BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGANTAR Bahasa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGANTAR
Bahasa sebagai produk kebudayaan merupakan media paling penting dalam
komunikasi. Bahasa juga merupakan faktor penting yang membuat manusia berbeda
dengan makhluk lainnya. Kridalaksana (2008 : 24) menyatakan bahwa bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dari pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan unsur yang penting dalam kehidupan
manusia. Amatlah penting bagi setiap orang untuk menguasai bahasa, baik itu bahasa
ibu maupun bahasa lain yang akan mempermudah dalam proses komunikasi.
Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang dewasa ini
mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Bahasa Inggris telah memberikan
kontribusi dalam berbagai bidang kehidupan seperti : ekonomi, sosial, pendidikan dan
sebagainya. Dalam bidang pendidikan, bahasa Inggris memberikan kontribusi sebagai
bahasa yang digunakan dalam berbagai referensi untuk bahan bacaan dan bahan ajar.
Berdasarkan alasan tersebut, sangatlah penting dilakukan berbagai penelitian yang
menyangkut analisis bahasa pertama (bahasa ibu) dan bahasa inggris (bahasa target).
Analisis kontrastif antara dua bahasa sangatlah penting. Hal ini untuk
mengetahui sejauh mana persamaan dan perbedaan yang terdapat di antara bahasa
pertama dan bahasa kedua. Dari persamaan dan perbedaan tersebut, kita dapat
meramalkan kesulitan yang akan dialami oleh pembelajar. Selanjutnya pengajar bisa
menyiapkan materi yang dapat dijadikan formula untuk mempermudah proses belajar
bahasa kedua. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Charles Fries dalam Lado (1974 :
1) dan Nurhadi (1995 : 238) bahwa bahan pelajaran yang paling efektif untuk
pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing ialah bahan yang disusun berdasarkan
deskripsi ilmiah bahasa kedua yang dibandingkan secara teliti dengan deskripsi
bahasa pertama.
Berdasarkan peran analisis kontrastif di atas, maka pengontrasan bahasa dapat
dilakukan dari berbagai bidang seperti bidang fonologi, morfologi, leksikon, konteks
budaya, semantik dan sintaksis. Adapun penelitian ini lebih memfokuskan pada
analisis kontrastif di bidang sintaksis.
Ramlan (1987 : 21) menyatakan bahwa istilah sintaksis secara langsung
terambil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah
syntax. Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yanag membicarakan
seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Akan tetapi penelitian ini, lebih
memfokuskan pada salah satu objek kajian sintaksis yaitu kalimat.
Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembelajaran kalimat. Kalimat
merupakan rangkaian kata yang mengandung arti penuh dan utuh yang terbentuk atas
dasar hadirnya subjek yang diterangkan oleh predikat.
Penelitian ini menggunakan bahasa Massenrempulu sebagai bahasa pertama
dan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Bahasa Massenrempulu merupakan bahasa
yang dituturkan oleh salah satu suku di Sulawesi-Selatan. Suku tersebut mendiami
kabupaten Enrekang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.786, 01 km2 dan
berpenduduk sebanyak + 190.579 jiwa. Kabupaten Enrekang terdiri dari dua belas
kecamatan yaitu Enrekang, Maiwa, Anggeraja, Baraka, Alla, Curio, Bungin, Malua,
Cendana, Buntu Batu, Masalle dan Baroko. Dari dua belas kecamatan tersebut terbagi
menjadi 17 kelurahan dan 95 desa. Adapun bahasa yang digunakan adalah Bahasa
Massenrempulu yang memiliki tiga dialek yaitu dialek Duri, dialek Endekan dan
dialek Maiwa. Pada penelitian ini, contoh –contoh kalimat yang digunakan adalah
contoh kalimat dalam bahasa Massenrempulu dialek Duri. Alasan dari pemilihan
dialek ini adalah dialek Duri merupakan dialek standar dan digunakan dalam area
penutur yang lebih luas.
Dalam pembelajaran bahasa kedua, sering terjadi kemungkinan kesalahan
dalam pengungkapan sebuah kalimat. Salah satu penyebab kemungkinan kesalahan
ini adalah pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa target. Dalam proses pembelajaran
bahasa kedua, kemungkinan ditemui kesulitan dalam proses pembelajarannya, yaitu
kesulitan dalam penyusunan kalimat.
Para penutur bahasa Massenrempulu akan sangat sulit dalam mempelajari
bahasa Inggris. Selain karena sistem fonologi, morfologi, leksikon, sintaksis yang
berbeda, bahasa Inggris juga mempunyai sistem penanda jumlah dan kala. Hal yang
paling mendasar yang dibahas pada penelitian ini yaitu sistem sintaksis kedua bahasa
yang berbeda. Secara umum, sistem sintaksis bahasa-bahasa di Sulawesi-Selatan
termasuk di daerah penutur bahasa Massenrempulu berstruktur P-S sedangkan sistem
sintaksis bahasa Inggris berstruktur S-P. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
kalimat berikut :
male na
massikola
pergi saya sekolah
V
N
P
S
(Saya pergi ke sekolah)
Sedangkan struktur sintaksis bahasa Inggris sebagai berikut :
Ani
goes to school
Ani
pergi ke sekolah
N
V
Adv
S
P
Adv
(Ani pergi ke sekolah)
Dari contoh di atas, struktur kalimat menunjukkan bahwa struktur sintaksis
bahasa Massenrempulu adalah P-S sedangkan struktur kalimat bahasa Inggris adalah
S-P. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa struktur sintaksis bahasa
Massenrempulu dan bahasa Inggris sangat berbeda. Hal inilah yang memunculkan
pertanyaan bagaimana dengan struktur kalimat lain yaitu struktur kalimat tanya,
apakah strukturnya juga berbeda ataukah sama?,
Salah satu cara untuk membentuk kalimat tanya yaitu menambah kata ‘apa’
(kah). Penjabarannya dapat dilihat sebagai berikut :
Apa
la
mu
alli
jio
Apa
akan kamu beli
di
Kata Tanya
N
V
Prep
Kata Tanya
S
P
Prep
(Apa yang akan kamu beli di pasar?)
Kalimat berita dari contoh diatas yaitu :
pasa?
pasar?
Adv
Adv
La
alli
na
baju
akan membeli
saya baju
V
N
N
P
S
O
(Saya akan membeli baju di pasar)
Tetapi perhatikan kalimat berikut ini :
Apa
na
nasu
apa
(dia) masak
Kata Tanya N
V
Kata tanya
Ps
P
(Apa yang ibu masak kemarin?)
jio
pasa
di
pasr
Prep Adv
Prep Adv
indo
ibu
N
S
sangbo?
kemarin?
Adv
Adv
Jawaban atau kalimat berita dari kalimat tanya diatas adalah :
Camme tu’tuk
na
sayur tumbuk
(dia)
N
N
S
Penanda subjek
(Sayur tumbuk dimasak ibu kemarin)
nasu
masak
V
P
indo
ibu
N
S
sangbo
kemarin
Adv
Adv
Kalimat yang bermakna ‘sayur tumbuk dimasak ibu kemarin’ merupakan
kalimat pasif sehingga kalimat di atas dapat diubah kedalam bentuk aktif sebagai
berikut :
nasu
i
came tu’tuk
masak
dia
sayur tumbuk
V
N
N
P
Penanda subjek
O
(Ibu kemarin memasak sayur tumbuk)
sangbo
kemarin
Adv
Adv
Sedang struktur kalimat tanya bahasa Inggris yaitu sebagai berikut :
What
Apa
Kata Tanya
will
akan
K.Bantu
you
buy
kamu beli
N
V
in
di
Prep
the market?
pasar?
Adv
indo
indo
V
S
Kata tanya
S
P
Adv
(Apa yang akan kamu beli di pasar?)
Jawaban atau kalimat berita dari kalimat di atas yaitu :
I
will buy
a book
in
saya akan membeli sebuah buku di
N
V
N
Prep
S
P
O
Prep
(Saya akan membeli sebuah buku dipasar)
Perhatikan juga kalimat tanya berikut ini :
What
does
the mother
Apa
ibu
Kata Tanya K.Bantu
N
Kata Tanya kata bantu
S
(Apa yang ibu masak hari ini?)
the market
pasar
Adv
Adv
cook
masak
V
P
for
untuk
Coord
Coord
today?
hari ini?
Adv
Adv
Jawaban dari kalimat Tanya di atas yaitu :
The mother cooks rice
Ibu
masak nasi
N
V
N
S
P
O
(Ibu memasak nasi hari ini)
for
today
untuk hari ini
Coord Adv
Adv
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa struktur kalimat Tanya informatif
kedua bahasa hampir sama meskipun ada perbedaan dalam hal penggunaan kata
bantu.
Kata ‘will’ dan ‘does’ di atas merupakan kata bantu yang juga digunakan pada
kalimat tanya dalam bahasa Inggris yang mengharapkan jawaban berupa penerimaan
atau penolakan. Sedangkan dalam bahasa Massenrempulu juga dikenal kalimat tanya
yang mengharapkan jawaban berupa penolakan atau penerimaan, tetapi kata bantu
tanya dalam bahasa Massenrempulu yang digunakan berbeda dengan yang digunakan
dalam kalimat tanya yang mengharapkan jawaban berupa informasi.
Dari penjelasan singkat di atas, terdapat persamaan dan perbedaan struktur
sintaksis kalimat tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris sehingga penulis
tertarik untuk membuktikan persamaan untuk membantu proses pengajaran bahasa
Inggris didaerah penutur bahasa Massenrempulu. Selain itu, peneliti juga tertarik
untuk mengetahui perbedaan kalimat tanya kedua bahasa sehingga dapat diramalkan
kesalahan yang akan dilakukan oleh penutur bahasa Massenrempulu yang sedang
belajar bahasa Inggris. Hal tersebutlah yang melatar belakangi penelitian ini untuk
melakukan penelitian lebih mendalam mengenai analisis sintaksis kalimat tanya pada
bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris dengan menggunakan pendekatan analisis
kontrastif.
1.2 PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini membatasi masalah pada pembentukan kalimat tanya informatif
dan pembentukan kalimat tanya ya/tidak. Khusus untuk kalimat tanya ya/tidak
dibatasi pada kalimat tanya yang menggunakan question tag.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, rumusan masalah
penelitian ini adalah :
1) Bagaimana struktur pembentukan kalimat tanya informatif bahasa
Massenrempulu dan bahasa Inggris?
2) Bagaimana struktur pembentukan kalimat tanya ya/tidak pada bahasa
Massenrempulu dan bahasa Inggris?
3) Apa saja persamaan dan perbedaan struktur pembentukan kalimat tanya
dalam bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris serta akibat dari
perbedaan tersebut terhadap penutur bahasa Massenrempulu yang belajar
bahasa Inggris?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut :
1) Mendeskripsikan struktur pembentukan kalimat tanya informasi bahasa
Massenrempulu dan bahasa Inggris.
2) Mendeskripsikan struktur pembentukan kalimat tanya ya/tidak bahasa
Massenrempulu dan bahasa Inggris.
3) Menjelaskan persamaan dan perbedaan struktur pembentukan kalimat
tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris serta akibat perbedaan
yang ditimbulkan terhadap pembelajar bahasa Inggris dari penutur bahasa
ibu bahasa Massenrempulu.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik pada pembaca pada
umumnya maupun para pembelajar bahasa Inggris khususnya kalimat tanya. Manfaat
tersebut berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1) Manfaat Teoritis
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu menambah dan memperkaya
pengetahuan khususnya dalam bidang kontrastif atau perbandingan khususnya
kalimat tanya.
2) Manfaat Praktis
Bagi mereka yang berada di bidang pengajaran bahasa Inggris pada
penutur yang menggunakan bahasa Massenrempulu sebagai bahasa pertama
dapat dijadikan sebagai acuan uuntuk menyusun materi yang diajarkan.
Sehingga dari acuan tersebut diharapkan membantu mempermudah para
pembelajar dalam mempelajari kalimat tanya.
1.6 TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian tentang analisis kontrastif telah banyak dilakukan sebelumnya.
Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hajjah Zulianti (2012) yang
berjudul Kalimat Tanya Informatif Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembentukan kalimat tanya
informatif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, mendeskripsikan persamaan dan
perbedaan antara kalimat tanya informatif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dan
mendeskripsikan akibat dari perbedaan antara kalimat tanya informatif bahasa Inggris
dan bahasa Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
simak yang dilanjutkan dengan teknik catat. Kalimat tanya informatif dikumpulkan
dari buku-buku tata bahasa Inggris, sedangkan kalimat tanya informatif bahasa
Indonesia dikumpulkan dari buku-buku tata bahasa Indonesia.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembentukan kalimat tanya
informatif bahasa Inggris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembentukan
kalimat tanya dengan menggantikan satuan kebahasaan yang ditanyakan dengan
satuan kebahasaan tanya dengan cara inversi dan tanpa inversi. Sedangkan
pembentukan kalimat tanya bahasa Indonesia dilakukan dengan menggantikan satuan
kebahasaan yang ditanyakan dengan satuan kebahasaan tanya dengan cara
pemindahan dan tanpa pemindahan kata tanya. Penemuan yang lainnya adalah
ditemukan bahwa kalimat tanya informatif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
terdapat dua persamaan dan lima perbedaan. Perbedaan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai kesalahan dalam proses pembelajaran penutur dengan bahasa
pertama bahasa Indonesia yang akan mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lindawati (2013)
yang berjudul “Kalimat Tanya dalam Bahasa Indonesia : Analisis Bentuk dan
Fungsi”. Dalam disertasinya tersebut, Lindawati merumuskan tujuan penelitiannya
yaitu merumuskan sistem yang berkaitan dengan cara pembentukan dan penggunaan
kalimat tanya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan
pragmatik. Hasil dari penelitian ini adalah unsur pembentuk kalimat tanya dapat
berupa unsur suprasegmental dan unsur segmental. Unsur suprasegmental dapat
berupa intonasi dan unsur segmental dapat berupa kata, frase, dan partikel.
Sedangkan untuk analisis fungsinya, kalimat tanya selain untuk menanyakan sesuatu,
kalimat tanya juga dituturkan untuk menanyakan berbagai tindak tutur seperti tindak
tutur ekspresif, representatif, direktif dan komisif.
Penelitian lain yang mengkaji tentang struktur kalimat dengan menggunakan
kajian kontrastif adalah penelitian Supriadianto (2014) yang berjudul “ Analisis
Kontrastif Struktur Kalimat Tunggal Bahasa Indonesia dan Bahasa Korea”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kalimat bahasa Indonesia dan
bahasa Korea, mendeskripsikan perbedaan dan persamaan struktur bahasa Indonesia
dan bahasa Korea serta implikasi dari perbedaan dan persamaan tersebut dalam hal
pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa struktur kalimat tunggal bahasa Indonesia berupa struktur S-PO, S-P-P1, S-P-Ket, dan S-P-O-Ket yang setiap fungsinya tidak ditandai dengan
penanda, sedangkan struktur kalimat tunggal bahasa Korea berupa struktur S-P, S-OP, S-P1-P, S-Ket-P, dan S-Ket-O-P yang setiap fungsinya ditandai dengan penanda.
Jadi persamaannya hanya pada persamaan kriteria struktural kalimat tunggal hanya
pada kategori unsur-unsur yang menduduki fungsi S dan O. Hal tersebut dapat
memberikan dampak pada proses pembelajaran kedua bahasa. Dampak dari hasil
penelitian ini terhadap pembelajar bahasa Indonesia dan bahasa Korea sebagai bahasa
asing, dapat memberikan kontribusi terhadap pemberian pemahaman yang
komprehensif tentang unsur-unsur yang menduduki fungsi struktur kalimat tunggal
bahasa Indonesia dan bahasa Korea, tentang kategori-kategori yang mengisi masingmasing fungsi struktur kalimat tunggal bahasa Indonesia dan bahasa Korea, serta
tentang urutan atau letak yang dapat di ubah dan tidak dapat di ubah pada variasi pola
struktur kalimat tunggal bahasa Indonesia dan bahasa Korea.
Penelitian lain yang membahas tentang bahasa Massenrempulu yaitu
penelitian Hakim dan kawan-kawan bekerja sama dengan pemerintah Jepang yang
berjudul Tata Bahasa Kontrastif Bahasa Massenrempulu (2011). Penelitian ini
bertujuan untuk mengkontrastifkan tiga dialek yang ada di Kabupaten Enrekang
Sulawesi-Selatan sebagai daerah tempat bahasa Massenrempulu dituturkan. Hasil dari
penelitian tersebut adalah meskipun dialek Endekan, Duri, dan Maiwa memiliki
perbedaan dibidang fonologi, morfologi dan leksikon, tetapi pola sintaksis ketiga
dialek tersebut sama.
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini fokus pada analisis kontrastif pada struktur
pembentukan kalimat tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris. Tujuan dari
analisis tersebut yaitu untuk menemukan persamaan dan perbedaan kedua bahasa
sehingga dapat memberikan sumbangan dalam proses pengajaran bahasa kedua
bahasa Inggris pada pembelajar dengan bahasa pertama bahasa Massenrempulu.
1.7 LANDASAN TEORI
1.7.1
Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif (contrastive analysis, differential analysis, differential
linguistics) dalam Kridalaksana (2008 : 15) adalah metode sinkronis dalam analisis
bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa atau
dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan dalam masalah praktis,
seperti pengajaran bahasa dan penerjemahan.
Analisis kontrastif merupakan salah satu bidang linguistik pendidikan yang
diakui para ahli bahasa mempunyai andil yang cukup besar dalam memberikan
sumbangan terhadap penyusunan tata bahasa pendidikan. Kasihani Kasbolah dalam
Nurhadi (1995 : 237) menyatakan bahwa dalam analisis kontrastif orang mencari
perbedaan atau persamaan antara dua bahasa, bahasa pertama dan bahasa target. Hasil
analisis
kontrastif
dapat
memberikan
sumbangan
yang
bermanfaat
untuk
merencanakan dan melaksanakan pengajaran bahasa, sehingga dapat diramalkan
kesulitan-kesulitan yang mungkin ditemui oleh pembelajar, kemudian memberikan
pandangan atau jalan keluar bagaimana menanggulangi kesulitan agar tujuan
pengajaran bahasa tercapai.
Berdasarkan teori analisis kontrastif, terdapat tiga asumsi dasar yaitu :
1) Analisis kontrastif dapat digunakan untuk meramalkan kesalahan
pembelajar bahasa kedua.
2) Analisis kontrastif dapat memberikan sumbangan dalam hal penyusunan
materi pengajaran.
3) Analisis kontrastif dapat memberikan sumbangan mengurangi proses
interferensi bahasa pertama kepada bahasa kedua.
Ellis (1985) dalam Zulianti (2012 : 15) menyatakan bahwa Analisis kontrastif
terdiri dari beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut sebagai berikut :
1) Deskripsi, yaitu mendeskripsikan secara formal kedua bahasa yang akan
dibandingkan.
2) Seleksi, yaitu pemilihan terhadap butir tertentu misalnya sistem auxiliary
atau kata bantu, yang diketahui melalui analisis kesalahan untuk melihat
kesulitan. Butir tersebut dipilih sebagai perbandingan.
3) Perbandingan, yaitu mengidentifikasi persamaan dan perbedaan pada
setiap area dari kedua bahasa yang diperbandingkan.
4) Prediksi, yaitu mengidentifikasi area mana saja yang mungkin
menyebabkan kesalahan
1.7.2
Kalimat
1. Definisi Kalimat
Kalimat menurut Kridalaksana (2008 : 103) adalah satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara actual maupun
potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan;
satuan proposisi yang merupakan satu klausa atau merupakan gabungan klausa, yang
membentuk satuan yang bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dsb.; konstruksi
grammatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu,
dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan.
Pengertian kalimat dalam bahasa Inggris menurut Leech dan Jan (1973 : 288)
bahwa, sentences are units made up of one or more clauses. Maksudnya adalah
kalimat merupakan suatu unit yang terdiri dari satu klausa atau lebih. Leech dan Jan
juga menyebutkan bahwa kalimat yang terdiri dari satu klausa disebut kalimat
sederhana atau simple sentences sedangkan kalimat yang terdiri dari dua klausa atau
lebih disebut sebagai kalimat luas atau complex sentences.
2. Jenis-Jenis Kalimat
Berdasarkan peninjaun buku-buku tata bahasa yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah ini, penggolongan kalimat menurut Verspoor dan Sauter
(2000 : 17) menyebutkan tipe kalimat yang terbagi menjadi kalimat deklaratif,
kalimat interogatif, kalimat imperative, dan kalimat exclamatory. Parera (1991 : 7)
membagi tipe kalimat berdasarkan fungsinya menjadi 4 yaitu pernyataan atau berita
(statement), tanya (question), seru (exclamation), dan perintah (command). Alwi dkk
(2003 : 352-262) membagi kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yaitu kalimat
deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif dan kalimat ekslamatif. Moeliono
membagi jenis kalimat menjadi 5 macam yaitu kalimat deklaratif (kalimat berita),
kalimat interogatif (kalimat tanya), kalimat imperative (kalimat perintah), kalimat
ekslamatif (kalimat seruan) dan kalimat emfatik (kalimat penegas). Ramlan dalam
Sintaksis (1987 : 31-34) membagi kalimat menjadi tiga yaitu kalimat berita, kalimat
tanya dan kalimat suruh. Wijana dalam Dasar-Dasar Pragmatik (1996: 30)
menyebutkan bahwa secara formal kalimat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
kalimat deklaratif, kalimat interogatif dan kalimat imperatif.
a) Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif disebut juga kalimat berita adalah kalimat yang
isinya menyampaikan suatu berita atau pernyataan kepada orang lain tanpa
mengharapkan respon tertentu. Disamping itu, kalimat berita tidak memiliki
kata-kata yang mungkin mempengaruhi orang, seperti : ajakan, pertanyaan,
atau larangan. Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja
jika isinya merupakan pembertitahuan. Dalam bentuk tulisannya, kalimat
berita di awali dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik.
b) Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif juga dikenal dengan kalimat perintah adalah kalimat
yang maknanya memberikan suatu perintah atau suruhan kepada orang lain.
Kalimat yang dapat dibentuk menjadi kalimat perintah adalah kalimat verba
atau adjectiva. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah sering di akhiri dengan
tanda seru (!)
c) Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif atau kalimat Tanya dalam Kridalaksana (2008 :
104) adalah kalimat yang mengandung intonasi interogatif dan pada
umumnya mengandung makna pertanyaan; dalam ragam tulis biasanya
ditandai dengan (?).
Chaer (1998: 350) mengemukakan bahwa kalimat tanya adalah
kalimat yang isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa pengakuan,
keterangan, alasan, atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca.
Ada lima cara untuk membentuk kalimat Tanya yaitu :
1) Menambahkan kata apa (kah)
2) Membalikkan urutan kata
3) Memakai kata bukan atau tidak
4) Mengubah intonasi kalimat
5) Memakai kata tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang ditandai dengan kehadiran kata
tanya seperti: apa, siapa, dimana kapan, mengapa, berapa dan bagaimana.
Pada hakekatnya fungsi dari kata tanya di atas adalah sebagai berikut :
a) Untuk pertanyaan yang menggunakan kata “apa, siapa, dimana,
yang mana dan berapa” berfungsi untuk meminta keterangan
mengenai salah satu unsur kalimat.
b) Untuk pertanyaan yang menggunakan kata “mengapa” berfungsi
untuk meminta alasan.
c) Untuk pertanyaan yang menggunakan kata “bagaimana” berfungsi
untuk meminta pendapat mengenai hal yang ditanyakan
Secara garis besar, kalimat Tanya dikelompokkan atas dua yaitu
kalimat interogatif yang bermaksud untuk memperoleh informasi berupa
penjelasan dan yang kedua adalah kalimat Tanya yang membutuhkan jawaban
berupa ya/ tidak atau berupa penerimaan atau penolakan.
Sebuah kalimat terdiri dari unsur-unsur yang membangunnya. Di dalam
sebuah kalimat harus memiliki sekurang-kurangnnya dua unsur kalimat yaitu Subjek
(S) dan Predikat (P).
Moeliono (1988: 30) menyatakan bahwa setiap kata atau frasa dalam kalimat
mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam
kalimat. Fungsi ini bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa
dalam kalimat. Hal tersebut sejalan dengan Kridalaksana (2002 : 32) yang
menyatakan bahwa sintaksis suatu bahasa mempunyai unsur-unsur yang terorganisasi
secara struktural. Unsur-unsur yang berhubungan secara fungsional yaitu subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Adapun Fungsi sintaksis utama dalam
bahasa adalah :
1) Subjek
Subjek adalah unsur yang melakukan tindakan/ kerjaan dalam suatu
kalimat. Subjek sering disebut sebagai pokok kalimat dan merupakan unsur
inti dari suatu kalimat. Subjek biasanya berupa kata benda atau kata lain yang
dibendakan. Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan
dengan kata “siapa” dan “apa”, disertai kata ini, itu dan tersebut, didahului
kata bahwa, tidak didahului preposisi.
2) Predikat
Predikat adalah unsur kata kerja. Predikat merupakan unsur inti
kalimat yang digunakan untuk menerangkan subjek. Predikat biasanya berupa
kata kerja atau kata sifat, untuk mencari predikat dalam kalimat dapat
diajukan dengan menggunakan kata tanya “mengapa” dan “ bagaimana”,
disertai kata adalah dan merupakan, dapat disertai keterangan aspek (telah,
sudah, sedang, belum dan akan) dan modalitas (ingin, hendak dan mau).
3) Objek
Objek adalah unsur yang dikenai kerja oleh subjek. Objek merupakan
keterangan predikat. Objek biasanya terletak di belakang predikat, dalam
kalimat pasif objek menduduki posisi subjek. Objek terdiri dari dua macam
yaitu :
a. Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik
berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung
dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subjek. Objek
penderita dapat bermakna penderita, penerima, tempat, alat, dan
hasil.
b. Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam
melakukan atau mengalami sesuatu. Objek penyerta dapat
bermakna penyerta dan hasil.
4) Pelengkap
Pelengkap adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak berobjek.
Pelengkap terletak di belakang predikat dan merupakan hasil jawaban dari
predikat dengan pertanyaan “apa”.
5) Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang dapat berubah-ubah posisinya.
Keterangan dapat berupa : tempat, alat, waktu, tujuan, penyerta, cara dan
sebab.
1.7.3
Kalimat Tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris
1. Kalimat Tanya bahasa Massenrempulu
Kalimat Tanya ditandai dengan hadirnya kata tanya, hal tersebut juga
berlaku dalam bahasa Massenrempulu. Hakim dkk (2011 : 122 ) dan Hakim dkk
(1977: 224), mengemukakan bahwa kata tanya dalam bahasa Massenrempulu
yang digunakan untuk mendapatkan informasi ada 8 yaitu : apa ‘apa’, inda
‘siapa’, piran ‘kapan’, imbo ‘dimana’, imbonna ‘yang mana’, pira ‘berapa’, capai
‘mengapa’ dan matumba ‘bagaimana’.
Selain itu, kalimat Tanya yang membutuhkan jawaban ya/tidak, dalam
bahasa Massenrempulu menggunakan partikel –raka. Partikel ini juga bisa
digunakan sebagai kalimat yang bermakna permintaan, dan penawaran. Adapun
contoh kalimatnya adalah sebagai berikut :
Permintaan
:
bisa
raka
ke
mubalina
angkai
tijio
meja?
(Apakah kamu bisa membantu saya mengangkat meja itu?)
Penawaran
: bisa raka ke mangsarrin moko jolo mu mane mangbase
piring?
(Apakah bisa kalau kamu menyapu sebelum cuci piring?)
2. Kalimat Tanya bahasa Inggris
Pada bahasa Inggris kata tanya untuk kalimat interogatif sering disingkat
dengan WH question yang terdiri dari : what yang bermakna ‘apa’ merupakan
kata tanya dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk menanyakan subjek dan
objek dalam kalimat who/whom, whose yang bermakna ‘siapa’ merupakan kata
tanya dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk menanyakan subjek, objek dan
kepemilikan. where yang bermakna ‘dimana’ merupakan kata tanya yang
digunakan untuk menanyakan tempat. which yang bermakna ‘yang mana’
digunakan untuk menanyakan pilihan. when yang bermakna ‘kapan’ digunakan
untuk menanyakan waktu.
Why yang bermakna ‘mengapa’ digunakan untuk
menanyakan alasan. how yang bermakna ‘bagaimana’ digunakan untuk
menanyakan cara (Thomson dan Martinet, 1985 : 71-74).
Adapun kalimat tanya yang mmbutuhkan jawaban ya/tidak, bahasa Inggris
kaya akan leksem. Leksem untuk kalimat tanya ya/tidak dalam bahasa Inggris
yaitu :
1) Dibentuk dari auxiliary verb yaitu : am, is, are, was, were, do, does,
did, have, has, had dan sebagainya.
2) Dibentuk dari modal auxiliary yaitu : can, could, may, must, shall,
should, will, would dan sebagainya. (Quirk dan Greenbaum, 1976 : 3737).
Kalimat Tanya dalam bahasa Inggris tidak hanya digunakan untuk
mendapatkan informasi saja. Kalimat tanya juga berfungsi untuk permintaan,
membuat saran, penawaran, dan permintaan izin. Kalimat tersebut biasanya
diawali dengan kata bantu berupa auxiliary. Adapun contoh kalimatnya sebagai
berikut :
Permintaan : Can I borrow your book?
Membuat saran : Shall we come early this morning?
Penawaran
: Can I help you?
Permintaan izin : May I take one of these cake?
1.8 METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kontrastif/perbandingan yaitu
merupakan penelitian yang membandingkan antara dua bahasa yaitu bahasa
Massenrempulu dan bahasa Inggris. Sudaryanto (1993: 5-8) mengemukakan bahwa
metode penelitian dilakukan dengan beberapa tahap atau metode yaitu : tahap
penyediaan data, tahap analisis data dan tahap penyajian hasil analisis data. Adapun
tahap dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode
simak, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Metode simak adalah
metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa secara tertulis
yang dilanjutkan dengan mencatat data yang diperlukan. Selain itu, data
diambil dari teks yang dibuat peneliti dalam bahasa Indonesia kemudian
penutur asli diminta untuk menerjemahkan kedalam bahasa Massenrempulu.
Sebagai tambahan, penulis menggambil data berupa tuturan otentik yaitu data
berupa tuturan yang biasa penulis dan lawan tutur gunakan dalam kehidupan
sehari-hari,
karena
penulis
merupakan
penutur
asli
dari
bahasa
Massenrempulu. Kemudian, untuk data contoh kalimat dalam bahasa
Massenrempulu yang dibuat penulis, sebelumnya telah dikonfirmasi kepada
penutur bahasa Massenrempulu yang lain.
Data kalimat tanya bahasa Inggris diambil dari buku-buku tata bahasa
dan percakapan bahasa Inggris, selain itu untuk kalimat tanya bahasa Inggris
telah banyak dilakukan penelitian dan dijadikan perbandingan, maka penulis
mengambil data sekunder. Data sekunder menurut Sugiyono (2011 : 225)
adalah metode pengumpulan data di mana peneliti tidak langsung mengambil
data pada sumber data melainkan lewat orang lain atau melalui dokumen,
dalam hal ini peneliti mengambil data-data serta kesimpulan mengenai
kalimat tanya bahasa Inggris dari penelitian sebelumnya.
2) Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode padan dan metode agih. Menurut Sudaryanto (1993: 13) metode
padan adalah metode analisis data dimana alat penentunya berada diluar,
terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa. Teknik yang digunakan adalah
teknik dasar dengan teknik pilah unsur penentu dengan memanfaatkan daya
pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti. Pada penelitian ini yang
akan dipilah adalah satuan lingual berupa kata, maka teknik yang digunakan
adalah daya pilah pembeda referen. Daya pilah pembeda referen digunakan
untuk menentukan referen itu berupa kata benda, kata kerja dan kata sifat.
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi kelas kata berdasarkan buku tata
bahasa masing-masing bahasa.
Setelah data diidentifikasi, dilanjutkan dengan menggunakan metode
agih. Sudaryanto (1993 : 15) mengemukakan bahwa metode agih adalah
metode analisis data di mana alat penentunya justru bagian dari bahasa yang
bersangkutan. Teknik yang digunakan adalah teknik dasar bagi unsur
langsung (BUL). Teknik BUL dari penelitian ini dilakukan dengan cara
membagi langsung satuan kebahasaan yang terdapat di dalam kalimat. Untuk
memperoleh data yang bervariasi, digunakan teknik lanjutan yaitu teknik balik
dan teknik ganti.
Berdasarkan tujuan akhir dari penelitian ini yaitu untuk mencari
persamaan dan perbedaan kalimat tanya antara bahasa Massenrempulu dan
bahasa Inggris, maka metode selanjutnya yang digunakan adalah metode
padan dengan menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik hubung banding
menyamakan (HBS), teknik hukum banding memperbedakan (HBB), dan
teknik hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP).
3) Tahap Penyajian Hasil Analisis Data
Pada tahap ini, hasil analisis disajikan pada bab II, III dan IV.
Penyajian analisis data dilakukan dengan metode informal. Sudaryanto (1993:
145) mengemukakan bahwa metode penyajian informal adalah penyajian
analisis data dipaparkan dengan menggunakan kata-kata biasa.
1.9 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab yaitu :
1) Bab I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dri latar belakang masalah, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat manfaat, tinjauan pustaka,
landasan teori, metode penelitian dan sistematika penyajian.
2) Bab II Analisis struktur pembentukan kalimat tanya informatif bahasa
Massenrempulu dan bahasa Inggris
Bab ini memaparkan tentang struktur pembentukan kalimat tanya yang
memberikan jawaban berupa informatif dalam bahasa Massenrempulu dan
bahasa Inggris.
3) Bab III Analisis struktur pembentukan kalimat tanya ya/tidak bahasa
Massenrempulu dan bahasa Inggris
Bab ini menjelaskan tentang struktur pembentukan kalimat tanya yang
memberikan jawaban berupa ya/tidak pada bahasa Massenrempulu dan bahasa
Inggris.
4) Bab IV Persamaan dan perbedaan kalimat tanya bahasa Massenrempulu
dan bahasa Inggris.
Bab ini akan memaparkan hasil dari analisis pada bab II dan III
dibandingkan sehingga ditemukan persamaan dan perbedaan struktur
pembentukan kalimat tanya dari kedua bahasa. Bab ini juga akan memaparkan
dampak dari adanya perbedaan bagi pembelajar bahasa Inggris yang berasal
dari penutur bahasa ibu bahasa Massenrempulu.
5) Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini akan terdiri dari dua sub bab yaitu Kesimpulan dari penelitian
yang telah dilakukan
Download