Hanggar Kebijakan dan Regulasi Anggaran

advertisement
URAIAN
RAPBN
APBN
SELISIH
APBNP
A. PENDAPATAN NEGARA
1.762,3
1.793,6
31,3
I. Pendapatan DN
1.758,9
1.790,3
31,5
1. Penerimaan Perpajakan
1.370,8
1.380,0
9,2
1.489,3
388,0
410,3
22,3
269,1
3,4
3,3
1,2
B. BELANJA NEGARA
2.019,9
2.039,5
19,6
1.984,1
I. Belanja Pemerintah Pusat
1.379,9
1.392,4
12,6
1.319,5
600,6
647,3
46,7
779,3
745,1
34,2
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
640,0
647,0
7,0
C. KESEIMBANGAN PRIMER
103,5
93,9
9,6
D. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN
257,6
245,9
11,7
2,32
2,21
0,11
E. Pembiayaan (i+ II)
257,6
245,9
11,7
222,5
I. Pembiayaan DN
281,4
269,7
11,7
242,5
II. Pembiayaan LN
23,8
23,8
0,0
20
2. PNBP
II. Penerimaan Hibah
1. Belanja K/L
2. Belanja Non K/L
% Defisit terhadap PDB
1.761,6
664,6
2
“suatu daftar atau pernyataan terperinci
mengenai penerimaan dan pengeluaran
negara yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk masa jangka waktu tertentu yang
harus mendapatkan persetujuan parlemen
sebagai esensi kedaulatan rakyat di dalam
anggaran.”
3
Merupakan penjabaran kerangka kerja dari
kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
 merupakan alat implementasi dari kebijaksanaan,
sebagai alat manajemen dan alat kontrol
administrasi.
 merupakan alat kontrol hukum.
 merupakan sumber informasi bagi masyarakat luas
mengenai kegiatan yang telah dilakukan, keputusan
yang diambil, dan gambaran yang akan datang
mengenai kegiatan pembangunan.

4



memberikan arah kebijakan perekonomian
dan menggambarkan secara tegas
penggunaan sumber daya yang dimiliki
masyarakat
untuk mencapai keseimbangan ekonomi
makro dalam perekonomian
merupakan sarana sekaligus pengendali
untuk mengurangi ketimpangan dan
kesenjangan dalam berbagai hal di suatu
negara.
5
Otorisasi
 Perencanaan
 Pengawasan
 Alokasi
 Distribusi
 Stabilisasi

6

ALOKASI sumber-sumber ekonomi dalam
bentuk barang dan jasa.

DISTRIBUSI pendapatan dan kekayaan
masyarakat, dan pemerataan pembangunan.

STABILISASI pertahanan keamanan, ekonomi
dan moneter.
7

Fungsi alokasi: anggaran harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. Berkaitan
dengan intervensi pemerintah terhadap perekonomian dalam
mengalokasikan sumber daya ekonominya agar lebih efisien.
Anggaran berperan dalam penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan kesejahteraan rakyat.

Fungsi distribusi: anggaran harus memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.

Fungsi stabilisasi: anggaran menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental ekonomi. Berkaitan
dengan upaya menjaga stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi,
sehingga perekonomian tetap pada kesempatan kerja penuh
dengan harga yang stabil. Meminimalisir fluktuasi dalam
perekonoian.
8
Adalah salah satu perangkat ekonomi makro
dan merupakan kebijakan utama pemerintah
yang diimplementasikan melalui APBN.
Perannya: mempengaruhi perekonomian
dalam upaya mencapai target-target
pembangunan nasional; terkait dengan
fungsi anggaran yaitu alokasi, distribusi, dan
stabilisasi.
9




PRINSIP APBN: SURPLUS/DEFISIT (mulai APBN 2001)
FORMAT APBN: UNIFIED BUDGET (mulai APBN 2005)
STRUKTUR APBN: I-ACCOUNT (mulai APBN 2005)
POSTUR APBN:
 Pendapatan Negara
 Belanja Negara
 Pembiayaan

ASAS:
 Tahunan
 Universalitas
 Kesatuan
 Spesialitas
 Good governance
10
PENGUATAN KEBIJAKAN FISKAL DALAM
RANGKA PERCEPATAN PERTUMBUHAN
EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN
BERKEADILAN
3 langkah utama yaitu:
1.
PENGENDALIAN DEFISIT, melalui optimalisasi pendapatan
dengan menjaga iklim investasi dan konservasi lingkungan, serta
meningkatkan kualitas belanja dan memperbaiki struktur belanja.
2.
PENGENDALIAN RASIO UTANG PEMERINTAH TERHADAP PDB,
melalui pengendalian pembiayaan yang bersumber dari utang
dalam batas aman dan terkendali, serta mengarahkan
pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif.
3.
PENGENDALIAN RISIKO FISKAL, melalui pengendalian rasio
utang terhadap pendaptan DN, debt service ratio, dan menjaga
komposisi utang dalam batas aman serta penjaminan yang
terukur.
11
%
APBN 2014
APBN 2015
APBNP 2015
PERTUMBUHAN
EKONOMI
5,5
5,8
5,7
INFLASI
5,3
4,4
5,0
SUKU BUNGA SPN
3 BULAN
6,0
6,0
6,2
11.600
11.900
12.500
HARGA MINYA
(USD/barel)
105
105
60
LIFTING MINYAK
(ribu barel/hari)
818
900
825
1.224
1.248
1.221
NILAI TUKAR
RUPIAH (IDR/USD
1)
LIFTING GAS (ribu
barel setara
minyak/hari)
12
2014
PENERIMAAN
NEGARA
1.635,4
1.793,6
APBNP
2015
1.761,6
BELANJA NEGARA
1.876,9
2.039,5
1.984,1
241,5
245,9
2,40
2,21
- 106,0
- 93,9
DEFISIT
ANGGARAN
% TERHADAP PDB
KESEIMBANGAN
PRIMER
2015
13
OPTIMALISASI PENERIMAAN PERPAJAKAN DENGAN
MENGGALI POTENSI WP ORANG PRIBADI GOLONGAN
PENDAPATAN TINGGI & MENENGAH, SERTA SEKTOR NON
TRADABLE SEPERTI PROPERTI, JASA KEUANGAN &
PERDAGANGAN, SERTA BEBERAPA TRANSAKSI EKONOMI
STRATEGIS.
MELALUI:
 Pemberian insentif fiskal dan penerapan hilirisasi pada
komoditas tertentu untuk meningkatkan daya saing dan nilai
tambah.
 Penyesuaian kebijakan di bidang bea masuk, bea keluar, dan
PPH
 Penyesuaian tarif cukai hasil tembakau untuk pengendalian
barang kena cukai.
14
OPTIMALISASI PENERIMAAN MIGAS
(meralisasikan produksi sumur minyak baru,
menahan penurunan alamiah lifting migas, dan
pengendalian cost recovery).
MELALUI:





Penyesuaian tarif dan ekstensifikasi.
Peningkatan kinerja BUMN.
Peningkatan pengawasan dan pelaporan PNBP.
Perbaikan administrasi dan sistem PNBP
Perbaikan regulasi PNBP.
15
1.
2.
3.
4.
Peningkatan ketersediaan infrastruktur
pendorong pertumbuhan ekonomi.
Penguatan perlindungan sosial dan
kesejahteraan rakyat.
Perubahan iklim.
Peningkatan kemampuan pertahanan dan
pemantapan keamanan.
16




Stabilitas harga kebutuhan pokok.
Daya beli masyarakat tetap terjaga terutama
masyarakat miskin.
Ketersediaan pasokan kebutuhan pokok.
Daya saing produksi dan akses permodalan
UMKM makin meningkat.
17











ARAH KEBIJAKAN FISKAL (6)
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO (7)
PENDAPATAN NEGARA (9-10)
PNBP (13)
BELANJA NEGARA (15)
BELANJA PEMPUS MNRT FUNGSI (16)
BELANJA PEMPUS (18-21)
SUBSIDI (22-27)
UTANG (28)
TRANSFER (29-34)
PEMBIAYAAN (35-39)
18
Menggambarkankemampuan pemerintah membayar
pokok dan bunga utang dengan menggunakan
pendapatan negara.
Merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja
negara di luar pembayaran bunga utang. Apabila nilai
keseimbangan primer negatif, maka pemerintah
harus menerbitkan utang baru untuk memebayar
pokok dan bunga utang. Sebaliknya apabila nilai
keseimbangan primer positif, maka pemerintah bisa
menggunakannya untuk membayar sebagian atau
seluruh pokok dan bunga utang.
19
 PASAL 4 UUD
 PASAL 23 UUD
 UU No. 17 Tahun 2003
 UU No. 1 Tahun 2004
 UU No. 15 Tahun 2004
 UU No. 15 Tahun 2006
20
(1)
PENYUSUNAN
(5)
(2)
PERTANGGUNG
JAWABAN
PERSETUJUAN
(4)
(3)
PEMERIKSAAN
PELAKSANAAN
21
DPR
• Memberikan otorisasi anggaran
• Mengawasi anggaran
• Menerima pertanggungjawaban anggaran
PRESIDEN
• Mengajukan anggaran
• Menerima otorisasi anggaran
• Melaksanakan anggaran
• Mempertanggungjawabkan anggaran
DPD
• Memberikan pertimbangan anggaran (daerah)
• Mengawasi anggaran (daerah)
BPK
Memeriksa anggaran
22
DIKUASAKAN kepada MENTERI
KEUANGAN untuk fiskal &
kekayaan negara yang dipisahkan
PASAL 4 AYAT
(1)
UUD
PRESIDEN
memegang
kekuasaan
pemerintahan
menurut UUD
PASAL 6 AYAT (1) UU
NO. 17 TAHUN 2003
Presiden selaku kepala
pemerintahan memegang
kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai
bagian dari kekuasaan
pemerintahan
TIDAK TERMASUK
kewenangan moneter
DIKUASAKAN kepada
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
sebagai pengguna
anggaran/barang
DISERAHKAN kepada
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
untuk keuangan daerah &
kekayaan daerah yang
dipisahkan
23
Penyusunan & Persetujuan APBN
1
mengajukan
[Pasal 23 (2)]
RAPBN
Presiden
2
DPR
DPD
memberi
pertimbangan
[Pasal 23 (2)]
TIDAK
3
membahas
bersama
[Pasal 23 (2)]
RAPBN
4b
4a
4
persetujuan
YA
Pemerintah
menjalankan
APBN
Pemerintah
menjalankan
APBN
Tahun lalu
[Pasal 23 (3)]
24
FILOSOFI APBN
HAK BUDGET
APBN
OTORISASI
OTORISASI
RAKYAT
KEDAULATAN
LEGISLATIF
EKSEKUTIF
PERTANGGUNGJAWABAN
ANGGARAN NEGARA
25
Tidak ada aktivitas penguasa publik
yang terlepas dari pengawasan
parlemen
26
DPR
PEMERINTAH
1. Pemegang kedaulatan anggaran
negara, restriktif terhadap
kepentingan masyarakat
1. Pemegang kekuasaan
penyelenggaraan pemerintahan,
restriktif terhadap kepentingan
pemerintah
2. Konsesi maksimum untuk menjamin
kepentingan publik
2. Optimalisasi biaya untuk menjamin
tujuan dan kepentingan
pemerintahan
3. Memaksimalkan kewajiban
3. Memaksimalkan kewajiban warga
pemerintah terhadap warga
masyarakat terhadap negara melalui
masyarakat melalui pembiayaan yang
pajak dan pengurangan insentif yang
berdampak manfaat kepada publik
berdampak buruk pada penerimaan
negara
4. Menekankan pembiayaan
pembangunan yang berdampak
4. Menekankan pembiayaan
buruk pada pemenuhan kebutuhan
pembangunan yang berdimensi
pokok masyarakat dalam kebijakan
kewajiban negara, khususnya
anggaran negara, khususnya
pengembalian pinjaman luar negeri
penyediaan dana pangan, kesehatan,
dan mendorong sektor riil
dan pendidikan
27
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
KEKUASAAN
NEGARA
28

PUTUSAN MK Nomor 35/PUU-XI/2013,
pembahasan rincian belanja menurut
organisasi, fungsi dan program.

Revisi UU No. 17 Tahun 2014 tentang MPR,
DPR, DPD, dan DPRD).
 pembahasan menekankan pada isu-isu yang
lebih strategis. (kebijakan yang bersifat
makro strategis, bukan mikro teknis).
29
PASAL 4 AYAT (1)
UUD 1945
PRESIDEN
MEMEGANG
KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
MENURUT
UUD
PASAL 6 AYAT (1) UU NO. 17 TAHUN
2003
PRESIDEN SELAKU KEPALA
PEMERINTAHAN MEMEGANG
KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA SEBAGAI
BAGIAN DARI KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
MENETAPKAN
KEBIJAKSANAAN
(POLICY MAKING)
MELAKSANAKAN
KEBIJAKSANAAN
(POLICY
EXECUTING
Pengelolaan Administratif
(administratief beheer)
MELAKSANAKAN
KEBIJAKSANAAN
APBN
(POLICY EXECUTING
Pengelolaan Kebendaharaan
(comptabel beheer)
1. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang
digunakan dalam APBN
2. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal
3. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar
unit organisasi,antarkegiatan,dan antar jenis belanja
4. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun
sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan
5. Keadaan darurat yang tidak ada mata anggarannya
PROSES PEMBAHASAN RUU PERUBAHAN APBN SAMA DENGAN
APBN INDUK NAMUN TIDAK MELALUI TAHAP PANDANGAN UMUM
FRAKSI & JAWABAN PEMERINTAH ATAS PANDANGAN UMUM
FRAKSI
32

akuntabilitas keuangan: merupakan pertanggungjawaban mengenai
integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Sasarannya adalah laporan keuangan yang
disajikan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh
instansi pemerintah.

akuntabilitas manfaat: mengacu pada hasil dari kegiatan pemerintahan.
Seluruh aparat dipandang mampu menjawab pencapaian tujuan (dengan
memperhatikan biaya dan manfaatnya) dan tidak hanya sekedar
kepatuhan terhadap kebutuhan hirarki atau prosedur (outcome bukan
output).

akuntabilitas prosedural (proses): merupakan pertanggungjawaban
mengenai apakah suatu prosedur penetapan dan pelaksanaan suatu
kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas, kepastian
hukum, ketaatan pada keputusan politis untuk mendukung pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
33
(3)
(2)
RUU PAN
(1)
PEMERINTAH
BPK
DPR
UU PAN
(2)
34






Apa itu anggaran negara?
Apa yang dimaksud dengan kebijakan
anggaran?
Regulasi apa saja yang mengatur kebijakan
anggaran?
Apa Peran pemerintah, DPR, DPD?
Bagaimana anggaran negara dikelola?
Bagaimana pertanggungjawaban anggaran
negara?
35
36
Download