EFFEK CALCIFEROL (VIT. 02) TERHAOAP AKTIVITAS SEL-SEL YANG MENGALAMI THYRO-PARATHYROIDECTOMIA OENGAN MEMPERGUNAKAN RAOIO-FOSFOR (P-32) SEBAGAI TRACER *) Oleh Dra. M.C.M. OEI KWIE HWA, SRI ASMINAH B.Sc. SOEWONDO DJOJOSOEBAGIO Ph.D. Bagian Endokrinologi & Biologi Institut Pertanian Bogor H) dan Radiasi PENGANTAR Pemeriksaan hewan percobaan secara akan ilmu jaringan mengalami menunjukkan hyperplasia bila bahwa kepada keleniar thyroid hewan_hewan dari tsb. hewandiberikan vito D (Handoysky don Goormaghtigh, 1935). Penyelidikan_penyelidikan didalam me_ nentukan pengaruh calorigeni c dari vit. D, Deutsch dkk. (1936) berpendapat bahwa kerja vitamin ini ialah melalui kelenjar thyroid. Pendapat ini diperkuat pula dengan menentukan pengaruh vit. D terhadap aktivitas kelenjar thyroid dengan jolon menentukan derajat sekresi hormon thyroxinnya yang ternyata bahwa pemberian vitamin tersebut kepada hewan_hewan percobaan dapat mengakibatkan meningkatnya keaktipan kelenjar thyroid (Djojosoebagio, 1966). Disamping efek-efek morfologik don kinetik, thyroxin mempunyai pula efek metabolic yang fosfor dalam jelas. Efek pembentukan metabolik ini dihasilkan dengan adenosinetriphosphate (ATP) yang jolon menghambat disebut "uncoupling pengikatan oxidaTive Pia, yaitu perban_ phosphorylation". Akibat dari mekanismus ini maka perbandingan dingan dari banyaknya fosfor yang diikat kedalam ATP dengan pemakaian ::>ksigen di_ dalam sel akan berkurang (Lehninger, 1959). Sebelumnya telah pula dilaporkan bahwa vito D memberikan hasil yang soma dengan pen:Jaruh thyroid yang disebutkan, ketika De Luca don Steenbock (1957) didalam penePia nampak menurun bila dilakukan litiannya mendapatkan bahwa nilai perbandingan oksidasi bermacam_macam substrat oleh mitochondria dari ginjal. Karena vit. D terbukti dapat memberikan meningkatkan 'produksi hormon thyroxinnya, langsung atau tidak langsung berpengaruh tubuh. Dalam penelitian kan apakah pengaruh thyroid. yang dilakukan dari vitamin rangsangan kepada kelenjar thyroid dengan maka nyatalah bahwa vitamin ini secara juga dalam menentukan aktivitas sesuatu sel sekarang ini yang dimaksud para penulis berusaha dapat dicapai tanpo untuk melalui menentukelenjar *) Sebogion dori penelition ini dilokukon dengon bontuon Bodon Tenogo Atom Nosionol. **) Tenogo Ahli diperbontukon dori Badon Tenogo Atom Nosionol. 69 CARA KERJA Dolom penelitian ini telah dipakai marmot sebagai hewan percobaan dimana jenis kelamin-nya tidak dibeda_bedakan. Tetapi selalu diusahakan bahwa antara hewan_hewan yang dipakai sebagai hewan percabaan dan yang dipakai sebagai kontrol selalu terdapat perimbangan mengenai jenis kelaminnya. Makanan dan minuman diberikan ad libitum. Hewan_hewan tsb. dibagi_bagi didalam 8 kelompok. Empat kelompok mengalami operasi untuk menghilangkan kelenjar_kelenjar thyroid dan parathyroidnya (thyropara_ thyroidectomia: THYPEC) dan 4 kelompok lainnya tidak mengalami operasi. Operasi dilakukan dibawah pembiusan dengan memakai Evipan Natrium dan dibantu dengan ether seperl unya •. Dua kelompok dari 4 kelompok hewan_hewan yang normal diberi vito D2 sebanyak 0.4 mg/l00 g.b.b. hari selama 14 hari dan dua kelompok sisanya diberi oleum sesami sebanyak vol ume yang diberikan sebagai pengemban dari vit. D2/100 g.b.b ./hari didalam jangka waktu yang sama dengan waktu yang diperl ukan untuk memberikan vit. D2. Zat_zat ini diberikan dengan suntikan sub_cutaan. Empat kelompok dari hewan_hewan THVPEC, setengahnya diberikan vit. D2 dan setengahnya diberi oleum sesami dengan dosis yang sama dengan pemberian zat_zat ter_ sebut kepada hewan_hewan yang normal. Pada hari terakhir dari pemberian vito D2 atau oleum sesami kepada 4 kelompok hewan_hewan percobaan tsb. (1 kelompok normal + oleum sesami; 1 kelompok normal + vito D2; 1 kelompok THYPEC + oleum sesami; 1 kelompok THYPEC + vito D2) diberi_ kan P_32 bebas pengemban sebanyak 3 uc/l00 g.b.b. i .p. Enam belas jam kemudian hewan_hewan tsb. dimatikan dengan ether dan beberapa alat_alat tubuhnya yaitu hati, ginial dan anak buah pinggangnya diambil kemudian dibersihkan dari darah yang melekat untuk ditentukan aktivitas dan %_dosisnya, dengan terlebih dahulu dilakukan pengabuan basah dengan H NO 3 pekat. Pencacahan dilakukan dengan GM-tube EIectroni c Counter Type BW 4031 N: D 666 buatan Phillips. Semua perhitungan aktivitas dan %_dosis dikoreksi dengan background, peluruhan dan standard. Empat kelompok yang lain, pada hari terakhir dari pemberian vito D2 atau oleum sesami, juga diberikan suntikan P-32 i .p. Dua jam kemudian sesudah pemberian P_32 dan 3 kali setiap 2 jam berikutnya darahnya diambil dengan aspirasi dari iantung, dil akukan pengabuan basah dengan HNO 3 pekat dan kemudian ditentukan aktivitasnya untuk mengetahui "derajat menghilangnya dari darah" (DMD P-32). Penentuan DMDp-32 sel anj utnya dil akukan berd:lsarkan "first_order processes" atau "first-order reaction" dimana derajat perubahan_perubahan dari suatu kwantitas adalah seimbang dengan jumlah zat-zat yang ada pada saat itu. HASIL DAN PENELAAHAN Dibandingkan dengan pemberian 01 • .sesami, maka pemberian vit. D2 kepada hewan_ hewan n:>rmal menyebabkan penimbunan P_32 didalam hati menurun ("t" test = 1.21; 0.15>p >0.10). Pembuangan kelenjar thyroid dan parqthyroid juga menyebabkan berkurangnya konsentrasi P_32 didalam hati. Pemberian vit. D2 kepada hewan-hewan THYPEC tidak menunjukkan perbedaan terliadap kadar P_32 didalam hati bila diban_ dingkan dengan hewan_hewan THYPEC yang diberikan 01. sesami • "Analysis of variance" (Daftat 1) •. dari seluruh kelompok adalah 0.78 (0.50>p>0.25). Selain apa yang telah dikemukakan oleh Handovsky dan Goormaghtigh (1935) Deuthsch dkk. (1936) dan Djojosoebagio (1966) seperti yang telah disebutkcin didolam kata pendahuluan maka relasi yang pasti antara vito D dan kelenjar thyroid telah pula dikemukakan oleh lands dan Stoland (1935), Nitzesco dan Bratiano (1936) dc:m Uotila (1938) didalam penelitian meteka masing_masing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa vitamin D dapat merubah hasil_hasil didalam Kreb's cycle, maka Neuman dan 70 Dowse (1961) beranggapan bahwa vitamin_vitamin tsb. dapat mempengaruhi systim pe_ mindahan enersi dalam sel dengan cora_cora yang tertentu. Menurunnya akumulasi P_32 dalam hati dari hewan_hewan normal yang diberikan vito D2 d~at diterangkan bahwa vitamin ini merangsang kelenjar thyroid untuk me_ ninggikan derajat sekresi thyroxin (Djojosoebagio, 1966), don meningkatnya "thyroxin out put" menyebabkan pula efek "uncoupling oxidative phosphoryfation" dari hormon tsb. bertambah besar yang berakibatkan penghambatan penetrasi P_32 kedal am sel yang seyogyanya sebagian akan dapot berikatan kedalam bentuk A TP. Bahwa vito D2 tidak dopat mempengaruhi dengan aktip penetrasi P_32 kedalam sel_ sel hati, ini dapat dilihat bahwa pemberian vito D2 kepada hewan_hewan yang sudah dihilangkan kelenjar thyroidnya (THYPEC) tidak ada bedanya dengan pemberian oleum sesami (sebagai pelarut vit. D2) kepoda hewan-hewan dalam keadaan yang sama. Pada hewan_hewan THYPEC yang diberikan 01. sesami nampak akumulasi P_32 di_ dalam hati juga menurun bila dibandingkan dengan hewan_hewan normal yang juga diberikan 01. sesami. Pada waktu operasi disamping kelenjar thyroidnya, juga ikut di_ buang kelenjar parathyroid yang menempel pada kelenjar thyroid tsb. Dengan hilangnya kelenjar parathyroid, maka "hexose-mono_phosphate_shunt" akan lebih aktip, disebabkan tidak adanya hambatan terhadap tri_phosphopyridine_nucleotide (TPN). Ini berakibat bahwa keaktipan glycolysis akan berkurang dan akan terganggunya kelancaran transpor el ectron dan pembentukan ATP. Sebagai disebutkan diatas pemberian vit. D2 kepada hewan_hewan THYPEC tidak dapat merubah sama sekali gambaran dari penimbunan P_32 didalam hati. Dari data tsb. diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pemberian 0.4 mg vito D2/ 100 g.b.b./hari selama 14 hari hanya dapat merubah aktivitas sel_sel dari alat tubuh tertentu (dalam hal ini hati) dengan merangsong kelenjar thyroid melolui hormon thy_ roxin. Bila kel enjar htyroid_nya dibuang maka pemberian vit. D2 dengan dosis tsb. diatas tidak memberikan pengaruh sama sekali. Data ini menunjukkan .pula bahwa, se_ suai dengan penelitian yang terdahulu (Hevesey dan Ottesen, 1943), penimbunan P_32 yang terbesar dalam alat_alat tubuh hewan_hewan normal berlongsung didalam hati dan ini sesuai pula dengan derajot keaktipan alat_alot tsb. Penimbunan P-32 oleh ginjal dan anak buah pinggang tidak menunjukkon perbedaan_ perbedaan yang berarti antara satu kelomp:>k dengan kelompok lainnya (F = 0.22 dan 0.08) (Daftar 1). Hasil ini menunjukkan tidak adanya perubahan aktivitas pada kedua alat tubuh tsb. baik pada hewan_hewan normal maupun hewan_hewan THYPEC, baik yang diberi vit. D2 maupun yang diberikan 01. sesami. Bahwo dosis yeng diberikan adalah masih dolam batas_batas dosis fisiologis dapat dilihat pada anok buah pinggong dimana tidak dijumpai perubahan_perubahan aktivitas dari alat tubuh ini yang berarti hewan_hewan percobaan tidaklah didalam keadaan "stress". Stress yang mungkin timbul yang dial ami oleh hewan_hewan sesudah mengalami operasi nampaknya telah hilang atau tidak tampak lagi pada akhir percobaan. Demikian pula berat badannya tidak berubah. Penentuan derajat menghilangnyo P_32 dari darah menunjukkan bahwa DMDp_32 yang tercepat adalah pada kelompok hewan_hewan yang normal yang diberi 01. sesami. Pemberian vito D2 pada hewan_hewan ini tidak menunjukkan peru_ (krel. = 0.2967). bahan DMDp_32 yang cukup jelas (krel. = 0.2710). Sebaliknya perubahan DMDp_32 nampak sekali terlihat dengan nyata (krel. = 0.1974) pada hewan THYPEC. Pemberian vit. D2 pada kelompok hewan_hewan tsb. menurunkan sedikit DMD P-32 (krel = 0.1766). Hasil_hasil ini dapat dilihat pada Dafter 1 dan Gombar 1 •• Membandingkan hasil-hasil yang didapat antara %_dosis setiap gramdari hoti dan derajat menghilangnya. P~32 dari darah kita dapati keadaan yang seimbang, yaitu makin cepat menghilangnya dari dar.ah makin tinggi pula konsentrasi dari P_32 yang terdapat dalomhati. Hasil yang,tidak seimbong ialah yang terdapat pada hewan normal dan di_ berikan vito D2. Ketidokseimbangan dari hasil ini (antara %_dosis don krel) kemung_ kiricin besai" terletak 'pada perbedacin waktu dalam menentukan aktivitasnya. %_dosis 71 dilakukan 16 jam setelah pemberian P-32 sedangkan krel. berakhir 8 jam setelah pemberian P-32. Sebaliknya hewan-hewan yang kehilangan kelenjar ditentukan thyroid don mulai 2 jam don parathyroidnya (THYPEC) meskipun penentuan krel juga dilakukan 2 jam sesudah pemberian P_32 menunjukkan penurunan DMD P-32 yang jelas sekal i. Hal ini disebabkan oleh peranan ke_ lenjar parathyroid dengan hormonnya. Dengan hilangnya kelenjar parathyroid maka peranan don pengaruh hormon parathyroid terhadap "phosphate diuresis" juga hilang yang menyebabkan kadar fosfor didalam darah akan tetap menjadi tinggi. Telah pula dilaporkan bahwa pada hewan-hewan yang mengalami thyroparathyroidectomia akan mempunyai kadar calcium darah yang rendah don kadar fosfor darah yang lebih tinggi dari pada hewan_hewan normal (Djojosoebagio don Turner, 1964). Penurunan DMDp_32 akibat pemberian vit. D2 baik kepada hewan normal maupun hewan_hewan THYPEC mungkin disebabkan oleh efek vitamin tsb. terhadap "phosphate retention" don "phosphate reabsorbtion" oleh ginjal. Hal ini mungkin bila vitamin D2 diberikan dalam dosis fisiologi (Shelling, 1935; Harison don Harison, 1941 ; Stalder, 1957). Sebaliknya pemberian vito D2 dalam dosis farmakologis akan memberikan hasil yang berlawanan, yaitu mempertinggi ekskresi phosphate melalui ginjal. RINGKASAN Dalam menentukan pengaruh vit. D2 terhadap aktivitas sel_sel didalam beberapa alat tubuh hewan yang mengalami thyroparathyroidectomia don hewan normal dengan mempergunakan P_32 sebagai peru nut don penimbunan fosfor radioaktip dalam alat_alat tubuh serta derajat menghilangnya P_32 dari sirkulasi darah diperoleh hasil_hasil bahwa pemberian vito D2 kepada hewan_hewan percobaan akan menghambat pemasukan P_32 kedalam sel-sel hati bilamana kelenjar thyroid don parathyroidnya masih berfungsi. Penurunan akumul asi P_32 dol am sel_sel hati yang terdapat pada hewan_hewan yang mengalami pembuangan kelenjar thyroid don parathyroidnya, mungkin sekali disebabkan gangguan pada proses glycolysis didalam sel yang mengakibatkan terhalangnya sebagian dari transport el ectron don sebagi an fosfor untuk pembentukan adenosi ne-tri _phosphate. Pengaruh hambatan terhadap pemasukkan P_32 oleh vito D2 dikirakan melalui rang_ sangan terhadap kelenjar thyroid dengan meninggikan sekresi hormon thyroxin yang ber_ akibatkan bertambah aktipnya proses "uncoupling oxidative phosphorylation" didalam sel. Juga didapatkan bahwa sesuai dengan keaktipan alat_alat tubuhnya maka akumulasi P_32 didalam alat_alat tubuh hewan_hewan yang normal terdapat didalam hati suatu harga (%_dosis) yang paling tinggi. DAFTAR PUSTAKA DE lUCA, H. F. and STEENBOCK, H. 1957. An in Vitro Effect of Vitamin D on Citrate Oxidation by Kidney Metochondria. Science 126 : 258. DEUTSCH, H., REED, C I. and STRUCK, H. C. 1936. The Role of The Thyroid in The Calorigenic Action of Vitamin D. Am. J. Physiol. 177 : 1 DJOJOSOEBAGIO, S. and TURNER, C. W. 1964. Replacement Therapy with Calciferol in Thyroparathyroidectomized lactating Rats. Proc. Soc. Exp. Bioi. Med. 115 : 763. DJOJOSOEBAGIO, S. 1966. Pengaruh Zat_zat Systemic Calcifying Factors Terhadap Aktivitas Kef enjar thyroid dengan Mempergunakan Radio_iodium (1-131) sebagai "Tracer". Dikemukakan didalam Symposium ini. HANDOVSKY, H. and GOORMAGTIGH, N. 1935. Actionsde 10 Vitamine D Sur 10 Circulation et Sur les Vaisseaux. Compt. Rend. Soc. de Bioi. 120 :74. 72 HARRISON, H. E. and Phosphate Hormone, HEVESY, G. and HARRISON, in J. H. C. 1941. The Renal Relation ta The Action Clin. Invest. 20: 47. J. OTTESEN 1943. Cited by: of G. Excretion Vitamin GEVESY in of D and Inorganic Parathyroid Radio_active Indi_ cators/ interscience Publ. Inc. New York, N.Y. USA, 1948/ p.238. LANDS, A.M. and STOLAND, 1935. Size and Structure of The Thyroid Gland of The Cat after Administration of Ergosterol. Endocrinol. 19: 701. LEH NI NGER, A. L. 1959. Energy Transformation in The Cell. Sci. Ameri can 202 : 102. NEUMAN, W.F. and DOWSE, C.M. 1961. Possjble Fundamental AcUon of Parathyrojd Hormone, in the Parathyrojd, R.O. GREEP and R. V. TALMAGE (eds.), 0.0. Charles Thomas Publ., 1.1. and BRATIANO, NITZESCO, Springfield, III. USA, p.310. S. 1936. Les Effects des Fortes D Sur la Structure Histologique des Rend. Soc. de Bioi. 121 : 533. SHELLlNG, STALDER, D. Ho 1935. The St. Louis, Moo, G. 1956. Endogene rachitogener Vitaminforsch. UOTILA, U. Parathyroids USA. Phosphate Tetonie: ihre 27: 382. Glandes in Health CI earance Beeinflussing a Secretion and bei Djsease. Doses de Vitamine Interne. C. V. Compt. Mosby Co., Vitami n_D_mangel_rachitis durch 1938. Uber die Schilddrusenveranderungen Avi tami nosen. Virchow Arch. Pathol. Anat. vitamin bei A-, Phatmakol. D2. Int. und Zeitschr. B_, C_ und 301 : 535. D_ 73 0/0 dosis 30 20 10 9 8 7 • = Horgo didopot dori perhitungon dengon rumus (computed_ volue) 6 /:} = Horga sebenarnya 5 (actual value) 4 Normal II 3 : Normal + OI.Sesami = Yt = 25.85e-O.2967(t) + Vit. = Yt = 38.50e-O.2710(t) D2 III : THYPEC + OI.Sesomi= IV : THYPEC + Vit. D2 Yt= 34.16e-O.1974(t) = Yt = 31.34e-O.1769(t) 2 2 4 (Jam sesudah Gambar 1. 74 6 Pemberian DERAJAT MENGHILANGNYA P_32 8 P_32) DARI PEREDARAN DARAH Daftar 1 PENGARUH - - DMD P-32 VITAMIN D2 TERHADAP PEMASUKKAN P_32 KEDALAM ALAT_ALAT TUBUH DAN DERAJAT MENGHILANGNYA DARI DALAM DARAH -- _S.L Gram *) 0.78 Per Gram % 4.47 4.57 38.57 11 1.67 % 3. o 0.1974 .54 13 dos. •_..:2967 ± ± ±Per ±±ANAK 0.32 0.25 0.30 ± 0.38 0.44 0.46 ±2.69 3.81 2.16 1.73 4.00 S.E. S.E. ±0.08 0.70 0.68 1.77 13.97 4.19 3.68 3.12 0.2710 0.1766 GINJAL BUAH 48.22 4.53 45.08 4.50 18.86 1.65 4.50 3.25 65.88 2.73 X 3.14 102 0.55 0.39 0.58 0.91 0.47 0.70 5.91 7.76 1.04 0.35 PINGGANG X Per Per _dos. __(krel.) Organ Organ 102 0.63 *) @) 5.68 x13.12 102 Per Organ 0.22 *) HATI Normal ++ vit. 01. sesami D2 Sesami THYPEC + 01. vito D2 III Test of Significance Keterangan: '-J . OJ @). DMD P-32 derajat menghilangnya peredaran darah. THYPEC Thyroparathyro P_32 dari idectomi a. dalam *) Anal ysis of Variance **) Sudent's (0.15> (F) "t" test antara p > 0.10) kelompok I dan II