IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN GRATIS DAERAH DI PUSKESMAS LOA JANAN KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Tuti Rahmaniah Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan Program Kesehatan Gratis yang kucurkan oleh pemerintah daerah, yang diperuntukkan untuk masyarakat yang belum mempunyai jaminan kesehatan seperti Askes, Jamsostek, dan Asuransi. Hasil dari penelitian menunjukkan puskesmas loa janan bertanggungjawab atas wilayah kerjanya untuk 3 desa/ kelurahan yaitu desa/kelurahan loa janan ulu, desa/kelurahan purwajaya dan desa/kelurahan tani bhakti, sedangkan jumlah penduduk yang tercatat di puskesmas loa janan Kecamatan Loa Janan adalah 19.580 orang/penduduk sedangkan masyarakat yang terdata mendapatkan kartu Jamkesda di Kecamatan Loa Janan adalah sebanyak 16.918 orang sedangkan yang menggunakan Program Jamkesda sampai dengan tahun 2013, tercatat sebanyak 12.116 jiwa. Sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan Loa Janan menggunakan Program Jamkesda. jumlah pengunjung sebelumadanya program Jamkesda mulai dari tahun 2005 yaitu sebanyak 8.771 pasien, pada tahun 2006 sebanyak 8.960 pasien dan pada tahun 2007 sebanyak 8.619 pasien,jadi bisa dikatakan bahwa tidak ada pelonjakan pasien berarti yang terjadisampai pada tahun 2007 di Puskesmas Loa Janan. Sedangkan pasca program jaminan kesehatan gratis daerah diluncirkan masyarakat yang sadaar akan kesehatan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan puskesmas mengalami peningkatan, telihat dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, rata-rata peningkatannya sebesar 601 jiwa/tahun.Seperti yang di ungkapkan oleh penanggungjawab Jamkesda di Puskesmas Loa Janan, Herlinawati beliau mengungkapkan bahwa : “meningkatnya cakupan masyarakat yang berkunjung ke Puskesmaskarna biayanya yang sudah di gratiskan, dulukan sebelum adanyaJamkesda tidak dapat di pungkiri banyak masyarakat yang lebih memilihpengobatan tradisional”(wawancara, 19 februari 2014). Kata-kata Kunci: Program Kesehata, Puskesmas I. Pendahuluan . Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan olehpemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar1945 pasal 28 ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehatserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3)“Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatandan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah satu bentuk fasilitaspelayanan kesehatan untuk masyarakat yang diselenggarakan olehpemerintah adalah puskesmas. Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatusystem yang disebut dengan Sistem Kesehatan.Pada intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untukmempromosikan, mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sehingga perludilakukan perbaikan pembiayaan kesehatan sehingga system pembiayaanakan menjadi jelas, sarana dan prasarana kesehatan dan kualitas sumberdaya serta peningkatan mutu pelayanan juga perlu mendapat perhatian.Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentukpelayanan yang paling banyak di butuhkan oleh masyarakat. Tidakmengherankan apabila bidang kesahatan perlu untuk selalu di benahi agarbisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untukmasyarakat.pelayanan kesehatan yang di maksud tentunya adalah pelayananyang cepat , tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah Negara akanbisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung. Konstitusi Negara yaitu Undang-Undang Dasar 1945 terutama padaPasal 28 (ayat 3) dan Pasal 34 (ayat 2) mengamanatkan bahwa “JaminanSosial adalah hak setiap warga negara” dan “Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yanglemah dan tidak mampu”. Munculnya permasalah permasalahan di bidang kesehatan ditandaidengan adanya transisi kesehatan misalnya transisi kesehatan berupa transisidemografi, transisi epidemoligi, transisi gizi dan transisi perilaku.Transisiperilaku misalnya dengan pemikiran yang beralih dari tradisional ke modern yang cenderung beresiko.Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengankeberadaan penyakit, tetapi gangguan kesehatan yang ditandai denganadanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual. Masih banyak masyarakat miskin yang tidak dapat menyentuhpelayanan kesehatan gratis dan bahkan mereka juga tidak mampu membayarbiaya untuk berobat ke Puskesmas.Pelayanan Kesehatan Bersubsidi yangdikenal dengan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Jaminan pelayanankesehatan bersubsidi ini hanya menanggung pelayanan dasar dan obatgenerik selebihnya masyarakat harus membayar biaya lain yang tidakditanggung oleh jaminan kesehatan bersubsidi ini sehingga membuatmasyarakat utamanya masyarakat miskin dan kurang mampu sulit untukmembiayai biaya berobat baik untuk berobat di Puskesmas apalagi untukrujukan ke Rumah Sakit. Kebijakan kesehatan bersubsidi di KabupatenKutai Kartanegara bagian dari visi dan misi Gubernur Kalimantan Timur yaitumeningkatkan kualitas pelayanan untuk pemenuhan hak dasar masyarakat. Alokasi anggaran pelayanan kesehatan bersubsidi ini diperoleh Anggaran Pendaptan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kuatai Kartanegara.Realitas pelaksanaan pelayanan Jamkesda tergambar jelas denganadanya perbedaan profesionalitas para aparatur terhadap pelayanan antarapengguna jamkesda dengan pengguna jasa kesehatan lainnya misalnyakurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jamkesda yang membuatmasyarakat sulit mendapatkan kartu jamkesda, proses pelayanan yang lamadibandingkan dengan pengguna jasa pelayanan kesehatan lainnya hingga hal ini cenderung menyulitkan masyarakat.Selain profesionalitas dari petugasyang kurang baik terdapat petugas informasi yang kurang ramah, kenyamananruang tunggu minim dan harga obat yang mahal membuat masyarakatkesulitan dan tidak mau berobat ke Puskesmas.Sehingga membuatmasyarakat lebih cenderung atau senang untuk berobat ke Mantri atau Dukun. Pemberian pelayanan kesehatan dasar yang diberikan pada masyarakat itu, diberlakukan pada 30 puskesmas dan rumah sakit pemerintahkabupaten Kutai Kartanegara. Sementara untuk mendapatkan pelayanan kesehatangratis khususnya masyarakat miskin persyaratan yang harus dibawa yaitukartu Jamkesda, dan apabila tidak memiliki kartuitu,maka dapat menggunakan fotocopy KTP dan Kartu Keluarga Kutai Kartanegara. Kegiatan pelaksanaan program kesehatan gratis di PuskesmasLoa Janan ada beberapa kondisi faktual yang dapat ditemui dilapangan yaknibelum sepenuhnya masyarakat mengetahui adanya program dan prosedurkesehatan gratis yang bergulir di masyarakat dengan kata lain jika tidakdisosialisasikan dengan luas maka tujuan dari program ini dapat sesegeramungkin di capai. Permasalahan lain yang muncul adalah kurangnyakesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk menciptakan pola hidup sehatdisamping kurangnya sosialisasi atau penyuluhan kesehatan yang dilakukanoleh pegawai setempat. II. Permasalahan 1) Bagaimana implementasi Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerahdi Puskesmas Loa Janan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara ? 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Program JaminanKesehatan Gratis Daerah (Jamkesda) di Puskesmas Loa Janan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara ? III. Dasar Teori A. Konsep kesehatan gratis Kesehatan gratis adalah salah satu program yang dicanangkan olehpemerintah daerah Provinsi dan pemerintah Daerah/Kabupaten/kota gunamembebaskan atau meringankan biaya kesehatan bagi masyarakat penderita penyakit diKecamatan Loa Janan pada khususnya dan Kutai Kartanegara pada umumnya.Salah satu janji yang paling dinantikan oleh masyrakat Kutai Kartanegara Khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya adalah tentang kesehtan gratis. Departeman Kesehatan mempersipakan rancangan Undang-UndangSKN (Sistem Kesehatan Nasional). RUU ini akan menjadi acuan bagiperaturan kesehatan di Indonesia. Sebelumnya, SKN yang lama yaitu UUno.23 tahun1992. “tetapi untuk lebih menyempurkan, maka dibuatlah UU SKNyang baru, kata menteri kesehatan, dalam jumpa persnya dikantornya, kamis (31/7//2012).SKN ini merupakan acuan bagi upaya upaya peningkatan kesehatanyang nantinya aka ada UU kesehatan lain yang mengacu pada UU SKNbaru. Peran masyarakat dalam SKN meliputi 3 hal yaitu ikut memberikanpelayanan kesehatan, ikut memberikan advokasi untuk kesehatan, ikutmengawasi pelayanan masyarakat dengan mengunakan potensi yangdimilikinya.Kemudian mengenai masalah sumber daya kesehatan.Danselanjutnya adalah soal manajemen SKN.Diharapakan pembangunankesehatan dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat mewujudkan derajatkesehatan masyarakat Indonesia setinggi tingginya. Pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk kota di puskesmas dan jaringannya dibebaskan dari biaya pelayanan meliputi : 1) Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakandalam gedung meliputi pelayanan : a. Pendaftaran b. Pemeriksaan dan Konsultasi Kesehatan c. Pelayanan pengobatan dasar, umum dan gigi d. Tindakan medis sederhana e. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pemerikasaan ibuhamil dan ibu Nifas (memanfaatkan jampersal) f. Imunisasi g. Pelayanan KB h. Pelayanan laboratorium sederhana dan penunjang lainnya 2) Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmasperawatan, maliputi pelayanan : a. Pelayanan perawatan pasien b. Persalinan normal dan perawatan nifas (memanfaatkanjampersal) c. Tindakan medis yang dibutuhkan d. Pemberiaan obat-obatan formularium (generik) e. Pemerikasaan laboratorium dan penunjang medis lainnya f. Perawatan perbaikan gizi buruk. 3) Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatanpuskesmas termasuk penanganan Obstetri-Neonatal 4) Pelayanan kesehatan luar gedung yang dilaksanakan oleh puskesmasdan jaringannya, maliputi kegiatan : a. Pelayanan rawat jalan melalui puskesmas keliling roda-4,pusling perairan maupun roda-2. b. Pelayanan kesehatan di posyandu, polindes/Poskesdes dan Poskestren. c. Pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap (home care). d. Penyuluhan kesehatan e. Imunisasi. f. Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program. g. Pelayanan Nifas. h. Surveilans penyakit dan Surveilans gizi. i. Kegiatan sweeping. j. Fogging (pengasapan), pemberantasan sarang nyamuk (PSN). k. Pelayanan kesehatan lainnya yang ,menjadi tugas dan fungsipuskesmas. Sasaran program pelayanan kesehatan Gratis Menurut pegub Kaltim no 13 Tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan program PelayananKesehatan Gratis di Provinsi Kaltim pada Bab II tujuan dan sasaran bagiankedua sasaran pasal 4 adalah seluruh penduduk Kalimantan Timur yangmempunyai identitas (KTP/Kartu Keluarga), tidak termasuk yang sudahmempunyai jaminan kesehatan lainnya. Keputusan Bupati Kutai Kartanegara No.1/SKBup/HK/2011, menetapkan bahwa peserta Jamkesda adalah seluruh penduduk yang mempunyai Kartu TandaPenduduk (KTP) Kabupaten Kutai Kartanegara yang belum memiliki jaminankesehatan. B. Sasaran dan Tujuan Sasaran atau peserta yang akan mendapatkan layanan kesehatan gratis melalui pembagian kartu anggota dilakukan melalui pendataan sasaran,registrasi peserta, dan penetapan oleh Bupati atau Walikota. Pendataansasaran dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat Desa/Kelurahan yangdilakukan oleh tim Desa/Kelurahan selanjutnya dilaporkan ke tingkatkecamatan, untuk dilakukan rekapitulasi (pasal 10 Pergub Nomor 13 Tahun2008). Program kesehatan gratis yang di laksanakan oleh pemerintah provinsi Kaltimpada khususnya dan Kabupaten Kutai Kartanegara pada umumnya yang bertujuan untuk meningkatkan akses guna tercapainya derajatkesehatan masyarakat yang optimal dan meningkatkan kulaitas danpemerataan untuk mendapatkan pelayanan yang meringankan bebanpenduduk dalam pembiayaan (pasal 3 perda Nomor 2 Tahun 2009). Tujuan pelayanan kesehatan gratis juga diperkuat lagi dalam pasal 2dan pasal 3 Pergub Nomor 13 Tahun 2008 sebagai bentuk peraturanpelaksanaan, yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pelaksanaan kesehatn gratis adalah meningkatkan akses pemerataan danmutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh penduduk provinsi Kalimantan Timurpada khususnya dan Kabupaten Kutai Kartanegara pada umumnya gunatercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif danefisien. Komponen yang dibiayai kesehatan gratis pemerintah Kabupaten Kutai Kaartanegaraadalah Jamninan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Untukmengoptimalkan program tersebut, pemerintah menyipakan dana sebesa Rp. 30 miliar pada APBD dan 30 miliar pada APBDP pada tahun 2013. Anggaran sebesar itu di peruntukkan bagi 583.136 jiwa yang layak menjadi peserta Jamkesda, namun yangresmi terdaftar sampai saat ini baru 317.645 jiwa warga miskinyang tersebar Kabupaten Kutai Kartanegara. Sekitar 265.491 jiwa yang belum memiliki Jamkesda dan hal inimenjadi tanggung jawab Pemda Kukar dan badan pelaksana Jamkesda untukmemaksimalkan segala sumber daya yang ada untuk mensosialisasikan,memberikan pemahaman dan mengajak masyarakat supaya ikut serta dalamprogram Jamkesda sehingga bisa memahami akan pentingnya jaminankesehatan, meskipun tantangannya begitu besar bagi badan penyelenggara itu karena begitu luasnya daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan berbagaipermasalahan yang akan dihadapi seperti akses transportasi yang belum cukupbaik, keberagaman suku, tingkat pendidikan masyarakat dan lain sebagainya. Sumber dana berasal dari keuangan pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (APBD + APBDP) anggaran tersebut dialokasilan melalui program pelayanan kesehatan gratis, kemudian pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegaramengalokasikan dana bantuan tersebut kepadapuskesmas melalui Dinas Keseahatan pada rekening masing masing PPK.Penyaluran dana tersebut dilakukan secara bertahap (periode triwulan). IV. Metode Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Puskesmas Loa Janan, dimana Puskesmas Loa Janan adalah satu dari 3 Puskesmas yang ada di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan didukung data kualitatif, dimana penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu fakta atau realita fenomena sosial tertentu sebagaimana adanya dan memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan atau permasalahan yang mungkin dihadapi. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk menerangkan, menggambarkan, dan melukiskan suatu fenomena yang ada untuk memecahkan suatu masalah. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel dan populasi adalah semua Kepala/Plt, PNS, Pegawai Honorer Puskemas Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegaradimana Puskemas Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegaramempunyai karyawan 94 orang yang masing–masing terdiri atas 1 orang Kepala/Plt Puskesmas, 1 orang KepalaTata Usaha dengan 18 anggota, 3 orang Koordinator dengan 53 anggota, 6 orang bagian PPTK dan 13 orang bagian pustu dan poskesdes. Dalam penelitian kualitatif pada dasarnya proses analisis dilakukan secara bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Model yang digunakan adalah model yang saling terjalin dan interaktif yang merupakan suatu model analisis yang dilakukan apabila inti data sudah diperoleh.Kemudian dilanjutkan penafsiran data dimana penulis mengungkapkan dalam bentuk uraian-uraian dan penjelasan-penjelasan lainnya yang pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan-kesimpulan, saran-saran sesuai dengan tujuan penelitian ini. V. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Keadaan Umum Wilayah Kerja Puskesmas Loa Janan Keadaan pegawai di Puskesmas Loa Janan melihat dari segi pangkatgolongan terdiri dari 23 orang Golongan III, 34 orang Golongan II dan 20 orangsebagai Honorer/PPTH, sehingga total keseluruhan pegawai yang ada di PuskesmasLoa Janan sebanyak 77 Orang. Keadaan pegawai Puskesmas Loa Janan Kutai Kartanegara berdasarkan Jeniskelamin. Terdiri dari 23 Orang laki laki dan 254 orang perempuan yang total keseluruhannya adalah 77 orang. Berdasarkan data dari puskesmas Loa Janan kecamatan Loa Janan bahwajumlah penduduk di Kecamatan Loa Janan adalah 19.580penduduk sedangkanmasyarakat yang terdata mendapatkan kartu Jamkesda di Kecamatan Loa Jananadalah sebanyak 16.918 orang dan yang menggunakan Program Jamkesda tahun2013, tercatat sebanyak 12.116 jiwa. Sehingga disimpulkan bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan Loa Janan menggunakan Program Jamkesda. Tabel 1. Daftar jumlah penduduk yang menggunakan Jamkesda tahun2013 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Bulan Januari February Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Pengguna Jamkesda 1.424 983 855 985 1.279 1.032 899 775 849 878 980 1.177 12.116 Sumber : Puskesmas Loa Janan Dari tabel di atas menunjukkan 12.116 jiwa yang menggunakan kesehatan gratis dengan program Jaminan kesehatan gratis daerah, mereka tersebar di 3 desa/kelurahan yaitu desa/kelurahan Loa Janan Ulu, desa/kelurahan Purwajaya, desa/kelurahan Tani Bhakti, yang merupakan wilayah kerja dari Puskesmas Loa Janan. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Loa Janantentang Jumlah pengunjung yang data di Puskesmas Loa Jananuntuk berobat sebelum dikeluarkannya kebijakan tentang program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah adalah sebagai berikut : Tabel 2. Daftar jumlah penduduk yang berkunjung ke Puskesmas Loa Janan sebelum adanya Jamkesda No. Tahun 1. 2. 3. 2005 2006 2007 Jumlah Pengunjung di Puskesmas Loa Janan 8.771 8.960 8.619 Sumber : Puskesmas Loa Janan Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pengunjung sebelumadanya program Jamkesda mulai dari tahun 2005 yaitu sebanyak 8.771 pasien,tahun 2006 sebanyak 8.960 pasien dan pada tahun 2007 sebanyak 8.619pasien,jadi bisa disimpulkan bahwa tidak ada pelonjakan pasien yang terjadisampai pada tahun 2007 di Puskesmas Loa Janan. Tabel 3. Perkembangan penduduk yang menggunakan programJamkesda tahun 2008 s/d 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Penguna Jamkesda 9.262 9.940 10.637 10.851 11.666 Sumber : Puskesmas Loa Janan Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2005 sampaitahun 2007 jumlah pasien yang berkunjung berkisar antara 9.262 sampai 11.666pasien, diamana pada tahun tersebut pasien yang datang berobat masih harusdikenakan biaya karena belum adanya Jaminan Kesehatan dari Pemerintahdalam hal ini JAMKESDA. Jumlahpenduduk yang menggunakan layanan kesehatan gratis dengan program jaminan kesehatan gratis daerah selama 4 tahun terakhir mengalamipeningkatan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebanyak 678 jiwa, kenaikan daritahun 2009 ke tahun 2010 sebanyak 697 jiwa, dari tahun 2010 ke tahun 2011mengalami kenaikan yaitu sebanyak 214 jiwa, kenaikan tersebut mengalami penurunan ketimbang 2 tahun sebelumnya, ini di akibatkan oleh beberapafaktor diantaranya karena pendataan yang awalnya dilakukan oleh kepala Desadiambil alih oleh pihak Puskesmas yang semakin memperketat pendataanya. Dan dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebanyak 815 jiwa.Sehingga jika di bandingkan dengan jumlah pasien sebelum adanyaJamkesda maka dapat dikatakan bahwa jumlah pasien yang berkunjung kePuskesmas Loa Jananjauh lebih meningkat setelah adanya ProgramJamkesda. Tabel 4. Jenis penyakit terbanyak yang di tangani oleh Puskesmas Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama Penyakit Kista Demam Batuk Bukan Kecelakaan lalu lintas Diare Sakit kepala Dermatitis Atopik Dermatitis kulit Alergi Dyspeesia Dermatitis Infeksi Jumlah Penderita 830 1821 1439 854 1120 1011 702 539 507 327 Sumber : Puskesmas Loa Janan Data di atas merupakan sepuluh jenis penyakitterbanyak yang pernah ditangani oleh Puskesmas Loa Janan Kecamatan Loa Janan, yang dapat menunjukkan bahwa dari banyaknya jenis penyakityang diderita oleh masyarakat di Kecamatan Loa Janan yang merupakan wilayahkerja dari Puskesmas Loa Janan adalah penyakit Demam yang mencapai 1821penderita dan Dermatitis Infeksi mencapai 327 penderita. B. Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah Pada Wilayah Kerja Puskesmas Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Kedudukan Puskesmas Loa Janan sebagai bukan satu satunya puskesmasyangada diKecamatan Loa Janan, dimana wilayah kerjanya berada pada 3 desa/kelurahanmenjadi sebuah permasalahan tersendiri untuk dikaji. Dasar hukum pada program kesehatan gratis sebagai kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi Kalimantan Timur, pada dasarnya berpedoman pada dua peraturan perundan undangan yaitu, Pergub Kaltim Nomor 13 Tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan program pelayanan kesehatan gratis diprovinsi Kaltim, dan perda Kabupaten Kutai Kartanegara nomor 2 tentangpeneyelenggaraan kesehatan gratis. Peraturan Gubernur yang lebih awal dilembagakan, yakni PergubNomor 13 tahun 2008 kemudian terbit Perda Nomor 2 Tahun 2009, berarti lembaga yang diberikan kewenangan untuk menjalankan program kesehatangratis dalam hal ini Jaminan Kesehatan Gratis Daerah seperti Dinas Kesehatan, kepala Balai Kesehatan dan Pelaksana tingkat Rumah Sakit/Puskesmas belum memiliki kewenangan secara penuh dalam melaksanakan tata kelola pendanaan, dan pemanfaatan dana kesehatan gratis. Demikian juga yang terjadi pada Tim pengendali Provinsi, timpengendali kabupaten, dan pelaksana tingkat rumah sakit (pasal 39 ayat 1Pergub No. 13 tahun 2008 ) belum memiliki kewenangan secara penuhsebagai lembaga yang terlibat dalam program kesehatan gratis.Pembentukan perda sebagai peraturan perundang undangan, pentinguntuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah sebagailembaga eksekutif. Apalagi dengan mengacu pada asas otonomi daerah,perda selayaknya di jadikan setingkat dengan undang undang, sehingga perdamenjadi mutlak untuk dibentuk oleh Gubernur bersama anggota DPRD dalamprogram jaminan kesehatan Gratis daerah ini, tidak dengan langsungmenerbitkan peraturan Gubernur, hanya karena dikejar janji program Kesehatan Gratis. Oleh karena tampa adanya kewenangan yang diberikan oleh undang-undang, perda lembaga yang menjadi pelaksana program tersebut tidak dapatbertindak semena mena. Penting untuk diperhatikan oleh pemerintah provinsidan pemerintah kabupaten/kota sebelum melaksanakan program kesehatangratis dalam kerangka otonomi daerah dan kewenangan melakukan pelayanan kesehatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah agar dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan, walaupun untuk tujuan kesejahteraan agar ada dasar hukum yang kuat. Sebagaimana yang ditegaskan dalam konsideran menimbang PergubNomor 13 Tahun 2008, menegaskan “bahwa penyelenggaraan pembangunankesehatan, khususnya pelayanan kesehatan gratis daerah bagi masyarakatperlu dilakukan secara terpadu, terintegrasi, sinergi dan holistik sertapengaturan pembagian pembiayaan dengan memadukan berbagai upaya daripemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Timur dengan pemerintah provinsidalam satu system pembiayaan yang jelas, sarana dan prasarana kesehatan,sumberdaya manusia, dan mutu pelayanan sesuai dengan standar pelayananminimal. Hanya dengan standar pelayanan minimal, makanya tidak heran jikadalam pasal 1 ketentuan umum pergub Nomor 13 tahun 2008, pelayanankesehatan gratis adalah semua pelayanan kesehatan dasar di puskesmas danjaringannya serta pelayanan kesehatan rujukan dikelas III rumah sakitpemerintah daerah, yang tidak dipungut biaya dan obat yang diberikanmenggunakan obat generik.Dari pengamatan dilapangan, penelitian di Puskesmas Loa Jananternyata pasien yang berobat dengan menggunakan program Jaminankesehatan gratis daerah untuk pengobatan umum kurang terlayani secaramaksimal. Untuk pasien rawat inab kelas III dipuskesmas Loa Janan tidak dapat terlayani.Adapun pasien diruang persalinan masihada yang mengeluhkan mengenai ruangan yang sempit dan bahkan terkadangbisa satu kamar di isi oleh dua pasien serta adanya pembiayaan yangditanggung pasien. Dalam pasal 27 pergub No. 13 tahun 2008, ditegaskan bahwapelayanan kesehatan yang tidak ditanggung antara lain : Operasi jantung, Kateterisasi jantung, Pemasangan cincin jantung, CT scan, Cuci darah, dan Bedah syaraf. Berdasarkan ketentuan tersebut masih ada terjadi disparitas untuk memperoleh pelayanan kesehatan gratis, dengan cara apa kemudian masyarakat dapat menghindari penyakit dan tidak mengikuti standarpelayanan kesehatan gratis. Artinya hanya orang yang memiliki kekayaan yang dapat menggunakan fasilitas yang layak. C. Implementasi Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah di Puskesmas Loa Janan Implementasi Program jaminan Kesehatan Gratis daerah berdasarkantujuan yang ditetapkan yaitu : 1) Membantu dan meringankan beban masyarakat dalam pembiayaanpelayanan kesehatan. Dengan adannya Program pemerintah tentang Kesehatan gratis yang salah satunya adalah program JAMKESDA , dimana dalam hal pembiayaan, masyarakat sudah harus terbantu dengan adanyaprogram tersebut. Dalam hal ini penulis berkesimpulan bahwa dari segi pembiayaan masyarakat sudah terbantu misalnya saja sebelum adanya program pemerintah, masyarakat yang berobat ke Puskesmas dan mendapatkanrawat jalan tingkat pertama (obat generik) harus dikenakan biaya tergantung dari jenis penyakit yang diderita. Yang kemudian setelah adanya Program JAMKESDA maka masyarakat yang berobat kePuskesmas di Gratiskan selama jam kerja. 2) Meningkatkan cakupan masyarakat dalam mendapatkan pelayanankesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit milikPemerintah dan pemerintah daerah. Daerah yang menjadi wilayah kerja puskesmas Loa Janan bisa dikatakanbanyak yang berada dipelosok pelosok sehingga tidak dapat di pungkiri bahwamasyarakat kadang terkendala dan bahkan enggan untuk datang kepuskesmas berobat. Seperti yang di ungkapkan oleh penanggungjawabJamkesda di Puskesmas Loa Janan, Herlinawati beliau mengungkapkan bahwa : “meningkatnya cakupan masyarakat yang berkunjung ke Puskesmaskarna biayanya yang sudah di gratiskan, dulukan sebelum adanyaJamkesda tidak dapat di pungkiri banyak masyarakat yang lebih memilihpengobatan tradisional”(wawancara, 19 februari 2014). Meningkatnya cakupan masyarakat yang berkunjung ke PuskesmasLoa Janan salah satu faktornya adalah dipengaruhi oleh biaya kesehatan yangs udah digratiskan dibanding yang sebelumnya masyarakat harus menanggungbiaya yang tidak murah di tambah biaya perjalanan yang cukup banyak.seperti yang diungkapkan oleh salah satu pasien yang berkunjung ke PuskesmasLoa Janan, Aisyah mengungkapkan bahwa : “dulu itu saya jarang sekali ke sini,karena mahal dan jauh dari tempatSaya, tapi sekarang karena sudah digratiskan, biar sakit sakit kepala aja sayakesini berobat”(wawancara, 1 Februari 2014). Jadi dalam hal ini kesimpulannya bahwa tujuan dari Jamkesda tentang meningkatkan cakupan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan sudah tercapai. 3) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Berdasarkan Pergub No 13 Tahun 2008 pasal 5 tentang asas pelaksanaanKesehatan Gratis dilaksanakan berdasarkan asas : a) Transparansi b) Akuntabilitas publik c) Team work d) Inovatif e) Cepat,cermat, dan akurat f) Pelayanan terstruktur dan berjenjang g) Kendali mutu dan kendali biaya Seperti yang diungkapakan oleh Penanggung jawab Jamkesda di Puskesmas Loa Janan,Herlinawati beliau mengungkap-kan bahwa : “Dengan adanya program Jamkesda maka kualitas pelayanan punmeningkat dibanding sebelumnya,salah satu contoh, sekarang kalomisalnya ada masyarakat yang dirujuk ke rumah sakit daerah itu sudahmenggunakan mobil ambulance yang disediakan oleh puskesmas, sedangkandulu sebelum ada jamkesda ,kita disini harus menyuruh keluarga pasien untukmenyediakan kendaraan sendiri atau kendaraan umum”(wawancara, 19 februari 2014). Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat kita lihat dari ketersediaan fasilitas yang disediakan oleh Puskemas salah satunya ambulance yang digartiskan bagi masyarakat yang akan dirujuk ke Rumah Sakit umum Daerah. 4) Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Sasaran dari program JAMKESDA ini adalah seluruh penduduk Kalimantan Timur yang mempunyai identitas (Kartu Peserta, KTP,Kartu Keluarga), danbelum mempunyai jaminan kesehatan lainnya seperti (Jamkesmas, AksesSosial/PNS, Jamsostek,Asabri,Akses Komersial dll.) sehingga terjadipemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di wilayahKalimantan timur.seperti yang diungkapkan oleh penanggung jawab programJamkesda di Puskesmas Loa JananHerlinawati, beliau mengungkapkan bahwa : “adanya program jamkesda , pasien yang mampu ataupun kurangmampu akan mendapatkan pelayanan yang sama”(wawancara,19 februari 2014). Dengan adanya Jaminan kesehatan dari Pemerintah maka Terjadipemerataan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehinggapemerataan pelayanan kesehatan semakin meningkat. 5) Terselenggaranya pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakatdengan pola jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat Jaminan pemeliharaan kesehatan di programkan olehpemerintah provinsi dan kabupaten kota dengan di keluarkan Pergub No 13 tahun 2008. tentang pedoman pelaksanaan Program Pelayanankesehatan Gratis daerah. Sesuai dengan yang diungkapkan olehpenanggung jawab program jamkesda, Herlinawati mengatakan bahwa : “dengan adanya program jaminan kesehatan gratis daerah,pelayanan kesehatan masyarakat dapat diberikan secara langsungdengan menggunakan jaminan dari kartu jamkesda”(wawancara,19 februari 2014). Masyarakat yang hendak melakukan pengobatan di PuskesmasLoa Janan menggunakan kartu Jamkesda atau KTP dan kartu Kelurga(KK) untuk mendapatkan pelayanan dari pegawai setempat.Dinamika perkembangan dunia yang semakin hebat , tidak terlepasdari beragam permasalahan sosial, termasuk diantaranya adalahpermasalahan kesehatan salah satunya di kecamatan Loa Janan. Timbulnyaberbagai macam penyakit dianggap sebagai suatu permasalahan olehpemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, khususnya Puskesmas Loa Janan yang dalam halini bertugas menangani penduduk yang tergangu kesehatan dalam wilayahkerjanya. Oleh karena itu dengan adanya Program Kesehatan Gratis yangsalah satunya adalah Jamkesda sangat diharapkan dapat menbantu wargamasyarakat. Keberadaan berbagai macam penyakit yang muncul belakangan ini,karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan tatapengelolaan hidup sehat, tidak jarang dikeluhkan oleh warga sekitar karnadinilai akan menyebarkan penyakit bagi warga lainnya.Menyadari kenyataan itu,pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara, khususnyapuskesmas Loa Jananmenyepakati program jaminan kesehatan gratis daerahyang selanjutnya diimplementasikan kepada warga masyarakat yangmerupakan sasaran dari pelaksanaan program tersebut. D. Faktor-Faktor Berpengaruh terhadap Implementasi Implementasi program jaminan kesehatan gratis daerah kepadamasyarakat dinilai berdasarkan beberapa variable menurut teori dari VanMeter dan Van Horn yaitu : 1) Ukuran dan Tujuan Kebijakan Ukuran dan tujuan kebijakan sangat menentukan keber-hasilanpencapaian tujuan dari implmentasi program jaminan Kesehatan gratis daerah,khususnya pada Puskesmas Loa Janan.Implementasi akan menjadi efektifapabila ukuran dan tujuan dari kebijakan memang sesuai dengan kondisisosio-kultur yang ada. Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standardan tujuan kebijakan adalah penting.Implementasi kebijakan yang berhasil,bisa jadi gagal (frustated) ketika para pelaksana (officials), tidak sepenuhnyamenyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan.Standar dan tujuankebijakan memiliki hubungan erat dengan disposisi parapelaksana (implementors). Namun demikian, ada beberapa kasus yang terkesan sulit dalammengidentifikasi dan mengukur kinerja. Ada dua penyebab yang dikemukakanoleh Van Meter dan Van Horn, yaitu :pertama mungkin disebabkan olehbidang program yang terlalu luas dan sifat tujuanyang komleks. Kedua, akibat dari kekaburan-kekaburan dan kontradiksi dalampernyataan ukuranukuran dasar dan tujuan-tujuan. kadangkala kekaburan dalam ukuran-ukuran oleh pembuat keputusan agar dapat menjamintangggapan positif dari orang orang yang diserahi tanggung jawabimplementasi pada tingkat tingkat oraganisasi yang lain atau systempenyampaian kebijakan.Arah disposisi para pelaksana (implementors) terhadap standar dantujuan kebijakan juga merupakan hal yang “crucial”. Implementors mungkinbisa jadi gagal dalam melaksanakan kebijakan, dikarenakan mereka menolakatau tidak mengerti apa yang menjadi tujuan suatu kebijakan dansebagaimana tujuan dari program jaminan kesehatan gratis daerah tersebut. Hasil wawancara penulis dengan penanggung jawab dari program jaminankesehatan gratis daerah di puskesmas Loa JananHerlinawati,beliau mengatakan : “kalo kita lihat selama ini baik dalam hal pelayanan maupunadministrasi itu sudah tercapai”(wawancara,21 januari 2014). Kemudian dari segi apakah masyarakat sudah merasa terbantu denganprogram Jamkesda ini, sebagaimana hasil wawancara dengan penanggungjawab program jamkesda di puskesmas Loa JananHerlinawati, beliau mengatakanbahwa : “saya kira kalo kita lihat pelayanan yang kita berikan selama ini kepadamasyarakat sudah mendapat pelayanan gratis mulai dari jaringan puskesdespersalinan itu sudah sangat terbantu”(wawancara,21 januari 2014). Kemudian sebagaimana yang di ungkapkan oleh Seima, salah satu pasienyang sedang berobat ke Puskesmas Loa Janan, beliau mengatakan bahwa : “Terealisasi, teralisasi, tapi belum merata, karena dari sistem pendataanyang kurang baik sehingga ada yang seharusnya dapat malah tidak dapat danada yang tidak pantas dapat tapi dapat”(wawancara,27 januari 2014). Melihat tujuan dari Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah yangkemudian dibandingkan dengan hasil dilapangan tujuan yang dikonsepkansudah sesuai dengan keadaan yang ada dimasyarakat. 2) Sumberdaya Dalam suatu kebijakan mungkin saja tujuan yang ditetapkan sudahjelas dan logis, tetapi bukan hanya faktor tersebut yang mempengaruhi pengimplementasian suatu program. Faktor sumberdaya juga mempunyai pengaruh yang sangat penting. Ketersediaan sumberdaya dalam melaksanakan sebuah program merupakan salah satu faktor yang harus selalu diperhatikan. Dalam hal ini sumber daya yang dimaksud adalah sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, dan sumberdaya waktu untuk mendukung jalannya implementasi program jaminan kesehatan gratis daerahkhususnya diPuskesmas Loa Janan. 3) Karakteristik Agen Pelaksana Dalam pengimplementasian suatu program , karakter dari parapelaksana kebijakan atau program harus berkarakteristik keras dan ketat padaaturan serta taat pada sanksi hukum yang berlaku.Kinerja implementasi program jaminan kesehatan gratis daerah akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri ciri yang tepat serta cocok dengan paraagen pelaksananya. Seberapa tegas kemudian para pelaksana programdalam melaksanakan program jaminan kesehatan gratis daerah di puskesmasLoa Janan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis , bahwamemang ada aturan tentang mekanisme pengurusan kartu jaminan kesehatangratis daerah yaitu membawa KTP dan Kartu Keluarga, sebagaimana yangdi-ungkapkan oleh penanggungjawab program jaminan kesehatan gratisdaerah di puskesmas Loa Janan, Ibu Herlinawati beliau mengatakan bahwa : “yang tidak membawa kartu jamkesda atau KTP dan kartu keluarga,bila memungkinkan untuk kembali maka kita persilahkan untuk kembali. Danapabila tidak memiliki kartu jamkesda atau kartu tanda pengenal dan juga tidakterdaftar di buku daftar pemilih folder maka kita disini ambil kebijakan untukmembayar sebesar Rp 10.000,”(wawancara,25 januari 2013). Melihat kondisi dilapangan mengenai karakter dari para pelaksanakebijakan dalam melaksanakan program jaminan kesehatan gratis daerah,bahwa memang pada dasarnya persyaratan untuk memperoleh pelayananjaminan kesehatan gratis daerah adalah dengan membawa KTP dan kartukeluarga lainnya, dan untuk waktu sekarang ini sudah ada kartu JAMKESDAyang wajib dibawa pada saat pemeriksaan. Bagaimana sikap dari petugas puskesmas dalam melayani masyarakatmenjadi salah satu indikator juga dalam menilai kepuas atau tidaknyamasyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan gratis yangdiprogramkan oleh pemerintah.Sebagaimana hasil wawancara penulisdengan salah satu pasien yang sedang berobat pada saat itu di PuskesmasLoa Janan.Ibu Milka beliau mengungkapkan bahwa : “Ada dulu, saya bicara sama perawat , karena itu hari saya tidak tau kalaoberobat itu harus bawa Kartu kelurga dan KTP, karena memang sebelumnyakami belum pernah mendapatkan pemberitahuan tapi kenapa kami dipersulit”(wawancara,25 januari 2013). Salah satu bentuk keluhan masyarakat tentang pelayanan yang adadiPuskesmas Loa Janan, dan berdasarkan yang peneliti lihat dilapangan,memang untuk sosialisasi yang dilakukan oleh pihak puskesmas Loa Janansangat kurang, hanya dilakukan penyampaian lewat pengajian-pengajiansehingga informasinya tidak sampai ke pelosok pelosok. Sikap/kecenderungan (Disposition)Agen PelaksanaSalahsatu faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasikebijakan adalah sikap imlementor.Jika implementor setuju dengan bagianbagian isi dari kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senanghati tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan pembuat kebijakan makaproses implementasi akan mengalami banyak masalah dalam disposisi. Disposisi atau sikap pelaksana akan menimbulkan hambatanhambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan yang diinginkan olehpejabat pejabat yang lebih diatas. Berkenaan dengan pengangkatan birokrasisebagai aparat pelaksana,berdasarkan hasil wawancara penulis denganKepala puskesmas Loa Janan, drg. I Wayan Edi Wahyudimengatakan bahwa : “untuk pengangkatan pegawai, ya sesuai dengan prosedur yang berlaku danpenempatannya sesuai dengan keahlian mereka masing masing”.(wawancara,21 januari 2014). Menurut pantauan penulis dilapangan bahwa benar untukpengangkatan pegawai telah sesuai dengan prosedur dan penempatanpegawai sudah tepat pada keahlian mereka masingmasing. 4) Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana. Komunikasi sangat menetukan keberhasilan pencapaian tujuan dari Implementasi program jaminan kesehatan gratis daerah di PuskesmasLoa Janan. Implementasi yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusansudah menegtahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan yang akanmereka kerjakan dapat berjalan dengan baik bila komunikasi berjalan denganbaik. Sehingga implementasi program harus dikomunikasikan dengan baikkepada pihak pihak yang terkait.Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikanpun harus tepat, akurat, dan konsisten. Komunikasi di perlukan agar parapembuat kebijakan dan para implementer program tersebut akan semakinkonsisten dalam melaksanakan setiap program yang akan diterapkan kepadasasaran dari program tersebut. Komunikasi didalam dan antara organisasi organisasi merupakan suatu program yang sangat kompleks dan sulit.Dalam meneruskan pesan pesan kebawah dalam suatu organisasi atau dari atau oragnisasi ke organoisasilainnya, para komunikator dapat menyampaikannya atau menyebarluaskan,baik secara sengaja atau tidak sengaja. Lebih dari itu , jika sumber sumberinformasi yang berbeda memberikan interpretasi interpretasi yangbertentangan, para pelaksana akan menghadapi kesulitan yang lebih besaruntuk melaksanakan maksud maksud kebijakan. Sebagaimana yang diungkapakan oleh penanggung jawab program jaminankesehatan gratis daerah, ibu Herlinawati beliau mengatakan bahwa : ’’pihak pihak yang terkait itu mulai dari kepala dinas berkoordinasidengan kapala puskesmas, kemudian kepala puskesmas yang membentukpennaggung jawab program di puskesmas itu sendiri”(wawancara,21 januari 2014). Program jaminan kesehatan gratis daerah yang diterapkan olehpemerintah, pada dasarnya program ini bertujuan untuk membantu danmeringankan beban masyarakat dalam pem-biayaan pelayanan kesehatan.Yang palin pentingdalam operasional program ini adalah bahwa masyarakat atau akan fasilitas kesehatan gratis (Jamkesda)yang diluncurkan olehpemerintah. Namun kenyataanya dilapangan penulis melihat bahwa tidak semuamasyarakat tahu akan adanya program jaminan kesehatan gratis daerah(Jamkesda) ini. Keterlibatan stakeholder dalam penyampaian program inimenjadi kunci utama dalam kesuksesan program tersebut.Bila dikaitkandengan yang ada dilapangan sosialisasi hanya dilakukan sampai pada tingkatperangkat saja sedangkan untuk masyrakat sangat kurang atau sangat minim. Pengetahuan masyarakat akan adanya program jaminan kesehatangratis ini ketika masyarakat yang bersangkutan sedang berobat di puskesmas.Hanya masyarakat yang pernah berobat di puskesmas saja yang yang tahuakan keberadaan program tersebut.Sebagaimana yang diungkapkan oleh pak Jasdan, salah seorangpasien yang sedang berobat dipuskesmas Loa Janan, beliau mengatakanbahwa : “saya tau dari keluarga yang bilang, kalo sosialisasi oleh puskesmastidak ada”(wawancara, 22 januari 2014). Adapun bentuk sosialisasi yang digunakan oleh puskesmas Loa Jananuntukmensosialisasikan program jaminan kesehatan gratis daerah sebagaimanayang diungkapkan oleh penanggung jawab program jaminan kesehatan gratisdaerah di puskesmas Loa Janan, ibu Herlinawati beliau mengatakan bahwa: “kami menyampaikannya lewat pertemuan lokakarya mini kecamatan,lewat pemerintahan desa, tokoh tokoh masyarakat dan sampai pada kader-kader kesehatan yang ada diposyandu”(wawancara,22 januari 2014). Melihat kondisi yang ada dilapangan mengenai cara sosialisasi yangdilakukan oleh para pelaksana program jaminan kesehatan gratis daerahpenulis merasa sangat minim yakni hanya melalui pertemuan pertemuanorang tertentu saja, tokoh masyarakat tapi tidak menyampaikannya langsungdengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat, memasang spandukspanduk terkait program jaminan kesehatan gratis daerah. Media komunikasiyang cukup sederhana itu menghambat kelancaran penyampaian pesan ke masyarakat yang pada akhirnya akan mengangu imlementasi programjaminan kesehatan gratis daerah. Dengan melihat realita diatas penulisberkesimpulan bahwa proses komunikasi yang berjalan tidak maksimalsehinga sasaran dari program tersebut belum tersosialisasikan dengan baikdan maksimal. 5) Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik Kondisi kondisi lingkungan mempunyai pengaruh yang penting padakeinginan dan kemapuan yuridiski atau organisasi pelaksana.Lingkunganexternal dalam hal ini lingkungan Ekonomi Sosial dan Politik turut mendorongkeberhasilan kebijakan publik.khusunya di Puskesmas Loa Janan, Dalam hal ini, keterlibatan politik memang tidak dapat dipungkirikeberadaanya, kartu jamkesda yang seyogyanya dibagikan sejak adanyaProgram Jamkesda, namun pada kenyataanya kartunya dibagikan beberapahari sebelum pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota yang berakibat memuncul-kan perbincanganhangat di masyarakat tentang kartu Jamkesda yang erat kaitannya denganpolitik. VI. Penutup Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sehubungan dengan permasalahan penelitian yang diajukan sebagai berikut : 1) Dari hasil penelitian penulis di lapangan bahwa implementasi program jaminan Kesehatan Gratis Daerah di Puskesmas Loa Janan belum maksimal dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. 2) Implementasi Program Kesehatan Gratis belum optimal. Hal ini terutama terlihat dari: a. Ukuran dan tujuan kebijakan, setelah melakukan penelitian bahwa ,tujuan dari program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah sudah tercapai namun dalam hal pencapaianny abelum terlalu maksimal sehingga perlu adanya usaha peningkatan yang dilakukan. b. Sumberdaya,bahwa sumberdaya sudah cukup baik namun, dalam hal ini Sumberdaya manusia yang masih perlu untuk ditingkatkan lagi. c. Karakteristrik agen pelaksana, yaitu agar Kartu Jamkesda segera dibagikan kepada seluruh masyarakat yang mendapatkan program jamkesda secara merata. d. Sikap/Kecenderungan para pelaksana, dari segi pengangkatan birokrasi sudah berjalan dan perlu adanya penyaringan yang lebih ketat lagi. e. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, bahwa perlu adanya melakukan sosialisasi yang lebih baik lagi, misalnya dengan melakukan penyuluhan dan pemasangan spanduk sehingga informasi tentang program Jaminan kesehatan gratis daerah bisa sampai ke pelosok-pelosok desa. f. Lingkungan Ekonomi, sosial dan Politik, keterlibatan unsur-unsur politik memang perlu ditiadakan karena program ini adalah program jaminan kesehatan gratis daerah yang merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan uraian Kesimpulan di atas, dapat direkomendasikan saran-saran sebagai berikut: 1) Pentingnya pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan jajaran instansi terkait untuk mengoptimalkan implementasi Program JaminanKesehatan Gratis Daerah sesuai dengan tujuan, visi, misi dan sasarannya yang diinginkan dalam rangka terwujudnya masyarakat yang bersih dan sehat. 2) Diharapkan kepada pemerhati, masalah kesehatan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), yayasan kesehatan, lembaga pendidikan dan pemberdayaan, penguasa, stakeholder dan elemen masyarakat lainnya untuk mengambil peran dan berpartisipasi dalam mendukung program jaminan kesehatan gratis daerah demi tercapainya pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 3) Diharapkan kepada warga masyarakat untuk mengikuti program kesehatan gratis dengan baik dan jika adakeluhan mengenai program JaminanKesehatan Gratis Daerah segara melaporkan ke pimpinan puskesmas untuk dicarikan solusinya. Daftar Pustaka Peraturan Daerah Provinsi SulselNomor 2 Tahun 2009 tentang kerjasamap enyelenggara pelayanan kesehatan gratis. PergubSulsel Nomor 13 Tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan kesehatan Gratis di ProvinsiSulsel. Perda no 2 Tahun 2009 tentang pelaksanaan kesehatan gratis. Teori-TeoriImplementasiKebijakan_files. Teori Implementasi Kebijakan Publik SkripsiTesis Disertasi_files. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan Terhadap Masyarakat Miskin (Studi Kasus Di Rumah Sakit X).