edukasi pasar modal - Dr. Werner R. Murhadi

advertisement
OKTOBER – NOVEMBER 2011
SUPLEMEN
Investor Daily/DAVID GITA ROZA
>4
Lo Kheng Hong,
‘Warren Buffett
Indonesia’
>16
Michael Steven
Perkuat Investor
Domestik
>17
Saatnya Melirik
Saham Astra
>24
Warren Buffett
Kesabaran
Adalah Aset
OKTOBER - NOVEMBER 2011
2
PENGANTAR
Semua Bisa Jadi Investor
Editor In Chief: Primus Dorimulu
Investor Daily/EKO S HILMAN
President Director : Theo L Sambuaga
Publisher: Peter F Gontha
Chief Operating Officer: Sachin Gopalan
Director of Digital Media: John Riady
Redaktur Pelaksana:
Hari Gunarto, Sri Rejeki Listyorini,
Asisten Redaktur Pelaksana:
Edy Purnomo, Abdul Aziz
Redaktur:
Alex Dungkal, Abdul Muslim, Edo Rusyanto, Ester Nuky
URS, Euis Rita Hartati, Efendi, Fransiscus Rio Winto, Iwan
Subarkah, Jauhari Mahardhika,
M. Ali, Nurjoni, Nasori, Nurdian Akhmad, Rizagana, Totok
Subagyo, Wiyono, Yasinto Sembiring,
U.Heri Gagarin (Foto),
Asisten Redaktur:
Bani Saksono, Eko S Hilman (Foto), Ely Rahmawaty, Eva
Fitriani, Heriyono, Harso Kurniawan, Imam Suhartadi,
Mardiana Makmun, Julius Jera Rema,
Ovi Oktaviani, Pamudji Slamet, Parluhutan Situmorang,
Tri Murti, Tommy Pardede,
Tri Listyarini, Thomas E. Harefa.
Staf Redaksi:
Aris Cahyadi, Damiana Simanjuntak, Dihar Dakir, Eko
Adityo Nugroho, Elizabeth Gloria, Happy Amanda
Amalia,Grace Dwitiya, Imam Muzakir, Indah Handayani,
Kunradus Aliandu, Novy Lumanauw, Wahyu Sudoyo,
Yurika Indah Prasetianti.
Wartawan Foto:
David Gita Roza, Tino Oktaviano,
Riset Foto: Arief Hidayat.
Surabaya: Imam Ghozali, Amrozi Amenan,
Sekretariat Redaksi: Chandra Wijayanti (Kepala),
Litbang: Eriansa Sogani (Kepala Litbang),
Alam Surawijaya.
Produksi: Gianto (Kepala), Slamet Riyadi (Wakil),
Emral Firdiansyah, Heru Sunaryo, Herry Yuwono,
Mochamad Shiddiq, Nurrachman, Irwan, Soemadi,
Sukadi, Suherman.
Korektor Bahasa:
Arif S, David Sander Marbun, Irfan Saputra.
Desain Grafis: Bimo Ario Tejo, Rochadi Kusmabrata,
Ilustrator: Wisnu Prayitno,
Karikatur: Agoeng Soetriartono.
GLOBE MEDIA GROUP:
General Affairs & Finance Director:
Lukman Djaja,
Circulation & Distribution Director:
Ponti Pandean,
Marketing and Communications Director:
Sari Kusumaningrum.
Group Editorial Board:
James Riady, Theo L Sambuaga, Tanri Abeng,
Markus Parmadi,
Senior Advisor: Samuel Tahir.
Iklan: M Nadjib Usman (General Manager), Inne
Kuntjaraningrum (Manajer Iklan), Enny Wulandari,
Sontry Stephanus, Kurniawan Aryanto, Reyhan Korompis,
Herry Suhaery, Indra Surya Ibrahim, Noormaya Hapsari,
Promosi: Enot Indanoto (Kepala Divisi),
Sirkulasi: Ikhsan Zuyadi (General Manajer), Ayi
Junaedi, Bowo Sulaksono, Andi Yuniarto, Sulastri
(Surabaya), Layanan Pelanggan: Reniawati,
Alamat Redaksi dan Iklan:
Hotel Aryaduta Suite Sudirman Tower A lantai 1
dan 2, Jl Garnisun Dalam No 8 Karet Semanggi
Jakarta 12930
Redaksi: Telp. (021) 5790 1350, Fax. (021) 5799 1834,
Iklan: Telp. (021) 57991836 - 37, Fax. (021) 57950055,
Email Iklan: [email protected],
Alamat Sirkulasi: Jl. Padang No. 19-21, Manggarai,
Jakarta 12970, Telp. (021) 828 0000, 829 1575 Fax. (021)
831 0972 Surabaya: Jl. Taman Apsari No. 15-17
Kompleks PWI Surabaya
Telp. (031) 5479837 Fax. (031) 5479837,
Tarif Iklan: Display BW Rp 30.000/mmk, FC Rp 40.000/
mmk, Prospektus, Lap. Keuangan, RUPS/RUPO dsb BW
Rp 16.000/mmk, FC Rp 26.000/mmk, Harga belum
termasuk ppn 10%. No Rekening: BCA Cab. Kuningan
Jakarta AC. 217.30.90111, CIMB Niaga Cab. Gatot
Subroto Jakarta AC. 226.0100364007 (Rek. Iklan), CIMB
Niaga: 226.0100448005 (Rek. Sirkulasi)
Percetakan:
IMWP. Isi di luar tanggung jawab percetakan.
Oleh Hari Gunarto
Betapapun sudah menjadi
pengetahuan luas bahwa
bermain saham bisa
mendulang untung besar, toh
hanya sedikit orang yang
punya nyali untuk
menekuninya. Data empiris
tentang besarnya keuntungan
berinvestasi di pasar modal
belum cukup menggugah
sebagian masyarakat kita yang
masih terlalu lekat dengan
dunia perbankan.
ihat saja, tahun lalu, indeks
harga saham gabungan
(IHSG) di Bursa Efek Indonesia tercatat tumbuh
46,13%. Tahun sebelumnya
lebih spektakuler lagi, mencapai 86,98%. Tahun 2008,
ketika krisis finansial global memorakmorandakan bursa seluruh dunia, IHSG memang
minus 50%. Namun, pada 2006 dan 2007,
IHSG masing-masing mereguk gain 55,29%
dan 52,08%. Pertumbuhan itu jelas jauh
melampaui tingkat suku bunga deposito
yang hanya satu digit.
Dari 240 juta penduduk Indonesia, hanya
sekitar 20 juta yang mampu menyisihkan
dana untuk investasi. Dari 20 juta penduduk
yang mampu berinvestasi tersebut, hanya
sekitar 1 juta jiwa yang mengenal pasar modal. Dari jumlah itu pun, hanya 500 ribu
orang yang membuka rekening di sekuritas,
dan mungkin hanya 100 ribu yang aktif bertransaksi dalam perdagangan harian di BEI.
Semua itu terjadi lantaran pemahaman
masyarakat terhadap investasi di pasar
modal masih minim, akibat sosialisasi yang
kurang gencar dan simultan. Tak heran bila
masih banyak orang yang hanya gemar
membiakkan uangnya di bank, kendati
bunga yang dinikmati ditelan inflasi. Bank
memang bukan sarana investasi yang ideal.
Perbankan hanya menjadi wadah penyimpan uang untuk jangka pendek.
Telah banyak cerita sukses tentang para
miliarder yang berhasil melipatgandakan
kekayaannya berkat bermain di pasar modal.
Lo Kheng Hong, yang dijuluki sebagai Warren Buffett-nya Indonesia, adalah contoh
super-investor yang spektakuler dan tekun.
Dia mengaku telah menangguk untung
1.500 kali lipat dari investasinya di saham
sejak krisis 1998. “Hanya lewat investasi
pada sahamlah seseorang bisa kaya,”
tuturnya.
Namun, menjadi investor tidak sekadar
membeli saham. Lo Kheng menyarankan
para calon investor untuk benar-benar
mempelajari cara berinvestasi yang baik.
Pahami dan pelajari fundamental perusahaan. Dan yang terpenting, berinvestasilah
untuk jangka panjang. “Saya berinvestasi
L
saham sambil tidur. Artinya, saya tidak terlalu
peduli volatilitas harga yang lebih banyak
dipengaruhi sentimen pasar. Asalkan yakin
pada kinerja perusahaan, kalau pun pasar
saat ini turun dan harga saham merosot,
diamkan saja. Jangan panik. Kalau kondisi
sudah baik, saham-saham yang bagus akan
naik jauh lebih cepat,” tuturnya.
Kita membutuhkan ribuan bahkan jutaan
Lo Kheng Hong yang lain di Indonesia. Namun demikian, diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai untuk bisa bermain
di pasar modal dengan baik dan cerdas.
Dalam konteks itulah Kresna Securities
bersama Investor Daily dan majalah Investor menggelar program edukasi saham atau
Investor Education Program (IEP) yang
dikemas dalam bentuk kompetisi online
trading, dengan tagline “Semua Bisa Jadi
Investor”.
Kegiatan ini diharapkan bisa diikuti 100
ribu peserta yang pendaftarannya dibuka
sejak awal Oktober hingga dimulainya kompetisi pada 11 November 2011. Perhelatan
besar ini melibatkan para emiten yang
sahamnya akan diperdagangkan secara
simulasi. Kompetisi online trading ini akan
berakhir pada 31 Januari 2012. Ada 99
saham pilihan (KID 99) yang masuk dalam
perdagangan simulasi kerja sama Kresna
Securities dan Investor Daily ini.
Setiap peserta nantinya diberikan modal
awal virtual setara Rp 1 miliar. Pendaftaran
dan informasi mengenai kegiatan ini, plus
edukasi mengenai investasi bisa diunduh
lewat portal www.semuabisajadiinvestor.com.
Menurut Direktur Utama Kresna Securities Michael Steven, ada tiga manfaat dari
pelaksanaan ajang edukasi ini. Pertama,
membantu perekonomian Indonesia dengan
mengenalkan kepada masyarakat tentang
pasar modal. Kedua, mendorong masyarakat menyadari pentingnya investasi di pasar
modal sebagai bagian kehidupan finansial
yang lebih baik. Dan ketiga, meningkatkan
jumlah investor domestik.
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK) ikut
mendukung kegiatan ini, karena senafas
dengan program-program mereka yang
antara lain berfokus pada peningkatan basis pemodal lokal.
Pemodal lokal memang menjadi elemen
penting, karena mereka bisa menjadi benteng pertahanan indeks. Jika jumlah investor lokal sudah mencapai jutaan dengan
tingkat pengetahuan yang bagus, niscaya
mereka bisa meredam gejolak bursa yang
acapkali dipermainkan oleh investor asing.
Suplemen khusus “Semua Bisa Jadi Investor” ini merupakan pendukung program
kompetisi online trading sekaligus guidance
bagi investor maupun calon investor, yang
berisi tentang tips menjadi investor yang
smart, kisah sukses para investor kakap
domestik maupun global, analisis fundamental emiten berkinerja bagus, dan banyak
lainnya. Selamat membaca. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
SEMUA BISA JADI INVESTOR
3
Apa Kata Mereka?
P
rogram pendidikan investasi saham terbesar Indonesia melalui
kompetisi online trading saham mendapat apresiasi dari para petinggi Self
Regulatory Organization (SRO), Ketua Bapepam-LK, serta Ketua Asosiasi
Emiten Indonesia (AEI). Berikut penuturan mereka tentang program
dengan tagline “Semua Bisa Jadi Investor” tersebut.
DIREKTUR UTAMA
KLIRING PENJAMINAN
EFEK INDONESIA
(KPEI) HOESEN
KETUA
UMUM
ASOSIASI
EMITEN
INDONESIA
(AEI)
AIRLANGGA
HARTARTO
T
erkait adanya investor education program, kami
menanggapi secara positif program tersebut
karena memang misi BEI adalah edukasi kepada
masyarakat Indonesia. Jadi, inisiatif Investor Daily itu
sekaligus membantu bursa dalam proses
memperkenalkan pasar modal kepada masyarakat.
Kami sebagai Self Regulatory Organization (SRO)
mendukung penuh diadakannya program ini.
Harapan kami selaku SRO adalah, pertama, semoga
programnya sukses dan mendapat sambutan positif
masyarakat. Kedua, program ini diikuti oleh media lain
sehingga proses edukasi kepada masyarakat semakin
ekstensif dan lebih intensif. Dengan demikian basis
audiens dan pembaca pun makin tersebar. n
KETUA BADAN
PENGAWAS
PASAR
MODAL DAN
LEMBAGA
KEUANGAN
(BAPEPAM-LK)
NURHAIDA
M
eski tujuan kompetisi sebagai sosialisasi untuk
meningkatkan jumlah investor, kenyataannya, dari
sekian banyak kompetisi online trading yang pernah
dilakukan oleh Perusahaan Efek (PE), kompetisi hanya
sebagai simulasi, sehingga sulit mengukur besarnya efek
bagi bertambahnya investasi di pasar. Namun, tentu saja,
ada dampak positif yang dihasilkan dari suatu kompetisi.
Kompetisi akan memberikan spirit baru untuk berinvestasi
dengan lebih menguntungkan. Selain itu, kompetisi bisa
jadi salah satu upaya untuk membuat masyarakat lebih
familiar dengan pasar modal. n
Investor Daily/EKO S HILMAN
DIREKTUR UTAMA
KUSTODIAN SENTRAL EFEK
INDONESIA (KSEI)
ANANTA WIYOGO
S
ecara umum program ini bagus
sekali, apalagi kalau bisa
menambah jumlah investor
secara signifikan.
Sehingga kita
menantikan
kelanjutan dari
program ini, apakah
bisa menambah
jumlah investor
nantinya.
Pokoknya
kami
selalu
mendukung
setiap
kegiatan
yang
ingin
memperbanyak
basis
investor
ritel
lokal. n
Investor Daily/UTHAN
DIREKTUR UTAMA BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)
ITO WARSITO
Investor Daily/EKO S HILMAN
rogram
pendidikan
investasi saham
melalui kompetisi
online trading
saham merupakan
hal yang positif untuk
pengembangan minat
investasi. Namun
hendaknya setiap
kompetisi, terutama
terkait online trading
yang cenderung berpacu dengan waktu harus
diberi penjelasan rinci terkait metode dan
tekniknya. Kompetisi ini harus dibuat disclaimernya. Hendaknya, tidak hanya fokus untuk
mencetak jawara investor saja, tapi juga dibuat
edukasi bagi investor, terutama investor pemula
akan risiko dan peluang dari suatu investasi dan
transaksi. n
ecara umum, inisiatifinisiatif siapapun yang
mengedukasi investor dan
akan menambah jumlah
investor, tentu kami
apresiasi dengan tinggi.
Apalagi ini demi
kebersamaan dan
kejayaan pasar modal
Indonesia. Kalau target
peserta mencapai 100
ribu itu terjadi, akan
luar biasa. Dan ini
salah satu tugas kita,
walaupun kita di back
office, namun terkait
kegiatan untuk
menambah jumlah
investor, selalu kita
support. Semakin
banyak investor
domestik terbidik,
semakin bagus. n
Investor Daily/DAVID
Investor Daily/EKO S HILMAN
P
S
OKTOBER - NOVEMBER 2011
4
Investor Daily/EKO S HILMAN
SUPER INVESTOR
Lo Kheng Hong,
‘Warren Buffett Indonesia’
Karena kepiawaiannya mereguk keuntungan berlipat ganda dari pasar
saham, ia dijuluki sebagai “Warren Buffett Indonesia.” Lo Kheng Hong,
demikian nama pria berusia 52 tahun itu, tak hanya lihai memilih sahamsaham yang mampu menghasilkan gain besar. Ia juga mahir memosisikan
diri di lantai bursa, baik saat pasar bearish maupun bullish.
n Lo Kheng Hong
nvestor di pasar saham kebanyakan ikut-ikutan
dan tidak mengerti saham apa yang dibeli. Kebanyakan orang panik karena mereka tidak tahu apa
yang mereka beli. Semakin cepat panik seorang
investor, semakin menunjukkan bahwa ia tidak
tahu apa-apa,” kata Lo Kheng Hong kepada wartawan Investor Daily Nurfiyasari dan Abdul Aziz
serta pewarta foto Eko S Hilman di Jakarta, baru-baru ini.
Seperti Warren Buffett, sang maestro saham di Wall Street
yang menjadi idolanya, ayah dua anak berpembawaan
kalem dan rendah hati ini juga tergolong tipe investor jangka
panjang yang hanya sesekali saja menjadi trader.
Ia bahkan bukan tipe investor yang setiap saat memelototi
layar komputer atau melengkapi diri dengan handphone canggih untuk melihat pergerakan harga saham. ”Kalau trading,
dapatnya receh dan bisa bikin stres. Kalau pegang saham dalam
jangka panjang, dapat uangnya besar,” ujar Lo Kheng Hong.
Kematangan, kecerdasan, ketenangan, dan kesabaran
telah menjadikan Lo Kheng Hong sebagai pemain saham
sejati. Berkat itu pula ia berhasil lolos dari krisis moneter
1997-1998, bahkan kemudian menangguk keuntungan
hingga 150.000%.
“Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh. Malah sewaktu
krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham. Akhirnya uang
saya meningkat 150.000% sampai saat ini,” tuturnya.
Yang unik, aset kekayaan Lo Kheng Hong hampir seluruhnya dalam bentuk saham sejumlah emiten di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Ia sama sekali tidak tergoda untuk mendiversifikasi investasinya ke instrumen lain, seperti emas, properti, atau kendaraan. Bahkan, mantan kepala cabang Bank
Ekonomi ini sama sekali tak tertarik untuk mendirikan perusahaan, termasuk perusahaan sekuritas.
“Saya hanya punya 15% dana cash untuk jaga-jaga supaya kalau terjadi krisis saya masih punya uang untuk membeli saham. Saya tidak bekerja, tidak punya perusahaan,
tidak punya pelanggan seorang pun, tidak punya karyawan seorang pun, dan tak punya bos. Hanya punya seorang sopir dan dua pembantu,” papar Lo Kheng Hong yang
sudah 22 tahun bermain saham dan asetnya disebutsebut bernilai triliunan rupiah.
Apa saja tips Lo Kheng Hong hingga ia mampu mengeduk
keuntungan besar dari pasar saham? Bagaimana harus bersikap saat pasar mengalami bullish, bearish, atau crash? Berikut petikan lengkap wawancara dengan pria yang mengaku
berasal dari keluarga tak mampu dan kelak berniat menyumbangkan kekayaannya kepada fakir miskin tersebut.
I
“
Anda punya saham apa saja?
Saya punya saham 30 emiten, antara lain di Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), dengan kepemilikan
8,29% lebih. Saham saya banyaknya bukan di LQ45. Kepemilikan saya di saham lain di bawah 5%. Saya tipe investor
jangka panjang. Kalau trading, dapatnya receh, kalau jangka panjang dapat uangnya besar. Saya pegang saham ini
sudah enam tahun. Saya beli tahun 2005 seharga Rp 250
dan harganya sempat menyentuh Rp 31.500.
Belum saya jual, padahal gain-nya sudah
12.600%.
Cara Anda memilih saham?
Saya lihat manajemen. Apakah menerapkan
good corporate governance (GCG) atau tidak.
Saya cari dari kompetitornya, biasanya mereka
tahu. Saya cari tahu agar tidak beli kucing dalam karung, karena
ini menyangkut harta saya. Jangan membeli sesuatu yang tidak
kita tahu. Lihat manajemen, apakah pengelolanya jujur atau
tidak. Jangan sampai pengelolanya suka ambil uang perusahaan, sehingga saya sebagai sleeping partner dirugikan. Istilahnya, yang menjadi pertimbangan pertama adalah manajemen, kedua manajemen, ketiga manajemen, baru yang lain.
Kemudian lihat sektor usahanya, bagus atau tidak. Ada
sektor yang kurang menarik, misalnya sepatu, tekstil, dan
garmen. Tapi ada juga yang menarik, seperti sawit dan
pakan ayam. Orang banyak makan ayam karena ayam
merupakan sumber protein termurah dan dampak negatifnya terhadap kesehatan lebih rendah. Perhatikan juga apakah emitennya mengalami pertumbuhan atau tidak.
Berkat kematangan,
kecerdasan, ketenangan, dan
kesabarannya, Lo Kheng Hong
lolos dari krisis. Bahkan, dia
kemudian menangguk
keuntungan hingga 150.000%.
Kriteria pertumbuhan, konkretnya seperti apa?
Ada empat tipe perusahaan. Pertama, yang rugi terus,
yang kadang untung dan kadang merugi, kemudianyang
untung besar terus, tapi stagnan. Ada juga yang growing
secara berkala, misalnya dari Rp 2 triliun, Rp 5 triliun, dan
seterusnya. Ini yang saya cari. Lihat kinerjanya lima tahun
ke belakang. Biasanya kalau lima tahun ke belakang tumbuh, ke depannya mengalami hal sama. Kalau sudah lima
tahun berturut-turut growing, tandanya itu super company.
Setelah melihat fundamental emiten, apa lagi?
Harga. Saya lihat dari price to earning ratio (PER)-nya. Jangan bilang saham A karena harganya Rp 250 dibilang murah, dan saham B yang harganya Rp 70.000 dibilang mahal. Maksudnya, saham yang harganya Rp 70.000 bisa lebih
murah dibanding saham yang harganya Rp 250. Kita lihat kemampuan emitennya dalam membukukan keuntungan.
Berapa PER yang ideal saat membeli suatu saham?
Saya pikir, yang reasonable untuk dibeli yaitu yang PERnya di bawah lima kali, itu sangat menarik dan potensial.
Tapi biasanya perusahaan yang sudah baik dan manajemennya bagus, PER-nya sudah di atas 10 kali.
Kapan saat paling tepat masuk pasar?
Yang paling bagus membeli saham adalah saat sedang
krisis seperti di Yunani, Eropa, dan AS. Ada pepatah lama
yang tidak perlu dilupakan, buy on weakness. Dan, harus
be greedy when others are fearful dan sebaliknya, be fearful when others greedy.
Bukankah sulit menerapkan filosofi tersebut?
Saya banyak baca buku tentang Warren Buffett. Saya be-
lajar dari orang yang sudah terbukti berhasil investasi di
pasar saham. Dia sudah membuktikannya, bahkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Nggak mungkin kan
kalau saya belajar dari Bernard Madoff? Ha, ha, ha, ha...
Ternyata orang seperti Madoff, mantan bos bursa Nasdaq tapi tidak bisa mengelola uang nasabah. Ini menunjukkan bahwa dia hanya tahu semua peraturan di bursa saham, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menjadi kaya
di pasar saham.
Berarti, kuncinya ada di mental?
Mental bisa bagus saat kita tahu apa yang kita beli. Kebanyakan orang panik karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Saya berikan ilustrasi. Waktu saya ke Harvard University, saya tanya biaya kuliahnya berapa? Ternyata bisa sampai US$ 40.000. Dengan belajar seharga US$ 40.000, kita
bisa menjadi orang pintar. Tapi di pasar saham, kita sudah
habiskan puluhan miliar rupiah belum tentu jadi pintar, malah
bisa tambah bingung, seperti Madoff yang sudah menghabiskan uang masyarakat US$ 60 miliar. Intinya, pintar saja tidak
cukup. Untuk menjadi investor yang kuat, kita harus mengetahui perusahaan satu per satu.
Jadi, Anda tipe investor fundamental?
Saya 100% fundamental karena lihat manajemennya atau
pertumbuhan perusahaan. Kalau teknikal, hanya grafik,
semuanya diabaikan. Saya yakin itu tidak benar. Tapi memang harus selektif. Dari 400-an saham yang ada di bursa
domestik, cukup banyak yang fundamentalnya bagus.
Terkadang, ada yang terjebak.
Anda tidak memantau pergerakan harga saham setiap saat?
Falsafah hidup saya adalah bagaimana menjadi kaya sambil tidur. Kenapa kita pusing? Karena beli saham yang tidak
kita ketahui. Ada yang tidak bisa tidur karena PER sahamnya 100 kali atau 200 kali. Lalu, kenapa kita tidak bisa tidur
kalau PER-nya hanya lima kali?
Bukankah faktor nonfundamental sering menentukan?
Saya lihat investor di pasar modal kebanyakan ikut-ikutan.
Saat market mengalami booming, semua masuk. Saat market buang-buang saham, mereka ikut-ikutan. Mayoritas hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti apa yang dibeli. Belajarlah
dari orang yang sudah berhasil. Jangan percaya kalau ada
yang bilang dapat untung besar saat IHSG turun. Hebat sekali.
Warren Buffett saja mengalami kerugian saat pasar turun.
Anda berinvestasi pada instrumen selain saham?
Tidak, hanya saham. Hampir semua uang saya ada di
pasar modal. Dana tunai saya hanya 15%, sisanya portofolio saham. Itu untuk antisipasi kalau pasar modal kita jatuh,
sehingga saya masih bisa beli saham lagi. Saya membiayai hidup sehari-hari dari dividen. Selain itu, misalnya harga saham yang saya beli bulan lalu Rp 610, sekarang harganya Rp 2.375, kemudian saya jual. Awalnya saya berniat
menahannya untuk jangka panjang. Tapi kalau untungnya
sudah 300% dalam sebulan, saya lepas. Untuk emiten yang
bagus sekali, tetap saya keep.
Saat krisis moneter 1997-1998 dan krisis finansial
2008, Anda mengalami kerugian juga?
Saya sempat mengalaminya juga. Waktu krisis 2008, saya
sempat jatuh, tapi tetap be greedy when others are fearful. Malah
sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya
tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham, karena saya
tahu pasar modal akan naik lagi. Dan, itu terbukti. Akhirnya
uang saya meningkat 150.000% sampai saat ini. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
SMART
SMART INVESTING
INVESTING
5
Tren Investment Society
Investor Daily/EKO S HILMAN
Oleh Listyorini
Ngobrol tentang
saham, obligasi, reksa
dana, emas, dan
instrumen investasi
lainnya kini sudah
menjadi fenomena
umum masyarakat
Indonesia yang hidup
di kota-kota besar.
Mereka telah
melewati era
masyarakat
menabung (saving
society) dan kini
memasuki era
investasi (investment
society) karena
menginginkan
asetnya memberi hasil
lebih banyak.
ak heran, beragam produk investasi,
termasuk yang dikemas dengan proteksi (unitlink), disambut hangat oleh masyarakat.
Beberapa kali penawaran
obligasi ritel Indonesia (ORI)
mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe).
Kita juga melihat ibu-ibu rumah tangga rela
antre berjam-jam untuk membeli saham pada
penawaran perdana (initial public offering/IPO)
dari sejumlah korporasi. Beragam produk reksa
dana, dari yang berbasis pendapatan tetap, saham, dan campuran, juga banyak peminatnya.
Tren suku bunga tabungan yang rendah
membuat sebagian masyarakat terpicu untuk
memutarkan dananya ke instrumen investasi
lain. Saat ini suku bunga tabungan rata-rata
kurang dari 3%, sedangkan deposito yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
sebesar 7,25%. Bandingkan dengan suku ritel
yang umumnya memberikan kupon bunga
8,15%, ORI sekitar 8%.
Hasil investasi bisa lebih besar apabila ditanamkan dalam bentuk saham atau reksa dana.
Tahun lalu, IHSG naik sekitar 46%.
Memang dalam berinvestasi selalu ada risiko.
Investasi di pasar saham, misalnya, ada risiko harga turun, sehingga investor bisa rugi bila menjualnya di bawah harga pembelian. Tetapi, jika pandai
memilih saham, investor rata-rata menghasilkan
keuntungan (gain) cukup menjanjikan. Berbeda
dengan tabungan dan deposito, risikonya nyaris
0%, tetapi hasilnya rendah.
Hal yang menggembirakan, tren masyarakat
investasi saat ini telah merambah ke para selebritas dan juga ibu-ibu rumah tangga. Ini merupakan cerminan bahwa melek investasi di Indonesia perkembangannya maju pesat.
“Masyarakat makin paham arti penting berinvestasi. Itu membuat pasar modal makin bergairah,” kata Direktur PT Bursa Efek Indonesia
(BEI) Frederica Widyasari Dewi.
Menurut dia, bukan
zamannya lagi memandang pasar modal hanya
untuk kalangan tertentu
dengan aset miliaran atau
triliunan. Sebab, dengan
dana sekitar Rp 5 juta
saja, masyarakat sudah
bisa trading secara online
yang ditawarkan oleh
banyak sekuritas.
T
Fenomena
Online
Trading
Potensi perkembangan investment society di
Indonesia cukup besar
seiring meningkatnya
pendapatan per kapita.
Berdasarkan data LPS
per Juli 2011, jumlah
simpanan di atas Rp 100
juta mencapai Rp 2.074,05 triliun atau 83,16%
dari total jumlah simpanan sebesar Rp 2.494,71
triliun dengan jumlah rekening sekitar 2.395.119.
Maraknya sekuritas menawarkan online trading juga membantu masyarakat dalam berinvestasi di pasar saham. Per Agustus 2011, jumlah subrekening yang tercatat di PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencapai
347.702 atau naik 8,14% dibanding posisi Desember 2010.
Pada awalnya, sistem perdagangan yang
digunakan oleh BEI memang dilakukan secara
manual. Namun, seiring berkembangnya teknologi, sistem perdagangan manual tersebut diganti dengan sistem JATS (Jakarta Automatic
Trading System) yang secara otomatis mematch-kan antara harga jual dan beli saham.
Dalam perkembangannya, pasar modal Indonesia memperkenalkan sistem remote trading.
Sistem ini adalah sistem perdagangan jarak jauh
yang dilakukan dari kantor Anggota Bursa, di
mana setiap order langsung dikirim ke sistem
perdagangan di BEI, tanpa perlu memasukkan
order melalui lantai bursa.
Penerapan remote trading ini sangat memengaruhi efisiensi dalam pasar modal. Sistem ini
juga turut membangkitkan kembali pasar modal
pascakrisis moneter 1998, yang tercermin pada
peningkatan kapitalisasi pasar dan jumlah emiten yang tercatat (listing) di bursa setiap tahunnya.
Sistem remote trading kemudian berkembang
lagi ke sistem online trading. Dalam sistem online
trading, peran broker tidak diperlukan karena investor dapat langsung melakukan perdagangan
sendiri. Namun, investor tetap harus menjadi
nasabah dari anggota bursa yang menyediakan
fasilitas online trading. Keunggulan sistem ini salah
satunya adalah prosesnya lebih cepat.
Masyarakat yang berminat trading melalui
online harus mendaftarkan diri menjadi nasabah
perusahaan sekuritas yang menyediakan
fasilitas online trading. Pada tahap itu, investor
diwajibkan menyetor modal minium yang ditentukan oleh masing-masing perusahaan sekuritas untuk mendapatkan rekening. Setelah
mendapat rekening, nasabah akan diberi software untuk transaksi saham secara online.
Investor juga dapat menginstalasi software
tersebut pada komputer atau smartphone seperti
BlackBerry. Setelah terinstalasi dan terhubung
dengan jaringan internet, investor dapat melakukan perdagangan saham secara langsung (real
time) pada jam-jam perdagangan. Selain software, ada juga sekuritas yang menyediakan
sistem perdagangan melalui website perusahaan
sekuritas secara langsung.
Saat ini, terdapat puluhan Anggota Bursa
(perusahaan sekuritas) yang menyediakan
layanan online stock trading dari sekitar 127
anggota bursa yang ada.
Gaya Hidup
Yang menarik, investasi di pasar saham kini
telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat metropolitan. Berinvestasi di pasar saham
menjadi identitas bahwa ia melek investasi dan
paham tentang perkembangan ekonomi dan
informasi.
Para investor saham pun banyak yang membuat grup komunitas untuk saling bertukar informasi tentang perkembangan pasar terkini. Di
Facebook dan Twitter banyak dijumpai grup komunitas ini. Adanya kelompok itu juga ikut
memengaruhi sentimen pasar karena mereka
membuat analisis dan prediksi sesuai dengan
informasi yang mereka peroleh.
Tak heran, dalam gurauan mereka acapkali
menyebutkan, orang yang hanya mengandalkan
tabungan sebagai simpanan masa depan
adalah kelompok sangat konvensional dan
“kampungan” dalam mengelola keuangan.
Gaya hidup juga mempengaruhi orang dalam
berinvestasi. Bagi orang yang tak mau ambil
risiko, tentunya simpanan di bank sangat tepat.
Sebab, di pasar saham berlaku hukum ekonomi.
Pilihan paling berisiko diganjar keuntungan yang
besar, sedangkan pilihan kurang berisiko
keuntungannya tidak signifikan.
Banyak tipikal investor saham. Ada yang
mempunyai horizon panjang sehingga tidak perlu memelototi fluktuasi harga saham setiap hari,
tetapi banyak juga yang trading untuk jangka
pendek. Masing-masing mempunyai kelemahan
dan keunggulan dan risiko sendiri-sendiri. Yang
jelas, investasi saham membutuhkan keseriusan
dan wajib paham terhadap saham yang akan
dibeli, baik secara fundamental maupun teknikal.
Sosialisasi yang dilakukan BEI tentang pemahaman pasar modal secara kontinu membuat
makin banyak masyarakat tertarik berinvestasi
di pasar saham, termasuk para selebritas yang
umumnya mempunyai dana cukup banyak.
Presenter Farhan merupakan salah satu artis
yang berinvestasi di pasar saham. Gerakan artis
ini diharapkan makin merangsang masyarakat
untuk terjun di pasar modal, tentunya dengan
pemahaman tentang keuntungan dan risiko
yang akan dihadapi.
Jika makin banyak masyarakat berinvestasi
di pasar modal, tentunya akan mendorong
perekonomian Indonesia semakin maju, karena
sumber dana dari pasar modal bisa dipakai
untuk ekspansi dunia usaha. Dampak lanjutannya, lapangan kerja tercipta dan kesejahteraan masyarakat meningkat. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
6
SMART INVESTING
Disiplin, Kunci Sukses Investasi
Investor Daily/EKO S HILMAN
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi
di bursa saham, calon investor perlu mengenali karakter dan
temperamen pribadinya. Dalam dunia investasi ini, faktor psikologis, cukup berperan di samping faktor
fundamental, teknikal, dan historis.
Faktor psikologi sangat menentukan keberhasilan
seseorang dalam investasi.
Oleh Edy Purnomo
D
engan mengenali karakter pribadi, Anda bisa memosisikan
diri sebagai trader atau investor
jangka panjang. Keduanya me
miliki potensi menghasilkan keuntungan yang besar. Yang pasti, tidak ada
investasi yang terbebas dari risiko. Investor
perlu pula memahami prinsip investasi, high
risk-high return, low risk-low return.
Prinsip investasi itu juga berlaku dalam investasi saham. Yang pasti, bursa saham telah
melahirkan berbagai macam karakter investor.
Motivasi orang berinvestasi di bursa saham pun
bermacam-macam. Karakter dan motivasi itulah yang akhirnya memosisikan pemain saham
sebagai investor sejati, trader, atau spekulan.
“Temperamen lebih penting dalam kesuksesan berinvestasi daripada intelek,” kata Warren
Buffet, salah seorang terkaya di dunia.
Kata-kata Buffet itu tidak berlebihan. Selain aspek fundamental, pergerakan harga
saham sering ditentukan oleh aspek psikologis. Keputusan membeli saham terkait erat
dengan masa depan perusahaan.
Bagi Warren Buffet, membeli saham berarti membeli masa depan bisnis perusahaan.
Investor bisa memperkirakan masa depan
perusahaan dengan meneliti fundamentalnya, mulai dari sejarah perusahaan, arus kas,
beban utang, laba bersih, hingga rencana
bisnisnya. Yang harus diingat, saham yang
dibeli adalah saham dari perusahaan yang
fundamentalnya bagus dan memiliki manajemen yang bagus pula. Tak kalah pentingnya adalah meneliti sepak terjang pemegang
saham pengendalinya. Sebab, ada beberapa
perusahaan yang fundamentalnya bagus,
tapi sering rusak akibat ulah manajemen dan
atau pemegang saham pengendali.
Selain faktor psikologis dan fundamental, seorang investor, terutama trader, perlu pula belajar teknik analisis. Teknik analisis merupakan
pengamatan terhadap fluktuasi harga saham
yang membentuk tren. Investor bisa melihatnya
secara individu saham dan membandingkannya
dengan keseluruhan saham pada pasar modal.
Volume transaksi sering menjadi acuan.
Kepercayaan Diri dan Pemahaman
Di dunia pasar modal, investor maupun trader sama-sama masuk ke sebuah pasar yang
bergerak sangat cepat. Dalam era online trading, siapapun bisa menyaksikan pergerakan
saham secara real time. Lompatan-lompatan
harga saham itu bisa memengaruhi psikologi
investor dan trader untuk memutuskan aksi jual dan beli dalam sekejap. Oleh karena itu,
kepercayaan diri menjadi penting bagi investor. Namun, kepercayaan diri itu harus dibarengi
dengan pengetahuan tentang saham yang dibeli, disiplin, dan penetapan target.
Disiplin dan ketenangan menjadi syarat
mutlak bagi trader maupun investor jangka
panjang. Sebagai pemain pemula, investor
maupun trader harus menyadari kekuatan
dana yang dimiliki sebelum masuk ke pasar
saham. Para investor yang sukses dalam investasi ini umumnya tidak menghabiskan
uangnya dalam sekali transaksi. Mereka
membeli saham secara bertahap.
Dengan modal awal Rp 100 juta, investor
bisa menggunakannya Rp 25 juta untuk transaksi pertama. Artinya, investor masih memiliki cadangan Rp 75 juta. Dengan demikian,
ketika harga saham jatuh, investor masih memiliki cadangan dana untuk membeli saham
tersebut pada harga lebih murah. Dengan jumlah uang yang sama, saham yang diakumulasi lebih banyak. Dengan investasi rutin, investor masih bisa menikmati keuntungan.
Direktur Utama Kresna Securities Michael Steven mengajarkan strategi bamboo investing, yakni investasi rutin terus-menerus.
Syaratnya, saham yang dibeli memiliki fundamental bagus. “Harga terdiskon hanya karena kondisi pasar yang tidak menguntungkan, bukan karena kinerjanya tidak optimal.
Ini hal mutlak yang harus diperhatikan. Kontrolnya ada di kita,” jelas dia.
Untuk mengurangi kerugian saat pasar bearish, ada pilihan bagi investor untuk menerapkan metoda cut-loss. Namun, investor harus
menentukan titik atau harga cut-loss saat membeli. Umumnya, titik cut-loss ditentukan 3% dari
harga beli. Investor harus disiplin mengikuti titik cut-loss. Misalnya, Anda membeli saham
pada harga Rp 3.000 dan menentukan titik cutloss Rp 2.850. Ketika harga saham turun ke
Rp 2.900, janganlah Anda berubah pikiran
untuk cut-loss di harga Rp 2.700.
Kejadian di pasar merupakan gabungan dua
sifat manusia, yakni ketamakan dan ketakutan.
Warren Buffett menerapkan prinsip investasi
ini dengan kalimat, takutlah ketika yang lain
serakah, dan serakahlah ketika yang lain takut.
Dengan kata lain, investor pintar selalu bersikap realistis, yakni menjual sahamnya kepada orang yang optimistis dan membeli dari
kalangan pesimistis. Inilah yang membentuk
psikologi pasar saat terjadi gejolak.
Untuk meminimalkan risiko kesalahan, investor hendaknya tidak membeli satu saham
berlebihan. Investor sukses biasanya mampu mengombinasikan kepercayaan diri dengan kesabaran, keberanian, dan kedisiplinan.
Sebelum membeli saham, Warren Buffet meneliti secara menyeluruh. Dia tidak mengambil
risiko berlebihan. Louann Lofton, penulis buku
Buffet Invest Like a Girl, melukiskan gaya investasi Warren Buffett seperti seorang gadis. Karakter
perempuan investor berbeda dengan lakilaki. Wanita menghabiskan lebih banyak waktu
meneliti pilihan investasi dan cenderung mengambil risiko lebih kecil dibandingkan pria. Sebaliknya, lelaki cenderung mengejar tantangan dan
risiko. Perempuan cenderung mencari informasi
yang menantang asumsi-asumsi mereka,
8 Pelajaran dari Investor Sukses
Darrin Donnelly, salah seorang penulis
buku tentang sistem investasi Warren Buffett, menjelaskan, filosofi investasi Warren
Buffett merupakan kebalikan dari perilaku trader saham pada umumnya. Buffett membeli
saham perusahaan untuk jangka waktu puluhan tahun, bukan dalam hitungan hari,
minggu, atau bulan. Sebaliknya, para trader
sering mengambil posisi jangka pendek dan
bertindak cepat untuk meraih keuntungan.
Meski demikian, para trader sebenarnya bisa
menerapkan kombinasi beberapa jenis strategi
investasi ala Buffet dan Darvas Trading System
yang diperkenalkan Nicolas Darvas, seorang
trader sukses di dunia. Para trader bisa belajar
delapan prinsip dari kedua jagoan investasi itu.
1. Jadilah Diri Sendiri dengan Benar
Warren Buffett hidup dalam kesederhanaan. Dia tidak menghabiskan uangnya untuk bermewah-mewah. Dia sering menghabiskan malamnya hanya untuk bermain
bridge dan membaca. Dia menyukai kehidupan yang tenang dan mengembangkan bisnisnya sesuai kegemarannya.
Motivasi terbesar bagi trader adalah kebebasan, tidak perlu terlalu berambisi memiliki
banyak uang. Perilaku trader yang ingin hidup
mewah seperti orang lain merupakan awal
dari bencana.
2. Pisahkan Diri dari Hiruk-pikuk Bursa Saham
Nicolas Darvas sukses sebagai trader karena
berusaha menghindari hiruk-pikuk pemberitaan
dan aneka pendapat yang berasal dari Wall
Street. Darvas memilih untuk menghabiskan
waktunya di Paris, sedangkan Buffett mendirikan toko di pusat Amerika Serikat. Intinya, investor atau trader lebih baik hidup tenang agar
bisa membuat keputusan yang jauh lebih baik.
3. Temukan Gairah Hidup Anda
Ketika ditanya tentang kunci sukses dalam
hidup, Warren Buffett sering menyarankan
mahasiswa untuk menemukan apa yang mereka sukai dan kemudian menemukan cara
untuk menghasilkan uang. Buffet benar-benar mencintai apa yang dia lakukan.
Trader sukses merasakan hal yang sama
tentang jalan hidup yang mereka pilih. Mereka mencintai grafik dan menganalisisnya.
Mereka membaca tentang industri-industri
baru yang berkembang. Mereka mencintai
kapitalisme dan kesempatan luar biasa yang
ditawarkan oleh pasar saham untuk siapapun. Mereka menyukai permainan yang
diperdagangkan. Untuk berhasil sebagai trader, Anda harus memiliki gairah yang benar.
4. Tunggu Peluang Sempurna
Warren Buffet sering mengutip pemain bisbol
legendaris Ted Williams. Untuk menjadi pemukul
yang baik, Anda harus mendapatkan bola yang
baik. Artinya, Anda tidak harus berayun-ayun di
setiap lapangan. Sebaliknya, Anda harus bersabar dan menunggu peluang yang sempurna.
Hal yang sama berlaku bagi para trader.
Para trader menunggu kesempatan investasi
yang tepat, disiplin, dan menghindari transaksi
berlebihan. Trader yang sukses sabar menanti
dengan tetap menganalisis secara teknikal
dan fundamental sebelum melakukan eksekusi dan memasuki arena perdagangan.
5. Percaya pada Diri Sendiri dan Sistem Anda
Buffett tidak pernah khawatir tentang investasinya dalam jangka panjang. Dia percaya pada diri sendiri dan kemampuannya.
Dia percaya dengan pendekatan yang dipilih untuk investasi.
Ketika Anda benar-benar percaya pada diri
sendiri dan sistem Anda, Anda akan mampu
menahan kemunduran sementara ketika Anda
dalam keraguan. Anda akan berkomitmen terhadap rencana dan bertahan melewati kesulitan
yang mungkin mengadang di sepanjang jalan.
6. Beradaptasi dengan Kondisi yang Berubah
Warren Buffett telah menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Filosofi investasi Buffett telah
berkembang selama beberapa dekade. Namun, Buffett telah memilih untuk menerima
perubahan, bukan melawannya.
Seorang trader harus beradaptasi dengan
perubahan kondisi. Apa yang berhasil tahun
lalu, atau bahkan berbulan-bulan lalu, mungkin tidak terjadi hari ini. Filosofi keseluruhan
sistem trading Anda tidak boleh dirusak, namun dikembangkan sesuai perkembangan
pasar. Sistem Investasi Darvas telah berkembang sejak 50 tahun lalu.
7. Baca, Baca, Baca, dan Baca Terus
Untuk berhasil dalam usaha apapun, Anda
tidak pernah bisa berhenti belajar. Para trader harus melakukan hal yang sama, termasuk membaca kembali buku-buku perdagangan klasik. Baca buku tentang perdagangan dan sistem investasi yang mungkin tidak
ada hubungannya dengan strategi khusus
Anda. Anda tidak pernah tahu kapan Anda
akan menemukan beberapa taktik baru untuk menambah pengetahuan Anda.
Baca koran harian, menemukan perusahaan
baru dan teknologi baru, membaca biografi
orang-orang sukses, dan lain-lain. Pengetahuan adalah kekuatan dan itu bukan merupakan
kebetulan. Kita akan menemukan kesuksesan
saat kita menjadi orang yang gemar membaca.
8. Have Fun dan Jangan Terlalu Serius
Biasakan diri dengan humor-humor segar dan
cerdas. Hal ini akan membuat hidup Anda menyenangkan. Bahkan, Buffet pernah menertawakan diri sendiri ketika mengingat kecelakaan yang pernah dialaminya.Yang penting, dia
berusaha untuk menyenangkan diri sendiri dan
tidak menganggap dirinya terlalu serius. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
7
OKTOBER - NOVEMBER 2011
8
SMART INVESTING
Investor Daily/EKO S HILMAN
Berinvestasi Saham Butuh Strategi
Oleh Jauhari Mahardhika
I
nvestasi pada saham ibarat berperang.
Serdadu yang memiliki peralatan perang
canggih belum tentu menang. Untuk
memenangi pertempuran, serdadu perlu
dibekali pemahaman medan dan strategi perang.
Layaknya berperang, investor
juga harus memiliki sejumlah
strategi untuk mengoptimalkan
keuntungan. Meski modal kecil,
bukan berarti peluang meraup
keuntungan juga kecil.
Dalam buku ‘Jurus-Jurus Berinvestasi Saham’ disebutkan, sejumlah investor saham yang hanya
bermodal Rp 10 juta berhasil
meraup untung minimal dua kali
lipat dalam setahun. Di sisi lain,
ada investor bermodal Rp 100 juta
justru merugi.
Tingginya keuntungan juga
tidak identik dengan pengalaman
dalam bertransaksi saham. Ada investor pemula justru meraup keuntungan lebih tinggi dibandingkan
investor yang memiliki jam terbang
tinggi. Hal itu terjadi karena metode
dan psikologis sangat mendukung
untuk meraup keuntungan secara
optimal.
Setidaknya ada enam strategi
yang perlu dilakukan sebelum berinvestasi di pasar modal. Pertama,
menyusun portofolio berdasarkan
jangka waktu. Berapa persen dana
yang siap diinvestasikan dalam
jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Strategi kedua adalah memilih
perusahaan sekuritas atau broker
saham yang memiliki jejak rekam
(track record) yang bagus. Ketiga,
meminta panduan dari broker soal
seluk beluk transaksi. Keempat,
berinvestasi untuk jangka panjang.
Namun, jika sudah paham seluk
beluk transaksi, pemodal tak ada
salahnya berinvestasi dalam jangka pendek.
Adapun strategi kelima adalah
menganalisis saham secara komprehensif dengan analisis fundamental dan teknikal. Dalam hal ini,
investor bisa meminta bantuan
analis. Hindari feeling atau ikutikutan alur pasar. Keenam adalah
disiplin dan konsisten dalam merealisasikan tujuan investasi seperti time horizon dan keuntungan.
Kedisiplinan juga bisa meminimalisasi keserakahan dalam bertransaksi.
Sementara itu, dalam panduan
Sekolah Pasar Modal yang diterbitkan BEI, KSEI, dan KPEI juga mengenal enam kiat berinvestasi secara bijak. Pertama, menentukan
tujuan investasi. Sebelum berinvestasi, investor perlu menetapkan
tujuannya seperti untuk membeli
rumah, biaya anak sekolah, dan
lain-lain.
Kedua, menentukan jangka
waktu. Ketiga mengenali profil
risiko, kemudian keempat mempelajari produk investasi, kelima
adalah mengukur kinerja investasi, dan keenam yaitu memantau
perkembangan investasi secara
berkala.
Investor berhak mendapat laporan rutin dari brokernya mengenai
hasil transaksi baik pembelian
maupun penjualan saham. Investor juga berhak menuntut denda
atas keterlambatan pembayaran
uang oleh perusahaan sekuritas.
Sementara itu, dalam bertransaksi di pasar, investor harus memiliki mental. Artinya, investor harus mengenali diri sendiri, apakah
termasuk orang yang senang risiko atau konservatif. Pengenalan
ini sangat penting dalam menentukan pola investasi saham. Mental investor harus matching dengan strategi investasi guna mengurangi potensi kerugian.
Menurut Education & Training
Manager PT Kresna Graha SekuInvestor Daily/DAVID GITA ROSA
rindo Tbk Jimmy Dimas Wahyu,
kunci utama dalam berinvestasi saham adalah mampu mengalahkan
diri sendiri. Dalam hal ini, investor
jangan serakah. Harus disiplin dan
konsisten dengan target keuntungan yang ditetapkan sebelumnya.
Kunci sukses lainnya adalah
pemilihan saham-saham yang
prospektif secara fundamental.
Pemilihan itu berdasarkan sektor
usaha maupun laporan keuangan.
Saham yang bagus jika emitennya
mampu meningkatkan penjualan
dan laba. Sebab, kenaikan itu
diiringi dengan peningkatan laba
per saham maupun harga saham
di pasar.
Untuk mencari saham-saham
murah dan bagus, investor dapat
menganalisisnya dengan rasio
harga dibanding laba per saham
(price to earning ratio/PER) serta
rasio harga dibanding harga buku
(price to book value/PBV).
“Pastikan menggunakan strategi
buy low sell high ketika mengambil
keputusan beli atau jual. Untuk itu,
masih perlu banyak edukasi kepada para investor terutama lokal
supaya hasil investasinya optimal,”
kata Jimmy. OKTOBER - NOVEMBER 2011
9
OKTOBER - NOVEMBER 2011
10
SMART INVESTING
SRO GENCAR SOSIALISASI DAN EDUKASI
Membidik 2,3 Juta Pemodal Domestik
Investor Daily/DAVID
Oleh Parluhutan Situmorang
Self Regulatory Organizations (SRO) bersama stake holder
lainnya di sektor pasar modal gencar menyosialisasikan pasar
modal ke seluruh masyarakat. Sosialisasi diharapkan mampu
mengubah paradigma berinvestasi dari masyarakat penabung
menjadi pemodal. Sayangnya, upaya itu tidak berbuah optimal
untuk mendongkrak jumlah pemodal yang masih bertengger
pada kisaran 400 ribu subrekening.
J
ika dibandingkan dengan negara-negara di Asia, jumlah pemodal domestik Indonesia merupakan yang terendah. Singapura diperkirakan memiliki investor sekitar
1,3 juta atau setara dengan 30% dari jumlah
penduduk, Malaysia sudah mencapai 3 juta
lebih atau sekitar 15% dari jumlah penduduknya. Jepang memiliki investor sekitar 20%
dari jumlah penduduk Negeri Sakura tersebut.
Bagaimana dengan jumlah investor pasar
modal di Tanah Air? Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hanya tercatat 347 ribu subrekening efek. Dari jumlah
tersebut, kemungkinan beberapa dikategorikan
sebagai rekening kosong (dormant account).
Sedangkan kepemilikan efek masih didominasi
investor asing senilai Rp 1.271 triliun dan investor lokal berkisar Rp 963,74 triliun.
Tentang minimnya jumlah pemodal lokal,
Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Airlangga Hartarto dalam beberapa kesempatan mengatakan, upaya menggerakkan indeks BEI sangat tergantung terhadap kondisi perekonomian global. Ketika kondisi
perekonomian global terguncang, pasar saham Indonesia otomatis terkena getahnya,
seperti pengalaman tahun lalu. Indeks BEI
tahun 2008 anjlok dari level tertinggi 2.830,26
ke level terendah 1.111,39. Padahal, hampir
seluruh ekonom mempercayai dampak krisis keuangan global tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian domestik.
Mengurangi dominasi investor asing di pasar
modal dengan memperketat aliran dana hedge
fund asing juga bukanlah langkah yang bijak,
karena hal ini justru memperlemah posisi Indonesia di kancah perekonomian global. Apalagi
pemerintah berencana melibatkan Indonesia
tergabung dalam pembentukan bursa bersama
Asean, langkah pengurangan dominasi investor asing sesuatu hal yang tidak mungkin diterapkan. Peningkatan penetrasi pemodal lokal
merupakan kunci utama pengembangan pasar
modal ke depan.
Meskipun potensi keuntungan yang diperoleh pemodal melalui investasi di pasar modal
cukup tinggi, aliran dana ke pasar modal tetap
saja rendah. Pemodal justru lebih tertarik menyimpan dananya di bank. Dana pihak ketiga
perbankan hingga Juli 2011 meningkat 18,3%
menjadi Rp 2.464 triliun dibandingkan Juli
2010. Minimnya pengetahuan serta sosialisasi tentang pasar modal membuat para pemodal
kurang berminat berinvestasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) per Februari 2011, jumlah penduduk
yang bekerja atau berpenghasilan mencapai
119,4 juta dari total penduduk saat ini mencapai 234 juta jiwa. Riset Standard Chartered
Bank juga menyebutkan jumlah orang mapan
atau berpenghasilan Rp 240-500 juta per
tahun mencapai 4 juta orang. Angka penduduk kaya Indonesia menempati urutan ketiga
negara di Asia (kecuali Jepang), setelah
Tiongkok dan India. Jumlah penduduk mapan
Tiongkok mencapai 23,3 juta orang dan India
5,2 juta orang.
Sedangkan kontribusi pasar modal terhadap produk domestik bruto (PDB) baru
berkisar 35% dari rata-rata dunia sebesar
40%. Angka ini tergolong rendah dibandingkan dengan rata-rata negara di dunia sekitar 40%. Bahkan, sejumlah negara mencatatkan kontribusi pasar modal terhadap PDB
sudah bertengger di atas 50%.
Tambah Pemodal
Guna mendongkrak pemodal lokal, Ketua
Assosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramlan mengharapkan BEI untuk mempergencar sosialisasi tentang pasar modal
kepada masyarakat. Otoritas bursa juga diminta terlibat dalam edukasi investor. “Melalui edukasi dan sosialisasi diharapkan penambahan investor lokal. Jika porsi kepemilikan portofolio pasar modal nasional dikuasai pemodal domestik, pasar modal Indonesia akan lebih stabil, karena tidak tergantung
dengan investor asing,” jelas dia.
Pandangan senada diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)
Airlangga Hartarto. Menurut dia, orientasi pasar modal bukan hanya kenaikan IHSG. Penambahan jumlah investor lokal salah satu
isu penting dalam membesarkan pasar modal domestik.
Salah satu cara untuk memperbanyak investor, menurut dia, otoritas pasar modal dan bursa harus agresif mendorong perusahaan untuk
menggelar penawaran umum perdana (IPO) saham, memberikan stimulus untuk menarik minat perusahaan yang sudah masuk pasar
menggelar rights issue ataupun obligasi.
Adapun alokasi penawaran saham bagi
pemodal ritel lokal sebaiknya ditingkatkan.
“Jangan saat pasar sedang bulish, alokasi
saham bagi pemodal lokal ritel lebih kecil
dibandingkan pemodal asing maupun investor institusi,” tuturnya.
Melihat tingginya peran pemodal lokal terhadap stabilitas pasar, SRO dan stake holder
pasar modal telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menggaet pemodal lokal masuk
pasar modal. Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Djoko Hendratto
belum lama ini mengatakan, regulator pasar
modal telah menyusun rencana induk untuk
memperluas basis investor, pembenahan infrastruktur, serta peningkatan profesionalisme.
Dalam Masterplan Pasar Modal 2010-2015
disebutkan lima tujuan pengembangan pasar
modal Indonesia. Di antaranya, menciptakan
pasar modal sebagai sumber pendanaan
yang mudah diakses, efisien, dan kompetitif.
Pasar modal akan menjadi sarana investasi
yang kondusif dan atraktif serta pengelolaan
risiko yang andal.
Otoritas pasar modal juga berniat menciptakan pasar modal sebagai industri yang sta-
bil, tahan uji, dan likuid. Pihaknya juga akan
menciptakan kerangka regulasi yang menjamin terciptanya kepastian hukum, adil, dan
transparan. Adapun tujuan kelima pengembangan pasar modal adalah menciptakan infrastruktur yang kredibel, andal, dan berstandar internasional.
Direktur BEI Friderica Widyasari mengatakan, pihaknya gencar melakukan sosialisasi
dan edukasi guna menggaet 2,3 juta investor
hingga 2012. Sosialisasi dan edukasi tidak
hanya menyasar kalangan pemodal, tetapi
para pelajar serta mahasiswa. “Kami telah meluncurkan sekolah pasar modal hingga 15
kota. Sekolah pasar modal bertujuan untuk
melatih masyarakat terkait seluk-beluk pasar
modal,” imbuhnya.
BEI juga menggandeng perusahaan sekuritas dalam rangka sosialisasi ke daerahdaerah. Menurut dia, keterlibatan perusahaan sekuritas akan mempermudah masyarakat untuk mendaftar sebagai investor.
Otoritas bursa juga telah membuka beberapa pojok bursa di sekolah dan kampus. Pihaknya juga secara berkala menggelar seminar tentang pasar modal di berbagai daerah.
Selain sosialisasi dan edukasi kepada investor, menurut Kiki, BEI juga gencar mendatangi
perusahaa-perusahaan potensial masuk bursa. Sosialisasi manfaat dan keuntungan ke
sejumlah perusahaan dilakukan di berbagai
kota. “Kami secara rutin mengunjung daerahdaerah yang memiliki banyak perusahaan potensial masuk bursa. Penambahan emiten baru
tentu akan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah investor,” ungkapnya. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
11
OKTOBER - NOVEMBER 2011
12
SMART INVESTING
Mengenal Instrumen Investasi di Pasar Modal
Investor Daily/Eko S Hilman
Oleh Jauhari Mahardhika
Bursa Batavia, cikal bakal
Bursa Efek Indonesia, pernah
menjadi bursa internasional.
Bursa Batavia sempat
memperdagangkan saham
American Motors, Anaconda
Copper, dan Bethlehem Steel
yang saat itu merupakan
saham unggulan di New York
Stock Exchange (NYSE).
N
amun, akibat Perang Dunia II,
kegiatan pasar modal di Indonesia
terhenti pada 1940. Saat ditutup, Bursa Batavia, Surabaya, dan Semarang telah
memperdagangkan 250 jenis saham.
Setelah melalui proses panjang, Bursa
Efek Jakarta akhirnya diaktifkan kembali
pada 10 Agustus 1977. Hal tersebut ditandai
dengan go public-nya PT Semen Cibinong
Tbk (SMCB), saat ini PT Holcim Indonesia
Tbk, sebagai emiten pertama.
Setelah itu, jumlah emiten yang
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bertambah. Sampai saat
ini, jumlah emiten di BEI mencapai 432.
Selain saham-saham emiten, beberapa
instrumen investasi lain yang tersedia di
pasar modal adalah obligasi, unit penyertaan
reksa dana, unit penyertaan efek beragun
aset (EBA), dan reksa dana yang dapat
diperdagangkan di bursa (exchange traded
fund/ETF).
Di samping itu, pasar modal domestik
mengenal sejumlah produk derivatif seperti
kontrak berjangka atas efek (futures contract), waran, rights, dan options.
Dalam panduan Sekolah Pasar Modal yang
diterbitkan oleh BEI, KSEI, dan KPEI,
disebutkan, saham merupakan surat
berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu
perusahaan.
Saham memiliki beberapa karakteristik
antara lain hak memperoleh dividen, hak
suara dalam RUPS, memiliki hak memesan
efek terlebih dahulu (HMETD), potensi ke-
untungan (capital gain) atau kerugian (capital loss).
Sementara itu, obligasi merupakan surat
utang yang diterbitkan oleh perusahaan
maupun pemerintah. Karakteristik obligasi
antara lain berjangka menengah atau panjang, ser ta adanya pembayaran bunga
secara periodik. Selain obligasi konvensional
tersebut, pasar modal juga mengenal obligasi
syariah atau sukuk.
Instrumen investasi lain yang tak kalah
populer adalah reksa dana. Dari segi definisi,
unit penyertaan reksa dana adalah bukti
penyertaan dan kepemilikan pemodal atas
sebagian dari portofolio efek yang dikelola
manajer investasi (MI).
Dalam berinvestasi di reksa dana, pemodal
bisa membeli dan menjual unit penyertaan
reksa dana setiap hari. Nilai portofolio reksa
dana mengacu pada nilai aktiva bersih
(NAB).
Biasanya, harga awal unit penyertaan
ditetapkan sebesar Rp 1.000. Harga
selanjutnya sesuai dengan NAB per unit.
Harga tersebut naik turun seiring dengan pergerakan harga efek dalam portofolio.
Produk Derivatif
Sementara itu, pasar modal domestik juga
memperdagangkan produk derivatif
(turunan) sebagai instrumen investasi.
Misalnya, investasi pada waran. Instrumen
itu memberikan hak kepada pemegangnya
untuk membeli saham dari perusahaan yang
menerbitkannya dengan harga dan jangka
waktu tertentu. Waran sering disebut sebagai
pemanis (sweetener) dalam penawaran
umum saham.
Produk derivatif lainnya adalah futures
contracts atau kontrak yang mewajibkan
pemegangnya untuk membeli atau menjual
efek pada harga, waktu, dan jumlah yang
telah disepakati sebelumnya. Kontrak
tersebut juga merupakan sarana lindung nilai
(hedging), arbitrage, dan spekulasi.
BEI berencana meluncurkan kembali
transaksi derivatif pada semester I-2012.
Peluncuran ini merupakan improvisasi dari
transaksi derivatif yang sudah ada sebelumnya.
Sejalan dengan semakin meningkatnya
minat investasi di pasar modal, BEI berupaya
agar volume dan nilai transaksi derivatif di
bursa semakin besar. Pasalnya, investor
asing sangat berminat terhadap transaksi
derivatif.
Sementara itu, sistem perdagangan bursa
bisa menggabungkan transaksi saham,
obligasi, dan derivatif. Sebelumnya, pengembangan produk derivatif hanya berdasarkan
permintaan pasar.
“Untuk persiapan peluncuran transaksi
derivatif, tim kami sedang mempelajari
sistem derivatif ke Australia sekaligus untuk
mengetes sistem derivatif yang mereka gunakan,” kata Direktur Pengembangan BEI
Friderica Widyasari Dewi, belum lama ini.
Friderica mengharapkan akhir tahun ini
sistem tersebut bisa selesai. BEI akan
mengembangkan produk derivatif baru yang
memuat kontrak opsi saham (KOS) dan futures dengan portofolio indeks LQ45.
BEI telah menunjuk NASDAQ-OMX
sebagai penyedia jasa sistem perdagangan
derivatif (stock option dan LQ45 Index Futures) dengan menggunakan X-stream platform. Melalui X-stream platform diharapkan
sistem perdagangan JATS-Next G dapat
digunakan untuk perdagangan multiproduk.
Dengan begitu, perdagangan produk saham
dan derivatif bisa dalam satu platform. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
SMART INVESTING
13
Tak Perlu Ekstrem Hadapi Gejolak Pasar
Oleh Elizabeth Gloria Berahmana
Umumnya, koreksi wajar harga saham sekitar 57%. Jika melampaui batas toleransi tersebut,
investor disarankan diam sambil menunggu (wait
and see) waktu yang tepat untuk beli saham.
Dengan begitu, potensi kerugian bisa dikurangi
atau bahkan untung bila harga saham kembali
naik (rebound).
adi, ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 8,88% seperti
beberapa waktu lalu, investor lebih baik
wait and see,” kata Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI)
Haryajid Ramelan kepada Investor Daily
di Jakarta, belum lama ini.
Haryajid menyarankan kepada investor tetap berpegang pada aspek fundamental. Investor tak perlu melakukan aksi ekstrem dalam menghadapi pasar yang
sedang bergejolak. Wait and see merupakan pilihan
ideal untuk bisa menentukan langkah selanjutnya.
“Koreksi tajam justru membuka peluang untuk
membeli saham dengan harga rendah (buy on weakness), meski batas bawah sebenarnya sulit diukur,”
tutur Haryajid.
Untuk mendukung strategi tersebut, menurut dia,
investor harus memiliki dana segar yang cukup. Pembelian saham juga harus selektif dan bertahap. “Masuknya jangan terlalu banyak, sekitar 20-30% dari total dana,” ujar Haryajid.
Selain itu, investor perlu mencermati fluktuasi nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS dan kondisi pasar global. Hal ini penting untuk mengetahui saham-saham
yang rawan terkoreksi seperti saat ini.
“Masalah rupiah dan pasar global terutama ketidakpastian krisis utang di Eropa menjadi sentimen negatif
bagi saham-saham perbankan dan saham-saham
emiten yang berorientasi ekspor,” kata Haryajid.
Meski demikian, investor, khususnya dalam negeri,
tidak dianjurkan ikut-ikutan jual saham secara masif
seperti investor asing. Selama fundamental ekonomi
Indonesia masih kuat, investor lokal harus percaya diri.
Kepercayaan diri tersebut justru menjadi benteng
terakhir yang dapat menghalau crash market. “Ini kan
ekonomi kita, kenapa kita tidak percaya diri dengan
ekonomi kita, tak perlu ikut-ikutan asing,” kata dia.
Saat ini, investor asing masih menguasai dua per
tiga portofolio di bursa saham. Jika asing jual saham,
sangat wajar IHSG terkoreksi. Namun, kondisi tersebut
bisa diredam, jika investor lokal mampu memanfaatkan
peluang untuk beli saham di harga rendah.
Untuk itu, Haryajid menekankan kembali mengenai
pentingnya peningkatan basis investor lokal, terutama
ritel. Peningkatan jumlah investor bisa dilakukan dengan
sosialisasi dan edukasi secara atraktif. Dengan demikian,
banyak masyarakat yang melek investasi di pasar modal.
Namun, dia mengakui, investor ritel umumnya menyukai trading (transaksi harian). Jika ingin sukses, investor tetap harus fokus pada fundamental. Sentimen
lokal dan regional berupa data-data ekonomi atau
kebijakan ekonomi juga perlu mendapat perhatian besar.
Sementara itu, mengenai rumor pasar, investor tidak
ada salahnya ikut mencermati selama informasinya
mendekati kebenaran. “Rumor memang dibutuhkan
untuk fluktuasi harga saham. Tapi, harus ada balancing
dengan analisis fundamental dan teknikal,” ujar Haryajid.
Hal serupa juga dikatakan oleh Education & Training Manager PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Jimmy
Dimas Wahyu. Menurut dia, kondisi pasar yang sedang anjlok ibarat “mal sedang diskon barang”.
“Jika mal kasih diskon, masyarakat beramai-ramai beli
barang yang sifatnya justru konsumtif. Kalau saham
merupakan produk investasi, produktif, jadi juga harus
dibeli saat pasar down,” kata Jimmy.
“J
Meski demikian, kata dia, pembelian harus dilakukan secara bertahap untuk mengantisipasi penurunan lebih dalam. “Jangan masuk
100% dari dana yang ada. Mungkin
5%, kalau turun lagi bisa 10% dan
seterusnya,” tutur dia.
Aksi average down tersebut untuk mendapatkan harga yang optimal. Dalam membeli saham juga
perlu dipertimbangkan analisis fundamental dan teknikal.
Keberhasilan berinvestasi juga
tak terlepas dari perilaku investor
sendiri. Dalam kondisi pasar yang
bergejolak, investor tetap jangan
panik. Investor sebaiknya memanfaatkan peluang yang ada untuk
beli saham murah. “Kalau tinggi katanya ketinggian, kalau murah khawatir ada apa-apa. Jangan serbasalah begitu,” ujar Jimmy.
Dalam berinvestasi di pasar modal, investor juga disarankan tidak serakah. Mengenai hal itu, investor bisa
mengikuti tips Warren Buffet, yaitu be
afraid when people brave and be
brave when people afraid. Ketika
ekspektasi orang terhadap bursa
saham sangat tinggi, maka kita perlu
takut. Tapi, ketika pasar sedang jatuh,
beranikan diri untuk berinvestasi.
Sebagai ilustrasi, IHSG sempat
mencapai level tertinggi 4.196. Level
tersebut cukup tinggi karena awal
2011 bertengger di level 3.700. Dengan kondisi indeks yang naik cukup
tinggi itu, investor seharusnya sudah
bisa mengurangi portofolionya dan
menyimpan dana segar. Dana tersebut berguna untuk membeli kembali
saham saat pasar jatuh. (c04)
OKTOBER - NOVEMBER 2011
14
REGULASI
LINDUNGI PEMODAL DARI FRAUD
Investor Perlu Pahami
Peraturan Pasar Modal
Investor Daily/DAVID GITA ROZA
Pasar modal pada hakikatnya tidak berbeda jauh dengan pasar
tradisional yang selama ini sudah dikenal kalangan umum. Pasar
menggambarkan adanya aktivitas tawar menawar harga antara
pedagang dan pembeli. Kondisi hampir serupa juga terjadi di
pasar modal. Pasar modal bisa disebut sebagai tempat pertemuan
pihak yang membutuhkan dana dengan pemilik dana.
Oleh Parluhutan Situmorang
P
asar modal sebagai tempat berinvestasi memang menggiurkan dari
sisi penambahan profit. Namun, investasi pasar modal mengandung risiko tertentu. Investor harus menghitung
risiko (calculated risk), bukan sekadar follower (ikutan). Apalagi, pasar modal tak
ubahnya sebagai tempat mengapitalisasi
keuntungan sebagian orang saja sehingga
diperlukan kesiapan regulator mengeluarkan
berbagai peraturan.
Peraturan pasar modal harus mampu
mengimbangi karakteristik pelakunya yang
aktif, kreatif, dan dinamis, namun sedikit
rakus (greedy), serta senang risiko (risk
taker). Dengan aturan itu diharapkan pasar
modal tetap positif dan berjalan dalam koridor hukum yang berlaku. Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) juga telah menerbitkan sejumlah
peraturan untuk menjamin pasar berjalan secara teratur dan efisien. Di antaranya, pelarangan short selling, batas atas dan bawah,
serta suspensi bursa, dalam mengantisipasi
pengaruh krisis, patut diapresiasi.
Keberadaan pasar modal berjalan berdasarkan mekanisme Undang-Undang Pasar
Modal No 8 Tahun 1995. Regulasi ini menyebutkan, pasar modal sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Sebelum pemodal berinvetasi, mereka sebaiknya memahami sejumlah peraturan
terkait pasar modal. Peraturan bertujuan
untuk melindungi investor. Kegiatan pasar
modal dilindungi oleh Undang-Undang No
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Selain
itu, terdapat peraturan yang diterbitkan
Bapepam-LK dan peraturan bursa.
Associate Professor di Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan Yozua Makes mengatakan, guna mengimbangi karakteristik
pelaku pasar modal yang aktif, kreatif, dinamis, dan agak greedy dan risk taker dibutuhkan peraturan pasar modal yang kuat.
Peraturan bukan merestriksi, melainkan penyeimbang untuk menciptakan perdagangan
tetap berjalan.
Peraturan pasar modal di Indonesia sudah
bagus, karena telah setara dengan peraturan di berbagai negara di dunia. Hanya
saja dalam kondisi krisis, menurut dia, implementasi sejumlah pilar pasar modal sangat dibutuhkan. Di antaranya, otoritas ter-
tata rapi, regulasi yang sudah siap, enforcement melalui pembinaaan, pengawasan,
dan pelaksanaan.
Peraturan Perlindungan Investor
1. Pasal 37 Undang-Undang Nomor 8/1995
Tentang Pasar Modal menyebutkan adanya pemisahan harta kekayaan nasabah
dengan perusahaan efek. Perusahaan
efek yang menerima efek dari nasabahnya wajib menyimpan efek tersebut dalam
rekening terpisah dari rekening perusahaan efek.
2. Peraturan Bapepam-LK Nomor III.B.7
Tentang Dana Jaminan. Peraturan ini menyebutkan, bentuk riil perlindungan pemodal dalam pasar modal. Di antaranya,
dana jaminan adalah kumpulan dana dan
atau efek yang diadministrasikan dan dikelola oleh lembaga kliring dan penjaminan. Efek ini bisa digunakan untuk
membiayai penjaminan penyelesaian
transaksi bursa oleh lembaga kliring.
3. Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.3 tentang Pengendalian Intern dan Penyelenggaraan Pembukuan oleh Perusahaan
Efek. Peraturan ini mengharuskan pembukuan secara benar seluruh dana dan
efek nasabah.
4. Peraturan Bapepam-LK Nomor VI.A.3
tentang Rekening Efek pada Kustodian.
Peraturan ini meliputi kepastian perlindungan terhadap harta nasabah. Perlindungan dengan cara mengasuransikan
efek nasabahnya untuk menghindari kerugian akibat pailit perusahaan efek.
5. Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.6 tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi
Efek oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah
dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek. Peraturan ini mengatur tata cara
transaksi marjin dan short selling. Peraturan
ini menyebutkan, perusahaan efek yang
memberikan fasilitas pembiayaan transaksi
margin atau short selling harus memiliki nilai
MKBD minimal Rp 5 miliar. Sedangkan investor yang bisa memiliki fasilitas
pembiayaan transaksi margin atau short
selling wajib mempunyai kekayaan bersih
lebih dari Rp 1 miliar dan pendapatan
tahunan lebih dari Rp 200 juta.
6. Peraturan V.D.6 juga menyebutkan berbagai kriteria efek untuk transaksi margin dan short selling. Efek yang bisa ditransaksikan harus memiliki nilai rata-rata
transaksi harian minimal Rp 1 miliar dan
dimiliki lebih dari 4.000 pihak dalam kurung waktu enam bulan.
7. Peraturan No.XI.C.1 tentang Transaksi
Efek yang Tidak Dilarang bagi Orang Da-
lam. Peraturan ini ber tujuan untuk
menghindari orang dalam perusahaan
memanfaatkan informasi tentang perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
atas transaksi sahamnya. Peraturan ini
secara tegas memberikan sanksi kepada
pihak-pihak yang memanfaatkan informasi orang dalam untuk meraih keuntungan.
8. Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) tentang mekanisme batasan auto rejection.
Penolakan secara otomatis oleh JATS
terhadap penawaran jual dan atau beli
efek yang dimasukkan ke JATS akibat di-
lampauinya batasan harga yang ditetapkan oleh Bursa. Mekanisme auto rejection secara otomatis merupakan salah
bentuk perlindungan terhadap investor
yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini kisaran fluktuasi harga
saham yang terkena auto rejection mulai
dari 20-30%. Batasan auto rejection untuk
saham seharga mulai dari Rp 50-200 per
unit mencapai 35%. Batas auto rejection
saham mulai dari Rp 200 hingga Rp 5.000
per unit mencapai 25 %. Sedangkan auto
rejection saham di atas Rp 5.000
maksimal 20%. OKTOBER - NOVEMBER 2011
15
SUPER INVESTOR
Billy, Pencetak Gain 4.000%
Oleh Jauhari Mahardhika
Billy Budiman,
mahasiswa berusia
19 tahun, mampu
mencetak untung (gain)
sekitar 4.000% di bursa
saham. Saat ini, Billy
kuliah di Universitas
Multimedia Nusantara
(UMN) jurusan
manajemen. Billy juga
bekerja di PT Batavia
Prosperindo Sekuritas.
M
Hadapi Bearish
Bagaimana berinvestasi saat pasar bearish
(tren turun)? Billy selalu memegang teguh
filosofi It’s better to lose momentum than lose
a money (lebih baik hilang kesempatan
daripada uang).
Saat tren pasar turun seperti saat ini dan
tidak yakin rebound, maka lebih baik pemodal
menunggu sampai indeks saham kira-kira
mendekati level bawah. Artinya, tidak perlu
menyesal bila indeks kemudian naik, semen-
tara kita belum ikut beli.
Perhitungan itu harus dilandasi beberapa
indikator analisis teknikal. Jika beberapa
indikator tersebut benar-benar memberi
sinyal balik arah (reversal), pemodal baru
masuk pasar dengan percaya diri.
“Tidak penting Anda salah atau benar di
pasar. Yang paling penting adalah bagaimana
Anda mencetak untung dan mengurangi
risiko kerugian secara benar,” ujar Billy.
Dia mengaku sempat mendapat ujian berat
pada 2008, saat krisis finansial melanda
bursa saham di dunia, termasuk Bursa Efek
Indonesia (BEI). Namun, dia berhasil
menciptakan formula baru dalam
analisis teknikal bernama weighted
technical analysis (WTA). Billy pun
selamat dari kejatuhan indeks
harga saham gabungan (IHSG)
pada Oktober 2008.
Ketika itu, dia memprediksi
bahwa IHSG bakal strong
bearish bila dihitung melalui
metode WTA. Analisis teknikal
tersebut tidak hanya memperhitungkan faktor moving
average convergence
divergence (MACD), relative
strength index (RSI), William
%R, dan stochastik
oscilator, WTA juga memasukkan indikator kunci
lainnya. Dengan begitu,
WTA berbeda dengan
analisis teknikal lainnya dan
WTA memiliki akurasi
maksimal 70%.
“Ketika itu, pada Juni 2008,
saat indeks 2.500, semua analis
memprediksi indeks bakal 3.200.
Tapi, saya melihat hampir semua
indikator terutama MACD menunjukkan strong bearish dan tinggal menunggu berita negatif. Lalu, saya
putuskan untuk keluar dari market,”
jelas Billy penuh semangat.
Keputusan Billy yang sempat
ditentang, ternyata terbukti. Bangkrutnya
Lehman Brothers memicu jatuhnya
indeks saham yang mengakibatkan sebagian besar investor rugi besar. IHSG anjlok
hingga ke level 1.000-an. Namun, ketika
muncul kabar bahwa indeks bisa jatuh ke
level 850, Billy tidak percaya, karena indeks
bakal rebound lagi.
“Saya masuk pasar lagi ketika indeks di
level 1.100-an. Meski esoknya turun ke 1.089,
tapi saya yakin, saya masuk di saat tepat.
Dan, sejarah membuktikan, level 1.100-an
merupakan titik yang sudah dekat dengan
level bottom,” ungkapnya.
Billy sangat antimargin, karena tidak rela
keuntungannya tergerus akibat kalah margin.
Dia juga banyak mengoleksi saham-saham
blue chip. Dia pun cukup pandai mengelola
kerugian dan potensi keuntungannya di
saham.
Pada saham-saham blue chip, dia membatasi cut loss sekitar 5% dari harga beli. “Kalau
sudah turun 5%, sebagian dana harus keluar.
Kalau sudah 8%, semuanya. Soalnya kalau
sudah 10%, orang maunya di hold dan
kemungkinan bisa turun terus itu pasti ada,”
tuturnya.
Namun, kalau untuk saham lapis kedua
dan ketiga, Billy akan menjualnya bila
harganya turun sebesar 3% dari perkiraan
harga tertinggi. “Jangan serakah juga. Kita
tidak bisa beli di harga yang benar-benar di
bawah atau jual di harga atas. Bandar saja
juga tidak bisa,” kata dia sambil tersenyum.
n Billy Budiman
YASIN
eski masih muda, penggemar
sepakbola itu menduduki jabatan penting sebagai head of
technical analyst & private fund
ma-nager.
Belum lama ini, Billy berhasil memecahkan
rekor dunia. Dia lulus tes Chartered Market
Technician (CMT) 1 yang digelar oleh MTA
(Market Technician Association). CMT adalah
salah satu lisensi untuk menjadi analis
teknikal di dunia, khususnya Wall Street.
Billy juga menyabet gelar Asian Youngest
Professional Stock Analyst pada 2010.
Sedangkan pada 2009, dia menyandang
gelar Indonesian Economy Icon.
Pria yang bercita-cita menjadi manajer
investasi global itu mengaku punya tiga kunci
sukses selama berinvestasi di bursa saham.
Dia selalu fokus pada manajemen dana
(money management), pemilihan saham
(stock screening), dan strategi keluar masuk
(entry exit strategy).
“Money management berguna untuk
melindungi portofolio dari kerugian, sedangkan entry exit strategy jelas sebagai panduan
dalam trading,” ujar Billy kepada Investor
Daily di Jakarta, belum lama ini.
Billy menyarankan kepada para pemodal,
terutama pemula, untuk membeli sahamsaham blue chip. Sebab, emiten yang memiliki
saham-saham blue chip terbukti konsisten
mencetak kenaikan laba bersih sebesar 25%
setiap tahun.
Setelah itu, menurut dia, para pemodal bisa
menggunakan analisis teknikal untuk menentukan waktu yang tepat dalam membeli atau
menjual saham. “Itu kenapa pemodal perlu
memahami beberapa indikator analisis
teknikal yang sederhana, seperti moving
average, MACD, RSI, dan stochastic,” tutur
Billy.
Dia mengaku terinspirasi dengan gaya
Darvas dalam analisis teknikal. Teori Darvas
sangat unik, karena bisa mencetak untung
justru ketika harga saham sedang naik tinggi.
Selain Darvas, Billy menyukai teori-teori
investasi Warren Buffet.
“Saya mulai berinvestasi saham sejak
2002. Sampai saat ini sudah gain sekitar
4.000%, karena terbantu juga dengan kondisi
pasar yang bullish pada 2009-2010,” kata
Billy.
Belajar Sejak Belia
Billy lahir di Lampung pada 8 Juni 1992.
Ayah Billy, Budiman Candra (43), pernah
bekerja di PT Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF). Awalnya, pada 2002, saat Billy masih
duduk di kelas V SD di Serpong, ayahnya
mendapat jatah ratusan lot saham INDF dari
program employee stock option plan (ESOP).
Namun, karena kesibukan ayahnya, Billy
diminta untuk mengamati pergerakan INDF di
layar TV. Dia pun mengaku merasa bingung
dengan naik turunnya harga INDF, yang
ketika itu masih berada di level Rp 800. Lalu,
kebingungan Billy menimbulkan sejumlah
pertanyaan. Lama-kelamaan, dia mulai
paham.
Saat usianya baru 10 tahun, Billy mulai
tertarik dengan saham. Kebetulan, pamannya
kerja di suatu perusahaan sekuritas. Setelah
belajar selama dua bulan, dia akhirnya ingin
mencoba masuk pasar, meski niat itu terasa
aneh bagi anak seusianya.
Modal awal diperoleh dari ayahnya. Ketika
itu, dia hanya mengandalkan feeling.
Akibatnya, meski pasar sedang bullish, Billy
malah rugi 93% dalam kurun waktu dua
tahun, sejak 2002-2004. “Saat itu, saya sadar
bahwa investasi saham tidak bisa mengandalkan feeling. Karena itu, saya belajar
analisis fundamental dan teknikal. Analisis
tersebut sangat penting bagi investor pemula,” ujar Billy. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
16
TOKOH
MICHAEL STEVEN, DIREKTUR UTAMA PT KRESNA GRAHA SEKURINDO TBK
Perkuat Investor Domestik
Jumlah investor lokal di pasar
modal domestik masih
terbilang minim. Dengan
populasi hampir 240 juta
jiwa, jumlah investor lokal
baru sekitar 350 ribu atau
masih di bawah 1%.
Bandingkan dengan jumlah
investor lokal di pasar modal
negara-negara tetangga yang
mencapai 15-30% dari
populasi.
M
inimnya jumlah investor lokal di
pasar modal domestik bisa dimaklumi. Hingga kini, sebagian
masyarakat di Tanah Air masih
awam tentang seluk-beluk pasar modal.
Mereka pun umumnya belum paham bahwa
pasar modal merupakan sarana investasi
yang sangat potensial mendatangkan keuntungan.
Untuk meningkatkan jumlah investor di pasar modal domestik tentu saja diperlukan kerja
keras dan strategi jitu dari segenap pemangku
kepentingan (stakeholders), terutama otoritas
bursa, otoritas pasar modal, perusahaan
sekuritas, dan manajer investasi (MI).
“Masyarakat harus terus diberi pemahaman dan edukasi. Sosialisasi harus terus-menerus digalakkan,” ujar Direktur Utama PT
Kresna Graha Sekurindo Tbk Michael Steven kepada wartawan Investor Daily Elizabeth Gloria Berahmana dan Harso
Kurniawan di Jakarta, baru-baru ini.
Mengapa edukasi perlu digalakkan? Bagaimana meyakinkan masyarakat agar mereka tertarik berinvestasi di pasar modal?
Mengapa investor domestik harus diperkuat? Berikut petikan langkap wawancara
tersebut.
Seberapa besar Anda melihat perlunya
edukasi pasar modal bagi masyarakat?
Sangat besar dan sangat perlu. Masyarakat perlu diberi edukasi secara terusmenerus agar mereka paham pasar modal
secara detail dan menyeluruh, tidak sepotong-sepotong.
Fokusnya ke mana?
Masyarakat perlu tahu, misalnya pasar
modal merupakan sarana investasi untuk
kehidupan finansial yang lebih baik atau bahwa perbankan saat ini bukan merupakan
tempat yang tepat untuk berinvestasi. Itu jika
kita membandingkan tingkat suku bunga
bank dengan tingkat inflasi di Indonesia. Masyarakat kita kan masih banking minded.
Pola pikir masyarakat perlu diubah dari banking minded menjadi investment minded.
Perlu pula diberikan pemahaman bahwa
dengan berinvestasi di pasar modal, masyarakat telah secara langsung turut serta
dalam pembangunan ekonomi nasional. Jadi, selain mendapatkan keuntungan, mereka juga ikut membangun perekonomian
bangsa. Apalagi pasar modal kita terus berkembang menuju arah yang lebih baik seiring membaiknya perekonomian nasional.
Michael Steven
Apakah kompetisi online trading ‘Semua Bisa Jadi Investor’ juga tujuannya
ke sana?
Betul. Itu yang paling penting. Ini bukan
sekadar kompetisi online trading. Ini salah
satu upaya mengedukasi dan menyosialisasikan pasar modal kepada masyarakat
luas.
Yang Anda harapkan dari program ini?
Yang utama tentu mengenalkan kepada
masyarakat tentang pasar modal. Dari situ,
masyarakat akan sadar tentang pentingnya
berinvestasi di pasar modal, salah satunya
untuk meningkatkan dan memperbaiki kelangsungan finansial mereka. Sasaran lainnya adalah meningkatkan jumlah investor
lokal di pasar modal domestik yang saat ini
masih sangat sedikit.
Mengapa jumlah investor lokal harus
terus ditingkatkan?
Jumlah investor lokal turut menentukan
kekuatan sebuah pasar modal. Semakin
banyak jumlah investor lokalnya, akan
semakin tahan pasar modal menghadapi
guncangan, terutama yang dipicu faktor
eksternal.
Apa bedanya investor lokal dengan investor asing?
Investor asing selalu berupaya masuk
pada harga terendah. Mereka keluar ketika
sudah untung besar. Sebaliknya, investor lokal justru sulit memosisikan dirinya untuk
masuk pada harga terendah. Begitu pula saat keluar, investor lokal sulit memposisikan
diri untuk keluar pada harga tertinggi. Investor lokal sering ketinggalan. Mereka baru
masuk atau keluar setelah investor asing.
Karena terlambat, untung yang diperolehnya
menjadi kecil, bahkan sering rugi.
Hal ini terlihat pada grafik yang menunjukkan kapan investor asing masuk. Titik
awal investasi asing lebih bawah dari investor lokal. Ketika grafik saham naik, asing melakukan sell, delta yang terbentuk adalah
segitiga siku-siku, selalu lebih kecil dari pergerakan gain investor lokal. Soalnya, begitu
asing jual, lokal tidak percaya diri dan ikut
jual. Mereka takut harga makin turun, dalihnya cut loss. Padahal, kalau lokal meng-
ikuti aksi jual asing, terjadi aksi jual massif,
sehingga harga terjerembab cukup dalam.
Ini yang membuat indeks jatuh bebas. Kita
mau beli barang murah atau mahal? Kalau
murah, kenapa takut melakukan aksi beli saat pasar terkoreksi?
Kalau asing menarik dananya, investor lokal harus bagaimana?
Ya kita tampung sahamnya. Kalau kamu
masih punya uang, ya beli lagi. Tapi kalau
nggak punya uang, tidak usah ikut-ikutan
jual. Jangan panik, stay calm saja. Asing
kabur, kita ikut panik. Padahal, asing kabur
karena mereka memerlukan uangnya.
Mereka tak punya uang lagi di rumahnya.
Kalau kita menarik uang juga, kita lari
tunggang langgang.
Maksud saya begini. Kalaupun ada
kebakaran, ayo kita turun baik-baik. Jangan
desak-desakan, jangan dorong-dorongan.
Supaya jangan ada yang mati, atau ayo kita
matikan apinya, atau telepon pemadam kebakaran. Jadi, jangan panik. Sama halnya
dengan koreksi indeks, ini problem sovereign debt. Tolong kita lihat, Indonesia ada
hubungannya nggak? Kalau tadi misalnya
kita investasi di saham Astra, ya kamu
telepon Astra-nya, ada masalah nggak di
manajemennya. Jangan panik.
Sekarang saat tepat untuk membeli?
Yang penting, jangan panik. Sekarang
adalah waktunya kita untuk bersiap-siap
melakukan selective buying. Beli yang bagus-bagus, secara selektif. Kalau mau jual,
seharusnya jual di atas. Kalau sekarang jual,
ya ketinggalan. Kita harus bertanya pada diri
sendiri, apa hubungannya krisis di Eropa
dan AS dengan Indonesia? Bank-bank di
Eropa banyak punya sovereign debt dari pemerintah Eropa, sedangkan bank-bank kita
tidak ada yang punya.
Bagaimana kita tahu pasar sudah bottom line?
Kalau ada 100 orang lari turun ke bawah,
pasti orang mengikuti. Kalau Anda bunyikan
alarm, terus lari ke lantai bawah, pasti semua
orang ikut turun. Sepanjang jalan sampai bawah, mereka bertanya ada apa? Orang hanya bilang nggak tahu. Memang mungkin
ada kebakaran kecil. Nah, gedung yang
aman pun, ketika ada orang berlari dan
membunyikan alarm, tetap saja menimbulkan kepanikan.
Yang benar, harus berpikir sebagai investor (jangka panjang) atau trader?
Boleh-boleh saja jadi trader. Tapi, kita harus ikut strategi Warren Buffett. Harus ada
sebagian yang kita tujukan untuk dana jangka panjang, sebagian buat trader. Supaya
bisa bervariasi dan ada penyeimbang.
Saham yang layak dikoleksi saat ini?
Saham-saham LQ45. Saham-saham ini
sudah teruji kinerjanya. Selain itu, ada saham-saham yang terus memberikan dividen.
Emiten LQ45 suka bagi bonus dividen lagi.
Mungkinkah krisis 2008 terulang?
Ekonomi Eropa lebih besar daripada AS.
Artinya, total produk domestik bruto (PDB)
Eropa kurang lebih hampir sama. Saya
melihat krisis Eropa tidak akan lebih besar
dibandingkan AS. Kalau ditanya bisa muncul
lagi? Ya bisa-bisa aja, karena ada teori
probabilitas. Tapi menurut saya, koreksi yang
terjadi tidak mungkin lebih besar lagi. Mungkin besar, mungkin juga nggak terlalu besar.
Tapi sesudah ada kejadian dengan AS,
orang menjadi belajar. Harusnya lebih pintar
dan lebih mengerti bagaimana cara memosisikan diri.
Mengapa Anda menekankan hal itu?
Saya ini orang pasar modal, tentu cinta
pasar modal. Kita tentu tidak mau pasar
modal dibenci oleh orang-orang yang rugi
hanya karena kepanikan. Mereka jadi korban
karena ikut-ikutan. Sebaliknya, spekulan luar
negeri yang beruntung, sedangkan investor
lokal sakit hati. Kita harus memberikan
pemahaman ini. Saya rekomendasikan
kepada semua orang untuk menabung.
Walaupun kecil, cobalah berinvestasi.
Apa bedanya?
Pada 2008, reksa dana Kresna berbasis
LQ45 (Reksa Dana Kresna Indeks 45)
nilainya sekitar 1.000. Sebelum gejolak
kemarin, nilainya naik menjadi 3.000.
Artinya, harganya naik tiga kali lipat dalam
waktu tiga tahun. Sekarang memang turun
ke kisaran 2.500. Bisnis apa yang bisa
menjadikan uang Rp 1 juta menjadi Rp 3
juta atau Rp 2,5 juta? Ini nggak gampang.
Ini yang ingin saya jelaskan bahwa Anda
bisa menjadikan 1.000 menjadi 3.000 dalam
tiga tahun. Ini jelas-jelas positif, ada kenaikan
5%, 7%, dan 15%. Kalau yang biasa, uang
kita Rp 1 juta hanya menjadi Rp 1,150 juta
dalam tiga tahun.
Bagaimana Anda meyakinkan hal ini
kepada para investor?
Yang saya ajarkan adalah strategi bamboo investing. Produk reksa dana kami
menggunakan pola ini. Strategi ini terbukti
berhasil, bahkan ketika pasar saham mengalami volatilitas tinggi.
Bisa dijelaskan lebih detail?
Bamboo investing adalah strategi berinvestasi secara rutin, berkala, dan berjenjang pada reksa dana. Portofolio yang dibeli adalah saham berfundamental kuat. Dalam strategi bamboo investing, penurunan
saham itu toleransinya hanya karena kondisi
pasar yang tidak menguntungkan, harganya
terdiskon, bukan karena kinerja emitennya
tidak optimal. Contohnya nilai reksa dana
Kresna berbasis LQ-45 (Reksa Dana Kresna Indeks 45) sejak krisis 2008 hingga menjelang bearish di pasar saham akhir-akhir
ini meningkat tiga kali lipat. Bisnis apa yang
bisa menjadikan uang Rp 1 juta menjadi Rp
3 juta? Ini nggak gampang.
Risiko berinvestasi menggunakan strategi
bamboo investing sangat minim. Sebab, layaknya menabung, nasabah terus membeli
reksa dana secara periodik dengan menggunakan pola rata-rata. Jadi, bamboo investing itu berinvestasi secara berkala, bertahap, priodik, dalam reksa dana saham
pilihan. Saat harga saham naik atau turun,
nasabah sudah memastikan secara priodik
akan membeli reksa dana tersebut.
Lewat strategi bamboo investing, investor memperoleh return yang maksimal. Jika grafik berinvestasinya rutin sejalan dengan kenaikan pasar, investor akan meraih
untung. Kalaupun grafik saham turun, dengan berinvestasi secara rutin, investor
masih bisa menikmati keuntungan.
Bahkan, investor bisa memetik keuntungan lebih maksimal saat harga saham
naik jika akumulasi pembeliannya lebih banyak ketika pasar turun. Itu karena mereka
bisa membeli saham pada harga murah.
Kalau biasanya per bulan membeli saham
dengan anggaran Rp 1 juta, kemudian terjadi
kasus seperti 2008, kami coba ambil anggaran dua bulan ke depan dengan nominal
yang sama, berarti Rp 3 juta. Ketika harga
turun, dengan Rp 3 juta, saham yang didapatkan lebih banyak. OKTOBER - NOVEMBER 2011
ANALISIS FUNDAMENTAL
17
Saatnya Melirik Saham Astra
Investor Daily/TINO OKTAVIANO
Oleh Harso Kurniawan
Indeks harga saham
gabungan (IHSG) anjlok tajam
dalam beberapa hari terakhir,
seiring aksi jual masif
pemodal asing yang diikuti
pemodal lokal. Hal ini sebagai
imbas dari berlarut-larutnya
penyelesaian krisis utang
negara-negara Eropa.
N
amun, selalu ada peluang di
tengah krisis. Untuk itu,
investor disarankan mencermati saham-saham berfundamental kokoh dan berorientasi
ke pasar domestik, seperti PT Astra
International Tbk (ASII).
“Risiko terbesar saham Astra saat ini
memang hanya kondisi pasar yang kurang
kondusif. Pelemahan harga yang signifikan
merupakan waktu yang tepat untuk
membeli ASII,” ujar analis CLSA Sarina
Lesmina dalam riset yang dipublikasikan
belum lama ini.
Saham ASII telah terdiskon 18% dari
posisi tertingginya dalam setahun terakhir
di level Rp 75.950. Astra adalah emiten
dengan pendapatan dan laba bersih
tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Astra juga menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar tertinggi. Astra juga superior di
bisnis yang dimasuki, terutama di otomotif
dan alat berat.
Pada semester I-2011, Astra membukukan laba bersih Rp 8,6 triliun, naik 33,4%
dibandingkan periode sama tahun lalu Rp
6,4 triliun. Adapun pendapatan meningkat
24% menjadi Rp 76,26 triliun dari Rp
61,51 triliun.
Dalam pandangan Sarina, kinerja
keuangan Astra akan tetap berkibar dalam
lima tahun mendatang. Ada dua motor
penggerak kinerja Astra, yakni bisnis
otomotif dan pertambangan. CAGR dua
bisnis ini diprediksi mencapai 15-20%
dalam lima tahun ke depan.
Astra masuk bisnis otomotif lewat
beberapa anak usahanya. Perusahaan ini
merupakan agen pemegang merek (APM)
Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, dan
Nissan Diesel. Perseroan memimpin pasar
mobil domestik dengan pangsa pasar 55%.
Astra juga merangsek ke bisnis motor
lewat PT Astra Honda Motor (AHM), APM
sekaligus produsen motor Honda. Honda
adalah pemimpin pasar motor dengan
pangsa pasar 51%.
Sedangkan di bisnis pertambangan,
Astra masuk lewat PT United Tractors Tbk
(UT). Emiten berkode saham UNTR itu
merupakan agen penjual alat berat merek
Komatsu. UT juga menggarap bisnis
kontraktor pertambangan batubara dan
memiliki tambang batubara.
Sarina menilai, penjualan mobil sudah
pulih dari efek tsunami Jepang. Oleh
karena itu, dia menaikkan proyeksi
penjualan tahun ini sebesar 8%. Astra
dinilai bisa memanfaatkan momentum ini,
karena memiliki model MPV yang populer
dan jaringan distribusi luas.
Selama 2011-2013, dia menaksir
penjualan mobil bisa mencapai 11% per
tahun. Kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) bisa menjadi risiko bisnis mobil.
Di bisnis sepeda motor, Honda begitu
mendominasi. Bahkan, pangsa pasar
meningkat dari 46% menjadi 51% pada
tahun ini. Sarina memprediksi pasar motor
bisa naik 8-11% selama 2011-2012.
Sedangkan penjualan Honda ditaksir naik
15% per tahun, didorong melimpahnya
akses likuiditas, kenaikan pendapatan
masyarakat, dan luasnya jaringan
pemasaran Honda.
Di bisnis pertambangan, UT, kata Sarina,
akan diuntungkan dengan lonjakan harga
batubara. Penjualan Komatsu bisa
meningkat, demikian dengan order
kontraktor tambang.
“Kami prediksi laba UT bisa tumbuh 20%
per tahun dalam lima tahun ke depan. Ini
bisa bertambah, seiring adanya rencana
ekspansi,” tukas dia.
Genjot Non-otomotif
Sementara itu, Presiden Direktur Astra
Prijono Sugiarto menyatakan, Astra terus
berupaya memperbesar kontribusi bisnis
non-otomotif. Namun, bukan berarti Astra
akan meninggalkan bisnis yang sudah
melambungkan namanya itu.
“Potensi pasar otomotif masih cukup
besar. Dengan penduduk 240 juta orang,
seharusnya pasar mobil kita mencapai 3
juta unit. Namun, tahun ini penjualan mobil
baru mencapai 850 ribu unit,” papar dia.
Dari tahun ke tahun, dia menyatakan,
kontribusi bisnis otomotif terus menurun.
Jika pada 2011, porsi otomotif terhadap
pendapatan mencapai 85%, saat ini
porsinya hanya 15%. “Kami akan mengopi
metode bisnis otomotif untuk mengembangkan bisnis lain,” kata dia.
Belum lama ini, Astra melalui anak
usahanya, PT Astratel Nusantara (Astratel), mengakuisisi 95% saham PT Marga
Hanurata Intrinsic (MHI) dari PT Natpac
Graha Arthamas (Natpac). Nilai transaksinya mencapai Rp 750 miliar.
MHI adalah pemegang konsesi ruas tol
Kertosono-Mojokerto di Jawa Timur
sepanjang 40,5 kilometer (km). MHI telah
meneken perjanjian pengusahaan jalan tol
(PPJT) dengan Badan Pengatur Jalan Tol
(BPJT).
Analis Deutsche Bank Rachman
Koeswanto menilai, seluruh unit bisnis
Astra akan tetap bertumbuh pada kuartal
III-2011. Selain itu, divisi jasa keuangan,
alat berat dan otomotif bakal membukukan
peningkatan kinerja, seiring lancarnya
pasokan komponen dari Jepang.
Pada kuartal II-2011, produksi mobil
sempat terganggu karena suplai beberapa
komponen dari Jepang terhenti. Sebab,
pabrik-pabrik komponen hancur diterjang
tsunami. Selama ini, Astra masih mengimpor beberapa komponen dari Jepang,
terutama yang berteknologi tinggi dalam
memproduksi mobil.
“Kinerja bisnis pertambangan juga akan
meningkat, karena curah hujan mulai
normal,” tegas dia.
Sarina merekomendasikan buy ASII
dengan target harga Rp 75 ribu. Sedangkan analis Riset Credit Suisse Teddy
Oetomo dan Dian Haryokusumo mempertahankan rating netral saham ASII dengan
target harga Rp 79.200. Saham ASII pada
perdagangan Rabu (28/9) naik Rp 1.650
(2,7%) ke level Rp 62.200. TIPS ASII
Sarina Lesmina (CLSA)
Rekomendasi : buy
Target harga : Rp 75.000
Teddy Oetomo (Credit Suisse)
Rekomendasi : netral
Target harga : Rp 79.200
OKTOBER - NOVEMBER 2011
18
ANALISIS FUNDAMENTAL
Produksi dan Harga Jual Topang Adaro
Oleh Harso Kurniawan
Kinerja operasional dan
keuangan PT Adaro
Energy Tbk (ADRO)
selama semester I-2011
mampu melebihi
ekspektasi beberapa
perusahaan sekuritas.
Hal itu ditopang
kesuksesan perseroan
memacu produksi dan
peningkatan harga jual.
defrizal
P
er Juni 2011, pendapatan Adaro
meningkat 36% menjadi US$ 1,7
miliar. Adapun laba laba bersih
melejit 104% menjadi US$ 268
juta.
Memasuki paruh kedua 2011, Adaro
mendapat tantangan dari tingginya biaya
produksi, menyusul melambungnya harga
minyak. Meski begitu, perseroan diprediksi
mampu mengatasi ini, sehingga target-target
keuangan dan operasional 2011 berpotensi
tercapai.
Membaiknya kinerja keuangan tentunya
membuat ruang penguatan saham ADRO
terbuka. Seberapa besarkah penguatannya?
Fonny Surya, analis Credit Suisse (CS),
menyatakan, laba bersih Adaro semester I di
atas proyeksinya, namun sejalan dengan
ekspektasi pasar. Jumlahnya mencapai 56%
dari proyeksinya dan 49% dari konsensus
analis.
“Hasil yang baik didorong meningkatnya
penjualan sebesar 20% pada kuartal II
dibandingkan kuartal sebelumnya,” tukas dia
dalam risetnya yang dipublikasikan belum
lama ini.
Selain itu, dia menyatakan, harga jual ratarata (average selling price/ASP) naik 6,3%
menjadi US$ 71,8/ton, dibanding kuartal I
US$ 63,8/ton. Kenaikan ASP mampu
mengompensasi kenaikan biaya produksi
sebesar 6,3%.
Namun, Fonny menilai, laba bersih Adaro
pada paruh kedua kemungkinan bisa tertekan
jika harga minyak mencapai US$ 108/bboe.
Untuk mengantisipasi ini, Adaro meneken
kontrak swap pada 7 Juni 2011 ketika harga
minyak brent mencapai US$ 115/bboe.
Adaro adalah perusahaan batubara
terbesar nomor dua di Indonesia setelah PT
Bumi Resources Tbk (Bumi), perusahaan
yang dikendalikan Keluarga Bakrie dan
Rotshchild. Namun, kapitalisasi pasar Adaro
merupakan yang terbesar di saham sektor
batubara.
Analis CLSA Jatden Vantarakis menyatakan, produksi Adaro pada semester I cukup
solid. Perseroan ditaksir mampu mencapai
target produksi tahun ini sebesar 48 juta ton.
Per Juni 2011, dia menyatakan, produksi
mencapai 22,8 juta ton, 48% dari proyeksi
CLSA tahun ini. Jumlah ini sudah sesuai
dengan proyeksinya dan konsensus analis.
“Kami mempertahankan proyeksi produksi
Adaro dalam beberapa tahun ke depan. Pada
2013, produksi diprediksi mencapai 59 juta
ton, merefleksikan pertumbuhan 13% per
tahun dalam tiga tahun ke depan,” ujar
Jayden dalam risetnya yang dipublikasikan
belum lama ini.
Analis CIMB Erindra Krisnawan menyatakan, laba inti kuartal II-2011 mencapai 47%
dari proyeksinya dan 49% konsensus
defrizal
analis. Tingginya pendapatan pada semester I ditopang naiknya pendapatan
nonbatubara.
Dia menyatakan, volume penjualan berada
di atas proyeksi konsensus analis, yakni 24
juta ton. Jumlah itu naik 10% dibandingkan
periode sama tahun lalu. Biaya produksi terus
meningkat, seiring naiknya biaya bahan
bakar. Dia mencatat, biaya produksi mencapai US$ 33/ton, sementara proyeksi sepanjang tahun ini US$ 35/ton.
“Kami mempertahankan proyeksi biaya
produksi, karena harga bahan bakar masih
tinggi,” tukas dia.
Akuisisi dan Pembangkit Listrik
Sementara itu, Adaro gencar mengakuisisi
perusahaan tambang untuk menambah
cadangan batubara. Selain itu, Adaro juga
aktif menggarap proyek pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU).
Melalui anak usahanya, PT Alam Tri
Abadi, Adaro mengakuisisi 75% saham PT
Mustika Indah Permai (MIP) senilai US$
222,5 juta. Adaro mengambil alih mayoritas
saham perusahaan pertambangan batubara
itu dari Elite Rich Investment Ltd. Perjanjian
jual beli saham telah diteken pada 19
Agustus 2011.
MIP merupakan perusahaan yang sedang
mengembangkan proyek batubara green field
di Sumatera Selatan. MIP mengantungi izin
usaha pertambangan (IUP) selama 20 tahun
sejak April 2010. Luas area pertambangan
MIP sekitar 2.000 hektare (ha).
“Investasi kami di MIP merupakan bagian
dari upaya perseroan untuk menciptakan nilai
tambah yang berkelanjutan,” kata Presiden
Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir.
Garibaldi menjelaskan, MIP merupakan
satu dari beberapa peluang akuisisi yang
dijajaki oleh perseroan. Hal itu sejalan
dengan target perseroan untuk meningkatkan
produksi batubara hingga 80 juta ton dalam
jangka menengah.
Di luar itu, Adaro bersama J-Power dan
Itochu Corporation akan membangun
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) di
Pemalang, Jawa Tengah. Total investasi
proyek ini mencapai US$ 3-3,5 miliar.
Perseroan menyiapkan dana sekitar US$
230 juta untuk penyertaan di perusahaan
patungan. Adaro menguasai 34% saham di
perusahaan, J-Power (34%) dan Itochu
Corporation (32%).
Konsorsium Adaro, J-Power, dan Itochu wajib
menyetor dana sebesar US$ 600-700 juta
untuk ekuitas proyek. Dana tersebut sekitar
20% dari total investasi US$ 3-3,5 miliar.
Adapun sisa dana sebesar US$ 2,8 miliar
akan dibiayai Japan Bank for International
Cooperation (JBIC). Pinjaman itu sekitar
80% dari total investasi proyek PLTU
Pemalang.
CIMB mempertahankan rating netral
saham ADRO dengan target harga Rp
2.800. Sementara CLSA memberikan
rating ouperform ADRO dengan target
harga Rp 2.800. Adapun CS memasang
rating underperform ADRO dengan target
harga Rp 2.050. Pada perdagangan Rabu
(28/9), ADRO naik Rp 60 (3,6%) ke level
Rp 1.690. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
ANALISIS FUNDAMENTAL
19
Kredit Mikro Jadi Kunci Sukses BRI
Oleh Harso Kurniawan
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memang tidak
mencetak pertumbuhan kredit tinggi sepanjang
semester pertama 2011. Namun, tetap saja laba
emiten berkode saham BBRI ini menjadi yang
tertinggi di Tanah Air.
H
al ini dipicu tingginya
kualitas kredit yang
disalurkan perseroan.
Kredit BRI rata-rata menyasar ke segmen yang menawarkan imbal hasil (yield) tinggi,
terutama mikro. Untuk itu, BRI akan
fokus menggarap segmen kredit ini
seraya mengurangi kredit korporasi.
Sejalan dengan itu, kinerja BRI
sampai tutup tahun 2011 ditaksir
tetap cemerlang. Tentu saja ini berdampak positif terhadap harga
sahamnya.
Pada semester I-2011, pendapatan bunga bersih (net interest
income/NII) BRI meningkat 23%
menjadi Rp 16,6 triliun. Alhasil, laba
bersih terkerek 57% menjadi Rp
6,8 triliun.
Analis Mandiri Sekuritas Made
Suardhini menyatakan, laba bersih
BRI pada semester pertama melebihi prediksinya. Ini karena tingginya
laba pra-provisi sebagai imbas dari
berlakunya PSAK 50/55.
Dia mencatat, pertumbuhan kredit pada kuartal II mencapai 6,5%
dibandingkan kuartal sebelumnya
(qoq). Namun, secara year on year,
kredit hanya tumbuh 17,5%, di bawah industri sebesar 24%. Pertumbuhan itu merupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir.
“Kami menyambut baik langkah
perseroan menurunkan laju
pertumbuhan kredit. Sebab, rasio
kecukupan modal (CAR) rendah,
sementara rasio kredit terhadap
pinjaman (LDR) rendah,” tukas dia
dalam riset yang dipublikan belum
lama ini.
CAR BRI pada kuartal II mencapai 14,8%. Di saat yang sama
LDR mencapai 90,1%. Pada titik ini,
Made menilai, penguatan likuditas
lebih penting dibandingkan jorjoran memacu kredit. Sampai akhir
tahun, dia menaksir pertumbuhan
kredit BRI mencapai 19% dan 20%
pada 2012.
BRI, tukas Made, memutuskan
menggenjot kredit mikro untuk mengompensasi rendahnya pertumbuhan kredit secara keseluruhan.
Per Juni 2011, kredit mikro melonjak 31,5%. Hal ini bukan hanya
didorong dari cabang-cabang
yang telah ada, melainkan juga
melalui BRI teras.
“BRI sangat agresif membombardir pasar-pasar tradisional melalui BRI Teras. Sampai juni, jumlahnya sudah mencapai 929 unit,”
ujar dia.
Sejak diluncurkan pada 2009,
per tumbuhan kredit BRI Teras
cukup impresif, yakni mencapai Rp
1,8 triliun sampai Juni 2011. Tingginya pertumbuhan kredit mikro
membuat porsinya terhadap total
kredit naik dari 27,1% menjadi
31,5%.
Risiko NPL
Di sisi lain, Made menilai, peningkatan NPL merupakan gejala
musiman. Pada akhir Juni 2011,
rasio kredit bermasalah (NPL) naik
menjadi 3,6% dibandingkan Maret
2011 sebesar 3,1%. NPL, kata dia,
ditaksir bakal meningkat pada
kuartal III, sebelum menurun pada
akhir tahun.
Dia mengakui, NPL kredit komersial kecil masih tinggi, yakni 7,9%
sampai akhir Juni. Namun, secara
nilai, NPL turun dari Rp 6,4 triliun
menjadi Rp 6 triliun. Manajemen,
kata dia, melakukan berbagai cara
untuk menurunkan NPL. Contohnya, mempercepat penagihan
dan merestrukturisasi.
“Sampai akhir tahun ini, NPL diprediksi turun menjadi 3% dan
2,6% pada 2012,” tandas dia.
Analis Ciptadana Securities
Syaiful Adrian menyatakan, rendahnya pertumbuhan kredit dikompensasi dengan margin bunga
bersih (NIM). Selama semester
pertama, NIM mencapai 9,9%, naik
dari sebelumnya 9,4%.
Ke depannya, dia memprediksi
NIM akan stabil di kisaran 9-10%.
Hal ini sejalan dengan niat manajemen yang akan mengurangi
kredit korporasi yang memiliki yield
rendah. BRI akan fokus memperkuat penetrasi di segmen mikro.
Senada dengan Made, dia
menilai rasio modal menjadi tantangan utama BRI. Namun, manajemen BRI sejauh ini masih yakin
CAR masih cukup untuk mendukung ekspansi kredit.
“Kami memprediksi BRI akan
menerbitkan obligasi subordinasi
dalam waktu dekat tahun ini
seperti yang sudah direncanakan
manajemen,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni memprediksi laba bersih tahun ini bisa
mencapai Rp 14 triliun. Hingga
Juni 2011, BRI telah menyalurkan
kredit sebesar Rp 265,82 triliun.
Dari jumlah itu, kredit segmen kredit mikro mencapai Rp 83,9 triliun.
Sementara itu, kredit usaha
rakyat (KUR) mencapai Rp 31,39
triliun yang disalurkan ke 4,58 juta
debitor. Sedangkan secara year to
date, BRI telah menyalurkan KUR
sebesar Rp 13,20 triliun kepada
1,82 juta debitor.
Baiquni menambahkan, saat ini
total dana pihak ketiga ( DPK) BRI
mencapai Rp 294,64 triliun atau
meningkat 15,06% dari periode
sama tahun lalu sebesar Rp
256,05 triliun.
BRI menargetkan pertumbuhan
kredit tahun ini mencapai 20-22%.
“Kalau sesuai dengan target,
belum ada kebutuhan menambah
modal, karena masih bisa ditopang
oleh laba. Namun kalau kredit
bertumbuh di atas industri, yaitu
24%, CAR memang bisa cukup
terpengaruh,” jelas Baiquni.
Made Suardhini merekomendasikan buy BBRI dengan target
harga Rp 8.100. Sementara Syaiful
Adrian menaikkan target harga Rp
8.600 dengan rekomendasi buy. OKTOBER - NOVEMBER 2011
20
ANALISIS FUNDAMENTAL
Kemilau Bisnis Lippo Karawaci
EKO S HILMAN
Oleh Harso Kurniawan
Prospek industri properti
nasional masih menjanjikan
dalam beberapa tahun ke
depan. Kalangan pengembang
pun berlomba-lomba
menambah cadangan lahan
(land bank) guna memuluskan
rencana ekspansi.
P
T Lippo Karawaci Tbk (LPKR) bisa
dibilang memiliki modal kuat untuk
memanfaatkan pertumbuhan sektor
proper ti nasional. Perseroan
memiliki cadangan lahan luas yang sanggup
menopang kinerja dalam 15 tahun ke depan.
Tak hanya itu, perseroan juga memiliki unit
bisnis kesehatan yang memiliki outlook
cerah. Bisnis manajemen aset yang dikelola
perseroan melalui Grup REIT juga diyakini
menawarkan gain potensial. Dalam lima tahun ke depan nilai aset yang dikelola ditargetkan mencapai US$ 3-5 miliar.
Agresivitas Lippo Karawaci memompa
kinerja operasional dan keuangan tentunya
bisa berdampak positif terhadap kinerja
sahamnya. Maka tak heran jika sejumlah
perusahaan sekuritas memberikan rating
positif untuk LPKR.
Analis OSK Nusadana Securities Lydia
Suwandi menilai, pertumbuhan majemuk
tahunan (compound average growth rate/
CAGR) pendapatan perseroan bisa mencapai 18% selama 2010-2012.
“Target itu pun sangat konservatif dengan
memperhitungkan diskon 30% dari net asset value (NAV) Rp 1.435 per saham,” kata
dia dalam riset yang dipublikasikan belum
lama ini.
Dia menilai, Lippo Karawaci semakin
agresif dalam mendongkrak kinerja dan aset
di tengah atraktifnya pertumbuhan properti
dalam negeri. Agresivitas perseroan terlihat
dari beragamnya portolio properti, mulai dari
residensial, mal, kesehatan, hingga
perhotelan.
“Dengan tingginya pendapatan berkelanjutan (recurring income) dan strategi yang
solid, prospek grup ini cukup cerah,” kata dia.
Dia mencatat, lebih dari 50% pendapatan
Lippo Karawaci dalam lima tahun terakhir
berasal dari recurring income seperti mal,
fasilitas kesehatan, perhotelan dan properti,
serta manajemen gedung. Sebesar 79% dari
NAV LPKR masih berasal dari pengembangan properti.
Lippo Karawaci juga terus memperkuat divisi bisnis yang dimiliki. Di divisi bisnis residensial, cadangan lahan mencapai 1.542
hektare (ha) di sejumlah lokasi utama di Ja-
karta, Jawa Barat, dan Makassar. Perseroan
memiliki hak pengembangan 7.326 ha dengan
total lahan diakuisisi mencapai 4.797 ha.
Dengan asumsi penjualan sekitar 100 ha
per tahun, cadangan lahan ini seharusnya
cukup untuk pengembangan selama 10-15
tahun. Dengan demikian, perseroan akan
menghasilkan pendapatan tahunan sekitar
Rp 1,3 triliun selama tiga tahun ke depan.
Lippo Karawaci saat ini sedang menggarap
dua pengembangan bangunan bertingkat
terintegrasi skala besar di Kemang Village
dan St Moritz di atas lahan total 20,2 ha.
Secara keseluruhan, perseroan telah meluncurkan sebanyak 11 menara dan mengumpulkan penjualan marketing senilai Rp
3,6 triliun hingga Juni 2011.
Prospek Kawasan Industri
Di luar itu, kinerja Lippo Karawaci juga
ditopang penjualan kawasan industri. Permintaan untuk lahan kawasan industri di Indonesia ter us menguat sejak 2010.
Penjualan lahan industri menyumbang
sekitar 43% dari prapenjualan (pre-sales)
pada enam bulan pertama 2011 senilai Rp
1,6 triliun. Lippo Karawaci memasuki sektor
ini melalui anak usahanya PT Lippo Cikarang
Tbk (LPCK).
Dalam pandangan dia, harga lahan industri
Lippo Cikarang terus melesat dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, harga lahan industri
mencapai US$ 60/m 2 , lebih tinggi 30%
dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 44,5/
m2. Namun, harga itu masih diskon 15% dibandingkan kawasan industri terdekat, MM 2100.
“Kami yakin, nilai properti perusahaan pasti
tumbuh setelah akses tol langsung ke kawasan ini terwujud. Perusahaan memiliki
51,6% saham di LPCK, dan sekitar 8% estimasi NAV Lippo Karawaci berasal dari pengembangan proyek di Cikarang,” papar
Lydia.
Di sisi lain, ekspansi Lippo Karawaci mengandalkan pendanaan sendiri. Perseroan
telah memiliki proyek senilai US$ 1 miliar
dalam pengembangan, termasuk 20 rumah
sakit dan 15 mal baru. Proyek-proyek ini
diharapkan memberikan imbal hasil 20%.
Strategi lainnya, saat proyek tersebut stabil,
perseroan akan membangun ulang (recycle)
properti melalui real estate investment trust
(REIT).
Saat ini, tipe properti yang bisa dibangun
ulang adalah rumah sakit (melalui FIRST
REIT) dan mal (melalui Lippo Maple Tree REIT
Trust). Jika semua berjalan sesuai rencana,
membangun ulang sebuah rumah sakit atau
mal melalui REITs akan menghasilkan
pendanaan yang cukup untuk membangun
dua rumah sakit dan dua mal lainnya.
Analis Bahana Securities Natalia Sutanto
menyatakan, pendapatan dari bisnis rumah
sakit tahun ini diprediksi naik 32% pada 2011
menjadi Rp 1,4 triliun. Hal itu dipicu
dibukanya MRCCC di Jakarta dan Siloam
Balikpapan. Pada 2012, perseroan akan
membuka dua rumah sakit baru di Tangerang
dan Makassar. Sejalan dengan itu,
pendapatan bisnis ini ditaksir tumbuh 34%
menjadi Rp 1,8 triliun.
“Lippo adalah pemain terbesar di bisnis
rumah sakit nasional. Kami menaikkan proyeksi pendapatan 2012 menjadi Rp 4,6 triliun
karena membesarnya sumbangan dari bisnis
rumah sakit,” kata dia.
Di luar itu, dia menegaskan, bisnis penjualan lahan industri juga terus meningkat. Tahun
ini penjualan lahan industri dan perumahan
perseroan diprediksi bisa mencapai Rp 600
miliar.
Naikkan Target
OSK Nusadana memberikan rekomendasi
buy saham LPKR dengan target harga Rp
1.000 hingga akhir 2011. Ini berdasarkan diskon NAV saham sebesar Rp 1.435 per saham. Target harga tersebut menawarkan
potensi gain 37% dari level saat ini.
Sedangkan Bahana menaikkan rating
LPKR dari hold menjadi buy dengan target
harga Rp 800. OKTOBER - NOVEMBER 2011
20
Kemilau Bisnis Lippo Karawaci
EKO S HILMAN
Oleh Harso Kurniawan
Prospek industri properti
nasional masih menjanjikan
dalam beberapa tahun ke
depan. Kalangan pengembang
pun berlomba-lomba
menambah cadangan lahan
(land bank) guna memuluskan
rencana ekspansi.
P
T Lippo Karawaci Tbk (LPKR) bisa
dibilang memiliki modal kuat untuk
memanfaatkan pertumbuhan sektor
proper ti nasional. Perseroan
memiliki cadangan lahan luas yang sanggup
menopang kinerja dalam 15 tahun ke depan.
Tak hanya itu, perseroan juga memiliki unit
bisnis kesehatan yang memiliki outlook
cerah. Bisnis manajemen aset yang dikelola
perseroan melalui Grup REIT juga diyakini
menawarkan gain potensial. Dalam lima tahun ke depan nilai aset yang dikelola ditargetkan mencapai US$ 3-5 miliar.
Agresivitas Lippo Karawaci memompa
kinerja operasional dan keuangan tentunya
bisa berdampak positif terhadap kinerja
sahamnya. Maka tak heran jika sejumlah
perusahaan sekuritas memberikan rating
positif untuk LPKR.
Analis OSK Nusadana Securities Lydia
Suwandi menilai, pertumbuhan majemuk
tahunan (compound average growth rate/
CAGR) pendapatan perseroan bisa mencapai 18% selama 2010-2012.
“Target itu pun sangat konservatif dengan
memperhitungkan diskon 30% dari net asset value (NAV) Rp 1.435 per saham,” kata
dia dalam riset yang dipublikasikan belum
lama ini.
Dia menilai, Lippo Karawaci semakin
agresif dalam mendongkrak kinerja dan aset
di tengah atraktifnya pertumbuhan properti
dalam negeri. Agresivitas perseroan terlihat
dari beragamnya portolio properti, mulai dari
residensial, mal, kesehatan, hingga
perhotelan.
“Dengan tingginya pendapatan berkelanjutan (recurring income) dan strategi yang
solid, prospek grup ini cukup cerah,” kata dia.
Dia mencatat, lebih dari 50% pendapatan
Lippo Karawaci dalam lima tahun terakhir
berasal dari recurring income seperti mal,
fasilitas kesehatan, perhotelan dan properti,
serta manajemen gedung. Sebesar 79% dari
NAV LPKR masih berasal dari pengembangan properti.
Lippo Karawaci juga terus memperkuat divisi bisnis yang dimiliki. Di divisi bisnis residensial, cadangan lahan mencapai 1.542
hektare (ha) di sejumlah lokasi utama di Ja-
karta, Jawa Barat, dan Makassar. Perseroan
memiliki hak pengembangan 7.326 ha dengan
total lahan diakuisisi mencapai 4.797 ha.
Dengan asumsi penjualan sekitar 100 ha
per tahun, cadangan lahan ini seharusnya
cukup untuk pengembangan selama 10-15
tahun. Dengan demikian, perseroan akan
menghasilkan pendapatan tahunan sekitar
Rp 1,3 triliun selama tiga tahun ke depan.
Lippo Karawaci saat ini sedang menggarap
dua pengembangan bangunan bertingkat
terintegrasi skala besar di Kemang Village
dan St Moritz di atas lahan total 20,2 ha.
Secara keseluruhan, perseroan telah meluncurkan sebanyak 11 menara dan mengumpulkan penjualan marketing senilai Rp
3,6 triliun hingga Juni 2011.
Prospek Kawasan Industri
Di luar itu, kinerja Lippo Karawaci juga
ditopang penjualan kawasan industri. Permintaan untuk lahan kawasan industri di Indonesia ter us menguat sejak 2010.
Penjualan lahan industri menyumbang
sekitar 43% dari prapenjualan (pre-sales)
pada enam bulan pertama 2011 senilai Rp
1,6 triliun. Lippo Karawaci memasuki sektor
ini melalui anak usahanya PT Lippo Cikarang
Tbk (LPCK).
Dalam pandangan dia, harga lahan industri
Lippo Cikarang terus melesat dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, harga lahan industri
mencapai US$ 60/m 2 , lebih tinggi 30%
dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 44,5/
m2. Namun, harga itu masih diskon 15% dibandingkan kawasan industri terdekat, MM 2100.
“Kami yakin, nilai properti perusahaan pasti
tumbuh setelah akses tol langsung ke kawasan ini terwujud. Perusahaan memiliki
51,6% saham di LPCK, dan sekitar 8% estimasi NAV Lippo Karawaci berasal dari pengembangan proyek di Cikarang,” papar
Lydia.
Di sisi lain, ekspansi Lippo Karawaci mengandalkan pendanaan sendiri. Perseroan
telah memiliki proyek senilai US$ 1 miliar
dalam pengembangan, termasuk 20 rumah
sakit dan 15 mal baru. Proyek-proyek ini
diharapkan memberikan imbal hasil 20%.
Strategi lainnya, saat proyek tersebut stabil,
perseroan akan membangun ulang (recycle)
properti melalui real estate investment trust
(REIT).
Saat ini, tipe properti yang bisa dibangun
ulang adalah rumah sakit (melalui FIRST
REIT) dan mal (melalui Lippo Maple Tree REIT
Trust). Jika semua berjalan sesuai rencana,
membangun ulang sebuah rumah sakit atau
mal melalui REITs akan menghasilkan
pendanaan yang cukup untuk membangun
dua rumah sakit dan dua mal lainnya.
Analis Bahana Securities Natalia Sutanto
menyatakan, pendapatan dari bisnis rumah
sakit tahun ini diprediksi naik 32% pada 2011
menjadi Rp 1,4 triliun. Hal itu dipicu
dibukanya MRCCC di Jakarta dan Siloam
Balikpapan. Pada 2012, perseroan akan
membuka dua rumah sakit baru di Tangerang
dan Makassar. Sejalan dengan itu,
pendapatan bisnis ini ditaksir tumbuh 34%
menjadi Rp 1,8 triliun.
“Lippo adalah pemain terbesar di bisnis
rumah sakit nasional. Kami menaikkan proyeksi pendapatan 2012 menjadi Rp 4,6 triliun
karena membesarnya sumbangan dari bisnis
rumah sakit,” kata dia.
Di luar itu, dia menegaskan, bisnis penjualan lahan industri juga terus meningkat. Tahun
ini penjualan lahan industri dan perumahan
perseroan diprediksi bisa mencapai Rp 600
miliar.
Naikkan Target
OSK Nusadana memberikan rekomendasi
buy saham LPKR dengan target harga Rp
1.000 hingga akhir 2011. Ini berdasarkan diskon NAV saham sebesar Rp 1.435 per saham. Target harga tersebut menawarkan
potensi gain 37% dari level saat ini.
Sedangkan Bahana menaikkan rating
LPKR dari hold menjadi buy dengan target
harga Rp 800. OKTOBER - NOVEMBER 2011
ANALISIS FUNDAMENTAL
21
PT BANK NEGARA INDONESIA TBK
Berburu Bunga di Paruh Kedua
Oleh Harso Kurniawan
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan
kinerja fantastis pada semester pertama 2011. Ini
terlihat dari meningkatnya laba bersih hingga
41% menjadi Rp 2,7 triliun.
P
enurunan pencadangan
menjadi faktor utama
pemicu kenaikan laba
emiten berkode saham
BBNI itu. Sebab, pendapatan bunga bersih (NII) hanya naik 3,3%
menjadi Rp 6 triliun. Pada periode
itu, beban pembentukan pencadangan aktiva produktif (PPAP) turun
25% menjadi Rp1,61 triliun. Alhasil,
dana pencadangan sebesar Rp
520 miliar mendongkrak separuh
kenaikan laba BNI.
Memasuki paruh kedua, BNI berniat menggenjot pendapatan bunga
untuk memompa laba bersih. Jika
rencana ini bisa direalisasikan, tentunya bakal berdampak positif
terhadap harga sahamnya.
Analis Kim Eng Securities Rahmi
Marina menyatakan, kinerja BNI
sampai Juni 2011 sudah sejalan
dengan proyeksinya. Pertumbuhan
kredit mencapai 21% menjadi Rp
152,9 triliun, melampaui target
yang dipasang manajemen sebesar 17-20%.
“Walau begitu, manajemen memilih bersikap konservatif dengan
tidak mengubah target pertumbuhan kredit,” ujar Rahmi dalam riset
yang dipublikasikan belum lama ini.
Dia mencatat, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hanya meningkat 3% menjadi Rp 200,1 triliun.
Ini membuat rasio kredit terhadap
simpanan (LDR) naik menjadi
76,4%, mendekati batas minimum
yang diterapkan Bank Indonesia.
Ke depannya, BNI akan fokus
membiayai proyek ekspansi swasta
yang berbiaya rendah.
Melihat kinerja semester pertama, Rahmi menyatakan, Kim Eng
kemungkinan bakal mengerek target pertumbuhan kredit dari saat ini
18%. BNI kemungkinan juga bisa
menagih sisa kredit sebesar 56%
dari total Rp 2 triliun pada paruh
kedua.
Pacu Kredit
Sementara itu, Direktur Utama
BNI Gatot M Soewondo menyatakan, pendapatan bunga bakal lebih
digenjot pada triwulan III-IV dan
mesin-mesin revenue bakal berjalan lebih cepat. “Perseroan berharap sustainable profit growth
yang didapatkan, bukan sekadar
perubahan biaya-biaya dan PPAP,”
jelas Gatot.
Sepanjang tahun ini, menurut
Gatot, BNI tetap menargetkan pertumbuhan kredit 17-20%. Tahun ini,
perseroan masih fokus pada transformasi internal, sehingga pertumbuhan kredit di bawah industri.
“Tahun depan, kami mulai tinggal
landas,” kilah dia.
Peningkatan kredit cukup dimungkinkan, karena rasio kredit
bermasalah (non performing loan/
NPL) gross turun dari 4,3% menjadi
4,0%, sedangkan NPL net turun
dari 0,9% menjadi 0,7%.
Dia menyatakan, beban operasional turun dari Rp 4,48 triliun
menjadi Rp 4,39 triliun. Return on
asset (ROA) naik dari 2,3% menjadi
3,0%. Sementara itu, return on
equity (ROE) dari 24,3% menjadi
19% karena adanya penambaham
modal Rp 10,4 triliun dari hasil
rights issue Desember 2010.
Gatot menambahkan, pihaknya
juga mencatat adanya peningkatan
efisiensi yang tercermin pada penurunan rasio biaya operasional
terhadap pendapatan operasional
(BOPO) dari 78,1% menjadi 70,1%
dan cost to income ratio (CIR) menurun dari 48,2% menjadi 45,0%.
Sebaliknya, margin bunga bersih
(net interest margin/NIM) meningkat dari 5,8% menjadi 5,9%. Peningkatan NIM juga ditunjang oleh
kredit baru yang mulai kencang pada triwulan II-2011.
Dari penyaluran kredit Rp 152,90
triliun, kredit ke segmen korporasi
tumbuh 25% dari Rp 45,25 triliun
menjadi Rp 56,84 triliun, sementara
kredit usaha kecil naik 17,3% menjadi Rp 31,65 triliun. Adapun kredit
konsumsi meningkat 34% menjadi
Rp 27,33 triliun, dan pembiayaan
di bisnis internasional tumbuh 27%
menjadi Rp 6,08 triliun.
Analis CIMB Securities Mulya
Chandra menyatakan, secara keseluruhan, kinerja emiten bank domestik cukup baik pada semester
pertama. Kinerja operasional sudah
sesuai target, terlihat dari pertumbuhan kredit 23% dan NIM stabil.
Dia mencatat, rata-rata pertumbuhan laba 10 bank yang dia riset
mencapai 37%. Namun, biaya provisi naik 22%. Tapi, ada sebagian
bank yang menikmati penurunan
provisi, seperti BRI dan BNI.
“Khusus untuk BNI, bank ini cukup terbantu dengan penurunan
biaya provisi dan perbaikan NPL,”
kata dia.
Sebanyak tiga bank pemerintah,
BNI, BRI, dan Mandiri, memiliki biaya yang rendah. Namun, pada paruh kedua biaya diprediksi kembali
normal.
Bank-bank di Indonesia, kata dia,
juga diuntungkan dengan rendahnya inflasi. Hal ini akan menjadi
katalis penguatan kinerja operasional dan keuangan.
Beberapa Tantangan
Di sisi lain, analis Deutsche Bank
Raymond Kosasih dan Arinta Harsono menyatakan, ada beberapa
tantangan yang bakal dihadapi BRI.
Pertama, rasio biaya terhadap laba.
Setiap 1% kenaikan biaya akan
memangkas laba sebesar 5%.
Kedua, rendahnya pertumbuhan
kredit. Dalam pandangan dia, pertumbuhan kredit merupakan motor
utama profitabilitas BNI. Jika target
per tumbuhan kredit tidak bisa
dicapai, tentunya akan berdampak
pada laba bersih.
“Terakhir, laba bank sangat sensitif
terhadap NIM, karena mayoritas
pendapatan didorong oleh NII. NIM
bisa turun jika imbal hasil rendah dan
biaya dana (cost of fund) naik.
Rahmi Marina menyematkan rating hold BBNI dengan target harga
Rp 4.100. Sedangkan Mulya Chandra memasang rating netral BBNI
dengan target harga Rp 4.650.
Adapun Raymond Kosasih dan
Arinta Harsono memberikan rating
buy BBNI dengan target harga Rp
5.850 berdasarkan valuasi asumsi
PER 2011-2012 13,6 kali dan 11,3
kali. Pada perdagangan Rabu (28/
9), BBNI naik Rp 100 (2,8%)
menjadi Rp 3.650. tabel
OKTOBER - NOVEMBER 2011
22
ANALISIS FUNDAMENTAL
Indofood Lolos dari Kondisi Sulit
Oleh Harso Kurniawan
PT Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF)
sukses membukukan
peningkatan laba bersih
pada semester pertama
2011 di tengah
lonjakan harga bahan
baku. Pendapatan
konsolidasi meningkat
20,5% menjadi Rp
21,84 triliun,
sedangkan laba bersih
naik 12% menjadi
Rp 1,58 triliun.
tino
K
ondisi ini diyakini bisa dipertahankan perseroan sampai akhir
tahun, seiring efisiensi yang
digalang perseroan. Atas dasar
itu, sejumlah analis menilai saham
INDF masih menarik untuk dikoleksi.
Berapakah gain yang bisa didulang dari
INDF?
Analis Etrading Securities Andrew Argado
menyatakan, empat divisi bisnis, yakni produk
konsumen bermerek (CBP), Bogasari,
agribisnis, dan distribusi, yang menyumbangkan 42%, 26%, 24%, dan 7% terhadap total
penjualan. Alhasil, laba kotor naik 7,5%
menjadi Rp 6,3 triliun.
“Namun, lonjakan harga bahan baku
menggerus margin kotor dari 32,5% menjadi
28,9%,” kata Andrew dalam riset yang
dipublikasikan belum lama ini.
Harga gandum, bahan baku utama mi,
sempat menyentuh US$ 410 per ton. Namun,
harga turun menjadi sekitar US$ 310/ton
pada Juni 2011. Meski menurun, harga lebih
premium dibandingkan Juni 2010 sebesar
US$ 180/ton.
Peningkatan laba bersih, kata Andrew,
disebabkan meningkatnya kinerja operasional dan lebih rendahnya beban keuangan, setelah divestasi dua anak
usaha, PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk (ICBP) dan PT Salim Ivomas Pratama
Tbk (SIMP).
Dia mencatat, penjualan Bogasari naik
18,5%, seiring meningkatnya permintaan dan
peningkatan harga jual. Di divisi agribisnis,
penjualan melonjak 43% menjadi Rp 6 triliun.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya penjualan produk kelapa sawit dan perbaikan harga
jual.
Melalui Salim Ivomas, perseroan memiliki
perkebunan seluas 242 ribu ha, terdiri atas
205 ribu ha kebun sawit dan 37 ribu ha
tanaman lainnya. Sedangkan luas lahan karet
mencapai 22 ribu ha. Adapun luas kebun tebu
mencapai 5 ribu ha dengan produksi 430 ribu
ton pada 2010.
Selain itu, peningkatan penjualan divisi
CBP membuat pendapatan divisi distribusi
naik 13%. Adapun pendapatan divisi CBP
naik 7% menjadi Rp 9,2 triliun.
Sementara itu, Andrew menilai, pelemahan
rupiah bisa berdampak negatif terhadap
perseroan. Sebab, perseroan harus
mengencangkan ikat pinggang guna mencegah pembengkakan biaya produksi.
“Untuk itu, divisi CBP bisa mempertimbangkan untuk menyesuaikan harga jual jika
harga gandum naik di atas ekspektasi,” papar
dia.
Analis Mandiri Sekuritas Octavius Oky
Prakarsa menilai, margin EBIT Bogasari
cukup tinggi pada semester pertama. Hal ini
dipicu adanya stok gandum yang mencukupi.
Saat harga terkoreksi tajam pada 2009,
Indofood memborong gandum untuk keperluan produksi.
“Dengan demikian, margin bisa normal.
Tren ini diprediksi terus berlanjut sampai
akhir tahun, karena harga gandum cenderung
melemah pada paruh kedua,” kata dia.
Dia menaksir volume penjualan bisa
meningkat. Hal ini tentunya bisa
mengompensasi stabilnya harga jual rata-rata
(average selling price/ASP) sebagai imbas
dari makin ketatnya persaingan di pasar.
Kontribusi Bisnis Gula
Sementara itu, Octavius menilai, bisnis
gula bakal meningkat tiga kali lipat pada
2012. Hal ini akan membuat margin Indofood
stabil.
Dia menaksir, produksi gula akan mencapai
120 ribu ton pada 2012. Bisnis ini digarap
Salim Ivomas.
“Berdasarkan diskusi kami dengan manajemen Salim Ivomas, perseroan menargetkan
produksi gula bisa mencapai 500 ribu ton
setahun. Jumlah itu bisa dicapai perseroan,
mengingat posisi utang kotor hanya 0,2 kali
per Juni 2011,” papar dia.
Dalam pandangan dia, bisnis gula akan
menjadi mesin pertumbuhan Indofood dalam
beberapa tahun ke depan. Bisnis ini juga
menjanjikan margin kotor menggiurkan, yakni
40-70%. Adapun risiko bisnis ini adalah erosi
margin kebijakan pemerintah terkait harga
patokan bawah gula.
Pada 2010, Indofood masuk bisnis gula
melalui anak usahanya, Indofood Agri
Resources Ltd (Indoagri). Perusahaan ini
tercatat di Bursa Efek Singapura. Indoagri
adalah induk usaha Salim Ivomas.
Perseroan membangun pabrik gula di Pati,
Jawa Tengah berkapasitas 3 ribu ton cane
per day (TCD), sedangkan pabrik gula di
Sumsel akan berkapasitas 8 ribu TCD.
Analis JP Morgan Stevanus Juanda
memprediksi pendapatan yang diraup dari
gula tahun ini ditaksir mencapai Rp 416
miliar, sedangkan laba bersih sekitar Rp 190
miliar.
Analis Credit Suisse Teddy Oetomo dan
Agus Sandianto menyatakan, porsi bisnis
gula terhadap total pendapatan Salim Ivomas
saat ini memang baru mencapai 7%. Tapi,
mereka yakin prospek bisnis ini cukup bagus
ke depannya.
Teddy memprediksi pendapatan Salim
Ivomas tahun ini bisa naik 18% menjadi Rp
11,1 triliun. Sementara, laba bersih
diestimasi melejit 96% menjadi Rp 11,1
triliun.
Etrading memprediksi pendapatan
Indofood tahun ini meningkat 10% menjadi
Rp 42 triliun. Laba bersih dipatok Rp 3,4
triliun, meningkat 17% menjadi Rp 3,4
triliun.
Sementara, Mandiri Sekuritas memprediksi
EBITDA 2011 mencapai Rp 8 triliun, dibandingkan tahun lalu Rp 7,6 triliun. Laba bersih
diprediksi mencapai Rp 3,2 triliun.
Andrew Argado memasang rating hold
INDF dengan target harga Rp 5.500. Sedangkan Octavius Oky memasang rating buy
INDF dengan target harga Rp 6.900. Saham
INDF pada perdagangan Rabu (28/9) naik Rp
25 (0,5%) menjadi Rp 4.725. n
OKTOBER - NOVEMBER 2011
DATA FINANSIAL
Year To Date sampai dengan 28 September 2011
Q3 2011 (Juli- 28 September)
TOP VOLUME
No Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
DEWA ...........
ENRG ............
ELTY ..............
STAR-W .........
BORN ............
BNBR ............
ADRO ............
KIJA ..............
BUMI ............
PGAS ............
BBRI ..............
LPKR .............
BBKP .............
BMRI .............
PNIN .............
UNSP ............
LPCK .............
TRAM ............
BKSL .............
ASRI ..............
Emiten
TOP NILAI
No Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
ASII ...............
BMRI .............
BBRI ..............
BUMI ............
PGAS ............
TLKM ............
ADRO ............
BBNI .............
BBCA ............
UNTR ............
INDF .............
ITMG .............
ENRG ............
CPIN .............
SMGR ...........
HRUM ...........
INTP ..............
GGRM ...........
BORN ............
LPKR .............
Emiten
PGAS ............
BBRI ..............
BUMI ............
ASII ...............
BMRI .............
ENRG ............
CPIN .............
ADRO ............
TMPI .............
MNCN ...........
BORN ............
INDF .............
KIJA ..............
LPCK .............
ELTY ..............
KRAS .............
BHIT ..............
UNTR ............
BBCA ............
DEWA ...........
Volume (Lot)
Astra International Tbk. ................................... 11,967
Bank Mandiri (Persero) Tbk. ........................... 121,648
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ............ 180,120
Bumi Resources Tbk ....................................... 235,527
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ........... 200,985
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. .......... 32,695
Adaro Energy Tbk ........................................... 297,153
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. .............. 56,288
Bank Central Asia Tbk. ..................................... 24,182
United Tractors Tbk. ......................................... 12,174
Indofood Sukses Makmur Tbk .......................... 75,844
Indo Tambangraya Megah Tbk. .......................... 4,710
Energi Mega Persada Tbk. .............................. 839,350
Charoen Pokphand Indonesia Tbk .................... 81,141
Semen Gresik (Persero) Tbk. ............................. 12,073
Harum Energy Tbk ............................................ 23,705
Indocement Tunggal Prakasa Tbk. .................... 10,163
Gudang Garam Tbk. ........................................... 1,481
Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk ............ 344,793
Lippo Karawaci Tbk. ....................................... 136,515
TOP FREKUENSI
No Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Volume (Lot)
Darma Henwa Tbk .......................................... 983,380
Energi Mega Persada Tbk. .............................. 839,350
Bakrieland Development Tbk ......................... 528,179
Waran Seri I Star Petrochem Tbk. .................. 389,715
Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk ............ 344,793
Bakrie & Brothers Tbk .................................... 332,132
Adaro Energy Tbk ........................................... 297,153
Kawasan Industri Jababeka Tbk ..................... 261,612
Bumi Resources Tbk ....................................... 235,527
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ........... 200,985
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ............ 180,120
Lippo Karawaci Tbk. ....................................... 136,515
Bank Bukopin Tbk. ......................................... 121,973
Bank Mandiri (Persero) Tbk. ........................... 121,648
Panin Insurance Tbk. ...................................... 121,493
Bakrie Sumatra Plantations Tbk. .................... 114,974
Lippo Cikarang Tbk ........................................ 108,692
Trada Maritime Tbk. ......................................... 98,087
Sentul City Tbk. ................................................ 93,952
Alam Sutera Realty Tbk. ................................... 92,829
Emiten
Volume (Lot)
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ........... 200,985
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ............ 180,120
Bumi Resources Tbk ....................................... 235,527
Astra International Tbk. ................................... 11,967
Bank Mandiri (Persero) Tbk. ........................... 121,648
Energi Mega Persada Tbk. .............................. 839,350
Charoen Pokphand Indonesia Tbk .................... 81,141
Adaro Energy Tbk ........................................... 297,153
AGIS Tbk .......................................................... 77,318
Media Nusantara Citra Tbk .............................. 15,665
Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk ............ 344,793
Indofood Sukses Makmur Tbk .......................... 75,844
Kawasan Industri Jababeka Tbk ..................... 261,612
Lippo Cikarang Tbk ........................................ 108,692
Bakrieland Development Tbk ......................... 528,179
Krakatau Steel (Persero) Tbk ............................ 28,275
Bhakti Investama Tbk ....................................... 92,664
United Tractors Tbk. ......................................... 12,174
Bank Central Asia Tbk. ..................................... 24,182
Darma Henwa Tbk .......................................... 983,380
Nilai (Rp)
Frekuensi
........ 1,593,452,478,000 ...... 89,859
........ 4,820,536,207,500 .... 135,439
........ 2,484,330,193,000 .... 102,244
............... 4,029,900,000 ........ 2,964
........ 3,622,266,000,000 .... 105,751
........ 1,394,705,285,000 ...... 82,007
........ 8,305,616,210,000 .... 125,828
........ 2,170,263,629,500 .... 103,896
...... 15,075,339,455,000 .... 163,937
...... 11,884,515,525,000 .... 186,710
...... 17,858,075,375,000 .... 183,903
........ 3,525,496,410,000 ...... 77,410
........ 1,295,754,677,500 ...... 52,342
...... 17,943,532,075,000 .... 160,686
........... 204,125,185,000 ...... 54,277
........ 1,799,864,265,000 ...... 53,326
........ 2,513,666,592,500 .... 102,958
........ 2,851,850,055,000 ...... 13,423
........ 2,098,268,714,000 ...... 76,982
........ 2,415,434,172,500 ...... 69,006
Nilai (Rp)
Frekuensi
...... 19,720,331,675,000 .... 162,016
...... 17,943,532,075,000 .... 160,686
...... 17,858,075,375,000 .... 183,903
...... 15,075,339,455,000 .... 163,937
...... 11,884,515,525,000 .... 186,710
........ 9,165,155,625,000 ...... 82,319
........ 8,305,616,210,000 .... 125,828
........ 7,505,557,962,500 ...... 79,736
........ 7,210,358,875,000 ...... 90,842
........ 7,061,373,925,000 ...... 91,245
........ 6,263,563,975,000 .... 103,928
........ 5,661,960,375,000 ...... 66,045
........ 4,820,536,207,500 .... 135,439
........ 4,535,303,372,500 .... 134,242
........ 4,375,882,900,000 ...... 58,193
........ 4,136,888,075,000 ...... 59,121
........ 4,046,774,150,000 ...... 63,556
........ 3,934,177,275,000 ...... 51,376
........ 3,622,266,000,000 .... 105,751
........ 3,525,496,410,000 ...... 77,410
Nilai (Rp)
Frekuensi
...... 11,884,515,525,000 .... 186,710
...... 17,858,075,375,000 .... 183,903
...... 15,075,339,455,000 .... 163,937
...... 19,720,331,675,000 .... 162,016
...... 17,943,532,075,000 .... 160,686
........ 4,820,536,207,500 .... 135,439
........ 4,535,303,372,500 .... 134,242
........ 8,305,616,210,000 .... 125,828
........... 618,170,204,500 .... 108,621
........ 1,115,316,635,000 .... 105,897
........ 3,622,266,000,000 .... 105,751
........ 6,263,563,975,000 .... 103,928
........ 2,170,263,629,500 .... 103,896
........ 2,513,666,592,500 .... 102,958
........ 2,484,330,193,000 .... 102,244
........ 1,310,882,790,000 .... 100,774
........ 1,004,382,422,500 ...... 98,261
........ 7,061,373,925,000 ...... 91,245
........ 7,210,358,875,000 ...... 90,842
........ 1,593,452,478,000 ...... 89,859
sumber: stockwatch
23
OKTOBER - NOVEMBER 2011
24
SUPER INVESTOR GLOBAL
WARREN BUFFETT:
Kesabaran Adalah Aset
Oleh Iwan Subarkah
Warren Edward Buffett, pria kelahiran 30 Agustus 1930 ini tenar ke seluruh
dunia, khususnya para pelaku di pasar finansial, sebagai investor legendaris.
Banyak ucapannya yang menjadi mantra dalam berinvestasi.
BLOOMBERG
investor mana pun di seluruh dunia.
Setiap tahun, ribuan pemenang undian dan
penggemar terbang ke Omaha untuk mengikuti RUPS Berkshire. Acara rutin itu menjadi semacam festival untuk mendengarkan
langsung petuah Buffett.
Kalau dalam seabad ini AS harus dipersonifikasikan, barangkali ia adalah Warren
Buffett. Ia mungkin tidak seglamor John F
Kennedy atau Marilyn Monroe, tapi bagi
jutaan investor ia adalah perwujudan dari
Mimpi Amerika.
Ia pernah disebut layaknya bisbol dan apple pie bagi Amerika. Ia membuat berinvestasi tampak sederhana. Ia mengidentifikasi perusahaan yang sahamnya undervalued, membeli sahamnya dan dipegang selamanya.
“Untuk sukses berinvestasi anda tidak perlu memahami beta, efisiensi pasar, teori portofolio modern, opsi harga atau apalah itu
pasar berkembang. Bahkan mungkin lebih
baik untuk tidak tahu sama sekali semuanya
itu. Tujuan anda sebagai investor hanya untuk membeli, pada harga yang rasional, dan
sedikit pengetahuan akan bisnis yang mudah
dipahami, yang labanya bisa dibayangkan
bakal naik lima kali, 10 kali, dan 20 kali lipat
dari sekarang,” tutur Buffett.
P
idatonya dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Berkshire
Hathaway selalu dinanti. Orang
bahkan harus membayar untuk
bisa ikut menghadirinya.
Acara makan siang amal tahunan “Power
Lunch” bersama dia, diundikan. Tahun ini,
pemenangnya rela membayar US$ 2,63 juta
untuk makan steak bersama Buffett di Smith
and Wollensky di Manhattan, New York, AS.
Padahal harga sepiring steak di restoran
itu ‘cuma’ US$ 36,50.
Buffett barangkali adalah orang yang menakdirkan diri untuk menjadi seorang investor. Saat lulus dari SMA Woodrow Wilson pada 1947, di bawah potret diri pada buku tahunan SMA itu, ia mendeskripsikan diri: suka
matematika; broker saham masa depan.
“Saya senantiasa tahu akan menjadi kaya.
Tidak pernah semenit pun saya ragu akan
hal itu,” kata dia suatu ketika.
Namun minat, bakat, dan keterampilannya
sudah terasah sejak bocah. Bapaknya, Howard, kebetulan seorang broker saham yang
kemudian mengabdi di Kongres AS.
Putra satu-satunya dari tiga bersaudara ini
membuat takjub teman-teman masa kecilnya
lantaran sanggup menghitung angka di luar
kepala. Kepandaian ini masih membuat kagum para kolega bisnisnya hingga saat ini.
Saat baru berusia enam tahun, Buffett
membeli enam pak Coca-Cola dari toko grosir kakeknya seharga 25 sen dolar AS. Satu
botolnya ia jual satu nikel (lima sen) sehingga ia menangguk untung lima sen per botol.
Ketika anak-anak sebayanya bermain engklek, Warren menghasilkan uang. Lima tahun
kemudian, Buffett sudah melangkah ke dunia keuangan tingkat tinggi.
Ia membeli tiga lembar saham Cities Service seharga US$ 38 per saham. Saham itu
untuk dia dan kakaknya, Doris. Tak berapa
lama, harga saham itu jatuh menjadi US$ 27
per saham.
Buffett remaja pun kaget tapi tidak resah.
Ia pegang saham itu sampai kemudian rebound ke harga US$ 40. Mungkin karena kegirangan, saham itu ia jual. Buffett pun menyadari kesalahan ini dan menyesal. Sebab,
harga saham Cities Service kemudian menjulang sampai US$ 200.
Pengalaman itu telah memberinya satu
pelajaran dasar dalam berinvestasi:
kesabaran adalah aset.
Pada masa SMA, Buffett juga berinvestasi
di bisnis milik ayahnya dan membeli lahan
pertanian yang dikelola oleh petani penggarap. Begitu menyelesaikan kuliah, Buffett
sudah memiliki tabungan lebih dari US$ 90
ribu berdasarkan kurs 2009. Per 21 September 2011, kekayaannya mencapai US$
39 miliar
Buffett memiliki filosofi untuk selalu membeli
saham pada harga lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Strategi ini disebut value investing.
Di samping kepiawaiannya, Buffett memi-
n Warren Buffett (tengah)
GAYA BERINVESTASI
Gaya berinvestasi Warren Buffett adalah gabungan dari disiplin, kesabaran, dan nilai
yang konsisten di atas pasar selama berdekade-dekade.
Buffett menetapkan kriteria perusahaan yang bagus sebagai berikut:
Tingkat pengembalian modalnya bagus dan tanpa banyak utang.
Bisnisnya mudah dipahami.
Melihat laba dalam cash flow.
Bisnisnya kuat, sehingga bebas untuk menetapkan harga.
Tidak memilih yang jenius untuk menjalankan roda usaha.
Laba usahanya dapat diprediksi.
Orientasi manajemennya kepada pemilik usaha.
liki temperamen yang cenderung lebih feminin. LouAnn Lofton menjelaskan ini dalam
bukunya, Warren Buffett Invest Like A Girl.
Buffett sendiri pernah berkata bahwa temperamen lebih penting untuk sukses berinvestasi dibandingkan intelektualitas.
Strategi Investasi
Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan jika pasar saham anjlok dan nilai portofolio kita susut 10% hanya dalam sepekan? Bagaimana
pula jika satu saham begitu menjanjikan saat
membelinya bulan lalu?
Perusahaannya menjual barang kebutuhan
semua orang. Kondisi keuangannya sangat
bagus dan memiliki rekam jejak pertumbuhan yang konsisten. Namun tiba-tiba ekspektasi raihan laba gagal terpenuhi dan harga
sahamnya anjlok 15% dalam sehari.
Apa yang akan dilakukan investor? Apakah menjualnya dan mengutuk diri sendiri
karena membelinya bulan lalu? Apakah akan
duduk rapat-rapat dan tidak melakukan apa
pun sampai kerugian terganti lalu sahamnya dijual?
Apakah tetap tersenyum, membeli lebih
banyak, dan yakin bahwa orang lain salah?
Ataukah akan mempelajari dan memastikan lagi penilaian terhadap perusahaan itu,
baru tersenyum dan membeli lebih banyak?
Kalau jawaban terakhir yang diambil, kita
sudah berada dalam jejak langkah berinvestasi ala Buffett. Kalau boleh berlebihan,
kita memiliki masa depan cerah di Berkshire.
Sebab secara kebetulan, Buffett tengah mencari suksesor.
Strategi investasi Buffett tidak hanya membantunya jadi orang terkaya kedua di AS dan
ketiga sejagat. Ia juga menjadi figur paling
dicermati, dan juga diimitasi, oleh para investor di Wall Street.
Pergerakan saham Berkshire menjadi panduan, para mutual fund meniru strateginya,
dan para investor mencontek cara Buffett
memilih saham. Tetap saja Buffett menghasilkan uang lebih banyak dibandingkan
Jangka Panjang
Strategi itu yang membuat dia berhasil
mengubah investasi US$ 100 ribu pada 40
tahun lalu menjadi perusahaan dengan pendapatan US$ 136,18 miliar, laba bersih US$
12,97 miliar, dan total aset US$ 327,23 miliar pada 2010.
“Harga adalah apa yang kita bayar, tapi
nilai adalah apa yang kita dapat. Jauh lebih
baik membeli perusahaan luar biasa pada
harga biasa-biasa saja ketimbang perusahaan biasa-biasa saja pada harga luar biasa,” kata dia.
Tapi tetap saja kesuksesan Buffett itu unik.
Sebab, value investing itu sangat sulit. Titik
awal untuk mengidentifikasi perusahaan seperti itu nyaris mustahil bagi kebanyakan investor. Sebab, secara psikologis sungguh
menyakitkan untuk membeli saham yang
tidak dilirik orang lain. Bahkan lebih sulit lagi
membeli untuk memertahankannya.
“Saya tidak pernah berusaha menghasilkan uang dari pasar saham. Saya membeli
dengan asumsi pasar besok akan tutup dan
tidak buka lagi sampai lima tahun ke depan,”
ujar dia.
“Beli lah hanya saham yang anda betul-betul
senang memegangnya jika pasar tutup sampai 10 tahun. Periode kepemilikan favorit kami
adalah selamanya,” tambah Buffett.
Ia memberi saran bahwa saat terbaik untuk
membeli saham adalah pada hari (day) manakala tidak ada mengapa (y) di dalamnya.
“Investor hari ini tidak mendapatkan untung dari pertumbuhan kemarin. Aturan
pertama adalah jangan penah merugi. Aturan kedua adalah jangan pernah lupa dengan aturan pertama,” tandas Buffett.
(berbagai sumber)
Download