asuhan keperawatan pasien dengan leukimia

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN LEUKIMIA
Ns. M.Shodikin,M.Kep,Sp,Kep,MB
PENDAHULUAN
 Leukemiadalam bahasa Yunani leukos
(“putih”) aima (“darah”), atau lebih dikenal
sebagai kanker darah merupakan penyakit
dalam klasifikasi kanker (istilah medis:
neoplasma) pada darah atau sumsum tulang
yang ditandai oleh perbanyakan secara tak
normal atau transformasi maligna dari sel-sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan
jaringan limfoid, umumnya terjadi pada
leukosit (sel darah putih).
 Leukemia adalah kanker pada anak yang
paling sering, 33% dari keganasan pediatrik.
 Leukemia limfoblasik akut (LLA) berjumlah
kira-kira 75% dari semua kasus. Dengan
insidensi tertinggi pada umur 4 tahun.
 Leukimia mieloid akut (LMA) berjumlah kirakira 20% dari leukimia.
 Leukimia sisanya adalah bentuk kronis: leukimia
limfositik kronis (LLK) jarang ditemukan pada
anak.
 Insidensi keseluruhan dari leukimia adalah 42,1
tiap juta anak kulit putih dan 24,3 tiap juta anak
kulit hitam.
 Perbedaan itu terutama disebabkan oleh
rendahnya kejadian LLA pada kulit hitam.
 Gambaran klinis umum dari leukimia adalah
serupa karena semuanya melibatkan kerusakan
sumsum tulang.
 Sel darah putih berasal dari sel stem disumsum
tulang belakang.
 Leukimia terjadi apabila adanya gangguan
pematangan pada sel darah putih yang berubah
menjadi pertumbuhan yang ganas.
 Pertumbuhan itu berkaitan dengan unsur materi
genetik yaitu kromossom. translokasi
kromossom mengganggu pembelahan sel,
sehingga tidak terkontrol dan menjadi ganas.
 Akhirnya sel-sel ini menggrogoti sumsum tulang
belakang dan mengganti tempat sel normal
menjadi tempat pertumbuhan sel abnormal.
 Kanker ini bisa merusak organ dalam yang
vital seperti liver, jantung, paru-paru dll.
 Pemeriksaannya bisa terbagi menjadi
beberapa cara : tes darah, pemeriksaan
kromossom, tes fisik, analisa terhadap
produksi leukosit dan sampel tulang
belakang.
 Pengobatan lewat kemotrapi, transplantasi
sumsum tulang belakang, biological terapi,
terapi radiasi dan transplantasi sel induk.
PENGERTIAN
 Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang
masih imatur dalam jaringan pembentuk darah
(Suriadi, 2001).
 Leukemia adalah suatu keganasan pada
pembuatan sel darah berupa proliferasi patologis
sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya
kegagalan sumsum tulang belakang dalam
membentuk sel darah normal dan adanya
infiltrasi ke jaringan tubuh lain (Kapita Selekta
Kedokteran, 2000).
ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat
faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia,
yaitu:
1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya
perubahan struktur gen (T cell leukemia-lymphoma
virus/HTLV)
2. Radiasi.
3. Obat-obat imunosupresif, obat-obat karsinogenik
seperti diethylstilbestrol.
4. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
5. Kelainan kromosom, misalnya pada Down Syndrome.

PATOFISIOLOGI
 Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan,
imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan
platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan
trombositopenia.
 Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan
gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.
 Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan
infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan
metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada
penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan
tekanan jaringan.
 Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya
pembesan hati, limfe dan nodus limfe dan nyeri persendian.
BONE MARROW ASPIRATION
MANIFESTASI KLINIS
 Pilek tidak sembuh-
 Nyeri pada tulang dan
 Pucat, lesu, mudah
 Nyeri abdomen.
sembuh.
terstimulasi.
 Demam dan anorexia.
 Berat badan menurun
Ptechiae, memar tanpa
sebab.
persendian.
 Lymphedenopathy.
 Hepatosplenomegaly.
 Abnormal WBC
 Perdarahan pada gusi
pada penderita acute
myelogenous leukemia
(AML)
KOMPLIKASI
 Sepsis.
 Perdarahan.
 Gagal organ.
 Iron Deficiency Anemia ( IDA) .
 Kematian.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan darah tepi : terdapat lekosit
yang imatur.
 Aspirasi sumsum tulang (BMP) :
hiperseluler terutama banyak terdapat
sel muda.
 Biopsi sumsum tulang.
 Lumbal Pungsi untuk mengetahui
apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
 Pelaksanaan kemoterapi.
 Irradiasi kranial.
 Terdapat tiga fase pelaksanaan
kemoterapi: induksi, Profilaksis
Sistem saraf pusat, dan Konsolidasi.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
IDENTITAS PASIEN :
 Acute lymphoblastic leukemia (LLA) sering
terdapat pada anak-anak usia di bawah 15
tahun (85%) , puncaknya berada pada usia 2 –
4 tahun.
 Rasio lebih sering terjadi pada anak laki-laki
daripada anak perempuan.
KELUHAN UTAMA :
 Pada anak pra sekolah keluhan yang sering
muncul tiba-tiba adalah demam, lesudan
malas makan atau nafsu makan berkurang,
pucat (anemia) dan kecenderungan terjadi
perdarahan.
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
 Pada penderita sering ditemukan riwayat
keluarga yang terpapar oleh chemical toxins
(benzene dan arsen), infeksi virus (epstein
barr, htlv-1), kelainan kromosom dan
penggunaan obat-obatann seperti
phenylbutazone dan khloramphenicol, terapi
radiasi maupun kemoterapi.
POLA PERSEPSI – MEMPERTAHANKAN KESEHATAN
1. Pola Latihan dan Aktivitas
 Mengalami
penurunan
kordinasi
dalam
pergerakan,didapatkan penurunan tonus otot
dan nyeri pada sendi atau tulang.
 Keadaan umum lemah, rewel, dan
ketidakmampuan melaksnakan aktivitas rutin
seperti berpakaian, mandi, makan, toileting
secara mandiri.
 Kesadaran somnolen. penurunan fungsi saraf
kranial dengan atau disertai tanda-tanda
perdarahan serebral.
 keluhan jantung berdebar-debar (palpitasi),
adanya murmur, kulit pucat, membran
mukosa pucat.
 Adanya dyspnea, tachipnea, batuk, crackles,
ronchi dan penurunan suara nafas.
 Penderita mudah mengalami perdarahan
spontan yang tak terkontrol dengan trauma
minimal, gangguan visual akibat perdarahan
retina, lebam, purpura, perdarahan gusi,
epistaksis.
2. Pola Nurisi
 Mengalami penurunan nafsu makan, anorexia,
muntah, perubahan sensasi rasa, penurunan berat
badan dan gangguan menelan, serta pharingitis.
 Dari pemerksaan fisik ditemukan adanya distensi
abdomen, penurunan bowel sounds, pembesaran
limfa, pembesaran hepar akibat invasi sel-sel darah
putih yang berproliferasi secara abnormal, ikterus,
stomatitis, ulserasi oal, dan adanya pmbesaran gusi
(bisa menjadi indikasi terhadap acute monolytic
leukemia)
3. Pola Eliminasi
 Anak kadang mengalami diare, penegangan
pada perianal, nyeri abdomen, dan
ditemukan darah segar dan faeces berwarna
hitam, darah dalam urin, serta penurunan
urin output. Pada inspeksi didapatkan adanya
abses perianal, serta adanya hematuria.
4. Pola Tidur dan Istrahat
 Anak memperlihatkan penurunan aktifitas
dan lebih banyak waktu yang dihabiskan
untuk tidur /istrahat karena mudah
mengalami kelelahan.
5. Pola Kognitif dan Persepsi
 Anak penderita sering ditemukan mengalami
penurunan kesadaran (somnolence) ,
iritabilits otot dan "seizure activity", adanya
keluhan sakit kepala, disorientasi, karena sel
darah putih yang abnormal berinfiltrasi ke
susunan saraf pusat.
6. Pola Mekanisme Koping dan Stress
 Anak berada dalam kondisi yang lemah
dengan pertahan tubuh yang sangat jelek.
Dalam pengkajian dapt ditemukan adanya
depresi, withdrawal, cemas, takut, marah,
dan iritabilitas. Juga ditemukan peerubahan
suasana hati, dan bingung.
7. Pola Hubungan Peran
 Pasien anak-anak usia pra sekolah merasa
kehilangan kesempatan bermain dan berkumpul
bersama teman-teman serta belajar.
8. Pola Keyakinan dan Nilai
 Anak pra sekolah mengalami kelemahan umum
dan ketidakberdayaan melakukan ibadah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Risiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh.
 Risiko injury ; perdarahan b.d perubahan faktor pembekuan.
 Risiko kurangnya volume cairan b.d mual dan muntah.
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.dcancer cahexia.
 Kerusakan integritas kulit b.d pemberian kemoterapi, radiotherapi.
 Nyeri b.d dilakukannya pemeriksaan diagnostik, efek fisiologis
neoplasma.
 Perubahan proses keluarga b.d memiliki anak dengan kondisi yang
mengancam kehidupan.
 Berduka b.d kehilangan aktual/potensial.
TUJUAN








Anak tidak akan mengalami gejala-gejala infeksi.
Anak tidak akan menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan dan
dilindungi terhadap kernungkinan terjadinya perdarahan.
Anak tidak akan mengalami mual atau muntah.
Anak akan menerima suplai nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan
dan perkembangan normal.
Anak akan mempertahankan keutuhan kulit dan menunjukkan efek
negatif kemoterapi yang minimal.
Anak tidak akan mengalami rasa nyeri atau dapat mengurangi rasa nyeri
sesuai dengan tingkat adaptasi anak.
Keluarga akan mendapatkan dukungan yang adekuat.
Anak/keluarga akan mengekspresikan perasaannya/ketakutannya
terhadap proses penyakit dan kemungkinan meninggal.
NURSING CARE PLAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Risiko infeksi b.d menurunnya sistem
pertahanan tubuh.
1. Ruangan khusus (ISOLASI) untuk
meminimalkan terpaparnya anak
dari sumber infeksi.
2. Gunakan teknik aseptik utnuk
seluruh prosedur invasif.
3. Monitor tanda vital anak.
Berikan diet nutrisi secara lengkap.
4. Berikan vaksinasi dari virus yang
tidak diaktifkan (misalnya varicella,
polio salk, influenza).
5. Monitor jumlah lukosit yang
menunjukkan anak memiliki risiko
yang besar untuk terkena infeksi.
6. Kolaborasi untuk pemberian
antibiotik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Risiko injury ; perdarahan b.d
perubahan faktor pembekuan.
1. Evaluasi kulit dan membran
mukosa setiap hari.
2. Observasi setiap tanda-tanda
terjadi perdarahan (Melena,
hematuri, hematemisis,
purpure,ptechie, pucat dll ).
3. Periksa setiap urin atau tinja
terhadap adanya tanda-tanda
perdarahan.
4. Gunakan sikat gigi yang lembut
atau lunak dan oral hygiene.
5. Hindari untuk pemberian aspirin.
6. Kaji adanya tanda-tanda
terlibatnya sistem saraf pusat (sakit
kepala, penglihatan kabur).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko kurangnya volume cairan b.d
mual dan muntah.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Berikan antiemetik awal
sebelum dilakukan
kemoterapi.
2. Berikan antiemetik secara
beraturan pada waktu
program kemoterapi.
3. Kaji respon anak terhadap
antiemetic.
4. Hindari memberikan makanan
yang memiliki aroma yang
merang- sang mual atau
muntah.
5. Anjurkan makan dengan porsi
kecil tapi sering.
6. Kolaborasi untuk
pemberiancairan infus untuk
mempertahankan hidrasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.dcancer cahexia.
.
1. Berikan dorongan pada orang hia
untuk tetap rileks pada saat anak
makan.
2. Ijinkan anak untuk memakan
makanan yang dapat ditoleransi
anak, rencanakan untuk
memperbaiki kualitas gizi pada
saat selera makan anak meningkat.
3. Berikan makanan yang disertai
dengan suplernen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake
nutrisi.
4. Ijinkan anak untuk terlibat dalam
persiapan dan pemilihan makanan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas kulit b.d
pemberian kemoterapi, radiotherapi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji secara dini tanda-tanda
kerusakan integritas kulit.
2. Berikan perawatan kulit khususnya
daerah perianal dan mulut.
3. Ganti posisi dengan sering.
4. Anjurkan intake dengan kalori dan
protein yang adekuat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri b.d dilakukannya pemeriksaan
diagnostik, efek fisiologis neoplasma.
Kaji tingkat nyeri dengan skala nyeri.
Kaji adanya kebutuhan klien untuk
mengurangi rasa nyeri.
Evaluasi efektivitas terapi
pengurangan rasa nyeri dengan
melihat derajat kesadaran dan sedasi.
Berikan teknik mengurangi rasa nyeri
nonfarmakologi.
Berikan pengobatan anti nyeri secara
teratur untuk mencegah timbulnya
nyeri yang berulang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan proses keluarga b.d
memiliki anak dengan kondisi yang
mengancam kehidupan.
1. Jelaskan alasan dilakukannya
setiap tindakan.
2. Hindari untuk menjelaskan hal-hal
yang tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada.
3. Jelaskan orang tua tentang proses
penyakit.
4. Jelaskan seluruh tindakan yang
dapat dilakukan oleh anak.
5. Jadwalkan waktu bagi keluarga dan
anak bersama-sama tanpa
diganggu oleh staf RS.
6. Diskusikan dengan keluarga
bagaimana mereka akan
mengatakan kepada anak tentang
pengobatan anak.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Berduka b.d kehilangan
aktual/potensial
1. Kaji tahapan berduka pada
anak/keluarga.
2. Berikan dukungan pada respon
adaptif yang diberikan klien, rubah
respon maladatif.
3. Luangkan waktu bersama anak
untuk memberikan dukungan pada
anak agar mengekspresikan
perasaannya atau ketakutannya.
4. Fasilitasi anak untuk
mengekspresikan perasaannya
melalui bermain.
KOMPLEMENTARY TERAPI DALAM
KEPERAWATAN
 Obat herbal kanker darah atau leukemia yang aman dan
alami serta tanpa efek samping dengan obat
herbal XAMthone plus.
 XAM thone plus----------Terbuat dari buah Manggis
Manggis (mangosteen) dengan
nama latin Garcinia mangostana
MANGGIS (queen of fruits)
(Menurut Dr. Berna Elya : Peneliti dari Departemen Farmasi Universitas Indonesia)
 Memiliki antioksidan yang menangkap radikal bebas dan
mencegah kerusakan sel sehingga proses degenerasi sel
terhambat.
 Antioksidan manggis terdapat pada kulitnya yang bernama
Xanthone. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml.Khasiat
Xanthone bukan hanya antioksidan, tetapi juga antikanker.
 Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi yang untuk
menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga
bersifat apoptosis penghancur sel kanker. Xanthone mampu
merawat beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker hati,
pencernaan, paru-paru, dll.
 Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit
Tuberculosis (TBC), asma, pengobatan herbal untuk leukemia,
antiinflamasi dan antidiare. Faedah lain manggis sebagai
antijamur dan antibakteri penyebab jerawat.
KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI ANTI OKSIDAN
(Dr. Ir. warid Ali Qosim, M.S Dosen Jurusan Budi Daya Pertanian dan Tim Ahli Divisi
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unpad Bandung.
 Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak kulit manggis
mempunyai aktivitas melawan sel kanker meliputi
breast, liver, dan leukemia.
 Untuk antihistamin, antiimpflamasi, menekan
sistem saraf pusat, dan tekanan darah, serta
antiperadangan.
 Kulit buah juga mengandung antosianin seperti
cyanidin-3-sophoroside, dan cyanidin-3-glucoside.
Senyawa tersebut berperan penting pada
pewarnaan kulit manggis.
 Buah manggis mempunyai aktivitas antiinflamasi
dan antioksidan
PERENCANAAN PEMULANGAN
 Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek
samping.
 Berikan support lingkungan yang aman.
 Instruksikan untuk menginformasikan jika
terdapat gejala-gejala
kekambuhan dan hal yang harus dilakukan jika
terjadi kekambuhan.
 Jelaskan hal-hal perawatan yang diperlukan oleh
anak di rumah.
 Kontrol ke pelayanan kesehatan sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Ju. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Ju. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,
(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.

Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas
Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta.

Matondang, Corry S. (2000) Diagnosis Fisis Pada Anak.
Edisi ke 2, PT. Sagung Seto. Jakarta.

Ngastiyah (1997). Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Santosa NI. (1989). Perawatan I (Dasar-Dasar Keperawatan). Depkes RI. Jakarta.
Download