PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Rida Fironika KD Universitas Islam Sultan Agung [email protected] ABSTRAK Pendidikan yang berkualitas merupakan suatu investasi yang mahal. Kesadaran masyarakat untuk menanggung biaya pendidikan pada hakekatnya akan memberikan suatu kekuatan pada masyarakat untuk bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan PP No. 19 Tahun 2005 membawa implikasi terhadap perlunya disusun standar pembiayaan yang meliputi standarisasi komponen biaya pendidikan yang meliputi biaya operasional, biaya investasi dan biaya personal. Sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen, Negara Indonesia memberikan amanat kepada pemerintah untuk menetapkan anggaran pendidikan 20 persen dari anggaran belanja negara seperti tertuang pada pasal 31 Ayat 4. Kepmendiknas No.129/U/2004 merupakan hasil revisi dari kepmen sebelumnya sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam sistem dan manajemen pendidikan nasional. Pada kepmen ini pendidikan nonformal, kepemudaan, olahraga, dan Pendidikan Usia Dini lebih ditonjolkan. Pendidikan nonformal seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan SD, SMP, SMA, pendidikan ketrampilan dan bermata pencaharian, kelompok bermain, pendidikan kepemudaan dan olahraga secara ekplisit telah ditentukan standar pelayanan untuk masing-masing SPM. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 43 Dalam A. Pendahuluan Belakangan ini upaya pengembangan pendidikan dalam roda konteks lembaga atau organisasi, sekolah setiap tahun menyusun kehidupan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah merupakan suatu keharusan dan kewajaran. (RAPBS) yang menunjukkan bagaimana Dikatakan sebagai suatu keharusan, karena perencanaan pendapatan dan penggunaan pendidikan sangat berperan sebagai bentuk biaya untuk keperluan operasional sekolah. untuk Penggunaan mengembangkan sumber daya biaya tersebut manusia. Disebut sebagai suatu kewajaran, menggambarkan pola pembiayaan dalam karena pendidikan. Dengan demikian pada semua kehadiran merupakan masyarakat pendidikan suatu dan produk bangsa, yang budaya yang terus tingkatan penyelenggaraan pendidikan pembiayaan merupakan hal yang sangat berkembang untuk mencari karakternya penting yang terlaksananya pendidikan. Pendidikan tidak paling cocok, sesuai dengan perubahan dinamis yang terjadi di dalam masyarakat setiap bangsa (fleksibel). Dalam konteks untuk turut menjamin akan berjalan tanpa adanya biaya. Pendidikan yang berkualitas penyelenggaraan merupakan suatu investasi yang mahal. pendidikan baik ditingkat makro (negara) Kesadaran masyarakat untuk menanggung maupun di tingkat mikro (lembaga) yang biaya pendidikan pada hakekatnya akan dianggap penting adalah masalah tentang memberikan pembiayaan, pembiayaan merupakan unsur masyarakat yang multak harus tersedia. Sebagai contoh terhadap pemerintah Pendidikan Republik Indonesia sesuai suatu untuk kekuatan bertanggungjawab penyelenggaraan dipandang pada pendidikan. sebagai sektor amanat Undang-Undang setiap tahunnya publik yang dapat melayani masyarakat telah anggaran dengan berbagai pengajaran, bimbingan pendidikan sebesar minima 20% dari total dan latihan yang dibutuhkan oleh peserta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara didik. Pelaksanaan PP No. 19 Tahun 2005 (APBN), demikian pula pemerintah daerah membawa implikasi terhadap perlunya setiap tahun menetapkan anggaran untuk disusun standar pembiayaan yang meliputi pendidikan seperti untuk gaji guru dan gaji standarisasi komponen biaya pendidikan tenaga kependidikan lainnya di daerah. yang meliputi biaya operasional, biaya mencanangkan alokasi investasi dan biaya personal. Selanjutnya Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 44 dinyatakan bahwa standar biaya-biaya itu satuan pendidikan ini ditetapkan dengan menggunakan sebaik mungkin sumber Peraturan daya Badan Menteri Standar berdasarkan Nasional usulan Pendidikan perencana yang penggunaan pendidikan tersedia, sumber harus mengawasi daya yang ada (BSNP). Standar pembiayaan pendidikan terhadap permintaan atas sumber daya ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam tersebut, dan mensupport setiap argumen penyelenggaraan dengan pendidikan di setiap Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah analisa kuantitatif dengan menggunakan bantuan cost analysis ini. Pertaman (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluruh Indonesia. B. Pembahasan Sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen, Negara Indonesia 1. Landasan Hukum Pembiayaan Pendidikan di Indonesia memberikan amanat kepada pemerintah UUD Negara Republik Indonesia untuk menetapkan anggaran pendidikan 20 1945 (Amandemen IV) menyatakan bahwa persen dari anggaran belanja negara seperti setiap warga negara berhak mendapat tertuang pada pasal 31 Ayat 4. pendidikan, setiap warga negara wajib Pendidikan diibaratkan sebagai suatu mengikuti pendidikan artinya pemerintah wajib keberhasilan proses pendidikan merupakan pemerintah kontribusi dari lintas sektoral yaitu tenaga menyelenggarakan satu sistem pendidikan kerja, industri ekonomi, budaya dan lain nasional, yang meningkatkan keimanan sebagainya. dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam kereta yang ditarik kuda, Dalam hal pembiayaan pendidikan dasar dan membiayainya, mengusahakan dan rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, ini, Fattah (2001) menjelaskan bahwa biaya negara yang terhadap pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh kualitas pendidikan di Sekolah Dasar dan persen dari Anggaran Pendapatan dan proses Belanja rendah berpenggaruh pembelajaran serta kualitas memprioritaskan Negara (APBN) anggaran serta dari outcomes yang dihasilkan. Artinya ada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah korelasi yang positif antara besarnya biaya (APBD) pendidikan terhadap peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar. Oleh karena pemerintah memajukan ilmu pengetahuan Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar untuk memenuhi kebutuhan pendidikan nasional; 45 dan teknologi dengan menjunjung tinggi Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib nilai-nilai agama dan persatuan bangsa menjamin untuk terselenggaranya pendidikan bagi setiap kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. tersedianya dana guna warga negara yang berusia tujuh sampai Secara khusus disebutkan bahwa lima belas tahun dana pendidikan selain gaji pendidik dan Pasal 12, Ayat 1 biaya pendidikan kedinasan dialokasikan Setiap peserta didik pada setiap satuan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan berhak mendapatkan beasiswa pendidikan dan minimal 20% dari APBD. bagi yang berprestasi yang orangtuanya Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh tidak mampu membiayai pendidikannya Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan dan mendapatkan biaya pendidikan bagi APBD. mereka yang orangtuanya tidak mampu Partisipasi masyarakat dalam membiayai pendidikannya. Setiap peserta pendidikan berbasis masyarakat adalah didik berkewajiban ikut menanggung biaya dengan penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi berperan serta dalam pengembangan, pelaksanaan kurikulum, peserta dan evaluasi pendidikan, serta manajemen kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan dan pendanaannya sesuai dengan standar perundang-undangan yang berlaku. nasional pendidikan. penyelenggaraan masyarakat pendidikan dapat didik yang dibebaskan dari Dana berbasis bersumber dari penyelenggara, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bab VIII Wajib Belajar Pasal 34 Setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar; Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 Ayat 2 Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. dana pendidikan selain gaji 46 pendidik dan biaya pendidikan kedinasan investasi, dialokasikan minimal 20% dari APBN personal”. pada sektor pendidikan dan minimal 20% Pembiayaan, Pasal 62 disebutkan bahwa: dari APBD. Gaji guru dan dosen yang (1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas diangkat oleh Pemerintah dialokasikan biaya investasi, biaya operasi, dan dalam APBN dan APBD. biaya personal. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru biaya operasi Pada Bab dan IX: biaya Standar (2) Biaya investasi satuan pendidikan dan Dosen Pasal 13 sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib meliputi biaya penyediaan sarana dan menyediakan anggaran untuk peningkatan prasarana, pengembangan sumberdaya kualifikasi manusia, dan modal kerja tetap. akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang (3) Biaya personal sebagaimana dimaksud diangkat oleh satuan pendidikan yang pada diselenggarakan pemerintah, pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat. oleh peserta didik untuk bisa mengikuti Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran proses pembelajaran secara teratur dan untuk peningkatan kualifikasi akademik berkelanjutan. pemerintah daerah, oleh dan dan sertifikasi pendidik diatur dengan PP. Pada Peraturan Pemerintah No.19 Ayat (4) Biaya (1) operasi meliputi satuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Tahun 2005 tentang Standar Nasional meliputi: Pendidikan terdapat kerancuan antara Bab I a. Gaji pendidik dan Pasal 1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62 kependidikan Ayat (1) s/d (5) tentang ruang lingkup tunjangan yang melekat pada gaji. standar pembiayaan. Ketentuan Umum tentang Standar Pembiayaan pada Pasal 1 tampak lebih sempit dari Pasal 62 yaitu serta tenaga segala b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan c. Biaya operasi pendidikan tak standar pembiayaan pada Pasal 1 adalah langsung berupa daya, air, jasa mencakup telekomunikasi, standar yang mengatur pemeliharaan komponen dan besarnya “biaya operasi” sarana dan prasarana, uang lembur, satuan pendidikan yang berlaku selama transportasi, satu tahun. Pada Pasal 62 mencakup “biaya asuransi, dan lain sebagainya. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar konsumsi, pajak, 47 (5) Standar biaya pendidikan operasi ditetapkan satuan penyelenggaraan pendidikan di daerah dengan provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai di Peraturan Menteri berdasarkan usulan tingkat sekolah. BSNP Sebelum PP tentang standar pembiayaan pendidikan ini dikeluarkan, telah ada SK Mendiknas tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan (SPM) yaitu Kepmendiknas No.053/U/2001 yang menyatakan bahwa SPM bidang pendidikan adalah tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan atau acuan bagi penyelenggaraan pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota otonom. sebagai daerah SPM bidang Penyusunan Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu kepada PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai mengisyaratkan Daerah Otonom Kepmendiknas merupakan hasil No.129/U/2004 revisi dari kepmen sebelumnya sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam sistem pendidikan nasional. pendidikan dan manajemen Pada kepmen ini nonformal, kepemudaan, olahraga, dan Pendidikan Usia Dini lebih ditonjolkan. Pendidikan nonformal seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan SD, SMP, SMA, pendidikan ketrampilan dan kelompok bermata pencaharian, bermain, pendidikan kepemudaan dan olahraga secara ekplisit telah ditentukan standar pelayanan untuk masing-masing SPM. Karena standar pembiayaan juga adanya hak dan Pemerintah Pusat untuk mencakup kebutuhan membuat kebijakan tentang perencanaan pelajaran, maka nasional dan standarisasi nasional. Peraturan Mendiknas No. 11 Tahun 2005 kewenangan Dalam rangka penyusunan standarisasi nasional itulah, Mendiknas telah menerbitkan No.053/U/2001 tentang SPM Keputusan tanggal 19 April 2001 yang diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan sekaligus ukuran keberhasilan Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar dalam atas perlu buku teks diperhatikan tentang Buku Teks Pelajaran yaitu Pasal 7: satuan pendidikan menetapkan masa pakai buku teks pelajaran paling sedikit 5 tahun dan buku teks pelajaran tidak dipakai lagi oleh satuan pendidikan apabila ada perubahan standar nasional pendidikan dan buku teks pelajaran dinyatakan tidak layak lagi oleh Menteri. Pada Pasal 8 ditegaskan 48 bahwa: guru dapat menganjurkan kepada bahwa peserta didik yang mampu untuk memiliki memiliki dua sisi yaitu sisi pengalokasian buku teks pelajaran; anjuran sebagaimana dan dimaksud bersifat tidak memaksa atau dikatakan oleh John S. Mrophet, pada tidak mewajibkan; untuk memiliki buku dasarnya teks menjadi dua model, yaitu: pelajaran, peserta didik atau orangtua/walinya membelinya di pasar; model sisi pembiayaan penghasilan. pembiayaan pendidikan Seperti yang diklasifikasikan a. Flat Grand Model untuk membantu peserta didik yang tidak Flat Grand Model menggunakan mampu memiliki akses ke buku teks system distribusi dana, semua distrik atau pelajaran, wajib Kabupaten/kota menerima jumlah dana menyediakan paling sedikit 10 (sepuluh) yang sama untuk setiap muridnya tidak eksemplar buku teks pelajaran untuk setiap memperlihatkan mata pelajaran pada setiap kelas, untuk daerah. Daerah yang sumber dayanya kaya dijadikan koleksi perpustakaannya. raya dan daerah yang sumber daya alamnya satuan Dari pendidikan landasan hukum tentang pembiayaan pendidikan di Indonesia yang telah disebutkan di atas dapat kita menarik suatu kritikal isu dalam pembiayaan pendidikan kita. Salah satu kritikal isu adalah apakah biaya pendidikan yang telah diatur dalam UUD 1945 dan telah diperjelas lagi dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang telah dianggarkan dalam APBN dan APBD 20% untuk membiayai pendidikan sudah tepat sasaran? 2. Penyelenggaraan Pembiayaan Pendidikan di Indonesia Dalam Sebuah Jurnal yang di tulis Armida (vol 26 No. 1; 2011) mengatakan Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar tidak perbedaan mendukung kemampuan (miskin), untuk membiayai program pendidikan setiap menerima dana dengan jumlah yang sama dan dihitung biaya per siswa dalam 1 (satu) tahun yang direfleksikan sebagai kebutuhan yang bervariasi dalam unit biaya yang diberikan kepada sekolah. b. Equalization Model Equalization Model ini bertitik tolak pada ability to pay (kemampuan membayar) masyarakat. Masyarakat yang miskin tentu perlu menerima bantuan dana lebih serius dibanding dengan masyarakat yang incomenya lebih tinggi. Karena itu sekolah miskin akan memperoleh kesempatan sejajar dengan sekolah lainnya, 49 artinya setiap daerah akan menerima APBD (pasal 31 ayat (4) UUD 1945), pada jumlah dana yang berbeda tiap tahun tanggal tergantung bagaimana membagi sesuai kesepakatan kepada kemampuan daerah. Daerah miskin anggaran pendidikan 3,49% APBN dan akan mereima 5 per mil ditambah 7 per mil secara bertahap akan terus ditingkatkan dana dasar daerah. sehingga pada tahun 2009 akan mencapai Dari paparan diatas dapat 26 Januari 2004 kepada untuk mengalokasikan 20% APBN. disimpulkan bahwa dalam mengelola suatu Suatu keadaan yang ironis bila pembiayaan pendidikan diperlukan suatu dibandingkan dengan perhatian pendidikan konsep dan sistem perencanaan yang di Negara yang maju seperti Inggris dan matang, agar mampu merumuskan sistem Amerika Serikat. Di Inggris Perdana pembiayaan nasional pendidikan Indonesia Menteri Blair nyaris terancam mendapat dalam kerangka otonomi daerah. mosi Untuk kondisi Indonesia, model tidak percaya pembiayaan karena pendidikan masalah tinggi. Di pembiayaan tidak bisa terlepas dari subsidi Indonesia besarnya uang kuliah bahkan pemerintah pusat, sekalipun telah ada hanya wewenang sebagaimana diamanatkan UU Universitas, sedangkan di Inggris melalui otonomi Daerah. Hal ini dikarenakan UU yang ditetapkan parlemen. Di Amerika kemampuan sumber daya alam yang sangat Serikat berbeda atau penghasilan (PAD) yang pemilihan calon presiden partai Demokrat sangat pada di Iowa dan New Hamphsire karena pendidikan. tekadnya untuk kembali memperhatikan rendah, pembangunan serta kesadaran investasi Menurut Soedijarto (2006:1) hampir dua tahun MPR ditentukan John oleh Keey masing-masing memenangkan pendidikan dan kesehatan. RI menetapkan amandemen Tidak pedulinya pemerintah pasal 31 yang menetapkan kewajiban terhadap kenyataan masih belum dapat pemerintah untuk membiayai pendidikan bebasnya dasar yang wajib bagi setiap warga Negara pendidikan dasar yang telah ditetapkan (pasal 31 ayat (2)) dan kewajiban negara sebagai wajib tanpa dipungut biaya, tidak (pemerintah dan DPR) memprioritaskan ditindaknya Kepala Sekolah Negeri (SD anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dan SMP) yang mengadakan seleksi masuk dua puluh persen dari APBN serta dari SD Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar dan rakyat SMP untuk merupakan mengikuti kenyataan 50 elementer bagi penyelenggaraan tidak Negara pahamnya dan mampu berpartisipasi secara aktif dalam ketentuan proses pembangunan bangsa melainkan pembukaan UUD 1945 dan pasal 31 hanya akan menghasilkan masalah, seperti khususnya ayat (2) UUD 1945. Negara- sekarang sedang melanda Negara-negara negara yang kini maju dalam membangun berkembang bangsanya (Soedijarto, 2006:1). pemerintah) (DPR lahirnya manusia yang berkualitas yang terhadap (Amerika Serikat, Inggris, termasuk Indonesia Jerman, Perancis, dan Jepang) dan disusul Anggaran biaya pendidikan terdiri Korea Selatan, Taiwan, dan Malaysia dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, adalah yaitu Negara yang berpegang pada sisi anggaran penerimaan dan paradigm “to build Nation build Schools” anggaran pengeluaran untuk mencapai para pendiri republic adalah penganut tujuan-tujuan pendidikan. Masih dalam paradigm ini. Karena itu mereka yakin buku yang sama menurut (Nanang Fattah, bahwa untuk mencerdaskan kehidupan 2006:23) Anggaran penerimaan adalah bangsa Pendapatan yang diperoleh setiap tahun dan nasional memajukan perlu kebudayaan diselenggarakan “satu system pengajaran nasional”. dan diterima secara teratur. Untuk sekolah Karena itu kepada mereka yang meragukan gunanya dasar negeri, umumnya memiliki sumber- sekurang- sumber anggaran penerimaan, yang terdiri kurangnya 20% jawabannya adalah agar dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah kita berkualitas sama dengan masyarakat sekitar, orangtua murid, dan sekolah yang pada jaman penjajahan sumber lain. Sedangkan anggaran dasar diperuntukan pengeluaran adalah jumlah uang yang bagi biaya oleh sekolah dari berbagai sumber resmi orang Eropa, bangsawan, dan priyai baik dalam hal dibelanjakan tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, kepentingan pelaksanaan pendidikan di fasilitas, kurikulum, waktu belajar dan sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan intesitasi oleh komponen-komponen yang jumlah proses pembelajaran, sistem setiap proporsinya tahun bervariasi di untuk evaluasi, serta lingkungan sekolahnya. dan antara Tanpa dapat menyelenggarakan sekolah sekolah yang satu dan daerah yang lain. semacam itu pendidikan nasional tidak Serta dari waktu ke waktu. akan pernah dapat menjadi pendukung Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 51 Berdasarkan pendekatan unsur apakah penyelenggaraan pembiayaan biaya (ingredient approach), pengeluaran pendidikan di Indonesia sudah sesuai sekolah dengan amanat UUD 1945 dan UU No. 20 dapat dikategorikan kedalam beberapa item pengeluaran yaitu: Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 1. Pengeluaran Nasional pada jenjang pendidikan dasar untuk pelaksanaan pelajaran dan Konsep seperti apakah yang harus 2. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam 3. Pemeliharaan sarana dan prasarana hal sekolah mengelola pendidikan 4. Kesejahteraan pegawai agar suatu pembiayaan mampu merumuskan sistem pembiayaan nasional pendidikan 5. AdministrasiPembinaan teknis education dan Indonesia dalam kerangka otonomi daerah? 3. Standar Pembiayaan Pendidikan di 6. Pendataan Indonesia Perhitungan dalam Yang pendidikan akan ditentukan oleh unsur- pembiayaan unsur tersebut yang didasarkan pula pada minimum yang diperlukan sebuah satuan perhitungan biaya nyata (the real cost) pendidikan sesuai dengan kegiatan menurut jenis dan kegiatan pendidikan selama satu tahun. volumenya. Dalam konsep pembiayaan Biaya disini meliputi biaya investasi, biaya pendidikan dasar ada dua hal penting yang operasional, dan biaya personal. Standar perlu dikaji atau dianalisis yaitu biaya pembiayaan diatur dalam Permendiknas pendidikan secara keseluruhan (total cost) No. 41 Tahun 2007. Di Permendiknas ini dan biaya satuan per siswa (unit cost). diatur Biaya satuan di tingkat sekolah merupakan dikeluarkan untuk setiap satuan pendidikan aggregate dan juga setiap jalur pendidikanya. Baik sekolah, biaya baik biaya pendidikan yang tingkat bersumber disebut sebagai pendidikan agar biaya dapat minimum standar adalah biaya melaksanakan yang harus dari yang jalur umum atau jalur berkebutuhan pemerintah, orang tua, dan masyarakat khsusus, UU telah merinci berapa biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan yang harus ditanggung setiap peserta didik pendidikan dalam satu tahun. selama setahun agar proses belajar dapat Yang menjadi kritikal isu yang harus kita soroti dalam bahasan ini adalah, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar berjalan. Permendiknas ini mengatur standar biaya nonpersonalia. 52 Biaya operasi nonpersonalia 1. Menghitung berbagai proporsi dari meliputi: biaya alat tulis sekolah (ATS), kelompok usia, jenis kelamin, tingkat biaya bahan dan alat habis pakai (BAHP), buta huruf. biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan, 2. Distribusi alokasi sumber daya biaya daya dan jasa, biaya transportasi atau pendidikan secara efisien dan adil perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya sebagai kewajiban pemerintah pusat asuransi, biaya pembinaan siswa atau mensubsidi ekstra kurikuler, biaya uji kompetensi, dibandingkan dengan sektor lainnya. biaya praktek kerja industri, dan biaya pelaporan. Permendiknas ini sektor pendidikan Menurut Levin (1987) pembiayaan memuat sekolah adalah proses dimana pendapatan standar pembiayaan untuk DKI jakarta, dan sumber daya tersedia digunakan untuk untuk daerah lain, ada yang disebut indeks memformulasikan dan mengoperasionalkan biaya, yakni angka yang menunjukan sekolah di berbagai wilayah geografis dan perbandingan standar pembiyaan di daerah tingkat pendidikan yang berbeda-beda. tersebut terhadap standar biaya di DKI Menurut J. Wiseman (1987) terdapat tiga Jakarta. aspek yang perlu dikaji dalam melihat 4. Sistem Pembiayaan Pendidikan di apakah pemerintahan perlu terlibat dalam masalah pembiayaan pendidikan: Indonesia Sistem pembiayaan pendidikan 1. Kebutuhan dan adalah proses dimana pendapatan dan pendidikan terkait sumber daya tersedia digunakan untuk pendidikan dapat dianggap sebagai memformulasikan dan mengoperasionalkan salah sekolah, tergantung dari kondisi masing- kebutuhan masing negara seperti kondisi geografis, sumberdaya tingkat capital. pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah. Untuk mengetahui apakah sistem tersebut memuaskan, dapat dilakukan satu alat akan ketersediaan dengan sektor perdagangan investasi manusia atau dan dalam human 2. Pembiayaan pendidikan terkait dengan hak orang tua dan murid untuk memilih menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang akan berdampak pada social benefit secara keseluruhan dengan cara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 53 3. Pengaruh faktor politik dan ekonomi terhadap sektor pendidikan Perhitungan berdasarkan ditentukan Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan 1. Biaya pendidikan pendekatan kecukupan oleh beberapa faktor, kecilnya sebuah institusi diantaranya: a. Besar biaya personal. biaya pendidikan investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. c. Tingkat gaji guru (karena bidang pendidikan dianggap sebagai highly labour intensive d. Rasio siswa dibandingkan jumlah guru 2. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran b. Jumlah siswa secara teratur dan e. Kualifikasi guru f. Tingkat pertumbuhan penduduk (khususnya populasi di negara berkembang) g. Perubahan dari pendapatan berkelanjutan. 3. Biaya operasional satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi: a. Gaji pendidik kependidikan dan Permasalahan pendidikan nasional segala tak pernah usai. Lebih khusus lagi jika serta b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan operasi Pendidikan di Indonesia tenaga tunjangan yang melekat pada gaji. c. Biaya 5. Permasalahan Pembiayaan menyangkut masalah pembiayaan pendidikan, siapa pun mengakui makin mahalnya biaya untuk memasuki jenjang pendidikan tak pendidikan saat ini. Memang tidaklah salah langsung berupa daya, air, jasa jika telekomunikasi, pemeliharaan membutuhkan biaya. Namun persoalannya, sarana dan prasarana, uang lembur, daya finansial sebagian masyarakat di transportasi, negeri ini masih belum memadai akibat konsumsi, asuransi, dan lain sebagainya Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar pajak, dikatakan pendidikan bermutu sumber pendapatan yang tak pasti. 54 Fenomena yang konstitusi, Pemerintah bertanggung jawab dari mutlak membiayai anak-anak usia sekolah masyarakat ini juga sempat terlihat saat untuk menempuh jenjang pendidikan dasar. pendaftaran siswa baru (PSB) beberapa Dalam UUD 1945 Pasal 31 (2) ditegaskan waktu lalu. Orangtua siswa pun dibuat mengenai meradang mengenai biaya yang harus membiayai pendidikan dasar setiap warga ditanggung negara. Kita tentu melihat ketidaktaatan menyedot anaknya. pendidikan biaya begitu dalam Memang besar menyekolahkan harus diakui jika kewajiban Pemerintah terhadap pemerintah konstitusi. Jika Pemerintah tak lepas tangan membiayai mengacu pada UUD 1945 Pasal 31 (2), pendidikan. pendidikan anak usia sekolah berhak mendapatkan khusus siswa SD dan SMP, Pemerintah pendidikan dasar tanpa biaya. Lalu muncul telah bantuan pertanyaan, atas dasar apa pula pihak operasional sekolah (BOS) untuk BOS sekolah sering kali menarik pungutan- tetaplah terbatas. Apalagi jika bicara dana pungutan kepada siswa dan orang tua BOS khusus buku yang masih minim untuk siswa. UU No. 20 tahun 2003 Pasal 34 (2) membeli satu buku pelajaran berkualitas. tentang Dengan masih terbatasnya dana BOS itu (Sisdiknas) pun mungkin ada yang berdalih jika Pemerintah Pemerintah menjamin sekadar membantu dan meringankan beban wajib masyarakat miskin. Jika benar demikian, pendidikan dasar tanpa pemungutan biaya. Untuk menggulirkan bidang program Sistem belajar Pendidikan Nasional menggariskan minimal agar terselenggaranya pada jenjang maka Pemerintah bisa dikatakan tidak Ditinjau lebih jauh, pemerintah peka. Bukti konkrit adalah angka drop out tampak tak memiliki komitmen politik anak usia sekolah antara usia 7-12 tahun terhadap pendidikan. Sebut saja misalnya pada semakin ketentuan anggaran pendidikan sebesar 20 meningkat, padahal, siapa pun tahu jika % dalam APBN. Putusan Mahkamah program BOS mulai dirintis sejak 2005 Konstitusi (MK) terkait uji materi UU No dengan harapan akan untuk membantu 18 tahun 2006 tentang APBN 2007 yang masyarakat yang tidak mampu. mengalokasikan anggaran pendidikan 11,8 dari Dalam memikirkan tahun hal ketahun ini, kita bersama perlu % bertentangan dengan UUD 1945 malah persoalan ditanggapi dingin Pemerintah. Tidak jauh pembiayaan pendidikan. Di lihat dari Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar berbeda pada 2006 lalu, dimana 55 Pemerintah tidak merespon positif putusan Melihat kenyataan pengelolaan MK yang memutuskan UU No 13 tahun anggaran negara di republik ini, tampaknya 2005 tentang APBN 2006 dengan alokasi terjadi anggaran pendidikan 9,1% bertentangan mentalitas dengan UUD 1945. Pemerintah tidak bisa tidak memang perlu ketidakefektifan korupsi di yang samping masih akut. Bagaimana pun, kita tidak bisa memikirkan lebih serius lagi pembiayaan menutup mata terhadap mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Anggaran negara menempuh jenjang pendidikan di negeri seyogianya dikelola lebih hemat dan efektif ini. Ketika disinggung tentang anggaran agar benar-benar memberikan kontribusi pendidikan sebesar 20% dari APBN dan signifikan APBD sebagaimana amanat UUD 1945 pendidikan. dan UU No. 20 tahun 2003 Tentang terhadap penyelenggaraan Disadari atau tidak, apa yang tertera Sisdiknas, pemerintah selalu mengatakan dalam tidak memiliki anggaran yang cukup. Ada harapan sektor kebutuhan non-pendidikan yang pendidikan semestinya diperhatikan diketahui, Pasal disamping terus mengupayakan secara perubahan ketiga bertahap anggaran pendidikan menuju disahkan 10 November 2001 dan Pasal 31 20%. (4) merupakan perubahan keempat UUD juga harus UUD 1945 besar tentu menyimpan terhadap kemajuan nasional. 31 Sebagaimana (2) UUD merupakan 1945 yang Salah satu yang menjadi kritikal isu 1945 yang disahkan pada tanggal 10 dalam kebijakan pembiayaan pendidikan Agustus 2002. Rumusan UUD 1945 hasil adalah apakah yang dikatakan pemerintah amandemen itu secara implisit mengajak terkait anggaran 20% pada APBN dan Pemerintah APBD tidak cukup untuk membiayai pembangunan sektor pendidikan. Siapa pun pendidikan kita di Indonesia? tentu sepakat bahwa pembangunan sektor Kedua, apakah dana BOS yang untuk memperhatikan pendidikan tidak bisa diabaikan mengingat dialokasikan pemerintah untuk jenjang salah pendidikan SD dan SMP dapat dikatakan mencerdaskan kehidupan bangsa. berhasil mengurangi meningkatnya anak putus sekolah dari tahun ke tahun? satu fungsi Terkait pendidikan, kita negara adalah dengan pembiayaan selalu mengharapkan komitmen Pemerintah agar tidak berlepas Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 56 tangan. Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan harus penyelenggara Namun, dimiliki para dibelenggu untuk lebih modal, negara ketika oleh sistem negara empasan sudah gelombang pendidikan pun bisa memprioritaskan pembangunan manusia ditelikung dan diikat oleh lembaga privat. melalui Serangan ini pada gilirannya semakin usaha pendidikan. Hasil pendidikan yang tidak bisa dinikmati mereproduksi seketika para ketimpangan, mematikan demokrasi dan bermental menghancurkan solidaritas di antara rakyat mungkin penyelenggara memberatkan negara yang pragmatis alias ingin menikmati hasil dengan segera. Yang perlu kemiskinan, melestarikan negeri. diingat, Mengapa sekolah mahal bisa pendidikan merupakan aspek fundamental dilacak dari relasi kekuasaan antar-instansi meningkatkan kualitas individu-individu ini, yaitu antara lembaga publik negara dan manusia. Melalui pendidikan, individu- lembaga privat swasta. Ketimpangan corak individu manusia diupayakan memiliki relasional kemampuan melahirkan kultur pendidikan yang abai dan daya adaptabilitas di antara pada yang ingin maju tentu saja tidak bisa demokrasi, dan melukai keadilan. Biaya pendidikan memang mahal. miskin, kubu terhadap perkembangan zaman. Bangsa mengabaikan pendidikan anak bangsanya. rakyat dua Sekolah karena kita dampak ini menggerogoti mahal, langsung pertama, kebijakan Tidak ada satu individu yang dari dirinya lembaga pendidikan di tingkat sekolah. sendiri Ketika negara abai terhadap peran serta mampu pendidikan. membiayai Karena ada masyarakat dalam pendidikan, pola pikir manajemen publik dari negara. Sebab Darwinian menjadi satu-satunya cara untuk negaralah yang dapat menjamin bahwa bertahan hidup. Sebab tanpa biaya, tidak setiap akan warga itu kebutuhan harus negara memperoleh ada pendidikan. membebankan semestinya depan dengan berbagai macam iuran merupakan anak-anak satu-satunya cara bertahan hidup lembaga menyelamatkan di garda pendidikan pendidikan miskin pendidikan negeri yang dikelola oleh akan dapat mengenyam pendidikan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Ketika masyarakat orang miskin. Tanpa bantuan negara, orang tak swasta. pada itu, pendidikan yang layak. Negaralah yang berada biaya Karena lembaga negara berlaku sama, semakin sempurnalah 57 penderitaan rakyat negeri. Sekolah menjadi moral para pejabat negara. Bagaimana? mimpi tak terbeli. Dengan membuatnya tidak bekerja! Karena Kedua, kebijakan di tingkat sekolah itu, cara paling gampang untuk yang membebankan biaya pendidikan pada memprivatisasi lembaga pendidikan adalah masyarakat kebijakan dengan membuat para pejabat negara pemerintah yang emoh rakyat. Ketika membiarkan lembaga pendidikan mati pemerintah lebih suka memuja berhala tanpa baru ala Adam Smith yang "gemar penelitian, memandulkan persaingan, dan mengeruk kekayaan, melupakan semua, lain-lain. Singkatnya, agar dapat dijual, kecuali dirinya sendiri," setiap kewenangan lembaga pendidikan negeri harus dibuat yang semestinya menjadi sarana pelayanan tidak berdaya. Kalau sudah tidak berdaya, berubah penjarahan mereka akan siap dijual. Inilah yang terjadi kekayaan. Pejabat pemerintah dan swasta dalam lembaga pendidikan tinggi kita yang (kalau ada kesempatan) akan berusaha telah mengalami privatisasi. terjadi menjadi karena ladang mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari Ketiga, mental pejabat negara, juga terutama karena mengurangi Pendidikan merupakan anggaran conditio sine qua non bagi sebuah masyarakat yang proyek anggaran pendidikan. swasta, subsidi, tuntutan solid, demokratis, dan menghormati keadilan. Karena kepentingan strategisnya persaingan di pasar global. Indikasi Noam ini, Chomsky tentang keterlibatan perusahaan manajemen bisnis bisa membuat lembaga besar Lehman Brothers dalam menguasai pendidikan sistem pendidikan rupanya juga telah menggunungkan keuntungan. Karena itu, menyergap kultur pendidikan kita. "Jika sistem pendidikan akan senantiasa menjadi kita rebutan pasar. Jika pasar melalui jaring- dapat memprivatisasi sistem mengelola pendidikan menjadi perah jaring uang." Itulah isi pesan dalam brosur pendidikan, mereka dapat merogoh kocek mereka. orangtua perusahaan melalui menguasai yang pendidikan, kita akan menggunungkan Banyak privatnya sapi dengan berbagai sistem macam berusaha pungutan, seperti, uang gedung, iuran, memprivatisasi lembaga pendidikan, kalau pembelian formulir, seragam, buku, jasa bisa membeli sistem pendidikan. Caranya lembaga bimbingan belajar, dan lain-lain. adalah dengan memanfaatkan kelemahan Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 58 Negara sebenarnya bisa berperan efektif mengurangi mahalnya pendidikan jika kebijakan pendidikan yang berlaku biaya merupakan yang terendah alokasinya hanya 1,4% PDB, sedangkan Negara lain, politik Malaysia 5,2% PDB, Vietnam 2,8% PDB, memiliki Filipina 3,4% PDB, Thailand 5,0% PDB, semangat melindungi rakyat miskin yang Korea Selatan 5,3% PDB, dan Jepang 7,0% sekarat di jalanan tanpa pendidikan. Jika PDB. semangat "mengeruk kekayaan, melupakan Dari gambaran ini jelaslah bahwa semuanya, kecuali diri sendiri" masih ada sesungguhnya kalau penyelenggara Negara seperti kita mempunyai kemasan politik seharusnya menyaksikan rakyat miskin keluar dari dapat mengambil sebagian dari alokasi kebodohan dan keterpurukan. Maka yang dana tersebut agar amanat pasal 31 UUD kita 1945 sekarang, tuai sulit adalah bagi krisis solidaritas, dapat dilaksanakan. Tetapi mandeknya demokrasi, dan terpuruknya nampaknya tidak ada kemauan politik keadilan sosial. padahal kondisi pendidikan di Indonesia Menurut Soedijarto (2006:28) dari SD sampai perguruan tinggi tidak akan negara kurang menyadari bahwa belum menghasilkan cerdasnya mencerdaskan kehidupan bangsa, belum cita-cita bangsa kehidupan bangsa, majunya kebudayaan nasional dan belum memajukan sejahteranya kehidupan secara mensejahterakan kehidupan rakyat secara berkeadilan, akarnya karena berkeadilan dapat tercapai. masihrendahnya rakyat adalah kualitas kebudayaan untuk nasinal, dan manusia Indonesia. Semua Negara maju dan yang kini menjadi Negara maju adalah Negara 6. Analisis Kebijakan Pembiayaan Pendidikan di Indonesia yang sejak mulai proses pembangunan Dilihat dari alokasi yang disediakan bangsa telah meletakan pendidikan sebagai untuk elemen alokasi Universitas yang berperan memajukan anggaran pendidikan yang memadai. Kini IPTEK, dan pendidikan yang bermutu dari rata-rata anggaran pendidikan anggota Uni TK, SD, SMP SMA dan Perguruan Tinggi, Eropa adalah 5% Produk Domestik Bruto yang (PDB), Negara Belanda adalah 7% PDB dijadikan atau 37% APBN. Di Asia, Indonesia Departemen Pendidikan Nasional untuk utamanya dan diberi Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar pendidikan kesemuanya wilayah dasar oleh yang wajib, pemerintah tanggung jawab 59 mengelolanya, hanya disediakan anggaran mulia, untuk diperlukan Depdiknas yang jauh dari mencukupi, bahkan hanya untuk keperluan memenuhi kebutuhan berarti bahwa keterampilan dirinya, yang masyarakat, bangsa dan Negara”. penyelenggaraan pendidikan dasar yang wajib saja kurang. Ini serta dari ketentuan hakekatnya untuk sebagai proses untuk membantu anak dan melaksanakan pasal 31 ayat (1) , pasal 31 generasi muda untuk menjadi manusia ayat (2), pasal 31 ayat (3), dan pasal 31 dewasa yang cerdas, berkarakter, bermoral, ayat (5) tidak mungkin dapat terlaksana. berilmu, dan bertaqwa, dan menguasai Pemerintah Pemerintah wajib membiayai memandang tersebut jawab konstitusional tanggung Makna keterampilan pendidikan vokasinal/professional. berbagai Dalam bahasa UNESCO “to mould the Departemen, baik Departemen pertahanan, character and mind of young generation” Kepolisian BPN, berangkat dari pemahaman ini tepatlah Departemen kalau UU No. 20 tahun 2003 (pemerintah ESDM, dan DPR) menafsirkan pasal 31 ayat (4) kementrian lainnya. UUD 1945 dalam pasal 49 ayat (1) yang kegiatan pendidikan RI, Departemen di Depkumham, Kesehatan, Perindustrian, Departemen Depbudpar, dan Tetapi kegiatan “kependidikakn” yang tertulis : terjadi didepartemen dan lembaga tersebut “Dana bukanlah pendidik “pendidikan” seperti yang pendidikan dan selain biaya gaji pendidikan dimaksud dalam pengertian pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% seperti yang dimaksud dalam pasal 1 ayat dari (1) UU No. 20 tahun 2003, yang tertulis Belanja Negara (APBN) pada sector sebagai berikut: pendidikan dan minimal 20% dari anggaran pendapatan dan “Pendidikan adalah usaha sadar dan anggaran pendapatan dan belanja terencana untuk mewujudkan suasana daerah (APBD). dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi untuk dana untuk memiliki pendidikan kedinasan dari kategori sektor keagamaan, pendidikan sangatlah tepat karena kegiatan pengendalian diri, kecerdasan, akhlak tersebut hakekatnya merupakan bagian dari kekuatan dirinya Dikeluarkannya spiritual Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 60 sector administrasi Penyelenggaraan 2) Pasal 31 ayat (2) yang mewajibkan Negara, Pertahanan Negara, Kesehatan, pemerintah membiayai pendidikan dasar dan Pembangunan Infrastruktur Dasar, yang wajib bagi setiap warga Negara. yang kesemuanya merupakan tanggung Karena untuk dapat membiayai ini jawab Pemerintah Negara Kesejahteraan diperlukan untuk membiayainya; seperti kewajiban sedangkan untuk pendidikan dari TK, pemerintah untuk membiayai pendidikan SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi dasar yang wajib bagi setiap warga Negara. hanya Rp. 38 Triliun. dana Rp. 58 triliun Secara ringkas dapat dijelaskan 3) Pasal 31 ayat (5) yang mewajibkan bahwa siapa yang dirugikan dengan tidak pemerintah untuk memajukan IPTEK. dilaksanakannya ketentuan pasal 31 ayat Karena dana untuk perguruan tinggi (4) yang oleh UU No. 20 tahun 2003 hanya Rp. 7 triliun, seyogyanya sekitar ditafsirkan dalam pasal 49 ayat (1). Rp. 20 triliun. Pertama: yang dirugikan adalah 4) Pasal 31 ayat (3) mengusahakan dan pemerintah Republik Indonesia. Tidak lain menyelenggarakan karena dengan tidak disediakannya dana pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan pemerintah harus mampu menerapkan 20% dari APBD pemerintah tidak mungkin segala standar nasional. Ini berarti melaksanakan Pemerintah harus mampu menerapkan tanggung jawab satu nasional. Ini system berarti konstitusionalnya seperti dituntut oleh: segala standar nasional pendidikan yang 1) Pasal 31 ayat (1) yang memberi hak ditentukan untuk semua sekolah di kepada setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Dalam kamus “demokrasi Indonesia. Kedua: yang dirugikan adalah dalam rakyat dan bangsa Indonesia. Dengan pendidikan” ini berarti bahwa setiap kondisi kehidupan masyarakat yang jauh Negara berkewajiban dari sejahtera sukar diharapkan bahwa membantu warga negaranya. Sesuai rakyat akan mampu menggunakan haknya dengan dan memperoleh pendidikan tanpa bantuan minatya, mampu menggunakan haknya pemerintah. Karena itu tanpa adanya memperoleh pendidikan yang bermutu. kemampuan pemerintah tanggung jawab demokrasi kemampuan, bakat, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar melaksanakan konstitusionalnya 61 melaksanakan segala ketentuan dari pasal pada berbagai Universitas, Institu, Sekolah 31 UUD 1945 yang paling dirugikan Tinggi dan Akademi sangat dirugikan bila adalah rakyat Indonesia. Apakah kaitannya ketentuan APBN NKRI. Sampai sekarang tidak dilaksanakannya ketentuan pasal 31 masyarakat selalu menilai pendidikan kita ayat (4) UUD 1945 dengan nasib bangsa tidak bermutu, lembaga pendidikan tinggi Indonesia? Amanat pembukaan UUD 1945 kita berada pada urutan bawah dalam yang antara lain tertulis “mencerdaskan jajaran dengan perguruan tinggi di Negara kehidupan bangsa” hakekatnya adalah lain. Sesungguhnya kekurangan bermutuan suatu melakukan pendidikan kita bukan salahnya pendidik. feudal ke Para Guru Besar kita pada berbagai demokrasi, dari tradisional ke modern, atau Universitas/Institut tidak kalah mutunya dalam bahasa Bapak Presiden Susilo dengan Guru Besar dan Dosen di berbagai Bambang Negara amanat transformasi untuk budaya dari Yudhoyono pembangunan melakukan peradaban. lain. Tetapi karena lembaga Adalah pendidikan kita dari TK sampai perguruan tanpa tinggi pada umumnya tidak memiliki system sarana prasarana dan infrastruktur yang pendidikan nasional yang merata, relevan, memadai. Guru besar kita gajinya kurang dan dari 10% penghasilan anggota DPR. pandangan bahwa diselenggarakannya bermutu satu usaha mencerdaskan kehidupan bangsa tidak mungkin tercapai. Perguruan Karena itu tanpa dilaksanakannya berbagai memiliki laboratorium dan perpustakaan ketentuan dalam pasal 31 bangsa ini akan yang memadai. Sekolah kita tidak memiliki rugi karena sukar untuk menjadi bangsa lapangan olahraga. Sekolah kita tidak yang memiliki lapangan olahraga. Bandingkan cerdas bermartabat, bahkan tinggi kita yang banyak tidak dikhawatirkan akan menjadi bangsa kuli dengan Thailand masing-masing dan kuli diantara bangsa-bangsa. sekolah diisyaratkan memiliki lapangan dirugikan 7500m2. Kalau pendidikan 1950-1960an adalah “kaum pendidik”. PGRI adalah setiap universitas negeri memiliki asrama organisasinya kaum pendidik, ISPI adalah mahasiswa dan perumahan dinas dosen, organisasinya pendidik. dan untuk calon guru diberi ikatan dinas Sesungguhnya kaum pendidik, meliputi dan asrama, kini kita tidak menemukan juga rekan-rekan dosen dan guru besar rencana untuk itu lagi. Karena itu adanya Ketiga: yang paling kaum Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 62 ketentuan pasal 31 ayat (4) yang kemudian Biaya pendidikan di Indonesia memang diterjemahkan dalam pasal 49 ayat (1) tidak pernah murah, begitulah realitasnya merupakan anugreah bagi kami kaum dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Hal pendidik, yang ini dibandingkan dengan pendapatan rata- memadai kami dapat bekerja lebih optimal rata masyarakat yang lebih kecil dibanding untuk kebutuhannya. karena dengan meningkatkan dana mutu pendidikan nasiona (Soedijarto,2006;39). Impian masyarakat akan datangnya Kiranya perlu disadari bersama bahwa sejarah bahwa tunggu dari sejak zaman kemerdekaan pendidikan yang diselnggarakan secara apa Republik Indonesia telah muncul dengan adanya, bukan saja tidak akan bermakna seiring datangnya fenomena pendidikan bagi gratis untuk Sekolah Dasar dan Sekolah upaya membuktikan pendidikan gratis yang telah ditunggu- mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi bahkan melahirkan masalah Lanjutan Tingkat bangsa itu sendiri. pendidikan gratis ini memang sangat ditunggu-tunggu, mengeluarkan C. Simpulan Permasalahan pendidikan nasional Operasional Pertama. pasalnya dana Sekolah) Fenomena Pemerintah BOS untuk (Biaya menutupi tak pernah usai. Lebih khusus lagi jika harga-harga buku yang kian hari kian menyangkut melambung, sumbangan ini itu, gaji guru masalah pembiayaan pendidikan, siapa pun mengakui makin yang tidak cukup dan biaya-biaya lainnya. mahalnya biaya untuk memasuki jenjang Pemberlakuan sekolah gratis bukan pendidikan saat ini. Memang tidaklah salah berarti penurunan kualitas pendidikan, jika bermutu penurunan minat belajar para siswa, dan membutuhkan biaya. Namun persoalannya, penurunan tingkat kinerja guru dalam daya finansial sebagian masyarakat di kegiatan negeri ini masih belum memadai akibat pendidikan. Untuk itu bukan hanya siswa sumber pendapatan yang tak pasti. saja yang diringankan dalam hal biaya, dikatakan pendidikan belajar mengajar di dunia Sistem pembiayaan pendidikan di namun kini para guru juga akan merasa Indonesia dipengaruhi oleh kebijakan- lega dengan kebijakan pemerintah tentang kebijakan pemerintah. Kita mengenal dua kenaikan akan kesejahteraan guru. Tahun sistem yaitu sentralisasi dan desentralisasi. 2011 Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar pemerintah telah memenuhi 63 ketentuan UUD 1945 pasal 31 tentang Peraturan Perundang-undangan: alokasi APBN untuk pendidikan sebesar UUD 1945 Amandemen IV 20%. Sehingga tersedianya anggaran untuk UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem menaikkan pendapatan guru, terutama guru pegawai negeri sipil (PNS) berpangkat Pendidikan Nasional UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan rendah yang belum berkeluarga dengan masa kerja 0 tahun, sekurang-kurangnya Dosen Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 berpendapatan Rp. 2 juta. tentang Standar Nasional Pendidikan. Kepmendiknas No. 129/U/2004 Tentang DAFTAR PUSTAKA Standar Pelayanan Minimal Pendidikan. Buku: 2013. Pembiayaan di Indonesia. Kewenangan http://andimpi.blogspot.com/2013/0 Kewenangan 6/pembiayaan-pendidikan-di- Daerah Andi Arrken. Pendidikan indonesia.html diakses PP No. 25 Tahun 2000 tentang Pemerintah Provinsi dan sebagai Otonom tanggal 05/02/2015 19.00. Armida. 2001. Model Pembiayaan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Media Akademika, Vol 26. No. 1 Januari 2001. Fattah. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan.Rosda. Bandung Edy Priyono. 2002. Makalah. Managing Basic Education (MBE) Project RTI International-USAID. Soedijarto, 2006. Memahami Makna Yang Tersurat dan Tersirat Dari Pasal 31 Ayat (4) UUD 1945 Tentang Anggaran Pendidikan. Jakarta: ISPI Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 64 Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 65