BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisme mendorong segala aspek kehidupan manusia diukur melalui angka-angka, rasionalitas, efektifitas. Pemikiran ini juga hadir dalam bidang arsitektur. Sejak itu bangunan dirancang untuk memenuhi fungsi secara maksimal, serta struktur yang efisien dan ekonomis. Jika dilihat dari kemajuan teknologi, hal ini sah-sah saja dan dapat mengangkat derajat kehidupan manusia yang lebih baik. Namun, menjadi kekhawatiran apabila kemajuan teknologi tidak disertakan dengan kemajuan seni dan budaya manusia itu sendiri. Arsitektur akan kehilangan maknanya sebagai sebuah karya seni. Sama halnya manusia, arsitektur berdiri bukan hanya dari efektifitas strukturnya (secara fisik), tetapi juga berdiri dengan mempunyai makna (secara mental, jiwa / spirit). Seni musik dapat mengisi kekosongan makna tersebut. Karena sifatnya yang tak terlihat dan hanya dapat didengar, musik lebih dapat mempengaruhi pendengarnya secara psikis / mental. Oleh karena inilah beberapa arsitek mencoba menganalogikan musik dengan arsitektur. Harmoni yang terdapat dalam musik dapat “dibekukan” menjadi estetika dalam arsitektur, seperti yang pernah dinyatakan oleh Friedrich Wilhelm Joseph von Schelling: “Architecture in general is frozen music”. Dalam menyusun keharmonian nada ini, diperlukan sebuah struktur dan komposisi yang menjadikannya sebuah musik, sama seperti halnya estetika bentuk yang distrukturkan sehingga membentuk suatu arsitektur. MUSIK Arsitektur yang mewadahi kegiatan musikal Arsitektur adalah musik 1 1.2. Alasan Pemilihan Tema Nilai-nilai yang terdapat dalam musik dapat diterjemahkan dalam arsitektur. Penambahan nilai ini penting mengingat arsitektur dapat mengarah kepada perancangan yang hanya didasari atas rasio belaka. Atas dasar inilah maka thesis ini mengangkat tema analogi komposisi musik ke dalam arsitektur. Jenis musik klasik dipilih karena musik klasik merupakan jenis musik yang diakui sebagai pencapaian yang besar pada masa itu, karena memiliki keseimbangan antara ekspresi dan struktur. Selain itu juga, musik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, jika unsur musik dapat dimasukkan ke dalam arsitektur, akan mendorong masyarakat untuk lebih mengapresiasi arsitektur. 1.3. Tujuan Tujuan dalam thesis ini adalah merancang gedung konser musik dengan pendekatan analogi musik klasik first movement dari Symphony no. 5 karya Beethoven.1 Selain memiliki persyaratan fungsi akustik yang baik pada interior ruang auditoriumnya, gubahan interior lainnya dan gubahan eksterior dapat dieksplorasi secara open-ended. Oleh karena itu, dalam thesis ini, proses eksplorasi dapat dilakukan berulang-ulang sehingga didapatkan hasil yang optimal. Jenis bangunan gedung konser merupakan sebuah pilihan yang diputuskan berdasarkan pertimbangan kecocokan fungsi sebagai wadah kegiatan yang sesuai dengan tema, yaitu musik. 1.4. Lingkup Pembahasan - Hubungan arsitektur dan musik dipandang sebagai hubungan analogi. - Musik yang dipilih sebagai acuan rancangan arsitektur adalah first movement dari Fifth Symphony. 1 Selanjutnya akan disebut secara sederhana: Fifth Symphony. Pemberian nomor urut pada judul karya-karya komposer Barat pada masa musik klasikal merupakan hal yang lazim dilakukan. Judul “Symphony no. 5” saja akan mengacu pada banyak komposer. Oleh karena itu, dalam thesis ini disepakati bahwa Symphony no. 5 atau The Fifth Symphony yang dimaksud adalah karya Ludwig van Beethoven. 2 - Pemilihan tapak dilakukan dengan menyesuaikan sifat musik klasik dengan sifat tapak tersebut. Analogi bentuk tapak dengan musik sangat penting mengingat tapak juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. - Perancangan dilakukan dalam lingkup eksperimental yang open-ended. Karena sifatnya eksperimen, lahan yang digunakan pada tesis ini sebagai jembatan antara teori dan praktis, di luar peraturan tata ruang kota. 1.5. Manfaat Penambahan nilai / makna arsitektur melalui musik dapat menambah apresiasi masyarakat terhadap arsitektur itu sendiri. 1.6. Rumusan Masalah Bagaimana menerjemahkan musik, sesuatu yang sifatnya audial, ke dalam sebuah arsitektur, yang sifatnya visual. 1.7. Keluaran Hasil tesis adalah berupa rancangan sebuah gedung konser yang di dalamnya berfungsi sebagai pewadahan kegiatan musik, serta kegiatan-kegiatan pendukung lainnya. 3 1.8. Fase Tesis Perancangan dan Metoda Perancangan 1.8.1. Fase Tesis Perancangan Bagan 1.1. Fase Tesis Perancangan 1.8.2. Metoda Perancangan 2 Konteks pada Era Romantik Ludwig van Beethoven Studi Konteks pada masa kini Makna / Esensi Analogi Konsep Fifth Symphony Studi Komposisi bahasa audial Strategi Perancangan Komposisi bahasa visual Bagan 1.2. Metoda perancangan 2 Metoda perancangan didapatkan setelah mengkaji teori-teori arsitektur dan musik yang didapatkan dari literatur. 4 1.9. Sistematika Penulisan Tesis Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan apa saja yang melatar-belakangi pemilihan topik tesis, alasan, tujuan, lingkup pembahasan, manfaat, permasalahan yang ingin dipecahkan, dan fase tesis yang akan dilalui serta metoda yang digunakan. Bab II Studi Literatur dan Teori Bab ini memaparkan studi literatur dan teori yang akan menjadi pijakan awal dan pengetahuan-pengetahuan yang perlu didapat untuk mengetahui teori-teori yang pernah diterapkan sebelumnya. Pengetahuan ini berguna sebagai pendukung proses perancangan dalam tesis ini. Bab III Interpretasi Fifth Symphony Sebagai musik pilihan yang akan diterjemahkan sebagai arsitektur, Fifth Symphony dikaji pada bab ini. Penjelasannya adalah mencakup semua yang terkait dengan musik ini seperti: pendefinisian musik klasik, biografi sang komposer – Ludwig van Beethoven, konteks, deskripsi dan interpretasi-interpretasi tentang komposisi musik itu sendiri. Bab IV Tinjauan Arsitektur Gedung Konser Bab ini adalah hasil studi banding beberapa gedung konser yang dianggap membawa konsep bentuk puitik yang serupa dengan konsep dasar musik. Bab V Penjelajahan Ide dan Literatur Dalam Perancangan Bab ini menjelaskan studi-studi lain yang dianggap dapat mendukung teori-teori dasar yang ada pada Bab I. Ide dan interpretasi pribadi juga mulai ditetapkan di sini. 5 Bab VI Proses Perancangan Bab ini menjelaskan secara runut proses eksplorasi perancangan yang telah dilakukan dan membuktikan teori-teori yang telah dipelajari, sekaligus menunjukkan hasil akhir dari proses tersebut. Bab VII Kesimpulan Bab ini menyimpulkan pemikiran yang terbentuk berdasarkan studi-studi dan proses perancangan yang dilakukan. 6