BAB II ANALISIS KONTRASTIF, PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN BAHASA ASING A. Analisis Kontrastif 1. Latar Belakang Sejarah Setiap bahasa yang bertemu dengan bahasa lain pasti terjadi kontak. Kontak bahasa adalah pengaruh bahasa satu kepada bahasa lain baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Akibat dari terjadinya kontak bahasa bagi pemakai bahasa adalah sering timbul transfer atau interferensi.1 Interferensi adalah kesulitan tambahan dalam proses menguasai bunyi, kata atau konstruksi bahasa kedua sebagai akibat adanya perbedaan antara B1 dan B2 sehingga kebiasaan ber-B1 terbawa ke dalam ber-B2, atau sebaliknya.2 Para ahli linguistik struktural memperkenalkan suatu saran untuk menolong para guru bahasa asing agar dapat menangani kesalahankesalahan atau kesulitan yang dialami siswa yang sedang mempelajari bahasa asing (B2) yang disebabkan oleh adanya perbedaan fonetik 1 Pranowo, Analisis Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), hlm. 6. 2 Ibid., hlm. 12. 20 21 maupun gramatikal antara B1 dan B2. Oleh karena itu, para guru B2 harus menguasai benar sistem-sistem fonologi, morfologi, dan sintaksis B2, agar dapat dibandingkan butir demi butir dengan sistem-sistem yang serupa dalam B1. Studi seperti ini biasanya disebut analisis kontrastif (anakon). Asal mula anakon dapat ditelusuri pada abad ke-18 ketika William Jones membandingkan bahasa–bahasa Yunani dan Latin dengan bahasa Sanskrit. Ia menemukan banyak persamaan yang sistematis antara bahasa-bahasa itu. Dalam abad ke-19 makin banyak penelitian mengenai perbandingan antara bahasa-bahasa. Pada waktu itu yang ditekankan ialah hubungan-hubungan fonologi dan evaluasi fonologi. Studi ini tidak dinamakan “analisis kontrastif”, tetapi “studi perbandingan bahasa”. Dalam pertengahan abad ke-20, ketika psikologi behaviorisme dan linguistik struktural masih pada puncak kejayaannya, hipotesis anakon mula-mula mendapat perhatian umum dengan munculnya buku Lado (1957) yang berisi suatu pernyataan dalam prakatanya sebagai berikut : “Rencana buku ini berdasarkan asumsi bahwa kita dapat meramalkan dan menguraikan struktur-struktur B2 yang akan menyebabkan kesukaran dalam pelajaran, dan struktur-struktur yang tidak akan menyebabkan kesukaran, dengan: membandingkan secara sistematis bahasa dan budaya B2 dengan bahasa dan budaya B1”. 3 3 Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 107. 22 Kemudian Lado meneruskan bahwa dalam perbandingan antara B2 dan B1 itulah letak kunci yang akan menentukan mudah tidaknya pelajaran B2. Unsur-unsur yang sama/mirip antara B2 dan B1 akan mudah bagi pelajar, sedangkan unsur-unsur yang berlainan/berbeda akan sukar baginya. Kata yang paling penting dalam pernyataan Lado itu adalah “meramalkan”. Jadi kalau studi perbandingan dikerjakan antara dua bahasa (B1 dan B2), semua persamaan dan perbedaan itu akan tampak. Sesudah itu orang dapat meramalkan kesukaran-kesukaran yang akan dialami oleh pelajar B2. Karena ini akan meliputi perbedaan-perbedaan antara B2 dan B1, sedang orang tidak akan mengharapkan problem apa-apa kalau ada persamaan-persamaan antara B2 dan B1. Buku Lado tersebut dianggap sebagai permulaan dari Ilmu Linguistik Kontrastif Modern. 2. Definisi Analisis Kontrastif Secara etimologi, kata kontrastif berasal dari kata contrastive yaitu kata keadaan yang diturunkan dari kata kerja to contrus yang artinya berbeda atau bertentangan.4 Sedangkan menurut istilah terdapat beberapa pendapat menurut para ahli: a) Menurut Henry Guntur Tarigan 4 John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 1998), hlm. 144. 23 Analisis kontrastif berupa prosedur kerja, aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa sumber (B1) dengan bahasa sasaran (B2) untuk mengidentifikasi perbedaanperbedaan di antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui analisis kontrastif, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi oleh siswa di sekolah, terlebih dalam belajar (B2).5 b) Menurut Jos Daniel Parera Analisis kontrastif adalah suatu kegiatan yang membandingkan anatara B1 dan B2 yang telah mempunyai tata bahasa standar dan telah disepakati kaidah-kaidahnya.6 c) Menurut Mansoer Pateda Analisis kontrastif adalah membandingkan dua bahasa atau lebih untuk mencari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan bahasa itu, baik pada tingkat fonologis, morfologis maupun sintaksis yang dilakukan pada periode tertentu.7 Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa analisis kontrastif ialah aktivitas yang berusaha mengontraskan 5 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, Ed. Revisi, (Bandung: Angkasa, 2009), hlm. 23. 6 Jos Daniel Parera, Op. cit., hlm. 112. 7 Pranowo, Op. cit., hlm. 42. 24 kedua sistem bahasa sumber (B1) dengan bahasa sasaran (B2) yang sedang dipelajari untuk dapat menemukan persamaan dan perbedaannya. Jadi analisis ini merupakan komparatif sistem-sistem linguistik dua bahasa yang dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajar bahasa bagi para pembelajar bahasa asing. 3. Hipotesis Analisis Kontrastif Perbandingan struktur antara dua bahasa B1 dan B2 yang akan dipelajari oleh siswa menghasilkan identifikasi perbedaan antara kedua bahasa tersebut. Perbedaan antara dua bahasa merupakan dasar untuk memperkirakan butir-butir yang menimbulkan kesulitan belajar bahasa dan kesalahan yang akan dihadapi oleh siswa. Dari sinilah dijabarkan hipotesis analisis kontrastif. Dalam perkembangannya kita mengenal dua versi hipotesis anakon, hipotesis bentuk kuat menyatakan bahwa “Semua kesalahan dalam B2 dapat diramalkan dengan mengidentifikasi perbedaan antara B1 dan B2 yang dipelajari oleh para siswa. Sedangkan hipotesis bentuk lemah menyatakan bahwa anakon hanyalah bersifat diagnostik belaka. Lee mengajukan asumsi bahwa analisis kontrastif perlu dilakukan karena: a) Penyebab utama kesulitan belajar bahasa kedua adalah interferensi dari bahasa ibu pembelajar. 25 b) Kesulitan itu terjadi karena perbedaan dari kedua sistem bahasa itu. c) Semakin besar perbedaan kedua bahasa semakin besar pula kesulitannya. d) Hasil perbandingan dari dua bahasa itu perlu, untuk meramalkan atau memprediksi kesulitan dan kesalahan yang akan terjadi dalam belajar. e) Apa yang diajarkan harus sesuai dengan perbedaan yang ada dari kedua bahasa itu berdasarkan hasil analisis perbedaan. f) Unsur-unsur yang serupa antara B1 dan B2 tidak akan menimbulkan kesukaran bagi siswa.8 Berdasarkan asumsi di atas, analisis kontrastif pada dasarnya bertujuan: a) Memberikan wawasan tentang persamaan dan perbedaan antara bahasa pertama dengan bahasa kedua yang akan dipelajari. b) Menjelaskan dan memperkirakan masalah-masalah (yang timbul) dalam belajar B2. c) Mengembangkan bahan pelajaran bahasa kedua untuk pengajaran bahasa.9 8 9 Ibid., hlm. 44. Ibid., hlm. 45. 26 Dalam dunia pengajaran B2, analisis kontrastif masih tetap berfungsi. Implikasi analisis kontrastif dalam kelas pengajaran bahasa terlihat pada: a) Penyusunan materi pengajaran yang didasarkan pada hasil perbandingan B1 dan B2. b) Penyajian materi pengajaran yang secara langsung: 1) Menunjukkan persamaan dan perbedaan B1 dan B2. 2) Menuujukkan butir-butir B1 yang mungkin saja menginterferensi B2. 3) Mengajarkan cara mengatasi interferensi. 4) Melatih secara intensif butir-butir yang berbeda.10 Analisis kontrastif sering dipersamakan dengan istilah linguistik kontrastif. Linguistik kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat.11 Penerapan analisis kontrastif dalam pengajaran bahasa didasarkan pada asumsi teoritis bahwa: a) Materi pengajaran bahasa yang paling efektif adalah materi yang didasarkan pada deskripsi bahasa itu. 10 11 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), hlm. 5. Ibid., hlm. 45. 27 b) Dengan mengontraskan bahasa pertama dengan bahasa yang akan dipelajari dapat meramalkan dan mendeskripsikan pola-pola yang akan menyebabkan kesulitan dan kemudahan belajar bahasa. c) Perubahan yang harus terjadi pada tingkah laku seseorang yang belajar bahasa asing dapat disamakan dengan perbedaan antar struktur bahasa dan budaya murid dengan struktur bahasa dan budaya yang akan dipelajari.12 Anakon menjadi semakin populer setelah muncul karya Lado (1995) yang berjudul Linguistic A Cross Culture yang menguraikan secara panjang lebar mengenai cara-cara mengontraskan dua bahasa. Buku tersebut berisi uraian anakon antara bahasa Inggris dengan bahasa Spanyol, dengan suplemen contoh-contoh lain dari bahasa Cina, Muangthai dan sebagainya. Lado menganjurkan agar pengontrasan itu dilakukan terhadap fonologi, struktur gramatikal, kosakata serta sistem penulisan. 4. Aspek Linguistik dan Psikologis Analisis Kontrastif Analisis kontrastif memiliki dua aspek, yakni aspek linguistik dan aspek psikologis. Aspek linguistik berkaitan dengan masalah perbandingan dua bahasa. Dalam hal ini tersirat dua hal penting yaitu apa yang akan diperbandingkan dan bagaimana cara memperbandingkannya. 12 Ibid., hlm. 42. 28 Aspek psikologis analisis kontrastif menyangkut kesukaran belajar, cara menyusun bahan pengajaran dan cara menyampaikan bahan pelajaran.13 Bila kita ingin mengetahui perbedaan antara dua bahasa, maka satu syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah tersedianya deskripsi kedua bahasa tersebut. Deskripsi itu diperoleh melalui perbandingan yang akurat dan eksplisit. Tambahan lagi perbandingan itu harus pula selaras dengan teori linguistik tertentu. Aspek psikologis analisis kontrastif berdasar atas teori transfer yang diuraikan dan diformulasikan di dalam suatu teori psikologi stimulus-respon kaum Behavioris. Aliran Behaviorisme menjelaskan teori tingkah laku melalui aksi dan reaksi, dengan kata lain adanya sebuah stimulus akan menghasilkan sebuah respon tertentu yang kemudian dapat disebut dengan suatu kebiasaan. Menurut aliran psikologi Behaviorisme klasik, yang ditokohi oleh Watson, stimulus mendatangkan respons. Apabila stimulus terjadi secara tetap, maka respons pun terlatih dan diarahkan tetap sehingga akhirnya bersifat otomatis. Aliran psikologi Behaviorisme modern, dengan tokoh Skinner berpendapat bahwa kebiasaan dapat terjadi dengan cara peniruan dan penguatan.14 13 14 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis…, hlm. 35. Ibid., hlm. 22. 29 Menurut paham teori belajar psikologi Behaviorisme yang mendominasi analisis kontrastif, kesalahan berbahasa terjadi karena adanya transfer negatif (interferensi) bahasa pertama siswa terhadap bahasa kedua yang dipelajarinya. 5. Metode Analisis Kontrastif Analisis kontrastif merupakan salah satu metode untuk menemukan dan menjelaskan kesalahan berbahasa siswa pembelajar bahasa.15 Sebagai prosedur kerja, analisis kontrastif mempunyai langkahlangkah yang harus dituruti seperti: a) Membandingkan struktur B1 dan B2 b) Memprediksi kesulitan belajar dan kesalahan belajar c) Menyusun bahan pengajaran dan mempersiapkan cara-cara menyampaikan bahan pengajaran.16 Analisis kontrastif muncul sebagai suatu cara untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengajaran B2 yang paling efektif dan efisien. Adapun usaha untuk mengontraskan dua sistem bahasa hendaknya dilakukan dengan langkah-langkah: a) Deskripsi kedua bahasa yang dikontraskan. b) Seleksi unsur-unsur persamaan dan perbedaan kedua bahasa. 15 16 Jos Daniel Parera, Op. cit., hlm. 108. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi…, hlm. 2-3. 30 c) Mengontraskan perbedaan sistem kedua bahasa. d) Meramalkan sebab-sebab kesulitan belajar berdasarkan hasil pengontrasan tersebut. Dengan sendirinya analisis kontrastif membatasi diri hanya pada bagian-bagian tertentu mengenai bahasa-bahasa yang hendak dibandingkan.17 6. Tuntutan Pedagogis Analisis Kontrastif Kesulitan dalam belajar B2 serta kesalahan dalam berbahasa yang umum dialami oleh para siswa yang mempelajari B2 atau bahasa asing menyebabkan adanya tuntutan perbaikan pengajaran bahasa asing tersebut. Hal inilah yang merupakan tuntutan pedagogis terhadap anakon. Ada empat langkah yang merupakan tangapan anakon dalam usaha memperbaiki pengajaran bahasa, yaitu: a) Pengidentifikasian perbedaan struktur bahasa. b) Prakiraan kesulitan dan kesalahan berbahasa. c) Penyusunan urutan bahan ajaran. d) Penyampaian bahan ajaran. Langkah pertama, mengidentifikasi perbedaan struktur bahasa B1 dan B2 yang akan dipelajari siswa diperbandingkan. Perbandingan bahasa ini menyangkut segi linguistik. Satu hal yang menjadi tujuan langkah 17 Jos Daniel Parera, Op. cit., hlm. 110. 31 pertama ini adalah terlukisnya perbedaan antara B1 dan B2 yang akan dipelajari siswa. Langkah kedua, memperbaiki atau meperkirakan kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa. Hasil perbandingan struktur bahasa berupa identifikasi perbedaan antara B1 dan B2. Berdasarkan identifikasi ini disusunlah perkiraan kesulitan belajar yang akan dihadapi oleh siswa dalam belajar B2. Kesulitan belajar inilah salah satu sumber dari kesalahan berbahasa. Langkah ketiga, menyusun serta mengurutkan bahan ajaran. Perbandingan struktur menghasilkan identifikasi perbedaan. Identifikasi pebedaan dipakai sebagai dasar memperkirakan kesulitan serta kesalahan berbahasa. Hal terakhir inilah yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan urutan atau susunan bahan pengajaran B2. Karena isi dari identifikasi perbedaan antara dua bahasa selalu berbeda, maka buku teks yang seragam bagi semua siswa di semua daerah belajar B2 tidak relevan lagi. Langkah keempat berkaitan dengan cara penyampaian bahan. Siswa yang belajar B2 sudah mempunyai kebiasaan tertentu dalam bahasa ibunya. Kebiasaan ini harus diatasi agar tidak lagi mengintervensi ke dalam B2. Pembentukan kebiasaan dalam B2 dilakukan dengan penyampaian bahan pelajaran yang telah disusun berdasarkan langkah pertama, kedua dan ketiga dengan cara-cara tertentu. Cara-cara yang 32 dianggap sesuai antara lain: peniruan, pengulangan, latihan (drills) dan penguatan (hadiah dan hukuman). Dengan cara ini, diharapkan para siswa mempunyai kebiasaan ber-B2 yang kokoh dan dapat mengatasi kebiasaan dalam ber-B1.18 B. Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa Asing Dalam pembelajaran bahasa asing ada tiga istilah yang perlu dipahami secara cermat dalam upaya mencari kemungkinan perbaikan cara pembelajaran bahasa untuk memperoleh hasil maksimal yang ingin dicapai, yakni approach ()املدخل, metode ( )الطريقةdan teknik ()األسلوب. Pendekatan dalam bahasa Arab adalah “seperangkat asumsi mengenai hakekat belajar mengajar bahasa. Sifatnya aksiomatik (filosofis)”.19 Metode menurut Azhar Arzyad adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semua berdasarkan pendekatan yang sifatnya prosedural.20 Teknik yaitu apa yang sesungguhnya terjadi dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode. 18 19 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis…, hlm. 41. Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) hlm. 19. 20 Ibid. 33 Dari definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah seperangkat asumsi mengenai hakekat bahasa yang sifatnya aksiomatik, metode adalah rencana yang menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan, dan teknik adalah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas berdasarkan pendekatan dan metode. Adapun Ahmad Fuad Effendy menguraikan hubungan ketiganya dalam tabel berikut: Hubungan Hierarkis Pendekatan Metode dan Teknik PENDEKATAN (Aksiomatik) METODE (Prosedural) TEKNIK (Operasional) 34 METODE Pendekatan a. Teori Bahasa - Penekanan pada Desain Prosedur a. Tujuan Umum dan Khusus Teknik, praktek, dan b. Model silabus perilaku di kelas yang Kriteria pemilihan dan dapat diamati ketika kecakapan penyusunan aspek bahasa metode dipraktekkan, berbahasa dan/atau isi materi pelajaran termasuk: unsur-unsur b. Teori Pembelajaran - c. Jenis kegiatan belajar-mengajar a. Sumber - Bahasa - Memperhatikan proses psikolinguistik dan kognitif dalam - pembelajaran bahasa - - Memperhatikan kondisi yang - tepat agar proses belajar berjalan sukses Jenis tugas-tugas dan kegiatan waktu, ruang, dan latihan yang akan dipraktekkan perlengkapan yang di kelas dan untuk bahan ajar digunakan d. Peran siswa - - daya Jenis-jenis rangkaian tugas oleh pengajar b. Pola-pola siswa pengajaran Tingkat kontrol yang dimiliki teramati siswa terhadap isi pembelajaran pelajaran yang dalam Pola pengelompokan siswa yang c. Taktik dan strategi disarankan yang Tingkat pengaruh seorang siswa oleh terhadap siswa yang lain murid ketika Pendangan terhadap siswa metode sedang sebagai pemroses, pengunjuk digunakan kemampuan, penginisiasi, pemecah masalah, dll digunakan guru dan 35 e. Peran guru - Jenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan guru - Tingkat pengaruh guru terhadap pembelajaran - Tingkat wewenang guru dalam menentukan isi/muatan pengajaran - Jenis interaksi antara guru dan siswa f. Peranan bahan ajar - Fungsi utama materi ajar - Wujud bahan ajar (buku teks, audiovisual) - Hubungan bahan ajar dengan input yang lain C. Metode Pengajaran Bahasa Asing 1. Pengertian metode Metode berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dari asal makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana metode adalah jalan atau cara yang ditempuh seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Ahmad Tafsir, sebagaimana yang dipaparkan kembali oleh Thoifuri mendefinisikan metode dalam interaksi 36 pembelajaran adalah cara yang tepat dan cepat melakukan sesuatu. Cara yang tepat dan cepat inilah, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.21 Metode pengajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Metode mengajar adalah hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Bahkan Prof. Mahmud Yunus mengungkapkan bahwa metode lebih penting dari substansi.22 Dengan metode, guru dapat mentransfer isi materi kepada murid. 2. Macam-macam Metode Pengajaran Bahasa Asing Menurut beberapa literatur ada beberapa metode pengajaran bahasa asing, yakni: a. Metode Tata Bahasa (Grammar Method) Metode grammar ialah cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa (nahwu-sharaf). Jadi di sini anak didik diajarkan terlebih dahulu grammar/tata bahasa, adapun pelajaran percakapan tidak dipentingkan. Kebaikan dari metode grammar ialah sebagai berikut: 21 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm. 112. 22 Azhar Arsyad, Op. cit., hlm. 66. 37 1) Siswa terbiasa menghafal kaidah-kaidah tata bahasa asing yang sangat diperlukan untuk mampu bercakap-cakap dalam bahasa asing yang benar, dan mampu menulis dengan betul. 2) Melatih mental disiplin dan ulet dalam mempelajari bahasa. 3) Bagi guru tidak terlalu sulit menerangkan metode ini, karena kemampuan percakapan tidak diutamakan, dengan kata lain guru asalkan ia menguasai gramatika/tata bahasa yang baik maka pengajaran dapat dilaksanakan. Adapun kekurangan metode ini adalah sebagai berikut: 1) Secara didaktis dan psikologis, metode ini bertentangan dengan kenyataan. Bahwa pengetahuan bahasa seseorang tidaklah didahului dengan pengajaran gramatika/tata bahasa terlebih dahulu, tetapi melalui peniruan ucapan/percakapan. 2) Penguasaaan gramatika/tata bahasa tidak dengan sendirinya menguasai percakapan. Oleh sebab itu anak didik menjadi pasif, bertahun-tahun bahkan lebih dari 10 tahun belajar bahasa asing (Arab dan Inggris) belum bisa juga. 3) Dapat membosankan/jenuh terutama apabila guru tidak dapat menyajikan pelajaran secara baik dan menarik bagi siswa.23 23 Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 65. 38 b. Metode Terjemah (Translation Method) Metode translation yaitu metode menerjemahkan atau dengan kata lain menyajikan pelajaran dengan menerjemahkan buku-buku bacaan berbahasa asing ke dalam bahasa sehari-hari dan buku bacaan tersebut tentunya telah direncanakan sebelumnya. Langkah-langkah pelaksanaan metode translation (menerjemah) ini dapat dilakukan dengan cara guru menunjuk/menentukan bahanbahan bacaan yang akan diterjemahkan itu kepada siswa, dan menetapkan pula pokok-pokok/seri-seri pelajaran yang akan dipelajari (diterjemahkan). Kalau sudah diketahui bersama oleh siswa topik tersebut maka langkah selanjutnya guru memulai membuka seri pertama. Metode ini cocok untuk memahami isi dan maksud bukti berbahasa asing dengan kemahiran membaca dan mengerti secara cepat, tidak untuk menggunakan bahasa secara lisan. Kelebihan dan kekurangan metode translation: 1) Kelebihan metode translation: a) Metode ini tidak menuntut siswa untuk aktif berbahasa asing. Akan tetapi diharapkan memiliki kemampuan untuk membaca dan menerjemahkan. b) Metode ini mudah dilaksanakan. Sebab pengajarannya tidak dituntut memiliki penguasaan bahasa asing secara aktif. 39 c) Dapat meningkatkan wawasan siswa, karena sanggup menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing dan dapat menambah penghasilan dalam hal penerjemahan. 2) Kekurangan metode translation: a) Tidak menjamin peserta didik mampu bercakap-cakap dengan bahasa asing. b) Siswa dituntut menguasai perbendaharaan kosa kata, mencatat dan menghafal istilah-istilah dalam bahasa asing yang dipelajari. c) Metode ini memiliki tingkat kesukaran yang tinggi. Karena untuk menerjemahkan bahasa asing minimal menguasai tiga hal yakni menguasai gramatika, kaya perbendaharaaan kosa kata, dan memiliki pengetahuan sosial dan wawasan luas.24 c. Metode Tata Bahasa-Terjemah (Grammar Translation Method) Metode ini merupakan gabungan dari metode gramatika dan metode terjemah. Metode ini dapat dibilang ideal dari pada salah satu metode gramatika dan terjemah. Karena kelemahan dari salah satu atau keduanya dari metode tersebut telah sama-sama saling menutupi dan melengkapi jadi kedua-duanya dilakukan bersama-sama. Artinya 24 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab: Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 94-97. 40 materi gramatika (tata bahasa) terlebih dahulu diajarkan kemudian pelajaran menerjemah, pelaksanaannya sejalan.25 Kelebihan dan kekurangan metode tata bahasa-terjemah: 1) Kelebihan metode tata bahasa-terjemah: a) Kelas-kelas besar dapat diajar. b) Guru yang tidak fasih berbahasa asing dapat dipakai. c) Cocok bagi semua tingkat linguistik para siswa. 2) Kekurangan metode tata bahasa-terjemah: a) Secara linguistik dibutuhkan guru yang terlatih. b) Kebanyakan pokok bahasan tidak mengenai orang tertentu, dan terpisah serta terpencil dari yang lain. c) Tidak sesuai bagi tuna aksara, anak kecil atau imigran tertentu, sedikit sekali bahasa yang digunakan bagi komunikasi antar pribadi, kesempatan bagi pengemukaan tuturan atau ujaran sangat terbatas.26 d. Metode Langsung (Direct Method) Metode langsung atau direct method yaitu suatu cara penyajian materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa 25 26 asing tersebut Ibid. Wa Muna, Op. cit., hlm. 98. sebagai bahasa pengantar, dan tanpa 41 menggunakan bahasa anak didik sedikitpun dalam mengajar.27 Dalam menjelaskan arti kata-kata sukar atau kalimat hanya boleh menggunakan gambar dan dengan peragaaan. Metode langsung dilihat dari segi efektifitasnya memiliki keunggulan antara lain: 1) Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan. 2) Dengan metode ini biasanya mula-mula guru mengajarkan kata-kata atau kalimat-kalimat sederhana misalnya pena, pensil, bangku, meja dan lain-lain, maka siswa dengan mudah dapat menangkap simbolsimbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya. 3) Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga atau media, sehingga menarik minat siswa dan pelajaran terasa tidak sulit. 4) Siswa memperoleh pengalaman langsung dan praktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya. 5) Alat ucap (lidah) anak didik menjadi terlatih jika menerima ucapanucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan. 27 Ahmad Muhtadi Anshor, Op. cit., hlm. 68. 42 Metode langsung ini tidak terlepas dari kelemahan juga, antara lain: 1) Penguasaan bahasa yang sempurna biasanya sukar bisa dicapai. 2) Sukar sekali diterapkan pada kelas yang besar. 3) Memerlukan pengajar yang memiliki kemampuan aktif dalam bahasa asing yang diajarkan. 4) Dengan menggunakan hanya bahasa asing kerapkali banyak waktu terbuang, sebab bahasa ibu kaadang-kadang lebih efektif dipakai untuk menjelaskan berbagai macam aspek bahasa.28 e. Metode Membaca (Reading Method) Metode membaca (reading method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara terlebih dahulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa. Atau menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakan pelajaran dan siswa lain memperhatikan dan mengikutinya. Metode ini memiliki beberapa kebaikan, antara lain: 1) Siswa dapat dengan lancar mambaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar. 2) Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar. 28 Ibid., hlm. 69. 43 3) Dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh.29 Metode ini juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain: 1) Metode membaca ini menyita waktu dan membosankan bagi siswa yang tidak gemar membaca. 2) Metode ini terlalu menekankan pada kemampuan membaca, sehingga kemampuan untuk berkomunikasi dapat terabaikan. 3) Membaca yang tepat kadang-kadang hanya memperhatikan aspek kuantitas, sedangkan aspek kualitas diabaikan. Ini mengakibatkan pemahaman tidak mendalam.30 f. Metode Bahasa Dengar (Audio Lingual Method) Tujuan utama pengajaran bahasa asing seperti bahasa Arab dan bahasa Inggris melalui metode ini ialah kemahiran-kemampuan mendengarkan, sehingga mampu memahami atau mengerti. Pembiasaan-pembiasaan yang berulang-ulang terhadap bunyi atau ucapan-ucapan bahasa itu sampai menimbulkan kepekaan (sensitifnya) telinga sehingga serasi dan mudah dipahami. 29 30 Ibid., hlm. 73. Wa Muna, Op. cit., hlm. 93. 44 Meskipun pembicaraan cepat dan panjang dengan penyebutan huruf/kata-kata berangkai yang sukar dimengerti, tetapi bila telinga sudah terbiasa serasi dan peka terhadap bahasa/ucapan itu maka akan mudah mengerti. Prinsipnya harus banyak latihan mendengar (drill) baik melalui ucapan-ucapan sendiri, kaset-kaset, video, televisi, film, dan sebagainya. Metode ini memanfaatkan aural oral approach.31 Kekuatan dan kelemahan metode audiolingual: Kekuatan 1) Para pelajar mempunyai pelafalan yang bagus. 2) Para pelajar terampil membuat pola-pola kalimat yang sudah didrillkan. 3) Pelajar dapat melakukan komunikasi lisan dengan baik karena latihan menyimak dan berbicara yang intensif. 4) Suasana kelas hidup karena para pelajar tidak tinggal diam, harus terus-menerus merespon stimulus guru. Kelemahan 1) Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak dan secara mekanistis seperti membeo, mereka sering tidak mengetahui atau tidak memikirkan makna ujaran yang 31 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 1997), hlm. 178. 45 diucapkan. Pengulangan-pengulangan stimulus-respon yang mekanistis seringkali membosankan serta menghambat penyimpulan kaidah-kaidah kebahasaan. 2) Kurang memperhatikan ujaran/tuturan spontan, pelajar bisa berkomunikasi dengan lancar hanya apabila kalimat yang digunakan telah dilatihkan sebelumnya di dalam kelas. 3) Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks, sehingga pelajar hanya memahami satu rnakna, padahal suatu kalimat atau ungkapan bisa mempunyai beberapa makna tergantung konteksnya. 4) Para pelajar tidak berperan di kelas (keaktifan semu), karena mereka hanya memberi respon pada rangsangan guru. Gurulah yang menentukan semua bentuk latihan dan materi pelajaran di kelas. Dialah yang mengetahui semua jawaban atas semua pertanyaan yang diajukan di kelas. Tidak ada inisiatif dan kreativitas dari siswa. 5) Karena kesalahan dianggap sebagai “dosa”, maka pelajar tidak dianjurkan berinteraksi secara lisan sebelum menguasai benar pola-pola kalimat yang cukup banyak. Akibatnya, pelajar takut menggunakan bahasa. 46 6) Latihan-latihan pola bersifat manipulatif, tidak kontekstual dan tidak realistis. Pelajar mengalarni kesulitan ketika rnenerapkannya dalam konteks komunikatif yang sebenarnya.32 g. Metode Komunikatif (Communicative Method) Metode ini melandaskan dirinya pada teori tentang bahasa yang mengatakan bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dengan demikian tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai kompetensi komunikatif, yaitu kemampuan mengguanakan bahasa untuk berbagai tujuan dan dalam berbagai situasi dan kondisi. Prosedur pengajaran bahasa asing yang menggunakan metode komunikatif: 1) Pembelajaran diawali dengan penyajian suatu dialog singkat, didahului oleh suatu motivasi (yang berkaitan dengan situasi-situasi dialog terhadap pengalaman-pengalaman masyarakat yang mungkin diperoleh para pembelajar). 2) Dilanjutkan dengan praktek lisan (pengulangan) setiap ucapan bagian dialog yang disajikan pada hari itu (seluruh kelas, setengah kelas, kelompok, individual) dan pada umumnya didahului oleh model. 32 Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012), hlm. 99. 47 3) Selanjutnya pembelajaran dikembangkan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban tetap berdasarkan topik-topik dialog dan situasi itu sendiri. 4) Setelah itu, guru dan murid menelaah dan mengkaji salah satu ekspresi kornunikatif dasar dalam dialog itu atau salah satu struktur yang menunjukkan fungsi tersebut. 5) Kegiatan-kegiatan produksi lisan bergerak maju dari kegiatan terpimpin menuju kegiatan komunikasi yang lebih bebas. 6) Setelah kegiatan latihan lisan, siswa menyalin dialog-dialog, kalau tidak terdapat atau tertera dalam teks kelas. 7) Sebelum pembelajaran akan segera berakhir, guru memberi contoh tugas pekerjaan rumah secara tertulis, kalau diperlukan. 8) Dilakukan evaluasi pembelajaran (hanya lisan), misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Keunggulan dan kelemahan metode komunikatif Keunggulan Keunggulam metode ini terletak pada ciri komunikatifnya itu sendiri. Pendekatan ini menekankan konumikasi sehingga kelancaran siswa dalarn menggunakan bahasa akan cepat tercapai. Kegiatan dalam kelas tidak berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam berbagai bentuk 48 kegiatan dalam penyelesaian masalah yang dilakukan secara berpasangan, bertiga atau dalam kelompok-kelompok kecil. Selain itu, siswa akan termotivasi untuk belajar bahasa asing karena mereka melakukan sesuatu yang bermakna dengan kegiatan bahasa ini. Kenyamanan siswa di dalam kelas juga tercipta dengan baik karena mereka mendapat kesempatan yang banyak dalam berinteraksi dengan teman-temannya ataupun dengan gurunya. Kelemahan Sedangkan kelemahan dari metode ini terletak pada penilaiannya. Setiap kesempatan siswa dilibatkan dalarn kegiatan yang menekankan “kelancaran” sementara penilaiannya kebanyakan berfokus pada “ketelitian”. Contoh kelemahan metode ini dapat kita lihat dalarn tes akhir yang umumnya tidak memberi penilaian pada kemampuan komunikasi siswa secara langsung, melainkan memberikan penilaian pada penggunaan kosa kata dan tata bahasa siswa. Selain kelemahan dalarn sistem penilaiannya, metode ini juga memiliki kelemahan dalarn penyediaan authentic material. Authentic material yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sulit ditemukan, terutama bahan untuk istima‟. Kelemahan lainnya dapat terlihat pada kesalahan tata hahasa yang lebih hanyak terjadi 49 pada saat siswa berbicara karena guru kurang memberikan feedback terhadap kesalahan siswa sehingga cenderung rnenjadi kesalahan yang sulit untuk diperbaiki lagi.33 h. Metode Respon Fisik Total (Total Physical Response Method) Metode respon fisik total adalah suatu metode pengajaran bahasa yang dibangun berdasarkan koordinasi ujaran dan tindakan. Metode ini berupa mengajarkan bahasa melalui kegiatan fisik atau aktivitas motor (atau gerakan). Tujuan umum dari metode ini adalah untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan untuk level permulaan. Adapun teknik-teknik untuk memperkenalkan kosakata atau perintah baru dalam metode respon fisik total adalah sebagai berikut: 1) Guru mengucapkan dan memeragakan perintah-perintah untuk para siswa. Para siswa melaksanakan perintah-perintah itu dengan mendengarkan guru dan dengan melakukan apa yang guru lakukan. 2) Guru menciptakan situasi-situasi di mana seorang siswa harus memilih antara dua kosakata. Siswa telah mengetahui satu kata dengan baik sehingga, melalui proses penghapusan, kata yang lain dengan segera dapat diketahui. 3) Dengan pengenalan sebuah kata baru, siswa harus memilih satu kata yang dia kenal dari tiga kosakata. Jika dia menebak kata yang 33 Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Op. cit., hlm. 109-116. 50 salah, maka dia harus mencoba lagi. Jika terkaannya benar, maka dia akan mendapat penghargaan berupa pujian dari gurunya. 4) Guru memperkenalkan suatu kata baru dengan cara yang sangat jelas dan nyata kepada siswa, apakah dengan memeragakan atau melalui isyarat atau dengan tanda-tanda lainnya. 5) Guru memperkenalkan kosakata baru dengan memeragakan perintah-perintah dari kaset. Guru merekam suaranya sendiri, lalu mengikuti setiap perintah yang terdengar, tetapi kadangkadang guru juga sengaja merespon dengan salah yang kemudian dikoreksi oleh suara yang ada di tape. Keunggulan dan dan kelemahan metode respon fisik total: Keunggulan 1) Pembelajaran bahasa terasa menyenangkan bagi guru dan siswa. 2) Siswa merasa terbebas dari perasaan tertekan (stress) ketika belajar. 3) Siswa mempunyai ingatan jangka panjang atas apa yang sudah dipelajarinya, hal itu dikarenakan pemberdayaan potensi otak kanan dan otak kiri. 51 4) Metode ini memungkinkan kebermaknaan dalam belajar bahasa target. 5) Penundaan berbicara sampai pelajar cukup mengenal dan mengerti bahasa target melahirkan kepercayaan diri siswa. 6) Dengan penekanannya pada pemahaman, metode ini dapat dengan mudah digabungkan dengan metode-metode lain yang berdasarkan pendekatan komunikatif. Kelemahan 1) Aturan dalam bahasa begitu kompleks, sehingga tidak semua bentuk bahasa dapat diajarkan dengan menggunakan perintah. 2) Beberapa orang siswa merasa enggan ketika diminta untuk memeragakan suatu gerakan, pelajar dewasa terutama akan merasa tidak nyaman dalam kelas yang menggunakan metode itu. 3) Teknik pengajaran bahasa asing dalam metode ini lebih cocok dan terbatas untuk pengajaran tingkat pemula. 4) Penerapan metode ini memerlukan/menuntut guru-guru yang mampu berbicara dalam bahasa target dengan baik dan bermakna, dan tidak hanya struktur saja.34 34 Ibid., hlm. 128. 52 i. Metode Guru Diam (Silent Way Method) Metode guru diam (silent way method) didasarkan atas suatu kaidah yang menyatakan bahwa guru sebaiknya diam untuk memberikan kesempatan yang banyak kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Tujuan utama metode ini adalah untuk melengkapi para pelajar dengan keterampilan berbahasa target secara lisan dan memperkuat kepekaan menyimak. Para pelajar juga diharapkan mencapai kelancaran berbahasa yang hampir sama dengan penutur asli. Selain itu pelajar dapat menguasai tata bahasa dasar bahasa target yang praktis. Langkah-langkah yang diambil oleh guru dalam penyajian metode guru diam ialah secara garis besarnya sebagai berikut: 1) Guru menyajikan satu kata baru sekali. Dengan demikian ia memaksa para pelajar untuk menyimak dengan baik. Pada permulaan, guru pun tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya menunjuk pada simbol-simbol yang tertera di papan peraga (fidel chart). Pelajar melafalkan simbol yang ditunjuk oleh guru itu dengan keras, mula-mula secara serentak. Kemudian, atas petunjuk guru, satu per satu pelajar melafalkannya. 2) Sesudah pelajar mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa target, guru menyajikan bagan peraga yang kedua (word chart), 53 yang berisi kosakata yang dipilih guru di antara kata-kata yang paling sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. 3) Guru menggunakan balok-balok Cuisenaire yang berwarna-warni, yang berukuran 1-10 cm untuk mendorong para pelajar berbicara. Banyak konstruksi yang dapat diajarkan dengan balok-balok Cuisenaire itu. Kekuatan dan Kelemahan Metode Guru Diam Kekuatan 1) Tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dalam metode ini berfungsi untuk mendorong serta membentuk respon pelajar. Jadi, kelas tidak pasif tetapi aktif. 2) Respon pelajar dipancing tanpa instruksi lisan dari guru dan tanpa pemberian contoh kalimat yang berulang kali. Oleh karena model diberikan satu kali, pelajar yang tidak menyimak akan terdorong untuk menyimak model seterusnya. 3) Para pelajar didorong untuk membuat ujaran-ujaran baru dengan cara menggabungkan ujaran-ujaran yang sudah dipelajari dengan yang baru dipelajari. 4) Karena tidak ada pembetulan-pembetulan kalau kesalahankesalahan dibuat oleh pelajar, dan tidak ada keteranganketerangan, maka pelajar didorong untuk membuat analogi- 54 analogi sendiri dengan cara mengadakan kesimpulan dan rumusan aturan-aturan sendiri. Kelemahan 1) Meskipun tampaknya metode ini berdasarkan teori filsafat dan memberi kesan bahwa ini suatu metode yang “menggoncangkan dunia pengajaran bahasa”, tetapi dalam prakteknya metode ini dalam banyak aspek mirip dengan metode audiolingual dengan fokus yang kuat pada pengulangan ujaran-ujaran atau kalimat-kalimat yang tanpa kesalahan. Ini diperagakan/diberi model oleh guru yang membimbing, pelajar dari latihan-latihan yang terpimpin ke yang lebih bebas. 2) Guru memupuk otonomi pelajar dengan memberi pilihanpilihan dalam situasi-situasi yang disajikannya. Tetapi, dalam kenyataannya, gurulah yang menguasai materi dan jalan pengajarannya dalam kelas. Dengan perkataan lain, kelas masih berpusat pada guru (teacher-centered). 3) Kalau kita menelaah metode ini, kita berkesimpulan bahwa kebanyakan dari contoh-contoh yang diberikan diperuntukkan pelajar bahasa asing tingkat permulaan. 55 4) Tujuan metode ini belum mencerminkan tujuan untuk berkomunikasi secara wajar mengingat dengan siapa pelajar berbicara dan ragam bahasa apa yang harus digunakan.35 j. Metode Belajar Bahasa Berkelompok (Community Language Learning) Metode ini tumbuh dari suatu ide untuk menerapkan konsep psikoterapi dalam pengajaran bahasa. Metode ini dilandasi oleh faktor sikap, emosi, dan motivasi dalam usaha mempelajari bahasa asing. C.A.Curran sebagai penemu metode ini menyejajarkan pengajaran bahasa dengan cara seorang psikiater mengobati pasiennya. Dia memparalelkan pengajaran bahasa sebagai persoalan antara seorang ahli ilmu jiwa dengan seorang pasien. Hal ini tercerminkan dalam dua istilah yang dia pakai client (klien) untuk para siswa dan counselor (konselor) untuk menggantikan istilah guru. Kedua istilah yang tidak konvensional ini mempunyai implikasi yang dalam dan berbeda dengan istilah siswa vs guru. Tujuan metode belajar bahasa berkelompok ialah untuk memperlengkapi pelajar bahasa target dengan kemampuan untuk: (1) menguasai bahasa target yang mendekati penguasaan penutur asli, (2) mengembangkan perasaan kerja-sama atau gotong-royong, dan (3) memupuk perasaan harga diri yang tinggi dalam hati pelajar. 35 Ibid., hlm. 142. 56 Kekuatan dan Kelemahan Metode Belajar Bahasa Berkelompok Kekuatan: 1) Siswa belajar secara mandiri. 2) Belajar bahasa target secara kerja sama yang erat menghasilkan suasana yang sehat dan mengurangi rasa rendah diri pada pelajar yang lambat. 3) Para pelajar, dari permulaan, sudah belajar saling berkomunikasi dan menggunakan kemampuan kognitif mereka untuk menerapkan kaidah-kaidah bahasa sebelum mereka merumuskan kalimat-kalimat individual mereka. Kelemahan 1) Pada permulaan pengajaran, guru sudah menggunakan rekaman sebagai sarana audio, dan para pelajar sudah mulai membuat kalimat- kalimat sendiri. Ini hanya dapat berjalan dengan lancar apabila para pelajar sudah memiliki pengetahuan dari tata bahasa bahasa target dan kosakata, agar mampu menyusun kerangka kalimat. Kalau guru, sebagai penerjemah dan narasumber, memberikan terjemahan untuk setiap kalimat yang diperlukan pelajar maka corak penyajian cenderung berubah menjadi pengajaran terjemahan. 57 2) Silabus metode ini sukar dibukukan, karena untuk setiap kelas, materi akan berubah. 3) Materi yang tetap untuk semua kelas ialah hanya yang berupa keterangan dari instruksi mengenai struktur bahasa target. 4) Penggunaan perekam suara mungkin dapat menjadi suatu hambatan bagi pelajar yang tidak biasa dengan penyajian ini, khususnya merekam, kemudian memutar rekaman lagi. 5) Peran guru (sebagai penyuluh, penerjemah, atau narasumber) mungkin dapat menyebabkan para pelajar merasa frustrasi, karena tidak ada hubungan guru-pelajar yang mereka harapkan, terutama untuk pembelajar pemula.36 k. Metode Alamiah (Natural Method) Metode ini lahir dari asumsi bahwa orang dapat belajar bahasa asing sebagaimana ia belajar bahasa ibu. Secara garis besar metode ini tidak banyak bedanya dengan metode langsung. Bahasa ibu sama sekali tidak boleh dipakai selama proses belajar mengajar.37 Ciri metode natural ini antara lain: 1) Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan baru kemudian percakapan, membaca, menulis lagu terakhir baru gramatika. 36 37 Ibid., hlm. 147-156. Ahmad Muhtadi Anshor, Op. cit., hlm. 69. 58 2) Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh siswa, kemudian memperkenalkan benda-benda. 3) Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan. 4) Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakapcakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatika kurang diperhatikan.38 Kelebihan metode ini antara lain: 1) Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendengarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing. 2) Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan hanya sewaktu-waktu. 3) Pembelajaran lebih mudah diserap oleh siswa karena setiap kata dan kalimat yang diberikan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. 38 Wa Muna, Op. cit., hlm. 87. 59 Adapun segi kelemahan metode ini antara lain: 1) Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada tingkat-tingkat pemula, sehingga penggunaan bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. 2) Pada umumnya siswa dan guru bersikap tradisional, mengutamakan gramatikal terlebih dahulu dari pada membaca dan bercakap-cakap sesuatu hal yang amat perlu diubah.39 l. Metode Suggestopedia Nama lain yang biasa diberikan oleh pencetusnya (Lozanov) adalah Suggestology, karena suggestopedia dianggap sebagai aplikasi dari suggestology, suatu penerapan dari sugesti ke dalam ilmu mendidik. Selain itu, suggestopedia juga biasa disebut The Lozanov Method karena yang pertama kali mengembangkan metode ini di tahun enam puluhan adalah Georgi Lozanov dari Bulgaria, Eropa Timur. Metode ini merupakan “suatu penerapan dari sugesti ke dalam ilmu mendidik”. Metode suggestopedia merupakan aplikasi dari suggestology yang dimaksudkan untuk membasmi suggesti dan seluruh pengaruh negatif dan rasa takut pada diri siswa yang dapat menghambat proses belajar mengajar.40 39 40 Ahmad Muhtadi Anshor, Op. cit., hlm. 70. Wa Muna, Op. cit., hlm. 113. 60 Kekuatan dan kelemahan metode suggestopedia Kekuatan 1) Metode ini bisa menumbuhkan kesenangan dalam diri siswa, dengan tokoh khayalan yang diperankan siswa, dengan gaya non-evaluatif sang guru dan dengan materi ajar yang menarik, termasuk penggunaan lagu klasik. 2) Kesinambungan dan panjangnya dialog-dialog yang digunakan efektif membekali siswa dengan dunia khayalan di mana dia dapat berimprovisasi di dalamnya. 3) Jumlah pelajar yang maksimum 12 melahirkan suasana santai seakan-akan pelajar tidak berada dalam kelas. 4) Para siswa bisa memupuk perasaan kerja sama yang kuat antara mereka sendiri karena mereka saling tolong-menolong dalam menyerap semua pelajaran yang diterima. Kelemahan 1) Hanya dapat digunakan bagi kelompok kecil, dengan jumlah pelajar maksimum 12 orang. 2) Dengan sejumlah sarana dan prasarana yang lengkap, sudah tentu sangat mahal biaya penyelenggaraannya. 3) Meskipun unik, tetapi penyajian materi yang sebagian besar berdasarkan tata bahasa struktural memberi kesan bahwa 61 metode ini tidak jauh berbeda dengan metode-metode yang lain. 4) Teknik mendengarkan rekaman pada waktu tidur atau sleeplearning belum terbukti dapat menambah keterampilan para pelajar dengan lebih cepat.41 m. Metode Campuran (Eclectic Method) Eclectic dapat diartikan campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan), dalam bahasa Arab disebut al-thariqah al-intiqa’iyyah. Jadi metode eclectic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa asing di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya: metode direct dengan metode grammar translation bahkan dengan metode reading sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran. Dalam prakteknya, mestilah seorang guru menguasai berbagai macam metode dan menerapkannya secara bervariasi di kelas. Kelebihan dan kekurangan metode eklektik Kelebihan 1) Metode ini kegiatannya lebih bervariasi. 2) Kemampuan para siswa dianggap lebih merata. 41 Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Op. cit., hlm. 189. 62 Kekurangan 1) Alokasi waktu, kesediaan guru dan siswa hendaknya terencana dengan baik. 2) Belum tentu semua guru sanggup menggunakan metode ini. Sebab penggunaannya menuntut guru yang energik dan serba bisa. Demikian pula di pihak siswa, kegiatan yang terlalu bervariasi dapat menimbulkan kebosanan tersendiri bagi mereka. 3) Butuh waktu yang lama dibandingkan dengan menggunakan metode lain.42 n. Metode Audiovisual (Audiovisual Method) Ciri utama metode ini ialah bahwa pembelajaran bahasa selalu divisualisasikan dan disertai dengan bahan rekaman untuk disimak, dalam pembelajaran ada skenario yang disajikan secara visual yang merupakan sarana utama untuk melibatkan atau mengikutsertakan siswa dalam latihan pengucapan dan untuk menghadirkan kontekskonteks yang bermakna. Pelajaran dimulai dengan penyajian filmstrip dan presentasi rekaman. Rekaman-rekaman bunyi menyajikan suatu dialog yang telah disesuaikan dengan mode atau komentar naratif. Kerangka filmstrip tersebut berkaitan dengan suatu ucapan. Dengan perkataan 42 Wa Muna, Op. cit., hlm. 100. 63 lain, imaji visual dan ucapan lisan saling melengkapi satu dengan yang lain dan secara bersama-sama membangun suatu unit semantik. Pada fase berikutnya, makna kelompok-kelompok perasaan pun dijelaskan oleh sang pengajar melalui pendemonstrasian, penyimakan selektif dan tanya-jawab. Kemudian pada fase ketiga, dialog itu diulangi beberapa kali dan diingat dengan cara memutar kembali pita rekaman dan filmstrip, atau dengan praktek di laboratorium bahasa. Dalam tahap berikutnya, yang disebut fase perkembangan, para siswa secara bertahap dibebaskan dari penyajian rekaman dan filmstrip. Misalnya dengan cara menampilkan filmstrip tanpa pita rekaman atau tanpa suara, dan para siswa diminta mengingat komentar yang sesuai dengan visualisai itu atau mereka sendiri yang membuat komentar sendiri, atau bisa juga dengan cara pokok bahasan skenario itu diubah dan diterapkan kepada siswa itu sendiri, keluarga atau teman-temannya, dengan bantuan tanya-jawab atau bermain peran. o. Metode Persamaan Kata (Cognate Method) Cognate artinya kata-kata yang asalnya sama. Penyajian isi materi pelajaran bahasa asing melalui metode ini ialah dengan mengutamakan menginventarisasi kata-kata yang sama, akar kata yang sama, huruf-huruf, ataupun arti yang sama, dengan bahasa si murid. Misalnya di dalam pengajaran bahasa Arab: ‘Amalun Shalih = amal shaleh 64 ‘Amalun = pekerjaan/perbuatan Tatafakkarun = kamu pikirkan Hamilun = hamil/mengandung Qalam = kalam/pena Dari bahasa Inggris misalnya: Director = direktur/pemimpin kantor Secretary = sekretaris Academy = akademi Administration = administrasi/tata usaha Dengan menyusun kata-kata yang sama ataupun arti yang sama antara bahasa asing yang dipelajari dengan bahasa si murid maka mereka lebih mudah mengingat/memahami bahasa tersebut dan lebih cepat menguasai. Setelah murid-murid mempunyai vocabulary yang cukup banyak, dilanjutkan dengan praktek-praktek terutama lisan dan latihan menulis.43 p. Metode Pengontrolan Bahasa (Language Control Method) Metode ini sering juga disebut dengan Simplification Method, yaitu penyajian pelajaran dengan cara mengajarkan kosakata sebanyak-banyaknya, struktur-struktur kalimat dan istilah-istilah tertentu yang sederhana. 43 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Op. cit., hlm. 182. 65 Ciri yang menonjol dari metode ini adalah adanya pembatasan dan gradasi yang ketat baik dari aspek kosakata maupun struktur kalimat yang diajarkan. Namun demikian, penyajian materi dan kemampuan penguasaan kosakata dan struktur kalimat bahsa asing yang diajarkan direncanakan sedemikian rupa, dan ditata atas dasar prinsip didaktis dan disesuaikan dengan perkembangan psikologi anak. Oleh karena itu, keberhasilan pengajaran bahasa bukan hanya ditentukan oleh kuatitas kosakata dan struktur kalimat yang dikuasai siswa, tetapi juga oleh kebermaknaan kosakata dan kalimat yang diajarkan. Kelebihan dan kekurangan Language Control Method: Kelebihan 1) Mudah dilaksanakan dan diserap karena materinya dimulai dari kosa kata dan kalimat yang sederhana sampai pada yang lebih kompleks. 2) Dengan menguasai sejumlah kosa kata dan struktur kalimat dapat memungkinkan seorang anak aktif dalam berbahasa asing. 3) Proses pengajaran menjadi berkompetitif menghafal kosa kata. dinamis karena siswa 66 Kekurangan 1) Pembelajaran kemungkinan bersifat verbalisme. 2) Metode ini lebih cocok diterapkan pada tingkat pemula. 3) Pembelajaran disajikan dengan cara pemisahan kosa kata dan pembentukan struktur kalimat memungkinkan kerancuan dalam penulisan dan penuturan bahasa. 4) Penggunaan metode ini menyulitkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berbahasa aktif.44 q. Metode Meniru dan Menghafalkan (Mimicry-memorization Method) Mimicry-Memorization Method sering juga disebut Mim-Mem Method. Metode ini juga dikenal dengan Informant-Drill Method. Menurut metode ini latihan mengucapkan kosakata, struktur kalimat dengan menirukan ucapan guru akan mudah diingat dan terbiasa bagi anak didik, karena mereka langsung mempraktekkannya. Dalam penerapan metode ini, pertama-tama guru membaca atau mengucapkan sampai tiga kali kosakata yang akan diajarkan dan struktur kalimat satu per satu lalu diikuti oleh semua siswa. Setelah itu guru dapat beralih pada kosakata dan struktur kalimat lain jika siswa telah dianggap menguasai dan tahu letak penekanan intonasinya, dan seterusnya hingga pengajaran selesai. 44 Ibid., hlm. 104. 67 Sebagai selingan dapat juga digunakan rekaman atau media audio-visual. Pada tingkat lanjutan, pengajaran dapat ditingkatkan dengan penyajian dramatisasi dan pelaksanaan diskusi.45 Pada dasarnya metode ini tidak jauh berbeda dengan Language Control Method termasuk kelebihan dan kekurangannya. Akan tetapi metode mim-mem ini lebih bersifat aplikatif dan apresiasiatif bila dibandingkan dengan Language Control Method. r. Metode Bunyi Bahasa (Phonetic Method) Metode ini mengutamakan latihan mendengar dan latihan berbicara. Dalam metode ini, pelajaran bahasa asing disajikan melalui latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari. Kemudian disusul dengan latihan-latihan membaca. Metode ini dikenal juga dengan nama metode ucapan (oral method) karena sangat mementingkan latihan lisan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode ini diakhiri dengan evaluasi dan pemberian motivasi bagi siswa. Kelebihan dan kekurangan metode phonetic: 45 Kelebihan Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Op. cit., hlm. 207. 68 1) Metode ini mengajarkan kemampuan membaca siswa dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan percakapan, banyak latihan dialog dan menulis (dikte). 2) Siswa menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk kemudian diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu. Kekurangan 1) Metode ini butuh waktu dan perencanaan yang matang, serta kesungguhan dan keahlian tersendiri. 2) Untuk tingkat pemula metode ini sulit untuk diterapkan. 3) Materi bacaan dan percakapan harus diatur waktunya sehingga seimbang antar keduanya.46 s. Metode Teori-Praktik (Practice-Theory Method) Metode ini, sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari pada teoritis. Perbandingannya dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktik, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa). Yang diutamakan oleh metode ini adalah bagaimana siswa mampu berbahasa asing secara praktis, bukan teoritis. 46 Wa Muna, Op. cit., hlm. 91. 69 Oleh karena itu, pengajaran harus diarahkan pada kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja. Kelebihan dan kekurangan Practice-Theory Method: Kelebihan 1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa. Yaitu berkomunikasi lisan. 2) Apabila pembelajaran diselingi dengan percakapan lucu dan media/alat peraga yang menarik pembelajaran akan menjadi dinamis dan menarik. 3) Selain siswa mendapat keterampilan berbahasa secara langsung atau praktis juga tidak dipusingkan oleh peraturan/kaidah tata bahasa. Kekurangan 1) Dibutuhkan guru yang mahir dan aktif berbahasa asing. 2) Sulit diterapkan pada tingkat dasar, sebab mereka masih terbatas dalam perbendaharaan kata. 3) Gaya dan simpatik kepribadian guru turut menentukan motivasi siswa di sela-sela proses pembelajaran.47 47 Ibid., hlm. 107. 70 t. Metode Psikologi (Psychological Method) Pemakaian metode ini dalam pengajaran bahasa asing terhadap siswa adalah sangat memperhatikan keadaan jiwa mereka, atau apa yang disenangi dan suasana hati para siswa pada umumnya. Jadi prinsip utama metode ini ialah bahwa pembelajaran bahasa asing harus disesuaikan dengan kondisi jiwa (psikologi) siswa, di antaranya dengan mengajarkan apa yang disenangi oleh siswa. Dalam hal ini guru dituntut memiliki pengetahuan tentang ilmu jiwa yang baik. Pemberian pelajaran pun mengutamakan praktik lisan dan latihan-latihan percakapan, di samping latihan-latihan menulis, membaca buku-buku, dan dilanjutkan praktik-praktik mengarang.48 u. Metode Unit (Unit Method) Unit artinya bagian-bagian yang memiliki kesatuan lengkap dan bulat. Metode Unit merupakan suatu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui unit kesatuan pengertian yang utuh dan lengkap. Metode ini berangkat dari teori kependidikan Johan Friedrich Herbert (1776-1841), ia telah melahirkan suatu istilah baru appersepsi untuk menjelaskan efek suatu pengalaman sensasi yang berkolerasi atau berkomposisi dengan pengalaman yang telah lalu, yang telah diperbaiki dan dinyatakan ulangan. Biasanya semua persepsi termasuk ke dalam appersepsi. 48 Ahmad Muhtadi Anshor, Op. cit., hlm. 71. 71 Metode ini dapat dilakukan melalui 5 (lima) langkah sebagai berikut: 1) Persiapan dilakukan oleh pelajar dalam bahasa pelajar (idad) 2) Penyajian (aradl) bahan-bahan (materi) dilakukan oleh pelajar kemudian diterjemahkan oleh pengajar ke dalam bahasa asing yang sedang diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan uraian khusus tentang tata bahasanya. 3) Asosiasi (bimbingan) dilakukan oleh pengajar untuk melakukan pengaitan dan perbandingan (muqaranah) sehingga mencapai generalisasi (istinbath) kemudian aplikasi (tathbiq) dengan bimbingan dari pengajar untuk menanamkan pengertian kata-kata dan kalimat dalam situasi tertentu misalnya di pasar, stasiun, dan lain sebagainya.49 v. Metode Memperhatikan Situasi (Situational Method) Inilah sebenarnya metode yang paling menyenangkan bagi siswa, dan optimasi pencapaian hasil yang amat meyakinkan. Karena bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi para siswa. Artinya materi pelajaran atau pokok bahasan yang akan disajikan selalu dipilih yang sedang aktual dibicarakan oleh siswa atau yang sedang berfokus tentang apa pemikiran dan perhatian mereka. 49 Ibid., hlm. 75. 72 Kelebihan dan kekurangan Situational Method: Kelebihan 1) Metode ini sejalan dengan ilmu jiwa belajar yang senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi siswa. 2) Perhatian siswa menjadi terpusat pada pelajaran, karena materi bahasan menjadi lebih menarik dan disenangi. Kekurangan 1) Metode ini membutuhkan imajinasi guru dan kemampuan aktif berkomunikasi dalam bahasa asing yang sedang diajarkan. 2) Butuh guru yang kreatif dalam penyajian materi.50 w. Metode Dasar-dasar Bahasa (Basic Method) Dalam mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab prinsip metode ini ialah mengutamakan agar menguasai dasar-dasar, akar kata, dan lain-lain. Termasuk juga tata tertib urutan bahan-bahan pengajaran dengan tingkatan perkembangan tertentu sejak dasar, lanjutan sampai mahir. Menurut ketentuan metode ini yakni dengan menguasai prinsipprinsip dasar (utama) dari bahasa asing yang tengah dipelajari, maka kemampuan tentang bahasa itu tidak mudah hilang. Sebab penguasaan suatu bahasa asing jika tidak dipraktekkan terus menerus, akan mudah terlupakan. 50 Wa Muna, Op. cit., hlm. 111. 73 Langkah-langkah Basic Method: Guru terlebih dahulu mempersiapkan dan menginventarisir tentang hal-hal yang paling utama (bersifat dasar) pada bahasa asing itu dan menyajikannya secara sistematis dan teladan, baik lisan maupun tulisan, aktif serta penguasaan bahasa pasif, juga kemampuan memahami, menghayati, dan sebagainya. Jika siswa telah menguasai dasar-dasar bahasa termasuk grammar maka kemampuannya akan permanen dan siap untuk selalu dikembangkan. Sesekali pengajaran metode ini memang baik untuk menyelingi metode-metode lain sebagai variasi penyajian bahasa Arab dan Inggris.51 x. Metode Bahasa Rangkap (Dual-Language Method) Metode ini adalah kelanjutan dari cognate method, bukan saja menginventaris dan mengidentifikasi kata-kata yang sama atau arti yang sama, tapi lebih jauh lagi semua segi dibanding-bandingkan antara bahasa asing yang dipelajari dengan bahasa siswa. Dual berarti dwi rangkap atau rangkap dua. Jadi Dual-Language yaitu bahasa rangkap dua, yakni bahasa asing yang sedang dipelajari dirangkapkan/dibandingkan dengan bahasa siswa. Misalnya tentang: 1. Kata-kata yang sama 51 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Op. cit., hlm. 180. 74 2. Akar kata yang sama Vocabulary yang sebanyak mungkin dan meliputi semua segi lainnya seperti: Sistem gramatika (tata bahasa), fonetis (sistem bunyi ucapan/cara membunyikan huruf/bacaan dan sintaksis (susunan kata dan kalimat, dan berbagai macam lainnya, yakni segala segi dibanding-bandingkan). Kelebihan dan kekurangan Dual-Language Method Kelebihan 1) Metode ini memudahkan siswa memahami kosa kata yang memiliki kemiripan makna. 2) Perbedaan dan persamaan kosa kata dapat diuraikan atau dijelaskan dengan menggunakan bahasa siswa. 3) Metode ini cukup efektif digunakan sebagi selingan untuk menyenangkan siswa dalam pembelajaran. Kekurangan 1) Membutuhkan frekuensi latihan percakapan yang banyak untuk mencapai kemampuan berbahasa aktif. Jika pasif kemampuan berkomunikasi tidak tercapai. 2) Membutuhkan kehati-hatian, sebab dapat terperangkap pada pengajaran qawaid/tata bahasa.52 52 Wa Muna, Op. cit., hlm. 110. 75 Dari apa yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode turut memegang peranan penting dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran dari tiap-tiap materi pelajaran. Setiap metode pengajaran bahasa asing tersebut masing-masing mempunyai ciri, kelemahan serta keunggulaan dari yang lain. Dalam pengajaran guru dapat menerapkan masing-masing metode tersebut secara bervariasi tergantung pada situasi kondisi dan tujuan yang hendak dicapai. 3. Pengajaran Kedwibahasaan Kedwibahasaan menurut Tarigan adalah orang yang dapat berbicara dengan lancar secara bergantian dalam dua bahasa atau lebih. 53 Tujuan pembelajaran dwibahasa adalah utamanya memberikan bekal ketrampilan berbahasa kepada siswa yang mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa selain bahasa ibu secara lancar. Terdapat empat jenis atau empat program kedwibahasaan yang dapat digunakan menurut Fishman dan Lovas, yaitu: a) Transitional bilingual program (program kedwibahasaan transisional) adalah program yang dirancang untuk membantu pelajar dalam membuat peralihan pada bahasa kedua. 53 hlm. 6. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kedwibahasaan, Ed. Revisi, (Bandung: Angkasa, 2009), 76 b) Monoliterature bilingual program (program kedwibahasaan ekamelek-huruf) adalah program yang mengajarkan keterampilanketerampilan lisan dalam kedua bahasa, tetapi para siswa tidak diajar membaca dalam bahasa asli mereka. c) Partial bilingual program (program kedwibahasaan sebagian) adalah program yang mencakup latihan dalam keterampilan lisan dan keterampilan tulis dalam kedua bahasa, sedangkan membaca dalam bahasa ibu dibatasi pada bahan atau materi yang secara langsung dengan warisan budaya siswa. d) Full bilingual program (program kedwibahasaan penuh) adalah program yang mencakup semua keterampilan dan pokok persoalan dalam kedua bahasa.54 Dalam perencanaan program kedwibahsaaan terdapat prinsipprinsip yang disebut sebagai “prinsip-prinsip pendidikan kedwibahasaan yang berhasil”, yaitu program yang membimbing ke arah pengembangan dan pemeliharaan keterampilan-keterampilan bilingual dan tingkat prestasi akademik yang tinggi. Ada tiga prinsip utama pendidikan kedwibahasaan yang berhasil, yaitu: 1) Prinsip first thing first, yang mengemukakan bahwa perkembangan dan pemeliharaan B1 di sekolah berdasarkan dukungan psikologis dan sosiologis terhadap pembelajaran linguistik dan akademik 54 Ibid., hlm. 72. 77 dalam kedua bahasa. 2) Prinsip dwibahasa melalui ekabahasa, yaitu prinsip yang menganjurkan penggunaan terpisah kedua bahasa dalam suatu unit pengajaran. 3) Prinsip dwibahasa sebagai bonus, yaitu prinsip yang menekankan bahwa terdapat banyak sekali keuntungan atau manfaat dari kedwibahasaan.55 4. Konsep Waktu dalam Pengajaran Bahasa Tata bahasa merupakan hal yang penting ketika seseorang mempelajari suatu bahasa. Salah satu bagian dari tata bahasa tersebut adalah kata kerja (verb/fi’il). Terkait dengan kata kerja (verb/fi’il) ketika menyatakannya dalam sebuah kalimat atau dalam sebuah ungkapan dipengaruhi oleh konsep waktu. Dalam bahasa Inggris konsep waktu tersebut lebih dikenal dengan istilah tenses. Secara singkat tenses bisa diartikan bentuk kata kerja yang perubannya tergantung waktu dan sifat kejadian. Berdasarkan waktu kejadian tenses dibagi menjadi: a) present tense, b) past tense, c) future tense dan d) past future tense. Sedangkan berdasarkan sifatnya tenses dibagi menjadi: a) simple tense, b) continuous tense, c) perfect tense dan d) perfect continuous tense. Apabila kedua faktor tersebut digabung maka secara keseluruhan terdapat enam belas jenis tenses: 1) Simple Present Tense 2) Present 55 Ibid., hlm. 87. 78 Continuous Tense 3) Present Perfect Tense 4) Present Perfect Continuous Tense 5) Simple Past Tense 6) Past Continuous Tense 7) Past Perfect Tense 8) Past Perfect Continuous Tense 9) Simple Future Tense 10) Future Continuous Tense 11) Future Perfect Tense 12) Future Perfect Continuous Tense 13) Past Future Tense 14) Past Future Continuous Tense 15) Past Future Perfect Tense 16) Past Future Perfect Continuous Tense.56 Demikian halnya dengan konsep waktu dalam bahasa Arab yang dikenal dengan istilah kala. Seperti yang diketahui pada umumnya fi’il dalam bahasa Arab hanya terbagi menjadi tiga, yaitu: madli (masa lampau), hal (masa sekarang), dan mustaqbal (masa akan datang). Akan tetapi Tammam Hassan dalam bukunya yang berjudul al-Lughah al-Arabiyyah Ma’naha wa Mabnaha ia membagi kala menjadi 16 macam: 1) al-Madli al-Ba’id al-Munqathi’ 2) al-Madli al-Qarib al-Munqathi’ 3) al-Madhl al-Mutajaddid 4) al-Madli al-Muntahi bi al-Hadir 5) al-Madli alMuttashil bi al-Hadir 6) al-Madli al-Mustamir 7) al-Madli al-Basith 8) alMadli al-Muqarib 9) al-Madli al-Syuru’I 10) al-Hal al-‘Adi 11) al-Hal alMutajaddid 12) al-Hal al-Mustamir 13) al-Mustaqbal al-Basith 14) alMustaqbal al-Qarib 15) al-Mustaqbal al-Ba’id 16) al-Mustaqbal alIstimrari.57 56 Lucky Isnaeni, Panduan Lengkap 16 Tenses, (Jakarta: PT Tangga Pustaka, 2010), hlm. 20. Tammam Hassan, al-Lughah al-‘Arabiyyah Ma’naha wa Mabnaha, (Kairo: „Alam al-Kutub, Cet. III, 1998), hlm. 240. 57