Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru yang didiagnosis setiap tahunnya. Tidak seperti kebanyakan kanker lainnya, leukemia bisa terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, meskipun lebih sering terjadi pada orang dewasa. (Terima kasih kepada Dr. Lei Ieng Kit, Kenny, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Prince of Wales, yang telah mengulas dan meninjau informasi pada halaman ini.) Leukemia / Indonesian Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved 1. Apa itu Leukemia? Ada tiga jenis sel darah yang beredar di dalam darah, yaitu sel darah merah, trombosit, dan sel darah putih. Ketiganya diproduksi oleh sel induk di sumsum tulang. Biasanya, sel induk sumsum tulang akan berkembang dan tumbuh menjadi sel darah dewasa. Sel darah yang sudah dewasa akan meninggalkan sumsum tulang dan beredar di dalam darah perifer. Dengan leukemia, ada pertumbuhan yang tidak normal atau akumulasi sel darah putih di sumsum tulang dan darah perifer, yang berakibat pada meningkatnya jumlah sel darah putih. Ada berbagai jenis leukemia dan pengobatan yang dilakukan berbeda-beda tergantung pada jenis leukemia yang dihadapi. Leukemia diklasifikasikan menjadi leukemia akut dan leukemia kronis. Keduanya bisa diklasifikasikan lagi menurut jenis sel yang terpengaruh: • Leukemia Myeloid Akut (AML): kanker sel darah myeloid. Merupakan jenis leukemia yang paling umum, kebanyakan terjadi pada orang dewasa. • Leukemia Limfoblastik Akut (ALL): kanker sel limfoid yang belum dewasa. Lebih sering terjadi pada anak-anak dan merupakan leukemia yang paling umum diderita oleh anak-anak. • Leukemia Myeloid Kronis (CML): kanker sel myeloid yang terkait dengan adanya kromosom Philadelphia dan lebih umum terjadi pada orang dewasa. • Leukemia Limfositik Kronis (CLL): kanker sel limfoid dewasa. Sebagian besar diderita oleh individu yang berusia lanjut (>60 tahun). Jenis ini jarang terjadi pada anak-anak. Leukemia akut merupakan kanker darah dan sumsum tulang yang berkembang dengan cepat. Sumsum tulang yang terkena dampaknya memproduksi banyak sel darah putih tidak normal yang belum dewasa (dikenal sebagai “sel blast”). Sel darah putih tidak normal yang belum dewasa ini merupakan sel leukemia. Sel leukemia tumbuh dengan cepat di sumsum tulang dan memengaruhi produksi sel darah yang sehat, yang menyebabkan gejala aneamia (kelelahan) dan jumlah trombosit yang rendah (mudah mengalami perdarahan atau perdarahan secara berlebihan). Pasien lebih rentan terhadap infeksi karena jumlah sel darah putih yang normal tidak cukup untuk melawan bakteri dan virus yang menyerang. Leukemia / Indonesian Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved Berbeda dengan leukemia akut, leukemia kronis merupakan kanker yang berkembang dengan lambat dan membutuhkan periode waktu yang lebih lama. Sebagian besar pasien tidak merasakan atau hanya mengalami gejala kesehatan ringan hingga penyakit ini berkembang ke stadium lebih lanjut atau saat jumlah sel darah putih sudah sangat tinggi. CML merupakan kanker sumsum tulang yang berkembang secara perlahan, yang disebabkan oleh kelainan kromosom karakteristik pada sel induk sumsum tulang dan sel leukemia. Dalam sel ini, bagian dari kromosom 9 bertukar tempat dengan bagian dari kromosom 22. Kromosom yang tidak normal ini disebut sebagai kromosom Philadelphia dan juga merupakan ciri khas dari CML. Kromosom ini memberi sinyal kepada sumsum tulang untuk memproduksi banyak sel darah putih, yang mengakibatkan CML. CML memiliki tiga fase yang berbeda-beda, fase kronis, fase akselerasi, dan fase ledakan. Sebagian besar, walaupun tidak semua pasien, terdiagnosis pada fase kronis. Pada CLL, banyak sel induk darah yang berubah menjadi B-limfosit (sel leukemia) tidak normal yang dewasa namun tidak bisa berfungsi dengan baik pada sumsum dan darah. B-limfosit yang tidak normal ini hidup lebih lama dari biasanya dan terkumpul di dalam darah. Sel ini tidak bisa memerangi infeksi dengan baik. Hal ini menyebabkan infeksi, anemia, dan mudahnya terjadi perdarahan. Beberapa CLL diasosiasikan dengan gejala penyakit auto-imun. Leukemia / Indonesian Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved 2. Apa penyebab dan faktor risiko leukemia? Penyebab leukemia masih belum bisa dipahami dengan baik. Leukemia diduga dipicu oleh satu sel yang tidak normal pada sumsum tulang, di mana gen penting yang mengendalikan bagaimana sel harus berkembang biak, bertumbuh, dan mati telah berubah. Namun, penyebab mengapa sel tersebut menjadi tidak normal belum bisa diketahui secara pasti. Faktanya, sebagian besar pasien telah mencoba untuk mengidentifikasi penyebab spesifiknya. Faktor-faktor risiko berikut bisa meningkatkan risiko terkena penyakit leukemia: • • Paparan radiasi yang berlebihan (misalnya tindakan radioterapi dan korban bom atom) Paparan terhadap bahan kimia beracun (misalnya benzena dan pengobatan kemoterapi sebelumnya) • Penyakit genetik tertentu (misalnya sindrom Down) 3. Apakah gejala Leukemia bisa dikenali dengan mudah? Leukemia akut merupakan penyakit kanker yang berkembang dengan cepat. Biasanya, leukemia akut berkembang pesat dan menjadi lebih buruk dalam jangka waktu beberapa minggu saja. Pasien menjadi kurang sehat, lemah dengan gejala anemia, mudah mengalami pendarahan, dan infeksi. Leukemia kronis biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun pada stadium awal. Penyakit ini biasanya ditemukan pada saat melakukan tes darah rutin. Beberapa pasien CLL terdiagnosis ketika kelenjar getah bening yang bengkak ditemukan oleh dokter pada saat melakukan pemeriksaan rutin. Segera lakukan konsultasi dengan dokter jika Anda merasakan gejala-gejala berikut ini: • • • • Demam dan sering mengalami infeksi Merasa lelah (akibat anemia) Mudah berdarah atau mengalami perdarahan secara berlebihan Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan tanpa rasa sakit • Kehilangan berat badan yang tidak jelas penyebabnya Leukemia / Indonesian Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved 4. Bagaimana cara untuk menyelidiki dan mendiagnosis Leukemia? Jika terdapat dugaan leukemia dari riwayat dan pemeriksaan fisik, dokter akan menetapkan tes kesehatan berikut ini: Gambar Darah Secara Lengkap: Sampel darah dikumpulkan dan diperiksa untuk mengetahui jumlah sel darah merah, trombosit, sel darah putih, dan akan adanya sel leukemia. Aspirasi dan biopsi sumsum tulang: Aspirasi dan biopsi sumsum tulang merupakan prosedur untuk mengumpulkan darah sumsum tulang dan potongan kecil bagian tulang dengan memasukkan jarum khusus ke dalam tulang pinggul pasien. Prosedur ini umumnya dilakukan dengan bantuan anestesi lokal dan akan memakan waktu sekitar 30 menit. Sampel sumsum tulang yang diperoleh akan dievaluasi oleh ahli patologi untuk menentukan adanya sel-sel leukemia, diagnosis, dan klasifikasi leukemia. Uji kromosom atau molekuler: Merupakan tes khusus yang dilakukan pada perifer darah dan sampel darah sumsum tulang untuk mendeteksi adanya perubahan yang tidak normal pada kromosom, DNA atau penanda tumor yang berkaitan dengan kehadiran leukemia. Dokter juga bisa melakukan beberapa tes kesehatan tambahan untuk menentukan kesehatan umum pasien dan penyebaran penyakit. Leukemia / Indonesian Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved 5. Apa tindakan pengobatan terhadap Leukemia? Pengobatan leukemia bervariasi, tergantung pada jenis dan tahap leukemia. Leukemia myeloid akut dan leukemia limfoblastik akut Pada leukemia akut, dokter biasanya akan segera memulai pengobatan dengan siklus kemoterapi berulang. Tahapan awal kemoterapi (kemoterapi induksi) bersifat sangat intens dan dilakukan di rumah sakit. Obat yang digunakan dan rencana pengobatan berbeda di antara AML dan ALL. Tujuan dari kemoterapi induksi adalah untuk membasmi sel-sel leukemia di sumsum tulang dan menurunkan tingkat pengaruh penyakit. Tingkat remisi untuk AML adalah sekitar 50% -70% pada orang dewasa. Pada ALL, tingkat remisi untuk anak-anak lebih dari 95% dan sekitar 75% -89% pada orang dewasa. Asam retinoat All-trans (ATRA), suatu obat minum, akan digunakan bersama-sama dengan kemoterapi jika pasien memiliki subjenis AML yang disebut dengan leukemia promyelocytic akut. Selama tindakan pengobatan, pasien juga akan menerima transfusi darah dan terapi pendukung lainnya untuk meminimalkan risiko komplikasi serius seperti pendarahan besar dan infeksi yang bisa mengancam nyawa pasien. Setelah remisi tercapai, pasien akan menerima tindakan pengobatan kemoterapi lebih lanjut (kemoterapi konsolidasi) untuk mencegah kambuhnya leukemia akut. Pasien penderita ALL juga akan menerima terapi radiasi ke otak dan kemoterapi oral dosis rendah dalam jangka waktu yang lebih lama (kemoterapi pemeliharaan). Dokter bisa mempertimbangkan transplantasi sel induk di awal tindakan pengobatan bagi pasien yang menderita penyakit berisiko tinggi dan menjumpai donor yang sesuai. Leukemia / Indonesian Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia myeloid kronis Pilihan pengobatan untuk CML mencakup imatinib (atau alternatifnya: dasatinib, nilotinib), interferon, HU, dan transplantasi sel induk alogenik. Bagi sebagian besar pasien CML, imatinib merupakan standar pengobatan lini pertama. Obat ini menghentikan produksi sel leukemia dengan memblokir enzim yang disebut dengan tirosin kinase pada sel sumsum dan mencegah perkembangan fase akselerasi dan fase ledakan. Sebagian besar pasien CML memberikan respons yang baik terhadap terapi imatinib dengan efek samping yang minimal. Pasien yang memberikan respons terhadap terapi diminta untuk melanjutkan pengobatan mereka tanpa adanya batasan waktu, dan mereka bisa melanjutkan kehidupan normal seperti orang biasa. Karena hasil pengobatan yang lebih baik, imatinib telah menggantikan penggunaan interferon dan terapi lainnya. Kebutuhan transplantasi sel induk alogenik juga bisa dikurangi secara substansial saat ini. Leukemia limfositik kronis CLL umumnya merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan-lahan. Biasanya penyakit ini diderita oleh pasien berusia lanjut. Tindakan pengobatan biasanya tergantung pada usia pasien, adanya gejala penyakit, fase penyakit, dan kesehatan pasien secara umum. Sebagian besar pasien, terutama mereka yang telah didiagnosis dengan penyakit stadium awal, tidak menunjukkan gejala apa pun pada saat diagnosis dan tidak membutuhkan terapi. Dokter mungkin akan merekomendasikan observasi (menunggu sambil memperhatikan) dengan pemeriksaan rutin, untuk memantau kondisi kesehatan dan kemajuan penyakit pasien dengan saksama. Tindakan pengobatan biasanya dimulai ketika penyakit tersebut telah berkembang atau mulai menunjukkan gejala penyakit. Pada tahap ini, pengobatan bisa dilakukan dengan kemoterapi atau penggunaan antibodi monoklonal. Pasien juga mungkin akan memerlukan transfusi darah atau tindakan pengobatan pendukung apabila terjadi komplikasi seperti infeksi atau anemia. Leukemia / Indonesian Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved 6. Bagaimana cara untuk merawat pasien penderita Leukemia? Diagnosis leukemia sering menghancurkan kondisi mental pasien dan keluarganya. Meskipun sulit untuk fokus pada tindakan pengobatannya karena penyakit ini berkaitan erat dengan komplikasi dan kemungkinan hilangnya nyawa, penting bagi diri pasien dan keluarganya untuk mengingat bahwa banyak pasien yang bisa mengendalikan penyakit ini dengan baik dan sembuh berkat teknologi pengobatan yang tersedia saat ini. Ada beberapa dukungan praktis yang bisa membantu Anda dan keluarga Anda melawan penyakit leukemia dengan cara yang positif: Minumlah obat secara teratur: Pasien harus mengetahui dosis dan efek samping dari berbagai macam obat (obat kemoterapi atau antibiotik). Ikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter. Jangan menghentikan konsumsi obat atas dasar pertimbangan diri sendiri. Makan dan tidur dengan kualitas yang baik: Makan hingga kenyang sangatlah penting, khususnya jika Anda harus menghadapi tuntutan fisik secara ekstra karena leukemia dan tindakan pengobatannya. Anda harus menetapkan pola makan yang seimbang yang menyediakan energi dan nilai gizi yang baik bagi tubuh. Makanan harus dimasak hingga matang. Olahraga secara berkala, istirahat dan tidur yang berkualitas juga bisa membantu. Pasien dengan CML atau CLL didorong untuk menjalani gaya hidup yang normal seperti sediakala. Kebersihan rumah tangga dan pribadi: Pasien penderita leukemia akut atau leukemia kronis lanjutan rentan terhadap infeksi yang bisa terjadi. Anda harus memperhatikan kebersihan rumah tangga dan pribadi. Kamar, pakaian, dan peralatan rumah tangga harus selalu dirapikan dan dijaga agar tetap bersih. Hindari untuk pergi ke tempat yang ramai atau tempat umum dan kontak dengan teman-teman yang sedang sakit dan tidak sehat. Kenakan masker saat pergi ke luar rumah. Bicaralah dengan orang lain: Hidup dengan penyakit leukemia bukanlah suatu hal yang mudah. Bicaralah dengan keluarga, teman, dokter, dan perawat Anda atau seseorang yang bisa Anda percaya tentang perasaan Anda selama proses pengobatan yang dilakukan. Anda akan mendapatkan dukungan emosional dan merasa jauh lebih baik dengan hanya berbicara kepada mereka. Bila perlu, dokter akan memberikan lebih banyak dukungan dan konseling melalui psikolog, layanan religi, dan kelompok pendukung pasien. Leukemia / Indonesian Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved