Lesson 11 for June 10, 2017 Petrus ingin memperingatkan kita mengenai bahaya guru-guru palsu di dalam Gereja, seperti yang Paulus lakukan ketika bertemu dengan para penatua di Efesus (Kis 20: 28-31). ↗ Guru-guru palsu: 1. Pengajaran dan motivasi. 2 Petrus 2:1-3. 2. Contoh dari Perjanjian Lama. 2 Petrus 2:4-17. 3. Janji kemerdekaan. 2 Petrus 2:18-19. 4. Kembali ke dunia. 2 Petrus 2:20-22. ↗ Membandingkan kitab 2 Petrus dengan kitab Yudas. “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.” (2 Petrus 2:1) Guru-guru palsu menyatakan bahwa mereka dapat menafsirkan pekabaran Ilahi, namun mereka mengajarkan ajaran sesat (ajaran palsu): Mereka menyangkal Kristus (ayat 1). Mereka mengajarkan kehidupan yang tidak bermoral (ay 10, 18). Mereka memberontak terhadap otoritas (ayat 10). Mereka menjanjikan kebebasan (ayat 11). Mereka menolak perintah-perintah suci (ay. 21). Ajaran-ajaran sesat itu berbahaya karena menuntun mereka yang menerimanya untuk dihukum (ayat 18). Sebagai tambahan, mereka mengubah doktrin dan menghujat kebenaran (ayat 2). GURU-GURU PALSU: MOTIVASI MEREKA “Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.” (2 Petrus 2:3) Motivasi utama dari guru-guru palsu itu adalah keserakahan. Mereka ingin mendapatkan keuntungan dari saudara dan saudari mereka. Mereka mungkin dimotivasi oleh uang (ayat 3), nafsu (ayat 18) atau mendapatkan posisi penting di dalam Gereja (ayat 19). Dengan bertindak seperti itu, mereka “dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka” dan mereka “itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan” yang “oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar” (Ayat 1, 12). “Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.” (2 Petrus 2:15) Petrus membandingkan ajaran para guru palsu dan akibatnya dengan empat contoh dari Perjanjian Lama: Para malaikat yang jatuh (ay 4). Dunia purba (ay 5). Sodom dan Gomora (ay 6). Petrus menekankan contoh tetang “Nuh, pemberita kebenaran” dan “Lot, orang yang benar.” Nuh dan Lot adalah contoh bagi kita karena mereka tetap setia ditengah kemurtadan dan kejahatan. Bileam (ay 15). “Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.” (2 Petrus 2:19) Yesus berjanji bahwa Ia akan membebaskan kita dari perbudakan dosa untuk membuat kita benarbenar bebas di dalam Dia (Yohanes 8: 34-36). Namun demikian, para guru palsu tersebut berjanji untuk membebaskan kita dari perbudakan Kristus dan untuk membebaskan kita dari dosa. Mereka menukar kemurnian dan kesucian untuk nafsu dan pemisahan. Mereka ingin kembali pada kebinasaan yang mana Kristus telah menyelamatkan mereka. Oleh karena itu, “kebinasaan tidak akan tertunda” (ayat 3) bagi para guru dan murid-murid mereka. “Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.’” (2 Petrus 2:22) Menurut Petrus, “adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.” (Ayat 21). Mereka yang dengan sadar tidak mengikuti jalan kebenaran serta keras kepala, hidup dalam bahaya besar. “Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya ... namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat.” (Ibrani 6: 4-6). Bagaimana kita dapat menghindari kehidupan lama kita sebelum kita percaya kepada Yesus? Yesus menceritakan perumpamaan tentang roh jahat. Rumah tempat tinggal itu bersih tetapi dibiarkan kosong. Saat roh melihat rumah kosong itu, roh itu membawa roh lain bersamanya. Itu adalah kehancuran bagi pemilik rumah (Matius 12: 43-45). Oleh karena itu, adalah penting untuk menggantikan hal-hal yang kita lakukan sebelum kita mengenal Yesus dengan kegiatan lainnya seperti terlibat dalam membagikan Injil dan aktif di Gereja. “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.” (2 Peter 3:3) “Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.” (Yudas 1:18) Kitab Yudas dan 2 Petrus 2: 1-3: 7 sangatlah mirip. Gagasan yang sama diulang untuk menekankan perlunya kebangunan dan pembaharuan untuk menolak ajaran dari guru-guru palsu. Mereka membawa ajaran sesat yang merusak. Mereka merendahkan otoritas. Mereka adalah budak kebinasaan. Mereka menyelewengkan anugerah Allah dengan amoralitas. Mereka menyangkal Yesus Kristus sebagai satu-satunya Raja dan Tuhan. Mereka mencemari tubuh mereka sendiri. Mereka mengucapkan kata-kata hampa. Mereka memfitnah orang lain. “Di tengah-tengah kita akan muncul guru-guru palsu, yang mengindahkan roh-roh yang menggoda yang doktrinnya berasal dari setan... Satu-satunya harapan dari gereja-gereja kita adalah agar tetap terjaga. Mereka yang memiliki dasar kebenaran Firman, mereka yang menguji segala sesuatu dengan ‘Beginilah firman Tuhan’ akan selamat. Roh Kudus akan menuntun mereka yang menghargai hikmat Allah. ” E.G.W. (Ye Shall Receive Power, April 26)