
1. Pengertian
Overweight merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi
akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Kelebihan berat badan terjadi bila besar dan jumlah sel lemak
bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat
badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian
jumlahnya bertambah banyak (Sugondo, 2007).
Overweight adalah keadaan yang hampir mendekati obesitas,
seseorang dapat dinyatakan overweight apabila orang tersebut memiliki
Indeks Massa Tubuh (IMT) antara 25 sampai 29,99. Overweight sendiri
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu individu dengan IMT 25 – 27,49 dan
individu dengan IMT 27,50 – 29,99 (WHO, 1996).
Overweight didefinisikan sebagai peningkatan berlebihan jaringan
lemak pada otot dan jaringan skeletal (Dorlan, 2002). Overweight
dikatakan jika IMT ≥ 23. Secara ilmiah overweight terjadi akibat
mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
Penyebab terjadinya ketidakkeseimbangan antara asupan dan pembakaran
kalori ini belum dapat dijelaskan secara pasti.
12
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
13
Overweight adalah kelebihan berat badan termasuk didalamnya otot,
tulang, lemak dan air (Aqila, 2010).
Dari uraian diatas maka disimpulkan pengertian overweight adalah
suatu keadaan kelebihan berat badan yang disebabkan oleh penumpukan
lemak yang ditandai dengan IMT 25-29,9.
2. Tipe overweight berdasarkan umur
Menurut
Wirakusumah
(2000)
penggolongan
timbulnya
kegemukan berdasarkan usia, yaitu:
a. Kegemukan pada masa bayi
Kegemukan pada masa bayi perlu dihindari. Hasil dari beberapa
penelitian menunjukan bahwa dari jumlah bayi yang mengalami
kegemukan pada usia enam bulan pertama ternyata lebih dari
sepertiga menjadi lebih gemuk pada usia dewasa.
b. Kegemukan yang timbul pada masa kanak-kanak
Kegemukan pada usia kanak-kanak disebakan karena faktor pola
makanan yang salah dan kurangnya aktifitas fisik. Kelebihan lemak
yang ada ditubuh seseorang timbul pada usia dua tahun sampai usia
remaja.
c. Kegemukan pada masa dewasa
Kelompok ini sering ditemukan dari pada kegemukan yang timbul
pada masa kanak-kanak. Lemak tubuh yang berlebihan paling sering
timbul pada usia 20-30 tahun pada saat seseorang mantap dalam
karirnya.
Hal
tersebut
dikarenakan
kesibukan-kesibukan
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
14
menyebabkan kurangnya waktu untuk melaksanakan aktifitas untuk
mengeluarkan keringat dari tubuh seperti olahraga.
Dibawah ini adalah kategori usia berdasarkan Depkes RI (2009):
a. Masa balita
= 0 - 5 tahun,
b. Masa kanak-kanak
= 5 - 11 tahun.
c. Masa remaja Awal
=12 - 1 6 tahun.
d. Masa remaja Akhir
=17 - 25 tahun.
e. Masa dewasa Awal
=26- 35 tahun.
f. Masa dewasa Akhir
=36- 45 tahun.
g. Masa Lansia Awal
= 46- 55 tahun.
h. Masa Lansia Akhir
= 56 - 65 tahun.
i. Masa Manula
= 65 - sampai atas
Pada usia-usia tertentu merupakan masa dimana terjadi pertumbuhan
dan pekembangan yang cepat dan rentan sehingga terjadi gangguan
pada status gizinya yang mengakibatkan overweight.
3. Penilaian status gizi
Menurut World Health Organisation (2006) Indeks Massa Tubuh
(IMT) adalah indeks yang sederhana yang paling sering digunakan untuk
mengklasifikasikan status gizi pada populasi dewasa dan perorangan.
Yang dijabarkan dengan rumus:
Berat Badan (kg)
IMT =
Tinggi Badan2 (m2)
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
15
Tabel 2.1 Kriteria Indeks Masa Tubuh (IMT) menurut WHO
Klasifikasi
Underweight
Normal
Overweight
Obese kelas I
Obese kelas II
Obes kelas III
IMT
< 18,5
18.5 – 24.9
25.0 – 29.9
30.0 – 34.9
35.0 – 39,9
40.0 ≤
Tabel 2.2 Kriteria Indeks Masa Tubuh (IMT) menurut Depkes 2003
Kategori
Underweight
Normal
Overweight
Obese
Ayah
< 17 kg/m²
17-23 kg/m²
23-27 kg/m²
>27kg/m²
Ibu
< 18 kg/m²
18-25 kg/m²
25-27 kg/m²
>27 kg/m²
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur di
atas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil dan olahragawan. Di samping itu IMT juga tidak bisa diterapkan
pada keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti edema, ascites, dan
hepatomegali (Supariyasa, 2002).
4. Efek yang ditimbulkan
Hidayati, Irawan dan Hidayat (2009), anak obesitas berisiko
mengalami gangguan kesehatan seperti berikut ini:
a. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Faktor Risiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, trigliserida, LDL
kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDLkolesterol. Anak obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan
darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
16
b. Diabetes Mellitus Tipe-2
Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas. Hampir
semua anak obesitas dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT
> + 3SD.
c. Obstruktive Sleep Apnea
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan
gejala mengorok. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak di
daerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding
dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan
perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot
pernafasan.
d. Gangguan Ortopedik
Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan
ortopedik yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya
epifisis kaput femoris yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau
lutut dan terbatasnya gerakan panggul.
e. Pseudotumor Serebri
Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial
pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-paru yang
menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit
kepala, papil edema, diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer
dan iritabilitas.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
17
5. Penyebab Overweight
Menurut Purwanti (2002) bahwa ada beberapa faktor utama yang
menyebabkan overweight, yaitu:
a) Faktor genetik atau faktor keturunan yang berasal dari orang tua
Jika kedua orang tuanya menderita kegemukan sekitar 80% anaknya
akan menjadi gemuk, bila salah satu yang mengalami kegemukan
kejadiannya menjadi 40% dan jika keduanya tidak mengalami
kegemukan maka prevalensinya turun menjadi 14%.
b) Faktor psikologis, emosi
Seseorang dapat mempengaruhi perilaku seperti stres, cemas dan takut
dapat menimbulkan sikap yang berbeda-beda pada setiap orang dalam
mengatasinya misalnya dengan makan makanan kesukaan secara
berlebihan,
Menurut Dariyo (2004) bahwa keadaan psikologis yang dapat
menyebabkan
kegemukan
adalah
ketidakseimbangan
keadaan
emosional yang menyababkan individu cenderung untuk melarikan
diri dengan cara banyak makanan yang mengandung kalori atau
kolesterol tinggi.
c) Pola makan yang berlebihan
Seperti makan berlebihan, makan terburu-buru, menghindari makan
pagi dan kebiasaan makan makanan ringan.
Fast food atau ready-to-eat-food jadi pilihan utama orang tua yang
sibuk atau konsumsi ketika menghabiskan waktu bersama keluarga
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
18
pada masyarakat modern. Hal ini disebabkan karena pengolahannya
yang cenderung cepat karena menggunakan tenaga mesin, terlihat
bersih karena penjamahnya adalah mesin, restoran yang mudah
ditemukan serta karena pelayanannya yang selalu sedia setiap saat,
bagaimanapun cara pemesanannya (Worthington & William 2000).
d) Kurang melakukan aktivitas fisik.
Aktifias yang kurang akan menyebabkan penumpukan lemak atau
kelebihan kalori dalam tubuh yang pada akhirnya seseorang akan
mengalami kegemukan.
e) Penggunaan obat-obatan
Seseorang yang dalam keadaan sakit maka bermacam-macam obat
dapat diberikan dengan maksud untuk menyembuhkan, beberapa obat
dapat merangsang cepat lapar sehingga pasien akan meningkatkan
nafsu makannya. Penggunaan obat akan menyebabkan peningkatan
berat badan (Rimbawan, 2004).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Meiditasari, Suryanto
dan Wahyuni (2012) diperoleh bahwa responden yang mempunyai
riwayat keluarga obesitas mempunyai berat badan normal sebanyak 26
orang (85.7%), overweight 12 orang (26.1%), dan obesitas 8 orang (17.4).
Responden yang tidak ada riwayat obesitas pada keluarganya mempunyai
berat bada normal sebanyak 46 orang (67.6%), overweight 14 (20.6%),
dan obesitas 8 orang (11.8%). Sedangkan responden yang tidak
mengetahui riwayat obesitas dalam keluarga yaitu berat badan normal
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
19
sebanyak 8 orang (66.7%), 2 orang (16.7%) dan obesitas 2 orang (16.7%).
Fitranti (2014) menyatakan dalam penelitianya bahwa kecukupan energi,
kecukupan lemak, kecukupan protein dan status gizi ibu merupakan faktor
risiko kejadian overweight pada anak stunting.
B. Kebiasaan Olahraga
1, Pengertian
Olahraga ialah tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan atau
memperbaiki deformitas fisik (Dorland’s, 2004). Menurut Alwi (2003) bahwa
kebiasaan adalah suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dilakukan secara
sadar dan dilakukan secara jelas dan dianggap baik dan benar.
Soeharto (2004) mengungkapkan bahwa dengan berolahraga dapat
meningkatkan
pembakaran
lemak
dalam
tubuh
menjadi
air
dan
karbondioksida.
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan
terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Kesehatan komunitas, 2002).
Khotimah (2009) menjelaskan bahwa olahraga adalah suatu bentuk
kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan
kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan
prestasi optimal.
Latihan yang benar akan memberikan efek latihan yang positif
berupa peningkatan kemampuan fisik, baik berbentuk kekuatan otot,
ketahanan otot, ketahanan peredaran darah dan pernafasan, kelenturan,
keseimbangan dan sebagainya, yang kesemua membentuk kemampuan
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
20
fisik/physical fitness. Semakin tinggi kemampuan fisik seseorang akan
semakin besar kemampuan kerja /produktivitas dan semakin tinggi derajat
kesehatannya. Dalam konteks ini tersirat adanya ketahanan tubuh dapat
ditingkatkan melalui latihan fisik (Suharto , 2009).
Dapat disimpulkan kebiasaan olahraga adalah suatu bentuk
aktivitas yang tersusun dan terencana yang bermanfaat menyehatkan
jasmani dilakukan secara berulang-ulang oleh seseorang.
2. Jenis olahraga
a.
Aerobik adalah : Olahraga yang dilakukan secara terus-menerus
dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya :
Jogging, senam, renang, bersepeda.
b.
Anaerabik adalah : Olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat
dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint
100 M, tenis lapangan, bulu tangkis (Kesehatan Komunitas, 2002).
Menurut Rahmatika (2008) dalam Wijayanti (2013) bahwa olahraga
yang dianjurkan adalah olahraga yang bersifat aerobik, yaitu olahraga
yang menggunakan oksigen dalam sistem pembentukan energinya. Atau
dengan kata lain olahraga yang tidak terlalu berat namun dalam waktu
lebih dari 15 menit. Contoh olahraga yang dianjurkan antara lain berjalan
selama 20-30 menit setiap harinya, berenang, bersepeda santai, jogging,
senam aerobik, dll.
American College of Sports Medicine merekomendasikan pada
setiap orang untuk berolahraga 150 menit dalam setiap minggunya.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
21
Artinya kita hanya perlu melakukannya selama 20 sampai 25 menit setiap
hari (Walad, 2013).
Olahraga yang dianjurkan adalah 3-4x dalam seminggu dan setiap
kali olahraga minimal 30 menit. Olahraga secara teratur juga baik untuk
jantung dan paru-paru serta membantu menurunkan kadar trigliserida di
dalam darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Dengan
berolahraga teratur juga dapat meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik)
di dalam darah. Mencegah terjadinya kenaikan berat badan, diperlukan
olahraga dengan intensitas moderat selama 150-250 menit dalam
seminggu. Contoh olahraga dengan intensitas moderat contohnya adalah
jalan cepat dan berenang (Admins, 2013).
Yoshie (2013) menyatakan bahwa jika seseorang ingin mendapatkan
berat badan yang ideal maka dianjurkan seseorang untuk melakukan
olahraga minimal 3 kali dalam seminggu.
Lakukan aktifitas fisik sekurang-kurangnya 30 menit per hari dengan
baik dan benar agar bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh,
misalnya :
a. Turun bus lebih awal menuju tempat kerja yang kira-kira
menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte
yang menghabiskan kira-kira 10 menit berjalan kaki menuju rumah.
b. Membersihkan rumah selama 10 menit, dua kali dalam sehari
ditambah 10 menit bersepeda.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
22
Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum
terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan
secara bertahap. Aktifitas fisik dianjurkan minimal 30 menit, lebih lama
akan lebih baik. Aktifitas fisik dapat dilakukan dimana saja, dengan
memperhatikan lingkungan yang aman dan nyaman, bebas polusi, tidak
menimbulkan cedera, misalnya : dirumah, sekolah, tempat kerja, dan
tempat-tempat umum seperti sarana olahraga, lapangan, taman, tempat
rekreasi, dll. (Kesehatan Komunitas, 2002).
3. Manfaat olahraga
a.
Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah
yang ditandai dengan :
a) Denyut nadi istirahat menurun.
b) Isi sekuncup bertambah.
c) Kapasitas bertambah.
d) Penumpukan asam laktat berkurang.
e) Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
f) Meningkatkan HDL Kolesterol.
g) Mengurangi aterosklerosis.
b.
Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada:
a) Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.
b) Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang,
c) menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan
lutut.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
23
c.
Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat
mengurangi cedera.
d.
Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan
mempertahankan berat badan ideal.
e.
Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti :
a) Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan diastolik.
b) Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan
mengurangi lemak tubuh.
c) Kencing manis : menambah sensitifitas insulin.
d) Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.
f.
Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas
hormon terhadap jaringan tubuh.
g.
Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit
h.
melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
i.
Penelitian Kavanagh, latihan aerobik 3 kali seminggu selama 12
minggu.
a) Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
b) Meningkatkan HDL kolesterol.
c) Mengurangi aterosklerosis (Kesehatan Komunitas, 2002)
C. Pola Makan
1. Pengertian
Pola makan dapat diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok
orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai terhadap
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
24
reaksi
pengaruh–pengaruh
fisiologi,
psikologi,
budaya
dan
sosial
(Sulistyoningsih, 2010).
Menurut Baliwati (2004) pola makan adalan susunan jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok pada waktu
tertentu.
Kebiasaan makan remaja juga terdiri dari snack yang 40%
berkalori tinggi. Makanan snack yang sering di konsumsi remaja seperti
keripik kentang, kue-kuean, dan minuman ringan (soft drink) yang rendah
dalam zat gizi. Dan juga es krim, es krim kocok, hamburger dan pizza
yang memberikan zat gizi yang penting, tetapi juga tinggi lemak, natrium,
dan kalori. Remaja juga bersandar pada restoran fast food yang
mempunyai menu terbatas dan sering menekankan pada makanan tinggi
kalori, lemak dan natrium (Moore, 1997).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian pola makan adalah
suatu jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh mahasiswa dalam
kesehariannya.
2. Pola makan tidak sehat
Menurut Prasetyono (2009) pola makan tidak sehat pada seseorang
antara lain :
a. Makan terlalu banyak.
Mengkonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan tubuh berarti
menambah kalori tambahan yang disimpan dalam tubuh sebagai lemak.
Hal ini mengakibatkan kelebihan berat badan.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
25
b. Terlalu banyak makan gula.
Kebiasaan makan banyak ialah kecenderungan makan makanan yang
banyak mengandung kadar gula. Memuaskan selera makan dengan
makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi akan menyebabkan
seseorang kehilangan selera makan makanan yang mengandung gizi,
vitamin dan zat mineral yang diperlukan.
c. Mengkonsumsi makanan olahan terlalu banyak.
Seseorang dapat tergantung pada jenis makanan olahan ini dan
mengabaikan makanan segar akan tetapi seseorang akan kekurangan
unsur makanan yang penting, baik bagi dirinya maupun bagi bayi yang
dikandung.
d. Mengabaikan sarapan pagi.
Seseorang biasanya sering mengabaikan sarapan pagi karena kesibukan
mengerjakan pekerjaan rumah. Kebiasaan mengabaikan sarapan pagi
akan mengakibatkan seseorang akan merasa sangat lapar sebelum waktu
makan siang dan memenuhinya dengan makanan cemilan. Sarapan pagi
sangat penting karena merupakan makanan pertama sepanjang hari.
Energi yang tersimpan sebagai sumber cadangan pada malam hari telah
dikosongkan untuk kehidupan alat-alat tubuh. Pada pagi harinya
diperlukan energi tambahan untuk aktifitas tubuh hingga menjelang
tengah hari.
3. Dampak pola makan yang tidak sehat
Almatsier
(2005)
mengungkapkan bahwa
konsumsi
makanan
berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Gangguan gizi disebabkan oleh
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
26
faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan
seseorang salah dalam kuantitas dan kualitas yang salah satunya disebabkan
oleh karena pola makan yang tidak sehat. Gangguan gizi tidak seimbang
antara lain :
a. Gizi kurang.
b. Gizi buruk.
c. Gizi lebih.
d. Anemia gizi besi.
e. Kekurangan vitamin A.
f. Gangguan akibat kekurangan iodium (Erna, 2004).
4. Penanggulangan pola makan tidak sehat
Cara menyiasati pola makan tidak sehat dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung 4 sehat 5 sempurna. Kehamilan menyebabkan perubahan
tubuh yang mengakibatkan timbulnya beberapa gangguan makan. Keadaan
ini seringkali mempengaruhi asupan gizi ibu hamil atau kehilangan nafsu
makan. Untuk menyiasati agar nafsu makan tetap terjaga, yaitu dengan cara :
a. Memperbanyak ragam dan variasi makanan.
b. Sajikan makanan yang menarik.
c. Tingkatkan kelezatan rasa makanan.
d. Segera makan begitu makanan disajikan (Kasdu, 2004).
5. Kebutuhan kalori yang dibutuhkan
Menurut Almatsier (2005), jumlah dan jenis makanan yang
dianjurkan makan 3 kali sehari yang terdiri dari komposisi yang berimbang.
Pengaturan diet, perlu mengetahui kebutuhan kalori sehari. Selain
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
27
membantu dalam kebutuhan kalori, ahli gizi / diet juga menyarankan
variasi makanan sesuai dengan daftar bahan makanan penukar. Porsi
makanan hendaknya tersebar sepanjang hari, yaitu makan pagi, makan
siang, dan makan malam serta kudapan di antara waktu makan. Angka
kecukupan gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan
kondisi masing-masing, untuk mengukur Akg bagi orang dewasa secara
tepat, kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan rumus sebagai beriku:
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Remaja (Kkal/hari)
Jenis kelamin
Ringan
1,56 X BMR
1,55 X BMR
Laki-laki
Perempuan
Angka kecukupan gizi (Kkal/hari)
Sedang
Berat
1,76 X BMR
2,10 x BMR
1,70 X BMR
2,00 x BMR
(Sumber: Almaster, 2005)
Menurut Almatsier (2005), kebutuhan kalori harian seseorang
merupakan konsumsi kalori atau energi yang berasal dari makanan yang
nantinya digunakan untuk memenuhi pengeluaran kalori per harinya.
Kebutuhan energi atau kalori setiap harinya untuk metabolisme basal
(Basal Metabolic Rate/BMR), metabolisme tambahan terkait dengan
aktivitas yang dilakukan per harinya dan juga bisa untuk metabolisme
khusus dari efek suatu makanan atau pengaruh dinamik khusus (Spesific
Dynamic Action).
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
28
Secara sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan menggunakan
rumus regresi linier sebagai berikut:
Tabel 2.2 Untuk Menaksir Nilai BMR
Umur
0-3
3-10
10-18
18-30
30-60
> 60
BMR (Kkal/hari)
Wanita
Laki-laki
61,0 BB + 51
60,9 BB + 54
25,5 BB + 499
22,7 BB + 495
12,2 BB + 746
17,5 BB + 651
14,7 BB + 496
15,3 BB + 679
8,7 BB + 829
11,6 BB + 879
10,5 BB + 596
13,5 BB + 487
(Sumber: Almaster, 2005)
Kalori adalah satuan unit yang digunakan untuk mengukur nilai
energi yang diperoleh tubuh ketika mengkonsumsi makanan/minuman.
Kandungan Kalori di dalam makanan dapat ditentukan oleh kandungankandungan gizi seperti lemak, karbohidrat, dan protein yang terkandung
di dalam makanan itu sendiri. Lemak menghasilkan kalori paling banyak,
yaitu 9 kalori/gram. Sedangkan karbohidrat dan protein mengandung 4
kalori setiap gramnya. Makanan yang mengandung banyak lemak adalah
makanan yang mengandung tinggi kalori. Sebaliknya, yang memiliki
kalori rendah adalah buah-buahan dan sayur-sayuran karena mengandung
banyak serat dan kadar airnya tinggi (Samyunwan, 2012). Berikut adalah
tabel kebutuhan kalori untuk berbagai kelompok umur. Tabel ini dapat
membantu mengetahui kebutuhan kalori berdasarkan usia, jenis kelamin
dan aktifitas yang dilakukan.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
29
Tabel 2.3 Kebutuhan Kalori Sesuai Usia
Jenis
kelamin
Anak wanita
Pria
Usia
(Tahun)
2-3
4-8
9-13
14-18
19-30
31-50
50+
4-8
9-13
14-18
19-30
31-50
50+
Menetap
1.000 Kkal
1.200 Kkal
1.600 Kkal
1.800 Kkal
2.000 Kkal
1.800 Kkal
1.600 Kkal
1.400 Kkal
1.800 Kkal
2.200 Kkal
2.400 Kkal
2.200 Kkal
2.000 Kkal
Aktifitas yang dilakukan
Cukup aktif
1.000-1.400 Kkal
1.400-1.600 Kkal
1.600-2.000 Kkal
2.000 Kkal
2.000-2.200 Kkal
2.000 Kkal
1.800 Kkal
1.400-1.600 Kkal
1.800-2.200 Kkal
2.400-2.800 Kkal
2.600-2.800 Kkal
2.400-2.600 Kkal
2.200-2.400 Kkal
Aktif
1.000-1.400 Kkal
1.400-1.800 Kkal
1.800-2.200 Kkal
2.000 Kkal
2.400 Kkal
2.400 Kkal
2.200 Kkal
2.000-2.000 Kkal
2.000-2.600 Kkal
2.800-3.200 Kkal
3.000 Kkal
2.800-3.000 Kkal
2.400-2.800 Kkal
(Sumber: Samyunwan, 2012)
Adanya rentang kalori menunjukkan kebutuhan kalori yang
berbeda berdasarkan usia dari tiap kelompok. Remaja & anak-anak
membutuhkan kalori yang lebih banyak seiring dengan bertambahnya
usia. Akan tetapi pada orang dewasa, akan membutuhkan kalori yang
lebih sedikit seiring dengan bertambahnya usia.
Keterangan aktifitas yang dilakukan:
1. Aktifitas menetap: Suatu gaya hidup dimana aktifitas yang dilakukan
hanya berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.
2. Cukup aktif: Suatu gaya hidup yang termasuk didalamnya melakukan
aktifitas fisik yang setara dengan berjalan kaki sebanyak 2,5-5 km
sehari.
3. Aktif: Suatu gaya hidup yang termasuk didalamnya melakukan
aktifitas fisik yang setara dengan berjalan kaki > 5 km sehari
Menurut Arisman (2004), penentuan jumlah kalori yang
dibutuhkan dihitung berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT). Darmono
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
30
(2007) jumlah kalori yang diperlukan dalam sehari pada seseorang yang
bekerja adalah :
1) Kurus (< 90%) kebutuhan kalori: BB X 40 – 50 kalori sehari.
2) Normal (90-100%) kebutuhan kalori : BB X 30 kalori sehari.
3) Gemuk (>100%) kebutuhan kalori : berat badan (kg) dikalikan 20 kalori
Menurut Tortora dan Derrickson (2011), untuk rekomendasi
distribusi kalori dalam upaya pemenuhan diet seimbang terkait dengan
kebutuhan kalori per hari:
a.
50-60% karbohidrat.
b.
< 15% gula sederhana.
c.
<30% lemak (dalam bentuk trigliserida/TGA).
d.
< 10% asam lemak jenuh.
e.
12-15% protein.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan
Santoso (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan adalah :
a. Kesenangan
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap
kebiasaan makan seseorang. Perasaan suka dan tidak suka seseorang
terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut.
b. Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi
sebagai contoh budaya pantang makanan.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
31
c. Agama
Agama juga mempengaruhi jenis makann yang dikonsumsi. Sebagai
contoh agama islam mengharamkan daging babi.
d. Taraf sosial ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi
oleh taraf ekonomi. Pendapatan yang rendah akan membatasi seseorang
untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
e. Lingkungan alam
Lingkungan alam juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi
seperti kondisi tanah dan iklim setempat.
D. Genetik
Faktor ini merupakan faktor utama yang dimiliki oleh seorang
manusia dalam awal pertumbuhannya. Faktor ini sangat berpengaruh dalam
proses pertumbuhannya dari bayi sampai dewasa. Biasanya faktor genetik ini
susah untuk diubah, karena sudah terbentuk dan melekat pada si manusia
sejak mereka lahir. Dan sekalipun bisa diubah itu memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mengubahnya (Depkes, 2005).
Faktor genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang tuanya.
Pengaruh faktor tersebut sebenarnya belum terlalu jelas sebagai penyebab
kegemukan. Namun demikian, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa
factor genetik merupakan factor penguat terjadinya kegemukan (Purwati,
2001).
Genetik disebut juga ilmu keturunan. Berasal dari kata genes (bahasa
Latin), artinya suku bangsa atau asal usul. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
32
sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang
mungkin timbul di dalamnya (Wildan, 1983). Gen adalah butiran kecil yang
terdapat di dalam sel-sel kelamin manusia yang dipindahkan dari orang tua atau
nenek moyang kepada keturunannya dan merupakan sifat yang diwariskan
(Abdul, 1999).
Pengertian genetik berasal dari bahasa Latin genos yang berarti suku
bangsa atau asal usul. Dengan demikian genetik berarti ilmu yang mempelajari
bagaimana sifat keturunan (hereditas) yang di wariskan kepada anak cucu, serta
variasi yang mungkin timbul di dalamnya (Armansyah, 2013)
Asiah (2009) menyatakan dalam penelitianya bahwa pengaturan berat
badan dan respon seorang individu terhadap diet bervariasi dan ditentukan
oleh faktor genetik. Suku bangsa atau ras tertentu memiliki kecenderungan
terjadinya obesitas dibandingkan dengan suku bangsa atau ras lainnya.
Penderita obesitas pada suku bangsa tertentu menunjukkan adanya
polimorfisme dari gen uncoupling protein. Gen uncoupling protein telah
berhasil diidentifikasi memiliki peran dalam hal metabolisme energi dan
proses terjadinya obesitas. Sehingga dapat disimpulkan genetik adalah suatu
sifat keturunan yang diwariskan atau diturunkan dari orang tua terhadap
anaknya yang mana susah untuk diubah.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
33
E. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1
dibawah ini:
Faktor genetik
IMT orang tua
Aktifitas fisik remaja
- Jumlah waktu tidur
- Kebiasaan olahraga
dalam 1 minggu
- Kegiatan didalam dan
diluar rumah
Overweight
Pola makan
- Jumlah makanan yang
berlebihan
- Frekuensi makan fast
food dan soft drink
- Frekuensi makanan
yang mengandung
lemak dan kolesterol
Penggunaan obat-obatan
- Jenis obat
- Lama penggunaan
Psikologis remaja
- Tipe kepribadian remaja
- Tingkat stres remaja
Keterangan:
------- : Tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Purwanti (2002) dan Rimbawan (2004)
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
34
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2
dibawah ini:
Genetik
Pola makan
Kebiasaan olahraga
Overweight
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ada hubungan pola makan dengan kejadian overweight pada mahasiswa
keperawatan S1 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
b. Ada hubungan genetik dengan kejadian overweight pada mahasiswa
keperawatan S1 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
c. Ada hubungan kebiasaan olahraga dengan kejadian overweight pada
mahasiswa keperawatan S1 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Hubungan Pola Makan..., Ibnu Budi Sayoga, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Download