The aim of this research is to find out the sources of error made by

advertisement
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN BERBAHASA
INGGRIS OLEH MAHASISWA
(Sebuah analisis isi pada terjemahan teks bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Inggris oleh mahasiswa ASTRI Budi Luhur)
Didik Hariyadi Raharjo
E-mail: [email protected]
Abstract
The aim of this research is to find out the sources of error made by
the students in Translating Text in Bahasa into English. The sample of
this research is 20 students of ZA class of ASTRI Budi Luhur
2008/2009. This research conducted on the second semester of
2008/2009. This is qualitative research. In this research the
researcher finds 189 errors made by the students. There are two
causes of errors, these are Interlingual errors and intralingual error.
Key words: Error Analisis, Intralingual Eror, Interlingual Error
1
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi menuntut bangsa Indonesia untuk siap
menghadapinya. Siap menghadapi era globalisasi berarti siap
untuk berkompetisi dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain untuk
memperebutkan peluang, karena tidak akan ada lagi batasanbatasan
negara,
wilayah,
distrik
dan
sebagainya
untuk
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, melakukan perdagangan
dan bisnis. Artinya siapapun yang siap dan lebih memiliki
kecakapan
untuk
berkompetisi,
dialah
yang
akan
menjadi
pemenang.
Salah satu cara untuk menghadapi era globalisasi adalah
dengan menguasai bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah salah
satu bahasa internasional yang digunakan oleh lebih dari 1,5 miliar
orang di seluruh dunia. Bahasa Inggris memiliki kedudukan khusus
di 75 negara dan digunakan di lebih dari 100 negara di dunia.
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional dalam bidang bisnis,
akademik, teknologi, ilmu pengetahuan, periklanan, diplomatik dan
lain sebagainya.
Perlu disadari bahwa ada beberapa alasan mengapa bahasa
Inggris sangat penting untuk dikuasai. Beberapa alasan tersebut
diantaranya: Pertama; Penggunaan bahasa Inggris sangat luas
dalam komunikasi Internasional. Agar dapat berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda latar belakang budaya, bahasa, dan
kebangsaan,
bahasa
Inggris
adalah
pilihan
pertama
untuk
melakukan komunikasi. Sebagai contoh: seorang wisatawan
berkebangsaan China akan menggunakan bahasa Inggris saat dia
berkunjung ke Bali. Dia tidak akan menggunakan menggunakan
bahasa Mandarin ataupun bahasa Indonesia untuk berkomunikasi
dengan orang-orang yang dia temui di Bali karena dia sadar bahwa
2
Bahasa Inggris lebih familiar di Bali. Alasan kedua adalah;
Informasi yang beredar di dunia ini kebanyakan diterbitkan dalam
Bahasa Inggris. Referensi-referensi ilmiah kebanyakan juga ditulis
dalam bahasa Inggris, buku-buku ilmu pengetahuan kebanyakan
juga ditulis dalam bahasa inggris. Selain itu media masa cetak
yang berskala Internasional ditulis dalam Bahasa Inggris juga,
sebagai contoh: Majalah Time, National Geographic, Newsweek
ditulis dan diterbitkan dalam bahasa Inggris.
Di Indonesia, Bahasa Inggris berkedudukan sebagai bahasa
asing. Seperti yang telah diketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri
dari barbagai macam suku dan budaya, dan masing-masing suku
memiliki bahasa daerah masing-masing. Biasanya anak-anak
Indonesia yang berada di daerah-daerah mengenal Bahasa
Indonesia sebagai bahasa kedua dan sebagai Bahasa Nasional
mereka. Anak-anak Indonesia yang berada di daerah-daerah mulai
menguasai Bahasa Indonesia saat mereka mulai belajar di bangku
sekolah.
Di Indonesia, Bahasa Inggris blm digunakan secara luas
masih terbatas pada kalangan tertentu saja, seperti kalangan
akademik dan kalangan bisnis. Pemerintah juga dirasakan kurang
memopulerkan bahasa Inggris sebagai bahasa bahasa sehari-hari.
Hal inilah yang membuat Bahasa Inggris semakin asing di
Indonesia. Sehingga bagi para pembelajar, Bahasa Inggris hanya
sebatas dipelajari dan jarang sekali digunakan dalam komunikasi
sehari-hari. Mengingat pentingnya Bahasa Inggris dalam era
globalisasi yang akan dihadapi bangsa Indonesia, hendaknya
Pemerintah membuat suatu gerakan untuk memasyarakatkan
Bahasa Inggris agar bangsa Indonesia bisa berkompetisi dalam
persaingan global.
3
Para mahasiswa di Indonesia biasanya juga merasa enggan
untuk menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi
sehari-hari. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena masih
kurangnya kesadaran dari pembelajar dan masyarakat akan
pentingnya Bahasa Inggris bagi mereka. Seringkali orang-orang di
sekitar masih menganggap sedikit aneh dan cenderung tidak
mendukung orang yang sedang belajar berbicara dalam Bahasa
Inggris. Faktor lain yang juga mempengaruhi dalah: Pandangan
para pembelajar bahwa Bahasa Inggris adalah mata pelajaran/
mata kuliah yang relatif sulit. Pemikiran bahwa bahasa Inggris
adalah
mata
kuliah
yang
sulit didasarkan
pada
intensitas
mahasiswa melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa
Inggris
baik
secara
lisan
maupun
tulisan.
Tidak
adanya
pembelajaran remedial yang dibutuhkan mahasiswa semakin
membuat mahasiswa terjebak dalam pola pikir yang sama. Secara
umum seorang pembelajar di Indonesia rata-rata mendapatkan
pembelajaran bahasa Inggris selama 10 tahun dari jenjang sekolah
dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Akan tetapi bila kita
evaluasi hasil yang didapatkan masih sangat jauh dari memuaskan.
Hal ini bisa dillihat dari jumlah mahasiswa yang cakap berbahas
Inggris dibandingkan jumlah mahasiswa yang tidak menguasai
bahasa Inggris.
Hal tersebut diatas menarik penulis untuk membuat satu
kajian tentang faktor-faktor yang membuat mahasiswa melakukan
kesalahan-kesalahan
dalam
bernahasa
Inggris.
Faktor-faktor
tersebut akan sangat bermanfaat dalam evaluasi pembelajaran
bahasa Inggris di Indonesia umumnya. Dengan mengetahui faktorfaktor
penyebab
kesalahan
yang
dibuat
mahasiswa
dalam
berbahasa Inggris. Dosen bisa membuat suatu upaya preventif
4
agar mahasiswa tidak melakukan kesalahan yang sama. Dengan
demikian pembelajaran bahasa Inggris bisa berkembang dan bisa
mendapatkan hasil yang diinginkan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan
dalam
penelitian
ini
adalah
faktor-faktor
apakah
yang
menyebabkan mahasiswa melakukan kesalahan dalam berbahasa
inggris, dalam hal ini adalah dalam menerjemahkan teks
berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.
1.3. Tinjauan Pustaka
a. Kesalahan bahasa
Terlebih dahulu harus diketahui pengertian dan manfaat
dari analisis kesalahan. Menurut Corder (1981:10),
“Error analysis is the study of student’s errors that can be
observed, analyzed and classified to reveal something of the
system operating within the learner”.
“Analisis kesalahan adalah penelitian tentang kesalahan yang
dibuat oleh para pembelajar, yang dapat diamati, dianalisis,
diklasifikasikan untuk mengungkapkan suatu system yang
sedang beroperasi pada pembelajar”.
Menurut
Corder,
kesalahan
yang
dibuat
oleh
para
pembelajar itu dapat diamati, dianalisis dan diklasifikasikan
berdasarkan taksonomi-taksonomi tertentu untuk mengetahui
sistem bahasa yang digunakan atau yang sedang beroperasi
pada para pembelajar.
5
Senada dengan itu, Richard, Plat dan Weber (1985:96)
mengungkapkan bahwa:
“Error analysis is the study and analysis of the errors made by
second and foreign language learner”
“Analisis Kesalahan adalah penelitian dan analisis kesalahan yang
dibuat oleh para pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing”.
Menurut Richard, Plat dan Weber Analisis Kesalahan adalah
penelitian tentang kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar
bahasa kedua atau bahasa asing.
Fauziaty (2005:19) dalam tulisannya menekankan tentang
fungsi dari analisis kesalahan. Fauziaty
“The goal of error analysis is to find out something about the
psycholinguistic process of language learning. It hopefully
enables the teacher to draw a certain conclusions about the
strategies used by the learner in his learning process”.
“Tujuan dari analisis kesalahan adalah untuk menemukan proses
psikolinguistik dari pembelajaran bahasa. Diharapkan para
pengajar dapat membuat suatu kesimpulan yang pasti tentang
strategi yang digunakan para pembelajar dalam proses
pembelajaran”.
Berdasarkan pendapat diatas, analisis kesalahan sangat
bermanfaat
bagi
para
pengajar
untuk
membuat
suatu
kesimpulan tentang kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para
pembelajar sehingga para pengajar bisa memutuskan treatment
yang tepat yang akan diberikan kepada para pembelajar selama
proses pembelajaran.
b. Faktor Penyebab Kesalahan Bahasa
Menurut Brown (1981: 113), ada beberapa sumber
kesalahan bahasa:
6
“The learner’s errors come from several possible general sources,
they are: Interlingual transfer, Intralingual transfer, Context of
learning and communicative strategy”
“Kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar dating dari
beberapa sumber-sumber yang umum, sumber-sumbar
kesalahan tersebut adalah: Interlingual Transfer, Intralingual
transfer, Konteks Pembelajaran dan Strategi Komunikasi”.
Interlingual Transfer
Interlingual Transfer disebabkan oleh interferensi atau
campur tangan dari bahasa pertama. Kesalahan ini biasanya
terjadi pada tahap awal pembelajaran bahasa dimana para
pembelajar belum familiar dengan tata bahasa yang baru. Tata
bahasa pertama adalah satu-satunya yang dimiliki para
pembelajar
sehingga
tata
bahasa
pertama
terkadang
digunakan untuk menyusun kalimat dalam bahasa kedua.
Intralingual Transfer
Intralingual Transfer disebabkan oleh bahasa target yang
sedang dipelajari para pembelajar. Kesalahan ini biasanya juga
terjadi
pada
menunjukkan
tahap
bahwa
awal
pembelajaran.
para
pembelajar
Kesalahan
ini
mengalami
perkembangan dalam proses pembelajarannya. Intralingual
Transfer dapat dibagi menjadi: Overgeneralization, Ignorence
of Rule restriction, Incomplete Application of Rules, False
Concept Hypothesized.
Context of Learning
Kesalahan ini diakibatkan oleh tidak adanya tutor dalam
suatu proses pembelajar. Jadi para pembelajar menafsirkan
sendiri apa yang telah mereka pelajari sendiri. Hal ini
7
berbahaya dan sering mengakibatkan salah penafsiran dan
terjadinya kesalahan-kesalahan.
Communicative Strategy
Dalam
menyampaikan
gagasannya,
terkadang
para
pembelajar menggunakan cara yang berbeda-beda. Cara-cara
ini terkadang bisa diterima, tapi juga terkadang tidak bisa
diterima oleh penerima pesan. Hal ini akan menyebabkan
miskomunikasi.
c. Penerjemahan
Ada berbagai pengertian tentang penerjemahan, Nida and
Taber (1982:12) menyatakan:
“Translating consists in reproducing in the receptor language the
closest natural equivalence of a source language message, firstly
in terms of meaning and secondly in term of style”
“Menerjemahkan adalah proses untuk menghasilkan padanan
alami yang paling mendekati dari pesan bahasa sumber ke dalam
bahasa penerima, pertama pada tingkat makna dan kedua pada
tingkat gaya”
Sementara itu Wills (1982: 112) menyatakan:
“Translation is procedure which leads from a written source
language text to an optimally equivalent target language text
and requires the syntactic, semantic, stylistic, and text
pragmatic comprehension by the translator of the original text”
“Penerjemahan merupakan prosedur yang dilakukan untuk
menuntun terwujudnya pemindahan teks bahasa sumber
tertulis menuju teks bahasa sasaran dengan tingkat kepadanan
yang optimal yang membutuhkan komprehensi sintaksis,
semantik, gaya, dan pragmatic teks dari penerjemah teks
aslinya”.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
menerjemahkan adalah suatu proses memindahkan teks
8
sumber ke teks sasaran dengan memperhatikan aspek-aspek
sintaksis, semantic, dan pragmatik.
d. Proses Penerjemahan
Penerjemahan adalah suatu proses yang kompleks. Dalam
hal
ini
diperlukan
pengetahuan
tentang
konteks
yang
digunakan bukan hanya pengetahuan tentang kosa-kata saja.
Tou,
(1989:131)
memberikan
gambaran
tentang
proses
penerjemahan sebagai berikut
Source Language
Receptor Language
Text to be Translated
Translation
Discover the meaning
Re-express the meaning
Meaning
Gambar I: Proses Penerjemahan
9
Bentuk-bentuk teks yang diterjemahkan dan hasilnya
ditunjukkan oleh bentuk yang berbeda antara bujur sangkar dan
segitiga. Kedua bentuk itu menunjukkan bahwa dalam teks
terjemahan, bentuk bahasa sumber dapat diganti menjadi bentuk
bahasa sasaran yang sesuai untuk mencapai terjemahan yang
idiomatik.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sumber-sumber
kesalahan
yang
terjadi
pada
penerjemahan
teks
bahasa
Indonesia ke dalam bahasa Inggris oleh mahasiswa ASTRI Budi
Luhur.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sampel penelitian
ini adalah 20 orang mahasiswa ASTRI Budi Luhur (ZA). Penelitian
ini dilakukan pada semester genap 2008/2009. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil terjemahan dari 20
orang mahasiswa. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis isi
dengan teknik analisis kesalahan untuk kemudian ditemukan
sumber-sumber kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa.
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, penulis menemukan 189 buah
kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Dari kesalahan-kesalahan
tersebut diketahui bahwa ada 2 buah sumber utama yang
10
membuat mahasiswa melakukan kesalahan-kesalahan. Kedua
sumber itu adalah: Interlingual transfer dan Intralingual transfer.
Pembahasan kedua sumber kesalahan tersbut adalah sebagai
berikut:
Interlingual Transfer
Dalam hal ini, penulis menemukan 20 buah kesalahan yang
dibuat oleh mahasiswa. Berikut adalh contoh-contoh kesalahan
Interlingual transfer yang dibuat oleh mahasiswa:
Contoh
: He is child very diligent
Seharusnya : He is a very diligent child
While two his sister
Seharusnya : While his two sisters
Elementary school grade four.
Seharusnya : Fourth grade of elementary school
Pada contoh pertama mahasiswa menuliskan “He is child
very diligent”. Mahasiswa tersebut menerjemahkan kata demi kata
dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Mahasiswa
tersebut ingin menerjemahkan “dia adalah anak yang sangat
rajin”. Dalam bahasa Inggris “dia” (He), “anak” (child), “sangat”
(very),
“rajin”
(diligent).
Kemudian
mahasiswa
tersebut
menerjemahkannya menjadi “He is child very diligent”. Hal ini
terjadi karena satu-satunya system bahasa yang dimiliki nahasiswa
adalah system tata bahasa Indonesia,jadi mahasiswa tersebut
menggunakan system tata bahasa Indonesia untuk membuat
kalimat dalam bahasa Inggris.
11
Pada contoh kedua, mahasiswa membuat kalimat “While
two his sister. Dalam kalimat ini ada dua macam kesalahan, Yang
pertama adalah penghilangan “s” pada kata bentda jamak.
Seharusnya
Kesalahan
mahasiswa
kedua
adalah
tersebut
menuliskan
“two
kesalahan penyusunan
sisters”.
kata
yang
diakibatkan oleh refleksi tata bahasa pertama. Seperti pada contoh
pertama, mahasiswa tersebut menerjemahkan kata demi kata dari
bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Kata-kata tersebut
adalah “sementara” (while), “dua” (two), “saudara perempuanya”
(his sister). Mahasiswa tersebut ingin menerjemahkan “sementara
kedua saudara perempuannya”, kemudian dia menerjemahkan
frase tersebut menjadi “while two his sister”.
Pada contoh ketiga, sama seperti contoh pertama dan
kedua, disini, mahasiswa juga melakukan kesalahan yang sama.
Dia menrjemahkan kata demi kata dari bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Inggris. Dia ingin menerjemahkan “sekolah dasar kelas 4”,
kemudian dia menerjemahkannya menjadi “elementary school
grade four”.
Intralingual Transfer
Dalam hal ini penulis menemukan 169 buah kesalahan yang
dibuat oleh mahasiswa. Berdasarkan analisis yang dilakukan
penulis menemukan 3 buah sumber kesalahan dalam cakupan
Intralingual
Transfer.
Ketiga
sumber
tersebut
adalah
Overgeneralization, Ignorance of Rule Restriction, Incomplete
Application of Rules. Pembahasan dari ketiga sumber kesalahan
tersebut adalah sebagai berikut
Overgeneralization
12
Disini penulis menemukan 59 buah kesalahan yang dibuat
oleh
mahasiswa.
Berikut
adalah
contoh-contoh
dari
Overgeneralization
: He is very like
Contoh
Seharusnya : He very likes
He is never forget
Seharusnya : He never forgets
Pada
contoh
pertama
dan
kedua
mehasiswa
menyamaratakan aturan penggunaan “to be”. Mahasiswa berfikir
bahwa “tobe” digunakan dalam semua kalimat.
Ignorance of Rule Restriction
Disini penulis menemukan 60 buah kesalahan yang dibuat
oleh mahasiswa. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan dalam
cakupan Ignorance of Rule Restriction.
Contoh
: For play
Seharusnya : For playing
For pray
Seharusnya : For praying
From play
Seharusnya : From playing
Dari ketiga contoh diatas terlihat bahwa mahasiswa tidak
mengetahui aturan penggunaan “Gerund”
Incomplete Application of Rules
Dalam cakupan Incomple Application of Rules, penulis
menemukan 50 buah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa.
Kesalahan-kesalahan
itu
terjadi
karena
mahasiswa
tidak
13
menerapkan tata bahasa Inggris secara sempurna. Berikut adalah
contoh-contoh kesalahan dalam cakupan Incomplete Application of
rules
: Almost all the lecture
Contoh
Seharusnya : Almost all of the lectures
He is a student Budi Luhur
Seharusnya : He is a student of Budi Luhur
4. Kesimpulan
Dari penelitian ini penulis menemukan 169 buah kesalahan
yang dibuat oleh mahasiswa. Berdasarkan analisis yang dilakukan,
penulis menemukan 2 sumber utama kesalahan yang dibuat oleh
mahasiswa.
Kedua
sumber
kesalahan
tersebut
adalah:
Interlinguaal Transfer dan Intralingual Transfer.
Dari pembahasan diatas diketahui bahwa kesalahan bahasa
yang dibuat oleh para mahasiswa adalah tipe kesalahan-kesalahan
elementer dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena itu penulis
ingin memberikan saran kepada seluruh pengajar Bahasa Inggris
dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi untuk
lebih
menekankan
pada
pola
dasar
bahasa
Inggris
dan
menekankan perbedaan-perbedaan antara Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
kesalahan-kesalahan yang sama pada pembelajaran Bahasa
Inggris dimasa yang akan dating.
14
Daftar Pustaka
Brown, Douglas H. Principles of Language Learning and Teaching.
London: Prentice Hall Regents. 1994
Corder, S.P, Error Analysis and Interlanguage. New York: Oxford
University Press. 1981
Fauziati, E. Contrastive Analysis, Error Analysis, and Interlanguage :
Three Concepts One Goal. Jakarta: PKPB Unika Atma Jaya.
2005
Nida, E.A.& Taber, C.R. The Theory and Practice of
Translation.Leiden:E.J. Brill.1982
Richard, Platt, J and Weber, H. Longman Dictionary of Applied
Linguistic. London: Longman.1985
Tou, A.B, A course Handout. Yogyakarta: English Education
Departemen,FPBS Ikip Yogyakarta. 1989
Wills, W. The Science of Translation:Problem and Methods . Turbinger:
Gunter Naar Verlaag.1982
PEDOMAN PENULISAN JURNAL
Beberapa hal yang harus diperhatikan penulis dalam penulisan jurnal adalah sebagai berikut:

Maksud dan Tujuan
Jurnal SERASI diterbitkan oleh Pusat Riset dan Pengabdian Masyarakat Akademi Sekretari Budi
Luhur untuk media penyebarluasan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di lingkungan
Akademi Sekretari Budi Luhur maupun dari para peneliti lain.

Ruang Lingkup
Jurnal ini memuat tulisan hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu Administrasi dan Sekretari yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan,
Teknologi dan Pembangunan Nasional.
 Bahasa
Tulisan yang dimuat dalam jurnal ini menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang
baku. Penggunaan istilah hendaknya menggunakan pedoman dari lembaga Pembinaan Bahasa.
 Bentuk Naskah
Naskah diketik pada kertas jenis B5 warna putih pada satu permukaan dengan jarak 1,5 spasi.
Tulisan mempunyai jarak 3cm dari kanan dan kiri kertas, atas dan bawah kertas berjarak 2,5cm.
Panjang naskah tidak lebih dari 20 halaman dan sekurang-kurangnya 10 halaman termasuk
gambar dan tabel. Tulisan menggunakan jenis font Tahoma ukuran 11, naskah diketik dengan
bentuk satu kolom.

Isi Naskah
15
Naskah disusun dalam urutan: judul: Nama penulis: lembaga/instasi: Abstrak di tulis dalam 1
paragrap dan tidak lebih dari 200 kata. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris. Abstrak
mendeskripsikan seluruh isi artikel yang meliputi tujuan, metode dan hasil penelitian;
Pendahuluan ( berisi latar belakang; perumusan masalah; Tinjauan Pustaka; Tujuan penelitian);
Metode penelitian ( alat, bahan, cara dan metode Analisis); Hasil dan pembahasan; Kesimpulan;
Daftar Pustaka, lampiran ( kalau ada). Kutipan ditulis dengan catatan dalam.
 Judul Karangan dan Nama Pengarang
Judul karangan berupa suatu ungkapan dalam bentuk kalimat pendek mencerminkan isi dari
karangan. Hendaknya judul tidak lebih dari 12 kata bila artikel ditulis dalam bahasa Indonesia,
dan bila artikel ditulis dalam bahasa Inggris hendaknya judul tidak lebih dari 10 kata. Agar judul
tidak terlalu panjang, hendaknya dibuat sub judul yang ditulis di bawah judul. Nama
lembaga/Instansi pengarang harus jelas dicantumkan pada halaman pertama. Bila sebuah artikel
ditulis oleh lebih dari seorang penulis, maka penulisan nama pengarang hendaknya diurutkan
berdasarkan besarnya tanggung jawab para penulis. Urutan pertama adalah ketua, kemudian
urutan selanjutnya adalah anggota. Bila penulis berasal dari lembaga yang berbeda, maka
alamat masing-masing lembaga harus dicantumkan.
 Tabel dan Gambar
Tabel dan gambar diberi judul yang singkat dan jelas maksudnya. Judul tabel berada diatas,
sedangkan judul pada gambar berada dibawah. Setiap tabel dan gambar diberi nomor urut
(1,2,… dst).
 Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka disusun menurut abjad nama penulis dan diketik 1 spasi untuk setiap
pustaka dan berjarak 2 spasi untuk pustaka yang satu dengan yang lain.
 Alamat Redaksi
Naskah dikirim dalam bentuk file(copy CD) dan 1 print out ke: Redaksi Lembaga Riset Akademi
Sekretari Budi Luhur, Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260, Telp. (021)
5853753 Ext. 217, Fax. (021) 7371165.
16
Download