STRUKTUR KOMUNITAS IKAN AIR TAWAR DI SUNGAI LAKITAN

advertisement
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN AIR TAWAR DI SUNGAI LAKITAN
KABUPATEN MUSI RAWAS SEBAGAI LKS BIOLOGI SMA
Oleh:
Wariansa1, Dian Samitra2, Mareta Widiya3
1
Alumni Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP-PGRI Lubuklinggau
2
Dosen Pembimbing Utama, 3Dosen Pembimbing Pembantu
Email: [email protected]
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRACT
This research aims to know the types of freshwater fish in Lakitan River Musi Rawas
Regency, knowing the Fish Community Structure in Lakitan River Musi Rawas Regency,
and the results of the research is implemented in the form of LKS. This research is a type of
Qualitative Descriptive research with survey method. The collection of this data by fishing
and crawling. The fish obtained were identified by the characteristics of fish morphology
and then analyzed by identification key. The results of this study obtained 8 species, 4
families and 3 orders. Freshwater Fish Community Structure in Lakitan River is known
with the highest relative abundance of fish species that is equal to 36.92% and the lowest is
1.53%, the index of diversity to 3 low stations, while the pattern of fish spread in Lakitan
River Musi Rawas Regency occur randomly. LKS made from the data obtained from the
research results average 79 scores can be said good because validated by experts after the
design improvement.
Keywords: Identification, Community Fish Structure, LKS.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan air tawar yang ada di Sungai
Lakitan Kabupaten Musi Rawas, mengetahui Struktur Komunitas Ikan yang ada di Sungai
Lakitan Kabupaten Musi Rawas, dan hasil penelitian diimplementasikan dalam bentuk
LKS. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif dengan metode survei.
Pengumpulan data ini dengan cara memancing dan menjaring. Ikan-ikan yang diperoleh
diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologi ikan kemudian dianalisis dengan kunci
identifikasi. Hasil penelitian ini didapatkan 8 spesies, 4 family dan 3 ordo. Struktur
Komunitas Ikan Air Tawar di Sungai Lakitan diketahui dengan kelimpahan relative jenis
ikan yang tertinggi yaitu sebesar 36,92% dan yang terendah sebesar 1,53%, indeks
keanekaragaman ke 3 stasiun rendah, sedangkan pola penyebaran ikan yang ada di Sungai
1
Lakitan Kabupaten Musi Rawas terjadi secara acak. LKS yang dibuat dari data hasil
penelitian diperoleh rerata skor 79 dapat dikatakan baik karena divalidasi oleh para ahli
setelah dilakukan perbaikan desain.
Kata kunci: Identifikasi, Struktur Komunitas ikan, LKS.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki kekayaan jenis ikan yang sangat tinggi. Diperkirakan 8500 jenis
ikan hidup di perairan Indonesia dan merupakan 45 % dari jumlah jenis global di dunia.
Dari jumlah tersebut 1300 jenis menempati perairan tawar (Budiman, dkk. 2002:51).
Keanekaragaman dan kelimpahan ikan juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan.
Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran sungai. Kecepatan
aliran tersebut ditentukan oleh perbedaan kemiringan sungai, keberadaan hutan atau
tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang akan berasosiasi dengan keberadaan
hewan-hewan penghuninya (Jukri, dkk. 2013:24).
Provinsi Sumatera Selatan mempunyai perairan umum yang cukup luas sekitar
2.518.644 ha meliputi sungai, danau, waduk, rawa, dan perairan tergenang lainnya baik
yang alami maupun yang buatan (Eddy, 2013:428). Sungai adalah suatu badan air yang
mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan
seperti ikan gurame, kura-kura, ular, dan buaya (Mardiastutik, 2013:39).
Salah satu sungai memiliki potensial yang tinggi adalah sungai Lakitan. Sungai
Lakitan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dalam kehidupan sehari-hari untuk mandi,
mencuci, dan rekreasi. Sungai lakitan juga dimanfaatkan untuk penangkapan ikan.
Penangkapan ikan banyak dilakukan oleh masyarakat secara tradisional. Berdasarkan
informasi yang didapatkan oleh peneliti dari survei awal di lokasi penelitian pada tanggal
25-30 November 2016 serta melakukan wawancara dengan masyarakat setempat, ikan yang
sering diperoleh seperti: ikan seluang, kapiat, kebarau, sema, kerili, kepalau, baung, nila,
kepo, bakai, hamohuk, ikan sengat dan lain-lain.
2
Keanekaragaman ikan di sungai merupakan suatu hal yang penting, dikarenakan
banyak dari jenis ikan yang belum dapat diidentifikasi di beberapa wilayah dan belum
terdapat secara pasti data relevan yang dimiliki dinas perikanan khususnya di Kabupaten
Musi Rawas. Pada hal pengetahuan untuk hal tersebut cukup penting sebagai landasan
pengembanganan ilmu pengetahuan dibidang biologi konservasi serta dijadikan sumber
belajar dibidang pendidikan. Karena selama ini hasil penelitian belum termanfaatkan secara
optimal di dunia pendidikan untuk itu peneliti akan mengimplementasikan data hasil
penelitian agar dapat dijadikan LKS biologi. LKS biologi yang dihasilkan tersebut
diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menyampaikan informasi dalam
proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari masyarakat di sekitar Sungai
Lakitan, ternyata jenis-jenis ikan yang terdapat di Sungai Lakitan cukup banyak tetapi
belum terdokumentasi atau diteliti. Dari latar belakang yang diuraikan diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Struktur Komunitas Ikan Air Tawar Di
Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas Sebagai LKS Biologi SMA”.
METODE PENELITIAN
Waktu Penelitian ini akan dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juni 2017 di
Kelurahan Selangit Kecamatan Selangit Kabupaten Musi Rawas, dengan lokasi penelitian
di Sungai Lakitan Kecamatan Selangit. Pengambilan sampel dilakukan 2 kali dalam
seminggu,
sampel
yang
diperoleh
diidentifikasi
di
laboratorium
STKIP-PGRI
Lubuklinggau, dengan menggunakan buku panduan Identifikasi dari Saanin (1984).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dimana peneliti
sebelumnya melakukan penjelajahan di lokasi penelitian dan pengambilan sampel
penelitian dilakukan peneliti di lokasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menangkap
ikan sendiri dan ikan yang ditangkap oleh masyarakat di sepanjang Sungai Lakitan
Kelurahan Selangit Kecamatan Selangit Kabupaten Musi Rawas. Peneliti melakukan
penelitian di 3 lokasi, yaitu: (1) Stasiun I, bagian hulu dari sungai lakitan yang berada di
dekat bendungan lakitan di kelurahan selangit Rt. 08. (2) Stasiun II, bagian tengah yang
berada di Desa Lubukngin. (3) Stasiun III, yang berada di Desa Durian Terung, stasiun
3
penelitian ditentukan berdasarkan letak dari muara Sungai Lakitan yakni bagian hulu,
tengah dan hilir sungai.
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, tahap pertama untuk mengetahui
Struktur Komunitas Ikan Air Tawar di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas sebagai
LKS Biologi SMA, tahap kedua data hasil penelitian diimplementasikan dalam bentuk
Lembar Kerja Siswa (LKS).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pancing, jaring, alat-alat tulis,
kamera, ember, toples, dan buku panduan Identifikas Ikan. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah ikan yang merupakan hasil tangkapan, serta larutan formalin 10 % bahan
pengawet ikan, alkohol 70%, aquades, kertas label dan pakan ikan. Prosedur kerja pada
penelitian ini adalah penangkapan ikan di Sungai Lakitan, perlakuan ikan, identifikasi dan
klasifikasi.
Teknik dan pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wawancara,
dokumentasi, dan studi pustaka untuk mengidentifikasi spesies ikan (dengan acuan bukubuku Identifikasi, (1984). Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif berdasarkan ciri-ciri morfologi, dan dilanjutkan dengan menghitung indeks
Kelimpahan Relatif, indeks Keanekaragaman
dan Morisita Ikan. Adapun rumus yang
digunakan menurut yuanda, dkk (2012:231) dan Sofiah, dkk (2013:241) sebagai berikut:
1. Indeks Kelimpahan Relatif :
Keterangan:
B : Kelimpahan Relatif ikan yang tertangkap
n : Jumlah Total Individu Spesies i
N : Jumlah Total Individu semua sepesies yang tertangkap
2. Indeks Keanekaragaman :
Keterangan:
H’ = indeks keanekaragaman shanon-whiener
n = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah invidu semua spesies
3. Indeks Morisita
:
Indeks penyebaran morisita dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
4
Keterangan:
Id = Indeks distribusi morisita
N = Jumlah seluruh individu
n = Jumlah seluruh stasiun pengambilan sampel
Nilai indeks morisita yang diperoleh diinterpretasikan sebagai berikut:
Iδ < 1, berarti penyebaran individu cenderung acak;
Iδ = 1, berarti penyebaran individu cenderung merata; dan
Iδ>1, bearti penyebaran individu cenderung berkelompok
Implementasi data hasil penelitian sebagai lks biologi SMA merupakan penelitian
tahap kedua ini yang berupa implementasi data hasil penelitian dalam bentuk Lembar
Kerja Siswa (LKS) dari hasil penelitian Struktur Komunitas Ikan Air Tawar di Sungai
Lakitan Kabupaten Musi Rawas. Hasil penelitian yang diperoleh diatas diimplementasikan
untuk menghasilkan sebuah produk. Dalam penelitian ini produk yang akan dihasilkan
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan sebagai media belajar biologi SMA.
Analisis Validasi LKS memiliki rancangan LKS yang telah diimplementasikan pada
tahap design Produc akan dilakukan penilaian/divalidasi oleh para ahli (validator). Sebelum
melakukan validasi, peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen validasi terhadap LKS
yang sudah dibuat. Instrumen tersebut diisi oleh para validator. Para validator tersebut
adalah mereka yang berkompetensi dan mengerti tentang penyusunan LKS dan mampu
memberikan masukan/saran untuk menyempurnakan LKS yang telah dibuat. Saran-saran
dari validator tersebut akan dijadikan bahan untuk revisi desain LKS. Dalam implementasi
LKS ini validator yang dipilih adalah 3 orang dosen yang ahli dibidangnya masing-masing
baik itu ahli bahasa, ahli materi dan ahli media.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Jenis-jenis ikan yang diperoleh di Sungai Lakitan
Tabel 1 Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Sungai Lakitan Kabupaten Musi
Rawas
5
2. Kelimpahan jenis ikan yang diperoleh di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas
Tabel 2 Indeks Kelimpahan Relatif Ikan di Sungai Lakitan Kabupaten Musi
Rawas
3. Keanekaragaman jenis ikan yang diperoleh di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas
Tabel 3 Indeks Keanekaragaman Ikan di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas
4. Indeks Morisita jenis ikan di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas
Tabel 4 Indeks Morisita Ikan di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas
5.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Tabel 5 Rekapitulasi hasil validasi ahli bahasa, ahli materi dan ahli media
6
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Sungai Lakitan Kabupaten
Musi Rawas pada tabel 4.1 jenis-jenis ikan yang ditemukan adalah ikan kebarau (Hampala
macrolepidota), ikan keperas (Puntius tawarensis), ikan seluang (Rasbora sumatrana),
ikan baung pisang (Bagroides melaptertus), ikan kapiat (Puntius waandarsi), ikan sema
(Labeobarbus dauronensis), ikan buntal (Tetraodon palembangensis) dan ikan baung
(Macrones numerous).
1. Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas
a
Ikan Kebarau
Berdasarkan hasil penelitian di Sungai Lakitan
Kabupaten Musi Rawas didapatkan spesie Ikan
Kebarau (Hampala macrolepidota). Ikan ini
memiliki ciri-ciri warna badan putih kemerahan
dengan hitam dikedua belah sirip ekornya,
dibagian mulut terdapat 2 sungut atau kumis dan tipe sisik sicyloid.
b
Keperas
Berdasarkan hasil penelitian di Sungai Lakitan
Kabupaten Musi Rawas didapatkan spesies
Ikan Keperas (Puntius tawarensis) ikan ini
memiliki ciri-ciri warna badan putih kemeramerahan mengkila. Sirip ekor bercangkak
sedangkan tipe mulut terminal dan tipe sisik sicyloid.
7
c.
Ikan Seluang
Berdasarkan hasil penelitian di Sungai
Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan
spesies Ikan Seluang (Rasbora sumatrana)
memiliki cirri-ciri warna badan putih dan
kekuning-kungingan. Sirip ekor bercangkak
sedangkan tipe sisik sicyloid dan bentuk kepala terminal.
d. Ikan Baung Pisang
Berdasarkan hasil penelitian di Sungai
Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan
spesies Ikan Baung Pisang (Bagroides
melaptertus) jenis ikan ini memiliki panjang
11 cm, warna badan hitam dan kuning,
dimana memiliki corak di bagian badan dari warna hitam dan kuning, atau kuning
keseluruhannya, sirip ekor dan punggung berwarna putih dan sedikit warna hitam.
Sirip ekor bercangkak. Tipe mulut terminal, dan permukaan tubuh tidak memiliki
sisik serta berlendir.
e. Ikan Kapiat
Berdasarkan hasil penelitian di Sungai
Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan
spesies Ikan Kapiat (Puntius waandersis)
jenis ikan ini memiliki cirri-ciri warna bafan
putih
kekunig-kuningan
mengkilap.
Sedangkan sirip punggung dan ekor berwarna kuning dan warna hitam diujung
siripnya. Sirip ekor bercangkak. Tipe mulut terminal dan tipe sisik sycloid.
f. Ikan Sema
Berdasarkan hasil penelitian di Sungai Lakitan
Kabupaten Musi Rawas didapatkan spesies
8
Ikan Sema (Labeobarbus douronensis) jenis ikan ini memiliki cirri panjang badan
saat diukur 21,5, warna badan putih kehitam-hitaman dan putih kemerah-merahan.
Sedangkan sirip punggung dan ekor berwarna kemerah-merahan. Sirip ekor
bercangkak. Tipe mulut terminal dan tipe sisik sycloid.
g. Ikan Buntal
Berdasarkan hasil penelitian di Sungai
Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan
spesies
Ikan
Buntal
(Tetraodon
palembangensis) jenis ikan ini memiliki
cirri-ciri warna badan apada bagian atas berwarna hitam dan pada bagian bawah
berwarna putih dengan corak berbentuk lingkaran hingga bagian sampan perut, sirip
perut dan sirip anal tidak ada, sirip ekor dan sirip punggung berwarna hitam. Sirip
ekor membundar, tipe mulut terminal dan tidak miliki sisik, tubuh dilapisi oleh kulit
yang kasar dan pada jenis Ikan Buntal ini memiliki ciri yang khas yakni dapat
mengembung bila dalam keadan terancam.
h. Ikan Baung
Berdasarkan hasil penelitian di Sungai
Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan
spesies Ikan Baung (Macrones numerous).
ikan ini memiliki cirri-ciri panjang badan
saat diukur 14 cm, warna badan hitam keputih-putihan. Sirip ekor bercangkak, tipe
mulut terminal dan dibagian mulut terdapat
6 sunggut dan pada ikan baung
permukaan tubuh licin berlendir dan tidak memiliki sisik.
Indeks Kelimpahan Relatif
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan indeks kelimpahan relatif,
kelimpahan relatif ikan yang ada di sungai lakitan kabupaten musi rawas sangat sedikit
hanya diperoleh 130 ekor ikan yang tertangkap dan terdiri dari 8 spesies yakni ikan kebarau
(Hampala macrolepidota), ikan keperas (Puntius tawarensis), ikan seluang (Rasbora
sumatrana), ikan baung pisang (Bagroides melaptertus), ikan kapiat (Puntius waandarsi),
9
ikan sema (Labeobarbus dauronensis), ikan buntal (Tetraodon palembangensis) dan ikan
baung (Macrons numerous). Hasil penelitian menunjukan bahwa kelimpahan relatif yang
paling tinggi yakni ikan seluang (Rasbora sumatrana) 36,92% dan ikan kapiat (Puntius
waandarsi) 27,69% hal ini disebabkan karena kemampuan reproduksi ikan yang cepat.
Jenis-jenis ikan tersebut memiliki kelimpahan tertinggi karena memiliki kemampuan dalam
beradaptasi dan dapat memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada untuk mencukupi hidup
(Nurudin, 2013:38), sedangkan yang paling rendah yakni ikan sema (Labeobarbus
dauronensis) 1,53% hal ini disebabkan masyarakat yang terlalu sering menangkap ikan
dengan cara setrum atau menggunakan potas sehingga kelimpahan ikan tersebut berkurang
dan menyebabkan rusaknya habitat atau ekosistem ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Nurudin (2013:38) Keanekaragaman dan kelimpahan ikan juga ditentukan oleh
karakteristik habitat perairan. Kecepatan arus sungai ditentukan perbedaan kemiringan
sungai dan keberadaan tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang berasosiasi
dengan keberadaan satwa penghuninnya.
Indeks Keanekaragaman
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan indeks keanekaragaman, tingkat
keanekaragaman ikan yang ada di sungai lakitan di kabupaten musi rawas cukup rendah
hanya ditemukan 8 spesies ikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada stasiun I
diperoleh nilai indeks keanekaragaman 1,464, pada stasiun II diperoleh nilai indeks
keanekaragaman 1,371, sedangkan pada stasiun III nilai indeks keanekaragamannya 1,423
jika diinterprestasikan ke dalam kisaran indeks keanekaragaman menurut shanon-whiener
maka tingkat keanekaragaman dari ke 3 stasiun tersebut rendah karena < 2,30 sesuai
dengan pernyataan (Odum, 1971 dalam yuanda, dkk. 2012:231) bahwa apabila H’ < 2,30
maka indeks keanekaragaman ikan rendah. Semakin kecil jumlah spesies ikan dan variasi
jumlah individu tiap spesies maka tingkat keanekaragaman ikan dalam suatu ekosistem
perairan juga akan semakin kecil. Rendahya tingkat keanekaragaman ikan di Sungai
Lakitan dikarenakan kualitas air yang kurang baik atau tidak sehat akibat dari aktivitas
warga yang sering mencuci, mandi serta membuang limbah atau sampah ke sungai. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Sasongko, dkk, (2014:73) penurunan kualitas air tidak hanya
10
diakibatkan oleh limbah industri, tetapi juga diakibatkan oleh limbah rumah tangga baik
limbah cair maupun limbah padat.
Menurut Sriwidodo, dkk, (2013:48) mengungkapkan bahwa aktivitas manusia pada
habitat ikan akan mempengaruhi keanekaragamannya. Setiap jenis ikan agar dapat hidup
dan berkembang dengan baik harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan di
mana ikan itu hidup. Aktivitas manusia yang menyebabkan menurunya keanekaragaman
ikan ialah masyarakat sudah mulai menangkap ikan dengan cara modern seperti menangkap
ikan dengan cara setrum atau menggunakan potas sehingga menyebabkan keanekaragaman
ikan berkurang. Hal ini sesuai dengan Wargasasmita (2005:05) keanekaragaman ikan
Indonesia sekarang menghadap ancaman dari berbagai aktivitas manusia yang dapat
menyebabkan menurunnya keanekaragaman ikan.
Indeks Morisita
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian diperoleh indeks morisita pada stasiun
stasiun I: kebarau -0,93, keperas -0,3, seluang 0,27, baung pisang -0,57, kapiat -0,003, sema
-0,3,buntal 0, dan baung -1,08, untuk stasiun II: kebarau ~, keperas -, seluang -0,03, baung
pisang -0,15, kapiat -0,33, sema -,buntal -1,8, dan baung -, sedangkan stasiun III : kebarau 0,3, keperas -0,3, seluang 0,15, baung pisang -0,3, kapiat 0,06, sema - ,buntal -0,3, dan
baung -0,3. Jika diinterprestasikan
dengan menggunakan indeks morisita, maka pola
distribusi ikan di 3 stasiun cenderung acak karena nilai indeks morisita dari ke 3 stasiun
kurang dari 1, apabila Iδ < 1 maka pola penyebaran individu cenderung acak. Hal ini terjadi
karena dipengaruhi faktor lingkungan, seperti kondisi air dari ke 3 stasiun tersebut samasama tenang dan tidak terlalu deras, dan lingkungan ke 3 stasiun tersebut homogen (Odum,
1971 dalam yuanda, dkk. 2012:231)
Lembar kerja Siswa (LKS)
Berdasarkan hasil validasi LKS dari 3 ahli diperoleh rerata skor hasil validasi oleh ke tiga
validator adalah 79 skor perolehan tersebut termasuk kategori “Baik”. Validasi dilakukan
ole 3 ahli yaitu ahli bahasa, ahli materi dan ahli media. Validasi bertujuan untuk
mengetahui kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat dari hasil penelitian.
11
Produk yang divalidasi oleh ahli bahasa sebanyak 1 kali pada tanggal 5 Agustus
2017. Aspek yang dinilai dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yakni: 1) Kemampuan
memotivasi (terdiri 1 pernyataan), 2) Koherensi dan Keruntunan Alur (terdiri 6
pernyataan), 3) Keterbacaan ( terdiri 2 pernyataan). Berdasarkan ke tiga aspek tersebut ahli
bahasa memberikan skor rata-rata 75 yang artinya LKS layak digunakan dalam
pembelajaran dengan revisi. Ahli bahasa memberikan beberapa komentar atau saran terkait
LKS yang divalidasi. Ahli bahasa memberikan komentar berisi masukan pada aspek
koherensi dan keruntunan alur. Pada aspek koherensi dan keruntunan alur pakar
memeberikan masukan pada pernyataan ke 4 dan 5 untuk memperbaiki kata/kalimat yang
digunakan sesuai dengan EYD dan penggunaan tata bahasa agar LKS lebih baik serta
penambahan cover agar LKS lebih menarik dan lebih bagus.
Validator ke dua ahli materi memberikan skor rata-rata 86 yang berarti LKS layak
digunakan dalam pembelajaran dengan revisi dan Validasi yang dilakukan sebanyak 2 kali
pada tanggal 07 dan 10 Agustus 2017. Hasil tersebut diperoleh dari 4 aspek yang dirinci ke
dalam 9 pernyataan yang lebih spesifik. Ahli materi memberikan komentar terkait LKS
yang divalidasi yaitu: secara keseluruhan sudah bisa dapat digunakan tanpa revisi. Pakar
memberikan masukan pada aspek kualitas materi pada pernyataan ke 1 dan 4, pakar
menyarankan hendaknya tujuan pembelajaran sesuai dengan SK dan KD serta coba cek lagi
soal yang ada di LKS agar soal lebih mudah dipahami dan sebaiknya soal yang diberikan
pada level analisis yang menuntut siswa berpikir.
Validator ke tiga sebagai ahli media memberikan skor rata-rata 77 yang berarti LKS
layak digunakan dalam pembelajran dengan revisi. Hasil tersebut diperoleh dari 2 aspek
yang dirinci ke dalam 11 pernyataan yang lebih spesifik. Ahli media memberikan komentar
terkait LKS yang divalidasi yaitu: secara keseluruhan sudah bisa dapat digunakan dengan
revisi. Validasi yang dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 04 Agustus 2017. Pakar
memberikan masukan pada aspek desain pada pernyataan 1 dan 2, agar LKS lebih baik,
bagus dan menarik pakar menyarankan penambahan cover pada LKS dan proporsi dan
komposisi warna lebih perhatikan lagi agar warna yang dihasilkan lebih bagus dan LKS
bisa menarik minat siswa.
12
KESIMPULAN
Jenis-jenis ikan yang didapat di Sungai lakitan Kabupaten Musi Rawas ada 8 jenis
yaitu Ikan Kebarau (Hampala macrolepidota), Keperas (Puntius tawarensis), seluang
(Rasbora sumatrana), baung pisang (Bagroides melaptertus), kapiat (Puntius waandarsi),
sema (Labeobarbus dauronensis), buntal (Tetraodon palembangensis), dan ikan baung
(Macrons numerous). Struktur komunitas ikan air tawar disungai lakitan kabupaten musi
rawas kelimpahan relatifnya sedikit hanya 130 ekor ikan yang tertangkap dan terdiri dari 8
jenis ikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelimpahan relatife yang paling tinggi yakni
ikan seluang (Rasbora sumatrana) 36,92% dan ikan kapiat (Puntius waandarsi) 27,69%
sedangkan yang paling rendah yakni ikan sema (Labeobarbus dauronensis) 1,53% , untuk
tingkat keanekaragaman jika diinterprestasikan ke dalam kisaran indeks keanekaragaman
menurut shanon-whiener maka tingkat keanekaragaman dari ke 3 stasiun tersebut rendah
karena < 2,30, sedangkan indeks morisita jika diinterprestasikan
dengan menggunakan
indeks morisita, maka pola distribusi ikan di 3 stasiun cenderung acak karena nilai indeks
morisita dari ke 3 stasiun kurang dari 1. Data hasil dari penelitian dikembangkan dalam
bentuk produk berupa LKS biologi SMA. Pembuatan LKS telah melalui beberapa tahap
antara lain valiadasi ahli yaitu validasi ahli bahasa, ahli materi dan ahli media. Berdasarkan
dari ke 3 ahli diperoleh skor rata-rata 79, skor tersebut menunjukan bahwa Lembar Kerja
Siswa (LKS) baik dan bisa digunakan untuk tingkat SMA
SARAN
Disarankan supaya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Struktur Komunitas
Ikan Air Tawar di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas dan untuk peneliti selanjutnya
supaya lebih lama sehingga hasil penelitian mendapatkan variasi jenis ikan yang lebih
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, A., dkk. 2002. Peran Museum
Zoologi dalam Penelitian dan
Konservasi
Keanekaragaman
Hayati (Ikan). Jurnal Iktiologi
Indonesia, 2 (2), 51-55.
13
Eddy,
S. 2013. Inventarisasi dan
Identifikasi Jenis-jenis Ikan Saat
Pasang Surut di Perairan Sungai
Musi Kota Palembang. Lembaga
Penelitian Universitas Lampung.
Jukri, M., dkk. 2013. Keanekaragaman
Jenis Ikan di Sungai Lamunde
Kecamatan
Watubangga
Kabupaten
Kolaka
Provinsi
Sulawesi Tenggara. Jurnal Mina
Laut Indonesia, 1 (1), 23-37.
Mardiastutik, E. 2013. Mengenal
Ekosistem. Pondok Melati Bekasi
Penerbit Mitra Utama.
Nurudi, A. F., 2013. Keanekragaman
Jenis Ikan di Sungai Sekonyer
Taman Nasional Tanjung Puting
Kalimantan Tengah. Semarang:
Skripsi.
Universitas
Negri
Semarang.
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci
Identifikasi Ikan. Jilid 1, Jakarta:
PT. Bina Cipta.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
Identifikasi Ikan. Jilid 2, Jakarta:
PT. Bina Cipta.
Sumur Gali Oleh Masyarakat di
Sekitar
Sungai
Kaliyasa
Kabupaten Cilacap. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 12 (2), 72-82.
Sofiah, S., dkk. 2013. Pola Penyebaran,
Kelimpahandan Asosiasi Bambu
pada Komunitas Tumbuhan di
Taman Wisata Alam Gunung
Baung Jawa Timur. Berita
Biologi, 12 (2), 239-247.
Sriwidodo,
E.
D.,
dkk.
2013.
Keanekaragaman Jneis Ikan di
Kawasa Inlet dan Outlet Waduk
Gajah Mungkur Wonogiri. Jurnal
Bioteknologi, 10 (2), 43-50.
Wargasasmita, S. 2005. Ancaman Invasi
Ikan Terhadap Keanekaragaman
Ikan Asli Invasion Threats of
Exotic Fish Species to Diversity
of Indigenous Fish Species].
Jurnal Iktiologi Indonesia, 5 (1),
5-10.
Yuanda, A. M., dkk. 2012. Struktur
Komunitas Ikan di Hulu Sungai
Cimanuk Kabupaten Garut. Jurnal
Perikanan dan kelautan, 3 (3),
229-236.
Sasongko, B. E., dkk. 2014. Kajian
Kualitas Air dan Penggunaan
14
Download