Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGINITIF ANAK MELALUI METODE EKSPERIMEN Ahmad Isnainy Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Corresponding author: [email protected] Abstrak Rendahnya mutu pendidikan, memerlukan penanganan secara menyeluruh, karena dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Perlu adanya solusi dalam menangani masalah tersebut. Salah satunya dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada anak. Kata kunci : kemampuan kognitif dan metode eksperimen. PENDAHULUAN Pendidikan yang diselenggarakan disetiap satuan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, bahkan yang dilakukan di lembaga-lembaga non formal dan informal seharusnya dapat menjadi landasan bagi pembentukan pribadi anak, dan masyarakat pada umumnya. Namun demikian, pada kenyataannya mutu pendidikan, khususnya mutu output pendidikan masih rendah jika dibandingkan dengan mutu output pendidikan di negara lain, baik di Asia maupun dikawasan ASEAN. Rendahnya mutu pendidikan, memerlukan penanganan secara menyeluruh, karena dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelang sungan hidup negara dan bangsa, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar, menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogic; b) kompetensi kepribadian; c) kompetensi professional; dan d) kompetensi sosial. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, raudhatul athfal memiliki peran yang cukup besar dalam proses optimalisasi kemampuan anak berikut juga dengan hal-hal penanaman nilai-nilai agama pada anak. Maka dari pada itu, keberadaan guru profesional pada bidang pendidikan anak usia dini menjadi suatu keharusan. Maka dari pada itu kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum adalah kreatifitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya anak dalam belajar. Dalam konteks pembelajaran anak usia dini, setidaknya ada 5 capaian perkembangan yang akan dikembangkan. Salah satu capaian tersebut adalah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif yang digambarkan Piaget merupakan proses adaptasi intelektual. Adaptasi ini merupakan proses yang melibatkan skemata, asimilasi, akomodasi dan equilibaration. Dalam kondisi kognitif anak di RA. DARUL MADANI, peneliti melihat masih ada anak yang responsnya masih belum fokus dengan materi yang diberikan oleh guru dan bahkan ada yang lebih memilih bercerita dengan teman sebangkunya dibanding melihat/ memperhatikan materi pembelajaran yang diberikan guru. Selain itu, dalam tahapan pemahaman anak-anak cenderung tidak dapat menyebutkan kembali apa yang telah disampaikan. Berdasarkan observasi keadaan ini salah satunya dipengaruhi oleh kurang variasinya guru dalam menggunakan metode yang dapat merangsang kemampuan kognitif anak. Banyak metode yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak, salah satunya adalah dengan metode eksperimen : metode eksperimen merupakan metode pembelajaran langsung yang dapat menjadikan anak lebih fokus dan menarik perhatian anak sehingga kemampuan kognitif anak dalam hal mengenal bagianbagian tanaman dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang menerapkan suatu kondisi atau treatment tersebut terhadap kelompok eksperimen. Kemampuan kognitif anak di RA, Darul Madani Kec. Percut Sei Tuan masih perlu ditingkatkan. Perlu adanya solusi dalam menangani masalah tersebut. Salah satunya dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada anak. PEMBAHASAN Pengertian Kemampuan kognitif Menurut Sujiono, kognitif adalah suatu proses dalam berpikir, yaitu kemampuan setiap individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Yuliani Nurani dan Sujiono, mengutarakan bahwakemampuan kognitif ditentukan pada saat konsepsi namun terwujud atau tidaknya potensi kognitif tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau merupakan faktor http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 76 Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 keturunan yang akan menentukan batas perkembangan tingkat intelegensi (batas maksimal). Kemampuan kognitif atau “Cognitive Ability”,adalah sebuah variabel yang memiliki pengeruh juga dalam Prilaku Organisasi atau “Organizational Behavior.” Dalam Organizational Behavior,kemampuan kognitif merupakan salah satu variabel atau faktor yang mempengaruhi hal - hal seperti kinerja, motivasi, komitmen kerja dan lain - lain. Sementara itu Hunter dalam Murphy,memiliki definisi tentang kemampuan kognitif sebagai berikut:“General cognirive abylity has been ampirically related to performance on hundred of jobs.”(kemampuan kognitif sangat berhubungan secara empiris dengan performa seseorang dalam mengerjakan banyak pekerjaan). Lebih lanjut Murphy mengatakan bahwa:“In this article, the term ability refers to general factor that is associated with performance on all (or essentially all) tests that involve the active processing of information.”(kemampuan mengacu pada faktor - faktor umum yang berkaitan dengan performa keseluruhan atau bisa dibilang keseluruhan tes yang bekaitan dengan bagaimana seseorang memproses sebuah informasi). Sementara itu Ian Pownall, menghubungkan kemampuan kognitif dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin Ian Pownall mengatakan bahwa salah satu hal penting bagi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan adalah kemampuan kognitif pemimpin itu dimana Ian Pownallmengatakan:“A cognitive ability to identify key information from within the problem domain.” (kemampuan kognitif untuk mengidentifikasi informasi kunci dari sebuah permasalahan adalah hal yang sangat penting untuk sebuah pengambilan keputusan bagi seorang manajer. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa Ianjuga menganggap kemampuan kognitif sangat berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menyaring dan mendapatkan informasi kunci dari sebuah kejadian). dividuals’ potentials for present performance on a define class of tasks. (Kata “it” disini mengacu pada kata “ability” yang ia bahas pada kalimat sebelumnya. Carrol mengatakan bahwa kemampuan adalah mengacu pada variasi potensi pada individu dalam kinerjanya untuk suatu pekerjaan atau tugas yang tertentu). Carrol juga mengungkapkan dari definisinya di atas secara tidak langsung bahwa kemampuan kognitif berarti kemampuan seseorang pada suatu pekerjaan atau tugas yang bersifat kognitif. Dia lalu mengatakan bahwa contohnya adalah Elementary Cognitif Task (ECT), dimana Carrol mengatakan mengenai ECT sebagai berikut: ECT adalah satu dari segala kemungkinan dari banyaknya pekerjaan atau tugas yang dilakukan oleh seseorang. Perkembangan Kognitif Anak Perkembangan kognitif yang digambarkan Piaget merupakan proses adaptasi intelektual. Adaptasi ini merupakan proses yang melibatkan skemata, asimilasi, akomodasi dan equilibaration. Menurut Jerome Bruner, mengatakan bahwa proses belajar adalah adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku individu, maka perkembangan kognitif individu terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Tahap itu meliputi enactive: (individumelakukan aktivitas dalam upayanya memahami lingkungan sekitarnya), iconic: (individu memahami objek - objek atau dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal), dan symbolic: (individu telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika). Menurut Bruner, perkembangan kognitif individu dapat ditingkatkan melalui penyusunan materi pembelajaran dan mempresentasikannya sesuai dengan tahap perkembangan individu tersebut. Teori kognitif berhubungan dengan bagaimana kita memperoleh, memproses, dan menggunakan informasi. Perkembangan kognitif mengacu pada tahapan - tahapan dan proses – proses yang terlibat di dalam pengembangan intelektual anak. Djiwandono menjelaskan, bahwa Piaget mendefinisikan kemampuan atau perkembangan kognitif sebagai hasil dari hubungan perkembangan otak. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir. Piaget memandang bahwa, anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi walaupun proses berfikir dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasikan oleh pengalamannya dengan dunia sekitar dia, namun anak juga berperan aktif dalam menginterprestasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya. Pengertian Eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Al-farisi (2005) menjelaskan metode Eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Menurut Tjipto Utomo (2007) dan Koesruijter, metode eksperimen adalah suatu yang istimewa terutama cocok untuk memenuhi fungsi pendidikan umum “latihan” dan “umpan balik” dan fungsi khusus untuk memperbaiki motivasi anak saat proses pembelajaran. Dalam penelitian eksperimen terdapat perlakuan. Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Moch. Ali, berdasarkan definisi dari beberapa ahli dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 77 Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yangbertujuanuntuk menilai pengaruh suatuperlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain. Sementara, dilihat dari kegunaannya, metode eksperimen memiliki kegunaan,yaitu memungkinkan terkendali untuk mengetahui kemungkinan akibat yang timbul sebelum melakukan perubahan terhadap sebuah sistem. Penelitian sangat bermanfaat dengan catatan jika menyangkut sebuah sistem yang besar, semisal sistem pelayanan kesehatan atau pendidikan. Tujuan metode penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan kausalitas (sebab akibat) dan berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain model Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunoto), penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus, yakni siklus I dansiklus II, yang terdiri dari empat komponen yaitu 1). Perencanaan ( Plamning), 2). Tindakan (acting), 3). Pengamatan (Observing), 4). Refleksi (reflect). Refleksisiklus I digunakan sebagai acuan I, digunakan sebagai acuan untuk rencana tidak lanjut pembebelanjaran selanjutnya. Desain penelitian yang dilaksanakan adalah PTK yang diperoleh dari model Kemmis dan MC Taggart. Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Prosedur Penelitian Penelitian ini direncanakan selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tindakan kelas ini meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus I pada penelitian ini menggunakan tindakan metode eksperimen dimana hal ini anak yang akan dikelompokkan secara langsung. Berdasarkan tindakan pada siklus I dilakukan perbaikan pada tindakan tersebut. Perbaikannya guru juga yang menginstruksikan bagaimana cara melakukan prosedur eksperiman yang akan dilakukan oleh anak pada siklus I yang sekaligus akan digunakan pada siklus II. Siklus I Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru kelas membahas tekhnis pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas anatara lain : a) Menentukan tema yang akan diajarkan sesuai silabus dan kurikulum; b). Menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH); c). Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam eksperimen untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak; d). Mempersiapkan tempat untuk melakukan eksperimen; dan e). Membuat lembar kisi-kisi tes untuk kerja, (test performance) tentang meningkatkan kemampuan kognitifanak dengan metode eksperimen. Pada tahap perencanaan ini guru akan membagi empat kelompok untuk melakukan eksperimen, dalam setiap kelompok guru membagi menjadi 5 orang dalam satu kelompok, dan setiap kelompok akan diajarkan cara menanam kecambah toge, dengan menggunakan media aqua gelas sebagai wadah dan kapas sebagai tempat untuk menyerap air dan tempat untuk tumbuhnya kecambah. 2 anak dalam satu kelompok berkesempatan melakukan eksperimenanak yang lain melihat anak yang melakukan eksperimen tersebut. Untuk dan dilakukan secara bergantian, tiap kelompok akan di berikan tugas menyiram kecambah, dan ada juga yang menggambar pertumbuhan kecambah setiap harinya. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tindakan perencanaan disusun, maka dilanjutkan ketahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan tindakan peneliti yang menjadi guru, sedangkan guru ikut dilibatkan sebagai observer yang tugasnya memberikan kritik dan masukan yang berguna dalam proses selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang telah disusun dengan menonjolkan kegiatan yang ingin diterapkan yaitu eksperimen. Pelaksanaan setiap siklus berlangsung sebanyak 1 kali pertemuan. http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 78 Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Tahap Observasi Pada waktu melakuakn tindakan, peneliti dibantu oleh guru melakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi dan ke aktifan anak dalam mengikuti kegiatan. Pengamatan juga bertujuan untuk mempermudah suatu urusan sebelum melaksanakannya dan dapat mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan yang dilakukan dengan menghasilkan perubahan yang sesuai keinginan. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan memberikan makna terhadap data yang telah didapat dan mengambil kesimpulan dari tindakan perbaikan yang telah dilakukan hasil dari refleksi ini. Setelah siklus I dijalankan dan hasil yang diinginkan belum menunjukkan hasil yang memuaskan maka dilakukan kembali tahap-tahap diatas untuk dilakukan pada siklus II. Pelaksanaan siklus IIdilaksanakan setelah dilakukan dengan urutan-urutan seperti yang dilaksanakan pada siklus I. Prosedur Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian inin adalah observasi. Adapun kegiatan yang diamati yaitu, menyebutkan, menyebutkan awal tumbuh kecambah hingga selesai pertumbuhan tanaman yang di jadikan eksperimen. Setiap hari anak akan memperhatikan awal pertumbuhan tanaman eksperimen mulai dari kecambah dan menggambarkannya hingga pertubuhan batang dan daun tanaman tersebut dan di akhir kegiatan anak akan ditanya mengenai hal-hal apa yang dipehatikan anak selama kegiatan eksperimen tersebut berlangsung. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan peneliti selama 2 siklus diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : a) Melalui metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal bagian tumbuhan pada anak usia 5-6 tahun di RA DARUL MADANI Kec. Percut Sei Tuan tahun ajaran 2015/2016; dan b). Hasil observasi dan refleksi pada siklus I setelah menerapkan metode eksperimen kemampuan kognitif anak cenderung kurang meningkat dilihat dari persentasi anak hanya mencapai rata-rata hanya 56,25% interpretasi tuntas atau haya 9 orang anak. Pada siklus II kemampuan kognitif anak dalam mengenal bagian tumbuhan meningkat menjadi 14 orang anak ratarata 87,25%, sehingga dapat disimpul melalui metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan kognitif. REFERENSI Muhammad, Wendi 2013. Memahami Cara Anak - Anak Belajar. Jakarta: Visi Media. H:24. Piaget, Miller. 1993. Teori Kognitif dan Tujuannya. Malang: Gramedia. H: 102. Yusuf ,Masitoh. 2005. Balajar dan Aplikasiannya di Sekolah. Yogyakarta. H: 120. Piaget, Lutfwik. 2007. Belajar Dengan Akal dan Kognisi. Surabaya. H:233. Budiningsih. 2005. Pendekatan-Pendekatan Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) H: 34. Wundt, Divesta. 2003. Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana PrenadaMediaGroup. H:23. Piaget, Ibrahim. Multiple Intelejences. 2009. Jakarta: Kencana PrenadaMediaGroup. H:29. Yaumi. 2013. Kecerdasan Jamak. Jakarta: Kencana PrenadaMediaGroup. H:20. Muhammad, Wendi. 2013. Memahami Cara Anak - Anak Belajar. Jakarta: Visi Media. H:24. Lefrancois, Kholis. 2009. Strategi Pengembangan Kognitif dan Anak. Surabaya: GramediaCitra. H:22. Djiwandono. 2002. Perkembangan Kognitif Anak. Yogyakarta: CitraPustaka. H:26. Budiningsih. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka H: 34. Mulyati. 2005. Belajar dan Bermain Anak. Surabaya: Citra Gramedia. H:50. Budiningsih. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka H: 18 Bruner, Luthfi. 2004. Discovery Learning. Jakarta: CV. Semarang: CV SURAKARTA. H : 13. http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 79