MATERI AJAR Mata Pelajaran Kelas/ Semester : Bahasa Indonesia : IX/ 2 Standar Kompetensi Mendengarkan 9. Memahami isi pidato/khutbah/ceramah. Kompetensi Dasar 9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ceramah/khutbah yang didengar. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran, siswa mampu: a. Menentukan hal-hal pokok dalam pidato/ceramah/khutbah dengan tepat. b. Menyimpulkan pesan pidato /ceramah/khutbah dengan kata-kata sendiri Menyimpulkan Pesan Pidato/Ceramah/ Khutbah yang Didengar A. Pengertian 1. Pidato adalah kegiatan mengungkapkan pikiran secara lisan di hadapan orang banyak. 2. Ceramah penjelasan atau penyampain informasi atau pengetahuan yang belum diketahui oleh pendengarnya. 3. Khutbah suatu wacana lisan maupun wacana tulis berupa petunjuk atau nasihat tentang keagamaan yang disampaikan oleh seorang rohaniwan agama. B. Langkah-langkah memahami pokok-pokok dan menyimpulkan pesan pidato/ ceramah/ khutbah Pidato merupakan salah satu jenis komunikasi lisan yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain. Untuk itu, apabila mendengarkan pidato, kamu harus mampu menyimpulkan isi pesan yang terkandung dalam pidato. Pesan itu ada yang dinyatakan secara langsung, ada pula pesan yang dinyatakan secara tidak langsung. Pesan yang dinyatakan secara langsung misalnya dalam bentuk ajakan/imbauan. Sebaliknya, pesan yang tak langsung umumnya tersirat dalam setiap pernyataan. Untuk memahami pokok-pokok dan menyimpulkan pesan pidato/ ceramah/ khutbah, gunakan pertanyaan berikut: 1. Apa topik pidato tersebut! 2. Dalam peristiwa apa pidato itu disampaikan ? 3. Siapakah yang menjadi sasaran pidato itu ? 4. Kapan pidato itu dilakukan ? 5. Apa saja yang disampaikan dalam pidato? 6. Tuliskan pokok-pokoknya! 7. Apa harapan dalam pidatonya? 8. Buat kesimpulan pidato yang kamu dengar! 9. Berilah komentar tentang isi dan bahasa dari pidato yang kamu dengar ! 10. Apa pesan pidato tersebut? C. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mendengarkan pidato adalah: 1. topik pidato, 2. permasalahan yang diuraikan dalam pidato, 3. sebab-sebab timbulnya permasalahan, dan 4. solusi yang diberikan pembicara. D. Hal-hal penting yang harus diperhatikan saat mendengarkan khutbah adalah: Biasanya khutbah disampaikan pada acara peribadatan masing-masing agama, misalnya pada sholat Jumat, salat tarawih, kuliah subuh, kebaktian di gereja, sembahyang di pura, vihara Inti khutbah biasanya adalah seruan kepada masingmasing umat beragama agar menambah ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Begitu pentingnya khutbah, sehingga kalian perlu berlatih untuk memahami dan menyimpulkan isi sebuah khutbah dengan cara : 1. Mendengarkan khutbah harus khusyu Sebagai bagian dari peribadatan, khutbah harus didengarkan dengan penuh kekhusyuan. Kalian sebaiknya tidak menyibukkan diri maupun menyibukkan hati kepada masalah lain ketika mendengarkan khutbah. 2. Menjaga konsentrasi Kesuksesan penyimakan atau pendengaran sangat dipengaruhi kemampuan kalian berkonsentrasi. Pusatkan perhatian dan pendengaran ke arah khutbah. 3. Mempertajam daya ingat Pada saat mendengarkan khutbah, tidak diperkenankan melakukan aktivitas lain seperti mencatat. Oleh karena itu, tajamkanlah daya ingat untuk menyimpan setiap pesan khutbah. Hal itu sangat berbeda dengan kegiatan mendengarkan pidato atau pembacaan berita dimana kita dapat dibantu dengan mencatat bagian-bagian penting. 4. Mengendapkan dan menyimpulkan isi khutbah Dengarkan, renungkan, kemudian jalani nasihat-nasihat khutbah. Satu hal yang ingin dilatihkan dalam pembelajaran ini, dengarkan lalu buatlah simpulan isi khutbah. E. Tujuan penyampaian pidato 1. Memotivasi Pidato dikatakan memotivasi jika pembicara berusaha memberikan semangat, membangkitkan kegairahan atau menekan perasaan yang kurang baik, serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian. 2. Memersuasi Pidato dikatakan memersuasi jika pembicara berusaha memengaruhi keyakinan atau sikap mental para pendengar. 3. Melakukan tindakan Pidato dikatakan mempunyai tujuan melakukan tindakan jika pembicara dalam berpidato menghendaki pendengar untuk bertindak sesuatu. 4. Menginformasikan Pidato dikatakan menginformasikan jika pembicara ingin memberitahukan atau menyampaikan sesuatu kepada pendengar agar mereka bertambah pengetahuannya. 5. Menghibur Pidato dikatakan menghibur jika pembicara ingin menggembirakan orang yang mendengar pembicaraannya atau menimbulkan suasana gembira pada suatu pertemuan. E. Contoh penyimpulan pidato Pentingnya Komunikasi dalam Kehidupan Selamat pagi, salam sejahtera.. Hadirin yang terhormat, pada kesempatan kali ini perkenankanlah saya menyampaikan sedikit uraian tentang “Pentingnya Komunikasi dalam Kehidupan”. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hampir 70% waktu kita digunakan untuk berkomunikasi. Itu berarti, aktivitas kita mulai bangun tidur bahkan sampai tidur lagi, tidak pernah lepas dari berkomunikasi. Dengan kata lain, kualitas (mutu) hidup kita banyak ditentukan oleh bagaimana kita berkomunikasi. Bagaimana komunikasi kita dengan diri kita, sesama manusia (termasuk istri/suami, anak, mertua, tetangga, dan sebagainya), dan kepada Tuhan Hadirin yang terhormat, masalah komunikasi yang pertama banyak ditentukan oleh kesadaran dan kemauan kita untuk selalu instrospeksi atau mawas diri. Apakah hari ini kita sudah berusaha meningkatkan kualitas diri kita dari hari kemarin? Termasuk dalam hal komunikasi. Masalah kedua banyak ditentukan oleh kesadaran dan kemauan kita untuk selalu ingat dengan Tuhan, baik dalam keadaan duduk, berdiri, dan berbaring Dengan mengingat Tuhan, hati akan menjadi tenang. Masalah ketiga banyak ditentukan oleh bagaimana kita menggunakan mulut kita. Alhasil, urusan mulut banyak memberikan andil dalam perjalanan kita menempuh kehidupan. Pertama, bagaimana kita menangkap komunikasi orang lain. Kedua, bagaimana kita mengomunikasikan apa yang ingin kita nyatakan, rasakan, maupun yang tidak kita inginkan. Pertengkaran, biasanya diawali oleh sebuah proses komunikasi yang gagal. Saling menyalahkan bukan lagi milik mereka yang sudah dewasa. Mereka yang belum dewasa pun sering melakukan hal yang serupa. Mereka mudah menyalahkan jika temannya melakukan sesuatu secara kurang pas menurut ukurannya (meskipun secara objektif apa yang dilakukan tidak salah). Mereka yang bertengkar mungkin puas, dapat saling lempar tuduhan dan kesalahan. Apabila hal ini dilakukan oleh mereka yang menganggap dirinya telah dewasa, maka sesungguhnya mereka tidak lebih dari anak-anak yang sering bertengkar dengan teman bermainnya. Munculnya persepsi yang keliru dapat memicu terjadinya pertengkaran. Persepsi semacam itu disebabkan beberapa faktor, antara lain: (1) kebiasaan buruk dalam keluarga yang sering membicarakan keburukan orang lain, (2) salah persepsi yang tidak diluruskan, dan (3) pola saling menyalahkan yang tetap dipertahankan. Hadirin yang terhormat, demikianlah uraian singkat yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan dari uraian yang serba singkat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Selamat pagi. (Dikutip seperlunya dari: Kado Pernikahan untukIstriku, 2001) Hal-hal penting yang terdapat dalam pidato : 1. Hampir 70% waktu kita digunakan untuk berkomunikasi. Itu berarti, kualitas hidup kita banyak ditentukan oleh cara kita berkomunikasi baik dengan diri sendiri, orang lain, maupun dengan Tuhan. 2. Pertengkaran, biasanya diawali oleh sebuah proses komunikasi yang gagal. 3. Munculnya persepsi yang keliru dapat memicu terjadinya pertengkaran 4. Persepsi yang salah disebabkan oleh kebiasaan buruk, kesalahan persepsi lama yang tidak diluruskan, dan pola saling menyalahkan yang tetap dipertahankan. F. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kalian ambil dari isi pidato yang kalian dengar adalah pentingnya masalah komunikasi berkaitan dengan kesadaran dan kemauan kita untuk selalu instrospeksi atau mawas diri. Apakah hari ini kita sudah berusaha meningkatkan kualitas diri kita dari hari kemarin? Sumber: Anindyarini, Atikah, Yuwono, dan Suhartanto. 2008. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Maryati dan Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Wirajajaya, Asep Yudha dan Sudarmawarti. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas