IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN GRATIS

advertisement
IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN GRATIS DAERAH DI
PUSKESMAS LOA JANAN KECAMATAN LOA JANAN
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Tuti Rahmaniah
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan Program Kesehatan
Gratis yang kucurkan oleh pemerintah daerah, yang diperuntukkan untuk masyarakat yang
belum mempunyai jaminan kesehatan seperti Askes, Jamsostek, dan Asuransi.
Hasil dari penelitian menunjukkan puskesmas loa janan bertanggungjawab atas wilayah
kerjanya untuk 3 desa/ kelurahan yaitu desa/kelurahan loa janan ulu, desa/kelurahan
purwajaya dan desa/kelurahan tani bhakti, sedangkan jumlah penduduk yang tercatat di
puskesmas loa janan Kecamatan Loa Janan adalah 19.580 orang/penduduk sedangkan
masyarakat yang terdata mendapatkan kartu Jamkesda di Kecamatan Loa Janan adalah
sebanyak 16.918 orang sedangkan yang menggunakan Program Jamkesda sampai dengan
tahun 2013, tercatat sebanyak 12.116 jiwa. Sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas
penduduk di Kecamatan Loa Janan menggunakan Program Jamkesda.
jumlah pengunjung sebelumadanya program Jamkesda mulai dari tahun 2005 yaitu sebanyak
8.771 pasien, pada tahun 2006 sebanyak 8.960 pasien dan pada tahun 2007 sebanyak 8.619
pasien,jadi bisa dikatakan bahwa tidak ada pelonjakan pasien berarti yang terjadisampai pada
tahun 2007 di Puskesmas Loa Janan.
Sedangkan pasca program jaminan kesehatan gratis daerah diluncirkan masyarakat yang
sadaar akan kesehatan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan puskesmas mengalami
peningkatan, telihat dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, rata-rata peningkatannya
sebesar 601 jiwa/tahun.Seperti yang di ungkapkan oleh penanggungjawab Jamkesda di
Puskesmas Loa Janan, Herlinawati beliau mengungkapkan bahwa : “meningkatnya cakupan
masyarakat yang berkunjung ke Puskesmaskarna biayanya yang sudah di gratiskan, dulukan
sebelum adanyaJamkesda tidak dapat di pungkiri banyak masyarakat yang lebih
memilihpengobatan tradisional”(wawancara, 19 februari 2014).
Kata-kata Kunci: Program Kesehata, Puskesmas
I.
Pendahuluan
. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan
produktif. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang
penyediaannya wajib diselenggarakan olehpemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam
Undang-undang Dasar1945 pasal 28 ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin,bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehatserta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3)“Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatandan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah
satu bentuk fasilitaspelayanan kesehatan untuk masyarakat yang diselenggarakan
olehpemerintah adalah puskesmas.
Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatusystem yang
disebut dengan Sistem Kesehatan.Pada intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas
yang mempunyai tujuan utama untukmempromosikan, mengembalikan dan memelihara
kesehatan. Sehingga perludilakukan perbaikan pembiayaan kesehatan sehingga system
pembiayaanakan menjadi jelas, sarana dan prasarana kesehatan dan kualitas sumberdaya serta
peningkatan mutu pelayanan juga perlu mendapat perhatian.Pelayanan di bidang kesehatan
merupakan salah satu bentukpelayanan yang paling banyak di butuhkan oleh masyarakat.
Tidakmengherankan apabila bidang kesahatan perlu untuk selalu di benahi agarbisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untukmasyarakat.pelayanan kesehatan yang di
maksud tentunya adalah pelayananyang cepat , tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa
sebuah Negara akanbisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung.
Konstitusi Negara yaitu Undang-Undang Dasar 1945 terutama padaPasal 28 (ayat 3)
dan Pasal 34 (ayat 2) mengamanatkan bahwa “JaminanSosial adalah hak setiap warga
negara” dan “Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yanglemah dan tidak mampu”.
Munculnya permasalah permasalahan di bidang kesehatan ditandaidengan adanya
transisi kesehatan misalnya transisi kesehatan berupa transisidemografi, transisi epidemoligi,
transisi gizi dan transisi perilaku.Transisiperilaku misalnya dengan pemikiran yang beralih
dari tradisional ke modern yang cenderung beresiko.Masalah kesehatan tidak hanya ditandai
dengankeberadaan penyakit, tetapi gangguan kesehatan yang ditandai denganadanya perasaan
terganggu fisik, mental dan spiritual.
Masih banyak masyarakat miskin yang tidak dapat menyentuhpelayanan kesehatan
gratis dan bahkan mereka juga tidak mampu membayarbiaya untuk berobat ke
Puskesmas.Pelayanan Kesehatan Bersubsidi yangdikenal dengan jaminan kesehatan daerah
(Jamkesda). Jaminan pelayanankesehatan bersubsidi ini hanya menanggung pelayanan dasar
dan obatgenerik selebihnya masyarakat harus membayar biaya lain yang tidakditanggung
oleh jaminan kesehatan bersubsidi ini sehingga membuatmasyarakat utamanya masyarakat
miskin dan kurang mampu sulit untukmembiayai biaya berobat baik untuk berobat di
Puskesmas apalagi untukrujukan ke Rumah Sakit. Kebijakan kesehatan bersubsidi di
KabupatenKutai Kartanegara bagian dari visi dan misi Gubernur Kalimantan Timur
yaitumeningkatkan kualitas pelayanan untuk pemenuhan hak dasar masyarakat.
Alokasi anggaran pelayanan kesehatan bersubsidi ini diperoleh Anggaran Pendaptan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kuatai Kartanegara.Realitas pelaksanaan pelayanan
Jamkesda tergambar jelas denganadanya perbedaan profesionalitas para aparatur terhadap
pelayanan antarapengguna jamkesda dengan pengguna jasa kesehatan lainnya
misalnyakurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jamkesda yang membuatmasyarakat
sulit mendapatkan kartu jamkesda, proses pelayanan yang lamadibandingkan dengan
pengguna jasa pelayanan kesehatan lainnya hingga hal ini cenderung menyulitkan
masyarakat.Selain profesionalitas dari petugasyang kurang baik terdapat petugas informasi
yang kurang ramah, kenyamananruang tunggu minim dan harga obat yang mahal membuat
masyarakatkesulitan dan tidak mau berobat ke Puskesmas.Sehingga membuatmasyarakat
lebih cenderung atau senang untuk berobat ke Mantri atau Dukun.
Pemberian pelayanan kesehatan dasar yang diberikan pada masyarakat itu,
diberlakukan pada 30 puskesmas dan rumah sakit pemerintahkabupaten Kutai Kartanegara.
Sementara untuk mendapatkan pelayanan kesehatangratis khususnya masyarakat miskin
persyaratan yang harus dibawa yaitukartu Jamkesda, dan apabila tidak memiliki
kartuitu,maka dapat menggunakan fotocopy KTP dan Kartu Keluarga Kutai Kartanegara.
Kegiatan pelaksanaan program kesehatan gratis di PuskesmasLoa Janan ada beberapa
kondisi faktual yang dapat ditemui dilapangan yaknibelum sepenuhnya masyarakat
mengetahui adanya program dan prosedurkesehatan gratis yang bergulir di masyarakat
dengan kata lain jika tidakdisosialisasikan dengan luas maka tujuan dari program ini dapat
sesegeramungkin di capai. Permasalahan lain yang muncul adalah kurangnyakesadaran dari
masyarakat itu sendiri untuk menciptakan pola hidup sehatdisamping kurangnya sosialisasi
atau penyuluhan kesehatan yang dilakukanoleh pegawai setempat.
II. Permasalahan
1) Bagaimana implementasi Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerahdi Puskesmas
Loa Janan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara ?
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Program JaminanKesehatan Gratis
Daerah (Jamkesda) di Puskesmas Loa Janan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
Kartanegara ?
III. Dasar Teori
A. Konsep kesehatan gratis
Kesehatan gratis adalah salah satu program yang dicanangkan olehpemerintah daerah
Provinsi dan pemerintah Daerah/Kabupaten/kota gunamembebaskan atau meringankan biaya
kesehatan bagi masyarakat penderita penyakit diKecamatan Loa Janan pada khususnya dan
Kutai Kartanegara pada umumnya.Salah satu janji yang paling dinantikan oleh masyrakat
Kutai Kartanegara Khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya adalah tentang kesehtan
gratis.
Departeman Kesehatan mempersipakan rancangan Undang-UndangSKN (Sistem
Kesehatan Nasional). RUU ini akan menjadi acuan bagiperaturan kesehatan di Indonesia.
Sebelumnya, SKN yang lama yaitu UUno.23 tahun1992. “tetapi untuk lebih menyempurkan,
maka dibuatlah UU SKNyang baru, kata menteri kesehatan, dalam jumpa persnya
dikantornya, kamis (31/7//2012).SKN ini merupakan acuan bagi upaya upaya peningkatan
kesehatanyang nantinya aka ada UU kesehatan lain yang mengacu pada UU SKNbaru.
Peran masyarakat dalam SKN meliputi 3 hal yaitu ikut memberikanpelayanan
kesehatan, ikut memberikan advokasi untuk kesehatan, ikutmengawasi pelayanan masyarakat
dengan mengunakan potensi yangdimilikinya.Kemudian mengenai masalah sumber daya
kesehatan.Danselanjutnya adalah soal manajemen SKN.Diharapakan pembangunankesehatan
dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat mewujudkan derajatkesehatan masyarakat
Indonesia setinggi tingginya.
Pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk kota di puskesmas dan jaringannya
dibebaskan dari biaya pelayanan meliputi :
1) Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakandalam gedung
meliputi pelayanan :
a. Pendaftaran
b. Pemeriksaan dan Konsultasi Kesehatan
c. Pelayanan pengobatan dasar, umum dan gigi
d. Tindakan medis sederhana
e. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pemerikasaan ibuhamil dan ibu Nifas
(memanfaatkan jampersal)
f. Imunisasi
g. Pelayanan KB
h. Pelayanan laboratorium sederhana dan penunjang lainnya
2) Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmasperawatan,
maliputi pelayanan :
a. Pelayanan perawatan pasien
b. Persalinan normal dan perawatan nifas (memanfaatkanjampersal)
c. Tindakan medis yang dibutuhkan
d. Pemberiaan obat-obatan formularium (generik)
e. Pemerikasaan laboratorium dan penunjang medis lainnya
f. Perawatan perbaikan gizi buruk.
3) Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatanpuskesmas
termasuk penanganan Obstetri-Neonatal
4) Pelayanan kesehatan luar gedung yang dilaksanakan oleh puskesmasdan jaringannya,
maliputi kegiatan :
a. Pelayanan rawat jalan melalui puskesmas keliling roda-4,pusling perairan maupun
roda-2.
b. Pelayanan kesehatan di posyandu, polindes/Poskesdes dan Poskestren.
c. Pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap
(home care).
d. Penyuluhan kesehatan
e. Imunisasi.
f. Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program.
g. Pelayanan Nifas.
h. Surveilans penyakit dan Surveilans gizi.
i. Kegiatan sweeping.
j. Fogging (pengasapan), pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
k. Pelayanan kesehatan lainnya yang ,menjadi tugas dan fungsipuskesmas.
Sasaran program pelayanan kesehatan Gratis Menurut pegub Kaltim no 13 Tahun
2008 tentang pedoman pelaksanaan program PelayananKesehatan Gratis di Provinsi Kaltim
pada Bab II tujuan dan sasaran bagiankedua sasaran pasal 4 adalah seluruh penduduk
Kalimantan Timur yangmempunyai identitas (KTP/Kartu Keluarga), tidak termasuk yang
sudahmempunyai jaminan kesehatan lainnya. Keputusan Bupati Kutai Kartanegara No.1/SKBup/HK/2011, menetapkan bahwa peserta Jamkesda adalah seluruh penduduk yang
mempunyai Kartu TandaPenduduk (KTP) Kabupaten Kutai Kartanegara yang belum
memiliki jaminankesehatan.
B. Sasaran dan Tujuan
Sasaran atau peserta yang akan mendapatkan layanan kesehatan gratis melalui
pembagian kartu anggota dilakukan melalui pendataan sasaran,registrasi peserta, dan
penetapan oleh Bupati atau Walikota. Pendataansasaran dilakukan secara berjenjang, mulai
dari tingkat Desa/Kelurahan yangdilakukan oleh tim Desa/Kelurahan selanjutnya dilaporkan
ke tingkatkecamatan, untuk dilakukan rekapitulasi (pasal 10 Pergub Nomor 13 Tahun2008).
Program kesehatan gratis yang di laksanakan oleh pemerintah provinsi Kaltimpada
khususnya dan Kabupaten Kutai Kartanegara pada umumnya yang bertujuan untuk
meningkatkan akses guna tercapainya derajatkesehatan masyarakat yang optimal dan
meningkatkan kulaitas danpemerataan untuk mendapatkan pelayanan yang meringankan
bebanpenduduk dalam pembiayaan (pasal 3 perda Nomor 2 Tahun 2009). Tujuan pelayanan
kesehatan gratis juga diperkuat lagi dalam pasal 2dan pasal 3 Pergub Nomor 13 Tahun 2008
sebagai bentuk peraturanpelaksanaan, yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pelaksanaan kesehatn gratis adalah meningkatkan akses pemerataan danmutu
pelayanan kesehatan terhadap seluruh penduduk provinsi Kalimantan Timurpada khususnya
dan Kabupaten Kutai Kartanegara pada umumnya gunatercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara efektif danefisien.
Komponen yang dibiayai kesehatan gratis pemerintah Kabupaten Kutai
Kaartanegaraadalah Jamninan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Untukmengoptimalkan
program tersebut, pemerintah menyipakan dana sebesa Rp. 30 miliar pada APBD dan 30
miliar pada APBDP pada tahun 2013. Anggaran sebesar itu di peruntukkan bagi 583.136 jiwa
yang layak menjadi peserta Jamkesda, namun yangresmi terdaftar sampai saat ini baru
317.645 jiwa warga miskinyang tersebar Kabupaten Kutai Kartanegara. Sekitar 265.491 jiwa
yang belum memiliki Jamkesda dan hal inimenjadi tanggung jawab Pemda Kukar dan badan
pelaksana Jamkesda untukmemaksimalkan segala sumber daya yang ada untuk
mensosialisasikan,memberikan pemahaman dan mengajak masyarakat supaya ikut serta
dalamprogram Jamkesda sehingga bisa memahami akan pentingnya jaminankesehatan,
meskipun tantangannya begitu besar bagi badan penyelenggara itu karena begitu luasnya
daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan berbagaipermasalahan yang akan dihadapi
seperti akses transportasi yang belum cukupbaik, keberagaman suku, tingkat pendidikan
masyarakat dan lain sebagainya. Sumber dana berasal dari keuangan pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara (APBD + APBDP) anggaran tersebut dialokasilan melalui program
pelayanan
kesehatan
gratis,
kemudian
pemerintah
Kabupaten
Kutai
Kartanegaramengalokasikan dana bantuan tersebut kepadapuskesmas melalui Dinas
Keseahatan pada rekening masing masing PPK.Penyaluran dana tersebut dilakukan secara
bertahap (periode triwulan).
IV. Metode Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada Puskesmas Loa Janan, dimana Puskesmas Loa
Janan adalah satu dari 3 Puskesmas yang ada di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai
Kartanegara. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan didukung data
kualitatif, dimana penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu fakta atau realita
fenomena sosial tertentu sebagaimana adanya dan memberikan gambaran secara objektif
tentang keadaan atau permasalahan yang mungkin dihadapi. Jenis penelitian deskriptif
kualitatif dimaksudkan untuk menerangkan, menggambarkan, dan melukiskan suatu
fenomena yang ada untuk memecahkan suatu masalah.
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel dan populasi adalah semua Kepala/Plt, PNS, Pegawai
Honorer Puskemas Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegaradimana Puskemas Loa Janan
Kabupaten Kutai Kartanegaramempunyai karyawan 94 orang yang masing–masing terdiri
atas 1 orang Kepala/Plt Puskesmas, 1 orang KepalaTata Usaha dengan 18 anggota, 3 orang
Koordinator dengan 53 anggota, 6 orang bagian PPTK dan 13 orang bagian pustu dan
poskesdes.
Dalam penelitian kualitatif pada dasarnya proses analisis dilakukan secara bersamaan
dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Model yang digunakan adalah model yang
saling terjalin dan interaktif yang merupakan suatu model analisis yang dilakukan apabila inti
data sudah diperoleh.Kemudian dilanjutkan penafsiran data dimana penulis mengungkapkan
dalam bentuk uraian-uraian dan penjelasan-penjelasan lainnya yang pada akhirnya dapat
diambil suatu kesimpulan-kesimpulan, saran-saran sesuai dengan tujuan penelitian ini.
V. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Keadaan Umum Wilayah Kerja Puskesmas Loa Janan
Keadaan pegawai di Puskesmas Loa Janan melihat dari segi pangkatgolongan terdiri
dari 23 orang Golongan III, 34 orang Golongan II dan 20 orangsebagai Honorer/PPTH,
sehingga total keseluruhan pegawai yang ada di PuskesmasLoa Janan sebanyak 77 Orang.
Keadaan pegawai Puskesmas Loa Janan Kutai Kartanegara berdasarkan Jeniskelamin. Terdiri
dari 23 Orang laki laki dan 254 orang perempuan yang total keseluruhannya adalah 77 orang.
Berdasarkan data dari puskesmas Loa Janan kecamatan Loa Janan bahwajumlah penduduk di
Kecamatan Loa Janan adalah 19.580penduduk sedangkanmasyarakat yang terdata
mendapatkan kartu Jamkesda di Kecamatan Loa Jananadalah sebanyak 16.918 orang dan
yang menggunakan Program Jamkesda tahun2013, tercatat sebanyak 12.116 jiwa. Sehingga
disimpulkan bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan Loa Janan menggunakan Program
Jamkesda.
Tabel 1. Daftar jumlah penduduk yang menggunakan Jamkesda tahun2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bulan
Januari
February
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Pengguna Jamkesda
1.424
983
855
985
1.279
1.032
899
775
849
878
980
1.177
12.116
Sumber : Puskesmas Loa Janan
Dari tabel di atas menunjukkan 12.116 jiwa yang menggunakan kesehatan gratis
dengan program Jaminan kesehatan gratis daerah, mereka tersebar di 3 desa/kelurahan yaitu
desa/kelurahan Loa Janan Ulu, desa/kelurahan Purwajaya, desa/kelurahan Tani Bhakti, yang
merupakan wilayah kerja dari Puskesmas Loa Janan. Berdasarkan data yang diperoleh dari
puskesmas Loa Janantentang Jumlah pengunjung yang data di Puskesmas Loa Jananuntuk
berobat sebelum dikeluarkannya kebijakan tentang program Jaminan Kesehatan Gratis
Daerah adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Daftar jumlah penduduk yang berkunjung ke Puskesmas Loa Janan sebelum
adanya Jamkesda
No.
Tahun
1.
2.
3.
2005
2006
2007
Jumlah Pengunjung di
Puskesmas Loa Janan
8.771
8.960
8.619
Sumber : Puskesmas Loa Janan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pengunjung sebelumadanya program
Jamkesda mulai dari tahun 2005 yaitu sebanyak 8.771 pasien,tahun 2006 sebanyak 8.960
pasien dan pada tahun 2007 sebanyak 8.619pasien,jadi bisa disimpulkan bahwa tidak ada
pelonjakan pasien yang terjadisampai pada tahun 2007 di Puskesmas Loa Janan.
Tabel 3. Perkembangan penduduk yang menggunakan programJamkesda tahun 2008
s/d 2012
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah Penguna Jamkesda
9.262
9.940
10.637
10.851
11.666
Sumber : Puskesmas Loa Janan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2005 sampaitahun 2007 jumlah
pasien yang berkunjung berkisar antara 9.262 sampai 11.666pasien, diamana pada tahun
tersebut pasien yang datang berobat masih harusdikenakan biaya karena belum adanya
Jaminan Kesehatan dari Pemerintahdalam hal ini JAMKESDA. Jumlahpenduduk yang
menggunakan layanan kesehatan gratis dengan program jaminan kesehatan gratis daerah
selama 4 tahun terakhir mengalamipeningkatan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebanyak 678
jiwa, kenaikan daritahun 2009 ke tahun 2010 sebanyak 697 jiwa, dari tahun 2010 ke tahun
2011mengalami kenaikan yaitu sebanyak 214 jiwa, kenaikan tersebut mengalami penurunan
ketimbang 2 tahun sebelumnya, ini di akibatkan oleh beberapafaktor diantaranya karena
pendataan yang awalnya dilakukan oleh kepala Desadiambil alih oleh pihak Puskesmas yang
semakin memperketat pendataanya.
Dan dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebanyak 815 jiwa.Sehingga
jika di bandingkan dengan jumlah pasien sebelum adanyaJamkesda maka dapat dikatakan
bahwa jumlah pasien yang berkunjung kePuskesmas Loa Jananjauh lebih meningkat setelah
adanya ProgramJamkesda.
Tabel 4. Jenis penyakit terbanyak yang di tangani oleh Puskesmas Loa Janan
Kabupaten Kutai Kartanegara
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama Penyakit
Kista
Demam
Batuk
Bukan Kecelakaan lalu lintas
Diare
Sakit kepala
Dermatitis Atopik
Dermatitis kulit Alergi
Dyspeesia
Dermatitis Infeksi
Jumlah Penderita
830
1821
1439
854
1120
1011
702
539
507
327
Sumber : Puskesmas Loa Janan
Data di atas merupakan sepuluh jenis penyakitterbanyak yang pernah ditangani oleh
Puskesmas Loa Janan Kecamatan Loa Janan, yang dapat menunjukkan bahwa dari banyaknya
jenis penyakityang diderita oleh masyarakat di Kecamatan Loa Janan yang merupakan
wilayahkerja dari Puskesmas Loa Janan adalah penyakit Demam yang mencapai
1821penderita dan Dermatitis Infeksi mencapai 327 penderita.
B. Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah Pada Wilayah Kerja
Puskesmas Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
Kedudukan Puskesmas Loa Janan sebagai bukan satu satunya puskesmasyangada
diKecamatan Loa Janan, dimana wilayah kerjanya berada pada 3 desa/kelurahanmenjadi
sebuah permasalahan tersendiri untuk dikaji.
Dasar hukum pada program kesehatan gratis sebagai kebijakan yang dilaksanakan
oleh pemerintah provinsi Kalimantan Timur, pada dasarnya berpedoman pada dua peraturan
perundan undangan yaitu, Pergub Kaltim Nomor 13 Tahun 2008 tentang pedoman
pelaksanaan program pelayanan kesehatan gratis diprovinsi Kaltim, dan perda Kabupaten
Kutai Kartanegara nomor 2 tentangpeneyelenggaraan kesehatan gratis.
Peraturan Gubernur yang lebih awal dilembagakan, yakni PergubNomor 13 tahun
2008 kemudian terbit Perda Nomor 2 Tahun 2009, berarti lembaga yang diberikan
kewenangan untuk menjalankan program kesehatangratis dalam hal ini Jaminan Kesehatan
Gratis Daerah seperti Dinas Kesehatan, kepala Balai Kesehatan dan Pelaksana tingkat Rumah
Sakit/Puskesmas belum memiliki kewenangan secara penuh dalam melaksanakan tata kelola
pendanaan, dan pemanfaatan dana kesehatan gratis.
Demikian juga yang terjadi pada Tim pengendali Provinsi, timpengendali kabupaten,
dan pelaksana tingkat rumah sakit (pasal 39 ayat 1Pergub No. 13 tahun 2008 ) belum
memiliki kewenangan secara penuhsebagai lembaga yang terlibat dalam program kesehatan
gratis.Pembentukan perda sebagai peraturan perundang undangan, pentinguntuk dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah sebagailembaga eksekutif. Apalagi
dengan mengacu pada asas otonomi daerah,perda selayaknya di jadikan setingkat dengan
undang undang, sehingga perdamenjadi mutlak untuk dibentuk oleh Gubernur bersama
anggota DPRD dalamprogram jaminan kesehatan Gratis daerah ini, tidak dengan
langsungmenerbitkan peraturan Gubernur, hanya karena dikejar janji program Kesehatan
Gratis. Oleh karena tampa adanya kewenangan yang diberikan oleh undang-undang, perda
lembaga yang menjadi pelaksana program tersebut tidak dapatbertindak semena mena.
Penting untuk diperhatikan oleh pemerintah provinsidan pemerintah kabupaten/kota sebelum
melaksanakan program kesehatangratis dalam kerangka otonomi daerah dan kewenangan
melakukan pelayanan kesehatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah agar dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan, walaupun untuk tujuan
kesejahteraan agar ada dasar hukum yang kuat.
Sebagaimana yang ditegaskan dalam konsideran menimbang PergubNomor 13 Tahun
2008, menegaskan “bahwa penyelenggaraan pembangunankesehatan, khususnya pelayanan
kesehatan gratis daerah bagi masyarakatperlu dilakukan secara terpadu, terintegrasi, sinergi
dan holistik sertapengaturan pembagian pembiayaan dengan memadukan berbagai upaya
daripemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Timur dengan pemerintah provinsidalam satu
system pembiayaan yang jelas, sarana dan prasarana kesehatan,sumberdaya manusia, dan
mutu pelayanan sesuai dengan standar pelayananminimal.
Hanya dengan standar pelayanan minimal, makanya tidak heran jikadalam pasal 1
ketentuan umum pergub Nomor 13 tahun 2008, pelayanankesehatan gratis adalah semua
pelayanan kesehatan dasar di puskesmas danjaringannya serta pelayanan kesehatan rujukan
dikelas III rumah sakitpemerintah daerah, yang tidak dipungut biaya dan obat yang
diberikanmenggunakan obat generik.Dari pengamatan dilapangan, penelitian di Puskesmas
Loa Jananternyata pasien yang berobat dengan menggunakan program Jaminankesehatan
gratis daerah untuk pengobatan umum kurang terlayani secaramaksimal. Untuk pasien rawat
inab kelas III dipuskesmas Loa Janan tidak dapat terlayani.Adapun pasien diruang persalinan
masihada yang mengeluhkan mengenai ruangan yang sempit dan bahkan terkadangbisa satu
kamar di isi oleh dua pasien serta adanya pembiayaan yangditanggung pasien. Dalam pasal
27 pergub No. 13 tahun 2008, ditegaskan bahwapelayanan kesehatan yang tidak ditanggung
antara lain : Operasi jantung, Kateterisasi jantung, Pemasangan cincin jantung, CT scan, Cuci
darah, dan Bedah syaraf. Berdasarkan ketentuan tersebut masih ada terjadi disparitas untuk
memperoleh pelayanan kesehatan gratis, dengan cara apa kemudian masyarakat dapat
menghindari penyakit dan tidak mengikuti standarpelayanan kesehatan gratis. Artinya hanya
orang yang memiliki kekayaan yang dapat menggunakan fasilitas yang layak.
C. Implementasi Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah di Puskesmas Loa Janan
Implementasi Program jaminan Kesehatan Gratis daerah berdasarkantujuan yang
ditetapkan yaitu :
1) Membantu dan meringankan beban masyarakat dalam pembiayaanpelayanan
kesehatan.
Dengan adannya Program pemerintah tentang Kesehatan gratis yang salah satunya
adalah program JAMKESDA , dimana dalam hal pembiayaan, masyarakat sudah harus
terbantu dengan adanyaprogram tersebut.
Dalam hal ini penulis berkesimpulan bahwa dari segi pembiayaan masyarakat sudah
terbantu misalnya saja sebelum adanya program pemerintah, masyarakat yang berobat ke
Puskesmas dan mendapatkanrawat jalan tingkat pertama (obat generik) harus dikenakan
biaya tergantung dari jenis penyakit yang diderita. Yang kemudian setelah adanya Program
JAMKESDA maka masyarakat yang berobat kePuskesmas di Gratiskan selama jam kerja.
2) Meningkatkan cakupan masyarakat dalam mendapatkan pelayanankesehatan di
Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit milikPemerintah dan
pemerintah daerah.
Daerah yang menjadi wilayah kerja puskesmas Loa Janan bisa dikatakanbanyak yang
berada dipelosok pelosok sehingga tidak dapat di pungkiri bahwamasyarakat kadang
terkendala dan bahkan enggan untuk datang kepuskesmas berobat. Seperti yang di ungkapkan
oleh penanggungjawabJamkesda di Puskesmas Loa Janan, Herlinawati beliau
mengungkapkan bahwa :
“meningkatnya cakupan masyarakat yang berkunjung ke Puskesmaskarna
biayanya yang sudah di gratiskan, dulukan sebelum adanyaJamkesda tidak
dapat di pungkiri banyak masyarakat yang lebih memilihpengobatan
tradisional”(wawancara, 19 februari 2014).
Meningkatnya cakupan masyarakat yang berkunjung ke PuskesmasLoa Janan salah
satu faktornya adalah dipengaruhi oleh biaya kesehatan yangs udah digratiskan dibanding
yang sebelumnya masyarakat harus menanggungbiaya yang tidak murah di tambah biaya
perjalanan yang cukup banyak.seperti yang diungkapkan oleh salah satu pasien yang
berkunjung ke PuskesmasLoa Janan, Aisyah mengungkapkan bahwa :
“dulu itu saya jarang sekali ke sini,karena mahal dan jauh dari tempatSaya,
tapi sekarang karena sudah digratiskan, biar sakit sakit kepala aja sayakesini
berobat”(wawancara, 1 Februari 2014).
Jadi dalam hal ini kesimpulannya bahwa tujuan dari Jamkesda tentang meningkatkan
cakupan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan sudah tercapai.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Berdasarkan Pergub No 13 Tahun 2008 pasal 5 tentang asas pelaksanaanKesehatan
Gratis dilaksanakan berdasarkan asas :
a) Transparansi
b) Akuntabilitas publik
c) Team work
d) Inovatif
e) Cepat,cermat, dan akurat
f) Pelayanan terstruktur dan berjenjang
g) Kendali mutu dan kendali biaya
Seperti yang diungkapakan oleh Penanggung jawab Jamkesda di Puskesmas Loa
Janan,Herlinawati beliau mengungkap-kan bahwa :
“Dengan adanya program Jamkesda maka kualitas pelayanan punmeningkat
dibanding sebelumnya,salah satu contoh, sekarang kalomisalnya ada
masyarakat yang dirujuk ke rumah sakit daerah itu sudahmenggunakan mobil
ambulance yang disediakan oleh puskesmas, sedangkandulu sebelum ada
jamkesda ,kita disini harus menyuruh keluarga pasien untukmenyediakan
kendaraan sendiri atau kendaraan umum”(wawancara, 19 februari 2014).
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat kita lihat dari
ketersediaan fasilitas yang disediakan oleh Puskemas salah satunya ambulance yang
digartiskan bagi masyarakat yang akan dirujuk ke Rumah Sakit umum Daerah.
4) Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Sasaran dari program JAMKESDA ini adalah seluruh penduduk Kalimantan Timur
yang mempunyai identitas (Kartu Peserta, KTP,Kartu Keluarga), danbelum mempunyai
jaminan kesehatan lainnya seperti (Jamkesmas, AksesSosial/PNS, Jamsostek,Asabri,Akses
Komersial dll.) sehingga terjadipemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di
wilayahKalimantan timur.seperti yang diungkapkan oleh penanggung jawab
programJamkesda di Puskesmas Loa JananHerlinawati, beliau mengungkapkan bahwa :
“adanya program jamkesda , pasien yang mampu ataupun kurangmampu
akan mendapatkan pelayanan yang sama”(wawancara,19 februari 2014).
Dengan adanya Jaminan kesehatan dari Pemerintah maka Terjadipemerataan
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehinggapemerataan pelayanan kesehatan
semakin meningkat.
5) Terselenggaranya pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakatdengan pola
jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat
Jaminan pemeliharaan kesehatan di programkan olehpemerintah provinsi dan
kabupaten kota dengan di keluarkan Pergub No 13 tahun 2008. tentang pedoman pelaksanaan
Program Pelayanankesehatan Gratis daerah. Sesuai dengan yang diungkapkan
olehpenanggung jawab program jamkesda, Herlinawati mengatakan bahwa :
“dengan adanya program jaminan kesehatan gratis daerah,pelayanan
kesehatan masyarakat dapat diberikan secara langsungdengan
menggunakan jaminan dari kartu jamkesda”(wawancara,19 februari 2014).
Masyarakat yang hendak melakukan pengobatan di PuskesmasLoa Janan
menggunakan kartu Jamkesda atau KTP dan kartu Kelurga(KK) untuk mendapatkan
pelayanan dari pegawai setempat.Dinamika perkembangan dunia yang semakin hebat , tidak
terlepasdari beragam permasalahan sosial, termasuk diantaranya adalahpermasalahan
kesehatan salah satunya di kecamatan Loa Janan. Timbulnyaberbagai macam penyakit
dianggap sebagai suatu permasalahan olehpemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara,
khususnya Puskesmas Loa Janan yang dalam halini bertugas menangani penduduk yang
tergangu kesehatan dalam wilayahkerjanya. Oleh karena itu dengan adanya Program
Kesehatan Gratis yangsalah satunya adalah Jamkesda sangat diharapkan dapat menbantu
wargamasyarakat. Keberadaan berbagai macam penyakit yang muncul belakangan ini,karena
kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan tatapengelolaan hidup sehat,
tidak jarang dikeluhkan oleh warga sekitar karnadinilai akan menyebarkan penyakit bagi
warga lainnya.Menyadari kenyataan itu,pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara,
khususnyapuskesmas Loa Jananmenyepakati program jaminan kesehatan gratis daerahyang
selanjutnya diimplementasikan kepada warga masyarakat yangmerupakan sasaran dari
pelaksanaan program tersebut.
D. Faktor-Faktor Berpengaruh terhadap Implementasi
Implementasi program jaminan kesehatan gratis daerah kepadamasyarakat dinilai
berdasarkan beberapa variable menurut teori dari VanMeter dan Van Horn yaitu :
1) Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Ukuran dan tujuan kebijakan sangat menentukan keber-hasilanpencapaian tujuan dari
implmentasi program jaminan Kesehatan gratis daerah,khususnya pada Puskesmas Loa
Janan.Implementasi akan menjadi efektifapabila ukuran dan tujuan dari kebijakan memang
sesuai dengan kondisisosio-kultur yang ada.
Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standardan tujuan kebijakan adalah
penting.Implementasi kebijakan yang berhasil,bisa jadi gagal (frustated) ketika para
pelaksana (officials), tidak sepenuhnyamenyadari terhadap standar dan tujuan
kebijakan.Standar dan tujuankebijakan memiliki hubungan erat dengan disposisi
parapelaksana (implementors).
Namun demikian, ada beberapa kasus yang terkesan sulit dalammengidentifikasi dan
mengukur kinerja. Ada dua penyebab yang dikemukakanoleh Van Meter dan Van Horn, yaitu
:pertama mungkin disebabkan olehbidang program yang terlalu luas dan sifat tujuanyang
komleks. Kedua, akibat dari kekaburan-kekaburan dan kontradiksi dalampernyataan ukuranukuran dasar dan tujuan-tujuan.
kadangkala kekaburan dalam ukuran-ukuran oleh pembuat keputusan agar dapat
menjamintangggapan positif dari orang orang yang diserahi tanggung jawabimplementasi
pada tingkat tingkat oraganisasi yang lain atau systempenyampaian kebijakan.Arah disposisi
para pelaksana (implementors) terhadap standar dantujuan kebijakan juga merupakan hal
yang “crucial”. Implementors mungkinbisa jadi gagal dalam melaksanakan kebijakan,
dikarenakan mereka menolakatau tidak mengerti apa yang menjadi tujuan suatu kebijakan
dansebagaimana tujuan dari program jaminan kesehatan gratis daerah tersebut.
Hasil wawancara penulis dengan penanggung jawab dari program jaminankesehatan
gratis daerah di puskesmas Loa JananHerlinawati,beliau mengatakan :
“kalo kita lihat selama ini baik dalam hal pelayanan maupunadministrasi itu
sudah tercapai”(wawancara,21 januari 2014).
Kemudian dari segi apakah masyarakat sudah merasa terbantu denganprogram
Jamkesda ini, sebagaimana hasil wawancara dengan penanggungjawab program jamkesda di
puskesmas Loa JananHerlinawati, beliau mengatakanbahwa :
“saya kira kalo kita lihat pelayanan yang kita berikan selama ini
kepadamasyarakat sudah mendapat pelayanan gratis mulai dari jaringan
puskesdespersalinan itu sudah sangat terbantu”(wawancara,21 januari 2014).
Kemudian sebagaimana yang di ungkapkan oleh Seima, salah satu pasienyang sedang
berobat ke Puskesmas Loa Janan, beliau mengatakan bahwa :
“Terealisasi, teralisasi, tapi belum merata, karena dari sistem
pendataanyang kurang baik sehingga ada yang seharusnya dapat malah
tidak dapat danada yang tidak pantas dapat tapi dapat”(wawancara,27
januari 2014).
Melihat tujuan dari Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah yangkemudian
dibandingkan dengan hasil dilapangan tujuan yang dikonsepkansudah sesuai dengan keadaan
yang ada dimasyarakat.
2) Sumberdaya
Dalam suatu kebijakan mungkin saja tujuan yang ditetapkan sudahjelas dan logis,
tetapi bukan hanya faktor tersebut yang mempengaruhi pengimplementasian suatu program.
Faktor sumberdaya juga mempunyai pengaruh yang sangat penting.
Ketersediaan
sumberdaya dalam melaksanakan sebuah program merupakan salah satu faktor yang harus
selalu diperhatikan. Dalam hal ini sumber daya yang dimaksud adalah sumberdaya manusia,
sumberdaya finansial, dan sumberdaya waktu untuk mendukung jalannya implementasi
program jaminan kesehatan gratis daerahkhususnya diPuskesmas Loa Janan.
3) Karakteristik Agen Pelaksana
Dalam pengimplementasian suatu program , karakter dari parapelaksana kebijakan
atau program harus berkarakteristik keras dan ketat padaaturan serta taat pada sanksi hukum
yang berlaku.Kinerja implementasi program jaminan kesehatan gratis daerah akan sangat
banyak dipengaruhi oleh ciri ciri yang tepat serta cocok dengan paraagen pelaksananya.
Seberapa tegas kemudian para pelaksana programdalam melaksanakan program
jaminan kesehatan gratis daerah di puskesmasLoa Janan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh penulis , bahwamemang ada aturan tentang mekanisme pengurusan kartu
jaminan kesehatangratis daerah yaitu membawa KTP dan Kartu Keluarga, sebagaimana
yangdi-ungkapkan oleh penanggungjawab program jaminan kesehatan gratisdaerah di
puskesmas Loa Janan, Ibu Herlinawati beliau mengatakan bahwa :
“yang tidak membawa kartu jamkesda atau KTP dan kartu keluarga,bila
memungkinkan untuk kembali maka kita persilahkan untuk kembali.
Danapabila tidak memiliki kartu jamkesda atau kartu tanda pengenal dan
juga tidakterdaftar di buku daftar pemilih folder maka kita disini ambil
kebijakan untukmembayar sebesar Rp 10.000,”(wawancara,25 januari 2013).
Melihat kondisi dilapangan mengenai karakter dari para pelaksanakebijakan dalam
melaksanakan program jaminan kesehatan gratis daerah,bahwa memang pada dasarnya
persyaratan untuk memperoleh pelayananjaminan kesehatan gratis daerah adalah dengan
membawa KTP dan kartukeluarga lainnya, dan untuk waktu sekarang ini sudah ada kartu
JAMKESDAyang wajib dibawa pada saat pemeriksaan.
Bagaimana sikap dari petugas puskesmas dalam melayani masyarakatmenjadi salah
satu indikator juga dalam menilai kepuas atau tidaknyamasyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan gratis yangdiprogramkan oleh pemerintah.Sebagaimana hasil
wawancara penulisdengan salah satu pasien yang sedang berobat pada saat itu di
PuskesmasLoa Janan.Ibu Milka beliau mengungkapkan bahwa :
“Ada dulu, saya bicara sama perawat , karena itu hari saya tidak tau
kalaoberobat itu harus bawa Kartu kelurga dan KTP, karena memang
sebelumnyakami belum pernah mendapatkan pemberitahuan tapi kenapa
kami dipersulit”(wawancara,25 januari 2013).
Salah satu bentuk keluhan masyarakat tentang pelayanan yang adadiPuskesmas Loa
Janan, dan berdasarkan yang peneliti lihat dilapangan,memang untuk sosialisasi yang
dilakukan oleh pihak puskesmas Loa Janansangat kurang, hanya dilakukan penyampaian
lewat pengajian-pengajiansehingga informasinya tidak sampai ke pelosok pelosok.
Sikap/kecenderungan (Disposition)Agen PelaksanaSalahsatu faktor yang mempengaruhi
efektifitas implementasikebijakan adalah sikap imlementor.Jika implementor setuju dengan
bagianbagian isi dari kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senanghati tetapi
jika pandangan mereka berbeda dengan pembuat kebijakan makaproses implementasi akan
mengalami banyak masalah dalam disposisi.
Disposisi atau sikap pelaksana akan menimbulkan hambatanhambatan yang nyata
terhadap implementasi kebijakan yang diinginkan olehpejabat pejabat yang lebih diatas.
Berkenaan dengan pengangkatan birokrasisebagai aparat pelaksana,berdasarkan hasil
wawancara penulis denganKepala puskesmas Loa Janan, drg. I Wayan Edi
Wahyudimengatakan bahwa :
“untuk pengangkatan pegawai, ya sesuai dengan prosedur yang berlaku
danpenempatannya
sesuai
dengan
keahlian
mereka
masing
masing”.(wawancara,21 januari 2014).
Menurut pantauan penulis dilapangan bahwa benar untukpengangkatan pegawai telah
sesuai dengan prosedur dan penempatanpegawai sudah tepat pada keahlian mereka masingmasing.
4) Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana.
Komunikasi sangat menetukan keberhasilan pencapaian tujuan dari Implementasi
program jaminan kesehatan gratis daerah di PuskesmasLoa Janan. Implementasi yang efektif
terjadi apabila para pembuat keputusansudah menegtahui apa yang akan mereka kerjakan.
Pengetahuan yang akanmereka kerjakan dapat berjalan dengan baik bila komunikasi berjalan
denganbaik.
Sehingga implementasi program harus dikomunikasikan dengan baikkepada pihak
pihak yang terkait.Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikanpun harus tepat, akurat, dan
konsisten. Komunikasi di perlukan agar parapembuat kebijakan dan para implementer
program tersebut akan semakinkonsisten dalam melaksanakan setiap program yang akan
diterapkan kepadasasaran dari program tersebut.
Komunikasi didalam dan antara organisasi organisasi merupakan suatu program yang
sangat kompleks dan sulit.Dalam meneruskan pesan pesan kebawah dalam suatu organisasi
atau dari atau oragnisasi ke organoisasilainnya, para komunikator dapat menyampaikannya
atau menyebarluaskan,baik secara sengaja atau tidak sengaja. Lebih dari itu , jika sumber
sumberinformasi yang berbeda memberikan interpretasi interpretasi yangbertentangan, para
pelaksana akan menghadapi kesulitan yang lebih besaruntuk melaksanakan maksud maksud
kebijakan.
Sebagaimana yang diungkapakan oleh penanggung jawab program jaminankesehatan
gratis daerah, ibu Herlinawati beliau mengatakan bahwa :
’’pihak pihak yang terkait itu mulai dari kepala dinas berkoordinasidengan
kapala puskesmas, kemudian kepala puskesmas yang membentukpennaggung
jawab program di puskesmas itu sendiri”(wawancara,21 januari 2014).
Program jaminan kesehatan gratis daerah yang diterapkan olehpemerintah, pada
dasarnya program ini bertujuan untuk membantu danmeringankan beban masyarakat dalam
pem-biayaan pelayanan kesehatan.Yang palin pentingdalam operasional program ini adalah
bahwa masyarakat atau akan fasilitas kesehatan gratis (Jamkesda)yang diluncurkan
olehpemerintah.
Namun kenyataanya dilapangan penulis melihat bahwa tidak semuamasyarakat tahu
akan adanya program jaminan kesehatan gratis daerah(Jamkesda) ini. Keterlibatan
stakeholder dalam penyampaian program inimenjadi kunci utama dalam kesuksesan program
tersebut.Bila dikaitkandengan yang ada dilapangan sosialisasi hanya dilakukan sampai pada
tingkatperangkat saja sedangkan untuk masyrakat sangat kurang atau sangat minim.
Pengetahuan masyarakat akan adanya program jaminan kesehatangratis ini ketika
masyarakat yang bersangkutan sedang berobat di puskesmas.Hanya masyarakat yang pernah
berobat di puskesmas saja yang yang tahuakan keberadaan program tersebut.Sebagaimana
yang diungkapkan oleh pak Jasdan, salah seorangpasien yang sedang berobat dipuskesmas
Loa Janan, beliau mengatakanbahwa :
“saya tau dari keluarga yang bilang, kalo sosialisasi oleh puskesmastidak
ada”(wawancara, 22 januari 2014).
Adapun
bentuk
sosialisasi
yang
digunakan
oleh
puskesmas
Loa
Jananuntukmensosialisasikan program jaminan kesehatan gratis daerah sebagaimanayang
diungkapkan oleh penanggung jawab program jaminan kesehatan gratisdaerah di puskesmas
Loa Janan, ibu Herlinawati beliau mengatakan bahwa:
“kami menyampaikannya lewat pertemuan lokakarya mini kecamatan,lewat
pemerintahan desa, tokoh tokoh masyarakat dan sampai pada kader-kader
kesehatan yang ada diposyandu”(wawancara,22 januari 2014).
Melihat kondisi yang ada dilapangan mengenai cara sosialisasi yangdilakukan oleh
para pelaksana program jaminan kesehatan gratis daerahpenulis merasa sangat minim yakni
hanya melalui pertemuan pertemuanorang tertentu saja, tokoh masyarakat tapi tidak
menyampaikannya langsungdengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat, memasang
spandukspanduk terkait program jaminan kesehatan gratis daerah.
Media komunikasiyang cukup sederhana itu menghambat kelancaran penyampaian
pesan ke masyarakat yang pada akhirnya akan mengangu imlementasi programjaminan
kesehatan gratis daerah. Dengan melihat realita diatas penulisberkesimpulan bahwa proses
komunikasi yang berjalan tidak maksimalsehinga sasaran dari program tersebut belum
tersosialisasikan dengan baikdan maksimal.
5) Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Kondisi kondisi lingkungan mempunyai pengaruh yang penting padakeinginan dan
kemapuan yuridiski atau organisasi pelaksana.Lingkunganexternal dalam hal ini lingkungan
Ekonomi Sosial dan Politik turut mendorongkeberhasilan kebijakan publik.khusunya di
Puskesmas Loa Janan,
Dalam hal ini, keterlibatan politik memang tidak dapat
dipungkirikeberadaanya, kartu jamkesda yang seyogyanya dibagikan sejak adanyaProgram
Jamkesda, namun pada kenyataanya kartunya dibagikan beberapahari sebelum pemilihan
Gubernur/Bupati/Walikota yang berakibat memuncul-kan perbincanganhangat di masyarakat
tentang kartu Jamkesda yang erat kaitannya denganpolitik.
VI. Penutup
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
sehubungan dengan permasalahan penelitian yang diajukan sebagai berikut :
1) Dari hasil penelitian penulis di lapangan bahwa implementasi program jaminan
Kesehatan Gratis Daerah di Puskesmas Loa Janan belum maksimal dan masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki.
2) Implementasi Program Kesehatan Gratis belum optimal. Hal ini terutama terlihat
dari:
a. Ukuran dan tujuan kebijakan, setelah melakukan penelitian bahwa ,tujuan dari
program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah sudah tercapai namun dalam hal
pencapaianny abelum terlalu maksimal sehingga perlu adanya usaha
peningkatan yang dilakukan.
b. Sumberdaya,bahwa sumberdaya sudah cukup baik namun, dalam hal ini
Sumberdaya manusia yang masih perlu untuk ditingkatkan lagi.
c. Karakteristrik agen pelaksana, yaitu agar Kartu Jamkesda segera dibagikan
kepada seluruh masyarakat yang mendapatkan program jamkesda secara
merata.
d. Sikap/Kecenderungan para pelaksana, dari segi pengangkatan birokrasi sudah
berjalan dan perlu adanya penyaringan yang lebih ketat lagi.
e. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, bahwa perlu adanya
melakukan sosialisasi yang lebih baik lagi, misalnya dengan melakukan
penyuluhan dan pemasangan spanduk sehingga informasi tentang program
Jaminan kesehatan gratis daerah bisa sampai ke pelosok-pelosok desa.
f. Lingkungan Ekonomi, sosial dan Politik, keterlibatan unsur-unsur politik
memang perlu ditiadakan karena program ini adalah program jaminan
kesehatan gratis daerah yang merupakan program pemerintah yang bertujuan
untuk memberikan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian Kesimpulan di atas, dapat direkomendasikan saran-saran sebagai
berikut:
1) Pentingnya pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan jajaran instansi terkait
untuk mengoptimalkan implementasi Program JaminanKesehatan Gratis Daerah
sesuai dengan tujuan, visi, misi dan sasarannya yang diinginkan dalam rangka
terwujudnya masyarakat yang bersih dan sehat.
2) Diharapkan kepada pemerhati, masalah kesehatan, lembaga swadaya masyarakat
(LSM), yayasan kesehatan, lembaga pendidikan dan pemberdayaan, penguasa,
stakeholder dan elemen masyarakat lainnya untuk mengambil peran dan
berpartisipasi dalam mendukung program jaminan kesehatan gratis daerah demi
tercapainya pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
3) Diharapkan kepada warga masyarakat untuk mengikuti program kesehatan gratis
dengan baik dan jika adakeluhan mengenai program JaminanKesehatan Gratis
Daerah segara melaporkan ke pimpinan puskesmas untuk dicarikan solusinya.
Daftar Pustaka
Peraturan Daerah Provinsi SulselNomor 2 Tahun 2009 tentang kerjasamap enyelenggara
pelayanan kesehatan gratis.
PergubSulsel Nomor 13 Tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan kesehatan Gratis di
ProvinsiSulsel.
Perda no 2 Tahun 2009 tentang pelaksanaan kesehatan gratis.
Teori-TeoriImplementasiKebijakan_files.
Teori Implementasi Kebijakan Publik SkripsiTesis Disertasi_files.
Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan Terhadap Masyarakat Miskin (Studi
Kasus Di Rumah Sakit X).
Download