St. Paul Evangelical Community Church (SPECC) Worship Address : Cerritos High School Auditorium 12500 E. 183rd St., Cerritos, CA 90703 (Enter at Bloomfield, across Heritage Park) Mailing Address : 11428 E. Artesia Blvd. # 4 ; Artesia, CA 90701 562-924-5051 Website : www.sp-ecc.org 18 Januari 2009 Teks untuk direnungkan pagi ini: 1 Petrus 5: 1-14. Tema: “Menggembalakan kawanan domba Allah” Pada perikop ini kita mendapat himbauan dari Rasul Petrus kepada para penatua untuk menggembalakan kawanan domba Allah. Ia menyebut diri sendiri “sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.” (ay.1). Dia menghimbau sesama penatua yang menghadapi situasi yang berat karena gereja Kristus sedang menghadapi penderitaan karena iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Situasi yang sedemikian inilah yang menyebabkan pelayanan mereka lebih sulit. Mereka diminta tetap dengan tekun untuk menggembalakan kawanan domba Allah dengan sikap yang diteladankan oleh Gembala Yang Agung Tuhan Yesus Kristus. Untuk dapat mengerti akan makna pelajaran rohani ini, marilah kita menekuni perikop yang kita baca pagi ini. (1). Siapa penatua itu? Ulasan mengenai jabatan penatua. Penatua adalah orang yang mendapat panggilan pelayanan dengan tugas dan tanggung jawab menilik umat. Mereka adalah orang yang berkewajiban sebagai penilik pengikut Tuhan Yesus dan membina kerohanian mereka. Otoritasnya berinduk pada Firman Tuhan. Dia harus memberi pengajaran yang membangun kerohanian anggota jemaat serta membuat kerohanian mereka bertumbuh dalam Tuhan Yesus. Kita juga harus menelaah konsep ini secara kontekstual. Dengan kata lain, seorang ayah/suami adalah kepala rumah tangga, maka mereka adalah penatua dari anak-anaknya, serta istrinya. Sedangkan suami/ayah dalam satu keluarga haruslah juga tunduk pada seorang penatua gereja yang menggembalakan kawanan domba Allah. Penatua gereja harus tunduk pada “Penatua Agung”. Gembala gereja harus tunduk pada Gembala Agung yaitu Tuhan Yesus Kristus. (2). Mengenal kiasan kawanan domba Allah. Kita mungkin akan bertanya, mengapa Tuhan menggunakan domba yang secara kiasan melambangkan manusia. Jawabannya ialah karena domba adalah binatang yang mempunyai banyak persamaan dengan manusia. Domba mudah tersesat; mudah mengikut arah yang dilakukan oleh “domba Yudas” yaitu seekor domba yang memimpin kawanan domba yang lain untuk dibawa ke tempat pembantaian; domba kalau makan tak dapat membedakan mana yang dapat dimakan/Ia hanya makan saja, sehingga sering kali mengalami kesulitan jasmani; domba itu juga merupakan binatang yang jorok karena bulunya mengeluarkan lanolin; dengan perkataan lain seekor domba harus mendapat perhatian dari seorang gembala. Ia menggambarkan sifat kemanusiaan yang sangat fana. Sermon notes by Rev. David Hartono Page 1 St. Paul Evangelical Community Church (SPECC) Worship Address : Cerritos High School Auditorium 12500 E. 183rd St., Cerritos, CA 90703 (Enter at Bloomfield, across Heritage Park) Mailing Address : 11428 E. Artesia Blvd. # 4 ; Artesia, CA 90701 562-924-5051 Website : www.sp-ecc.org Putera Allah yang tunggal karena kasihnya pada manusia datang menjadi manusia – manusia sempurna, Domba Allah. Manusia perlu digembalakan oleh Dia. (3). Sikap yang harus dimiliki dalam menggembalakan kawanan domba Allah. Pekerjaan seorang gembala adalah sulit dan penuh tantangan, ia dituntut dalam banyak hal. Pada zaman Tuhan Yesus, pekerjaan sebagai gembala adalah satu pekerjaan yang rendah. Namun karena Putera Allah adalah Gembala Agung, maka pekerjaan gembala dalam pengertian kiasan adalah satu pekerjaan yang mulia. Karena penggembalaan terhadap domba menyita banyak energi dan perasaan, maka pelayanan seorang gembala adalah satu panggilan pelayanan. Pekerjaan tersebut jangan dilakukan dengan paksa tetapi dengan sukarela ( “sesuai dengan kehendak Allah” karena Tuhan Yesus menjadi Gembala manusia dengan rela dan ketaatan) ay.2, bukan untuk keuntungan materi tapi pengabdian diri; bukan memerintah dengan kekuasaan. Pengabdian diri seorang penatua / gembala dilakukan dengan hidup berteladan! Sermon notes by Rev. David Hartono Page 2