pengembangan model bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat musi

advertisement
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR SASTRA BERBASIS
CERITA RAKYAT MUSI RAWAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
SE-KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS
(Pendidikan Berbasis Kreativitas: Sumbangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah)
Oleh,
AGUNG NUGROHO, M.Pd1.
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan langkah dan cara mengembangkan model
bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas yang dapat meningkatkan minat
belajar siswa kelas V SDN Se-Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas. Penelitian
ini merupakan penelitian pengembangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan Kuesioner, wawancara dan tes. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa, kelayakan isi kategori sangat baik, karena 100% guru menyatakan sangat sesuai
pada semua indicator, kebahasaan kategori sangat sesuai, karena dari 100% guru
menyatakan sangat sesuai pada indikator kejelasan informasi, sesuai dengan KBI dan
Bahasa efektif dan efesien sedangkan indikator keterbacaan 60% sangat sesuai dan 40%
baik, sajian kategori sangat sesuai, karena 100% menyatakan sangat sesuai pada indikator
stimulus dan kejelasan tujuan sedangkan 80% menyatakan sangat sesuai pada indikator
sistematis, pemberian motivasi dan kelengkapan informasi dan 20% menyatakan baik
dan kegrafikan kategori sangat sesuai karena 100% menyatakan sangat sesuai pada semua
indikatornya. Hasil dari evaluasi bahan ajar secara keseluruhan sudah “Sangat sesuai”
atau layak digunakan.
Kata kunci: pengembangan, bahan ajar, sastra dan cerita rakyat.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan bahan ajar dan mengembangkannya merupakan tuntutan bagi
guru dalam kegiatan profesionalnya. Hal ini karena bahan ajar biasanya bersifat
mandiri, artinya seorang guru dapat menemukan, mencari dan mengembangkan
bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswanya, dengan tidak keluar pada
jalur standar isi. Sesuai dengan pendapat Prastowo (2011:19) Mutu pembelajaran
menjadi rendah ketika pendidikan hanya terpaku pada bahan-bahan ajar
konvensional tanpa ada kreativitas untuk mengembangkan bahan ajar tersebut
secara inovatif.
1
Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
1
Berdasarkan uraian di atas penulis mengembangkan bahan ajar sastra dalam
pengajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Se-kecamatan Purwodadi. Bahan ajar
adalah Sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil dikumpulkan dan berasal
dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara sistematis (Prastowo, 2011:28).
Bahan ajar yang penulis kembangkan adalah bahan ajar sastra berbasis
cerita rakyat Musi Rawas. Hal ini menjadi titik berat penulis karena materi ini
terdapat pada kelas V semester I, selain hal tersebut selama ini kegiatan
pembelajaran sastra di SD Negeri Se-kecamatan Purwodadi hanya berpedoman
pada buku pegangan guru tanpa ada usaha untuk mendekatkan materi
pembelajaran pada siswa. Buku sastra yang selama ini digunakan tidak ada yang
berorientasi pada sastra Musi Rawas, akan tetapi cenderung pada sastra-sastra
yang terkenal di Nusantara sehingga siswa tidak mengetahui bahwa di wilayahnya
juga terdapat sastra yang layak dipelajari. Selain itu banyak guru yang tidak tahu
bahan ajar, sumber belajar, apa lagi bagaimana cara mengembangkan bahan ajar
yang mampu menarik minat belajar siswa, kenyataan ini dapat dilihat pada hasil
indentivikasi kebutuhan bahan ajar, guru kelas V SDN Se-kecamatan Purwodadi,
Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas. Hal inilah yang membuat
kegiatan pembelajaran kurang menarik, kurang memotivasi siswa dan kurang
mendekatkan siswa pada sastra daerah yang bertujuan untuk meningkatkan rasa
cinta daerah serta minat belajar sastra.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan
judul Pengembangan Model Bahan Ajar Sastra Berbasis Cerita Rakyat Musi
Rawas pada Siswa Kelas V SDN Se-Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi
Rawas.
B. Rumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana produk pengembangan
model bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas dapat memenuhi
kebutuhan bahan ajar sastra di SDN Se-kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi
Rawas!
2
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan model bahan ajar sastra berbasis cerita
rakyat Musi Rawas adalah Mendeskripsikan isi materi bahan ajar berbasis cerita
rakyat Musi Rawas yang sesuai dengan kebutuhan siswa kelas V SDN Sekecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas.
C. Manfaat Penelitian
1. Siswa, meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan sastra daerah.
2. Guru, sebagai referensi dan pengalaman mengenai cara mengembangan
model bahan ajar sastra.
3. Pembaca, menambah wawasan dan pengalaman ilmu pengetahuan dalam hal
sastra daerah sehingga diharapkan akan lebih memupuk rasa cinta sastra
daerah dan lebih giat untuk melestarikannya sebagai salah satu kekayaan
Nusantara.
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala
kompleksitasnya (Widodo & Jasmin, 2008 dalam Lestari, 2012:01), baik tertulis
maupun tek tertulis (National Centre For Competency Besed Traning, 2007 dalam
Prastowo, 2011:16).
Berdasarkan pendapat di atas bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
dikumpulkan dari berbagai sumber berupa informasi, alat atau teks yang
diperlukan oleh seorang guru untuk proses pembelajaran dengan tujuan mencapai
setandar kompetensi dan kompetensi dasar yang diinginkan dari peserta didiknya.
B. Hakikat Cerita Rakyat Musi Rawas
Cerita rakyat adalah prosa kisahan yang aslinya beredar secara lisan dan
kepercayaan masyarakat setempat (Rozak, 2007:51), hidup dan berkembang
secara turun-temurun, dari generasi kepada generasi berikutya dan berkembang
di kalangan masyarakat, berarti cerita ini milik masyarakat bukan milik seseorang
(Djamaris, 1990:15).
3
Berdasarkan penjelasan di atas cerita rakyat Musi Rawas adalah kisahan
atau cerita baik itu lisan atau tulisan yang ada di daerah Musi Rawas, bersifat fiksi
belum dapat dibuktikan kebenaranya dan berkembang di daerah Musi Rawas di
mana dalam cerita tersebut mengandung unsur moral, estetika, sikap positif dan
edukatif.
C. Langkah-langkah Membuat Model Bahan Ajar Sastra
Langkah-langkah Membuat model bahan ajar yang harus dilakukan antara
lain: Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar (analisis kurikulum, Analisis
sumber belajar), Memilih dan Menentukan Bahan Ajar, Memahami Kriteria
Pemilihan Sumber Belajar (Kriteria Umum dan Kriteria Khusus), Menyusun Peta
Bahan Ajar, Memahami Struktur Bahan Ajar (Struktur Bahan Ajar Cetak,
Struktur Bahan Ajar Model / Maket, Struktur Bahan Ajar Audiovisual, Struktur
Bahan Ajar Interaktif, Struktur Bahan Ajar Lingkungan)
Berdasarkan penjabaran di atas maka peneliti mengkrucutkan penelitian
Pengembangan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas ini
menggunakan struktur bahan ajar cetak, yakni berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
E. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian
Shinta
Desmiarty,
NPM
A2A008011
(2009),
tentang
Pengembangan bahan ajar sastra berbasis sastra Koran. Produk dari
penelitian tersebut adalah modul.
2. Penelitian Rita Sari Hasmuniar, NPM A2A008119 (2010), Tentang
Pengembangan bahan ajar sastra berbasis islam di kelas XI Madrasah Aliyah
Muhammadiyah kota Bengkulu. Produk yang dihasilkan adalah modul.
3. Penelitian Rusmana Dewi, NPM, A2A007095 (2010) tentang Pengembangan
bahan ajar mata kuliah perencanaan pementasan drama. Produk yang
dihasilkan adalah handout dan power point.
Secara umum kelebihan dari penelitian di atas adalah dari segi analisis data,
yang mudah dipahami oleh setiap pembaca. Sedangkan secara umum kelemahan
penelitian di atas adalah belum pernah dicobakan secara masal dengan subjek
4
yang labih luas. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang penulis
lakukan terletak pada hasil produk. Jika produk yang dihasilkan dari penelitian di
atas adalah Modul dan Handout, maka produk yang penulis hasilkan adalah
Lembar Kerja Siswa (LKS).
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Pengembangan Model Bahan Ajar Sastra
Kegiatan penelitian pengembangan model bahan ajar sastra berbasis cerita
rakyat Musi Rawas di SDN Se-kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas ini
merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development).Tujuan untuk mengembangkan bahan ajar sastra
berbasis cerita rakyat Musi Rawas sehingga menghasilkan produk yang valid
melalui proses berulang-ulang seperti penyusunan, uji lapangan, revisi produk dan
akhirnya menghasilkan produk yang bermutu yaitu bahan ajar berbentuk Lembar
Kerja Siswa (LKS).
Penelitian pengambangan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi
Rawas ini, penulis mengacu pada pendapat Sugiyono (2013:298), langkahlangkah pengembangan antara lain: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data,
3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji Coba Produk I,
7) Revisi Produk, 8) Uji Coba Produk II, 9) Revisi Produk Tahap Akhir, 10)
Produksi Masal dan Uji Masal. Sedangkan dilihat dari formatnya unsur LKS
dibagi atas; Judul, KD, waktu penyelesaian, peralatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus
dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan (Prastowo, 2011:208)
B. Prosedur Pengembangan
1. Penulisan Bahan Ajar
Penulis lebih condong ke penulisan model bahan ajar sastra dengan menulis
sendiri. Menulis sendiri model bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi
Rawas dalam bentuk LKS untuk pembelajaran sastra di SDN Se-kecamatan
5
Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas. Kegiatan menulis sendiri ini selain lebih
mendekatkan peserta didik dengan lingkunganya juga lebih dapat diterima oleh
guru mata pelajaran karena sumber belajarnya ada di wilayah tugas mereka.
2. Langkah Pengembangan Bahan Ajar Sastra
Potensi dan Masalah, Potensinya yaitu bahan ajar sastra yaitu cerita rakyat
Musi Rawas yang kurang terfungsikan secara baik oleh sekolah dan masalah yang
ada adalah kurangnya bahan ajar sastra yang berorientasi pada sastra daerah pada
siswa kelas V SDN Se-kecamatan Purwodadi kabupaten Musi Rawas.
Pengumpulan Data, Tahap pengumpulan Data adalah analisis kebutuhan (need
analysis) terhadap produk yang akan dikembangkan. Desain Produk, Desain
produk berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Validasi Desain, Validasi desain
dilakukan oleh pakar atau, di antaranya: (1), Prof.Dr.H. Johanes.Sapri, M.Pd.,
(Ahli Kurikulum dan bentuk bahan ajar) (2), Dr. Susetyo, M.Pd., (Ahli
Keterbacaan dan kebahasaan), (3), Dr. Rusmana Dewi, M.Pd. (Ahli sastra Musi
Rawas). Perbaikan Desain, Perbaikan desain adalah revisi terhadap desain
produk yang telah dibuat berdasarkan masukan-masukan dari pakar ahli
kurikulum, kebahasaan dan pengajaran. Uji Coba Produk, Tujuan untuk
mengetahui efektivitas, apakah bahan ajar sastra tersebut mampu meningkatkan
minat belajar sastra siswa dan dapat digunakan di SDN Se-kecamatan Purwodadi
dengan baik maka penulis akan melanjutkan ke uji yang lebih meluas, diantaranya
SDN Mangunharjo, SDN Purwodadi, SDN Pagersari, SDN Trikarya II dan SDN
Trikarya I. Latar belakang pemilihan SDN ini sebagai subjek coba masal karena
SDN ini mewakili SDN yang terbaik dan terendah hasil Ujian Nasional bahasa
Indonesia. Revisi Produk, Revisi produk dilakukan berdasarkan masukan dari
pengguna produk. Uji Coba Pemakaian, Uji coba pemakaian adalah menguji
produk kembali kepada subjek coba untuk mengetahui keefektivan produk bahan
ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas apakah sudah sesuai dengan tujuan
penelitian. Revisi Produk Tahap Akhir, Revisi produk akhir adalah merevisi
produk secara keseluruhan berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh sebagai
langkah akhir memperbaiki kelemahan dan kekurangan bahan bahan ajar sastra
6
berbasis cerita rakyat Musi Rawas. Produksi Masal, Produk akhir penelitian
pengembangan ini adalah bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas
berbentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Setelah produk diproduksi masal maka
produk tersebut dicobakan pada subjek yang lebih luas, atau uji masal, sehingga
didapat hasil yang signifikan pada produk tersebut.
3. Langkah Uji Coba Produk
Desain Uji Coba, Sebelum bahan ajar digunakan atau dipublikasikan bahan
ajar perlu di uji coba dengan subjek tertentu atau uji lapangan. Subjek Coba,
subjek coba, dalam hal ini subjek coba penelitian adalah siswa kelas V SDN
Karyadadi yang berjumlah 29 siswa. Data dari subjek coba diambil pada rentang
waktu 1 bulan. Sedangkan untuk uji coba masal penulis mengambil subjek
beberapa SDN lainya yang ada di kecamatan Purwodadi, kabupaten Musi Rawas
antara lain: SDN O Mangunharjo, SDN P2 Purwodadi, SDN U1 Pagersari SDN
Trikarya II dan SDN Trikarya I. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keefektivan dari bahan ajar sastra yang telah dibuat. Jenis Data, Data pada
penelitian pengembangan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas ini
berupa deskripsi materi sastra pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN
Se-kecamatan Purwodadi dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Deskripsi
peningkatan hasil belajar dan hasil observasi siswa dalam menggunakan LKS,
hasil evaluasi bahan ajar sastra dan respon guru dan siswa setelah menggunakan
bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas. Instrumen Pengumpulan
Data, Kegiatan penelitian pengembangan bahan ajar ini penulis menggunakan
beberapa intrumen untuk memvalidkan data penelitian di antaranya; wawancara,
kuesioner dan observasi.
Berikut ini dijelaskan format instrumen evaluasi bahan ajar berdasarkan
pendapat Susetyo (2010:128-129);
7
Tabel 1 : Format evaluasi bahan ajar.
No
KOMPONEN
1
2
3
4
5
KELAYAKAN ISI
Sesuai dengan SK dan KD
Sesuai dengan kebutuhan siswa
Sesuai dengan kebutuhan bahan ajar
Kebenaran substansi materi
Manfaat wawasan pengetahuan
Sesuai dengan nilai, moral dan social
KEBAHASAAN
1
Keterbacaan
2
Kejelasan informasi
3
Sesuai dengan KBI
4
Bahasa efektif dan efesien
SAJIAN
1
Kejelasan tujuan
2
Sistematis
3
Pemberian motivasi
4
Stimulus
5
Kelengkapan informasi
KEGRAFIKAN
1
Font (jenis dan ukuran)
2
Tata letak/ lay out
3
Ilustrasi, grafis, gambar dan foto
4
Desain tampilan
Keterangan :
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
= Sangat tidak sesuai.
= Kurang Sesuai
= Cukup
= Baik
= Sangat Sesuai
Teknik Analisis Data, langkah-langkah analisis data antara lain sebagai
berikut: Analisis kurikulum (standar kompetensi dan kompetensi dasar), Analisis
kebutuhan bahan ajar pada guru dan siswa, Analisis sumber belajar (Buku dan
sumber lainya), Membuat rancangan atau desain bahan ajar sastra, Analisis bahan
ajar dan evaluasi pada bahan ajar sastra (LKS), Uji coba produk (bahan ajar sastra
berbasis cerita rakyat MURA), Evaluasi dan revisi terhadap rancangan awal
dilakukan berdasarkan hasil temuan, dan Menyimpulkan hasil penelitian, (Produk
baru).
8
PEMBAHASAN
A. Hasil Rekapitulasi Evaluasi Bahan Ajar Sastra
Kegiatan rekapitulasi evaluasi bahan ajar sastra adalah kegiatan penilaian
terhadap bahan ajar yang digunakan oleh semua guru kelas dari beberapa SDN
yang telah mencobakan bahan ajar. Adapun hasil evaluasi tersebut dapat dilihat
pada diagram berikut:
120%
100%
IND 1
80%
IND 2
60%
IND 3
40%
IND 4
IND 5
20%
IND 6
0%
Isi
Bahasa
Sajian
Grafik
Pada komponen kelayakan isi: indikator sesuai dengan SK/KD, sesuai
dengan kebutuhan bahan ajar, kebenaran subtansi materi dan sesuai dengan nilai,
moral dan sosial, 100% guru menilai “sangat sesuai”. Pada indikator sesuai
dengan kebutuhan siswa, 80% guru menilai “sangat sesuai” dan 20% menilai
“baik”. Pada indikator menfaat wawasan pengetahuan, 80% guru menilai “sangat
sesuai” dan 20% menilai “baik”. Berdasarkan hasil tersebut kelayakan isi pada
bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas dikategorikan “sangat sesuai”.
Pada komponen kebahasaan: indikator kejelasan informasi, sesuai dengan
KBI dan bahasa efektif dan efesien, 100% guru menilai “sangat sesuai”. Pada
indikator keterbacaan, 60% guru menilai “sangat sesuai” dan 40% menilai “baik”.
Berdasarkan hasil tersebut kebahasaan pada bahan ajar sastra berbasis cerita
rakyat Musi Rawas dikategorikan “sangat sesuai”.
Pada komponen Sajian: indikator stimulus dan kejelasan tujuan, 100% guru
menilai “sangat sesuai”. Pada indikator sistematis, 80% guru menilai “sangat
sesuai” dan 20% menilai “baik”. Pada indikator pemberian motivasi, 80% guru
9
menilai “sangat sesuai” dan 20% menilai “baik”. Pada indikator kelengkapan
informasi, 80% guru menilai “sangat sesuai” dan 20% menilai “baik”.
Berdasarkan hasil tersebut sajian pada bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat
Musi Rawas dikategorikan “sangat sesuai”.
Pada komponen kegrafikan semua indikator, 100% guru menilai “sangat
sesuai”. Berdasarkan hasil tersebut kegrafikan pada bahan ajar sastra berbasis
cerita rakyat Musi Rawas dikategorikan “sangat sesuai”.
Berdasarkan hasil tersebut dapat penulis simpulkan jika hasil evaluasi dari
bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas dapat dikatakan layak dan
sudah memenuhi kriteria yang diharapkan, oleh sebab itu bahan ajar sastra
tersebut sudah dapat dipergunakan, (dapat dilihat pada lampiran tabel).
B. Pembahasan Hasil Pengembangan Model Bahan Ajar Sastra
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan bahan ajar sastra berbasis
cerita rakyat Musi Rawas. Adapun objek kajian pada penelitian ini adalah bahan
ajar sastra. Menurut Prastowo (2011:17) bahan ajar terbagi atas buku pelajaran,
modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif,
dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis mengambangkan bahan
ajar sastra dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS).
Adapun langkah pengembangan bahan ajar yang penulis gunakan adalah
pengembangan bahan ajar yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:298) yaitu
Potensi dan Masalah, Pengumpulan data, Desain Produk, Validasi Desain,
Perbaikan Desain, Uji Coba Produk, Revisi Produk, Uji Coba Pemakaian, Revisi
Produk Tahap Akhir , Produksi Masal.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Se-kecamatan Purwodadi
kabupaten Musi Rawas diantaranya: SDN Karyadadi, SDN Mangunharjo, SDN
Purwodadi, SDN Pagersari SDN Trikarya II dan SDN Trikarya I. Waktu yang
diperlukan untuk penelitian 1 bulan.
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data sebelum pembuatan bahan
ajar. Adapun langkah-langkah pengembangan bahan ajar sastra tersebut: potensi
dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi, uji I,
revisi, uji II, revisi, produksi masal dan uji masal.
10
Berdasarkan teori Prastowo (2011:50-51), pada tahap pengumpulan data,
pertama, analisis kurikulum. Dalam tahap ini analisis mencakup analisis Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan materi pembelajaran yang akan
dikembangkan, dari hasil analisis terdapat keterkaitan antara komponen yang ada
di dalam kurikulum dengan bahan ajar sastra yang dibuat, sehingga bahan ajar
yang dibuat tidak keluar dari pokok bahasan.
Selanjutnya Analisis sumber ajar, dalam hal ini ada beberapa yang penulis
analisis antara lain: buku pegangan guru, buku peganggan siswa dan lembar
keraja siswa yang digunakan selama ini, tujuan dari analisis ini untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari sumber belajar tersebut. Berdasarkan teori
Prastowo (2011:55) tentang prinsip analisis sumber belajar yaitu “Ketersediaan,
kesesuaian, dan kemudahan” maka sumber belajar yang penulis analisis masih
belum memenuhi kriteria prinsip pemilihan sumber belajar, sehingga sudah
selayaknya untuk dibuat bahan ajar yang baru yang mampu memenuhi kriteria
sumber belajar yang baik.
Setelah melakukan pengumpulan data dari analisis kurikulum dan sumber
ajar, selanjutnya penulis melakukan pengumpulan data berupa indentifikasi
kebutuhan terhadap guru kelas sebelum melakukan desai produk dalam hal ini
produk yang akan dihasilkan adalah Lembar Kerja Siswa berbasis cerita rakyat
Musi Rawas. Indentifikasi dilakukan pada guru kelas dan tidak diambil dari siswa
karena siswa sekolah dasar belum mampu berfikir kritis, jadi dihawatirkan data
yang diperoleh tidak valid. Indentifikasi dilakukan dengan kuesioner dan
wawancara. Dapat disimpulkan dari hasil indentivikasi kebutuhan bahan ajar
terdeskripsikan jika guru sebagai pendidik selama ini belum memahami bahan
ajar, sumber belajar dan bagaimana membuat atau menyusun bahan ajar yang
baik, hal ini karena kurang perhatianya lembaga pendidikan daerah terhadap guruguru yang ada di daerah mereka masing-masing, membuat SDM guru tidak
berkembang. Diharapkan dengan pembuatan bahan ajar ini mampu menambah
pengetahuan guru tentang bahan ajar.
Setelah melakukan pengumpulan data bahan ajar, langkah selanjutnya
mendesain produk dan dilanjutkan dengan Validasi oleh beberapa pakar ahli,
11
diantaranya, Prof. Dr. H. Johanes Safri, M.Pd., (Ahli kurikulum dan Lay Out), Dr.
Susetyo, M.Pd., (Ahli keterbacaan dan kebahasaan) dan Dr. Rusmana Dewi,
M.Pd. (ahli sastra Musi Rawas). Masukan yang diberikan melingkupi bentuk,
gambar, kebahasaan, keterbacaan, sajian, evaluasi dan jenis rapat. Masukanmasukan yang diberikan dari para pakar penulis kaji dan analisis untuk
mendapatkan solusi yang terbaik. Setelah itu masukan dan revisi, penulis tindak
lanjuti dengan perbaikan desain produk sehingga siap digunakan.
Berdasarkan teori Sugiyono (2013:298), langkah selanjutnya yang penulis
lakukan adalah uji I, Kegiatan uji coba I (Pertama) dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan pada subjek coba. Berdasarkan hasil Uji I, 18 siswa atau 62% belum
tuntas, faktor yang menyebabkan tidak tuntasnya siswa adalah pada faktor guru
dan bahan ajar sastranya. Faktor guru terletak pada penyampaian materi
pembelajaran, guru kurang memahami materi pembelajaran sastra, hal ini karena
selama ini materi sastra sering dilewatkan karena dipandang sulit diajarkan.
Faktor LKS terletak pada contoh materi sastra yang masih kurang yang
menyebabkan sulit diterima oleh siswa, selain itu bentuk latihan masih dipandang
sulit diselesaikan. Selain menganalisis hasil latihan siswa, penulis juga
mengobservasi kegiatan belajar siswa dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran
tabel. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan jika bahan ajar
yang digunakan masih banyak kekurangan sehingga harus mendapat perbaikan
dari semua aspeknya, akan tetapi berdasarkan observasi sikap belajar siswa sangat
antusias dengan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas.
Setelah melakukan uji I penulis meminta masukan dari guru dan siswa guna
mengetahui kendala dan masalah dari produk yang diuji cobakan. Masalah yang
dominan dari LKS adalah banyaknya latihan yang dipandang sulit oleh siswa,
selain itu beberapa kalimat masih sulit dipahami oleh guru dan siswa. Masukan
yang diberikan penulis kaji, tidak semua masukan penulis ambil, sebab sebagian
besar LKS sudah dianalisis oleh beberapa pakar ahli sehingga sedikit sekali
kemungkinan salah. Setelah mendapat masukan maka penulis segera memperbaiki
dan melanjutkan ke uji coba II.
12
Kegiatan uji coba II (Kedua) dilakukan sebanyak dua kali pertemuan pada
subjek coba. Jumlah siswa tuntas 28 siswa atau 100%, sedangkan sikap belajar
siswa secara global sudah menunjukan peningkatan keaktivan belajar, hal ini
karena beberapa masalah yang ada pada Uji I sudah penulis revisi, kalimat sudah
penulis sederhanakan dan bentuk latihan penulis perbaiki sesuai dengan
kemampuan daya pikir siswa. jadi berdasarkan rumusan masalah yang penulis
ajukan maka, penelitian pengembangan ini dapat dinyatakan berhasil, walaupun
harus diujikan kembali ke subjek yang lebih luas guna mengetahui keefektifan
dari bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas.
Setelah melakukan uji II, guru dan siswa diminta merespon bahan ajar sastra
yang digunakan melalui kuisioner yang diberikan. Kesimpulan dari respon guru
tersebut adalah bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas sudah layak
digunakan di dalam kelas guna meningkatkan minat belajar sastra siswa kelas V
SDN Karyadadi (Subjek coba). Sedangkan respon siswa, dapat disimpulkan,
bahan ajar yang digunakan mampu meningkatkan minat belajar siswa, bahan ajar
mudah dipahami dan bahan ajar sastra sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan teori (Prastowo, 2011:61-62) tentang kriteria umum dan khusus
bahan ajar, maka dapat diambil kesimpulan jika bahan ajar yang digunakan sudah
dapat dinyatakan layak guna dari segala aspeknya. Hal ini juga menunjukan hasil
pengembangan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas berhasil
diterapkan pada siswa kelas V SDN Karyadadi (Subjek coba).
Setelah mendapat respon bahan ajar dinilai atau dievaluasi oleh guru yang
menggunakan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas. Hasil evaluasi
pada uji pertama masih sangat kurang, akan tetapi pada uji ke II hasil evaluasi
sudah membaik atau dinilai “Sangat sesuai”, hal ini karena pada uji II sudah
banyak revisi dari penulis sehingga bahan ajar mudah dipahami.
Setelah melakukan uji I, uji II dan evaluasi bahan ajar dari guru kelas
(Pengguna produk bahan ajar), maka langkah penulis selanjutnya adalah merevisi
secara keseluruhan untuk diproduksi masal, dan diujikan secara masal ke sekolahsekolah lainya yang ada di kecamatan Purwodadi. Berdasarkan teori Prastowo
mengenai penyusunan bahan ajar, maka hal yang menjadi pusat revisi adalah
13
Relevansi, Konsistensi dan Kecukupan (Prastowo, 2011:58). Berdasarkan hal
tersebut bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas sudah memenuhi
kriteria yang ditetapkan, oleh sebab itu bahan ajar sudah layak untuk diujikan
secara masal.
Bedasarkan hasil uji masal, SDN se-kecamatan Purwodadi yang telah
mencobakan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas, lima sekolah
yang dinyatakan tuntas secara klasikal, sedangkan satu sekolah masih belum dapat
dinyatakan tuntas secara klasikal. Satu sekolah yang tidak tuntas adalah SDN
Trikarya I, faktor utama dari ketidak tuntasan siswa terletak pada guru yang
menyampaikan materi LKS. Guru kelas kurang memahami materi pembelajaran,
selain itu, selama ini guru kelas mengajar hanya menggunakan LKS dari DINAS
sehingga kompetensi pembelajaran sastra guru sangat minim.
Berdasarkan respon guru pada penelitian ini sebagian besar menunjukan
respon yang baik, suka dan mampu mempermudah guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran. berdasarkan data respon guru dapat diambil kesimpulan
awal jika bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas sudah layak
digunakan pada peserta didik kususnya kelas V. Bahan ajar mampu meningkatkan
minat belajar sastra siswa di kelas.
Berdasarkan respon siswa, sebagian besar siswa sangat antusias dan senang
belajar menggunakan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas.
Berdasarkan respon juga diketahui jika siswa mampu meningkatkan keaktivan
dalam belajar sastra. Siswa juga menyatakan jika bahan ajar yang digunakan
merupakan bahan ajar yang tergolong baru dan mudah untuk memahaminya, jadi
kesimpulan awal produk ini layak dan disukai oleh siswa kelas V SDN Sekecamatan Purwodadi.
Berdasarkan hasil evaluasi bahan ajar yang dilakukan oleh guru kelas V
SDN Se-kecamatan Purwodadi, menunjukan bahwa bahan ajar sastra berbasis
cerita rakyat Musi Rawas dikategorikan “sangat sesuai”, baik dari kelayak isi,
kebahasaan, sajian maupun kegrafikan. Dari hasil tersebut sebagian besar guru
kelas V menyatakan komponen-komponen bahan ajar sudah “sangat sesuai” jadi
14
bahan ajar tersebut sudah dapat dinyatakan layak dari semua segi, sehingga dapat
digunakan oleh semua siswa kelas V di Kecamatan Purwodadi.
Berdasarkan tujuan bahan ajar yaitu “Memperkaya informasi, dapat
digunakan oleh penyusun dan memudahkan bagi peserta didik untuk mempelajari
kompetensi tertentu” (Prastowo, 2011:23), maka bahan ajar sastra berbasis cerita
rakyat Musi Rawas sudah dapat dikatakan layak guna bagi semua siswa dan guru.
Berdasarkan teori behaviorisme, bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi
Rawas sudah memiliki kriteria di antaranya, unsur atau bagian, terlihat pada
bagian bahan ajar sastra (LKS). Terdapat mekanisme yaitu mekanisme
pengembangan
bahan
ajar
sastra
sehingga
bahan
ajar
sastra
mampu
mengefektivan belajar siswa kelas V SDN Se-kecamatan Purwodadi. Menekankan
peran lingkungan yaitu sumber bahan ajar sastra diambil dari lingkungan sekitar
yaitu cerita rakyat Musi Rawas. Memetingkan respon, dilakukan melalui
kuesioner respon guru dan siswa. Pentingnya latihan, bahan ajar sastra yang
dikembangkan merupakan LKS, dimana di dalamnya terdapat banyak latihan.
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Pengembangan
bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas secara umum mampu
memenuhi kebutuhan bahan ajar sastra di SDN Se-kecamatan Purwodadi,
Kabupaten Musi Rawas.
Isi materi bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas yang sesuai
dengan kebutuhan siswa kelas V SDN Se-kecamatan Purwodadi adalah bahan ajar
sastra yang sumber bahan ajarnya diambil dari wilayah atau daerah tempat
tinggal. Pengembangan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas
dikategorikan layak, hal ini sesuai dengan hasil evaluasi bahan ajar yang
dilakukan oleh guru SDN
se-kecamatan Purwodadi yang telah mencobakan
bahan ajar sastra pada sekolah mereka masing-masing. Pengembangan bahan ajar
sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas efektif meningkatkan minat belajar sastra
siswa kelas V SDN Se-kecamatan Purwodadi, hal ini dapat dilihat pada hasil
latihan dan sikap siswa terhadap bahan ajar sastra
B. Saran
Bahan ajar tidak harus didapat dengan membeli akan tetapi dapat dibuat dan
diciptakan sendiri. Oleh sebab itu seorang guru harus terus mengali potensi diri
dan potensi yang ada dilingkungan sekitar. Jadi diharapkan dengan penulisan
pengambangan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat Musi Rawas ini dapat
membuka cakrawala pendidik untuk membuat bahan ajar, demi meningkatkan
minat belajar peserta didiknya dan akhirnya siswa mampu mencapai pada
indikator pembelajaran yang diharapkan oleh kurikulum.
Bagi pembaca secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat
memotivasi diri untuk terus berkarya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dimulai dari lingkungan terdekat kita. Diharapkan dengan terus digalinya
cerita rakyat daerah akan menghasilkan terjaganya kelastarian budaya daerah.
16
REFERENSI
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan
Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajeman Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Djamaris, Edwar. 1990. Menggali Khazanah Sastra Melayu KLasik. Jakarta:
Balai Pustaka
Lestari, Ika. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Akademia Permata
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membut Bahan Ajar Inovatif.
Jokjakarta: DIVA Press
Rozak Zaidan, Abdul. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitataif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA
Susetyo. 2010. Penelitian Kuantitatif dan PTK . Bengkulu: FKIP UNIB
----------. 2010. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang Profesional. Bengkulu:
FKIP UNIB
17
Download