HARI TUHAN Lesson 12 for June 17, 2017 Bagian akhir dari surat Petrus difokuskan pada suatu peristiwa inti dari sejarah Kristen: Kedatangan Kristus Yang Kedua. 2 Petrus 3:1-2 “supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu.” (2 Petrus 3:2) NABI-NABI KUDUS PERINTAH YESUS • Perjanjian Lama adalah sumber informasi resmi yang tidak dapat ditolak. • Sebagian besar Perjanjian Baru (tulisan para rasul) sudah diketahui dan diterima oleh Gereja pada zaman Petrus (ayat 15-16). PERJANJIAN BARU PERJANJIAN LAMA Petrus memperkenalkan dasar dari kepercayaan kita pada Kedatangan Yesus Yang Kedua. Dia menjelaskan tentang dasar dari wewenang yang sebenarnya bahwa kita siap untuk menolak dongeng para guru palsu dan kita menerima kebenaran dari peristiwa itu. 2 Petrus 3:3-4 “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapabapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’” (2 Petrus 3:3-4) Para pengejek-pengejek itu hidup sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Mereka diperintah oleh hawa nafsu mereka dan tidak dapat merasakan keinginan yang menyala-nyala tentang kedatangan Dia yang tanpa cela. Oleh karena itu, mereka menyangkal Kedatangan Yesus yang Kedua. Meski demikian, sebagian dari pernyataan mereka nampaknya benar. Bukankah benar bahwa seiring dengan berlalunya waktu, banyak yang telah meninggal dan sepertinya semuanya tetap sama? Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk mempercayai informasi dari sumber yang berwenang yang memberi kepastian tentang janji Kedatangan Yesus Yang Kedua. “Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.” 2 Petrus 3:5-10 “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.” (2 Petrus 3:8) (Mazmur 90:4) Apakah semuanya tetap sama sejak Penciptaan? Tidak. Air bah adalah contoh perubahan besar yang telah terjadi di Bumi karena perilaku jahat manusia. Allah menghancurkan Bumi dengan air, dan Dia telah mempersiapkan api untuk menghancurkannya lagi (ayat 5-6). Mengapa Dia begitu lama untuk melakukannya? 1) Tidak ada penundaan dari sudut pandang Allah (ayat 8). 2) Dia sabar bersama kita, jadi Dia memberi kita lebih banyak waktu untuk bertobat (ayat 9). “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri.” (2 Petrus 3:10) Bagaimana Kedatangan Yang Kedua terkait dengan kehidupan kita sehari-hari? Menunggu dapat membawa kita pada beberapa sikap berbahaya: 2 Petrus 3:11-13 “Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah…” (2 Petrus 3:11-12) Mengumumkan tanggal. Tanggal tersebut membawa kebangunan rohani kepada komunitas orang percaya, namun kekecewaaan dan keraguan muncul setelah tanggal diumumkan. Berpikir bahwa Kedatangan Kedua masih lama. Kehidupan moral kita mungkin akan mengendur dan mungkin kita akan berhenti menunggu (Matius 24: 43-51). Oleh karena itu, Petrus mendorong kita untuk mempercepat kedatangan Yesus dengan menggunakan tenaga kita untuk mengkhotbahkan Injil dan menjalani kehidupan kudus. 2 Petrus 3:14-18 BAGAIMANA TETAP MENUNGGU “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.” (2 Petrus 3:14) Petrus menutup suratnya dengan tiga peringatan untuk kita: 1. Hiduplah dalam perdamaian dengan Allah melalui karya Kristus (ayat 14-15). 2. Jangan mencari alasan untuk berdosa dalam tulisan-tulisan para nabi atau surat-surat Paulus (ayat 15-16). 3. Jangan terpengaruh oleh “kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum,” tapi bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Yesus Kristus. “Akhir dari segala sesuatu sudah dekat. Apa yang telah kita lakukan tidaklah membiarkan untuk menempatkan waktu pada pekerjaan kita. Nakhoda keselamatan kita berkata, ‘Maju. Akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.’ Terus-menerus kita harus meningkat dalam manfaat. Hidup kita harus selalu berada di bawah kuasa Kristus. Lampu kita harus terus tetap menyala terang... Dia yang menempatkan dirinya di tempat dimana Allah dapat menerangi dia, maju, seperti halnya, dari fajar menyingsing hingga pada terang siang hari. Kita harus meregangkan setiap saraf dan otot rohani... Allah... tidak menginginkan Anda untuk tetap menjadi murid baru. Dia ingin agar Anda mencapai jenjang paling tinggi dari tangga, dan kemudian melangkah dari sana ke dalam kerajaan Allah dan Juruselamat kita Yesus Kristus.” E.G.W. (Our Father Cares, April 18)