BAB II AKTIFITAS FISIK UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT I. KOMPETENSI DASAR 3.2 Menganalisis peran aktivitas fisik dalam pencegahan penyakit dan pengurangan biaya perawatan kesehatan. 4.2 Menyajikan hasil analisis peran aktivitas fisik dalam pencegahan penyakit dan pengurangan biaya perawatan kesehatan. II. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat: mencari dan membaca berbagai informasi tentang tentang pengaruh aktivitas fisik dengan kesehatan, penyakit, dan pengurangan biaya perawatan kesehatan dari media cetak dan atau elektronik serta membuat laporannya. Peserta didik saling bertanya tentang pengaruh aktivitas fisik terhadap kesehatan, dan kaitannya dengan pengurangan biaya kesehatan. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis aktivitas fisik yang berdampak baik terhadap kesehatan. Peserta didik dapat Mengidentifikasi berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh kekurang gerak. Peserta didik dapat Mengidentifikasi hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan organ paru, jantung, dan peredaran darah. Peserta didik dapat Menemukan hubungan antara dampak aktivitas fisik dengan kesehatan, penyakit dan pengurangan biaya perawatan kesehatan. III. MATERI PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang Memerlukan pengeluaran energi yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global. Aktivitas fisik memiliki manfaat terhadap kesehatan antara lain : Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekana darah tinggi, kencing manis, dan lain-lain Berat badan terkendali Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional Lebih percaya diri Lebih bertenaga dan bugar Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik B. Jenis Aktivitas Fisik Ada 3 jenis tingkatan aktivitas fisik yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh yaitu: 1. Aktivitas Ringan Yaitu aktivitas yang hanya memerlukan tenaha dan biasanya menyebabkan perubahan dalam pernapasan aau ketahanan. Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan (endurance), dapat membantu jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: Berjalan kaki, misalnya turunlah dari bus lebih awal menuju tempat kerja kira-kira menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan 10 menit berjalan kaki menuju rumah Lari ringan Berenang, senam Berkebun dan kerja di taman. 2. Aktivitas sedang Yaitu aktivitas yang membutuhkan tenaga intens dan terus menerus, geakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi berfungsi dengan baik. Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: Peregangan, mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau sentakan, lakukan secara teratur untuk 10-30 detik, bisa mulai dari tangan dan kaki Senam taichi, yoga Mencuci pakaian, mobil Mengepel lantai. 3. Aktivitas Berat Yaitu aktivitas yang berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan kekuatan, membuat berkeringat. Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis. Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (2-4 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: Push-up, pelajari teknik yang benar untuk mencegah otot dan sendi dari Kecelakaan Naik turun tangga Angkat berat/beban Membawa belanjaan Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness) Aktivitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori), misalnya: Berjalan kaki (5,6-7 kkal/menit) Berkebun (5,6 kkal/menit) Menyetrika (4,2 kkal/menit) Menyapu rumah (3,9 kkal/menit) Membersihkan jendela (3,7 kkal/menit) Mencuci baju (3,56 kkal/menit) Mengemudi mobil (2,8 kkal/menit) C. Manfaat Aktivitas Fisik untuk Pengobatan. 1. Penyakit Jantung. Olahraga dapat memperkuat otot dalam tubuh anda yang bekeja paling keras, jantung. Olahraga teratur yang memacu tubuh anda mencapai detak jantung optimal—60 sampai 70 persen dari detak jantung maksimal—dapat membuat jantung anda berdetak secara lebih efisien, memperkuat pembuluh arteri dan melancarkan sirkualsi darah (untuk menghitung target detak jantung anda, kurangi umur anda dari 220, kemudian kalikan dengan 0,7 ). Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur mampu mengurangi resiko terkena penyakit jantung sebanyak 50 persen, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar HDL, si ‘kolesterol baik’ yang membantu menyingkirkan LDL, si ‘kolesterol jahat’ dari arteri anda. Sebuah penelitian yang dilakukan tahun 1996 di University of Washington, Seattle, juga menunjukkan bahwa olahraga teratur menyebabkan perubahan kimia pada darah yang dapat membantu melindungi dari serangan jantung. Tapi harus diingat, bila anda telah menderita penyakit jantung, anda harus lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas fisik— jangan melakukan aktivitas yang berat-berat, karena otot jantung anda sudah tak sekuat normal lagi. Mengendalikan berat badan. Peraturannya sederhana saja: untuk mengurangi berat badan, anda harus membakar lebih banyak kalori daripada yang anda konsumsi. Dan aktivitas apakah yang mampu membakar kalori? Tentunya aktivitas fisik. Selain itu, olahraga teratur juga menurunkan selera makan dan meningkatkan metabolisme, sehingga tubuh anda akan membakar kalori secara lebih efisien. Digabung dengan manfaat lainnya yaitu meningkatkan tonus dan kepadatan otot, olahraga menjadi kunci sukses program penurunan berat badan manapun. Penurunan berat badan memiliki konsekuensi medis yang cukup penting, mengingat kegemukan merupakan faktor resiko bagi sejumlah penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker. 2. Diabetes mellitus. Olahraga akan menguntungkan penderita diabetes, baik tipe I maupun tipe II. Olahraga membantu menurunkan kadar gula darah dengan memindahkan glukosa dari peredaran darah untuk digunakan sebagai sumber energi selama dan setelah berolah raga. Olah raga juga membantu menunda atau mencegah timbulnya penyakit jantung dan pembuluh darah besar (kardiovaskular), ‘pembunuh’ utama bagi penderita diabetes. Bahkan, olahraga dapat mengurangi kebutuhan akan insulin pada penderita diabetes tipe I (tergantung insulin) dan mengurangi atau menghilangkan sama sekali penggunaan insulin atau obat-obatan lain pada penderita diabetes tipe II (tidak tergantung insulin). Satu hal yang perlu anda perhatikan, pastikan jenis olah raga yang anda pilih beresiko kecil untuk terluka, karena pada penderita diabetes, luka akan lebih sulit disembuhkan dibanding orang normal. Juga pastikan untuk selalu mengenakan alas kaki (sepatu) yang baik saat berolahraga— dilarang keras berolah raga dengan kaki elanjang, apalagi di permukaan yang tak rata— karena untuk alasan yang kurang lebih sama seperti diatas, penderita diabetes lebih mudah terluka dan terkadang mereka tidak menyadari kulitnya terluka karena sarafnya sudah kebal, sementara bila sudah terluka, penyembuhannya makan waktu lama. 3. Artritis. Rasa nyeri, peradangan dan kekakuan sendi yang biasa terdapat pada artiritis dapat dikurangi secara signifikan dengan aktivitas fisik, yang meningkatkan suplai darah ke otot, meningkatkan fleksibilitas sendi, dan memacu kekuatan otot, tendon dan ligamen. 4. Depresi dan gangguan mood. Penelitian menunjukkan bahwa pada kasus-kasus tertentu, aktivitas fisik saja mampu mengurangi gejala klinis depresi dan rasa cemas. Pada sebuah penelitian baru-baru ini dengan subyek 156 pria dan wanita berusia diatas 50 tahun yang secara klinis dinyatakan menderita depresi, yang diterbitkan tanggal 25 Oktober 1999 di Archives of Internal Medicine, ditemukan bahwa olahraga dapat memperbaiki mood setelah 16 minggu bersama dengan pemberian obat antidepresan. Para ahli percaya bahwa olahraga aerobik memicu pelepasan endorfin dan zat-zat kimia pada otak lainnya yang mempu memperbaiki mood dan mengurangi rasa sakit. Tentunya masih banyak kondisi atau penyakit lain yang dapat diatasi atau dicegah dengan olahraga sedang secara teratur—yang didefinisikan oleh sang dokter bedah sebagai aktivitas apapun yang mampu membakar 150 kalori sehari, atau 1000 kalori seminggu. Hal ini kira-kira sebesar apa yang dibakar seorang dengan bobot 75 kilogram yang membersihkan rumah atau mencuci mobil selama terus-menerus selama 3045 menit, 15 menit menggali tanah atau 20 menit berjalan cepat. Meski demikian, tetap saja kesadaran akan hal ini masih rendah. Di AS saja, hanya 22 persen yang cukup berolahraga untuk mempertahankan jantungnya agar tetap sehat, begitu menurut laporan Asosiasi Jantung Amerika. Sedangkan 54 persen dari mereka enggan beraktivitas sama sekali. Dr. Elrick tampaknya tak dapat memahami mengapa masyarakat lebih suka berada dalam batas rata-rata bila menyangkut masalah kesehatan, sementara amat kompetitif di aspek yang lain. “Itulah filosofi kebudayaan modern,” ujarnya. “Misalnya di bidang olahraga (prestasi). Dalam olahraga, orang saling berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, untuk menang. Hanya di bidang kesehatan saja tampaknya orang lebih suka menjadi ‘yang sedang-sedang saja’ atau berada dalam batas rata-rata.” 5. Kolesterol Olahraga diyakini dapat memperbaiki kadar kolesterol dan meningkatkan kolesterol baik. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Lipid Research menunjukkan bahwa olahraga bisa meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Tidak perlu melakukan aktivitas fisik yang berat tapi bisa dengan olahraga ringan saja. Olahraga yang dianjurkan: jalan kaki, jogging, lompat tali, bersepeda, aerobik yang low-impact, dan berenang. 6. Tekanan darah Olahraga sangat bermanfaat bagi penderita tekanan darah rendah ataupun tinggi, karena diyakini dapat memperlancar serta memperbaiki sirkulasi darah. Olahraga yang dianjurkan : sebaiknya melakukan olahraga dengan sedikit pembebanan seperti berlari sambil membawa beban misalnya air minum @ 600 ml di masing-masing tangan. 7. Tulang Menurut penelitian yang dilakukan Tom Lloyd. PhD, seorang epidemiologis di Penn State University College of Medicine, meskipun konsumsi kalsium dianggap sebagai faktor paling penting bagi kesehatan tulang, namun olahraga merupakan gaya hidup yang sangat dominan dalam menentukan kekuatan tulang. Olahraga jauh lebih baik dalam membentuk tulang sehat dan kuat, sehingga terhindar dari penyakit keropos tulang. Perempuan yang rutin melakukan olahraga berpeluang terhindar dari masalah ini. Namun perlu diingat, jangan melakukan olahraga secara berlebihan. Olahraga yang dianjurkan : lari, lompat tali, erobik, basket, voli, tenis, softball, naik gunung dan fitnes. 8. Nyeri haid Rasa sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar perut bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami perempuan ketika nyeri haid ini menyerang. Nyeri haid ini bisa mengganggu dan menurunkan produktivitas perempuan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan berolahraga. Olahraga yang dianjurkan : berjalan kaki, jogging, naik sepeda dan berenang D. Pengaruh Aktivitas Fisik Bagi Kemampuan Kognitif Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Fungsi Kognitif. Beberapa hipotesis yang menjelaskan tentang mekanisme yang mendasari hubungan antara aktivitas fisik dan fungsi kognitif masih belum dapat dipahami. Aktivitas fisik memperlihatkan dapat mempertahankan aliran darah otak dan mungkin juga meningkatkan persediaan nutrisi otak. Selain itu kegiatan aktivitas fisik juga diyakini untuk memfasilitasi metabolisme neurotransmiter, dapat juga memicu perubahan aktivitas molekuler dan seluler yang mendukung dan menjaga plastisitas otak. Bukti dari suatu studi hewan telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan seluler, molekul dan perubahan neurokimia. Pengaruh yang diamati berhubungan dengan peningkatan vaskularisasi di otak, peningkatan level dopamin, dan perubahan molekuler pada faktor neutropik yang bermanfaat sebagai fungsi neuroprotective. Selain itu aktivitas fisik juga diduga menstimulasi faktor tropik dan neuronal growth yang kemungkinan faktor-faktor ini yang menghambat penurunan fungsi kognitif dan demensia.Pada exercise beberapa sistem molekul yang dapat berperan dalam hal yang bermanfaat pada otak. Faktor-faktor neurotrofik kebanyakan yang berperan dalam efek yang bermanfaat tersebut. Faktor neurotrofik itu terutama protein BDNF, karena dapat meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan beberapa tipe dari neuron, meliputi neuron glutamanergik. BDNF berperan sebagai mediator utama dari efikasi sinaptik, penghubungan sel saraf dan plastisitas sel saraf. E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas fisik Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fPisik bagi remaja yang kegemukan atau obesitas, berikut ini beberapa faktor tersebut: a. Umur Aktivitas fisik remaja sampai dewasa meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya. b. Jenis kelamin Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik remaja laki-laki hampir sama dengan remaja perempuan, tapi setelah pubertas remaja laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar. c. Pola makan Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan merasa mudah lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti olah raga atau menjalankan aktivitas lainnya. Kandungan dari makanan yang berlemak juga banyak mempengaruhi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari ataupun berolahraga, sebaiknya makanan yang akan di konsumsi 8 dipertimbangkan kandungan gizinya agar tubuh tidak mengalami kelebihan energi namun tidak dapat dikeluarkan secara maksimal. d. Penyakit/kelainan pada tubuh Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, hemoglobin/sel darah dan serat otot. Bila ada kelainan pada tubuh seperti di atas akan mempengaruhi aktivitas yang akan di lakukan. Seperti kekurangan sel darah merah, maka orang tersebut tidak di perbolehkan untuk melakukan olah raga yang berat. Obesitas juga menjadikan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik