KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI Lesson 7 for May 13, 2017 Dalam 1 Petrus 5: 1-10, Petrus menjelaskan peran para penatua di Gereja. “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.” (1 Timotius 5:17) Pada awalnya Gereja dipimpin oleh 12 rasul. Seiring pertumbuhan gereja, diperlukan lebih banyak bantuan. Para diakon dipilih untuk melakukannya (Kisah 6: 1-6). Ketika gereja-gereja mulai dibangun di luar Yerusalem, ada kebutuhan bagi jemaat untuk memimpin mereka: para penatua. Kita melihat dalam kitab Kisah Para Rasul dan tulisan-tulisan rasul Paulus bahwa para penatua ditunjuk di setiap Gereja local (Titus 1: 5). Beberapa dari tugas mereka adalah berkhotbah, menasihati dan menjaga kesejahteraan jemaat. “Benarlah perkataan ini: “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah.” (1 Timotius 3:1) Persyaratan bagi mereka yang ditunjuk sebagai penatua dapat ditemukan dalam 1 Timotius 3: 1-7 dan Titus 1: 6-9. Tak bercacat. Suami dari satu isteri. Dapat menahan diri. Bijaksana. Sopan. Suka memberi tumpangan. Cakap mengajar. Bukan peminum. Bukan pemarah. Tidak tamak. Lemah lembut. Pembawa damai. Bukan hamba uang. Seorang kepala keluarga yang baik. Bukan seorang yang baru bertobat. Mempunyai nama baik diluar jemaat. Memiliki anak-anak yang beriman yang tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh dan membangkang. Tidak angkuh. Berpikiran sehat. Suka akan yang baik. Adil. Saleh. Menguasai diri. Berpegang kepada perkataan yang benar. “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.” (1 Petrus 5:2) Diatas semuanya, Penatua adalah “saksi penderitaan Kristus,” dan “yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.” (1Pet 5: 1). Seorang penatua dibandingkan dengan seorang gembala yang menggembalakan dombanya. Dia harus memimpin mereka pada Gembala agung dan membagikan pengetahuannya tentang Juruselamat kepada mereka. Dia harus menjadi contoh bagi jemaat; dia harus mengajar dan membantu mereka untuk bekerja dengan selaras (1Pet 5: 3). Dia harus melakukan semuanya dengan sukarela, dengan semangat yang baik, termotivasi oleh kasihnya kepada Kristus dan Gereja-Nya. “Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.” (1 Petrus 5:3) Ada perbedaan penting antara bangsabangsa di dunia ini dan Kerajaan Surga: perilaku para pemimpin. Pemimpin gereja harus melayani yang lain dan menjadi teladan mereka. Yesus berkata bahwa “barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu,” karena Dia “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.” (Matius 20: 27-28). Setiap pemimpin harus meniru Kristus. Mereka harus memperhatikan saudara dan saudari mereka dan bukan hanya dirinya sendiri. “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’” (1 Petrus 5:5) Pada zaman Petrus, kerendahan hati adalah sikap para pelayan dan budak yang harus ditunjukkan kepada tuan mereka. Menjadi rendah hati kepada seseorang yang “di bawah” kita – atau pada tingkat yang sama – dianggap sebagai suatu kelemahan. Tapi bukanlah seperti itu di Gereja. Kerendahan hati adalah persyaratan yang sangat diperlukan untuk hidup bersama, terutama bagi mereka yang berada di dalam kepemimpinan. Kita harus memperlakukan saudara dan saudari kita dengan kerendahan hati yang sama yang kita tunjukkan di hadapan Tuhan (1Pet 5: 6-7). “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.” (1 Petrus 5:8-9) Orang Kristen selalu berada di tengah Pertentangan Besar antara yang baik dan yang jahat. Saat Gereja berlanjut, musuh berjuang keras untuk jiwa kita. Kita dipanggil untuk melawan iblis dan berdiri teguh dalam iman. Yesus berjanji bahwa Dia akan “akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu.” (1Pet 5:10). “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! […] Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” (Wahyu 2:10) “Mereka yang menjadi rekan kerja dengan Allah akan meningkatkan kekuatan moral dan rohani, sementara mereka yang mencurahkan waktu dan energinya untuk melayani diri mereka akan menjadi kecil, layu, dan mati. Wanita Kristen, pemuda, setengah baya, dan mereka yang lanjut usia, boleh ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan pada saat ini; dan sebagaimana mereka memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pekerjaan ini, mereka akan memperoleh pengalaman yang besar nilainya bagi diri mereka sendiri. Dengan menyangkal diri, mereka akan bertumbuh dalam kasih karunia. Dengan melatih pikiran ke arah ini, mereka akan belajar menanggung beban bagi Yesus, dan akan menyadari berkat pelayanan. Dan segera waktunya akan tiba ketika ‘Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.’” E.G.W. (Daughters of God, cp.1, p. 19)