20 BAB II ANALISIS KONTRASTIF, PENDEKATAN DAN METODE

advertisement
BAB II
ANALISIS KONTRASTIF, PENDEKATAN
DAN METODE PENGAJARAN BAHASA ASING
A. Analisis Kontrastif
1. Latar Belakang Sejarah
Setiap bahasa yang bertemu dengan bahasa lain pasti terjadi
kontak. Kontak bahasa adalah pengaruh bahasa satu kepada bahasa lain
baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Akibat dari terjadinya
kontak bahasa bagi pemakai bahasa adalah sering timbul transfer atau
interferensi.1
Interferensi adalah kesulitan tambahan dalam proses menguasai
bunyi, kata atau konstruksi bahasa kedua sebagai akibat adanya perbedaan
antara B1 dan B2 sehingga kebiasaan ber-B1 terbawa ke dalam ber-B2,
atau sebaliknya.2
Para ahli linguistik struktural memperkenalkan suatu saran untuk
menolong para guru bahasa asing agar dapat menangani kesalahankesalahan atau kesulitan yang dialami siswa yang sedang mempelajari
bahasa asing (B2) yang disebabkan oleh adanya perbedaan fonetik
1
Pranowo, Analisis Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996),
hlm. 6.
2
Ibid., hlm. 12.
20
21
maupun gramatikal antara B1 dan B2. Oleh karena itu, para guru B2 harus
menguasai benar sistem-sistem fonologi, morfologi, dan sintaksis B2, agar
dapat dibandingkan butir demi butir dengan sistem-sistem yang serupa
dalam B1. Studi seperti ini biasanya disebut analisis kontrastif (anakon).
Asal mula anakon dapat ditelusuri pada abad ke-18 ketika
William Jones membandingkan bahasa–bahasa Yunani dan Latin dengan
bahasa Sanskrit. Ia menemukan banyak persamaan yang sistematis antara
bahasa-bahasa itu. Dalam abad ke-19 makin banyak penelitian mengenai
perbandingan antara bahasa-bahasa. Pada waktu itu yang ditekankan ialah
hubungan-hubungan fonologi dan evaluasi fonologi. Studi ini tidak
dinamakan “analisis kontrastif”, tetapi “studi perbandingan bahasa”.
Dalam pertengahan abad ke-20, ketika psikologi behaviorisme dan
linguistik struktural masih pada puncak kejayaannya, hipotesis anakon
mula-mula mendapat perhatian umum dengan munculnya buku Lado
(1957) yang berisi suatu pernyataan dalam prakatanya sebagai berikut :
“Rencana buku ini berdasarkan asumsi bahwa kita dapat
meramalkan
dan
menguraikan
struktur-struktur
B2
yang
akan
menyebabkan kesukaran dalam pelajaran, dan struktur-struktur yang tidak
akan menyebabkan kesukaran, dengan: membandingkan secara sistematis
bahasa dan budaya B2 dengan bahasa dan budaya B1”. 3
3
Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 107.
22
Kemudian Lado meneruskan bahwa dalam perbandingan antara
B2 dan B1 itulah letak kunci yang akan menentukan mudah tidaknya
pelajaran B2. Unsur-unsur yang sama/mirip antara B2 dan B1 akan
mudah bagi pelajar, sedangkan unsur-unsur yang berlainan/berbeda akan
sukar baginya. Kata yang paling penting dalam pernyataan Lado itu
adalah “meramalkan”.
Jadi kalau studi perbandingan dikerjakan antara dua bahasa (B1
dan B2), semua persamaan dan perbedaan itu akan tampak. Sesudah itu
orang dapat meramalkan kesukaran-kesukaran yang akan dialami oleh
pelajar B2. Karena ini akan meliputi perbedaan-perbedaan antara B2 dan
B1, sedang orang tidak akan mengharapkan problem apa-apa kalau ada
persamaan-persamaan antara B2 dan B1. Buku Lado tersebut dianggap
sebagai permulaan dari Ilmu Linguistik Kontrastif Modern.
2. Definisi Analisis Kontrastif
Secara etimologi, kata kontrastif berasal dari kata contrastive yaitu
kata keadaan yang diturunkan dari kata kerja to contrus yang artinya
berbeda atau bertentangan.4 Sedangkan menurut istilah terdapat beberapa
pendapat menurut para ahli:
a) Menurut Henry Guntur Tarigan
4
John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 1998),
hlm. 144.
23
Analisis kontrastif berupa prosedur kerja, aktivitas atau
kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa sumber (B1)
dengan bahasa sasaran (B2) untuk mengidentifikasi perbedaanperbedaan di antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara dua
bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui analisis kontrastif, dapat
digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi
kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi oleh siswa di
sekolah, terlebih dalam belajar (B2).5
b) Menurut Jos Daniel Parera
Analisis kontrastif adalah suatu kegiatan yang membandingkan
anatara B1 dan B2 yang telah mempunyai tata bahasa standar dan telah
disepakati kaidah-kaidahnya.6
c) Menurut Mansoer Pateda
Analisis kontrastif adalah membandingkan dua bahasa atau
lebih untuk mencari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan
bahasa itu, baik pada tingkat fonologis, morfologis maupun sintaksis
yang dilakukan pada periode tertentu.7
Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa analisis kontrastif ialah aktivitas yang berusaha mengontraskan
5
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, Ed. Revisi, (Bandung:
Angkasa, 2009), hlm. 23.
6
Jos Daniel Parera, Op. cit., hlm. 112.
7
Pranowo, Op. cit., hlm. 42.
24
kedua sistem bahasa sumber (B1) dengan bahasa sasaran (B2) yang
sedang dipelajari untuk dapat menemukan persamaan dan perbedaannya.
Jadi analisis ini merupakan komparatif sistem-sistem linguistik dua
bahasa yang dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau
memprediksi kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajar bahasa bagi
para pembelajar bahasa asing.
3. Hipotesis Analisis Kontrastif
Perbandingan struktur antara dua bahasa B1 dan B2 yang akan
dipelajari oleh siswa menghasilkan identifikasi perbedaan antara kedua
bahasa tersebut. Perbedaan antara dua bahasa merupakan dasar untuk
memperkirakan
butir-butir
yang
menimbulkan
kesulitan
belajar
bahasa dan kesalahan yang akan dihadapi oleh siswa. Dari sinilah
dijabarkan hipotesis analisis kontrastif.
Dalam perkembangannya kita mengenal dua versi hipotesis
anakon, hipotesis bentuk kuat menyatakan bahwa “Semua kesalahan
dalam B2 dapat diramalkan dengan mengidentifikasi perbedaan antara B1
dan B2 yang dipelajari oleh para siswa. Sedangkan hipotesis bentuk
lemah menyatakan bahwa anakon hanyalah bersifat diagnostik belaka.
Lee mengajukan asumsi bahwa analisis kontrastif perlu dilakukan
karena:
a) Penyebab utama kesulitan belajar bahasa kedua adalah interferensi
dari bahasa ibu pembelajar.
25
b) Kesulitan itu terjadi karena perbedaan dari kedua sistem bahasa itu.
c) Semakin besar perbedaan kedua bahasa semakin besar pula
kesulitannya.
d) Hasil perbandingan dari dua bahasa itu perlu, untuk meramalkan atau
memprediksi kesulitan dan kesalahan yang akan terjadi dalam
belajar.
e) Apa yang diajarkan harus sesuai dengan perbedaan yang ada dari
kedua bahasa itu berdasarkan hasil analisis perbedaan.
f) Unsur-unsur yang serupa antara B1 dan B2 tidak akan menimbulkan
kesukaran bagi siswa.8
Berdasarkan asumsi di atas, analisis kontrastif pada dasarnya
bertujuan:
a) Memberikan wawasan tentang persamaan dan perbedaan antara
bahasa pertama dengan bahasa kedua yang akan dipelajari.
b) Menjelaskan dan memperkirakan masalah-masalah (yang timbul)
dalam belajar B2.
c) Mengembangkan bahan pelajaran bahasa kedua untuk pengajaran
bahasa.9
8
9
Ibid., hlm. 44.
Ibid., hlm. 45.
26
Dalam dunia pengajaran B2, analisis kontrastif masih tetap
berfungsi. Implikasi analisis kontrastif dalam kelas pengajaran bahasa
terlihat pada:
a) Penyusunan
materi
pengajaran
yang
didasarkan
pada
hasil
perbandingan B1 dan B2.
b) Penyajian materi pengajaran yang secara langsung:
1) Menunjukkan persamaan dan perbedaan B1 dan B2.
2) Menuujukkan butir-butir B1 yang mungkin saja menginterferensi
B2.
3) Mengajarkan cara mengatasi interferensi.
4) Melatih secara intensif butir-butir yang berbeda.10
Analisis kontrastif sering dipersamakan dengan istilah linguistik
kontrastif. Linguistik kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang
tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa
sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat.11
Penerapan analisis kontrastif dalam pengajaran bahasa didasarkan
pada asumsi teoritis bahwa:
a) Materi pengajaran bahasa yang paling efektif adalah materi yang
didasarkan pada deskripsi bahasa itu.
10
11
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), hlm. 5.
Ibid., hlm. 45.
27
b) Dengan mengontraskan bahasa pertama dengan bahasa yang akan
dipelajari dapat meramalkan dan mendeskripsikan pola-pola yang
akan menyebabkan kesulitan dan kemudahan belajar bahasa.
c) Perubahan yang harus terjadi pada tingkah laku seseorang yang
belajar bahasa asing dapat disamakan dengan perbedaan antar
struktur bahasa dan budaya murid dengan struktur bahasa dan budaya
yang akan dipelajari.12
Anakon menjadi semakin populer setelah muncul karya Lado
(1995) yang berjudul Linguistic A Cross Culture yang menguraikan
secara panjang lebar mengenai cara-cara mengontraskan dua bahasa.
Buku tersebut berisi uraian anakon antara bahasa Inggris dengan bahasa
Spanyol, dengan suplemen contoh-contoh lain dari bahasa Cina,
Muangthai dan sebagainya. Lado menganjurkan agar pengontrasan itu
dilakukan terhadap fonologi, struktur gramatikal, kosakata serta sistem
penulisan.
4. Aspek Linguistik dan Psikologis Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif memiliki dua aspek, yakni aspek linguistik dan
aspek
psikologis.
Aspek
linguistik
berkaitan
dengan
masalah
perbandingan dua bahasa. Dalam hal ini tersirat dua hal penting yaitu apa
yang akan diperbandingkan dan bagaimana cara memperbandingkannya.
12
Ibid., hlm. 42.
28
Aspek psikologis analisis kontrastif menyangkut kesukaran belajar, cara
menyusun bahan pengajaran dan cara menyampaikan bahan pelajaran.13
Bila kita ingin mengetahui perbedaan antara dua bahasa, maka
satu syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah tersedianya
deskripsi kedua bahasa tersebut. Deskripsi itu diperoleh melalui
perbandingan yang akurat dan eksplisit. Tambahan lagi perbandingan itu
harus pula selaras dengan teori linguistik tertentu.
Aspek psikologis analisis kontrastif berdasar atas teori transfer
yang diuraikan dan diformulasikan di dalam suatu teori psikologi
stimulus-respon kaum Behavioris. Aliran Behaviorisme menjelaskan teori
tingkah laku melalui aksi dan reaksi, dengan kata lain adanya sebuah
stimulus akan menghasilkan sebuah respon tertentu yang kemudian dapat
disebut dengan suatu kebiasaan.
Menurut aliran psikologi Behaviorisme klasik, yang ditokohi oleh
Watson, stimulus mendatangkan respons. Apabila stimulus terjadi secara
tetap, maka respons pun terlatih dan diarahkan tetap sehingga akhirnya
bersifat otomatis. Aliran psikologi Behaviorisme modern, dengan tokoh
Skinner berpendapat bahwa kebiasaan dapat terjadi dengan cara peniruan
dan penguatan.14
13
14
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis…, hlm. 35.
Ibid., hlm. 22.
29
Menurut paham teori belajar psikologi Behaviorisme yang
mendominasi analisis kontrastif, kesalahan berbahasa terjadi karena
adanya transfer negatif (interferensi) bahasa pertama siswa terhadap
bahasa kedua yang dipelajarinya.
5. Metode Analisis Kontrastif
Analisis
kontrastif
merupakan
salah
satu
metode
untuk
menemukan dan menjelaskan kesalahan berbahasa siswa pembelajar
bahasa.15 Sebagai prosedur kerja, analisis kontrastif mempunyai langkahlangkah yang harus dituruti seperti:
a) Membandingkan struktur B1 dan B2
b) Memprediksi kesulitan belajar dan kesalahan belajar
c) Menyusun
bahan
pengajaran
dan
mempersiapkan
cara-cara
menyampaikan bahan pengajaran.16
Analisis
kontrastif
muncul
sebagai
suatu
cara
untuk
menanggulangi permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengajaran
B2 yang paling efektif dan efisien.
Adapun usaha untuk mengontraskan dua sistem bahasa hendaknya
dilakukan dengan langkah-langkah:
a) Deskripsi kedua bahasa yang dikontraskan.
b) Seleksi unsur-unsur persamaan dan perbedaan kedua bahasa.
15
16
Jos Daniel Parera, Op. cit., hlm. 108.
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi…, hlm. 2-3.
30
c) Mengontraskan perbedaan sistem kedua bahasa.
d) Meramalkan sebab-sebab kesulitan belajar berdasarkan hasil
pengontrasan tersebut.
Dengan sendirinya analisis kontrastif membatasi diri hanya pada
bagian-bagian
tertentu
mengenai
bahasa-bahasa
yang
hendak
dibandingkan.17
6. Tuntutan Pedagogis Analisis Kontrastif
Kesulitan dalam belajar B2 serta kesalahan dalam berbahasa yang
umum dialami oleh para siswa yang mempelajari B2 atau bahasa asing
menyebabkan adanya tuntutan perbaikan pengajaran bahasa asing
tersebut. Hal inilah yang merupakan tuntutan pedagogis terhadap
anakon. Ada empat langkah yang merupakan tangapan anakon dalam
usaha memperbaiki pengajaran bahasa, yaitu:
a) Pengidentifikasian perbedaan struktur bahasa.
b) Prakiraan kesulitan dan kesalahan berbahasa.
c) Penyusunan urutan bahan ajaran.
d) Penyampaian bahan ajaran.
Langkah pertama, mengidentifikasi perbedaan struktur bahasa B1
dan B2 yang akan dipelajari siswa diperbandingkan. Perbandingan bahasa
ini menyangkut segi linguistik. Satu hal yang menjadi tujuan langkah
17
Jos Daniel Parera, Op. cit., hlm. 110.
31
pertama ini adalah terlukisnya perbedaan antara B1 dan B2 yang akan
dipelajari siswa.
Langkah kedua, memperbaiki atau meperkirakan kesulitan belajar
dan kesalahan berbahasa. Hasil perbandingan struktur bahasa berupa
identifikasi perbedaan antara B1 dan B2. Berdasarkan identifikasi ini
disusunlah perkiraan kesulitan belajar yang akan dihadapi oleh siswa
dalam belajar B2. Kesulitan belajar inilah salah satu sumber dari
kesalahan berbahasa.
Langkah ketiga, menyusun serta mengurutkan bahan ajaran.
Perbandingan struktur menghasilkan identifikasi perbedaan. Identifikasi
pebedaan dipakai sebagai dasar memperkirakan kesulitan serta kesalahan
berbahasa. Hal terakhir inilah yang dipakai sebagai dasar untuk
menentukan urutan atau susunan bahan pengajaran B2. Karena isi dari
identifikasi perbedaan antara dua bahasa selalu berbeda, maka buku teks
yang seragam bagi semua siswa di semua daerah belajar B2 tidak relevan
lagi.
Langkah keempat berkaitan dengan cara penyampaian bahan.
Siswa yang belajar B2 sudah mempunyai kebiasaan tertentu dalam bahasa
ibunya. Kebiasaan ini harus diatasi agar tidak lagi mengintervensi ke
dalam B2. Pembentukan kebiasaan dalam B2 dilakukan dengan
penyampaian bahan pelajaran yang telah disusun berdasarkan langkah
pertama, kedua dan ketiga dengan cara-cara tertentu. Cara-cara yang
32
dianggap sesuai antara lain: peniruan, pengulangan, latihan (drills) dan
penguatan (hadiah dan hukuman). Dengan cara ini, diharapkan para siswa
mempunyai kebiasaan ber-B2 yang kokoh dan dapat mengatasi kebiasaan
dalam ber-B1.18
B. Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa Asing
Dalam pembelajaran bahasa asing ada tiga istilah yang perlu dipahami
secara
cermat
dalam
upaya
mencari
kemungkinan
perbaikan
cara
pembelajaran bahasa untuk memperoleh hasil maksimal yang ingin dicapai,
yakni approach (‫)املدخل‬, metode (‫ )الطريقة‬dan teknik (‫)األسلوب‬. Pendekatan
dalam bahasa Arab adalah “seperangkat asumsi mengenai hakekat belajar
mengajar bahasa. Sifatnya aksiomatik (filosofis)”.19
Metode menurut Azhar Arzyad adalah rencana menyeluruh yang
berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu
bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semua berdasarkan
pendekatan yang sifatnya prosedural.20 Teknik yaitu apa yang sesungguhnya
terjadi dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode.
18
19
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis…, hlm. 41.
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)
hlm. 19.
20
Ibid.
33
Dari definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendekatan adalah seperangkat asumsi mengenai hakekat bahasa yang
sifatnya aksiomatik, metode adalah rencana yang menyeluruh yang berkenaan
dengan penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan, dan
teknik adalah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas berdasarkan pendekatan
dan metode.
Adapun Ahmad Fuad Effendy menguraikan hubungan ketiganya
dalam tabel berikut:
Hubungan Hierarkis Pendekatan Metode dan Teknik
PENDEKATAN
(Aksiomatik)
METODE
(Prosedural)
TEKNIK
(Operasional)
34
METODE
Pendekatan
a. Teori Bahasa
- Penekanan pada
Desain
Prosedur
a. Tujuan Umum dan Khusus
Teknik, praktek, dan
b. Model silabus
perilaku di kelas yang
Kriteria pemilihan dan
dapat diamati ketika
kecakapan
penyusunan aspek bahasa
metode dipraktekkan,
berbahasa
dan/atau isi materi pelajaran
termasuk:
unsur-unsur
b. Teori
Pembelajaran
-
c. Jenis kegiatan belajar-mengajar a. Sumber
-
Bahasa
- Memperhatikan
proses
psikolinguistik
dan kognitif
dalam
-
pembelajaran
bahasa
-
- Memperhatikan
kondisi yang
-
tepat agar
proses belajar
berjalan sukses
Jenis tugas-tugas dan kegiatan
waktu, ruang, dan
latihan yang akan dipraktekkan
perlengkapan yang
di kelas dan untuk bahan ajar
digunakan
d. Peran siswa
-
-
daya
Jenis-jenis rangkaian tugas
oleh
pengajar
b. Pola-pola
siswa
pengajaran
Tingkat kontrol yang dimiliki
teramati
siswa terhadap isi pembelajaran
pelajaran
yang
dalam
Pola pengelompokan siswa yang c. Taktik dan strategi
disarankan
yang
Tingkat pengaruh seorang siswa
oleh
terhadap siswa yang lain
murid
ketika
Pendangan terhadap siswa
metode
sedang
sebagai pemroses, pengunjuk
digunakan
kemampuan, penginisiasi,
pemecah masalah, dll
digunakan
guru
dan
35
e. Peran guru
-
Jenis fungsi-fungsi yang
dilaksanakan guru
-
Tingkat pengaruh guru terhadap
pembelajaran
-
Tingkat wewenang guru dalam
menentukan isi/muatan
pengajaran
-
Jenis interaksi antara guru dan
siswa
f.
Peranan bahan ajar
-
Fungsi utama materi ajar
-
Wujud bahan ajar (buku teks,
audiovisual)
-
Hubungan bahan ajar dengan
input yang lain
C. Metode Pengajaran Bahasa Asing
1. Pengertian metode
Metode berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu metha yang
berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dari
asal makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana
metode adalah jalan atau cara yang ditempuh seorang guru dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat
mencapai tujuan tertentu. Ahmad Tafsir, sebagaimana yang dipaparkan
kembali
oleh
Thoifuri
mendefinisikan
metode
dalam
interaksi
36
pembelajaran adalah cara yang tepat dan cepat melakukan sesuatu. Cara
yang tepat dan cepat inilah, maka urutan kerja dalam suatu metode harus
diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.21
Metode pengajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam
menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat dan cepat
berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang
maksimal. Metode mengajar adalah hal yang penting dalam proses belajar
mengajar. Bahkan Prof. Mahmud Yunus mengungkapkan bahwa metode
lebih penting dari substansi.22 Dengan metode, guru dapat mentransfer isi
materi kepada murid.
2. Macam-macam Metode Pengajaran Bahasa Asing
Menurut beberapa literatur ada beberapa metode pengajaran
bahasa asing, yakni:
a. Metode Tata Bahasa (Grammar Method)
Metode grammar ialah cara menyajikan bahan pelajaran
dengan jalan menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa
(nahwu-sharaf). Jadi di sini anak didik diajarkan terlebih dahulu
grammar/tata bahasa, adapun pelajaran percakapan tidak dipentingkan.
Kebaikan dari metode grammar ialah sebagai berikut:
21
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan
Press, 2011), hlm. 112.
22
Azhar Arsyad, Op. cit., hlm. 66.
37
1) Siswa terbiasa menghafal kaidah-kaidah tata bahasa asing yang
sangat diperlukan untuk mampu bercakap-cakap dalam bahasa
asing yang benar, dan mampu menulis dengan betul.
2) Melatih mental disiplin dan ulet dalam mempelajari bahasa.
3) Bagi guru tidak terlalu sulit menerangkan metode ini, karena
kemampuan percakapan tidak diutamakan, dengan kata lain guru
asalkan ia menguasai gramatika/tata bahasa yang baik maka
pengajaran dapat dilaksanakan.
Adapun kekurangan metode ini adalah sebagai berikut:
1) Secara didaktis dan psikologis, metode ini bertentangan dengan
kenyataan. Bahwa pengetahuan bahasa seseorang tidaklah
didahului dengan pengajaran gramatika/tata bahasa terlebih
dahulu, tetapi melalui peniruan ucapan/percakapan.
2) Penguasaaan gramatika/tata bahasa tidak dengan sendirinya
menguasai percakapan. Oleh sebab itu anak didik menjadi pasif,
bertahun-tahun bahkan lebih dari 10 tahun belajar bahasa asing
(Arab dan Inggris) belum bisa juga.
3) Dapat membosankan/jenuh terutama apabila guru tidak dapat
menyajikan pelajaran secara baik dan menarik bagi siswa.23
23
Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya,
(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 65.
38
b. Metode Terjemah (Translation Method)
Metode translation yaitu metode menerjemahkan atau dengan
kata lain menyajikan pelajaran dengan menerjemahkan buku-buku
bacaan berbahasa asing ke dalam bahasa sehari-hari dan buku bacaan
tersebut tentunya telah direncanakan sebelumnya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode translation (menerjemah)
ini dapat dilakukan dengan cara guru menunjuk/menentukan bahanbahan bacaan yang akan diterjemahkan itu kepada siswa, dan
menetapkan pula pokok-pokok/seri-seri pelajaran yang akan dipelajari
(diterjemahkan). Kalau sudah diketahui bersama oleh siswa topik
tersebut maka langkah selanjutnya guru memulai membuka seri
pertama.
Metode ini cocok untuk memahami isi dan maksud bukti
berbahasa asing dengan kemahiran membaca dan mengerti secara
cepat, tidak untuk menggunakan bahasa secara lisan.
Kelebihan dan kekurangan metode translation:
1) Kelebihan metode translation:
a) Metode ini tidak menuntut siswa untuk aktif berbahasa asing.
Akan tetapi diharapkan memiliki kemampuan untuk membaca
dan menerjemahkan.
b) Metode ini mudah dilaksanakan. Sebab pengajarannya tidak
dituntut memiliki penguasaan bahasa asing secara aktif.
39
c) Dapat
meningkatkan
wawasan
siswa,
karena
sanggup
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing dan dapat
menambah penghasilan dalam hal penerjemahan.
2) Kekurangan metode translation:
a) Tidak menjamin peserta didik mampu bercakap-cakap dengan
bahasa asing.
b) Siswa dituntut menguasai perbendaharaan kosa kata, mencatat
dan menghafal istilah-istilah dalam bahasa asing yang dipelajari.
c) Metode ini memiliki tingkat kesukaran yang tinggi. Karena
untuk menerjemahkan bahasa asing minimal menguasai tiga hal
yakni menguasai gramatika, kaya perbendaharaaan kosa kata,
dan memiliki pengetahuan sosial dan wawasan luas.24
c. Metode Tata Bahasa-Terjemah (Grammar Translation Method)
Metode ini merupakan gabungan dari metode gramatika dan
metode terjemah. Metode ini dapat dibilang ideal dari pada salah satu
metode gramatika dan terjemah. Karena kelemahan dari salah satu atau
keduanya dari metode tersebut telah sama-sama saling menutupi dan
melengkapi jadi kedua-duanya dilakukan bersama-sama. Artinya
24
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab: Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Teras,
2011), hlm. 94-97.
40
materi gramatika (tata bahasa) terlebih dahulu diajarkan kemudian
pelajaran menerjemah, pelaksanaannya sejalan.25
Kelebihan dan kekurangan metode tata bahasa-terjemah:
1) Kelebihan metode tata bahasa-terjemah:
a) Kelas-kelas besar dapat diajar.
b) Guru yang tidak fasih berbahasa asing dapat dipakai.
c) Cocok bagi semua tingkat linguistik para siswa.
2) Kekurangan metode tata bahasa-terjemah:
a) Secara linguistik dibutuhkan guru yang terlatih.
b) Kebanyakan pokok bahasan tidak mengenai orang tertentu, dan
terpisah serta terpencil dari yang lain.
c) Tidak sesuai bagi tuna aksara, anak kecil atau imigran tertentu,
sedikit sekali bahasa yang digunakan bagi komunikasi antar
pribadi, kesempatan bagi pengemukaan tuturan atau ujaran
sangat terbatas.26
d. Metode Langsung (Direct Method)
Metode langsung atau direct method yaitu suatu cara penyajian
materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan
bahasa
25
26
asing tersebut
Ibid.
Wa Muna, Op. cit., hlm. 98.
sebagai
bahasa
pengantar,
dan
tanpa
41
menggunakan bahasa anak didik sedikitpun dalam mengajar.27 Dalam
menjelaskan
arti
kata-kata
sukar
atau
kalimat
hanya
boleh
menggunakan gambar dan dengan peragaaan.
Metode langsung dilihat dari segi efektifitasnya memiliki
keunggulan antara lain:
1) Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata
kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi
guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang
menyenangkan.
2) Dengan metode ini biasanya mula-mula guru mengajarkan kata-kata
atau kalimat-kalimat sederhana misalnya pena, pensil, bangku, meja
dan lain-lain, maka siswa dengan mudah dapat menangkap simbolsimbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya.
3) Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat
peraga atau media, sehingga menarik minat siswa dan pelajaran
terasa tidak sulit.
4) Siswa memperoleh pengalaman langsung dan praktis, sekalipun
mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan
dipahami sepenuhnya.
5) Alat ucap (lidah) anak didik menjadi terlatih jika menerima ucapanucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan.
27
Ahmad Muhtadi Anshor, Op. cit., hlm. 68.
42
Metode langsung ini tidak terlepas dari kelemahan juga, antara
lain:
1) Penguasaan bahasa yang sempurna biasanya sukar bisa dicapai.
2) Sukar sekali diterapkan pada kelas yang besar.
3) Memerlukan pengajar yang memiliki kemampuan aktif dalam
bahasa asing yang diajarkan.
4) Dengan menggunakan hanya bahasa asing kerapkali banyak waktu
terbuang, sebab bahasa ibu kaadang-kadang lebih efektif dipakai
untuk menjelaskan berbagai macam aspek bahasa.28
e. Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (reading method) yaitu menyajikan materi
pelajaran dengan cara terlebih dahulu mengutamakan membaca, yakni
guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti
oleh siswa. Atau menunjuk salah satu di antara siswa untuk
membacakan
pelajaran
dan
siswa
lain
memperhatikan
dan
mengikutinya.
Metode ini memiliki beberapa kebaikan, antara lain:
1) Siswa dapat dengan lancar mambaca dan memahami bacaan-bacaan
berbahasa asing dengan fasih dan benar.
2) Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai
dengan kaidah membaca yang benar.
28
Ibid., hlm. 69.
43
3) Dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan mampu pula
menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa
asing
yang
diajarkan,
dengan
demikian
pengetahuan
dan
penguasaan bahasa anak menjadi utuh.29
Metode ini juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1) Metode membaca ini menyita waktu dan membosankan bagi siswa
yang tidak gemar membaca.
2) Metode ini terlalu menekankan pada kemampuan membaca,
sehingga kemampuan untuk berkomunikasi dapat terabaikan.
3) Membaca yang tepat kadang-kadang hanya memperhatikan aspek
kuantitas, sedangkan aspek kualitas diabaikan. Ini mengakibatkan
pemahaman tidak mendalam.30
f. Metode Bahasa Dengar (Audio Lingual Method)
Tujuan utama pengajaran bahasa asing seperti bahasa Arab dan
bahasa Inggris melalui metode ini ialah kemahiran-kemampuan
mendengarkan,
sehingga
mampu
memahami
atau
mengerti.
Pembiasaan-pembiasaan yang berulang-ulang terhadap bunyi atau
ucapan-ucapan bahasa itu sampai menimbulkan kepekaan (sensitifnya)
telinga sehingga serasi dan mudah dipahami.
29
30
Ibid., hlm. 73.
Wa Muna, Op. cit., hlm. 93.
44
Meskipun pembicaraan cepat dan panjang dengan penyebutan
huruf/kata-kata berangkai yang sukar dimengerti, tetapi bila telinga
sudah terbiasa serasi dan peka terhadap bahasa/ucapan itu maka akan
mudah mengerti.
Prinsipnya harus banyak latihan mendengar (drill) baik melalui
ucapan-ucapan sendiri, kaset-kaset, video,
televisi, film, dan
sebagainya. Metode ini memanfaatkan aural oral approach.31
Kekuatan dan kelemahan metode audiolingual:

Kekuatan
1) Para pelajar mempunyai pelafalan yang bagus.
2) Para pelajar terampil membuat pola-pola kalimat yang sudah
didrillkan.
3) Pelajar dapat melakukan komunikasi lisan dengan baik karena
latihan menyimak dan berbicara yang intensif.
4) Suasana kelas hidup karena para pelajar tidak tinggal diam, harus
terus-menerus merespon stimulus guru.

Kelemahan
1) Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak
dan secara mekanistis seperti membeo, mereka sering tidak
mengetahui atau tidak memikirkan makna ujaran yang
31
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta:
PTRaja Grafindo Persada, 1997), hlm. 178.
45
diucapkan. Pengulangan-pengulangan stimulus-respon yang
mekanistis
seringkali
membosankan
serta
menghambat
penyimpulan kaidah-kaidah kebahasaan.
2) Kurang memperhatikan ujaran/tuturan spontan, pelajar bisa
berkomunikasi dengan lancar hanya apabila kalimat yang
digunakan telah dilatihkan sebelumnya di dalam kelas.
3) Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks,
sehingga pelajar hanya memahami satu rnakna, padahal suatu
kalimat atau ungkapan bisa mempunyai beberapa makna
tergantung konteksnya.
4) Para pelajar tidak berperan di kelas (keaktifan semu), karena
mereka hanya memberi respon pada rangsangan guru. Gurulah
yang menentukan semua bentuk latihan dan materi pelajaran di
kelas. Dialah yang mengetahui semua jawaban atas semua
pertanyaan yang diajukan di kelas. Tidak ada inisiatif dan
kreativitas dari siswa.
5) Karena kesalahan dianggap sebagai “dosa”, maka pelajar tidak
dianjurkan berinteraksi secara lisan sebelum menguasai benar
pola-pola kalimat yang cukup banyak. Akibatnya, pelajar takut
menggunakan bahasa.
46
6) Latihan-latihan pola bersifat manipulatif, tidak kontekstual dan
tidak
realistis.
Pelajar
mengalarni
kesulitan
ketika
rnenerapkannya dalam konteks komunikatif yang sebenarnya.32
g. Metode Komunikatif (Communicative Method)
Metode ini melandaskan dirinya pada teori tentang bahasa yang
mengatakan bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dengan
demikian tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan apa
yang disebut sebagai kompetensi komunikatif, yaitu kemampuan
mengguanakan bahasa untuk berbagai tujuan dan dalam berbagai
situasi dan kondisi.
Prosedur pengajaran bahasa asing yang menggunakan metode
komunikatif:
1) Pembelajaran diawali dengan penyajian suatu dialog singkat,
didahului oleh suatu motivasi (yang berkaitan dengan situasi-situasi
dialog terhadap pengalaman-pengalaman masyarakat yang mungkin
diperoleh para pembelajar).
2) Dilanjutkan dengan praktek lisan (pengulangan) setiap ucapan
bagian dialog yang disajikan pada hari itu (seluruh kelas, setengah
kelas, kelompok, individual) dan pada umumnya didahului oleh
model.
32
Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012), hlm. 99.
47
3) Selanjutnya
pembelajaran
dikembangkan
dengan
pengajuan
pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban tetap berdasarkan
topik-topik dialog dan situasi itu sendiri.
4) Setelah itu, guru dan murid menelaah dan mengkaji salah satu
ekspresi kornunikatif dasar dalam dialog itu atau salah satu struktur
yang menunjukkan fungsi tersebut.
5) Kegiatan-kegiatan produksi lisan bergerak maju dari kegiatan
terpimpin menuju kegiatan komunikasi yang lebih bebas.
6) Setelah kegiatan latihan lisan, siswa menyalin dialog-dialog, kalau
tidak terdapat atau tertera dalam teks kelas.
7) Sebelum pembelajaran akan segera berakhir, guru memberi contoh
tugas pekerjaan rumah secara tertulis, kalau diperlukan.
8) Dilakukan evaluasi pembelajaran (hanya lisan), misalnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Keunggulan dan kelemahan metode komunikatif

Keunggulan
Keunggulam metode ini terletak pada ciri komunikatifnya itu
sendiri.
Pendekatan
ini
menekankan
konumikasi
sehingga
kelancaran siswa dalarn menggunakan bahasa akan cepat tercapai.
Kegiatan dalam kelas tidak berpusat pada guru melainkan berpusat
pada siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam berbagai bentuk
48
kegiatan dalam penyelesaian masalah yang dilakukan secara
berpasangan, bertiga atau dalam kelompok-kelompok kecil.
Selain itu, siswa akan termotivasi untuk belajar bahasa asing
karena mereka melakukan sesuatu yang bermakna dengan kegiatan
bahasa ini. Kenyamanan siswa di dalam kelas juga tercipta dengan
baik karena mereka mendapat kesempatan yang banyak dalam
berinteraksi dengan teman-temannya ataupun dengan gurunya.

Kelemahan
Sedangkan kelemahan dari metode ini terletak pada
penilaiannya. Setiap kesempatan siswa dilibatkan dalarn kegiatan
yang
menekankan
“kelancaran”
sementara
penilaiannya
kebanyakan berfokus pada “ketelitian”. Contoh kelemahan metode
ini dapat kita lihat dalarn tes akhir yang umumnya tidak memberi
penilaian pada kemampuan komunikasi siswa secara langsung,
melainkan memberikan penilaian pada penggunaan kosa kata dan
tata bahasa siswa.
Selain kelemahan dalarn sistem penilaiannya, metode ini juga
memiliki
kelemahan
dalarn penyediaan
authentic material.
Authentic material yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
sulit ditemukan, terutama bahan untuk istima‟. Kelemahan lainnya
dapat terlihat pada kesalahan tata hahasa yang lebih hanyak terjadi
49
pada saat siswa berbicara karena guru kurang memberikan feedback
terhadap kesalahan siswa sehingga cenderung rnenjadi kesalahan
yang sulit untuk diperbaiki lagi.33
h. Metode Respon Fisik Total (Total Physical Response Method)
Metode respon fisik total adalah suatu metode pengajaran bahasa
yang dibangun berdasarkan koordinasi ujaran dan tindakan. Metode ini
berupa mengajarkan bahasa melalui kegiatan fisik atau aktivitas motor
(atau gerakan). Tujuan
umum
dari
metode ini adalah
untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa lisan untuk level permulaan.
Adapun teknik-teknik untuk memperkenalkan kosakata atau
perintah baru dalam metode respon fisik total adalah sebagai berikut:
1) Guru mengucapkan dan memeragakan perintah-perintah untuk
para siswa. Para siswa melaksanakan perintah-perintah itu dengan
mendengarkan guru dan dengan melakukan apa yang guru
lakukan.
2) Guru menciptakan situasi-situasi di mana seorang siswa harus
memilih antara dua kosakata. Siswa telah mengetahui satu kata
dengan baik sehingga, melalui proses penghapusan, kata yang lain
dengan segera dapat diketahui.
3) Dengan pengenalan sebuah kata baru, siswa harus memilih satu
kata yang dia kenal dari tiga kosakata. Jika dia menebak kata yang
33
Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Op. cit., hlm. 109-116.
50
salah, maka dia harus mencoba lagi. Jika terkaannya benar, maka
dia akan mendapat penghargaan berupa pujian dari gurunya.
4) Guru memperkenalkan suatu kata baru dengan cara yang
sangat
jelas dan nyata kepada siswa, apakah dengan
memeragakan atau melalui isyarat atau dengan tanda-tanda
lainnya.
5) Guru memperkenalkan kosakata baru dengan memeragakan
perintah-perintah dari kaset. Guru merekam suaranya sendiri,
lalu mengikuti setiap perintah yang terdengar, tetapi kadangkadang guru juga sengaja merespon dengan salah yang kemudian
dikoreksi oleh suara yang ada di tape.
Keunggulan dan dan kelemahan metode respon fisik total:

Keunggulan
1) Pembelajaran bahasa terasa menyenangkan bagi guru dan
siswa.
2) Siswa merasa terbebas dari perasaan tertekan (stress) ketika
belajar.
3) Siswa mempunyai ingatan jangka panjang atas apa yang sudah
dipelajarinya, hal itu dikarenakan pemberdayaan potensi otak
kanan dan otak kiri.
51
4) Metode ini memungkinkan kebermaknaan dalam belajar bahasa
target.
5) Penundaan berbicara sampai pelajar cukup mengenal dan
mengerti bahasa target melahirkan kepercayaan diri siswa.
6) Dengan penekanannya pada pemahaman, metode ini dapat
dengan mudah digabungkan dengan metode-metode lain yang
berdasarkan pendekatan komunikatif.

Kelemahan
1) Aturan dalam bahasa begitu kompleks, sehingga tidak semua
bentuk bahasa dapat diajarkan dengan menggunakan perintah.
2) Beberapa orang siswa merasa enggan ketika diminta untuk
memeragakan suatu gerakan, pelajar dewasa terutama akan
merasa tidak nyaman dalam kelas yang menggunakan metode
itu.
3) Teknik pengajaran bahasa asing dalam metode ini lebih cocok
dan terbatas untuk pengajaran tingkat pemula.
4) Penerapan metode ini memerlukan/menuntut guru-guru yang
mampu berbicara dalam bahasa target dengan baik dan
bermakna, dan tidak hanya struktur saja.34
34
Ibid., hlm. 128.
52
i. Metode Guru Diam (Silent Way Method)
Metode guru diam (silent way method) didasarkan atas suatu
kaidah yang menyatakan bahwa guru sebaiknya diam untuk
memberikan
kesempatan
yang
banyak
kepada
siswa
untuk
mengemukakan pendapatnya. Tujuan utama metode ini adalah untuk
melengkapi para pelajar dengan keterampilan berbahasa target secara
lisan dan memperkuat kepekaan menyimak. Para pelajar juga
diharapkan mencapai kelancaran berbahasa yang hampir sama dengan
penutur asli. Selain itu pelajar dapat menguasai tata bahasa dasar
bahasa target yang praktis.
Langkah-langkah yang diambil oleh guru dalam penyajian
metode guru diam ialah secara garis besarnya sebagai berikut:
1) Guru menyajikan satu kata baru sekali. Dengan demikian ia
memaksa para pelajar untuk menyimak dengan baik. Pada
permulaan, guru pun tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya
menunjuk pada simbol-simbol yang tertera di papan peraga (fidel
chart). Pelajar melafalkan simbol yang ditunjuk oleh guru itu
dengan keras, mula-mula secara serentak. Kemudian, atas
petunjuk guru, satu per satu pelajar melafalkannya.
2) Sesudah pelajar mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa
target, guru menyajikan bagan peraga yang kedua (word chart),
53
yang berisi kosakata yang dipilih guru di antara kata-kata yang
paling sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
3) Guru menggunakan balok-balok Cuisenaire yang berwarna-warni,
yang berukuran 1-10 cm untuk mendorong para pelajar berbicara.
Banyak konstruksi yang dapat diajarkan dengan balok-balok
Cuisenaire itu.
Kekuatan dan Kelemahan Metode Guru Diam

Kekuatan
1) Tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dalam metode ini berfungsi
untuk mendorong serta membentuk respon pelajar. Jadi, kelas
tidak pasif tetapi aktif.
2) Respon pelajar dipancing tanpa instruksi lisan dari guru dan
tanpa pemberian contoh kalimat yang berulang kali. Oleh karena
model diberikan satu kali, pelajar yang tidak menyimak akan
terdorong untuk menyimak model seterusnya.
3) Para pelajar didorong untuk membuat ujaran-ujaran baru dengan
cara menggabungkan ujaran-ujaran yang sudah dipelajari dengan
yang baru dipelajari.
4) Karena tidak ada pembetulan-pembetulan kalau kesalahankesalahan dibuat oleh pelajar, dan tidak ada keteranganketerangan, maka pelajar didorong untuk membuat analogi-
54
analogi sendiri dengan cara mengadakan kesimpulan dan
rumusan aturan-aturan sendiri.

Kelemahan
1) Meskipun tampaknya metode ini berdasarkan teori filsafat dan
memberi
kesan
bahwa
ini
suatu
metode
yang
“menggoncangkan dunia pengajaran bahasa”, tetapi dalam
prakteknya metode ini dalam banyak aspek mirip dengan
metode audiolingual dengan fokus yang kuat pada pengulangan
ujaran-ujaran atau kalimat-kalimat yang tanpa kesalahan. Ini
diperagakan/diberi
model
oleh guru yang membimbing,
pelajar dari latihan-latihan yang terpimpin ke yang lebih bebas.
2) Guru memupuk otonomi pelajar dengan memberi pilihanpilihan dalam situasi-situasi yang disajikannya. Tetapi, dalam
kenyataannya, gurulah yang menguasai materi dan jalan
pengajarannya dalam kelas. Dengan perkataan lain, kelas masih
berpusat pada guru (teacher-centered).
3) Kalau kita menelaah metode ini, kita berkesimpulan bahwa
kebanyakan dari contoh-contoh yang diberikan diperuntukkan
pelajar bahasa asing tingkat permulaan.
55
4) Tujuan metode ini belum mencerminkan tujuan untuk
berkomunikasi secara wajar mengingat dengan siapa pelajar
berbicara dan ragam bahasa apa yang harus digunakan.35
j. Metode Belajar Bahasa Berkelompok (Community Language
Learning)
Metode ini tumbuh dari suatu ide untuk menerapkan konsep
psikoterapi dalam pengajaran bahasa. Metode ini dilandasi oleh faktor
sikap, emosi, dan motivasi dalam usaha mempelajari bahasa asing.
C.A.Curran
sebagai
penemu
metode
ini
menyejajarkan
pengajaran bahasa dengan cara seorang psikiater mengobati pasiennya.
Dia memparalelkan pengajaran bahasa sebagai persoalan antara
seorang ahli ilmu jiwa dengan seorang pasien. Hal ini tercerminkan
dalam dua istilah yang dia pakai client (klien) untuk para siswa dan
counselor (konselor) untuk menggantikan istilah guru. Kedua istilah
yang tidak konvensional ini mempunyai implikasi yang dalam dan
berbeda dengan istilah siswa vs guru.
Tujuan metode belajar bahasa berkelompok ialah untuk
memperlengkapi pelajar bahasa target dengan kemampuan untuk: (1)
menguasai bahasa target yang mendekati penguasaan penutur asli, (2)
mengembangkan perasaan kerja-sama atau gotong-royong, dan (3)
memupuk perasaan harga diri yang tinggi dalam hati pelajar.
35
Ibid., hlm. 142.
56
Kekuatan dan Kelemahan Metode Belajar Bahasa Berkelompok

Kekuatan:
1) Siswa belajar secara mandiri.
2) Belajar bahasa target secara kerja sama yang erat menghasilkan
suasana yang sehat dan mengurangi rasa rendah diri pada pelajar
yang lambat.
3) Para pelajar, dari permulaan, sudah belajar saling berkomunikasi
dan
menggunakan
kemampuan
kognitif
mereka
untuk
menerapkan kaidah-kaidah bahasa sebelum mereka merumuskan
kalimat-kalimat individual mereka.

Kelemahan
1) Pada permulaan pengajaran, guru sudah menggunakan rekaman
sebagai sarana audio, dan para pelajar sudah mulai membuat
kalimat- kalimat sendiri. Ini hanya dapat berjalan dengan lancar
apabila para pelajar sudah memiliki pengetahuan dari tata bahasa
bahasa target dan kosakata, agar mampu menyusun kerangka
kalimat. Kalau guru, sebagai penerjemah dan narasumber,
memberikan terjemahan untuk setiap kalimat yang diperlukan
pelajar maka corak penyajian cenderung berubah menjadi
pengajaran terjemahan.
57
2) Silabus metode ini sukar dibukukan, karena untuk setiap kelas,
materi akan berubah.
3) Materi yang tetap untuk semua kelas ialah hanya yang berupa
keterangan dari instruksi mengenai struktur bahasa target.
4) Penggunaan perekam suara mungkin dapat menjadi suatu
hambatan bagi pelajar yang tidak biasa dengan penyajian ini,
khususnya merekam, kemudian memutar rekaman lagi.
5) Peran guru (sebagai penyuluh, penerjemah, atau narasumber)
mungkin dapat menyebabkan para pelajar merasa frustrasi,
karena tidak ada hubungan guru-pelajar yang mereka harapkan,
terutama untuk pembelajar pemula.36
k. Metode Alamiah (Natural Method)
Metode ini lahir dari asumsi bahwa orang dapat belajar bahasa
asing sebagaimana ia belajar bahasa ibu. Secara garis besar metode ini
tidak banyak bedanya dengan metode langsung. Bahasa ibu sama
sekali tidak boleh dipakai selama proses belajar mengajar.37
Ciri metode natural ini antara lain:
1) Urutan
pelajaran
mula-mula
diberikan
melalui
menyimak/mendengarkan baru kemudian percakapan, membaca,
menulis lagu terakhir baru gramatika.
36
37
Ibid., hlm. 147-156.
Ahmad Muhtadi Anshor, Op. cit., hlm. 69.
58
2) Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang
sederhana
yang
telah
diketahui
oleh
siswa,
kemudian
memperkenalkan benda-benda.
3) Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu
sangat diperlukan.
4) Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakapcakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran
gramatika kurang diperhatikan.38
Kelebihan metode ini antara lain:
1) Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap
individu
siswa
dibawa
ke
dalam
suasana
lingkungan
sesungguhnya untuk aktif mendengarkan dan menggunakan
percakapan dalam bahasa asing.
2) Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing
sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan
hanya sewaktu-waktu.
3) Pembelajaran lebih mudah diserap oleh siswa karena setiap kata
dan kalimat yang diberikan berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
38
Wa Muna, Op. cit., hlm. 87.
59
Adapun segi kelemahan metode ini antara lain:
1) Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal
dasar bahasa asing terutama pada tingkat-tingkat pemula, sehingga
penggunaan bahasa asli siswa tidak dapat dihindari.
2) Pada
umumnya
siswa
dan
guru
bersikap
tradisional,
mengutamakan gramatikal terlebih dahulu dari pada membaca dan
bercakap-cakap sesuatu hal yang amat perlu diubah.39
l. Metode Suggestopedia
Nama lain yang biasa diberikan oleh pencetusnya (Lozanov)
adalah Suggestology, karena suggestopedia dianggap sebagai aplikasi
dari suggestology, suatu penerapan dari sugesti ke dalam ilmu
mendidik. Selain itu, suggestopedia juga biasa disebut The Lozanov
Method karena yang pertama kali mengembangkan metode ini di tahun
enam puluhan adalah Georgi Lozanov dari Bulgaria, Eropa Timur.
Metode ini merupakan “suatu penerapan dari sugesti ke dalam
ilmu mendidik”. Metode suggestopedia merupakan aplikasi dari
suggestology yang dimaksudkan untuk membasmi suggesti dan
seluruh pengaruh negatif dan rasa takut pada diri siswa yang dapat
menghambat proses belajar mengajar.40
39
40
Ahmad Muhtadi Anshor, Op. cit., hlm. 70.
Wa Muna, Op. cit., hlm. 113.
60
Kekuatan dan kelemahan metode suggestopedia

Kekuatan
1) Metode ini bisa menumbuhkan kesenangan dalam diri siswa,
dengan tokoh khayalan yang diperankan siswa, dengan gaya
non-evaluatif sang guru dan dengan materi ajar yang menarik,
termasuk penggunaan lagu klasik.
2) Kesinambungan dan panjangnya dialog-dialog yang digunakan
efektif membekali siswa dengan dunia khayalan di mana dia
dapat berimprovisasi di dalamnya.
3) Jumlah pelajar yang maksimum 12 melahirkan suasana santai
seakan-akan pelajar tidak berada dalam kelas.
4) Para siswa bisa memupuk perasaan kerja sama yang kuat antara
mereka sendiri karena mereka saling tolong-menolong dalam
menyerap semua pelajaran yang diterima.

Kelemahan
1) Hanya dapat digunakan bagi kelompok kecil, dengan jumlah
pelajar maksimum 12 orang.
2) Dengan sejumlah sarana dan prasarana yang lengkap, sudah
tentu sangat mahal biaya penyelenggaraannya.
3) Meskipun unik, tetapi penyajian materi yang sebagian besar
berdasarkan tata bahasa struktural memberi kesan bahwa
61
metode ini tidak jauh berbeda dengan metode-metode yang
lain.
4) Teknik mendengarkan rekaman pada waktu tidur atau sleeplearning belum terbukti dapat menambah keterampilan para
pelajar dengan lebih cepat.41
m. Metode Campuran (Eclectic Method)
Eclectic dapat diartikan campuran, kombinasi atau gado-gado
dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan), dalam bahasa Arab
disebut al-thariqah al-intiqa’iyyah.
Jadi metode eclectic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran
bahasa asing di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi
beberapa metode, misalnya: metode direct dengan metode grammar
translation
bahkan
dengan
metode
reading
sekaligus
dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran.
Dalam prakteknya, mestilah seorang guru menguasai berbagai
macam metode dan menerapkannya secara bervariasi di kelas.
Kelebihan dan kekurangan metode eklektik

Kelebihan
1) Metode ini kegiatannya lebih bervariasi.
2) Kemampuan para siswa dianggap lebih merata.
41
Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Op. cit., hlm. 189.
62

Kekurangan
1) Alokasi waktu, kesediaan guru dan siswa hendaknya terencana
dengan baik.
2) Belum tentu semua guru sanggup menggunakan metode ini.
Sebab penggunaannya menuntut guru yang energik dan serba
bisa. Demikian pula di pihak siswa, kegiatan yang terlalu
bervariasi dapat menimbulkan kebosanan tersendiri bagi
mereka.
3) Butuh waktu yang lama dibandingkan dengan menggunakan
metode lain.42
n. Metode Audiovisual (Audiovisual Method)
Ciri utama metode ini ialah bahwa pembelajaran bahasa selalu
divisualisasikan dan disertai dengan bahan rekaman untuk disimak,
dalam pembelajaran ada skenario yang disajikan secara visual yang
merupakan sarana utama untuk melibatkan atau mengikutsertakan
siswa dalam latihan pengucapan dan untuk menghadirkan kontekskonteks yang bermakna.
Pelajaran dimulai dengan penyajian filmstrip dan presentasi
rekaman.
Rekaman-rekaman bunyi menyajikan suatu dialog yang
telah disesuaikan dengan mode atau komentar naratif. Kerangka
filmstrip tersebut berkaitan dengan suatu ucapan. Dengan perkataan
42
Wa Muna, Op. cit., hlm. 100.
63
lain, imaji visual dan ucapan lisan saling melengkapi satu dengan yang
lain dan secara bersama-sama membangun suatu unit semantik.
Pada fase berikutnya, makna kelompok-kelompok perasaan pun
dijelaskan oleh sang pengajar melalui pendemonstrasian, penyimakan
selektif dan tanya-jawab. Kemudian pada fase ketiga, dialog itu
diulangi beberapa kali dan diingat dengan cara memutar kembali pita
rekaman dan filmstrip, atau dengan praktek di laboratorium bahasa.
Dalam tahap berikutnya, yang disebut fase perkembangan, para
siswa secara bertahap dibebaskan dari penyajian rekaman dan
filmstrip. Misalnya dengan cara menampilkan filmstrip tanpa pita
rekaman atau tanpa suara, dan para siswa diminta mengingat komentar
yang sesuai dengan visualisai itu atau mereka sendiri yang membuat
komentar sendiri, atau bisa juga dengan cara pokok bahasan skenario
itu diubah dan diterapkan kepada siswa itu sendiri, keluarga atau
teman-temannya, dengan bantuan tanya-jawab atau bermain peran.
o. Metode Persamaan Kata (Cognate Method)
Cognate artinya kata-kata yang asalnya sama. Penyajian isi
materi pelajaran bahasa asing melalui metode ini ialah dengan
mengutamakan menginventarisasi kata-kata yang sama, akar kata yang
sama, huruf-huruf, ataupun arti yang sama, dengan bahasa si murid.
Misalnya di dalam pengajaran bahasa Arab:
‘Amalun Shalih
=
amal shaleh
64
‘Amalun
=
pekerjaan/perbuatan
Tatafakkarun
=
kamu pikirkan
Hamilun
=
hamil/mengandung
Qalam
=
kalam/pena
Dari bahasa Inggris misalnya:
Director
=
direktur/pemimpin kantor
Secretary
=
sekretaris
Academy
=
akademi
Administration
=
administrasi/tata usaha
Dengan menyusun kata-kata yang sama ataupun arti yang sama
antara bahasa asing yang dipelajari dengan bahasa si murid maka
mereka lebih mudah mengingat/memahami bahasa tersebut dan lebih
cepat menguasai.
Setelah murid-murid mempunyai vocabulary yang cukup
banyak, dilanjutkan dengan praktek-praktek terutama lisan dan latihan
menulis.43
p. Metode Pengontrolan Bahasa (Language Control Method)
Metode ini sering juga disebut dengan Simplification Method,
yaitu
penyajian
pelajaran dengan cara mengajarkan kosakata
sebanyak-banyaknya, struktur-struktur kalimat dan istilah-istilah
tertentu yang sederhana.
43
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Op. cit., hlm. 182.
65
Ciri yang menonjol dari metode ini adalah adanya pembatasan
dan gradasi yang ketat baik dari aspek kosakata maupun struktur
kalimat yang diajarkan. Namun demikian, penyajian materi dan
kemampuan penguasaan kosakata dan struktur kalimat bahsa asing
yang diajarkan direncanakan sedemikian rupa, dan ditata atas dasar
prinsip didaktis dan disesuaikan dengan perkembangan psikologi anak.
Oleh karena itu, keberhasilan pengajaran bahasa bukan hanya
ditentukan oleh kuatitas kosakata dan struktur kalimat yang dikuasai
siswa, tetapi juga oleh kebermaknaan kosakata dan kalimat yang
diajarkan.
Kelebihan dan kekurangan Language Control Method:

Kelebihan
1) Mudah dilaksanakan dan diserap karena materinya dimulai
dari kosa kata dan kalimat yang sederhana sampai pada yang
lebih kompleks.
2) Dengan menguasai sejumlah kosa kata dan struktur kalimat
dapat memungkinkan seorang anak aktif dalam berbahasa
asing.
3) Proses
pengajaran
menjadi
berkompetitif menghafal kosa kata.
dinamis
karena
siswa
66

Kekurangan
1) Pembelajaran kemungkinan bersifat verbalisme.
2) Metode ini lebih cocok diterapkan pada tingkat pemula.
3) Pembelajaran disajikan dengan cara pemisahan kosa kata dan
pembentukan struktur kalimat memungkinkan kerancuan
dalam penulisan dan penuturan bahasa.
4) Penggunaan
metode
ini
menyulitkan
siswa
untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa aktif.44
q. Metode
Meniru
dan
Menghafalkan
(Mimicry-memorization
Method)
Mimicry-Memorization Method sering juga disebut Mim-Mem
Method. Metode ini juga dikenal dengan Informant-Drill Method.
Menurut metode ini latihan mengucapkan kosakata, struktur kalimat
dengan menirukan ucapan guru akan mudah diingat dan terbiasa bagi
anak didik, karena mereka langsung mempraktekkannya.
Dalam penerapan metode ini, pertama-tama guru membaca atau
mengucapkan sampai tiga kali kosakata yang akan diajarkan dan
struktur kalimat satu per satu lalu diikuti oleh semua siswa. Setelah itu
guru dapat beralih pada kosakata dan struktur kalimat lain jika siswa
telah dianggap menguasai dan tahu letak penekanan intonasinya, dan
seterusnya hingga pengajaran selesai.
44
Ibid., hlm. 104.
67
Sebagai selingan dapat juga digunakan rekaman atau media
audio-visual. Pada tingkat lanjutan, pengajaran dapat ditingkatkan
dengan penyajian dramatisasi dan pelaksanaan diskusi.45
Pada dasarnya metode ini tidak jauh berbeda dengan Language
Control Method termasuk kelebihan dan kekurangannya. Akan tetapi
metode mim-mem ini lebih bersifat aplikatif dan apresiasiatif bila
dibandingkan dengan Language Control Method.
r. Metode Bunyi Bahasa (Phonetic Method)
Metode ini mengutamakan latihan mendengar dan latihan
berbicara. Dalam metode ini, pelajaran bahasa asing disajikan melalui
latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan
mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang
dipelajari. Kemudian disusul dengan latihan-latihan membaca.
Metode ini dikenal juga dengan nama metode ucapan (oral
method) karena sangat mementingkan latihan lisan. Dalam kegiatan
pembelajaran, metode ini diakhiri dengan evaluasi dan pemberian
motivasi bagi siswa.
Kelebihan dan kekurangan metode phonetic:

45
Kelebihan
Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Op. cit., hlm. 207.
68
1) Metode ini mengajarkan kemampuan membaca siswa dengan
lancar dan fasih sekaligus kemampuan percakapan, banyak
latihan dialog dan menulis (dikte).
2) Siswa menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru
atau teman sekelasnya, untuk kemudian diubah dan diperbaiki
letak-letak kesalahannya itu.

Kekurangan
1) Metode ini butuh waktu dan perencanaan yang matang, serta
kesungguhan dan keahlian tersendiri.
2) Untuk tingkat pemula metode ini sulit untuk diterapkan.
3) Materi bacaan dan percakapan harus diatur waktunya sehingga
seimbang antar keduanya.46
s. Metode Teori-Praktik (Practice-Theory Method)
Metode ini, sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada
kemampuan praktis dari pada teoritis. Perbandingannya dapat berupa
7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar
bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktik, lalu diiringi
dengan teori (tata bahasa). Yang diutamakan oleh metode ini adalah
bagaimana siswa mampu berbahasa asing secara praktis, bukan
teoritis.
46
Wa Muna, Op. cit., hlm. 91.
69
Oleh karena itu, pengajaran harus diarahkan pada kemampuan
komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan
sambil lalu saja.
Kelebihan dan kekurangan Practice-Theory Method:

Kelebihan
1) Sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran
bahasa.
Yaitu
berkomunikasi lisan.
2) Apabila pembelajaran diselingi dengan percakapan lucu dan
media/alat peraga yang menarik pembelajaran akan menjadi
dinamis dan menarik.
3) Selain siswa mendapat keterampilan berbahasa secara
langsung
atau
praktis
juga
tidak
dipusingkan
oleh
peraturan/kaidah tata bahasa.

Kekurangan
1) Dibutuhkan guru yang mahir dan aktif berbahasa asing.
2) Sulit diterapkan pada tingkat dasar, sebab mereka masih
terbatas dalam perbendaharaan kata.
3) Gaya dan simpatik kepribadian guru turut menentukan
motivasi siswa di sela-sela proses pembelajaran.47
47
Ibid., hlm. 107.
70
t. Metode Psikologi (Psychological Method)
Pemakaian metode ini dalam pengajaran bahasa asing terhadap
siswa adalah sangat memperhatikan keadaan jiwa mereka, atau apa
yang disenangi dan suasana hati para siswa pada umumnya.
Jadi prinsip utama metode ini ialah bahwa pembelajaran bahasa
asing harus disesuaikan dengan kondisi jiwa (psikologi) siswa, di
antaranya dengan mengajarkan apa yang disenangi oleh siswa. Dalam
hal ini guru dituntut memiliki pengetahuan tentang ilmu jiwa yang
baik. Pemberian pelajaran pun mengutamakan praktik lisan dan
latihan-latihan percakapan, di samping latihan-latihan menulis,
membaca buku-buku, dan dilanjutkan praktik-praktik mengarang.48
u. Metode Unit (Unit Method)
Unit artinya bagian-bagian yang memiliki kesatuan lengkap
dan bulat. Metode Unit merupakan suatu cara menyajikan pelajaran
bahasa asing melalui unit kesatuan pengertian yang utuh dan lengkap.
Metode ini berangkat dari teori kependidikan Johan Friedrich Herbert
(1776-1841), ia telah melahirkan suatu istilah baru appersepsi untuk
menjelaskan efek suatu pengalaman sensasi yang berkolerasi atau
berkomposisi dengan pengalaman yang telah lalu, yang telah
diperbaiki dan dinyatakan ulangan. Biasanya semua persepsi termasuk
ke dalam appersepsi.
48
Ahmad Muhtadi Anshor, Op. cit., hlm. 71.
71
Metode ini dapat dilakukan melalui 5 (lima) langkah sebagai
berikut:
1) Persiapan dilakukan oleh pelajar dalam bahasa pelajar (idad)
2) Penyajian (aradl) bahan-bahan (materi) dilakukan oleh pelajar
kemudian diterjemahkan oleh pengajar ke dalam bahasa asing
yang sedang diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan uraian
khusus tentang tata bahasanya.
3) Asosiasi (bimbingan) dilakukan oleh pengajar untuk melakukan
pengaitan dan perbandingan (muqaranah) sehingga mencapai
generalisasi (istinbath) kemudian aplikasi (tathbiq) dengan
bimbingan dari pengajar untuk menanamkan pengertian kata-kata
dan kalimat dalam situasi tertentu misalnya di pasar, stasiun, dan
lain sebagainya.49
v. Metode Memperhatikan Situasi (Situational Method)
Inilah sebenarnya metode yang paling menyenangkan bagi
siswa, dan optimasi pencapaian hasil yang amat meyakinkan. Karena
bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru selalu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi para siswa. Artinya materi pelajaran atau
pokok bahasan yang akan disajikan selalu dipilih yang sedang aktual
dibicarakan oleh siswa atau yang sedang berfokus tentang apa
pemikiran dan perhatian mereka.
49
Ibid., hlm. 75.
72
Kelebihan dan kekurangan Situational Method:

Kelebihan
1) Metode ini sejalan dengan ilmu jiwa belajar yang senantiasa
memperhatikan situasi dan kondisi siswa.
2) Perhatian siswa menjadi terpusat pada pelajaran, karena materi
bahasan menjadi lebih menarik dan disenangi.

Kekurangan
1) Metode ini membutuhkan imajinasi guru dan kemampuan aktif
berkomunikasi dalam bahasa asing yang sedang diajarkan.
2) Butuh guru yang kreatif dalam penyajian materi.50
w. Metode Dasar-dasar Bahasa (Basic Method)
Dalam mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris dan
bahasa Arab prinsip metode ini ialah mengutamakan agar menguasai
dasar-dasar, akar kata, dan lain-lain. Termasuk juga tata tertib urutan
bahan-bahan pengajaran dengan tingkatan perkembangan tertentu
sejak dasar, lanjutan sampai mahir.
Menurut ketentuan metode ini yakni dengan menguasai prinsipprinsip dasar (utama) dari bahasa asing yang tengah dipelajari, maka
kemampuan tentang bahasa itu tidak mudah hilang. Sebab penguasaan
suatu bahasa asing jika tidak dipraktekkan terus menerus, akan mudah
terlupakan.
50
Wa Muna, Op. cit., hlm. 111.
73
Langkah-langkah Basic Method:
Guru terlebih dahulu mempersiapkan dan menginventarisir
tentang hal-hal yang paling utama (bersifat dasar) pada bahasa asing
itu dan menyajikannya secara sistematis dan teladan, baik lisan
maupun tulisan, aktif serta penguasaan bahasa pasif, juga kemampuan
memahami, menghayati, dan sebagainya.
Jika siswa telah menguasai dasar-dasar bahasa termasuk
grammar maka kemampuannya akan permanen dan siap untuk selalu
dikembangkan. Sesekali pengajaran metode ini memang baik untuk
menyelingi metode-metode lain sebagai variasi penyajian bahasa Arab
dan Inggris.51
x. Metode Bahasa Rangkap (Dual-Language Method)
Metode ini adalah kelanjutan dari cognate method, bukan saja
menginventaris dan mengidentifikasi kata-kata yang sama atau arti
yang sama, tapi lebih jauh lagi semua segi dibanding-bandingkan
antara bahasa asing yang dipelajari dengan bahasa siswa.
Dual berarti dwi rangkap atau rangkap dua. Jadi Dual-Language
yaitu bahasa rangkap dua, yakni bahasa asing yang sedang dipelajari
dirangkapkan/dibandingkan dengan bahasa siswa. Misalnya tentang:
1. Kata-kata yang sama
51
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Op. cit., hlm. 180.
74
2. Akar kata yang sama
Vocabulary yang sebanyak mungkin dan meliputi semua segi
lainnya seperti: Sistem gramatika (tata bahasa), fonetis (sistem bunyi
ucapan/cara membunyikan huruf/bacaan dan sintaksis (susunan kata
dan kalimat, dan berbagai macam lainnya, yakni segala segi
dibanding-bandingkan).
Kelebihan dan kekurangan Dual-Language Method
 Kelebihan
1) Metode ini memudahkan siswa memahami kosa kata yang
memiliki kemiripan makna.
2) Perbedaan dan persamaan kosa kata dapat diuraikan atau
dijelaskan dengan menggunakan bahasa siswa.
3) Metode ini cukup efektif digunakan sebagi selingan untuk
menyenangkan siswa dalam pembelajaran.

Kekurangan
1) Membutuhkan frekuensi latihan percakapan yang banyak
untuk mencapai kemampuan berbahasa aktif. Jika pasif
kemampuan berkomunikasi tidak tercapai.
2) Membutuhkan kehati-hatian, sebab dapat terperangkap pada
pengajaran qawaid/tata bahasa.52
52
Wa Muna, Op. cit., hlm. 110.
75
Dari apa yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode turut memegang peranan penting dalam rangka pencapaian
tujuan pengajaran dari tiap-tiap materi pelajaran. Setiap metode pengajaran
bahasa asing tersebut masing-masing mempunyai ciri, kelemahan serta
keunggulaan dari yang lain. Dalam pengajaran guru dapat menerapkan
masing-masing metode tersebut secara bervariasi tergantung pada situasi
kondisi dan tujuan yang hendak dicapai.
3. Pengajaran Kedwibahasaan
Kedwibahasaan menurut Tarigan adalah orang yang dapat berbicara
dengan lancar secara bergantian dalam dua bahasa atau lebih. 53 Tujuan
pembelajaran dwibahasa adalah utamanya memberikan bekal ketrampilan
berbahasa kepada siswa yang mencakup keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa selain bahasa ibu secara
lancar.
Terdapat empat jenis atau empat program kedwibahasaan yang
dapat digunakan menurut Fishman dan Lovas, yaitu:
a) Transitional bilingual program (program kedwibahasaan transisional)
adalah program yang dirancang untuk membantu pelajar dalam
membuat peralihan pada bahasa kedua.
53
hlm. 6.
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kedwibahasaan, Ed. Revisi, (Bandung: Angkasa, 2009),
76
b) Monoliterature bilingual program (program kedwibahasaan ekamelek-huruf) adalah program yang mengajarkan keterampilanketerampilan lisan dalam kedua bahasa, tetapi para siswa tidak diajar
membaca dalam bahasa asli mereka.
c) Partial bilingual program (program kedwibahasaan sebagian) adalah
program yang mencakup latihan dalam keterampilan lisan dan
keterampilan tulis dalam kedua bahasa, sedangkan membaca dalam
bahasa ibu dibatasi pada bahan atau materi yang secara langsung
dengan warisan budaya siswa.
d) Full bilingual program (program kedwibahasaan penuh) adalah
program yang mencakup semua keterampilan dan pokok persoalan
dalam kedua bahasa.54
Dalam perencanaan program kedwibahsaaan terdapat prinsipprinsip yang disebut sebagai “prinsip-prinsip pendidikan kedwibahasaan
yang berhasil”, yaitu program yang membimbing ke arah pengembangan
dan pemeliharaan keterampilan-keterampilan bilingual dan tingkat prestasi
akademik yang tinggi.
Ada tiga prinsip utama pendidikan kedwibahasaan yang berhasil,
yaitu:
1) Prinsip
first
thing first, yang mengemukakan bahwa
perkembangan dan pemeliharaan B1 di sekolah berdasarkan dukungan
psikologis dan sosiologis terhadap pembelajaran linguistik dan akademik
54
Ibid., hlm. 72.
77
dalam kedua bahasa. 2) Prinsip dwibahasa melalui ekabahasa, yaitu prinsip
yang menganjurkan penggunaan terpisah kedua bahasa dalam suatu unit
pengajaran. 3) Prinsip dwibahasa sebagai bonus, yaitu prinsip yang
menekankan bahwa terdapat banyak sekali keuntungan atau manfaat dari
kedwibahasaan.55
4. Konsep Waktu dalam Pengajaran Bahasa
Tata bahasa merupakan hal yang penting ketika seseorang
mempelajari suatu bahasa. Salah satu bagian dari tata bahasa tersebut
adalah kata kerja (verb/fi’il). Terkait dengan kata kerja (verb/fi’il) ketika
menyatakannya dalam sebuah kalimat atau dalam sebuah ungkapan
dipengaruhi oleh konsep waktu.
Dalam bahasa Inggris konsep waktu tersebut lebih dikenal dengan
istilah tenses. Secara singkat tenses bisa diartikan bentuk kata kerja yang
perubannya tergantung waktu dan sifat kejadian. Berdasarkan waktu
kejadian tenses dibagi menjadi: a) present tense, b) past tense, c) future
tense dan d) past future tense. Sedangkan berdasarkan sifatnya tenses
dibagi menjadi: a) simple tense, b) continuous tense, c) perfect tense dan d)
perfect continuous tense.
Apabila kedua faktor tersebut digabung maka secara keseluruhan
terdapat enam belas jenis tenses: 1) Simple Present Tense 2) Present
55
Ibid., hlm. 87.
78
Continuous Tense 3) Present Perfect Tense 4) Present Perfect Continuous
Tense 5) Simple Past Tense 6) Past Continuous Tense 7) Past Perfect
Tense 8) Past Perfect Continuous Tense 9) Simple Future Tense 10) Future
Continuous Tense 11) Future Perfect Tense 12) Future Perfect Continuous
Tense 13) Past Future Tense 14) Past Future Continuous Tense 15) Past
Future Perfect Tense 16) Past Future Perfect Continuous Tense.56
Demikian halnya dengan konsep waktu dalam bahasa Arab yang
dikenal dengan istilah kala. Seperti yang diketahui pada umumnya fi’il
dalam bahasa Arab hanya terbagi menjadi tiga, yaitu: madli (masa lampau),
hal (masa sekarang), dan mustaqbal (masa akan datang). Akan tetapi
Tammam Hassan dalam bukunya yang berjudul al-Lughah al-Arabiyyah
Ma’naha wa Mabnaha ia membagi kala menjadi 16 macam:
1) al-Madli al-Ba’id al-Munqathi’ 2) al-Madli al-Qarib al-Munqathi’ 3)
al-Madhl al-Mutajaddid 4) al-Madli al-Muntahi bi al-Hadir 5) al-Madli alMuttashil bi al-Hadir 6) al-Madli al-Mustamir 7) al-Madli al-Basith 8) alMadli al-Muqarib 9) al-Madli al-Syuru’I 10) al-Hal al-‘Adi 11) al-Hal alMutajaddid 12) al-Hal al-Mustamir 13) al-Mustaqbal al-Basith 14) alMustaqbal al-Qarib 15) al-Mustaqbal al-Ba’id 16) al-Mustaqbal alIstimrari.57
56
Lucky Isnaeni, Panduan Lengkap 16 Tenses, (Jakarta: PT Tangga Pustaka, 2010), hlm. 20.
Tammam Hassan, al-Lughah al-‘Arabiyyah Ma’naha wa Mabnaha, (Kairo: „Alam al-Kutub,
Cet. III, 1998), hlm. 240.
57
Download