PENGARUH INVESTASI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS Subianto, S.E., M.Si. Dosen UNMURA Lubuklinggau E-mail : [email protected] Info Artikel : ABSTRACT Diterima 12 September 2016 Direview 20 September 2016 Disetujui 15 Oktober 2016 Purpose - The purpose of this research was to analyze the Influence between economic growth in MusiRawas with the Investment, Government Expenditure and Employment Musi Rawas. Design/methodology - The data used in this research is secondary data in the form of time series data from 1994 till 2013. The analytical tool used to determine the effect of independent variables with dependent variable is by using multiple regression analysis. Findings – The author finds that the independent variables were used as models in this study could explain the dependent variable and the remaining 59,07% is explained by other variables that are not included in this study. Based on the results of F-test that overall the independent variable (Investment, Government Expenditure and Employment) provides a significant influence on the dependent variable (Growth). While partially based regression test revealed that only Labour that do not significantly affect economic growth, while investment and government spending affect the economic growth Keywords : Economic Growth Realization Government Expenditure Employment PENDAHULUAN periode lainnya kemampuan suatu Pertumbuhan merupakan ekonomi tolok ukur yang keadaan perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. ekonomi mengukur Pertumbuhan prestasi dari negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. perkembangan suatu perekonomian dari suatu berikutnya. periode Dari satu ke periode periode ke Pembangunan bagian integral daerah yaitu dari pembangunan Subianto nasional yang 67 dilaksanakan Sumatera Selatan, maka pertumbuhan berdasarkan prinsip otonomi daerah ekonomi Kabupaten Musi Rawas juga dan pengaturan sumberdaya nasional berpengaruh terhadap pertumbuhan yang memberikan kesempatan bagi ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk kesejahteraan Dilihat dari Nilai Produk Domestik meningkatkan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas kolusi, Regional Bruto (PDRB) Propinsi Sumatera Selatan pada periode studi mengalami fluktuasi dan berada di korupsi dan nepotisme. bawah pertumbuhan ekonomi nasional Sebagai salah satu kabupaten yang berada di wilayah dan Provinsi lain di Sumatera. Provinsi Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Sumatera Selatan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2013 (dalam persen) Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas 4,09 1,53 3,42 5,24 6,14 7,06 13,92 3,11 1,62 2,07 5,09 7,34 3,13 13,76 4,66 2,79 4,57 6,31 8,75 6,93 12,71 5,27 2,59 5,80 8,06 12,87 7,96 12,53 5,34 0,42 5,95 8,48 8,93 9,47 11,19 4,81 1,45 6,66 7,49 9,49 8,28 8,45 8,63 6,85 7,39 8,30 9,01 8,58 11,35 5,10 6,34 9,36 4,10 5,05 7,29 5,63 6,99 7,35 6,50 8,09 7,60 6,01 7,94 7,17 5,98 7,34 Sumber : Sumatera Selatan Dalam Angka 2014 Pembangunan Kabupaten Kabupaten Musi Rawas yang tidak Musi Rawas yang berlangsung secara terlepas dari usaha keras bersama- menyeluruh dan berkesinambungan sama telah masyarakat. meningkatkan masyarakat. di perekonomian Pencapaian hasil-hasil berbagai antara pemerintah Namun kendala di sisi dan lain dalam pembangunan yang sangat dirasakan memaksimalkan potensi sumber daya masyarakat agregat manusia dan sumber modal masih pembangunan dari 10 Kecamatan di dihadapi oleh penentu kebijakan di merupakan Subianto tingkat kabupaten kecamatan. maupun Berikut di distribusi 68 persentase PDRB di Kabupaten Musi Rawas. Tabel 2. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008-2013 (tanpa migas) Tahun Lapangan Usaha/ Sectors 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pertanian 56,13 54,59 55,27 55,15 53,57 54,63 Pertambangan dan Penggalian 4,29 4,60 4,68 4,95 5,25 3,42 Industri Pengolahan 13,20 13,07 12,67 12,32 12,32 14,2 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,10 Bangunan 6,78 7,00 6,71 6,88 7,28 6,97 Perdaganggan, Hotel dan Restoran 7,06 7,18 7,14 7,16 7,31 6,66 Pengangkutan dan Komunikasi 0,74 0,71 0,72 0,73 0,77 0,80 2,47 2,49 2,37 2,34 2,36 2,23 Jasa-jasa 9,21 10,24 10,33 10,36 11,04 11 PDRB Tanpa Migas 100 100 100 100 100 100 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014 Dari paparan di atas penulis Nations tahun 1776 merasa tertarik untuk mengkaji sejauh ekonomi mana pengaruh investasi, pengeluaran faktor, yaitu: jumlah penduduk, jumlah pemerintah dan tenaga kerja terhadap stok barang-barang modal, luas tanah pertumbuhan dan ekonomi Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2004-2013. dipengaruhi pertumbuhan kekayaan oleh alam, dan empat tingkat teknologi yang digunakan. Unsur pokok dari sistem produksi Pertumbuhan Ekonomi suatu negara ada tiga : Menurut ekonom Klasik, Adam Smith yang mengemukakan teori 1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar pertumbuhan ekonomi dalam sebuah dari kegiatan buku yang berjudul An Inquiry Into the masyarakat dimana jumlah sumber Nature and Causes of the Wealth of daya alam produksi yang suatu tersedia Subianto 69 mempunyai batas maksimum bagi dapat mencapai pertumbuhan yang pertumbuhan suatu perekonomian. teguh (steady growth) dalam jangka 2. Sumber daya insani (jumlah panjang. Asumsi yang digunakan oleh penduduk) merupakan peran pasif Harrod–Domar dalam proses pertumbuhan output, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh maksudnya jumlah penduduk akan beberapa hal-hal berikut : menyesuaikan dengan kebutuhan a. Tahap awal perekonomian telah akan tenaga kerja. 3. Stok modal dalam teori mencapai tingkat full employment. merupakan unsur b. Perekonomian terdiri atas sektor produksi yang sangat menentukan rumah tangga (konsumen) tingkat pertumbuhan output. sektor perusahaan (produsen). dan David Ricardo mengemukakan c. Fungsi tabungan dimulai dari titik pertumbuhan ekonomi dalam nol, sehingga besarnya tabungan teori sebuah buku yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation. Menurut David proporsional dengan pendapatan. d. Hasrat menabung (Marginal Ricardo, Propencity to Save) besarnya tetap. pertumbuhan ekonomi suatu negara Sehingga menurut Harrod – Domar ditentukan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi yang teguh bertambahnya akan mencapai kapasitas penuh oleh penduduk, di mana penduduk akan menambah tenaga (full capacity) kerja dan membutuhkan tanah atau panjang. dalam jangka alam. Laju pertumbuhan ekonomi Pendekatan yang untuk sektor-sektor menggunakan endogen dari pertumbuhan ekonomi faktor-faktor produksinya. Produktivitas regional adalah melalui penggunaan dapat ditingkatkan melalui berbagai model ekonomi makro. sarana pendidikan, pelatihan dan Analisis teori pertumbuhan ekonomi Teori menjelaskan Harrod tentang – syarat penentu Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory) ini dipelopori oleh manajemen yang lebih baik. menurut faktor baru sangat dipengaruhi oleh produktivitas dalam menjelaskan lebih Domar, yang harus dipenuhi supaya perekonomian Paul M. Romer dan Robert Lucas sebagai kritikan terhadap teori pertumbuhan neoklasik solow yang dianggap tidak bisa menjelaskan Subianto dengan baik tentang pertumbuhan untuk ekonomi dalam jangka panjang. pengetahuan. Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis berinvestasi Pertumbuhan daerah Pertumbuhan mengelola merupakan dalam ekonomi daerah merupakan suatu proses pemerintah pertumbuhan yang bersifat endogen, ekonomi 70 dan masyarakatnya sumberdaya dalam yang ada hasil dari dalam sistem ekonomi. Teori untuk menciptakan lapangan kerja ini menganggap bahwa pertumbuhan baru dan merangsang pekembangan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem kegiatan produksi, bukan berasal dari luar tersebut (Arsyad, 2004). sistem. Kemajuan merupakan hal teknologi yang endogen, ekonomi Skema pertumbuhan dalam wilayah hubungan antara ekonomi dengan pertumbuhan merupakan bagian dari variabel-variabel keputusan mempengaruhinya dapat digambarkan pelaku-pelaku ekonomi yang sebagai berikut : Investasi (INV) Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas (Y) Pengeluaran Pemerintah (GOEXP) Tenaga Kerja (TK) Gambar 1. Skema Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan VariabelVariabel yang Mempengaruhinya METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan bahwa Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten di di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Provinsi Sumatera Selatan. Penentuan lokasi kegiatan ekonominya cukup pesat. dilakukan Pengumpulan dengan pertimbangan Sumatera data Selatan yang dilaksanakan Subianto 71 pada bulan Mei sampai Agustus kesalahan setiap observasi terhadap 2015. garis tersebut (Ghozali, 2005). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder HASIL DAN PEMBAHASAN runtun waktu (time series) dari tahun Deskripsi menyeluruh dan 1994 hingga tahun 2013. Data yang hasil penelitian ini akan diuraikan digunakan setelah dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan berupa data sekunder yang diperoleh analisis dan interpretasi data. Analisis dari dilakukan Badan Perencanaan dengan menggunakan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) program komputer Eviews ver. 7. dan Dinas Pendapatan Penggelolaan Pengujian Kekayaan pengaruh dan Aset Daerah untuk mengetahui Investasi (INV), (DPPKAD) Kabupaten Musi Rawas Pengeluaran Pemerintah (GOEXP) serta sumber lain yang terkait dengan dan Tenaga Kerja (TK) terhadap penelitian ini. pertumbuhan Teknik analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan/ hipotesis dalam penelitian ini adalah Musi ekonomi Rawas Kabupaten dilakukan dengan analisis regresi biasa. Pengujian Multikolinearitas analisis deskriptif dan analisis regresi penelitian bertujuan untuk menguji linier berganda. Alat analisis yang apakah dipakai untuk mengetahui pengaruh ditemukan variabel (INV), variabel independen. Model regresi pemerintah yang baik seharusnya tidak terjadi (GOEXP) dan tenaga kerja (TK) korelasi antar variabel independen. terhadap ekonomi Model regresi yang baik seharusnya menggunakan tidak terjadi korelasi antara variable analisis regresi berganda. Teknik independen. Untuk melihat ada atau estimasi variabel tidak nya korelasi antar variabel realisasi realisasi investasi pengeluaran pertumbuhan adalah dengan digunakan adalah dependen yang OrdinaryLeast pada independen adanya model korelasi dilakukan covariance analisys. garis jalan dikatakan tidak memiliki kolinieritas meminimalkan jumlah dari kuadrat apabila nilai korelasinya kurang dari dengan buah antar Square (OLS) yaitu mengestimasi regresi Dua regresi variabel 0,8. Terlihat nilai hasil pengolahan Subianto 72 yang lain. data yang telah dilakukan bahwa nilai pengamatan,atau korelasi dari ketiga variabel yang ada Bilavariansdari residual dari suatu dalam model adalah kurang dari 0,8 pengamatan ke sehingga model ini memenuhi asumsi tetap makad non multikolinieritas (Gujarati, 2013). Homoskedastisitas, sedangkan jika Uji bertujuan dalam Heteroskedastisitas untuk model menguji apakah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan pengamatan lain isebut berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik terdapat tidak masalah heteroskedastisitas. ke Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Eviews Untuk melihat ada tidaknya dalam model regresi tidak tedapat masalah heteroskedastisitas dapat gejala heteroskedastisitas. Karena p dideteksi dengan dengan uji white value -obs*-square = 0.1905 > 0,05, heteroscedasticity. Jika p-value obs*- dapat diyakini bahwa didalam model square < α, maka dapat diyakini regresi yang akan di teliti tidak bahwa dalam model regresi terjadi terdapat gejala heteroskedastisitas. gejala Kesimpulannya heteroskedastisitas. Sebaliknya jika p-value obs*-square tingkat > α, maka dapat dipastikan bahwa dikatakan adalah keyakinan bahwa 95%, tidak dengan dapat terdapat Subianto heteroskedastisitas dalam model regresi. adanya autokorelasi dalam model regresi. Uji autokorelasi 73 Untuk mendeteksi ada digunakan tidaknya autokorelasi dilakukan uji untuk mengetahui ada atau tidaknya Breush-Godfrey Serial Correltion LM penyimpangan Test. Jika p-value obs*-square < α, autokorelasi asumsi yaitu korelasi klasik yang maka dalam model regresi ada terjadi antara residual pada satu korelasi serial. Namun jika p-value pengamatan pengamatan obs*-square > α, maka dalam model lain pada model regresi. Prasyarat regresi tidak ada gejala autokorelasi. dengan yang harus terpenuhi adalah tidak Gambar 3. Hasil Uji Autokorelasi dengan Eviews Karena p value -obs*-square = 0.1631 dipastikan regresi > 0,05, bahwa yang akan maka dalam diteliti terdapat autokorelasi.Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam model regres. model Uji normalitas untuk menguji tidak apakah dalam sebuah model regresi, gejala adalah dengan tingkat keyakinan 95%, dapat variabel independen, dependent, atau variable keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah Subianto memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi 74 dapat dilihat dari Histogram Normality Test model regresi normal atau tidak, Gambar 4. Hasil Uji Normalitas dengan Eviews Berdasarkan hasil Histogram backward, dimana pada metode ini Normality Test diatas, maka diperoleh pada nilai p-value = 0,641996 > 0,05, variabel independen diikutsertakan artinya bahwa model regresi yang dalam akan disingkirkan/remove diteliti telah terdistribusi normal.Kesimpulannya adalah apabila pengujian awalnya, pengujian tidak semua kemudian satu baru persatu memenuhi nilai dengan tingkat keyakinan 95%, dapat signifikansi t dibawah 0,05. Pada dikatakan tabel output yang dihasilkan akan bahwa error term terdistribusi normal. Berdasarkan diajukan ada eksplanatori Pertumbuhan 3 yang diperlihatkan hipotesis proses/tahapan saat yang variabel tersebut disingkirkan, setiap variabel baris akan dilengkapi dengan angka mempengaruhi yang menunjukkan tahapan/proses (tiga) (variabel yang dilakukan. Pada pembahasan dependent) yaitu : Investasi (INV), bab ini, hanya akan dibahas pada Pengeluaran Pemerintah (GOEXP) baris terakhir/proses terakhir pada dan Tenaga Kerja (TK). Pada analisis setiap tabel, hal ini dimaksudkan regresi karena pada setiap baris terakhir ini Ekonomi digunakan metode Subianto adalah hasil pengujian terakhir yang 75 nilai signifikasi t dibawah 0,05. merupakan variabel yang memiliki Gambar 5. Hasil Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil pengolahan parsial dengan nilai t kritis (critical data diatas terlihat bahwa nilai R2 value) pada df = (n-k), dimana n (Koefisien sebesar adalah jumlah sampel dan k adalah 0.590693 artinya variabel independen jumlah variabel independen termasuk dapat konstanta. Untuk menguji koefisian determinasi) menjelaskan dependen sebesar variabel 59,07 % regresi parsial secara individu dari sedangkan sisanya (100%-59,07% = masing-masing variabel bebas akan 40,93%) dijelaskan oleh variabel lain diuji sebagai berikut: yang tidak termasuk di dalam model. - Dari hasil regresi diperoleh nilai t Dari gambar 5 hasil estimasi hitung untuk Realisasi Investasi regresi diatas terlihat bahwa pada (INV) sebesar 4,049 dan pada t model regresi, nilai signifikansi F tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 dibawah 0.05 artinya sebesar 95 % (α = 5%), df = n-k (df secara variabel = 20-3) adalah 17 diperoleh t tabel independen (Investasi, Pengeluaran 1,740 . Terlihat bahwa t hitung Pemerintah lebih besar dari t tabel, maka Ho keseluruhan memberikan signifikan dan Tenaga pengaruh terhadap Kerja) secara variabel dependen (Pertumbuhan Ekonomi). Sedangkan pada uji statistik secara ditolak yang Realisasi berpengaruh berarti Investasi secara bahwa (INV) signifikan Subianto 76 terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 0,05 maka Ho ditolak. Dari hasil Kabupaten Musi Rawas. perhitungan diketahui sig. atau Berdasarkan probabilitasnya, significance adalah 0,007 atau maka jika probabilitas lebih besar probabilitas jauh di bawah 0.05, dari 0.05 maka Ho diterima dan maka Ho ditolak artinya bahwa jika probabilitas lebih kecil dari Pengeluaran Pemerintah (GOEXP) 0.05 maka Ho ditolak. Dari hasil benar-benar berpengaruh secara perhitungan diketahui sig. atau signifikan terhadap Pertumbuhan significance adalah 0.001 atau Ekonomi probabilitas jauh di bawah 0.05, Rawas. maka Ho ditolak artinya Realisasi Investasi (INV) di Kabupaten Musi - Dari hasil regresi diperoleh nilai t benar-benar hitung untuk Tenaga Kerja (TK) signifikan sebesar -2,421 dan pada t tabel terhadap Pertumbuhan Ekonomi di dengan tingkat signifikansi sebesar Kabupaten Musi Rawas. 95 % (α = 5%), df = 17 diperoleh berpengaruh secara - Dari hasil regresi diperoleh nilai t 1,740. Terlihat bahwa t hitung lebih hitung untuk pertumbuhan realisasi kecil dari t tabel, maka Ho diterima nilai yang berarti bahwa Tenaga Kerja Pengeluaran Pemerintah (GOEXP) sebesar 3,117 dan pada tidak t tabel dengan tingkat signifikansi signifikan terhadap Pertumbuhan sebesar 95 % (α = 5%), df = 17 Ekonomi (PDRB) di Kabupaten diperoleh 1,740 . Terlihat bahwa t Musi Rawas. hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak berpengaruh Berdasarkan secara probabilitasnya, yang berarti maka jika probabilitas lebih besar bahwa Pengeluaran Pemerintah dari 0.05 maka Ho diterima dan (GOEXP) secara jika probabilitas lebih kecil dari signifikan terhadap Pertumbuhan 0,05 maka Ho ditolak. Dari hasil Ekonomi perhitungan diketahui sig. atau berpengaruh di Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan significance adalah 0,0278 atau probabilitasnya, probabilitas di bawah 0.05, maka maka jika probabilitas lebih besar Ho diterima artinya bahwa Tenaga dari 0.05 maka Ho diterima dan Kerja (TK) berpengaruh tapi tidak jika probabilitas lebih kecil dari signifikan terhadap Pertumbuhan Subianto Ekonomi di Kabupaten Musi Rawas. 77 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Musi Rawas sebesar 59,07 %. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Dari hasil analisis persamaan regresi yang telah diestimasi maka dapat disimpulkan Investasi, pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja koefisiennya diatas angka 0,05 yang artinya ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi dan pengeluaran pemerintah memilki koefisien positif berarti berpengaruh signifikan tenaga kerja memiliki yang artinya sedangkan koefisien negatif berpengaruh tapi tidak signifikan. Secara variabel independen terhadap ketiga berpengaruh pertumbuhan Kabupaten parsial simultan Musi variabel ekonomi Rawas. Secara investasi dan Anonimous, 2010. Musi Rawas Dalam Angka Tahun 2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas. Anonimous, 2013. Musi Rawas Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas. Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN Yogyakarta Gujarati, Damodar. 1995. Basic Econometrics. Third Edition. McGraw Hill International Editions. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro pengeluaran pemerintah berpengaruh secara signifikan pertumbuhan ekonomi pendapatan asli berpengaruh tehadap sedangkan daerah secara tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten variabel Musi Rawas. independen Kuncoro, Mudrajat. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPN Yogyakarta. Ketiga Sumodiningrat, Gunawan. 2002. Pengantar Ekonometrika. BPFE- UGM. Yogyakarta (investasi, pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja) dapat menjelaskan tentang Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Subianto Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Penerbit Salemba Empat Edisi Pertama, 2000. Todaro, Michael. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga Edisi Kedelapan, 2004 Wibisono, Yusuf. 2005. SumberSumber Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Empiris Antar Propinsi di Indonesia, 19842000. Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia Vol.02, Universitas Gajah Mada, 2005 78 Subianto 79