1. Definisi Operasional Komunikasi Interpersonal adalah transaksi antar peserta didik dengan lingkungan di dalam kelas tersebut dalam bentuk verbal maupun non verbal yang perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak yang juga berfungsi untuk memperoleh informasi, berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan peserta didik lain dimana pertukaran makna ini dilakukan secara timbal balik. Komunikasi interpersonal harus memiliki keterbukaan dalam menyampaikan informasi tentang diri, empati dengan peserta didik lain, saling memberi dukungan, perhatian dan perasaan positif, kesamaan untuk menghindari konflik, keyakinan menciptakan suasana nyaman, dan siap dalam berhubungan dengan peserta didik lain. Komunikasi interpersonal diketahui dengan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala komunikasi interpersonal yang mengacu pada pendapat De Vito (1995). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi kualitas komunikasi interpersonal. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah kualitas komunikasi interpersonal. 2. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Aspek-aspek kemampuan komunikasi tersebut bertolak dari pendapat De Vito (1995) : a. Keterbukaan (openness) Keterbukaan yang dimaksud adalah mencakup keinginan untuk saling memberi informasi mengenai diri sendiri, keinginan untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang disampaikan orang lain, dan bertanggung jawab terhadap perasaan-perasaan yang dimiliki dalam arti tidak mengkambinghitamkan orang lain. b. Empati (empathy) Empati merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengalami apa yang dirasakan orang lain yaitu mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain. Keakuratan berempati meliputi sensitifitas untuk merasakan kejadian-kejadian saat ini dan mampu mengerti katakata yang diucapkan ketika komunikasi interpersonal berlangsung. c. Dukungan (suportiveness) Dukungan yang diperlukan dalam komunikasi interpersonal, meliputi empat aspek yaitu (1) descriptiveness, lingkungan yang deskriptif yaitu lingkungan yang tidak mengevaluasi orang secara evaluatif sehingga membuat orang cenderung menjadi defisit. Orang yang merasa dievaluasi akan malu mengungkapkan perasaan-perasaannya secara bebas dan merasakan terus-menerus dikritik, (2) spontanity, individu yang berkomunikasi secara spontan yaitu yang memiliki pandangan ke depan dan terbaik dalam mengungkapkan pemikirannya, (3) provisionalism, menjadi professional berarti memiliki pemikiran yang terbuka (open mindedeness), bersedia menerima pandangan orang lain dan bersedia merubah posisi atau pandangannya jika memang diperlukan, (4) dukungan yang tidak terucapkan berupa gerakangerakan menganggukkan kepala, mengedipkan mata, tersenyum. d. Kepositifan (positiveness) Berkomunikasi secara positif di dalam komunikasi interpersonal sekurang-kurangnya melalui dua jalan, yaitu berdasarkan sikap positif dan menghargai orang lain. Terdiri dari tiga hal yaitu (1) perhatian yang positif terhadap orang lain sangat mendukung keberhasilan komunikasi interpersonal, (2) perasaan yang positif sangat bermanfaat untuk mengefektifkan kerjasama, (3) perhatian dan perasaan yang positif itu harus dikomunikasikan sehingga komunikasi interpersonal dapat terpelihara dengan baik. e. Kesamaan (equality) Adapun dalam kesamaan terkandung unsur keinginan untuk saling bekerjasama dalam memecahkan masalah, hal ini terwujud dalam memandang ketidaksetujuan dan perselisihan di antara individu yang berkomunikasi, lebih sebagai usaha untuk memahami perbedaan yang ada, daripada memandangnya sebagai kesempatan untuk saling menjatuhkan. f. Keyakinan (confidence) Keyakinan atau kemantapan dalam berkomunikasi diwujudkan dalam bentuk rasa rileks, tidak canggung, sikap badan dan suara yang fleksibel, tidak terpaku pada gerakan atau nada suara tertentu. g. Kesiapan (immediacy) Menunjukkan pada kesiapan melakukan komunikasi lewat penciptaan rasa tertarik dan perhatian terhadap lawan bicara berupa pemberian respon atau umpan balik dengan segera, menciptakan kebersamaan antara pembicara dan pendengar secara verbal maupun non verbal. 3. Kisi-kisi Skala Komunikasi Interpersonal Variabel 1. Hubungan Interpersonal 1.1 Komponen Hubungan Interpersonal Aspek Indikator Aitem Favorable Unfavorable Keterbukaan (keinginan untuk saling memberi informasi mengenai diri sendiri, bereaksi jujur terhadap pesan yang disampaikan orang lain, dan bertanggungjawab dengan perasaan-perasaan yang dimiliki) Kesediaan berinteraksi dengan lingkungannya Kesediaan menanggapi, jujur dan bertanggung jawab terhadap pesan dan perasaan yang diungkapkan 1,14 3, 15 2, 17 5, 11 4,6 7,9 8, 12 13, 56 10, 26 19, 22 20, 24 21, 25 16, 18 23, 27 28, 30 29, 31 32, 34 33, 35 36, 38 37, 39 40, 42 41, 43 44, 46 45, 47 48, 50 49, 51 52, 54 53, 55 Empati (kemampuan untuk merasakan dan mengalami apa yang dirasakan orang lain) Memahami perkataan yang diucapkan saat berkomunikasi Merasakan kejadian pesan suatu peristiwa Dukungan (kesediaan untuk Memiliki pandangan ke membuka diri dan depan dan terbaik dalam mendengarkan terhadap mengungkapkan pemikiran pendapat yang berbeda) Menunjukkan ekspresi dukungan yang positif saat berkomunikasi Kepositifan (sikap positif dan Perhatian yang positif saat menghargai orang lain) berkomunikasi Perasaan yang positif saat berkomunikasi Kesamaan (keinginan untuk Memiliki keinginan untuk saling bekerjasama dalam bekerjasama memecahkan masalah) Memandang ketidaksetujuan sebagai perbedaan yang ada Keyakinan (kemantapan dan rasa Keyakinan dan nyaman dalam berkomunikasi kemantapan saat dengan orang lain) berkomunikasi Ekspresi keyakinan saat berkomunikasi Kesiapan (perasaan tertarik Menciptakan rasa tertarik terhadap lawan bicara) pada lawan bicara Memberikan umpan balik saat berkomunikasi Respon SL SR JR TP Keterangan Respon Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 4. Skala Komunikasi Interpersonal No Pernyataan 1. Saya senang berkomunikasi dengan teman-teman di lingkungan sekitar saya 2. Saya ikut senang jika teman saya mendapatkan kabar bahagia 3. Saya senang berdiam diri dan beraktivitas secara sendiri 4. Saya paham dengan bahan diskusi pelajaran dalam kelompok belajar 5. Saya berpura-pura bahagia mendengar teman saya mendapatkan beasiswa 6. Saya mengarahkan pembicaraan seperti yang saya inginkan 7. Setiap kali saya berbicara dengan teman saya, saya meminta teman saya untuk mengulangi penjelasannya 8. Saya ikut merasa sedih dan menenangkan teman saya saat teman saya mendapatkan berita duka 9. Saya tidak paham dengan bahan diskusi pelajaran dalam kelompok belajar 10. Saya mendengarkan dengan penuh saat orang lain berbicara 11. Saya menghindar dari teman saya ketika teman saya mendapatkan juara kelas 12. Saat teman saya mendapatkan beasiswa saya ikut senang dan mengucapkan selamat pada teman saya 13. Saya tidak ikut serta melayat tetangga saya yang sedang mengalami musibah 14. Saat saya mengalami masalah saya berbagi cerita dengan teman saya 15. Saya memendam masalah saya sendiri 16. Posisi duduk saya menghadap pada teman saya saat teman saya mengajak saya bicara 17. Saat teman saya butuh teman bicara, saya siap dan sedia untuk mendengarkan 18. Saat berkomunikasi pandangan mata saya tertuju pada SL SR JR TP 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. teman saya yang berbicara Saya tidak senang mendapatkan kritikan dan komentar dari orang lain Saya menganggukkan kepala saat saya mengerti bahan pembicaraaan yang dibicarakan Saya mendengarkan pembicaraan teman saya sambil memainkan handphone Saya tidak senang jika ada yang memiliki argument yang lebih baik daripada saya Saya merasa tidak percaya diri dalam berbicara jika posisi saya menghadap teman saya Saya tersenyum menanggapi pembicaraan teman saya Saya mencari-cari alasan saat teman saya ingin berbagi cerita dengan saya Saya menghargai pendapat orang lain jika memang pendapat tersebut lebih baik daripada pendapat saya saat diskusi dalam kelompok Saya lebih senang membaca buku yang ada dihadapan saya daripada mendengarkan cerita teman saya Saya merasa percaya diri saat saya berargumen di dalam kelas Saya pesimis pendapat saya didengarkan oleh orang lain Rasa empati saya muncul saat orang lain mengajak saya berkomunikasi Saya merasa cemas saat teman saya mengajak saya berbicara Menurut saya kerja sama lebih cepat menyelesaikan masalah Kerja sama dapat menambah kerumitan masalah Kerja sama yang baik akan mempercepat pekerjaan kelompok Kerja sama menambah perdebatan dalam kelompok Menurut saya perbedaan pendapat merupakan keragaman komunikasi Perbedaan pendapat dapat menyebabkan konflik Saya mendukung perbedaan pendapat karena dapat memunculkan ide-ide baru Perbedaan pendapat dapat memperpanjang penyelesaian permasalahan Saya merasa nyaman jika saya berbagi cerita dengan teman 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. saya Saya merasa malu ketika saya berhadapan dengan lawan bicara saya Saya yakin bahwa berkomunikasi dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang baru Saya khawatir jika saya tidak memahami lawan bicara saya Saya tersenyum saat berbicara dengan teman saya Ekspresi saya tertuju pada televis yang saya tonton saat mendengarkan teman saya yang berbicara Sikap badan saya menghadap orang lain dan menunjukkan sikap keterbukaan saat berkomunikasi Sikap badan menurut saya tidak penting saat berkomunikasi Saya menyebutkan nama lawan bicara saya saat lawan bicara mengajak saya berkomunikasi Menyebutkan nama bagi saya tidak terlalu penting dalam berkomunikasi Perhatian saya tertuju pada lawan bicara saya saat berkomunikasi Saya melihat ke bawah saat lawan bicara saya mengajak saya berbicara Saya memberikan umpan balik pada lawan bicara saya Saya tidak memberikan umpan balik lawan bicara saya Saya berkomentar tentang bahan pembicaraan yang sedang dibicarakan Saya tidak fokus saat diajak berbicara sehingga saya diam saja mendengarkan Saya tidak peduli dengan teman saya yang sedang patah hati 5. Daftar Pustaka De Vito, J. 1995. The Interpersonal Communication Book. Fourth Edition, New York : Harper and Row Edition.