PIDATO ILMIAH Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH PIDATO ILMIAH DIES NATALIS FIS KE-48 PENDEKATAN ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN ILMU-ILMU SOSIAL Oleh : Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2013 Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 PIDATO DIES NATALIS KE 48 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDEKATAN ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN ILMU-ILMU SOSIAL ABDUL GAFUR FIS – UNY [email protected] Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh Bapak Rektor, Bapak Ibu Wakil Rektor, Bapak Ketua dan Anggota Senat FIS Bapak Dekan, Bapak Ibu Wakil Dekan Bpk Direktur dan Asisten Direktur Pascasarjana Para Pimpinan dan segenap karyawan FIS Para Dosen dan para Tamu Undangan yang saya hormati, I. PENDAHULUAN Bidang studi ilmu-ilmu sosial mencakup berbagai disiplin seperti sejarah, geografi, politik, ekonomi, hukum, sosiologi, antropologi, dsb. Pemilihan dan pengorganisasin materi dalam kurikulum ilmu-ilmu sosial serta kegiatan pembelajaran yang Perkenankanlah pada upacara puncak Dies Natalis ke 48 FIS-UNY tepat diharapkan dapat membuat siswa memiliki kemampuan ini saya menyampaikan pidato yang bertemakan pembelajaran ilmu- mengembangkan pemahaman yang mendalam dan kritis terhadap ilmu sosial. Sesuai masyarakat di mana mereka berada. dengan namanya, FIS mengemban tugas untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial, salah satu di antaranya melalui Kegiatan pembelajaran menyangkut kegiatan mengajar di pihak guru, dan belajar dipihak siswa. Di pihak guru, kegiatan proses pembelajaran. Kemendikbud mengajar (instruction) berarti ”providing the arangement of mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Hal ini environment to facilitate learning”. Di pihak siswa, “learning is the didasarkan atas anggapan bahwa pembelajaran merupakan proses development of new knowledge, skills, or attitudes as individual ilmiah. interacts with information and environment” (Heinich, 1996:8). Dalam rangka pelaksanaan Pendekatan pengembangan sikap, ilmiah Kurikulum diyakini ketrampilan, lebih 2013, dapat pengetahuan membantu peserta didik. Lingkungan yang dimaksud di sini tidak terbatas hanya Pendekatan ilmiah itu diharapkan diterapkan pada semua bidang studi, menyangkut soal tempat di mana kegiatan belajar berlangsung, termasuk bidang studi ilmu-ilmu sosial. tetapi juga meliputi metode, media, dan peralatan yang diperlukan Berdasar pertimbangan tersebut, saya menyampaikan pidato dengan judul di bawah ini. untuk menyampaikan pelajaran dan memberikan petunjuk belajar siswa. Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Lingkungan Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 tersebut disediakan dalam “facilitating mencapai tujuan ini dengan jalan meningkatkan kemampuan siswa learning…means helping people to learn to improve performance as untuk berinisiatif, mengkritisi isu-isu sosial yang dihadapi baik yang the primary yang menyangkut individu, masyarakat lokal maupun masyarakat and essential purpose of rangka educational technology” (Januszeski & Molenda, 2008:15). Pemilihan yang mampu membantu siswa memperoleh pengetahuan, sikap dan media, ketrampilan yang diperlukan untuk hidup di dalam masyarakat. peralatan dan fasilitas) dan cara materi pembelajaran disampaikan ”The teaching of social sciences must adopt methods that promote kepada siswa. Pendekatan tersebut menentukan pula terhadap creativity, aesthetics, and critical perspectives, and enable children performance siswa. Oleh karena itu ketepatan pemilihan pendekatan to draw relationships between past and present, to understand atau strategi pembelajaran merupakan hal penting. change take place in the society” (Kumar, 2006 : 8). digunakan pendekatan global. Pembelajaran ilmu-ilmu sosial perlu direvitalisasi agar sangat atau menentukan Mengapa perlu pendekatan strategi pembelajaran lingkungan (metode, ilmiah dalam pembelajaran dalam Berdasar pokok-pokok pikiran tersebut maka beralasan untuk pembelajaran ilmu-ilmu sosial? Seperti diketahui, banyak anggapan menerapkan bahwa strategi pembelajaran ilmu-ilmu sosial. Sajian berikut akan membahas pembelajarannya dapat bersifat ilmiah. Ilmu-ilmu non sain dan non konsep dan prinsip pendekatan pembelajatan ilmiah untuk dapat fisika seperti sejarah, geografi, ekonomi, politik dianggap tidak ilmiah diaplikasikan dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial. hanya sain atau fisika saja yang diakui strategi pembelajaran berbasis ilmiah dalam karena sifatnya. Tetapi perlu diingat bahwa pembelajaran ilmu-ilmu sosial pun dapat bersifat ilmiah seperti halnya sain dan fisika. II. KONSEP PENDEKATAN PEMBELAJARAN ILMIAH Bidang studi ilmu-ilmu sosial memiliki misi dan tanggungjawab Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sebenarnya semula ”to create human values, namely freedom, trust, mutual respect, banyak diterapkan dalam pembelajaran sain.. “Scientific teaching respect for diversity, etc,” (Kumar, 2006 : 5). Sehubungan dengan is itu, maka pembelajaran ilmu-ilmu sosial perlu diupayakan agar dapat classroom whereby teaching and learning is approach with same membantu menanamkan kepada peserta didik kekuatan mental atau rigor as science itself” (wikipidia.org/wiki/scientific_teaching). moral sedemikian rupa sehingga mereka memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan mandiri. Pembelajaran ilmu-ilmu sosial dapat a pedagogical Para pendidik approach sepakat used bahwa in undergraduate penerapan science pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah membuat pembelajaran Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 aktif, pembelajaran berpuast pada siswa, memungkinkan penilaian autentik, dan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual siswa. a. Perencanaan pembelajaran Perencanaan diterapkannya pembelajaran konsep sistem ilmiah ditandai (system’s dengan approach) dan Penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach to teaching) pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach). menyangkut dua hal pokok yang perlu diperhatikan. Pertama Konsep sistem memandang pembelajaran sebagai suatu sistem. menyangkut Pada sistem pembelajaran dapat diidentifikasi komponen sistem dimensi pembelajaran, dan kedua menyangkut dimensi materi pembelajarannya. pembelajaran yang satu sama lain saling berinteraksi dalam Pada dimensi pembelajaran, pendekatan ilmiah agar perencanaan, didasarkan atas pelaksanaan, prinsip-prinsip dan evaluasi ilmiah. Pada menghendaki rangka mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dimulai pembelajaran dengan dimensi materi mengidentifikasi masalah, tujuan, atau kebutuhan. Berdasar kebutuhan atau tujuan yang telah diidentifikasi, dicari pembelajaran, pendekatan ilmiah menghendaki agar fakta, konsep, alternatif-alternatif prinsip, dan prosedur yang diajarkan atau pengetahuan, sikap, dan mencapai tujuan tersebut. keterampilan yang diajarkan kepada siswa benar-benar merupakan Aplikasi konsep sistem dan pendekatan pemecahan masalah suatu dalam perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari adanya pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), mengandung kebenaran ilmiah karena diperoleh melalui langkah-langkah imliah. 1. Pendekatan ilmiah pada dimensi pembelajaran secara ilmiah pula. alat, dan media dalam rangka berbagai model pengembangann pembelajaran, seperti model Dick & Carey ASSURE, ADDIE, BANATHY, dsb. Agar pembelajaran bersifat ilmiah, maka pembe;lajaran harus dikembangkan strategi, Tanpa pengembangan pembelajaran secara ilmiah, akan sulit diperoleh hasil pembelajaran Menurut model Dick misalnya, langkah-langkah ilmiah dalam mengembangkan pembelajaran dapat dilihat pada Bagan 1 berikut ini. yang ilmiah. Aspek pembelajaran di sini menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi. Pendekatan ilmiah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 b. Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun secara sistematis. Tidak kalah penting, dalam tahapan ini, prinsip-prinsip ilmiah perlu diterapkan. Setiap kegiatan perlu didasarkan atas teoriteori ilmiah yang telah teruji kebenarannya atau berdasar hasil penelitian yang yang valid, bukan atas dasar intuisi dan tradisi. (Sumber Dic & Carey, 2009: 2-3) Berdasar bagan tersebut, menurut Model Dick & Carey, langkah- c. Evaluasi pembelajaran Evaluasi proses maupun evaluasi hasil pembelajaran perlu langkah pengembangan pembelajaran terdiri dari 10 langkah atau didasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah. Hal ini dapat dicapai komponen. Ada perbedaan istilah yang digunakan antara Model Dick dengan & Carey 1978 dengan model yang terdapat dalam bukunya terbitan merancang, melakanakan, dan mengolah serta melaporkan hasil tahun 2009. Komponen tersebut meliputi evaluasi. 1. Identifikasi kebutuhan atau tujuan umum pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip ilmiah antara lain instrumen evaluasi 2. Melaksanakan analisis pembelajaran yang digunakan sahih (valid) 3. Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa dikembangkan sesuai prosedur ilmiah yaitu melalui uji validitas 4. Menuliskan tujuan pembelajaran khusus dan reliabilitas. Prosedur evaluasi pun standar, begitupun cara 5. Mengembangkan tes acuan kriteria menilai, dan melaporkan didasarkan atas fakta ilmiah hasil 6. Mengembangkan strategi pembelajaran evaluasi. 7. Mengembangkan/memilih paket pembelajaran jalan menerapkan Indikator bahwa perinsip-prinsip evaluasi ilmiah dijalankan dalam dengan dan handal (reliable) karena d. Sumber 8. Mngembangkan /melaksanakan evaluasi formatif Buku-buku bacaan atau buku teks yang digunakan hendaknya 9. Mengadakan revisi/perbaikan pembelajaran mengandung kebenaran ilmiah, ditulis dan disusun menurut 10. Mengembangkan/melaksanakan evaluasi sumatif. Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 kaidah-kaidah ilmiah, relevan dengan materi yang dipelajari, dan up to date. e. Sikap Dalam hal materi yang diajarkan berupa nilai, norma (yaitu apa 2. Pendekatan ilmiah dalam penentuan materi pembelajaran yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya dilakukan), karakter, sikap, maka semua nilai tersebut harus a. Materi faktual Dalam hal materi yang diajarkan berupa fakta atau peristiwa sejarah, maka fakta-fakta tersebut hendaknya mengandung benar dan sesuai dengan tata nilai yang dianut oleh masyarakat atau bangsa kita. kebenaran ilmiah. Fakta yang diajarkan diperoleh melalui III. STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN langkah-langkah penelitian ilmiah. ILMIAH b. Materi konsep Dalam hal materi pelajaran yang diajarkan berupa konsep, definisi, atau proposisi, kesemuanya harus mengandung Dalam hal materi yang diajarkan berupa prinsip, dalil, rumus, undang-undang, atau hukum, kesemuanya harus benar baik rumusan, bunyi, isi, maupun sumber hukum yang diajarkan. ilmiah. Beberapa contoh pembelajaran yang menggunakan pendekatan Dalam hal materi yang diajarkan berupa prosedur, PROTAP, SOP, langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, maka diajarkan perkara harus pidana, benar, perkara misalnya perdata, pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS). prosedur prosedur ilmiah menggunakan pemecahan d. Materi prosedur mengadili pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik. Banyak di sebagai strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan c. Materi prinsip yang pembelajaran ilmu-ilmu sosial, tersedia banyak antaranya yang karena sifatnya telah dapat dikategorikan kebenaran ilmiah yang tidak terbantahkan. prosedur Untuk antara pendekatan masalah, lain pembelajaran sistem pembelajaran dan dengan langkah-langkah dengan menggunakan pendekatan penelitian, dan pembelajaran inkuiri. 1. Penerapan Pendekatan sistem dan langkah-langkah pemecahan masalah Penerapan diharapkan konsep dapat sistem menghasilkan dalam lulusan pembelajaran yang memiliki kompetensi berpikir runtut, analitik, sistemik dan sistematis. Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 Peserta didik dilatih melihat fenomena dalam kehidupan sosial diperlukan. Setelah dilaksanakan diadakan evaluasi apakah sebagai suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang alternatif yang telah dipilih dan dilaksanakan tadi dapat memiliki visi, misi, tujuan, fungsi, serta tugas untuk mencapai memenuhi kebutuhan atau dapat memecahkan masalah tujuan tertentu. Bahwa dalam suatu sistem terdapat bagian- atau kebutuhan yang telah diidentifikasi. Jika masalah bagian belum atau komponen yang masing-masing memiliki tugas terpecahkan dan kebutuhan belum terpenuhi, atau fungsi. Bahwa bagian-bagian atau komponen-komponen langkah terakhir adalah mengadakan revisi. Revisi dilakukan tersebut satu sama lain saling bekerjasama dalam rangka terhadap mencapai tujuan sistem. identifikasi masalah sampai evaluasi. Aplikasi konsep sistem antara lain berupa pendekatan sistem (systems approach). Dalam semua tahapan perencanaan, Dengan menerapkan strategi mulai dari sejalan dengan aplikasi merencanakan suatu teori atau konsep sistem dalam pembelajaran ilmu-ilmu program atau memecahkan suatu masalah, pendekatan ini sosial tersebut diharapkan siswa akan memiliki ketrampilan mengikuti langkah-langkah sistematis. Salah satu contoh memecahkan masalah secara sistematis, berpikir adalah perencanaan sistem menurut Model Kaufman. Menurut analitis, runtut, dan teratur. Kesemuanya merupakan tanda Kaufman, perencanaan sistem dimulai dengan identifikasi orang yang memiliki ketrampilan berpikir ilmiah. masalah atau diidentifikasi kebutuhan. syarat dan Berdasar alternatif masalah tersebut 2. Pendekatan sistem (Systems Approach), pendekatan pemecahan masalah. pemecahan masalah (Problem solving approach), dan Alternatif-alternatif pemecahan mealah tersebut kemudian dikaji efektifitasnya dengan menggunakan analisis untung rugi, analisis efisiensi, analisis sistem adalah suatu pendekatan yang analysis, cost efeciency analyisis, cost effectiveness analysis). sesuatu yang mempunyai tujuan, terdiri dari komponen- Setelah dikaji keunggulan dan kelemahan masing-masing, komponen kemudian berhubungan dalam rangka mencapai tujuan sistem. untuk (cost Pendekatan memandang segala sesuatu sebagai suatu sistem, yaitu alternaif keberhasilan perencanaan secara sistematis (systematic planning) benefit dipilih dan kritis, dilaksanakan. Dalam melaksanakan alternatif, ditentukan jadwal, pembagian tugas dan tanggungjawab, sarana dan prasarana serta biaya yang yang satu sama lain saling bekerjasama Pendekatan pemecahan masalah adalah suatu proses sistematis dalam mengidentifikasi masalah atau kebutuhan, Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah, Sesuai dengan model siswa dilatih tersebut, pembelajaran alternatif sistematis tersebut pada saat merencanakan suatu kegiatan atau melaksanakan, mengevaluasi, dan merevisi bilamana diperlukan. Aplikasi konsep dan pendekatan sistem dalam perencanaan mengikuti melaksanakan mengindentifikasi syarat-syarat pemecahan masalah, memilih pemecahan, untuk dalam langkah-langkah pada saat harus memecahkan suatu masalah. Secara rinci langkahlangkah suatu perencanaan yang sistematis sesuai bagan tersebut melahirkan suatu model perencanaan yang sistematis. Suatu adalah sebagai berikut : perencanaan secara sistematis pada hakekatnya sama dengan 1. Identifikasi masalah berdasarkan kebutuhan. Masalah atau proses pemecahan masalah secara umum (a general problem kebutuhan adalah kesenjangan (gap) antara yang diinginkan solving process). dengan Model perencanaan sistematis menurut Kaufman (2000 :10) terdiri dari 6 langkah seperti nampak pada bagan berikut: keadaan sekarang. kelulusan 98 %, namun Misalnya seharusnya tingkat tingkat kelulusan sekarang baru mencapai 88%. Jadi terdapat kesenjangan 10%. Masalah atau kebutuhan yang harus dipenuhi adalah bagaimana meniadakan kesenjangan 10% tersebut agar tercapai tingkat kelulusan 98%. 2. Menentukan alternatif pemecahan Alternatif pemecahan adalah pilihan-pilihan yang dapat diambil untuk memecahkan masalah. Dalam contoh di atas misalnya alternatif yang diajukan: dalam proses pembelajaran digunakan multi metode, multi media, memperbanyak buku teks, memberikan les tambahan. Bagan 2: Model Perencanaan menurut Kaufman 3. Memilih strategi pemecahan Dari beberapa alternatif yang telah diidentifikasi kemudian alternatif yang dinilai layak untuk dipilih. Pemilihan alternatif didasarkan atas analisis tepat guna dan analisis hasil guna, analisis untung rugi, dan analisis efisiensi. Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 4. Melaksanakan strategi yang telah dipilih untuk mencapai hasil Agar pendekatan ilmiah dalam pembnelajaran lebih nyata yang diharapkan. dan formal, ada baiknya diterapkan secara eksplisit langkah- Untuk melaksanakan alternatif yang dipilih perlu ditentukan langkah penelitian secara sistematis sesuai dengan langkah- jadwal, pembagian tugas, sarana dan prasarana yang diperlukan. langkah penelitian ilmiah. Dengan menerapkan langkah-langkah 5. Mengadakan evaluasi untuk menentukan efektifitas hasil pemecahan masalah. Data atau informasi penelitian ilmiah, maka diharapkan dapat diperoleh teori baru, pemantapan terhadap teori yang telah ada, atau menegasi teori perlu dikumpulkan untuk memberikan lama. Dengan menerapkan langkah-langkah penelitian ilmiah, penilaian apakah hasil pelaksanaan alternatif yang dipilih dapat maka akan diperoleh pengetahuan baru yang valid dan handal. mencapai tujuan atau kebutuhan yang telah ditetapkan. Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dilakanakan 6. Mengadakan revisi bila perlu pada setiap langkah dari proses tersebut. jalan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah penelitian ilmiah. Tergantung dari tujuan dan Revisi atau perbaikan perlu dilakukan jika hasil pelaksanaan alternative yang telah dipilih ternyata tidak berhasil mencapai tujuan. dengan Revisi perlu diadakan pada setiap tahapan yang dipandang menyebabkan tidak tercapainya tujuan. materi ilmu sosial yang akan diajarkan, kita dapat memilih jenis penilitian yang relevan. Seperti diketahui, sesuai dengan tujuannya, kita dapat mengelompokkan jenis-jenis penelitian itu menjadi penelitian: 3. Pembelajaran berbasis riset (Research based teaching) Historical, Decriptive, Developmental, Case or field study, Kurikulum 2013 menekankan diterapkannya dimensi paedagogik Correlational, Causal comparative, True experimental, Quasi- moderen experimental, Action research.( Isaac and Michael, 2003 : 41). dalam pembelajaran dengan jalan menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam Masing-masing pelaksanaan pembelajaran diwujudkan dengan dalam bentuk diimplementasikan dalam pembelajaran dengan memperhatikan kegiatan tujuan pokok masing jenis-jenis penelitian tersebut, yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Kegiatan tersebut jenis-jenis penelitian tersebut dapat sebagai berikut: diharapkan dapat diterapkan pada semua matapelajaran. Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH a. Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 Penelitian historis ( Historical) e. Penelitian korelatif (Correlational research) Jenis penelitian historis dapat diterapkan dalam pembelajaran Jenis penelitian korelatif tepat digunakan sebagai strategi jika secara pembelajaran jika siswa dikehendaki agar dapat melihat ada obyektif dan akurat peristiwa-peristiwa masa lalu berdasar tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih suatu data yang ada. Metode ini cocok untuk pembelajaran sejarah. fenomena. dikehendaki agar siswa dapat merekonstruksi b. Penelitian deskriptif (Decriptive research) f. Penelitian evaluatif (Expost-facto or Causal comparative) Penelitian deskriptif tepat diterapkan sebagai strategi atau Penelitian metode dapat pembelajaran jika siswa dikehendaki agar dapat mencari ada mendeskripsikan secara sistematis suatu situasi atau keadaan tidaknya hubungan sebab akibat dari kondisi yang ada yang menjadi pokok kajian secara faktual dan akurat. Sebagai sekarang kemudian melacak ke belakang mencari faktor- contoh, siswa diminta mendeskripsikan struktur organisasi dan faktor penyebabnya. pembalajaran jika siswa dikehendaki tatalaksana pemerintahan adat desa di Bali. c. penelitian pengembangan dapat diterapkan sebagai Jenis penelitian eksperimen dapat digunakan jika dalam (perkembangan), tepat pembelajaran siswa dikehendaki agar dapat menemukan ada digunakan jika siswa dikehendaki agar dapat menemukan pola- tidaknya perbedan pengaruh dari satu atau lebih pola (treatment). perubahan,atau disebabkan oleh perkembangan faktor waktu. suatu Dalam strategi g. Ekseperimental (True experimental) Penelitian pengembangan (Developmental reesearch) Jenis evaluatif obyek pelajaran yang geografi perlakuan h. Penelitian eksperimen kuasi (Quasi-experimental) misalnya, siswa diminta untuk mengamati perkembangan abrasi Jenis kuasi eksperimen dapat digunakan dalam pembelajaran di pantai dari waktu ke waktu.. jika siswa dikehendaki agar dapat menemukan ada tidaknya d. Studi kasus (Case or field study) perbedaan pengaruh suatu perlakuan, namun peneliti tidak Metode penelitian studi kasus tepat digunakan jika siswa sepenuhnya dapat mengendalikan atau mengontrol objek dikehendaki dapat mengkaji secara intensif latar belakang, yang diteliti. status sosial, interaksi lingkungan suatu unit sosial yang terdiri dari individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 i. Penelitian tindakan (Action research) Banyak keunggulan Jenis penelitian tindakan dapat diterapkan dalam pembelajaran jika dikehenddaki agar siswa dapat menemukan teknik pemecahan masalah di saat program sedang berjalan. 4. Strategi inquiri (Inquiry) yang dapat diperoleh dari penerapan strategi inkuiri. Beberapa di antaranya: a. Siswa membangun dan mendapatkan sendiri pengetahuan yang dipelajari (hal ini sejalan dengan pendekatan konstruktivisme); Strategi pembelajaran yang relevan dengan pendekatan ilmiah lainnya adalah strategi inkuiri. Strategi inkuiri termasuk kelompok b. Jawaban atas pertanyaan ditemukan sendiri oleh siswa, dengan demikian lebih mudah diingat oleh siswa; atau rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi. Tujuan c. Siswa dilatih dan didorong untuk berpikir kritis dan kreatif; umum strategi inkuiri adalah ”to help students develop intellectual d.Ketrampilan berpikir tingkat tinggi diupayakan berkembang discipline and skills necessary to raise questions and search out (analisis, sintesis, evaluasi); answer stemming from their curiosity” (Joyce an Weil, 2000 : 62). d. Diperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang bulat dan Jadi, dalam pembelajaran ilmu sosial, strategi atau metode terpadu ( siswa mampu menganalisis dan menyajikan hasilnya pembelajaran inkuiri merupakan proses bertanya dan menjawab dalam bentuk bagan grafik, dsb.) permasalahan-permasalahan mengembangkan Banyak variasi langkah-langkah sistematis penerapan strategi pertanyaan, mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang inkuiri, satu di antaranya adalah 5 langkah berikut ini (Wilen relevan dengan permasalahan yang diajukan, analisis data, dan and Phillips, 2005 : 6): mengambil kesimpulan berdasar data yang telah dikumpulkan dan 1. Identifikasi dan klarifikasi pertanyaan, isu atau masalah dianalisis untuk menjawab permasalahan tadi. Langkah-langkah ini Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siswa atas bantuan guru sosial. Siswa merupakan ”scientific methods” yang diaplikasikan di bidang ilmu 2. Pengajuan alternatif pemecahan sosial, dan di banyak kasus merupakan cerminan bagaimana Mengajukan saran pemecahan, penjelasan, atau jawaban ilmuwan ilmu sosial seperti ahli ekonomi, sejarah, geografi, politik sementara atas permasalahan. Pengembangan hipotesis ini melaksanakan penelitian. Kunci pokok strategi inkuiri adalah akan memberikan petunjuk bagi siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar terletak pada siswa (student centered learning). penelitian. Guru berperan sebagai fasilitator. Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 3. Mengumpulkan dan mengorganisaikan data atau bukti-bukti mengembangkan Mencari dan mengumpulkan data merupakan kegiatan pokok penelitian. Tahapan ini akan memungkinkan siswa pemahaman yang mendalam dan kritis terhadap masyarakat di mana mereka berada. mampu Kegiatan pembelajaran menyangkut kegiatan mengajar di mengembangkan ketrampilan sosial. Kemampuan dimaksud pihak guru, dan belajar dipihak siswa. Pemilihan pendekatan antara lain berhubungan dengan masayarakat atau orang lain atau strategi pembelajaran yang digunakan sangat menentukan dalam rangka mencari data. Ketrampilan lain yang diperoleh lingkungan (metode, media, peralatan dan fasilitas) dan cara adalah membedakan data yang relevan dan yang tidak relevan, materi pembelajaran disampaikan kepada siswa. Pendekatan menilai tersebut menentukan pula data primer atau data sekunder, menyusun dan menafsirkan informasi, mengklasifikasi, mengkategorisasi, dan karena menyajikan informasi. pembelajaran 4. Menilai, menganalisis, dan menafsirkan data Berdasar bukti-bukti berupa data yang telah itu ketepatan terhadap performance siswa. Oleh pemilihan merupakan hal pendekatan penting atau termasuk strategi pemilihan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dalam pembelajaran dikumpulkan, ilmu-ilmu sosial. mengajukan pemecahan masalah atau memberikan penjelasan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Pembelajaran ilmu-ilmu sosial perlu diupayakan agar dapat membantu menanamkan kepada peserta didik kekuatan mental 5. Menyimpulkan, dan membuat generalisasi atau moral sedemikian rupa sehingga mereka memiliki Menyimpulkan apakah hipotesis terbukti atau tidak terbukti? kemampuan untuk berpikir kritis dan mandiri. Pembelajaran Bagaimana jawaban atas pertanyaan penelitian? Kesimpulan ilmu-ilmu atau generalalisasi apa yang dapat dikemukakan? meningkatkan kemampuan siswa utk berinisiatif, mengkritisi isu- IV. PENUTUP dapat mencapai tujuan ini dengan jalan isu sosial yang dihadapi baik yang yang menyangkut individu, Bidang studi seperti sosial ilmu-ilmu sosial mencakup berbagai disiplin masyarakat lokal maupun masyarakat global. Pembelajaran sejarah, geografi, politik, ejonomi, hukum, sosiologi, ilmu-ilmu sosial perlu direvitalisasi agar mampu membantu siswa antropologi, dsb. Pemilihan dan pengorganisasin materi dalam kurikulum ilmu-ilmu sosial serta kegiatan pembelajaran yang tepat diharapkan dapat membuat siswa memiliki memperoleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan untuk hidup di dalam masyarakat. kemampuan Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 Berdasar pokok-pokok pikiran tersebut maka beralasan untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis ilmiah dalam teoritik yang dipakai adalah teori sistem, pendekatan sistem, dan pendekatan pemecahan masalah. pembelajaran ilmu-ilmu sosial. Penerapan pendekatan Kedua dengan memilih berbagai strategi yang nyata-nyata ilmiah atau saintifik (scientific menerapkan konsep dan prinsip langkah-langkah approach to teaching) menyangkut dua hal pokok yang perlu Beberapa strategi pembelajaran yang diperhatikan. Pertama menyangkut dimensi pembelajaran, dan dan kedua menyangkut dimensi materi pembelajarannya. dimensi pembelajaran, pendekatan ilmiah menghendaki menerapkan prinsip-prinsip secara eksplisit sejalan ilmiah menggunakan misalnya: pendekatan strategi Pada pembelajaran agar pendekatan pemecahan masalah, pendekatan penelitian, dan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi didasarkan atas prinsip- yang ilmiah. sistem, inkuiri. prinsip ilmiah. Pada dimensi materi pembelajaran, pendekatan ilmiah menghendaki agar fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang diajarkan diajarkan pengetahuan atau pengetahuan, sikap dan keterampilan yang kepada ilmiah siswa benar-benar (scientific merupakan knowledge), suatu mengandung kebenaran ilmiah karena diperoleh melalui langkah-langkah imliah. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran ilm-ilmu sosial dapat dilaksanakan melalui dua cara popok. Pertama dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluai proses dan hasil pembelajaran kongkritnya menggunakan adalah dengan pendekatan sistem. menerapkan Perwujudan berbagai model pengembangan pembelajaran. Berbagai model seperti model Dic & Carey dan Model ADDIE memberikan petunjuk langkah-langkah sistematis ilmiah dalam mengembangan pembelajaran. Landasan BAHAN RUJUKAN Abdul Gafur (2001) Pengembangan materi pembelajaran PPKn aspek keterampilan inteletkual, posisi diri, dan partisipasi. Jakarta: Direktorat SLTP-Dirjendikdasmen. Abdul Gafur (2001). Instructional strategies for teaching tolerance and human rights. Paper presented in the Seminar of Civics Education conducted by CICED in Yogyakarta, August, 2001. Abdul Gafur (2012) Desain pembelajaran: Konsep, model, dan aplikasinya dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Ombak Dick, Walter; Carey, Lou; and Carey James O.(2009) The Systematic Design of Instruction. New York:Addison-Wesley Educational Publications Inc. Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc PIDATO ILMIAH Dies Natalis ke-48 FISE UNY Tahun 2013 Gredler, Margaret E. (2009). Learning and instruction. London: Pearson Education Ltd. Kumar, Raja. (2006). Teaching of social sciences. New Delhi: National Council of Educational Research and Training. Heiman Marcia & Slomianko Joshua. 2007. Thinking skills instruction: Concepts and techniques. Washing ton DC: National Education Association. Moore, Keneth D. (2005). Effective instructional strategies: From theory to practice. London: Sage Publications. Heinich, R., Molenda, M.., Russel,J. & Smaldino, S.E. (1996). Instructional technology and media for learning. Englewood Cliffts N.J.: A Simon & Schuster Company. Isaac, Stephen and Michael William. (2003). Handbook in research and evaluation.San Diego: Edits Publ. Joice Bruce and Weil Marsha. 1980. Models of teaching. Engle Wood Cliffs: Printice –Hall, Inc. Januszewski, A. & Molenda, M. (Eds.) (2008). Educational technology: A definition with commentary. New York: Routledge. Kaufman R (2000). Mega planning. Thousand Oaks. CA:Sage Publications. Morrison, Gary R., Steven Ross, and Jerrold Kemp (2007). Designing Effective Instruction, 5th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Norton, Pricilia & Sprague Debra. 2001. Technology for teaching. London: Allyin and Piskurich, George M., Beckschi, P & Hall, Brandon (2000). The ASTD handbook of training and delivery. London: McGraw-Hill. Smaldino, Sharon E, Lowther Deborah L., Russel James D. (2008). Instructional Technology and Media for Learning (9th Edition). New Jersey: Pearson Prentice Hall. Thousan JS., Villa, RA., and Nevin A.I. 2007. Differentiating instruction: Collaborative planning and teaching for universally designed learning. London: Sage Publications. Wikipidia.org/wiki/scientific_teaching Kemendikbud. 2013. Konsep pendekatan scientific. Jakarta: Kemendikbud Kruse, Kevin & Moss, K.. “Introduction to Instructional Design and the ADDIE Model.” E-Learning. 2001. April, 5, 2009. http://www.e.com/articles/art2_1.htm Wilen, W.W, and J.A. Phillips. 2005. Teaching critical thinking. Socoal Education 59 (3) 135 – 138. ===ag=== Prof. Dr. Abdul Gafur D., M.Sc