Meeting 2 MENGENAL PRILAKU KONSUMEN CONVENTIONAL DAN DIGITAL 2.1 KETERLIBATAN PERILAKU KONSUMEN 2.2. NEED AND WANTS KONSUMEN 2.3. PERILAKU PASAR PADA ERA DIGITAL 2.4 DO YOU WANT TO BE “ WINNER” OR “ LOOSER” MARKETERS 2.5 PEMASAR HARUS SADAR PERILAKU KONSUMEN Tim IMC Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah “Dinamika Interkasi antara pengaruh kesadaran , perilaku dan lingkungan dimana manusia melakuan pertukaran aspek –aspek kehidupan” ( American Marketing Association) Perilaku Konsumen dan Strategi Marketing Communications Strategi pemasaran (Marketing Strategi) adalah serangkaian rangsangan yang ditempatkan pada lingkungan konsumen yang dirancang untuk mempengaruhi afeksi , kognisi dan perilaku konsumen. Stimulus ini melibatkan produk , merek , kemasan , iklan , kupon , toko, lebel harga , komunikasi para penjual , musik , wewangian , dan petunjuk sensoris lainnya. Keterlibatan Perilaku Konsumen Head Analysis Menganalisa tentang pengetahuan akan merek yang mencakup : • Brand awareness • brand association • brand image • brand identity • perceived quality • product benefit dan Product value preposition • Pengetahuan mengenai pesan-pesan komunikasi yang sudah disampaikan Keterlibatan Perilaku Konsumen Heart Analysis • • • • • Consumer Satisfaction Consumer loyalty Consumer preference Self-expression Semua hal tersebut dikaitkan dengan customer motivation dalam memilih suatu merek tertentu Keterlibatan Perilaku Konsumen Hand Analysis • Consumer Habit ( Kebiasaan konsumen) • Pola pemakaian konsumen ( Product usage) • Pola konsumsi media ( Media habit) • Pola perilaku belanja ( Purchase behavior) • Pola pencarian informasi produk ( Information Search ) Means and Chain product Contoh penerapan 2.3. PERILAKU PASAR PADA ERA DIGITAL – 2.3.1 FROM PEOPLE TO ACCOUNT – 2.3.2. SEGMENTATI0N VS COMMUNITIZATION – 2.3.3. TARGETTING VS CONFIRMING – 2.3.4 POSITIONING VS CLARIFYING 2.3.1 FROM PEOPLE TO ACCOUNT – Adanya indentias ‘ front stage “ dan “ Back Stage” – 3 tipe identitas yakni : – Real life identity – Menunjukan siapa sebenarnya individu tersebut – Pseudomyty – Identitas asli mulai kabur dan bahkan menjadi palsu – Anonymity – Bentuk baru identitas yang benar benar terpisah sehingga tidak bisa dirujuk kepada siapa identitas itu dimiliki. 2.3.2. SEGMENTATI0N VS COMMUNITIZATION Dr Rully Nasrullah (2014; 151) menjelaskan terbentuknya komunitas virtual bedasarkan : – Mediasi Komputer – Penjelmaan Komunitas Dunia Nyata ` – Marketers bisa melakukan hal yang paling penting yang dibicaran dalam komunitas dengan cara mendengarkan (listening) dan berbicara (Talking) kepada komunitas tersebut dengan memberdayakan ( Energizing) , membantu ( helping) dan terakhir bisa merangkul (Embracing) sebagai upaya pengelolaan kostumer ( costumer relationship management) 2.3.3. TARGETTING VS CONFIRMING New Wave Marketing, Hermawan Kertajaya menjelaskan ada 3 kriteria pembentukan confirming yaitu : Relevance – Ini merupakan kesamaan interest atau value dalam komunitas tersebut Active Level – Seberapa besar tingkat keaktifan komunitas tersebut ( apakah anggotanya memang aktif atau isinya hanya list nama saja ) Number of Community Network – Berapa banyak jaringan yang dimiliki atau potensial bisa terjadi antara satu komunitas dengan komunitas lainnya 2.3.4 POSITIONING VS CLARIFYING – Bagi treatmen di dunia cyber positioning tidak diperlukan lagi, namun clarifying pada confirmed community sehingga harus mampu menjawab “ who we are” and “ what is our colour” sehingga memperjelas makna pada suatu komunitas sehingga akan berjalan sendirinya diantara komunitas itu sendiri sehingga marketers harus mampu menciptakan clarifying secara horizontal. 2.4 DO YOU WANT TO BE “ WINNER” OR “ LOOSER” MARKETERS Lihat saja berapa banyak orang luar yang berani melakukan investasi di Indoensia sehingga hal ini harus menjadi concern dari bangsa Indonesia sendiri untuk mempersiapkan diri dengan mempercepat laju ekonomi mengingat Indonesia sendiri dapat dikatakan sebagai peringkat tertinggi di ASEAN secara pertumbuhan disamping itu pertumbuhan kelas menengah pun semakin pesat sehingga sumber daya mansusia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahtraanya ( Anthony Giddens , 2011 dalam Aruman , Marekting communication Mix , Edisi Mei 2014; 39) 2.5 PEMASAR HARUS SADAR – Pikiran Bawah Sadar konsumen masih menjadi pengendali utama dalam perilaku keseharian dari konsumen. – perlu dipahami oleh pemasar bagaimana pikiran bawah sadar ini bekerja meski saat ini penggunaan perangkat-perangkat teknologi semakin marak. – Konsumen kini menjadi banyak hal yang perlu dikerjakan dengan membagi fokusnya, namun pikiran bawah sadar mereka lah yang sedang bekerja. – Salah satu fungsi pikiran bawah sadar adalah kemampuan menyaring informasi dan membuat fokus terhadap satu area yang lebih efektif. Daftar Pustaka – J.Paul Peter dan Jerry C.Olso , Perilaku Konsumen dan Stategi Pemasaran , Salemba 4 , Edisi 9 , Buku 1 , 2014 – Indra Novianto Adibayu Pamungkas & Martha Tri Lestari, Marketing Communication in Cyber Media Era, Deepublish, Yogjakarta, 2016 – Titik Suryani , Perilaku Konsumen di Era Internet , Graha Ilmu , Edisi 1 , 2013. – Nasrullah , Rully (2014) Teori dan Riset Media Siber, Jakarta . Kencana – Marketing Communication Mix , Edisi 05 /XI/ Mei 2014 – http://www.frontier.co.id/marketer-menghadapi-mea.html