KADAR KADMIUM ( Cd ) PADA IKAN LAYUR

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kesadaran masyarakat kota Yogyakarta untuk mengkonsumsi hasil
perikanan meningkat pesat. Mengkonsumsi ikan segar ternyata dapat menambah
kecerdasan dan kesehatan. Disamping itu ikan sebagai lauk pauk yang diperoleh dari
hasil perikanan air laut maupun air tawar mempunyai kadar kolesterol relatif lebih
rendah dibanding dengan daging hewan lain dan mempunyai nilai gizi/kandungan
protein cukup tinggi.
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang sangat digemari semua
kalangan masyarakat, terlebih bagi mereka yang tinggal di lingkungan sekitar pantai
atau perairan. Ada berbagai macam jenis ikan tangkapan dari laut, masing-masing
jenis ikan mempunyai bentuk, ukuran, dan nilai ekonomis yang berbeda-beda. Oleh
karenanya perlu dilakukan kegiatan pengawasan untuk menjaga keamanan pangan
tersebut dari kemungkinan bahaya pencemaran di lingkungan perairan. Salah satunya
melalui monitoring kadar polutan yang masuk ke dalam tubuh ikan.
Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai panjang pantai sekitar kurang lebih
110 km yang terletak di pesisir selatan Laut Jawa dengan potensi sumber daya ikan
sangat besar. Ada tiga Kabupaten yang terletak di sepanjang pesisir selatan Laut
Jawa, yaitu
Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Kabupaten Kulon Progo
memiliki garis pantai sepanjang 22 km (Dinas Perikanan DIY, 2002). Pantai Congot
2
merupakan salah satu pantai yang teletak di Kabupaten Kulon Progo, tepatnya
terletak di desa Jangkaran, Kecamatan Temon. Pantai Congot membentang sepanjang
6,5 km disebelah barat Pantai Glagah (Dinas Kebudayaan DIY, 2002). Terdapat
Tempat Pelelangan Ikan di pantai tersebut, yaitu TPI Congot. Ada berbagai macam
hasil tangkapan ikan laut dari TPI Congot yaitu Layur, Pari, Cucut, Belanak, Kakap,
Bawal Putih, Bawal Hitam, Tongkol, Manyung, Ekor Kuning, Teri, Tengiri,
Kembung,
Daun
Bambu,
Sebelah,
Peparang,
Setar,
dan
ikan
lain-lain
(Dinas Perikanan DIY, 2002). Ikan-ikan hasil tangkapan laut tersebut biasa di jual di
pasar sekitar pantai atau juga di pasar-pasar tradisional lokal dan supermarket namun
apabila jumlah produksinya banyak maka akan di ekspor ke beberapa kota di
Indonesia misalnya, Surabaya dan Jakarta.
Ikan hasil dari tangkapan nelayan TPI Congot salah satunya yaitu ikan layur
(Trichiurus). Ikan Layur mempunyai tubuh panjang, gepeng, serta mempunyai ekor
panjang bagai cemeti. Oleh karena itu dalam bahasa Inggris disebut hair tail atau ekor
rambut. Kulitnya tak bersisik, berwarna putih seperti perak, dan sedikit kekuningkuningan. Sirip perutnya tak ada sedangkan sirip duburnya terdiri dari sebaris duriduri kecil yang lepas-lepas. Rahang bawah lebih panjang daripada rahang atasnya.
Mulutnya lebar dan kedua rahangnya bergigi kuat dan tajam. Ikan ini bersifat
karnivor. Ukurannya panjang bisa sampai lebih 100 cm. Di Indonesia terdapat enam
jenis layur. Yang paling umum di pantai-pantai Jawa ialah Trichiurus haumela.
3
Di depan muara-muara sungai Sumatera terdapat jenis yang berukuran lebih kecil
Trichiurus savala (Nontji, 1987).
Dalam dasawarsa terakhir ini, toksisitas dari logam berat kadmium menjadi
masalah yang menghebohkan dunia internasional. Penyebab utama logam berat
menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu karena logam berat tidak dapat dihancurkan
(non degradable) oleh organisme hidup di lingkungan dan terakumulasi ke
lingkungan terutama pengendapannya di dasar perairan (Djuangsih, 1982).
Adanya bangkai kapal tangker Bumi Sarana bermuatan minyak mentah milik
PT. Kalla Lines yang tenggelam di perairan Congot pada tahun 2001 diduga telah
mencemari laut dan menyebabkan kerusakan ekosistem yang ada (Subarkah, 2003).
Terungkapnya kasus-kasus pencemaran pangan telah membangkitkan suatu
chemophobia dalam masyarakat. Pada tahun 1997 lalu telah terungkap adanya
kandungan logam berat yang tinggi dalam seafood dari kawasan pantai Surabaya
sehingga menyebabkan konsumen menghentikan kebiasaan memakan seafood.
Beberapa warung makan dan restoran pun kontan sepi ditinggalkan pembelinya
(Widianarko, 1997). Hal tersebut tentunya sangat tidak menguntungkan bagi semua
pihak. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian-penelitian untuk mengetahui
seberapa besar kandungan logam berat yang ada.
4
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Seberapa besar
konsentrasi logam berat Cd pada Ikan Layur (Trichiurus haumela) yang dijual di
Tempat Pelelangan Ikan Congot ? (2) Apakah panjang dan berat Ikan Layur
(Trichiurus haumela) yang berbeda mempengaruhi akumulasi logam berat pada
tubuh ikan tersebut? (3) Apakah panjang dan berat ikan di pengaruhi oleh periode
sampling ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui
konsentrasi logam berat Cd pada Ikan Layur (Trichiurus haumela) yang ditangkap di
perairan Pantai Congot ; (2) Membandingkan hasil penelitian dengan baku mutu yang
ada.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini akan didapatkan data awal berupa konsentrasi
logam berat Cd yang akan dibandingkan dengan baku mutu yang ada sehingga dapat
menambah informasi dan pengetahuan bagi masyarakat tentang kesehatan pangan,
khususnya ikan.
Download