Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SOSIAL SISWA Nurul Hasanah Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Corresponding author: [email protected] Abstrak Artikel ini membahas tentang penelitian tindakan kelas dimana pada dasarnya perkembangan pendidikan terus mengalami kemajuan baik dari segi ilmu maupun tekhnologinya. Namun, tidak semua daerah memiliki pendidikan yang baik bukan karena ketertinggalan pada suatu daerahnya tetapi terletak pada kemampuan guru atau tenaga pendidik dalam mengajar.Adapun fokus penelitian ini terletak padapenerapan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya dikelas IVA MIN Gebang, dan hasil belajar setelah diterapkannya metode pembelajaran eksperimen tersebut. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI A MIN Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Dengan objek penerapan metode pembelajaran eksperimen pada pokok bahasan Benda dan Sifatnya. Metode yang digunakan untuk mengetahui hasil secara individual dan klasikal merupakan kualitatif dan kuantitatif, dengan instrument penilaian proses berupa keaktivan siswa dalam belajar dan proses unjuk kerja, serta instrument penilaian berupa tes pilihan ganda dan obesrvasi. Soal tes berupa tes pilihan ganda sebanyak 10 soal yang diberikan diakhir siklus dengan memvalidkan soal terlebih dahulu melalui validiator. Dan lembar observasi juga diberikan kepada observator untuk melihat kemampuan siswa dan peneliti dalam pembelajaran.Berdasarkan hasil penelitian, sebelum diterapkannya metode pembelajaran eksperimenrata-rata hasil belajar siswa hanya 40,9 dengan persentase 3, 12% siswa yang tuntas. Penerapan metode pembelajaran eksperimen pada materi Benda dan Sifatnya dikelas IV A MIN Gebang dimulai dengan tahap persiapan dimana kelas dibentuk menjadi 4 kelompok dengan mendesain penataan kelas yang sesuai dengan jumlah kelompok, kemudian memeberi alat dan bahan serta prosedur penerapan metode tersebut dalam pembelajaran materi Benda dan Sifanya. Nilai rata-rata yang diperoleh dari penerapan metode pembelajaran eksperimen tersebut pada siklus 1 mencapai 66, 3 dengan persentase 43, 75% pada siklus II mencapai 81,9 dengan persentse 81, 25%. Kata kunci : penelitian tindakan kelas, hasil belajar, metode pembelajaran eksperimen PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan bangsa, salah satu diantaranya yaitu pendidikan bermutu yang sangat ditentukan oleh penyelenggara proses pembelajaran yang berkualitas dan memberdayakan siswa. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre) yaitu pembelajaran yang memberdayakan kemampuan intelektual pesertadidik secara totalitas, dengan kemampuan ini maka hasil belajar siswa akan mendapat hasil yang baik. Pendidikan disekolah terlalu menjejaki otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal, salah satunya adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pendidikan kita diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki pesertadidik. Dengan kata lain, proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan untuk membangun manusia yang cerdas, dan mandiri dengan memiliki kemampuan memecahkan masalah, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif. IPA adalah salah satu pelajaran yang terdapat pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). IPA merupakan suatu pembelajaran yang menekankan pada SAINS ataupun pengetahuan secara langsung dan real. Pada pembelajaran IPA peserta didik tidak hanya dapat membayangkan materi yang diajarkan, tetapi guru ataupun tenaga pendidik harus mampu memberikan contoh nyata bukan abstrak dari materi pembelajan IPA tersebut. Jika contoh dari materi yang dipelajari tidak terdapat pada lingkungan makan guru dapat menggunakan alternative lain dengan video pembelajaran maupun media pembelajaran non ict lainnya. Tujuan pembelajaran IPA dimaknai sebagi sesuatu yang harus dicapai oleh pesertadidik setelah melalui suatu proses pembelajaran IPA tertentu di Madrasah Ibtidaiyah (MI/ SD). Tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada langkah awal pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang dilakukan. Langkah awal pembelajaran yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran. Guru yang dikatakan berhasil dalam mengajar, jika dilihat dari akademik siswanya adalah guru yang apabila pesertadidik yang diajarkannya memperoleh hasil belajar yang memuaskan atau diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimum). Menurut Harjanto (Harjanto, 2008 : 278) hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses danpengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang dan tersimpan dalam jangkan waktu lama bahkan tidak akan hilang selama-lamanya, karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan prilaku kerja yang lebih baik. http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 182 Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang sangat fundamental dalam menimbulkan sera mengembangkan kemampuan kritis, kreatif, dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa scara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan tekhnologi. Permasalah pembelajaran di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah ditemukan masih rendahnya minat siswa dalam pembelajara IPA. Hal ini dikarenakan pembelajaran I[A yang disajikan guru SD ataupun Madrasah Ibtdaiyah masih identik dengan pembelajaran yang berbasis pada hafalan. Khususnya di MIN Gebang Kabupaten Langkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan sosl-soal pelajaran IPA masih sangat rendah yairu dibawah KKM. Kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal-soal tersebut yakni masih kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oeh guru. Hal ini dikarenakan Guru ersebut masih menggunakan metode ceramah (ekspositori) dimana metode ini merupakan metode yang menggunakan pendekatan teacher centre yang menjadikan siswa pasif selama proses pembeajaran dan tidak dapat memahami pelajaran tersebut. Berdasarkan observasi, wawancara dan peberian free test diawal pertemuan dengan siswa kels IV A MIN Gebang Kabupaten Langkat diperoleh hasil belajar siswa mengalami akumulasi yang kurang baik. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar 7,60 dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 11 perempuan dan 21 laki-laki. PEMBAHASAN Konsep Belajar Menurut Gagne (1979) belajar adalah perubahan prilaku yang relatif permanensebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain (Made, P, 2009:206). Menurut Winkle, belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif (Makmun, K, 2013: 4). Menurut Ngalim Purwanto (Makmun Khairani : 2013) ada 4 unsur yang harus dimiliki seseorang saat belajar, yakni: a) Perubahan dalam tingkah laku; b) Melalui latihan; c) Perubahan relative mantap / permanen; dan d) Perubhan meliputi fisik dan psikis. Pengertian Pembelajaran Inovatif Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran konvensional akan membuat peserta didik kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa. Disamping itu, pengetahuan yang diperoleh siswa di dalam kelas cenderung artifisial dan seolah-olah terpisah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai. Hasil Belajar Hasil belajar terdiri dar 2 suku kata yaitu “ hasil dan belajar “ hasil merupakan akibat yang ditimbulkan dari berlangsungnya proses kegiatan, sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubhan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menuurt Horward Kingsley hasil belajar terbagi menjadi 3 macam, yaitu: a) Keterampilan dan kebiasaan; b) Pengetahuan dan pengertian; dan c) Sikap dan cita-cita (Nana Sudjana, 1995: 22). Menurut Bloom, hasil belajar mencakup 3 ranah yakni : a) Ranah Kognitif, yakni ranah pada kemampuan pengetahuan yang terdiri dari : knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), Aplication (menerapkan), Analisis (menguraikan), syntesis (mengorganisasikan) evaluation (menilai); b) Ranah Afektif, yakni ranah pada kemampuan perbaikan sifat atau tingkah laku yang meliputi : Responding (respo), Valuing (menilai), Organization (mengorganisasikan), Characterirization (karakter); dan c) Ranah Psikomotorik, yakni ranah pada kemampuan untuk meningkatkan keterampilan yang meliputi : tekhnik, fisik, sosial manajerial dan intelektual (Agus Suprijono, 2010: 7). Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Metode Pembelajaran Eksperimen Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut andil dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara maksimal. Djamar menjelaskan bahwa metode mrupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan yang telah dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya metode harus menunjang pencapaian tujuan http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 183 Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 pengajaran. (Djamarah & Zain, 2006:7). Kemajauan tekhnologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu memerlukan eksperimen. Begitu pula dalam cara mengajar guru dikelas memerlukan metode eksperimen. Yang dimaksud eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan percobaan secara langsung tentang suatu hal mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Menurut Syaiful Djamarah dan Aswan Zain metode eksperimen adalah penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami dan melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek dan menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau suatu proses tertentu. Dengan demikian, siswa dibuntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya. SIMPULAN Dari penelitian tindakan kelas yang saya lakukan dapat saya simpulkan bahwa: a) Hasil belajar siswa dalam pada materi Benda dan sifatnya sebelum diterapkannya pembelajaran inovatif mberupa metode pembelajaran eksperimen sangat buru dan rendah yaitu dengan persentase kelulusan sebesar 3, 12% dimana hanya 1 siswa yang dinyatakan lulus dalam mempelajari materi benda dan sifatnya tersebut; b) Pembelajaran inovatif berupa metode pembelajaran eksperimen diterpkan dengan membentuk siswa menjadi 4 kelompok dengan mendesain penataan kelas sesuai jumlah kelompok. Selanjutnya peneliti memberikan arahan kepada siswa untuk melakukan eksperimen sesuai dengan lembar kerja yang telah disiapkan. Siswa diminta melakukan kerja sama dalam kelompok untuk memperhatikan, menganalisis dan menulis kesimpulan dari eksperimen yang telah mereka lakukan pada materi benda dan sifatnya. Setelah dilakukan penerapan pembelajaran inovatif dengan metode pembelajaran eksperimen ditemukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik dengan persentase 81,25% dengan kalkulasi sebanyak 24 siswa dinyatakan lulus. Begitu juga dengan sikap sosial siswa, dimana dalam pembelajaran yang dilakukan siswa menunjukkan sikap sosial yang baik ketika bekerja dalam sebuah kelompok untuk saling menghargai pendapat, bekerja sama dan bertukar pikiran. Hal ini terbukti dari observasi yang dilakukan ditemukan nilai observasi kerja kelompok sebesar 85.. REFERENSI Arikunto, S. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Bhineka Cipta Dkk,Z,A. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya Farrah, N. 2012. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Harjanto. 2012. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rhineka Cipta Hasbulloh. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Ibrahim, R. 2012. Kumpulan 39 Metode Pembelajaran Untuk Revolusi Pengajaran. Medan : CV. Iscorn Medan Khairani, M. 2011. Psikologi BelajarLandasan Untuk Pembangunan Pembelajaran. Medan : Perdana Publishing Purwanto, M. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 184