BAB III INTERPRETASI FIFTH SYMPHONY 3.1. Pendahuluan Alasan dipilihnya jenis musik klasik dalam tesis ini adalah karena sepanjang perkembangannya (di Barat), musik sebagai seni pertunjukkan mengalami puncak kejayaannya pada jaman musik klasik. Oleh karena itu diharapkan akan sangat baik dalam merepresentasikan musik secara keseluruhan. Akan tetapi, dalam penganalogiannya dengan arsitektur, istilah ‘klasik’ di sini tidak mengacu pada arsitektur klasik, karena pembagian jamannya berbeda. Pada pemakaian istilah klasik (classical) berikutnya mengacu pada pembagian periode perkembangan musik Barat. Ludwig van Beethoven dapat dikatakan berada pada posisi yang unik, yaitu salah satu musisi yang berada pada masa klasik (classical period) dan juga sebagai penanda dimulainya masa romantik (romantic era). 3.2. Definisi Musik Klasik Menurut Kamus Oxford Dictionary, kata classical dan music didefinisikan sebagai berikut: Classical: 1. traditional 2. of the style of ancient Greece and Rome 3. (of music) serious, and having a value that lasts Music: 1. sounds arranged in a way that is pleasant or exciting to listen to 2. art of writing or playing music 3. written or printed signs representing the sounds to be played or sung in a piece of music Jadi, classical music secara harafiah dapat berarti: musik yang berakar dari tradisi dan yang memiliki nilai yang bertahan lama hingga kini. 28 Menurut Ensiklopedia Microsoft Encarta 2005, definisi musik klasik lebih dijabarkan lebih spesifik, yaitu: popular term for the Western tradition of art music that began in Europe in the Middle Ages and continues today. It includes symphonies, chamber music, opera, and other serious, artistic music. More narrowly, the “classical” style refers to the work of the Viennese classical school, a group of 18th-century composers that includes Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, and Ludwig van Beethoven, which is the epitome of what is called classical music. 3.3. Latar Belakang Musik Klasik Penamaan “Classical” dewasa ini merujuk pada semua musik Barat yang bukan jazz, folk, ataupun pop. Adapun, Julian Rushton menulis sejarah musik klasik pada rentang masa-masa Christoph Willibald Gluck (1714-1787), sampai pada Ludwig van Beethoven (1770-1827). Meskipun pada masa-masa ini disebutkan bahwa terdapat gerakan Romantic Art, istilah “Classical” – meskipun masih menjadi perdebatan para kritikus musik – tetap dipakai untuk menandakan bahwa pada masa inilah musik Barat berkembang pada puncak kejayaannya. Pada umumnya, masa musik klasik berkembang pada tahun 1750 – 1830 dicirikan oleh musik Haydn dan Mozart. Sebelum masa Klasik berlangsung, terdapat masa Praklasik yaitu dimulai sekitar tahun 1720, waktu para komposer muda mulai mengkritik musik-musik jaman Baroque (yang pada waktu itu sedang berlangsung) yang terlalu kaku dan mementingkan struktur. Mereka berpendapat musik seharusnya lebih spontan dan ekspresif. Reaksi terhadap musik-musik Baroque ini terlihat dari munculnya gayagaya baru seperti: rococo atau style galant (country style) di Perancis, empfindsamer Stil (sensitive style) di Jerman, dan yang berkembang di Italia (tidak ada penamaan tertentu). Puncaknya adalah pada sekitar akhir abad ke-18, ketika munculnya kelompok komposer yang tergabung dalam Viennese classical school, antara lain yang berpengaruh adalah Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven. Pada masa inilah khususnya disebut masa “Musik Klasik”. Pada masa Klasik, karakteristik musik dapat dibagi dalam tiga aspek baru yang sebelumnya tidak ada, yaitu: ekspresi dan mood, orchestration dan keseimbangan. 29 Ekspresi dan mood. Ekspresi dan penekanan pada perasaan, semangat dan drama merupakan unsur penting, berbeda dengan musik pada masa Baroque yang memiliki ciri mempertahankan mood yang cenderung datar pada tiap movement-nya. Orchestration. Karena sifat kontrapung dari musik Baroque, maka terdapat peran yang sedikit dari masing-masing alat musik yang dimainkan dalam satu lagu. Kontrapung adalah perpaduan antara suara-suara yang berbeda yang memainkan melodi-melodi yang sama. Contohnya adalah pada Bach’s Brandenburg Concerto No.2. Perubahan yang signifikan pada akhir abad ke-18 adalah memanfaatkan perbedaan-perbedaan suara yang dihasilkan masing-masing alat musik sehingga komposer dapat bermain dalam “warna” dan “tekstur” untuk menampilkan ekspresi tertentu. Keseimbangan. Pada Musik Klasik terdapat keseimbangan dalam mood dan panjang lagu; presentasi tema, pengembangan tema, dan representasi ide. Setelah era Klasik, Beethoven membuka era Romantik pada pertengahan karirnya sebagai komposer. Musik era Romantik bahkan menonjolkan ekspresi yang lebih dalam lagi dibandingkan era Klasik. Barok Untuk acara tertentu Rasional Menampilkan satu mood saja PraKlasik Upacara keagamaan, pengadilan, dll. Klasik Ekspresif Romantik Sesuai ekspresi sang komposernya, ide bisa berasal dari puisi, lukisan. Bach, Handel Haydn, Mozart, Beethoven Emosional Mood yang berubahubah dalam satu lagu Beethoven Bagan 3.1. Hubungan antar jenis musik pada masa Klasik 30 3.4. Interpretasi Romantik Symphony no. 3 karya Beethoven dianggap sebagai karya yang membuka era Romantik. Salah satu contoh bagaimana interpretasi cara Romantik, adalah seperti yang ditulis Steven Collins (1997): “Gerakan kedua-nya yang merupakan sebuah jenis musik march untuk pemakaman, sebenarnya sangat sulit untuk diinterpretasi karena untuk sebuah komposisi musik “heroic”, Beethoven seakan-akan telah membunuh pahlawannya ini. Terlebih, gerakan ini diikuti oleh gerakan ketiga yang berupa hectic scherzo, ciri khas Beethoven sejak Symphony no. 2-nya. (Hectic scherzo merupakan musik yang bersifat jenaka dan berirama cepat). Penempatan scherzo setelah march pemakaman sangatlah sulit dijelaskan. Berlioz mencoba menjelaskan bahwa gerakan kedua dan ketiga ini adalah simbolisasi dari “funeral games”, permainan di sekitar pemakaman prajurit seperti yang dikisahkan pada Iliad (puisi epik Yunani yang menceritakan penangkapan Troy). Gerakan terakhir merupakan tema musik untuk balet yang berjudul The Creatures of Prometheus, jadi kita dapat berasumsi bahwa tokoh utama dalam gerakan ini adalah Prometheus itu sendiri, yaitu seorang pahlawan bagi umat manusia dalam cerita mitos Yunani.” Sebelum era Romantik, sebelum Beethoven, musik dianggap sebagai pengiring dalam acara tertentu seperti upacara keagamaan, pengadilan atau kegiatan rekreasi. Era Romantik merupakan suatu langkah, yang sebelumnya intelektual menjadi lebih emosional. 3.5. Biografi Ludwig van Beethoven Karya-karya Beethoven seringkali terbagi dalam tiga kelompok style: 1. Periode Awal (Klasik) Piano Sonata Op. 2 s/d 8, String Quartet Op. 18, Symphony 1 dan 2. 2. Periode Pertengahan (Heroik) -1802 Piano Sonata Op. 31 s/d 90, String Quartet Op. 59 (Rasoumovsky Quartets) s/d 95, Symphony 3 s/d 8. 3. Periode Lanjut (Sublime) -1814 Piano Sonata Op. 101 s/d 111, String Quarter Op. 127 s/d 135 (termasuk Grosse Fuge), Symphony No. 9. 31 Gambar 3.1. Beethoven pada 1804, tahun waktu ia mengerjakan Fifth Symphony. (Sumber: Lukisan oleh W.J. Mähler) Ludwig van Beethoven lahir pada (sekitar) tanggal 16 Desember 1770 di Bonn. Ia adalah anak ketiga yang dilahirkan ibunya, Maria Magdalena van Beethoven, yang sebelumnya melahirkan dua bayi hasil dari pernikahan sebelumnya, walaupun kedua bayi ini akhirnya meninggal dunia. Ayahnya, Johann van Beethoven, adalah seorang penyanyi dan anggota Elector of Cologne (sebuah badan pemilihan kekaisaran di Jerman pada waktu itu). Walaupun memiliki pekerjaan yang tetap, enam apartemen mewah, ia dikenal sebagai pemabuk dan seorang ayah yang kasar (atau disiplin, bila tidak ingin terkesan negatif) terhadap anaknya). Sifat ini sama sekali berbeda dengan ayahnya (kakek Beethoven), yang memiliki nama yang sama, Kapellmeister Ludwig van Beethoven. Kapellmeister merupakan kepala kegiatan musikal (seperti opera, orkestra, koor) dalam satu kota yang diadakan oleh kekaisaran di Jerman. Jabatan ini diemban olehnya sampai ia meninggal dunia pada 24 Desember 1773. Beethoven mengakui bahwa kenangan akan kakeknya hanya berupa samar-samar. Bahkan teman-temannya pernah bercerita ia pernah berkata, “Saya memiliki saudara laki-laki yang lahir sebelum saya, yang juga bernama Ludwig… tetapi kemudian meninggal.” – Walaupun hal ini benar adanya. “Memindahkan” nama bayi yang meninggal kepada bayi yang lahir berikutnya merupakan kebiasaan kebudayaan di Jerman. Dengan memiliki alasan ini, sepertinya Beethoven tidak pernah mengetahui siapa kakeknya. Beberapa Freudian berpendapat bahwa sikapnya ini berkaitan dengan anggapan dirinya sendiri 32 sebagai pewaris darah bangsawan. Beethoven sengaja membiarkan rumor yang beredar bahwa ia merupakan keturunan Frederick Yang Agung, dengan berpurapura tidak mengingat siapa kakeknya. Walaupun ayahnya mengajarkan musik secara disiplin dan kasar, Ludwig kecil tidak pernah mengkritik, selain ia memang juga tidak pernah menunjukkan rasa cinta kepada ayahnya, sama seperti ayahnya juga tidak pernah menunjukkan rasa cinta kepada ibunya. Seringkali pada saat berlatih dengan Johann, Ludwig memperlihatkan kemampuan improvisasinya pada clavier dan biola, sedikit keluar jalur dari partitur, tetapi Johann justru menghentikannya. Improvisasi pada seni pertunjukkan manapun biasanya tidak diperbolehkan, karena kebanyakan pemain (performer) bukanlah pencipta (creator) lagu. Tetapi di sini terlihat bahwa sejak kecil Ludwig telah menunjukkan bakat alaminya yang besar di bidang musik. Pada tahun 1802 Beethoven mulai merasakan bahwa ketuliannya yang semakin lama semakin buruk sangat mengganggu produktivitasnya. Sangat menyiksanya sehingga, dalam surat yang ditujukan kepada saudara-saudara kandungnya, ia mengungkapkan keinginannya untuk bunuh diri. Akan tetapi akhirnya ia dapat meyakinkan dirinya sendiri untuk malanjutkan berkarya. Pernyataan dalam surat tersebut seakan-akan sebelumnya ia telah bergelut dengan pikirannya sendiri, seperti ada keinginan yang kuat untuk berkarya dalam seni musik yang mengalahkan pikirannya sendiri untuk melakukan bunuh diri. Seni musiklah yang merupakan alasan bahwa ia harus tetap bertahan hidup. Surat ini ditulis di kota Heiligenstadt, tertanggal 6 Oktober 1802. Oleh karena itu para biografer Beethoven sering menyebutnya “Heiligenstadt Testament”. Pada periode ini, Beethoven cenderung menyendiri dalam mengerjakan karya-karyanya. Adalah kebiasaannya ketika menulis lagu, bahwa ia memerlukan suatu gerakan fisik, seperti berjalan-jalan sendirian keluar kota atau di jalanan untuk merangsang kreativitasnya. Terkadang ia merenung sendirian di suatu bar, tanpa membeli apapun. Akan tetapi ia tidak melakukan perjalanan ke luar negeri manapun selain ke Austria. Di Vienna-lah karya-karyanya mulai menunjukkan kesuksesan, justru di saat-saat emosinya berguncang akibat keterbatasan pendengarannya. Mulai sekitar awal tahun 1803, ia mendapatkan gaji yang besar, 33 bebas biaya sewa apartemen di kompleks konser, Theater-an-derWien di Vienna. Di sini ia mulai menyiapkan diri untuk memulai penulisan sebuah opera. Pada musim panas tahun 1803, ia mulai menyusun symphony baru dan sebuah “Grand Sonata” untuk piano (Piano Sonata Op. 53), didedikasikan untuk Count Waldstein, salah satu pendukung (patron)-nya sejak di Bonn. Symphonynya yang baru, pada awalnya didedikasikan untuk Napoleon Bonaparte yang pada saat itu menjadikan beberapa negara bagian Jerman sebagai sekutu Prancis, dan juga tengah menundukkan Austria. Namun sejak Napoleon mengangkat dirinya menjadi emperor Prancis pada tahun 1804, Beethoven membatalkan niatnya. Ferdinand Ries, teman Beethoven pernah bercerita tentang bagaimana ia marah ketika membaca berita mengenai Napoleon tersebut. “He will place himself above everyone else and become a tyrant!” Pada latihan pertamanya, symphony ini tetap berjudul Simfonia Grande intitulata Bonaparte. Sampai pada tahun berikutnya, Beethoven semakin kecewa dengan Napoleon, hingga nama emperor tersebut dihapus dengan paksa olehnya dari judul partitur symphony tersebut. Sampai saat ini, symphony tersebut dikenal dengan Symphony No. 3 in E-flat major (Beethoven’s Third Symphony) atau “Eroica”, didedikasikan untuk Prince Lobkowitz, salah satu patronnya. Julukan Eorica berasal dari pemberian judul oleh Beethoven sendiri, dalam bahasa Italia, ketika pada pertunjukkan perdananya pada 7 April 1805 yaitu: SINFONIA EROICA… composta per festiggiare il sovvenire di un grand Uomo / “Heroic Symphony… composed to celebrate the memory of a great Man” / “Symphony kepahlawanan (heroik)… ditulis untuk mengenang jasa seorang yang berjiwa besar”. Pada masa ini juga saat ia mengerjakan opera yang berjudul Leonore yang pada akhirnya diganti Fidelio pada pertunjukkannya. Opera ini bercerita tentang wanita bernama Leonore yang menyamar menjadi pria bernama Fidelio demi mengunjungi suaminya yang dikurung di penjara. Sebuah karya yang juga bersifat kepahlawanan atau heroisme. Musik untuk opera Fidelio ditulis Beethoven ketika ia mengalami masalah dengan wanita pujaannya, Josephine Deym-Brunsvik. Kedua karya tersebut di atas sempat membuat Beethoven kehilangan semangat, karena tidak menghasilkan respon yang positif dari para pendengar pada pertunjukkan perdananya, terlebih ketika ia harus berurusan dengan 34 kesulitan pendengaran yang semakin mengganggunya. Tetapi sejak itu pula karyakarya berikutnya justru menjadi lebih sukses, diantaranya: Fourth Piano Concerto Op. 58, Fourth Symphony Op. 60 dan Violin Concerto Op. 61. “Daftar” karya sukses tersebut termasuk Fifth Symphony dan Sixth Symphony, yang dipertunjukkan pertama kali pada tanggal 22 Desember 1808, bersama karya-karya lainnya. Tidak ada catatan khusus yang melatar-belakangi penulisan karya-karya yang ditampilkan pada tanggal tersebut. Akan tetapi, berlawanan dengan kesuksesannya dalam musik, kehidupan pribadinya justru semakin buruk. Hal ini sejalan dengan pendapat Fiedrich von Schlegel, filusuf Jerman pada jaman Romantik, yang pernah berkata bahwa musisi-musisi cenderung untuk berlaku lebih rasional pada karyanya dibanding kehidupan sehari-harinya. Pada masa-masa ini Beethoven semakin sering terlibat berbagai pertengkaran hebat dengan saudara dan kerabat dekatnya. Bahkan ia pernah melempar kursi ke arah kepala Prince Lichnowsky. Ketenaran Beethoven mencapai puncaknya pada sekitar tahun 1814. Karya-karyanya yang tampil pada masa ini antara lain Wellington’s Victory Op. 91 (juga dikenal dengan Battle Symphony), dan karya bertema patriotis lainnya, termasuk The Glorious Moment Op. 136. Dalam dekade terakhir kehidupannya, Beethoven hampir kehilangan seluruh pendengarannya dan semakin penyendiri. Ia juga terlibat dengan perjuangan hak atas menanggung kehidupan keponakannya, Karl, meskipun hubungan keduanya sebenarnya sangat buruk. Tidak ingin terlarut dalam permasalahan pribadinya, tahun 1818-1826 Beethoven berambisi mengerjakan penulisan lagu-lagu dalam skala besar, seperti Sonata in B-flat major Op. 106 (Hammerklavier, 1818), Missa Solemnis in D major Op. 123 (1823), Thirty-Three Variations on a Waltz by Diabelli in C major Op. 120 (1823), Symphony No. 9 in D minor Op. 125 (1824) dan string quartets-nya yang terakhir. Beethoven tetap berkarya dengan kreativitas tinggi sampai pada akhirnya menderita pneumonia pada Desember 1826. Ia meninggal di Vienna pada Maret 1827. 35 3.6. Deskripsi Umum Fifth Symphony Beethoven menggubah Fifth Symphony pada tahun 1805-1808, sketsa awalnya diperkirakan dimulai pada tahun 1800. Ia memimpin sendiri penampilan perdana Symphony ini pada tanggal 22 Desember 1808 di Theater an der Wien di Vienna. Penulis biografi Emil Ludwig mengatakan bahwa Fifth Symphony adalah “gambaran terbaik tentang Beethoven, yang diberikan oleh dirinya sendiri kepada kita”, walaupun ia sendiri tidak pernah berkata apa-apa mengenai makna dan filosofi dibalik karya ini. Dalam Encarta Reference Library 2005, Fifth Symphony merupakan karya Beethoven yang paling tematik. Tema yang berupa empat nada (sering kali disebut sebagai four-note motif atau four-note theme) dan menjadi awal symphony ini menggerakkan seluruh empat gerakan (movement). Suatu pendekatan yang belum pernah dilakukan oleh komposer manapun pada masa itu. Ernst Theodor Wilhelm Hoffmann mendeskripsikannya secara lebih filosofis: “Radiant beams shoot through the deep night of this region, and we become aware of gigantic shadows which, rocking back and forth, close in on us and destroy all within us except the pain of endless longing – a longing in which every pleasure that rose up amid jubilant tones sinks and succumbs. Only through this pain, which, while consuming but not destroying love, hope, and joy, tries to burst our breasts with a full-voiced general cry from all the passions, do we live on and are captivated beholders of the spirits”. Hoffmann menggambarkan suasana Fifth Symphony seperti cahaya-cahaya yang terang menembus malam yang gelap. Kegelapan yang begitu mencekam, tetapi tidak melenyapkan cinta, harapan dan kegembiraan. Justru dengan kengerian yang ditimbulkan oleh kegelapan inilah munculnya semangat yang menggebu-gebu untuk terus hidup. Tema empat nada terbentuk dari nada ke-5 dan nada ke-3 dalam tangga nada C-minor. Tangga nada minor seringkali dipakai pada musik-musik yang mengekspresikan kesedihan. Sebaliknya, tangga nada mayor dipakai pada musikmusik yang mengekspresikan keceriaan. Namun dalam symphony ini, Beethoven mengkomposisikan nada-nada minor sedemikian rupa sehingga memunculkan ekspresi adanya harapan di dalam kesedihan, bahkan nada-nada minor tersebut ditegaskan ke dalam bentuk tema (tema empat nada). 36 3.7. Deskripsi Komposisi Fifth Symphony Berikut ini adalah penjelasan tentang makna dan alur lagu Fifth Symphony. berdasarkan “Classical Music for Dummies” oleh David Pogue dan Scott Speck (1997). EXPOSITION: 0:00 – 2:54 0:00 Movement ini dimulai dengan kesan antusias, dimainkan dengan alat musik string dan klarinet, yaitu tema utama dari keseluruhan lagu ini yang berupa empat nada: “dit-dit-dit DAAAAH!”. Beethoven sendiri menyebutnya sebagai “Fate knocking on the door”, sang takdir mengetuk pintu. Komposer Richard Wagner mencoba membayangkan apa yang Beethoven maksud dengan nada “DAAAAH!” tersebut: “My held notes must be long and serious. Do you think I wrote them in jest, or because I could not decide what to write next? Of course not! That strong, exhausting tone…become a rapturous and horrible spasm. The note’s life-blood must be squeezed out to the very last drop, with enough force to stop the waves of the sea and reveal the bottom of the ocean; to arrest the clouds in their courses, dispel the mists, and expose the pure blue sky, and the burning face of the sun itself. This is the meaning of the sudden long-sustained notes!” Richard Wagner mengartikan nada tersebut dengan nada yang panjang dan kuat yang menjadi sesuatu yang menakutkan, bergetar secara tiba-tiba. “Darah kehidupan” not ini harus dikeluarkan sampai pada tetes terakhir, dengan kekuatan yang cukup untuk menghentikan ombak laut dan menyurutkan airnya sehingga dasar lautan terlihat, menghentikan awan-awan yang bergerak, membuyarkan embun-embun uap air, dan menampilkan langit biru serta sengatan sinar matahari. 0:08 Kemudian tema yang terdiri dari empat nada ini dimainkan oleh violin, viola, violin secara “berkilat-kilat”, cepat. Setelah itu seluruh orkestra bermain, menuju sebuah mini-climax. Sementara seluruhnya bermain, violin utama tetap menahan nadanya (suspense). 0:20 Seluruh orkestra menghentakkan lagi tema empat nada, seperti sebelumnya, kemudian nada-nada kecil terdengar, perlahan-lahan semakin membesar sampai dua akor dimainkan dengan keras dan berhenti sejenak. 37 0:46 Dengan “percaya diri”, tiupan terompet (horn) menandakan dimulainya tema kedua. Tema kedua ini adalah dimainkan pada kunci yang baru; lagu dimainkan pada kunci ini sampai pada akhir eksposisi. Tema ini dimulai dengan tiga nada “dit-dit-dit” yang sama seperti pada tema pertama, tetapi diikuti dengan tiga nada lain yang lebih panjang. 0:48 Ketika violin masuk pada menit ini, terasa mood yang lebih lirikal (puitik). Baris bait ini diikuti oleh clarinet, kemudian oleh seruling (flute). Alat-alat musik ini diiringi dengan latar instrumen bass dengan sangat halus yang memainkan lagi tema empat nada awal. Perlahan-lahan, musik menjadi mini-klimaks lagi. Keseluruhan orkestra menjadi “bergetar”. 1:23 Pada menit ini terdapat tema empat nada yang berupa “pernyataan keputusan”. Kemudian diam. Kita dibawa pada akhir eksposisi ini. 1:28 Akan tetapi, belum selesai sampai di situ! Tema empat nada yang dimainkan keras ini terdengar lagi, sama seperti pada permulaan dan selanjutnya musik diulang lagi, sama dari awal tetapi dengan sedikit variasi. DEVELOPMENT: 2:55 – 4:12 2:55 Bagian developmen dimulai dengan terompet yang memainkan tema empat nada dengan oktaf tinggi, diikuti alat-alat musik string. 3:00 Pada menit ini gerakan cepat dimulai lagi – secara halus, sama seperti pada permulaan – oleh alat musik string. Pada bagian development ini kita akan mendengarkan ide utama dari eksposisi, dengan bentuk yang berbeda sedikit. Dan tentu saja, tema empat nada muncul pada hampir pada keseluruhan bagian development ini, diulang-ulang, namun dimainkan dalam bentuk yang baru dari yang sebelumnya. Di sini sangat terlihat bagaimana cara eksplorasi yang dilakukan Beethoven dalam mengkomposisi lagu ini. 38 3:09 Lagu ini mulai terbangun, seakan-akan menuju klimaks. Tetapi pada saatsaat akhir menuju klimaks, alih-alih melanjutkannya, lagu ini justru mundur lagi. 3:14 Lagu (seakan-akan) menanjak menuju klimaks lagi… ternyata tidak. 3:27 Kali ini, lagu benar-benar menuju klimaks. “Langit terbuka, dan surga memperlihatkan amarahnya” 3:35 Kemudian terdengar nada-nada tema kedua (yang sebelumnya dimainkan trompet). 3:45 Gerakan nada-nada diputus-putus dan ditahan-tahan sehingga menghilangkan sejenak gerakan konstan sebelumnya. Alat musik tiup dan string dimainkan bersahut-sahutan, secara perlahan menjadi semakin pelan 4:05 orkestra menghentakkan lagi tema empat nada. 4:09 Pelan lagi.. kemudian hentakkan lagi, bersambung dengan: RECAPITULATION: 4:13 – 5:53 4:13 Kali ini, seluruh orkestra kembali memainkan tema empat nada tersebut secara bersama-sama, dengan hentakan yang kuat. ..with powerful hold, Beethoven shakes his fist at the heavens. 4:26 Sekali lagi, lagu mulai “menyurut” lagi, tema empat nada dimainkan oleh alat musik string. 4:36 Semuanya berhenti bermain kecuali oboe. Sebuah cadenza untuk oboe. Mahasiswa musik seringkali mendeskripsikan solo ini sebagai “kembang kecil tumbuh dalam kesunyian”. 4:48 Lagu memulai lagi secara perlahan menanjak menuju klimaks. 39 5:09 Beethoven menampilkan tema kedua, dimulai oleh terompet. CODA: 5:54 – SELESAI 5:54 Sama seperti bagian 3:09, tetapi di sini tidak ada penundaan. Intensitas semakin terasa ketika lagu dilanjutkan pada bagian ini. Tema empat nada dimainkan berulang-ulang dengan emosi yang menggebu-gebu (frantic). 5:59 Lalu, untuk menambah semangat, not melodi violin dimainkan tinggi, bergeser semakin tinggi. Kemudian, sesaat berhenti, dilanjutkan oleh alat musik bassoon memainkan tema empat nada. 6:05 Dan kemudian lagu mulai menggebu-gebu lagi. Dari sini, nada-nada berteriak, memukul-mukul tanpa ampun. 7:00 Penyelesaian dimainkan oleh tema empat nada, yang masing-masing nada tersebut dimainkan dengan mantap dan antusias. 3.8. Fifth Symphony dalam Fantasia 2000 Walt Disney. Studio Animasi Walt Disney dalam filmnya berjudul “Fantasia 2000” menyajikan animasi-animasi yang diiringi musik klasik yang salah satunya adalah Fifth Symphony. Seri Fantasia merupakan ide Walt Disney untuk membuat film konser (berupa animasi). Pemberian judul “Fantasia” sendiri adalah atas saran konduktor Leopold Stokowski. Tujuan Fantasia 2000 adalah menciptakan suatu karya seni berupa animasi dengan latar musik konser (musik klasik). Musik, di sini dideskripsikan sebagai sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat dirasakan oleh pendengarnya. Dalam Fantasia, para animator Disney-lah pendengar musik tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul ketika para animator hendak menerjemahkan suatu lagu misalnya: - Apa yang ada di benak mereka ketika mereka mendengar “Pines of Rome”, “Rhapsody in Blue”? 40 - Apakah sama dengan apa yang ada di benak kebanyakan orang ketika mendengarkan lagu tersebut? - Atau justru sama sekali berbeda dari apa yang dibayangkan kita pada umumnya? Gambar 3.2. Lagu klasik Pines of Rome yang menceritakan tentang migrasi paus-paus 6 pada daerah kutub dengan cara terbang. Dari sini para animator menerjemahkannya ke dalam animasi-animasi yang ekspresif. Sesuatu yang abstrak (berupa musik) dapat diwujudkan ke dalam bentuk animasi yang dapat dilihat (tervisualisasi). Fenomena inilah yang menarik untuk dilihat dalam Fantasia 2000. Fifth Symphony gubahan Beethoven dalam Fantasia 2000 digambarkan sebagai kisah lahirnya sebuah kehidupan (digambarkan dengan bentukan kupukupu berwarna-warni yang dihidupkan oleh cahaya), perjuangan, sampai akhirnya kemenangan atas kejahatan (digambarkan dengan kupu-kupu hitam yang keluar dari bawah tanah). Bagian yang dihilangkan dalam animasi ini adalah bagian development dan rekapitulasi. (Dihilangkan untuk penyingkatan dan diambil musik tema-nya dan esensinya saja) 6 Diceritakan di sini, Pines of Rome pada umumnya digambarkan sebagai suasana romantis jalan setapak yang kanan kirinya terdapat pohon-pohon dan reruntuhan gedung. Animator Disney pada Fantasia 2000 menginterpretasikannya sebagai sesuatu yang sama sekali berbeda, seperti yang digambarkan di sini. Ini adalah salah satu contoh “nyeleneh”nya ide animator Disney, dan masih terdapat beberapa lagi yang lebih “nyeleneh” walaupun tidak semuanya. 41 Kesesuaian gerak dengan musik amat terlihat dalam animasi ini, menunjukkan adanya ekspresi yang ter-sinkronisasi antara gambar (gerakan) dan musik (suara, ritme). Berikut ini merupakan susunan transformasi yang terjadi, diinterpretasi kembali berdasarkan definisi yang dilakukan David Pouge dan Scott Speck : Tema empat nada Interpretasi Kelahiran (Hidup) Variasi musik lirikal Puitik, emosional Perlahan-lahan menuju mini-climax The music rage! Pra-klimaks Semua alat musik beraksi Klimaks Kembalinya tema empat nada. Conclusion “A series of concise blows” Final conclusion Klimaks Visualisasi pada Fantasia 2000 Cahaya muncul dari langit memberi kehidupan Kupu-kupu yang bermain-main di air Kejahatan mulai muncul perlahan-lahan Kejahatan beraksi (kupu-kupu hitam menyerang kupu-kupu berwarna) Kupu-kupu berwarna melakukan perlawanan terhadap kupu-kupu hitam. Munculnya kembali cahaya dari langit mengalahkan kejahatan untuk terakhir kalinya. Kupu-kupu berwarna berkumpul, dituntun oleh cahaya ke atas. Tabel 3.1. Visualisasi Fifth Symphony pada Fantasia 2000 42 Gambar 3.3. Awal dari “Tema empat nada” (Sumber: Fantasia 2000) Gambar 3.4. Cahaya yang “tumpah” (Sumber: Fantasia 2000) Gambar 3.5. Kupu-kupu warna-warni sebagai simbolisasi nada-nada (Sumber: Fantasia 2000) Gambar 3.6. Bermain di atas air (Sumber: Fantasia 2000) Gambar 3.7. Serangan kupu-kupu hitam (Sumber: Fantasia 2000) Gambar 3.8. Cahaya sebagai penyelamat (Sumber: Fantasia 2000) 43 3.9. Garis Waktu Bagan 3.1. Garis waktu berdasarkan studi yang telah dilakukan 44