2. tinjauan pustaka

advertisement
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Layur (Tricihurus lepturus)
Layur (Trichiurus spp.) merupakan ikan laut yang mudah dikenal dari bentuknya
yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar di banyak perairan dunia. Ukuran
tubuhnya dapat mencapai panjang 2 m, dengan berat maksimum tercatat 5 kg dan
umurnya dapat mencapai 15 tahun. Struktur morfologi ikan layur (Trichiurus lepturus)
tersaji pada Gambar 2. Berdasarkan Saanin (1954), klasifikasi ikan layur (Trichiurus
lepturus) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub filum
: Vertebrata
Kelas
: Pisces
Sub kelas
: Teleostei
Ordo
: Percomorphi
Sub ordo
: Scombroidea
Famili
: Trichiuridae
Genus
: Trichiurus
Spesies
: Trichiurus lepturus (Linnaeus 1758)
Nama umum
: hairtail fish, ribbon fish, cutlass fish
Nama sinonim : Trichiurus savala, Trichiurus japonicus
Nama lokal
: Melei (Palabuhanratu), lajur (Madura), beledang (Sibolga dan Bungus),
Jogor (Jawa). (www.pipp.dkp.go.id)
Gambar 2. Ikan layur (Trichiurus lepturus)
(Sumber : http://investigacion.izt.uam.mx/ocl/)
Ciri utama dari kelompok ikan layur antara lain adalah badannya sangat
memanjang dan pipih seperti pita. Oleh karena itu dalam beberapa literatur
6
internasional ikan layur disebut sebagai ‘ribbon fish’. Warna badannya pada umumnya
adalah keperakan, bagian punggungnya agak sedikit gelap (Irawan 2008). Kulitnya
tidak bersisik, warnanya memutih keperak-perakan sedikit kuning. Panjang badan
maksimum dapat mencapai 2,5 m dan pada umumnya antara 60-110 cm. Gigi
rahangnya sangat kuat dan bagian depan gigi rahang tersebut membentuk taring. Sirip
punggungnya satu, dimulai dari belakang kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-jari
sirip lunaknya antara 140-150 buah. Pada bagian depan sirip punggung terdapat jarijari sirip keras. Kadang-kadang antara kedua sirip punggung yang keras dan sirip
lemah terdapat notch yang sangat jelas. Sirip ekor tidak tumbuh, sirip dubur terdiri
dari sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas. Tidak mempunyai sirip perut dan ikan ini
bersifat karnivor (Djuhanda 1981 in Mudlofar 2009). Ikan layur adalah salah satu jenis
ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan
Indonesia. Dewasa ini paling tidak terdapat tiga jenis ikan
layur, yaitu
Eupluerogrammus muticus, Trichiurus lepturus dan Lepturacanthus savala.
Ikan layur memiliki sifat fototaksis positif yaitu mudah tertarik oleh rangsangan
cahaya (Bayu 2010). Oleh karena itu, nelayan menggunakan umpan cahaya untuk
memancing ikan layur. Biasanya nelayan membawa petromak ataupun lampu neon
sebagai atraktor bagi ikan layur. Pada saat malam hari, yaitu ketika ikan layur beruaya
dari dasar menuju ke permukaan, ikan layur akan tertarik oleh umpan cahaya yang
dipasang oleh nelayan. Saat ikan layur mendekati permukaan, nelayan akan dapat
dengan mudah menangkap baik menggunakan pancing ataupun jaring. Ikan layur
merupakan tipe ikan yang biasa beruaya atau hidup secara bergerombol. Dengan
demikian, nelayan dapat memperoleh hasil tangkapan yang banyak apabila telah
mendapat tempat ruaya ikan layur yang tepat.
Dari beberapa pengamatan tentang sebaran ikan layur di Pantai Selatan Jawa
diperoleh informasi bahwa ikan layur di Teluk Pelabuhanratu-Binuangeun dan Cilacap
misalnya, tertangkap pada perairan pantai di sekitar muara-muara sungai yang relatif
dangkal. Perairan dengan dasar yang relatif rata dan berlumpur dengan salinitas yang
relatif rendah biasanya merupakan habitat ikan layur. Ikan layur tersebar pada
perarian tropis maupun subtropis, dari mulai Pasifik timur, Samudera Atlantik bagian
timur, Indo-Pasifik Barat, sampai Samudera Atlantik bagian barat. Berikut adalah peta
sebaran ikan layur di seluruh dunia (Gambar 3).
7
U
LEGENDA
Daerah penyebaran
Lokasi pendaratan (intensitas rendah)
Lokasi pendaratan (intensitas tinggi)
Gambar 3. Peta sebaran ikan layur (T.lepturus) di dunia
(Sumber : www.zipcodezoo.com 2010)
Ikan layur dapat mudah dijumpai di laut saat musim angin timur (April Oktober). Bulan-bulan tersebut merupakan bulan panen ikan layur bagi para nelayan
(Bayu 2010). Kebiasaan ikan layur pada siang hari yaitu berada di perairan dangkal
dekat pantai yang kaya plankton krustasea. Pada waktu malam ikan ini mendekat ke
dasar perairan. Salah satu perilaku ikan layur adalah voracious atau sangat ‘rakus’,
sehingga dalam suatu komunitas tertentu ikan layur dapat merupakan top carnivore
yang memperebutkan makanannya berupa ikan-ikan berukuran kecil dengan ikanikan predator lainnya.
2.2. Pertumbuhan
Pertumbuhan individu dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang
atau berat dalam suatu waktu. Jika rumusan sederhana tersebut dilihat lebih lanjut,
Effendie (2002) menyatakan bahwa pertumbuhan merupakan proses biologis yang
kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Effendie (2002) melanjutkan
bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan digolongkan menjadi dua kelompok
besar, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalamnya umumnya sulit untuk
dikendalikan, diantaranya adalah keturunan, seks, umur, parasit, dan penyakit. Faktor
luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan adalah makanan dan suhu perairan.
Di daerah tropis faktor makanan lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan
suhu perairan. Jika keadaan faktor-faktor lain normal, ikan dengan makanan berlebih
akan tumbuh lebih cepat. Ikan yang berasal dari suatu proses pemijahan (reproduksi)
yang sukses akan memerlukan makanan yang berukuran sama. Ikan yang lebih kuat
8
akan memperoleh makanan lebih banyak sehingga pertumbuhannya pun akan lebih
cepat. Terlalu banyak individu dalam suatu perairan yang tidak sebanding dengan
keadaan makanan akan menimbulkan terjadinya kompetisi terhadap makanan
tersebut. Dengan demikian, keberhasilan memperoleh makanan akan menentukan
pertumbuhan sehingga dalam satu keturunan akan diperoleh ukuran ikan yang
bervariasi.
Faktor luar lainnya yang relatif sulit dikendalikan di alam yaitu faktor kimia
perairan. Keberadaan komponen kimia perairan seperti oksigen, karbon dioksida,
hidrogen sulfida, keasaman, dan alkalinitas berpengaruh terhadap keberadaan
makanan.
Pengukur waktu yang baik sehubungan dengan pertumbuhan pada ikan adalah
umur ikan tersebut (Effendie 2002). Bila umur ikan diketahui dengan tepat maka
analisa pertumbuhan dapat dilakukan dengan baik. Namun penentuan umur ikan
tropis masih belum dapat dilakukan seperti ikan di daerah bermusim empat yang
dapat dilihat dari lingkaran tahunan pada sisik dan otolith. Analisa pertumbuhan ikan
tropis dapat dilakukan dengan menggunakan sebaran frekuensi panjang (length
frequency distribution).
Metode
sebaran
frekuensi
panjang
tersebut
dapat
memperlihatkan sebaran kelompok ukuran yang digunakan untuk menentukan
kelompok umur ikan karena panjang ikan dari umur yang sama cenderung
membentuk suatu sebaran normal.
2.3. Reproduksi
Reproduksi merupakan kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya (Fujaya 2004). Nikolsky
(1963) menyatakan bahwa reproduksi merupakan mata rantai dalam siklus hidup
yang berhubungan dengan mata rantai yang lain untuk menjamin keberlanjutan
spesies. Sebagian besar organisme akuatik menghabiskan sebagian besar hidup dan
energinya untuk bereproduksi (Royce 1972).
Proses reproduksi ikan pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu
periode pre-spawning, periode spawning, dan periode post-spawning. Periode prespawning merupakan periode ketika proses penyiapan gonad untuk menghasilkan
telur dan sperma, peningkatan kematangan gonad dan penyiapan telur dan sperma
yang akan dikeluarkan berlangsung. Periode ini merupakan bagian paling panjang
dalam proses reproduksi, sedangkan periode spawning merupakan bagian paling
pendek. Pada periode spawning berlangsung pengeluaran telur dan sperma serta
9
pembuahan telur oleh sperma. Periode ketiga yaitu periode post-spawning merupakan
periode berlangsungnya perkembangan telur yang telah dibuahi, pembesaran dari
menjadi embrio, penetasan telur, kemudian sampai larva sampai menjadi anak ikan
(Solihatin 2007).
Aspek biologi reproduksi yang dikaji yaitu fekunditas dan diameter telur. Kedua
aspek tersebut dapat dipergunakan untuk memperkirakan potensi reproduksi, pola
reproduksi (pemijahan), dan pendugaan waktu rekruitmen.
2.3.1. Fekunditas
Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam dunia perikanan. Fekunditas ikan merupakan aspek yang
berhubungan dengan dinamika populasi, sifat-sifat ras, produksi dan hubungan stokrekruitmen (Bagenal 1978 in Effendie 2002). Fekunditas merupakan kemampuan
reproduksi ikan yang ditunjukkan dengan jumlah telur yang ada dalam ovarium ikan
betina. Secara tidak langsung melalui fekunditas ini kita dapat menduga jumlah anak
ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur
yang bersangkutan. Oleh karena itu, ada faktor-faktor lain yang memegang peranan
penting dan sangat erat hubungannya dengan strategi reproduksi dalam rangka
mempertahankan kehadiran spesies tersebut di alam.
Menurut Nikolsky (1963) jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan
dinamakan fekunditas individu. Nikolsky (1963) selanjutnya menyatakan bahwa
fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan
tahun itu pula. Selanjutnya Royce (1972) menyatakan bahwa fekunditas total ialah
jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidupnya. Sedangkan yang disebut
fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang. Fekunditas relatif
sebenarnya mewakili fekunditas individu kalau tidak diperhatikan berat atau panjang
ikan.
Menurut Bagenal (1967) in Effendie (2002), untuk ikan-ikan tropik dan subtropik, definisi fekunditas yang paling cocok mengingat kondisinya ialah jumlah telur
yang dikeluarkan oleh ikan dalam rata-rata masa hidupnya. Parameter ini relevan
dalam studi populasi dan dapat ditentukan karena kematangan tiap-tiap ikan pada
waktu pertama kalinya dapat diketahui dan juga statistik kecepatan mortalitasnya
dapat ditentukan pula dalam pengelolaan perikanan yang baik. Nikolsky (1963)
menyatakan bahwa kapasitas reproduksi dari pemijahan populasi tertentu untuk
mengetahuinya harus menggunakan fekunditas populasi relatif misalnya fekunditas
10
populasi relatif dari seratus, seribu atau sepuluh ribu individu dari kelompok umur
tertentu. Jumlah ikan dalam tiap-tiap kelas umur dikalikan fekunditas rata-rata dari
umur itu. Hasil yang didapat dari menjumlahkan semua kelompok umur memberikan
fekunditas relatif. Fekunditas ini dapat berbeda dari tahun ke tahun karena banyak
individu yang tidak memijah tiap-tiap tahun. Apabila dalam satu tahun terdapat
individu dalam jumlah banyak akan menyebabkan fekunditas rendah pada tahun yang
lainnya. Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang dari pada dengan berat,
karena panjang penyusutannya relatif kecil sekali tidak seperti berat yang dapat
berkurang dengan mudah.
Berdasarkan penelitian Martins dan Haimovici (2000) bahwa fekunditas telur
ikan layur (T. lepturus) di ekosistem utama subtropis Brazil bagian selatan berkisar
dari 3.917 untuk ikan yang memiliki panjang total 70 cm sampai 154.216 pada ikan
contoh yang memiliki panjang total 141 cm namun jumlah pemijahan pada tiap musim
belum dapat ditentukan. Sedangkan menurut Ball dan Rao (1984) in Ambarwati
(2008), fekunditas ikan layur (T. lepturus) berkisar antara 4000 (panjang ikan 42 cm)
hingga 16.000 (panjang ikan 60 cm).
2.3.2. Diameter telur
Diameter telur merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur
yang diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera (Effendie 1979).
Umumnya sudah dapat diduga bahwa semakin meningkat tingkat kematangan gonad
maka diameter telur yang ada di ovarium semakin besar pula (Effendie 1979). Untuk
menilai perkembangan gonad ikan betina selain dilihat dari nilai IKG dan TKG, dapat
pula dilihat dari perkembangan diameter telurnya sebagai akibat dari hasil
pengendapan kuning telur selama proses vitellogenesis (Effendie 1997). Mendekati
waktu pemijahan, diameter telur akan semakin besar seiring dengan meningkatkan
TKG dan mencapai maksimum (Solihatin 2007).
Ikan laut memiliki karakteristik ukuran telur lebih kecil dibandingkan ikan air
tawar. Fekunditas ikan laut komersial penting pada umumnya lebih besar. Dalam
populasi ikan laut terdapat hubungan antara ukuran telur dengan ukuran ikan selama
siklus hidupnya, hal ini didukung oleh proses rekruitmen (Chambers & Leggett 1996).
Berdasarkan penelitian Martins dan Haimovici (2000), diameter telur ikan layur yang
diambil dari TKG III dan IV mencapai 0,8 mm dari 56 sampel gonad ikan layur dan
penelitian dilakukan pada bulan September hingga Februari. Shiokawa (1988) in
11
Nakamura & Parin (1993) menyatakan bahwa telur ikan layur T. lepturus adalah
pelagis dengan ukuran diameter telur adalah 1,59 – 1,88 mm.
2.4. Rekruitmen
Menurut King (2006) istilah rekruitmen seringkali menjadi ambigu, namun pada
intinya istilah tersebut mengarah pada penambahan individu ke dalam suatu unit stok
dewasa. Dalam bidang kajian perikanan, rekruitmen diartikan sebagai penambahan
sejumlah ikan-ikan baru ke dalam populasi muda (yang rentan) yang tumbuh secara
bersama-sama diantara ikan-ikan berukuran kecil (Ricker 1975), atau masuknya
individu ke dalam area dimana penangkapan terjadi (Beverton & Holt 1957); definisi
yang terakhir mungkin yang paling banyak digunakan dalam bidang perikanan, karena
definisi tersebut memisahkan tiga fase yang berbeda dalam daur hidup spesies yang
dieksploitasi. Salah satu parameter yang menarik untuk dikaji dari perikanan ini
diantaranya adalah waktu terjadinya pemijahan dan rekruitmen, contohnya waktu
dalam satu tahun tertentu kedua fase tersebut terjadi dan panjang rata-rata atau umur
ikan pada saat fase tersebut berlangsung (King 2006).
Effendie (1978) menyatakan bahwa rekruitmen adalah penambahan anggota
baru ke dalam suatu kelompok. Dalam perikanan, rekruitmen dapat diartikan sebagai
penambahan suplai baru (yang sudah dapat dieksploitasi) ke dalam stok lama yang
sudah ada dan sedang dieksploitasi. Suplai baru ini ialah hasil reproduksi yang telah
tersedia pada tahapan tertentu dari daur hidupnya dan telah mencapai ukuran
tertentu sehingga dapat tertangkap dengan alat penangkapan yang digunakan dalam
perikanan. Suplai baru ini merupakan kelompok ikan yang sama umurnya yang dalam
periode tertentu setelah melalui mortalitas prerekruitmen masuk ke dalam daerah
yang sedang dieksploitasi. Sehingga jelas bahwa kehadiran rekruit ini berasal dari
sejumlah stok reproduktif yang dewasa, sehingga ada hubungan stok dewasa dengan
rekruitnya.
Rekruitmen yang masuk ke dalam stok ikan dewasa biasanya terjadi pada
waktu-waktu tertentu dalam satu tahun, dan terjadi ketika juvenil telah mencapai
umur atau ukuran tertentu. Pada beberapa spesies, rekruitmen dapat berupa migrasi
dari nursery areas yang telah ditentukan. Metode sederhana yang digunakan untuk
mengetahui waktu terjadinya rekruitmen yaitu dengan menggambarkan persentase
individu yang berukuran kecil dari sampel yang diambil berdasarkan interval kelas
stok dewasa (King 2006).
Download