28 BAB III INTERPRETASI FIFTH SYMPHONY 3.1. Pendahuluan

advertisement
BAB III
INTERPRETASI FIFTH SYMPHONY
3.1. Pendahuluan
Alasan dipilihnya jenis musik klasik dalam tesis ini adalah karena
sepanjang perkembangannya (di Barat), musik sebagai seni pertunjukkan
mengalami puncak kejayaannya pada jaman musik klasik. Oleh karena itu
diharapkan akan sangat baik dalam merepresentasikan musik secara keseluruhan.
Akan tetapi, dalam penganalogiannya dengan arsitektur, istilah ‘klasik’ di sini
tidak mengacu pada arsitektur klasik, karena pembagian jamannya berbeda. Pada
pemakaian istilah klasik (classical) berikutnya mengacu pada pembagian periode
perkembangan musik Barat.
Ludwig van Beethoven dapat dikatakan berada pada posisi yang unik,
yaitu salah satu musisi yang berada pada masa klasik (classical period) dan juga
sebagai penanda dimulainya masa romantik (romantic era).
3.2. Definisi Musik Klasik
Menurut Kamus Oxford Dictionary, kata classical dan music didefinisikan
sebagai berikut:
Classical: 1. traditional
2. of the style of ancient Greece and Rome
3. (of music) serious, and having a value that lasts
Music:
1. sounds arranged in a way that is pleasant or exciting to
listen to
2. art of writing or playing music
3. written or printed signs representing the sounds to be played
or sung in a piece of music
Jadi, classical music secara harafiah dapat berarti: musik yang berakar dari tradisi
dan yang memiliki nilai yang bertahan lama hingga kini.
28
Menurut Ensiklopedia Microsoft Encarta 2005, definisi musik klasik lebih
dijabarkan lebih spesifik, yaitu:
popular term for the Western tradition of art music that began in Europe in the
Middle Ages and continues today. It includes symphonies, chamber music, opera,
and other serious, artistic music. More narrowly, the “classical” style refers to
the work of the Viennese classical school, a group of 18th-century composers that
includes Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, and Ludwig van Beethoven,
which is the epitome of what is called classical music.
3.3. Latar Belakang Musik Klasik
Penamaan “Classical” dewasa ini merujuk pada semua musik Barat yang
bukan jazz, folk, ataupun pop. Adapun, Julian Rushton menulis sejarah musik
klasik pada rentang masa-masa Christoph Willibald Gluck (1714-1787), sampai
pada Ludwig van Beethoven (1770-1827). Meskipun pada masa-masa ini
disebutkan bahwa terdapat gerakan Romantic Art, istilah “Classical” – meskipun
masih menjadi perdebatan para kritikus musik – tetap dipakai untuk menandakan
bahwa pada masa inilah musik Barat berkembang pada puncak kejayaannya. Pada
umumnya, masa musik klasik berkembang pada tahun 1750 – 1830 dicirikan oleh
musik Haydn dan Mozart.
Sebelum masa Klasik berlangsung, terdapat masa Praklasik yaitu dimulai
sekitar tahun 1720, waktu para komposer muda mulai mengkritik musik-musik
jaman Baroque (yang pada waktu itu sedang berlangsung) yang terlalu kaku dan
mementingkan struktur. Mereka berpendapat musik seharusnya lebih spontan dan
ekspresif. Reaksi terhadap musik-musik Baroque ini terlihat dari munculnya gayagaya baru seperti: rococo atau style galant (country style) di Perancis,
empfindsamer Stil (sensitive style) di Jerman, dan yang berkembang di Italia
(tidak ada penamaan tertentu).
Puncaknya adalah pada sekitar akhir abad ke-18, ketika munculnya
kelompok komposer yang tergabung dalam Viennese classical school, antara lain
yang berpengaruh adalah Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig
van Beethoven. Pada masa inilah khususnya disebut masa “Musik Klasik”.
Pada masa Klasik, karakteristik musik dapat dibagi dalam tiga aspek baru
yang sebelumnya tidak ada, yaitu: ekspresi dan mood, orchestration dan
keseimbangan.
29
Ekspresi dan mood. Ekspresi dan penekanan pada perasaan, semangat
dan drama merupakan unsur penting, berbeda dengan musik pada masa Baroque
yang memiliki ciri mempertahankan mood yang cenderung datar pada tiap
movement-nya.
Orchestration. Karena sifat kontrapung dari musik Baroque, maka
terdapat peran yang sedikit dari masing-masing alat musik yang dimainkan dalam
satu lagu. Kontrapung adalah perpaduan antara suara-suara yang berbeda yang
memainkan melodi-melodi yang sama. Contohnya adalah pada Bach’s
Brandenburg Concerto No.2. Perubahan yang signifikan pada akhir abad ke-18
adalah memanfaatkan perbedaan-perbedaan suara yang dihasilkan masing-masing
alat musik sehingga komposer dapat bermain dalam “warna” dan “tekstur” untuk
menampilkan ekspresi tertentu.
Keseimbangan. Pada Musik Klasik terdapat keseimbangan dalam mood
dan panjang lagu; presentasi tema, pengembangan tema, dan representasi ide.
Setelah era Klasik, Beethoven membuka era Romantik pada pertengahan
karirnya sebagai komposer. Musik era Romantik bahkan menonjolkan ekspresi
yang lebih dalam lagi dibandingkan era Klasik.
Barok
Untuk acara
tertentu
Rasional
Menampilkan satu
mood saja
PraKlasik
Upacara
keagamaan,
pengadilan, dll.
Klasik
Ekspresif
Romantik
Sesuai ekspresi sang
komposernya, ide bisa
berasal dari puisi,
lukisan.
Bach,
Handel
Haydn,
Mozart,
Beethoven
Emosional
Mood yang berubahubah dalam satu lagu
Beethoven
Bagan 3.1. Hubungan antar jenis musik pada masa Klasik
30
3.4. Interpretasi Romantik
Symphony no. 3 karya Beethoven dianggap sebagai karya yang membuka
era Romantik. Salah satu contoh bagaimana interpretasi cara Romantik, adalah
seperti yang ditulis Steven Collins (1997):
“Gerakan kedua-nya yang merupakan sebuah jenis musik march untuk pemakaman,
sebenarnya sangat sulit untuk diinterpretasi karena untuk sebuah komposisi musik
“heroic”, Beethoven seakan-akan telah membunuh pahlawannya ini. Terlebih, gerakan
ini diikuti oleh gerakan ketiga yang berupa hectic scherzo, ciri khas Beethoven sejak
Symphony no. 2-nya. (Hectic scherzo merupakan musik yang bersifat jenaka dan
berirama cepat). Penempatan scherzo setelah march pemakaman sangatlah sulit
dijelaskan. Berlioz mencoba menjelaskan bahwa gerakan kedua dan ketiga ini adalah
simbolisasi dari “funeral games”, permainan di sekitar pemakaman prajurit seperti yang
dikisahkan pada Iliad (puisi epik Yunani yang menceritakan penangkapan Troy).
Gerakan terakhir merupakan tema musik untuk balet yang berjudul The Creatures of
Prometheus, jadi kita dapat berasumsi bahwa tokoh utama dalam gerakan ini adalah
Prometheus itu sendiri, yaitu seorang pahlawan bagi umat manusia dalam cerita mitos
Yunani.”
Sebelum era Romantik, sebelum Beethoven, musik dianggap sebagai
pengiring dalam acara tertentu seperti upacara keagamaan, pengadilan atau
kegiatan rekreasi. Era Romantik merupakan suatu langkah, yang sebelumnya
intelektual menjadi lebih emosional.
3.5. Biografi Ludwig van Beethoven
Karya-karya Beethoven seringkali terbagi dalam tiga kelompok style:
1. Periode Awal (Klasik)
Piano Sonata Op. 2 s/d 8, String Quartet Op. 18, Symphony 1 dan 2.
2. Periode Pertengahan (Heroik) -1802
Piano Sonata Op. 31 s/d 90, String Quartet Op. 59 (Rasoumovsky Quartets)
s/d 95, Symphony 3 s/d 8.
3. Periode Lanjut (Sublime) -1814
Piano Sonata Op. 101 s/d 111, String Quarter Op. 127 s/d 135 (termasuk
Grosse Fuge), Symphony No. 9.
31
Gambar 3.1. Beethoven pada 1804, tahun waktu ia mengerjakan
Fifth Symphony.
(Sumber: Lukisan oleh W.J. Mähler)
Ludwig van Beethoven lahir pada (sekitar) tanggal 16 Desember 1770 di
Bonn. Ia adalah anak ketiga yang dilahirkan ibunya, Maria Magdalena van
Beethoven, yang sebelumnya melahirkan dua bayi hasil dari pernikahan
sebelumnya, walaupun kedua bayi ini akhirnya meninggal dunia.
Ayahnya, Johann van Beethoven, adalah seorang penyanyi dan anggota
Elector of Cologne (sebuah badan pemilihan kekaisaran di Jerman pada waktu
itu). Walaupun memiliki pekerjaan yang tetap, enam apartemen mewah, ia dikenal
sebagai pemabuk dan seorang ayah yang kasar (atau disiplin, bila tidak ingin
terkesan negatif) terhadap anaknya). Sifat ini sama sekali berbeda dengan ayahnya
(kakek Beethoven), yang memiliki nama yang sama, Kapellmeister Ludwig van
Beethoven. Kapellmeister merupakan kepala kegiatan musikal (seperti opera,
orkestra, koor) dalam satu kota yang diadakan oleh kekaisaran di Jerman. Jabatan
ini diemban olehnya sampai ia meninggal dunia pada 24 Desember 1773.
Beethoven mengakui bahwa
kenangan akan kakeknya hanya berupa
samar-samar. Bahkan teman-temannya pernah bercerita ia pernah berkata, “Saya
memiliki saudara laki-laki yang lahir sebelum saya, yang juga bernama Ludwig…
tetapi kemudian meninggal.” – Walaupun hal ini benar adanya. “Memindahkan”
nama bayi yang meninggal kepada bayi yang lahir berikutnya merupakan
kebiasaan kebudayaan di Jerman. Dengan memiliki alasan ini, sepertinya
Beethoven tidak pernah mengetahui siapa kakeknya. Beberapa Freudian
berpendapat bahwa sikapnya ini berkaitan dengan anggapan dirinya sendiri
32
sebagai pewaris darah bangsawan. Beethoven sengaja membiarkan rumor yang
beredar bahwa ia merupakan keturunan Frederick Yang Agung, dengan berpurapura tidak mengingat siapa kakeknya.
Walaupun ayahnya mengajarkan musik secara disiplin dan kasar, Ludwig
kecil tidak pernah mengkritik, selain ia memang juga tidak pernah menunjukkan
rasa cinta kepada ayahnya, sama seperti ayahnya juga tidak pernah menunjukkan
rasa cinta kepada ibunya. Seringkali pada saat berlatih dengan Johann, Ludwig
memperlihatkan kemampuan improvisasinya pada clavier dan biola, sedikit keluar
jalur dari partitur, tetapi Johann justru menghentikannya. Improvisasi pada seni
pertunjukkan manapun biasanya tidak diperbolehkan, karena kebanyakan pemain
(performer) bukanlah pencipta (creator) lagu. Tetapi di sini terlihat bahwa sejak
kecil Ludwig telah menunjukkan bakat alaminya yang besar di bidang musik.
Pada tahun 1802 Beethoven mulai merasakan bahwa ketuliannya yang
semakin lama semakin buruk sangat mengganggu produktivitasnya. Sangat
menyiksanya sehingga, dalam surat yang ditujukan kepada saudara-saudara
kandungnya, ia mengungkapkan keinginannya untuk bunuh diri. Akan tetapi
akhirnya ia dapat meyakinkan dirinya sendiri untuk malanjutkan berkarya.
Pernyataan dalam surat tersebut seakan-akan sebelumnya ia telah bergelut dengan
pikirannya sendiri, seperti ada keinginan yang kuat untuk berkarya dalam seni
musik yang mengalahkan pikirannya sendiri untuk melakukan bunuh diri. Seni
musiklah yang merupakan alasan bahwa ia harus tetap bertahan hidup. Surat ini
ditulis di kota Heiligenstadt, tertanggal 6 Oktober 1802. Oleh karena itu para
biografer Beethoven sering menyebutnya “Heiligenstadt Testament”.
Pada periode ini, Beethoven cenderung menyendiri dalam mengerjakan
karya-karyanya. Adalah kebiasaannya ketika menulis lagu, bahwa ia memerlukan
suatu gerakan fisik, seperti berjalan-jalan sendirian keluar kota atau di jalanan
untuk merangsang kreativitasnya. Terkadang ia merenung sendirian di suatu bar,
tanpa membeli apapun. Akan tetapi ia tidak melakukan perjalanan ke luar negeri
manapun selain ke Austria. Di Vienna-lah karya-karyanya mulai menunjukkan
kesuksesan, justru di saat-saat emosinya berguncang akibat keterbatasan
pendengarannya. Mulai sekitar awal tahun 1803, ia mendapatkan gaji yang besar,
33
bebas biaya sewa apartemen di kompleks konser, Theater-an-derWien di Vienna.
Di sini ia mulai menyiapkan diri untuk memulai penulisan sebuah opera.
Pada musim panas tahun 1803, ia mulai menyusun symphony baru dan
sebuah “Grand Sonata” untuk piano (Piano Sonata Op. 53), didedikasikan untuk
Count Waldstein, salah satu pendukung (patron)-nya sejak di Bonn.
Symphonynya yang baru, pada awalnya didedikasikan untuk Napoleon Bonaparte
yang pada saat itu menjadikan beberapa negara bagian Jerman sebagai sekutu
Prancis, dan juga tengah menundukkan Austria. Namun sejak Napoleon
mengangkat dirinya menjadi emperor Prancis pada tahun 1804, Beethoven
membatalkan niatnya. Ferdinand Ries, teman Beethoven pernah bercerita tentang
bagaimana ia marah ketika membaca berita mengenai Napoleon tersebut. “He will
place himself above everyone else and become a tyrant!” Pada latihan
pertamanya, symphony ini tetap berjudul Simfonia Grande intitulata Bonaparte.
Sampai pada tahun berikutnya, Beethoven semakin kecewa dengan Napoleon,
hingga nama emperor tersebut dihapus dengan paksa olehnya dari judul partitur
symphony tersebut. Sampai saat ini, symphony tersebut dikenal dengan
Symphony No. 3 in E-flat major (Beethoven’s Third Symphony) atau “Eroica”,
didedikasikan untuk Prince Lobkowitz, salah satu patronnya. Julukan Eorica
berasal dari pemberian judul oleh Beethoven sendiri, dalam bahasa Italia, ketika
pada pertunjukkan perdananya pada 7 April 1805 yaitu: SINFONIA EROICA…
composta per festiggiare il sovvenire di un grand Uomo / “Heroic Symphony…
composed to celebrate the memory of a great Man” / “Symphony kepahlawanan
(heroik)… ditulis untuk mengenang jasa seorang yang berjiwa besar”.
Pada masa ini juga saat ia mengerjakan opera yang berjudul Leonore yang
pada akhirnya diganti Fidelio pada pertunjukkannya. Opera ini bercerita tentang
wanita bernama Leonore yang menyamar menjadi pria bernama Fidelio demi
mengunjungi suaminya yang dikurung di penjara. Sebuah karya yang juga bersifat
kepahlawanan atau heroisme. Musik untuk opera Fidelio ditulis Beethoven ketika
ia mengalami masalah dengan wanita pujaannya, Josephine Deym-Brunsvik.
Kedua karya tersebut di atas sempat membuat Beethoven kehilangan
semangat, karena tidak menghasilkan respon yang positif dari para pendengar
pada pertunjukkan perdananya, terlebih ketika ia harus berurusan dengan
34
kesulitan pendengaran yang semakin mengganggunya. Tetapi sejak itu pula karyakarya berikutnya justru menjadi lebih sukses, diantaranya: Fourth Piano Concerto
Op. 58, Fourth Symphony Op. 60 dan Violin Concerto Op. 61.
“Daftar” karya sukses tersebut termasuk Fifth Symphony dan Sixth
Symphony, yang dipertunjukkan pertama kali pada tanggal 22 Desember 1808,
bersama karya-karya lainnya. Tidak ada catatan khusus yang melatar-belakangi
penulisan karya-karya yang ditampilkan pada tanggal tersebut. Akan tetapi,
berlawanan dengan kesuksesannya dalam musik, kehidupan pribadinya justru
semakin buruk. Hal ini sejalan dengan pendapat Fiedrich von Schlegel, filusuf
Jerman pada jaman Romantik, yang pernah berkata bahwa musisi-musisi
cenderung untuk berlaku lebih rasional pada karyanya dibanding kehidupan
sehari-harinya. Pada masa-masa ini Beethoven semakin sering terlibat berbagai
pertengkaran hebat dengan saudara dan kerabat dekatnya. Bahkan ia pernah
melempar kursi ke arah kepala Prince Lichnowsky.
Ketenaran Beethoven mencapai puncaknya pada sekitar tahun 1814.
Karya-karyanya yang tampil pada masa ini antara lain Wellington’s Victory Op.
91 (juga dikenal dengan Battle Symphony), dan karya bertema patriotis lainnya,
termasuk The Glorious Moment Op. 136.
Dalam dekade terakhir kehidupannya, Beethoven hampir kehilangan
seluruh pendengarannya dan semakin penyendiri. Ia juga terlibat dengan
perjuangan hak atas menanggung kehidupan keponakannya, Karl, meskipun
hubungan keduanya sebenarnya sangat buruk. Tidak ingin terlarut dalam
permasalahan pribadinya, tahun 1818-1826 Beethoven berambisi mengerjakan
penulisan lagu-lagu dalam skala besar, seperti Sonata in B-flat major Op. 106
(Hammerklavier, 1818), Missa Solemnis in D major Op. 123 (1823), Thirty-Three
Variations on a Waltz by Diabelli in C major Op. 120 (1823), Symphony No. 9 in
D minor Op. 125 (1824) dan string quartets-nya yang terakhir.
Beethoven tetap berkarya dengan kreativitas tinggi sampai pada akhirnya
menderita pneumonia pada Desember 1826. Ia meninggal di Vienna pada Maret
1827.
35
3.6. Deskripsi Umum Fifth Symphony
Beethoven menggubah Fifth Symphony pada tahun 1805-1808, sketsa
awalnya diperkirakan dimulai pada tahun 1800. Ia memimpin sendiri penampilan
perdana Symphony ini pada tanggal 22 Desember 1808 di Theater an der Wien di
Vienna. Penulis biografi Emil Ludwig mengatakan bahwa Fifth Symphony adalah
“gambaran terbaik tentang Beethoven, yang diberikan oleh dirinya sendiri kepada
kita”, walaupun ia sendiri tidak pernah berkata apa-apa mengenai makna dan
filosofi dibalik karya ini.
Dalam Encarta Reference Library 2005, Fifth Symphony merupakan karya
Beethoven yang paling tematik. Tema yang berupa empat nada (sering kali
disebut sebagai four-note motif atau four-note theme) dan menjadi awal symphony
ini menggerakkan seluruh empat gerakan (movement). Suatu pendekatan yang
belum pernah dilakukan oleh komposer manapun pada masa itu.
Ernst Theodor Wilhelm Hoffmann mendeskripsikannya secara lebih
filosofis:
“Radiant beams shoot through the deep night of this region, and we become
aware of gigantic shadows which, rocking back and forth, close in on us and
destroy all within us except the pain of endless longing – a longing in which every
pleasure that rose up amid jubilant tones sinks and succumbs. Only through this
pain, which, while consuming but not destroying love, hope, and joy, tries to burst
our breasts with a full-voiced general cry from all the passions, do we live on and
are captivated beholders of the spirits”.
Hoffmann menggambarkan suasana Fifth Symphony seperti cahaya-cahaya
yang terang menembus malam yang gelap. Kegelapan yang begitu mencekam,
tetapi tidak melenyapkan cinta, harapan dan kegembiraan. Justru dengan
kengerian yang ditimbulkan oleh kegelapan inilah munculnya semangat yang
menggebu-gebu untuk terus hidup.
Tema empat nada terbentuk dari nada ke-5 dan nada ke-3 dalam tangga
nada C-minor. Tangga nada minor seringkali dipakai pada musik-musik yang
mengekspresikan kesedihan. Sebaliknya, tangga nada mayor dipakai pada musikmusik yang mengekspresikan keceriaan. Namun dalam symphony ini, Beethoven
mengkomposisikan nada-nada minor sedemikian rupa sehingga memunculkan
ekspresi adanya harapan di dalam kesedihan, bahkan nada-nada minor tersebut
ditegaskan ke dalam bentuk tema (tema empat nada).
36
3.7. Deskripsi Komposisi Fifth Symphony
Berikut ini adalah penjelasan tentang makna dan alur lagu Fifth Symphony.
berdasarkan “Classical Music for Dummies” oleh David Pogue dan Scott Speck
(1997).
EXPOSITION: 0:00 – 2:54
0:00 Movement ini dimulai dengan kesan antusias, dimainkan dengan alat musik
string dan klarinet, yaitu tema utama dari keseluruhan lagu ini yang berupa empat
nada: “dit-dit-dit DAAAAH!”. Beethoven sendiri menyebutnya sebagai “Fate
knocking on the door”, sang takdir mengetuk pintu.
Komposer Richard Wagner mencoba membayangkan apa yang Beethoven
maksud dengan nada “DAAAAH!” tersebut:
“My held notes must be long and serious. Do you think I wrote them in jest, or
because I could not decide what to write next? Of course not! That strong,
exhausting tone…become a rapturous and horrible spasm. The note’s life-blood
must be squeezed out to the very last drop, with enough force to stop the waves of
the sea and reveal the bottom of the ocean; to arrest the clouds in their courses,
dispel the mists, and expose the pure blue sky, and the burning face of the sun
itself. This is the meaning of the sudden long-sustained notes!”
Richard Wagner mengartikan nada tersebut dengan nada yang panjang dan
kuat yang menjadi sesuatu yang menakutkan, bergetar secara tiba-tiba. “Darah
kehidupan” not ini harus dikeluarkan sampai pada tetes terakhir, dengan kekuatan
yang cukup untuk menghentikan ombak laut dan menyurutkan airnya sehingga
dasar lautan terlihat, menghentikan awan-awan yang bergerak, membuyarkan
embun-embun uap air, dan menampilkan langit biru serta sengatan sinar matahari.
0:08 Kemudian tema yang terdiri dari empat nada ini dimainkan oleh violin, viola,
violin secara “berkilat-kilat”, cepat. Setelah itu seluruh orkestra bermain, menuju
sebuah mini-climax. Sementara seluruhnya bermain, violin utama tetap menahan
nadanya (suspense).
0:20 Seluruh orkestra menghentakkan lagi tema empat nada, seperti sebelumnya,
kemudian nada-nada kecil terdengar, perlahan-lahan semakin membesar sampai
dua akor dimainkan dengan keras dan berhenti sejenak.
37
0:46 Dengan “percaya diri”, tiupan terompet (horn) menandakan dimulainya tema
kedua. Tema kedua ini adalah dimainkan pada kunci yang baru; lagu dimainkan
pada kunci ini sampai pada akhir eksposisi. Tema ini dimulai dengan tiga nada
“dit-dit-dit” yang sama seperti pada tema pertama, tetapi diikuti dengan tiga nada
lain yang lebih panjang.
0:48 Ketika violin masuk pada menit ini, terasa mood yang lebih lirikal (puitik).
Baris bait ini diikuti oleh clarinet, kemudian oleh seruling (flute). Alat-alat musik
ini diiringi dengan latar instrumen bass dengan sangat halus yang memainkan lagi
tema empat nada awal. Perlahan-lahan, musik menjadi mini-klimaks lagi.
Keseluruhan orkestra menjadi “bergetar”.
1:23 Pada menit ini terdapat tema empat nada yang berupa “pernyataan
keputusan”. Kemudian diam. Kita dibawa pada akhir eksposisi ini.
1:28 Akan tetapi, belum selesai sampai di situ! Tema empat nada yang dimainkan
keras ini terdengar lagi, sama seperti pada permulaan dan selanjutnya musik
diulang lagi, sama dari awal tetapi dengan sedikit variasi.
DEVELOPMENT: 2:55 – 4:12
2:55 Bagian developmen dimulai dengan terompet yang memainkan tema empat
nada dengan oktaf tinggi, diikuti alat-alat musik string.
3:00 Pada menit ini gerakan cepat dimulai lagi – secara halus, sama seperti pada
permulaan – oleh alat musik string. Pada bagian development ini kita akan
mendengarkan ide utama dari eksposisi, dengan bentuk yang berbeda sedikit. Dan
tentu saja, tema empat nada muncul pada hampir pada keseluruhan bagian
development ini, diulang-ulang, namun dimainkan dalam bentuk yang baru dari
yang sebelumnya. Di sini sangat terlihat bagaimana cara eksplorasi yang
dilakukan Beethoven dalam mengkomposisi lagu ini.
38
3:09 Lagu ini mulai terbangun, seakan-akan menuju klimaks. Tetapi pada saatsaat akhir menuju klimaks, alih-alih melanjutkannya, lagu ini justru mundur lagi.
3:14 Lagu (seakan-akan) menanjak menuju klimaks lagi… ternyata tidak.
3:27 Kali ini, lagu benar-benar menuju klimaks. “Langit terbuka, dan surga
memperlihatkan amarahnya”
3:35 Kemudian terdengar nada-nada tema kedua (yang sebelumnya dimainkan
trompet).
3:45
Gerakan
nada-nada
diputus-putus
dan
ditahan-tahan
sehingga
menghilangkan sejenak gerakan konstan sebelumnya. Alat musik tiup dan string
dimainkan bersahut-sahutan, secara perlahan menjadi semakin pelan
4:05 orkestra menghentakkan lagi tema empat nada.
4:09 Pelan lagi.. kemudian hentakkan lagi, bersambung dengan:
RECAPITULATION: 4:13 – 5:53
4:13 Kali ini, seluruh orkestra kembali memainkan tema empat nada tersebut
secara bersama-sama, dengan hentakan yang kuat. ..with powerful hold,
Beethoven shakes his fist at the heavens.
4:26 Sekali lagi, lagu mulai “menyurut” lagi, tema empat nada dimainkan oleh
alat musik string.
4:36 Semuanya berhenti bermain kecuali oboe. Sebuah cadenza untuk oboe.
Mahasiswa musik seringkali mendeskripsikan solo ini sebagai “kembang kecil
tumbuh dalam kesunyian”.
4:48 Lagu memulai lagi secara perlahan menanjak menuju klimaks.
39
5:09 Beethoven menampilkan tema kedua, dimulai oleh terompet.
CODA: 5:54 – SELESAI
5:54 Sama seperti bagian 3:09, tetapi di sini tidak ada penundaan. Intensitas
semakin terasa ketika lagu dilanjutkan pada bagian ini. Tema empat nada
dimainkan berulang-ulang dengan emosi yang menggebu-gebu (frantic).
5:59 Lalu, untuk menambah semangat, not melodi violin dimainkan tinggi,
bergeser semakin tinggi. Kemudian, sesaat berhenti, dilanjutkan oleh alat musik
bassoon memainkan tema empat nada.
6:05 Dan kemudian lagu mulai menggebu-gebu lagi. Dari sini, nada-nada
berteriak, memukul-mukul tanpa ampun.
7:00 Penyelesaian dimainkan oleh tema empat nada, yang masing-masing nada
tersebut dimainkan dengan mantap dan antusias.
3.8. Fifth Symphony dalam Fantasia 2000 Walt Disney.
Studio Animasi Walt Disney dalam filmnya berjudul “Fantasia 2000”
menyajikan animasi-animasi yang diiringi musik klasik yang salah satunya adalah
Fifth Symphony. Seri Fantasia merupakan ide Walt Disney untuk membuat film
konser (berupa animasi). Pemberian judul “Fantasia” sendiri adalah atas saran
konduktor Leopold Stokowski.
Tujuan Fantasia 2000 adalah menciptakan suatu karya seni berupa animasi
dengan latar musik konser (musik klasik). Musik, di sini dideskripsikan sebagai
sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat dirasakan oleh pendengarnya. Dalam
Fantasia, para animator Disney-lah pendengar musik tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul ketika para animator hendak
menerjemahkan suatu lagu misalnya:
- Apa yang ada di benak mereka ketika mereka mendengar “Pines of Rome”,
“Rhapsody in Blue”?
40
- Apakah sama dengan apa yang ada di benak kebanyakan orang ketika
mendengarkan lagu tersebut?
- Atau justru sama sekali berbeda dari apa yang dibayangkan kita pada
umumnya?
Gambar 3.2. Lagu klasik Pines of Rome yang menceritakan tentang migrasi paus-paus
6
pada daerah kutub dengan cara terbang.
Dari sini para animator menerjemahkannya ke dalam animasi-animasi
yang ekspresif. Sesuatu yang abstrak (berupa musik) dapat diwujudkan ke dalam
bentuk animasi yang dapat dilihat (tervisualisasi). Fenomena inilah yang menarik
untuk dilihat dalam Fantasia 2000.
Fifth Symphony gubahan Beethoven dalam Fantasia 2000 digambarkan
sebagai kisah lahirnya sebuah kehidupan (digambarkan dengan bentukan kupukupu berwarna-warni yang dihidupkan oleh cahaya), perjuangan, sampai akhirnya
kemenangan atas kejahatan (digambarkan dengan kupu-kupu hitam yang keluar
dari bawah tanah).
Bagian yang dihilangkan dalam animasi ini adalah bagian development
dan rekapitulasi. (Dihilangkan untuk penyingkatan dan diambil musik tema-nya
dan esensinya saja)
6
Diceritakan di sini, Pines of Rome pada umumnya digambarkan sebagai suasana romantis jalan
setapak yang kanan kirinya terdapat pohon-pohon dan reruntuhan gedung. Animator Disney pada
Fantasia 2000 menginterpretasikannya sebagai sesuatu yang sama sekali berbeda, seperti yang
digambarkan di sini. Ini adalah salah satu contoh “nyeleneh”nya ide animator Disney, dan masih
terdapat beberapa lagi yang lebih “nyeleneh” walaupun tidak semuanya.
41
Kesesuaian gerak dengan musik amat terlihat dalam animasi ini,
menunjukkan adanya ekspresi yang ter-sinkronisasi antara gambar (gerakan) dan
musik (suara, ritme).
Berikut ini merupakan susunan transformasi yang terjadi, diinterpretasi
kembali berdasarkan definisi yang dilakukan David Pouge dan Scott Speck :
Tema empat nada
Interpretasi
Kelahiran (Hidup)
Variasi musik lirikal
Puitik, emosional
Perlahan-lahan menuju
mini-climax
The music rage!
Pra-klimaks
Semua alat musik beraksi
Klimaks
Kembalinya tema empat
nada.
Conclusion
“A series of concise
blows”
Final conclusion
Klimaks
Visualisasi pada Fantasia 2000
Cahaya muncul dari langit
memberi kehidupan
Kupu-kupu yang bermain-main
di air
Kejahatan mulai muncul
perlahan-lahan
Kejahatan beraksi (kupu-kupu
hitam menyerang kupu-kupu
berwarna)
Kupu-kupu berwarna melakukan
perlawanan terhadap kupu-kupu
hitam.
Munculnya kembali cahaya dari
langit mengalahkan kejahatan
untuk terakhir kalinya.
Kupu-kupu berwarna berkumpul,
dituntun oleh cahaya ke atas.
Tabel 3.1. Visualisasi Fifth Symphony pada Fantasia 2000
42
Gambar 3.3. Awal dari “Tema empat nada”
(Sumber: Fantasia 2000)
Gambar 3.4. Cahaya yang “tumpah”
(Sumber: Fantasia 2000)
Gambar 3.5. Kupu-kupu warna-warni
sebagai simbolisasi nada-nada
(Sumber: Fantasia 2000)
Gambar 3.6. Bermain di atas air
(Sumber: Fantasia 2000)
Gambar 3.7. Serangan kupu-kupu hitam
(Sumber: Fantasia 2000)
Gambar 3.8. Cahaya sebagai penyelamat
(Sumber: Fantasia 2000)
43
3.9. Garis Waktu
Bagan 3.1. Garis waktu berdasarkan studi yang telah dilakukan
44
Download