fekunditas 2015

advertisement
FEKUNDITAS
Forcep Rio Indaryanto
JURUSAN PERIKANAN –FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
 FEKUNDITAS : “semua telur-telur ikan betina yang akan
dikeluarkan pada waktu pemijahan”
 Bagenal (1978):
- Fekunditas : jumlah telur matang yang akan dikeluarkan
- Fertilitas
: jumlah telur matang yang dikeluarkan oleh induk
 DEFINISI UMUM TSB BERKEMBANG KARENA:
- komposisi telur yang heterogen
- tingkat kematangan gonad yang tidak seragam
- waktu pemijahan yang berbeda
Nikolsky (1963):
FEKUNDITAS INDIVIDU = FEKUNDITAS MUTLAK = FEKUNDITAS TOTAL :
“jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan”
- memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan
- memperhitungkannya harus diikutsertaan semuanya
- telur diambil dari beberapa bagian ovari
Nikolsky (1969):
FEKUNDITAS INDIVIDU :
“jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula”
- telur yang besar akan dikeluarkan pada tahun itu, yang kecil th berikutnya
- penentuan fekunditas ikan apabila ovari dalam TKG ke 4
- yang paling baik sesaat sebelum terjadi pemijahan
Royce (1972):
FEKUNDITAS INDIVIDU:
“jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidup”
FEKUNDITAS RELATIF
“jumlah telur per satuan berat atau panjang”
- Ikan yang tua dan besar  fekunditasnya relatif lebih kecil
- Fekunditas relatif akan maksimum pada golongan ikan yang masih
muda
FEKUNDITAS UNTUK IKAN MUJAIR (Bagenal, 1978):
- Ovarian fecundity : jumlah telur matang yang ada dalam ovarium
sebelum
dikeluarkan dalam pemijahan
- Brooding fecundity : jumlah telur yang sedang dierami dimulutnya
FEKUNDITAS PADA GOLONGAN VIVIPAR (Bagenal, 1978):
- Prefertilized fecundity : jumlah telur di ovarium sebelum fertilisasi
- Fertilized fecundity
: jumlah telur yang dibuahi di dlm ovarium
- Larval fecundity
: jumlah telur yang sudah menetas menjadi
larva, tetapi belum dikeluarkan
 Pengetahuan tentang fekunditas dari suatu jenis ikan merupakan faktor




yang sangat penting untuk mengetahui siklus hidup ikan tersebut.
Secara tidak langsung dapat:
(1) menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan;
(2) menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan
Pendugaan fekunditas dari suatu jenis ikan sangat berguna untuk
mengetahui kemampuan bertahan hidup anakan ikan, evaluasi stok ikan,
budidaya ikan yang di dasarkan pada inkubasi telur
Dalam pendugaan stok ikan dapat diketahui dengan tingkat
fekunditasnya
Pengamatan fekunditas dan diameter telur dilakukan pada ikan dengan
TKG III dan IV
Telur yang dihasilkan memiliki ukuran yang bervariasi. Ukuran telur
dapat dilihat dengan menghitung diameter telur. Diameter telur
merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur dengan
mikrometer yang berskala yang sudah ditera
 Nikaido et al. 1991 fekunditas tuna bigeye dapat meningkat secara dramatis dengan
pertambahan panjang tubuh dengan perkiraan batch fekunditas bigeye berkisar sekitar
1.000.000-5.000.000 butir telur setiap periode pemijahan dengan ukuran ikan
berkisar dari 120-180 cm.
 Yuen, 1955 untuk tuna mata besar di Pasifik barat dengan ukuran 40-100 cm memiliki
rata-rata batch fekunditas berkisar 2.668.000-6.300.000 butir telur
 Sun et al. 2006 menambahkan batch fekunditas untuk tuna mata besar di Pasifik barat
adalah 845.000-11.848.000 butir telur dengan ukuran ikan berkisar 100-180 cm.
 Joseph (1963) jumlah telur matang ikan madidihang yang berukuran panjang 80-150
cm sebanyak 1.140.000-6.560.000 butir telur
 Kartamihardja (1994) memperlihatkan ikan gabus di Waduk Kedungombo (n=24)
dengan kisaran bobot tubuh 60-1.020 g dan bobot gonad 2,7-16,02 g mempunyai nilai
fekunditas 2.585-12.880 butir
 Ikan gabus (Channa striata Bloch) di daerah banjiran Sungai Musi Sumatera Selatan
mempunyai bobot tubuh antara 60-640 g, bobot gonad antara 1,15-17,04 g,
fekunditas antara 1.141-16.486 butir dan diameter telur antara 0,65-1,34 mm
Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya relatif lebih tinggi dibandingkan ikan air tawar.
 Di alam, pemijahan (spawing) dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan (eksternal) misalnya : hujan, habitat, oksigen
terlarut, daya hantar listrik, cahaya, suhu, kimia, fisika air,
waktu (malam hari) dan lain – lain.
 Kondisi lingkungan ini akan mempengaruhi kontrol endokrin
untuk menghasilkan hormon – hormon yang mendukung
proses perkembangan gonad dan pemijahan (Fujaya, 2004).
Faktor – faktor tersebut berpengaruh terhadap jumlah telur
yang akan dihasilkan (Heriyanto, 2011).
 Fekunditas merupakan suatu subyek yang dapat menyesuaikan
terhadap beberapa macam kondisi terutama respon terhadap
makanan (Effendie,1997).
Factor-faktor yang mempengaruhi fekunditas
(Nikolsky 1969 )
 Umur
 Persediaan makanan
 Ukuran ikan
 Kondisi lingkungan
 Proses metabolisme
Factor-faktor yang mempengaruhi fekunditas
(Nikolsky 1969 )
 Sampai umur tertentu fekunditas itu akan bertambah kemudian
menurun, fekunditas relatifnya menurun sebelum terjadi penurunan
fekunditas mutlaknya. Fekunditas relative maksimum terjadi pada
golongan ikan yang muda. Sedangkankan ikan yang sudah tua kadang
tidak memijah setiap tahun
 Fekunditas mutlak atau relative sering menjadi kecil pada ikan-ikan
atau kelas umur yang jumlahnya banyak.
 Kenaikan fekunditas populasi dapat disebabkan oleh kematangan
gonad yang lebih awal dari individu yang tumbuh lebih cepat.
 Ikan yang bentuknya kecil dengan kematangan gonad yang lebih awal serta




fekunditasnya tinggi mungkin disebabkan oleh kandungan makanan dan
predator dalam jumlah besar.
Perbedaan fekunditas diantaranya populasi spesie yang hidup dalam kondisi
lingkungna yang berbeda-beda, bentuk migrant fekunditasnya lebih besar.
Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalui metabolism yang
mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan makanan dan
menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan, seperti ukuran pada umur
tertentu demikian juga ukuran danjumlah telur atau jumlah siklus
pemijahan dalam satu tahun .
Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap perbaikan
makanan melalui kematangn gonad yang lebih awal, menanmbah
kemantangn individu pada individu yang lebih gemuk dan mengurangi
antara siklus pemijahan.
Kualits telur terutama isi kuning telur berganrung pada umur dan
persediaan makanan dan dapat berbeda dari satu populasi ke populasi yang
lain (Effendie,1997).
FEKUNDITAS DENGAN PANJANG
 SERING DIHUBUNGKAN DENGAN PANJANG D/P BERAT
 SAMPLING YANG BERULANG HARUS HATI-HATI –WAKTU GONAD
SEDANG TUMBUH
 HUBUNGAN FEKUNDITAS MUTLAK DENGAN PANJANG:
F=aLb
FEKUNDITAS DENGAN BERAT
 KARENA BERAT LEBIH MENDEKATI KONDISI IKAN ITU D/P PANJANG
 TERDAPAT BEBERAPA KENDALA:
- berat cepat berubah pada musim pemijahan
- material untuk pertumbuhan gonad diambil dari jaringan somatik
F = a + bW
FEKUNDITAS DALAM AKUAKULTUR
 JUMLAH TELUR YANG DIHASILKAN OLEH IKAN PADA WAKTU
PEMIJAHAN (ALAMI / BUATAN) KEGUNAANNYA TERUTAMA DALAM
PERSIAPAN FASILITAS BUDIDAYA IKAN UNTUK KEPERLUAN
SELANJUTNYA
 KEGIATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAJIAN FEKUNDITAS:
- CARA MENDAPATKAN TELUR
- CARA MENGAWET TELUR
- CARA MENGHITUNG TELUR
CARA MENDAPATKAN TELUR
 PADA WAKTU MUSIM PEMIJAHAN DENGAN INDUK IKAN DENGAN
TELUR YANG SUDAH MASAK, INDUK TIDAK DIBUNUH
- pengeluaran telur dengan stripping
- ditampung pada suatu tempat  dihitung / diawet
- telur-telur yang tertinggal tidak dapat dihitung
- dipakai untuk pemijahan buatan
 MENGAMBIL TELUR DARI INDUK IKAN DENGAN MENGANGKAT SELURUH
GONAD DARI DALAM PERUT IKAN (SEGAR/AWETAN)
- Digunakan untuk ikan yang sudah mati
- Langsung mengawet ikan contoh  ke dalam es
CARA MENGAWET TELUR
 UMUMNYA DILAKUKAN DI LABORATORIUM
 TELUR YANG DIGUNAKAN HARUS SUDAH DIAWET (UTUH ATAU
TELURNYA SAJA)
 BAHAN YANG DIGUNAKAN
- larutan formalin  umumnya 10%
- larutan Gilson  mengeraskan telur, melepaskan jar. ovarium
(100 ml alkohol 60%; 880 ml air; 15 ml asam nitric; 18 ml asam asetat glacial; 20 gr HgCl)
- Pendinginan  untuk telur dalam keadaan segar
CARA MENGHITUNG TELUR
1.
MENJUMLAH LANGSUNG:
- paling baik dan tepat hasilnya
- tidak efisien karena banyak menggunakan waktu
2.
VOLUMETRIK
- gonad kering-angin diukur volumenya (teknik
pemindahan air)
- dikering-anginkan lagi
- ukur sebagian kecil telur, ukur volumenya
- jumlah telur  X : x = V : v
3. GRAVIMETRIK
 SAMA DENGAN CARA VOLUMETRIK, ISI DIGANTI DENGAN
BERAT
 BERAT TIAP-TIAP TELUR SAMA
 HILANGKAN PENGARUH KELEMBABAN
 SELURUH GONAD HARUS BENAR-BENAR KERING UDARA
 JUMLAH TELUR  X : x = G : g
Fungsi dari bagian-bagian di atas ialah :
 Cangkang Telur : Mempunyai banyak pori yang penting untuk pertukaran udara. Di
dalam cangkang terdapat selaput tipis, di salah satu ujung telur, selaput tidak
menempel pada cangkang sehingga membentuk rongga udara.
 Rongga Udara : Sebagai sumber oksigen bagi embrio.
 Albumen (putih telur) : Berfungsi untuk melindungi zigot atau embrio dari
goncangan, bahaya lain, dan sebagai cadangan makanan.
 Kuning Telur : Sebagai persediaan makanan bagi embrio.
 Kalaza (tali kuning telur) : Berfungsi untuk menahan kuning telur, supaya tetap pada
tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning telur.
 Keping Lembaga : Disebut juga sel embrio, yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Download