teknologi pengolahan tepung ikan lokal utuh melalui penambahan

advertisement
Bidang Ilmu
Nutrisi Unggas
DRAF NASKAH PUBLIKASI
PENELITIAN BERORIENTASI PRODUK (PBP)
TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEPUNG IKAN LOKAL UTUH
MELALUI PENAMBAHAN FORMALDEHID DAN
ANTIOKSIDAN
Muchammad Sobri, S.Pt., M.P.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Mei, 2009
TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEPUNG IKAN LOKAL UTUH
MELALUI PENAMBAHAN FORMALDEHID DAN
ANTIOKSIDAN
Muchammad Sobri*
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengahasilkan bahan pakan lokal dan
ransum yang tepat digunakan di daerah tropik yang menghasilkan produktifitas
daging yang tinggi dan aman,
dengan memakai strategi pengendalian
mikroorganisme pada tepung ikan lokal melalui penambahan formaldehid dan
pengendalian ketengikan melalui penambahan anti oksidasi asam lemak yaitu
mineral Se dan Vitamin E. Pembuatan Tepung Ikan Lokal pada tahun I untuk
menghasilkan standart tepung ikan lokal yang
bebas dari mikroorganisme
(Salmonella dan E. Colli) dan ketengikan dalam batas waktu tertentu. Percobaan
ini dilakukan untuk mempelajari interaksi antara tingkat perbandingan (rasio)
level formaldehid dan antioksidan (See dan Vit. E). Rancangan percobaan yang
digunakan pada Tahap I adalah Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3 x 3;
yakni 3 (tingkat formaldehid dalam tepung ikan) x 3
masing-masing perlakuan dengan
(tingkat antioksidan),
4 ulangan. Pemberian formaldehid dan
antioksidan pada tepung ikan lokal (full fat fish) memberi pengaruh (P<0,05)
terhadap angka oksidasi. Pemberian formaldehid dan antioksidan pada tepung
ikan lokal (full fat fish) memberikan (P<0,05)
terhadap tingkat pertumbuhan
bakteri.
Kata Kunci : formaldeid, antiosidan, Vitamin E, Mineral Se, oksidasi,
pertumbuhan bakteri and tepung ikan utuh.
*. Staf Pengajar Fakultas Peternakan – Perikanan Universitas Muhammadiyah
Malang.
THE TECNOLOGY OF COMBINATION BETWEEN
FORMALDEHYDE AND ANTIOXIDANT AS
MICROORGANISM AND OXIDATION
CONTROL ON FULL FAT FISH MEAL
Muchammad Sobri
ABSTRACT
The purpose of this research was to study the effect of different ratio
levels of combination between formaldehyde and antioxidant as microorganism
and oxidation control on full fat fish meal. The experimental combinations feed
additive were formulated based on hhe experiment was done following a 3x3
factorial design based on three ratio levels of formaldehyde (0, 200 ppm and 400
ppm), and three ratio levels of antioxidant (Vitamin E and Mineral Se) (0, 200
ppm and 400 ppm). Each combinations treatment had four replications. The
influence was shown significant (P<0.05) on oxidations number and bacterial
growth.
Key words:
formaldehyde, antioxidant, Vitamin E, Mineral Se oxidations,
bacterial growth and full fat fish meal.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam pembuatan pakan unggas khususnya didaerah tropik banyak
dilakukan Rekayasa pakan dengan menambahkan lemak sebagai sumber energi
dengan demikian maka peristiwa penurunan konsumsi pakan dapat diminimalkan
karena lemak mempunyai heat increment (HI) yang rendah bila dibandingkan
dengan sumber energi lain yaitu karbohidrat, yang berpengaruh pada peningkatan
konsumsi dan peristiwa glukoneogenesis dari protein dapat dihindari.
Tepung ikan import masih digunakan di Indonesia sebagai bahan pakan
sumber protein, yang mempunyai kelebihan relatif stabil tingkat standart nutrisi,
rendahnya cemaran mikroorgisme dan rendahnya tingkat oksidasi karena lemak
ikan telah dipisahkan dari tepung ikan. Adapun kelemahannya harga sangat tinggi
yaitu Rp 8000 – 10.000,-/kg dengan protein antara 55 % - 62 %.
Tepung ikan lokal merupakan potensi yang masih bisa dikembangkan
sebagai pakan unggas, harga murah Rp. 3000 – 6000,-/kg, disamping kualitas gizi
tinggi yaitu mempunyai kadar protein 40 % - 50 %, hal itu dikarenakan lemak
masih terikut. Kelemahan tepung ikan lokal cemaran mikroorganisme terutama
bakteri E. Colli dan Sammonella Tinggi serta daya simpan rendah karena mudah
tengik.
Dari latar belakang diatas peneliti ingin membuat tepung ikan yang bebas
cemaran mikroorganisme dan menjaga kestabilan dari
proses oksidasi yang
menyebabkan ketengikan.
Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan tepung ikan lokal yang bebas
dari mikroorganisme dan ketengikan, serta ransum ayam pedaging yang berbasis
pada tepung ikan lokal sebagai sumber protein yang mempunyai produktifitas
(pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan feed convertion ratio (FCR))
yang baik.
STUDI PUSTAKA
Rekayasa Ransum
Heat increment dalam tubuh disebabkan oleh 2 faktor yaitu pencernaan
makanan dan metabolisme zat gizi. Peningkatan panas tubuh ini sebagai pengaruh
dinamis yang khusus dari heat increment (HI). HI yang dihasilkan akan menjadi
lebih besar bila protein digunakan sebagai energi bila dibanding dengan
karbohidrat dan lemak sebagi sumber energi (protein menghasilkan HI yang lebih
tinggi pada kinerja dalam proses pencernaan). HI protein akan lebih besar lagi bila
ternak mengalami pengaruh lingkungan pada temperatur tinggi dari pada ternak
pada keadaan lingkungan temperatur rendah. Penggunaan metabolisme energi
lebih efesien pada nilai HI yang rendah untuk pemeliharaan kebutuhan hidup
pokok dari pada untuk produksi (Musharaf dan Latshaw, 1999).
Dalam hal ini lemak mempunyai efesiensi yang paling tinggi dalam
memanfaatkan energi dan lemak lebih sedikit membuang panas dibandingan zat
gizi lainnya, ini berarti lemak menghasilkan HI yang rendah yang berdapak pada
peningkatan konsumsi pakan yang diikuti dengan terpenuhinya konsumsi energi
dan konsumsi zat gizi lainnya (Daghir, 1998).
Tepung Ikan
Tepung Ikan Lokal
Tepung Ikan Import
Gambar 1. Foto tepung ikan lokan dan tepung ikan import difoto dengan
stereomikroskopis pembesaran 100 x (M. Sobri 2008)
Tepung ikan digunakan dalam pakan unggas sampai 10 %, tergantung
tingkat kualitasnya. Tepung ikan mempunyai variansi kualitas yang sangat tinggi,
standarisasi pengolahan dan tingkat nutrient tepung ikan yang didatangkan dari
luar negeri mempunya kadar protein antara 55 – 65 %, lemak 5 – 7 % (NRC,
1994). Sedang keberadaan nutrient dan kontrol kualitas tepung ikan lokal sangat
rendah, itu dibuktikan variansi nutrient sangat tinggi di masyarakat yaitu protein
kasar 30 – 50 %, cemaran mikroorganisme yang sangat tinggi dan cara
pengolahan tidak ada ekstrasi lemak, kadar lemak mencapai 9 – 12 %. Kadar
lemak tinggi disisi lain dapat membantu penyusunan ransum di daerah tropik,
namun ada kerugian yaitu cepat tengik atau mudah mengalami oksidasi asam
lemak (Sobri, 2008).
Sebagian besar dari pakan untuk industri pakan ternak umumnya adalah
bahan-bahan
mudah terakridasi terutama
yang banyak mengandung lemak
misalnya tepung ikan yang belum diekstraksi kandungan lemak, hal ini mudah
tengik dan mudah ditumbuhi jamur (Indah dan Sobri, 2001). Oksidasi bisa
dicegah atau dikendalikan dengan efektif oleh Vitamin E dan Se, mekanisme
pengendalian dapat dilihat pada Gambar 2.
Sistem Enzim
H2O + 1/2 O2
Xanthine Oxidase
H2O2 Catalase
Amino Acid Oxidase
Chemical demage to
critical SH Protein
2H2O
Oxidant Stressor
2 GSH
Unsatureted Fatty
Acid
(1)*
ROOH
(2) GSSG
ROH + H2O
Peroxidasi Lipid Malonic dialdehyde Kerusakan Sel
*) Vitamin E menghambat reaksi nomer 1, menghambat terbentuknya H2O2 dan ROOH.
**) Se, sebagai komponen GSH-peroxidase, mengkatalisasi reaksi nomer 2 (merusak H2O2 atau
ROOH)
Gambar 2. Pengendalian Oksidasi melalui Antioksidan Vitamin E dan
Mineral Se (Soeharto, 1990)
METODE PENELITIAN
Materi Penelitian
Tepung Ikan Lokal
Tepung ikan didapat dari laut jawa, dengan standart protein kasar 45 –50
%. Dalam proses pengawetan dengan formaldehid dan antioksidan (Se dan Vit E)
Sesuai dengan level perlakuan.
Kandungan Gizi Tepung Ikan Lokal dengan kualifikasi sebagai berikut :
Air %
Protein %
Abu %
Lemak %
SK %
Ca %
P%
7.55
47.51
31.48
6.89
4.03
6.71
3.42
A.P %
KH %
3.42
3.96
Uji tanggal 12 Oktober 2008, dianalisa dilabratorium. FPP UMM
Metode Penelitian
Tahapan Penelitian. Pada Tahap I (Tahun pertama), ini melalui metode
penelusuran lebih mendalam tentang kontrol kualitas tepung ikan dan pengolahan,
melalui penambahan formaldehid dan antioksidan (Se dan Vit. E) bertujuan untuk
membunuh mikroorganisme dan mencegah oksidasi asam lemak, pengukuran
variabel dilakukan 45 hari setelah pencampuran tepung ikan dengan perlakuan.
Variabel yang diukur. Indikator kalitas tepung ikan lokal dan ransum berbasis
pada sumber protein tepung ikan lokal yang telah diupgrade untuk produktifitas
yang diamati pada tahun pertama ini, terutama dititik beratkan pada :
pertumbuhan bakteri dan Angka oksidasi asam lemak untuk memperpanjang daya
simpan tepung ikan.
Rancangan Percobaan dan Analisis Hasil.
Rancangan percobaan. Percobaan ini dilakukan untuk mempelajari
interaksi antara tingkat perbandingan (rasio) level formaldehid dan antioksidan
(See dan Vit. E). Rancangan percobaan yang digunakan pada Tahap I adalah
Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3 x 3; yakni 3 (tingkat formaldehid
dalam tepung ikan) x 3 (tingkat antioksidan), masing-masing perlakuan dengan
4 ulangan.
Analisis hasil. Data yang diperoleh, untuk setiap parameter yang diamati,
selanjutnya dianalisis dengan sidik ragam, sedang nilai beda rata-rata diuji dengan
jarak berganda dari Duncan (Steel dan Torrie, 1991).
DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Pengaruh Pemberian Analisis ragam (Tabel 1.) menunjukkan
bahwa perbandingan pemberian formaldehid dan antioksidan (Vitamin E dan
Mineral Se) yang dicampurkan dalam tepung ikan perpengaruh (P<0,05) terhadap
angka oksidasi yang diukur pada waktu 45 hari setelah pencampuran. Rataan
tingkat oksidasi pada tepung ikan utuh (masih mengandung lemak) terlihat pada
Gambar 3., yang menunjukkan tingkat oksidasi yang paling tinggi terletak pada
tepung ikan yang tidak diberi antioksidan.
Formaldehid dan Anti Oksidant Terhadap Jumlah Koloni Bakteri dan Angka
Oksidasi
1,5 Bulan Setelah Pemberian Perlakuan
E1
E2
E3
Rataan
L1
L2
L3
Rataan
Angka Oksidasi
Koloni Bakteri
Angka Oksidasi
Koloni Bakteri
Angka Oksidasi
Koloni Bakteri
Angka Oksidasi
Koloni Bakteri
63.17
70.35
67.88
67.13a
4.25Ba
2.00Bb
0.75Bc
5.46
45.69
47.57
47.54
3.50Qa
1.25Qb
0.00Qc
4.33
41.88
42.97
43.05
42.63b
2.25Ra
1.00Rb
0.00Qc
3.91
50.25
3.33
53.63
1.42
52.82
0.25
52.23
1.67
b
46.93
Huruf yang sama dalam baris yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05) dari Uji Duncan
Huruf capital yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05) dari Uji Duncan
Sebagian besar dari bahan baku pakan khususnya tepung ikan di Indonesia
untuk industri pakan ternak umumnya adalah bahan-bahan mudah teroksidasi
terutama yang banyak mengandung lemak, hal ini mudah tengik dan mudah
ditumbuhi jamur dan bakteri sesuai dengan data diatas, pada analisis ragam
(Tabel 1.) menunjukkan bahwa perbandingan pemberian formaldehid dan
antioksidan (Vitamin E dan Mineral Se) yang dicampurkan dalam tepung ikan
berinteraksi (P<0,05)
terhadap tingkat pertumbhan bakteri yang diukur pada
waktu 45 hari setelah pencampuran. Interaksi tersebut diakibatkan karena
disamping level formaldehid sebagai antimikrobial yang menekan pertumbuhan
bakteri, juga disebabkan oleh
rendahnya tingkat ketengikan yang bisa
merangsang pertumbuhan bakteri akibat proses oksidasi asam lemak yang ditekan
oleh pemberian antioksidant, hal ini ditunjukkan pada gambar 4. Pada pemberian
formaldehid pada level 200 dan 400 ppm yang dikombinasikan pemberian level
400 pmm antioksidan menunjukkan cemaran atau pertumbuhan bakteri 0.
Angka Oksidasi
70
60
50
40
30
20
10
0
E3 (
anti
oks
idan
4
E1 (
E2 (
anti
anti
oks
oks
idan
idan
0 pp
2
00 p
00 p
m)
pm)
pm)
Gambar 3. Pengaruh Pemberian Formaldehid dan Antioksidan Pada Tepung Ikan
Lokal (Full Fat Fish) Terhadap Angka Oksidasi
Pakan additif ini selalu digunakan dalam dunia (budidaya) peternakan,
sebab kemampuan feed additive dapat meningkatkan tingkat efesiensi dan
pertambahan bobot badan ternak secara nyata. Terutama didaerah tropis Indonesia
yang merupakan daerah tropik lembab dimana bakteri cepat dan mudah sekali
berkembang, untuk itu antibiotik sulit tidak digunakan di daerah ini, dengan
menggunakan formaldehid sebagai pengendali mikroorganisme berarti dapat
menekan penggunaan antibiotik, karena formaldehid bukan golongan antibiotik
yang telah ditetapkan oleh FAO pada Good Manufacturing Practice (GMP).
Dengan penelitian ini disamping dapat menekan penggunaan antibiotik, juga
dapat menekan level pemberian formaldehid itu sendiri, hal yang menyebabkan
cemaran mikroorganisme dan ketengikan pada pakan komplet dapat ditangani
secara dini khususnya pengelolaan terhadap tepung ikan lokal sebagai bahan
pakan sebelum dicampurkan.
Cemaran
Bakteri
20
E1 (antioksidan 0 ppm)
15
E2 (antioksidan 200 ppm)
10
E3 (antioksidan 400 ppm)
5
0
L2 (
L1 (
L3 F
For
For
orm
mal
mal
alde
d
deh
ehid
hid
id 0
400
200
ppm
ppm
ppm
)
)
)
Gambar 4. Pengaruh Pemberian Formaldehid dan Antioksidan Pada Tepung Ikan
Lokal (Full Fat Fish) Terhadap Cemaran Bakteri
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan. Pemberian formaldehid dan antioksidan pada tepung ikan lokal (full
fat fish) memberi pengaruh (P<0,05)
terhadap angka oksidasi. Pemberian
formaldehid dan antioksidan pada tepung ikan lokal (full fat fish) memberikan
(P<0,05) terhadap tingkat pertumbuhan bakteri.
Saran. Perlu dilanjutkan penelitian tahap berikutnya, guna mengetahui pengaruh
terhadap produk tepung ikan yang telah diolah dan diuji kualitasnya ini untuk
dicobakan ke ternak (broiler). Tepung Ikan ini juga sebagai pemacu pertumbuhan
dan peningkatan produktifitas ayam pedaging karena telah mengandung
formaldehid dan antioksidan..
DAFTAR PUSTAKA
Biotek Sarana Industri. 2007. Eradikasi Mikrobiologikal. BPPT. Jakarta.
Daghir, N.J. 1998. Poultry Production In Hot Climates. The University Press.
Cambridge.
Hegsted, D.M., L.M. Ausman, J.A. Johnson and G.E. Dallal. 1993. Dietary Fat
and Serum Lipids: An Evaluation of The Experimental Data. Am J Clin
Nutr 57:875-83.
Indah, P. dan M. Sobri. 2001. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Buku Ajar.
Fapetrik. UMM.
Musharaf, N. A. and J. D. Latshaw. 1999. Heat Increment As Affected by
Protein and Amino Acid Nutrition. World’s Poultry Science Journal.
Vol. 55, June 1999.
NRC, 1994. Nutrient Requrements of Poultry. 6th Ed. National Academic Press.
Washington, D.C.
Sobri, 2006. Teknologi Pengolahan Pakan (Teknologi Pengolahan Pakan Terapan
di Daerah Tropis/Indonesia). Buku Ajar. Fapetrik UMM.
Sobri, 2008. Analisis Proksimat Tepung Ikan. Laboratorium Nutrisi. UMM.
Soeharto, P. 1990. Biokimia Nutrisi (Vitamin). BPFE. Yogjakarta.
Wahyu J., 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Zuprizal, 1988. Nutrisi Unggas Lanjut. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Download