faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas

advertisement
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMANFAATAN PUSKESMAS OLEH PASIEN HIPERTENSI
Ratna Dewi Hussein1)
Musiana1)
1)
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Abstract : Factors Correlating With Usefullness Health Center Hypertensi. Hypertense is mayor
problem not only lies in western country but also in Indonesia. Hypertense is categorized as
uncontagious disease,dangerous disease for humans, and the silent kiler which spreads universally.
This thing becomes the mayor problem and regarded very important. The research has been done to
know the factors which are related to usefullness health center for hypetense patient in Way Halim
district Bandar Lampung year 2012. The research design is cross sectional with the amount of
samples 100 respondens. The research result fund that there is connectin betwen age with usefullness
health center, there is no connection betwen sex (man/women) with usefullness of health center, there
is no conection betwen education and usefullness of health center, there is no connection betwen
cappital with usefullness of helath center, there is connection betwen job with usefullness of health
center, there is no connection betwen access to the health center, there is no connection between
people”s role with usefullness of health center. It can be seen from exponen B using logstic regression
found that the most having connections are an job, so that it can be concluded that on job and
knowledge very influence to ward the usefullness of health center to hypertense patient.The effort that
has been done to increase the usefullness for hypertense patient in Way Halim district is improving the
health promotion for hypertense patient to take the benefit of the existence health center which is
supported by the wisdom of Mayor Bandar Lampung free treatment/medicine in health center.
Keyword
: Usefullness health center, hypertensi
Abstrak : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Pasien
Hipertensi. Hipertensi merupakan masalah besar yang tidak hanya terdapat di negara barat, tetapi
juga di Indonesia. Hypertensi dikategorikan sebagai penyakit yang tidak menular dan penyakit yang
membahayakan manusia dan merupakan pembunuh yang tersembunyi (The Silent killer) dan
menyebar secara universal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang
berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas pada pasien hypertensi di kelurahan Way Halim Kota
Bandar Lampung tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 100
responden. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur dengan pemanfaatan puskesmas
,tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pemanfaatan puskesmas, tidak ada hubungan antara
pendidikan dan pemanfaatan puskesmas tidak ada hubungan pendapatan dengan pemanfaatan
puskesmas, ada hubungan antara pekerjaan dengan pemanfaatan puskesmas ,tidak ada hubungan
antara akses ke puskesmas dengan pemanfaatan puskesmas, tidak ada hubungan antara peranan orang
lain dengan pemanfaatan puskesmas . Dilihat dari nilai Eksponen B dengan menggunakan regresi
logistik diketahui bahwa yang paling dominan berhubungan adalah faktor pekerjaan , sehingga dapat
disimpulkan bahwa pekerjaan sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas pada pasien
hypertensi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan puskesmas pada pasien
hypertensi di kelurahan Way Halim adalah meningkatkan promosi kesehatan pada pasien hypertensi
untuk mau memanfaatkan puskesmas yang ada apalagi ada kebijakan walikota Bandar Lampung
berobat ke puskesmas gratis sesuai dengan Perwali tentang pelayanan kesehatan dasar pada sarana
pelayanan kesehatan di kota Bandar Lampung.
Kata Kunci
: Pemanfaatan puskesmas, hipertensi
Ada empat penyakit mematikan yang
masuk dalam Penyakit Tidak Mnular (PTM)
yaitu Diabetes Mellitus, kanker, penyakit paru
dan jantung. Kebanyakan terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Angka
kematian akibat PTM kardiovaskuler lebih
tinggi dua kali lipat dari kematian akibat kanker
15,7% serta gangguan penyakit lain. Penyakit
kardiovasculer terdiri dari gangguan yang
menyebabkan penyakit jantung (kardio) dan
pembuluh darah (vasculer). Pemicu utamanya
adalah tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi,
33
34 Jurnal Kesehatan, Volume V, Nomor 1, April 2014, hlm 33-39
obesitas, merokok dan kurang bergerak
(Sheikh, 2010).
Laporan World Health Organisation
(WHO) tahun 2010 menunjukkan bahwa akibat
penyakit tidak menular telah mencapai 36,1 juta
tahun 2008 dan diperkirakan akan meningkat
17% pada dekade berikutnya. Di Afrika jumlah
tersebut akan terus meningkat sebesar 24%. Di
kawasan Asia Tenggara kematian disebabkan
oleh penyakit tidak menular dikawatirkan
meningkat dari 2,6 juta menjadi 4,2 juta.
Penyakit
tidak
menular
NCDs
(Non
Communicable Disease) paling banyak
menyerang kelompok usia menengah, yang
justru merupakan kelompok usia paling
produktif, sehingga dapat mengurangi tingkat
pertumbuhan sampai dengan lima persen.
Perserikatan
Bangsa-bangsa
telah
mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk
membahas penyebab kematian terbesar di dunia
yaitu NCDs (Non Communicable Disease).
Pertemuan yang berlangsung pada
19
September 2011 tersebut dilakukan guna
membahas bagaimana pemerintah dapat
mengendalikan 36 juta kematian setiap tahun
dari penyakit yang seharusnya dapat dicegah
dan diobati. Pada pertemuan 11 negara anggota
WHO kawasan Asia Tenggara yang bertujuan
mengharmonisasikan masukan regional SEAR
pada Hight Level UN General Assembly
Meeting on NCD yang dilaksanakan September
2011. Dalam ertemuan tersebut Menteri
Kesehatan dalam sambutannya mengatakan
Indonesia mengalami beban ganda penyakit
yaitu penyakit menular yang masih menjadi
masalah, sedangkan penyakit tidak menular
(PTM) juga semakin meningkat. Hal tersebut
ditunjukkan dengan data kematian akibat PTM
yang tadinya 41,7% pada tahun 1995 menjadi
59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian
tertinggi di Indonesia adalah akibat stroke
15,4% (pertemuan regional Agustus 2011).
Selama ini fokus pemberantasan lebih
mengarah pada penyakit menular, tetapi
ternyata penyakit tidak menular lebih banyak
menyebabkan kematian dibandingkan dengan
penyakit menular. Kalau dulu jarak antara
penyakit menular dengan penyakit tidak
menular jauh, tetapi sekarang jumlah penyakit
tersebut meningkat dan penyebab kematian
lebih banyak akibat penyakit tidak menular.
Banyaknya angka kematian akibat PTM di
negara berkembang juga dipicu dengan
mahalnya biaya pengobatan. Menkes juga
mengatakan bahwa peningkatan PTM juga
berdampak negatif terhadap ekonomi dan
produktivitas bangsa. Penyakit PTM adalah
penyakit yang memerlukan biaya pengobatan
yang besar dan waktu lama ( Muhammadun
2010). Hipertensi merupakan salah satu
penyakit yang mengakibatkan angka kesakitan
yang tinggi. Menurut Basha (2004) hipertensi
adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan angka kesakitan
atau morbiditas dan angka kematian atau
mortalitas. Sedangkan menurut Sustrani, dkk
(2004) Berdasarkan kriteria hipertensi dari
organisasi kesehatan sedunia adalah bila sistole
lebih dari 160 mmHg dan diastole lebih dari 95
mmHg. Hipertensi bisa primer atau sekunder.
Kira-kira 90% hipertensi adalah hipertensi
essensial primer yang tidak dketahui
penyebabnya (Hans Peterr Wolff 2008)
Hipertensi sering kali disebut sebagai
pembunuh gelap (silent killer) karena termasuk
yang mematikan tanpa disertai dengan gejalagejalanya lebih dahulu sebagai peringatan
pada korbannya (Sustrani 2004). Diperkirakan
60 juta orang di United State mempunyai
kenaikan darah dan memerlukan pemantauan
dan pengobatan. Banyak dari orang-orang ini
tidak menyadari jika mereka menderita
hipertensi, karena tidak
terdapat gejala
sehingga tidak mentaati pengobatan aktif.
Menurut WHO dari 50% penderita hipertensi
yang terdeteksi, hanya 25% yang mendapat
pengobatan dan hanya 12,5% bisa diobati
dengan baik (Muhammadun 2010). Penekanan
utama program kesehatan masyarakat untuk
hipertensi adalah pencegahan sekundernya
yaitu mengendalikan kenaikan tekanan darah
pada orang-orang yang beresiko tinggi, orangorang yang obesitas dan riwayaat keluarga
dengan hipertensi. Karena
factor-faktor
ekonomi, orang segan mencari pertolongan
dokter, karena mereka merasa sehat
(Muhammadun 2010).
Berdasarkan tingkat pemanfaatan
(utility) masyarakat, khususnya di wilayah
perkotaan terhadap pelayanan kesehatan
seperti puskesmas sebagai tempat pelayanan
kesehatan, dimana pemeriksaan cenderung
rendah, mereka lebih memilih layanan klinik
medis, praktek dokter spesialis, dan rumah
sakit swasta dari pada puskesmas.Pada
umumnya sepadaan masyarakat terutama
menengah kebawah tak memiliki pilihan lain
Hussein, Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Pasien Hypertensi 35
dalam memperoleh pelayanan kesehatan
termasuk tindakan pengobatan, meski kualitas
pengobatan di puskesmas masih relatif rendah
dibandingkan dengan tempat lain. Masyarakat
memilih puskesmas sebagai tempat pelayanan
kesehatan karena pertimbangan ekonomi dan
faktor kedekatan lokasi dengan tempat tinggal
mereka (Notoatmojo 2010).
Di Propinsi Lampung (2008) hipertensi
menduduki urutan ke 8) dari 10 besar penyakit
(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2008) Di
Rumah Sakit Dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung (RSAM), kunjungan pasien dengan
hipertensi rata-rata pertahun 1000 pasien. Selain
itu Rumah Sakit Dr. Hi.RSAM merupakan
rumah sakit rujukan di Provinsi Lampung,
sehingga tidak memanfaatkannya akan semakin
kompleks dan banyak, penetapan diagnosisnya
sudah didasarkan pada pemeriksaan penunjang
yang diperlukan (Profil Kesehatan Propinsi
Lampung 2010)
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (
Riskesdas 2007) Nasional tahun 2007
prevalensi Hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran Tekanan Darah di Provinsi
Lampung sebesar 24,1%, sedangkan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara
tahun 2008 didapatkan bahwa hipertensi
menempati urutan ke -4 yaitu 13.412 (4.91%)
dari 10 penyakit terbanyak di Kabupaten
Lampung Utara , sedangkan pada tahun 2009
meningkat menjadi urutan ke-2 yaitu sebanyak
18.483 tidak memanfaatkan.
Di kelurahan Way Halim Kedaton,
jumlah kepala keluarga (KK) 2017 KK dan
12.464 jiwa terdapat satu puskesmas dan
beberapa tempat pelayanan kesehatan swasta
lain misal seperti praktek dokter, praktek bidan,
klinik bersalin dan balai pengobatan modern. Di
wilayah kerja Puskesmas Way Halim tahun
2007 dan 2008, penemuan tidak memanfaatkan
hipertensi
berfluktuatif,
jumlah
tidak
memanfaatkan hipertensi tahun 2008 sebanyak
2.796 tidak memanfaatkan dan menurun 2,792
tidak memanfaatkan, serta tahun 2009 dan pada
tahun 2010 terdapat 3.042 tidak memanfaatkan,
sedangkan tahun 2011 menjadi 2.644.
Puskesmas Way Halim sudah banyak
dimanfaatkan masyarakatnya, ini terlihat dari
angka kunjungan pada tahun 2011 berjumlah
42.411 orang, dari sejumah tersebut 2.644
(6,23%) dikunjungi oleh penderita hipertensi.
Penyakit ini memerlukan pengobatan seumur
hidup sehigga dapat saja pasien hipertensi
berkunjung ke pelayanan kesehatan swasta,
mereka jarang memanfaatkan puskesmas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian “Faktorfaktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
puskesmas oleh pasien hipertensi di kelurahan
Way Halim Bandar Lampung tahun 2012”.
Tujuan penelitian, diketahuinya faktor
paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas oleh pasien hipertensi di
kelurahan Way Halim tahun 2012.
METODE
Penelitian menggunakan rancangan
cross sectional (potong lintang). Dengan
penelitian ini akan dilihat keadaan dari faktor
faktor penentu yaitu variabel bebas (umur, jenis
kelamin pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
akses ke puskesmas, peranan keluarga) dan
variabel terikat yaitu pasien hipertensi yang
memanfaatkan puskesmas, dengan model
pendekatan yang dilakukan secara bersamaan
sebagaimana terdapat dalam kerangka konsep.
Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat
menggunakan kuesioner. Sebagai Populasi,
seluruh pasien hipertensi yang berada di wilyah
kelurahan Way Halim sebanyak 2017 KK
dengan jumlah 12.464 orang
Sampel penelitian ini sebanyak 100
ditentukan dengan menggunakan accidental
sampling sampel yang ditemukan peneliti pada
saat
penelitian yaitu dengan menetapkan
criteria. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah pasien laki-laki dan perempuan yang
didiagnosis Hipertensi oleh petugas puskesmas,
tinggal di wilayah kelurahan Way Halim.
Penelitian ini tidak membedakan hipertensi
primer dan hipertensi sekunder.
Pengolahan
dan
analisis
data
menggunakan program komputer dengan
tahapan sebagai berikut : proses editing, coding,
cleaning dan processing. Uji statistik yang
digunakan adalah menggunakan uji statistik Kai
Kuadrat (Chi square) dan multivariat dengan
uji regresi logistik ganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Analisa Univariat dilakukan guna melihat
distribusi frekuensi pemanfaatan Puskesmas
36 Jurnal Kesehatan, Volume V, Nomor 1, April 2014, hlm 33-39
oleh pasien hipertensi dari segi umur, jenis
kelamin, pendidikan, pendapatan,pekerjaan,
akses, dan peranan keluarga.
Tabel 1 : Distribusi frekuensi pemanfaatan
puskesmas way Halim Bandar
Lampung tahun
Tabel 3 : Hubungan Variabel Independen
dengan pemanfaatan puskesmas
Way Halin Bandar Lampung
Pemanfaatan
puskesmas
Variabel
Independen
Tdk
Memanmeman- faatkan
faatkan
Total
Pemanfaatan
Puskesmas
Tdk. memanfaatkan
n
%
Umur
52
52
 > 50 th
48
48
17
35.4%
57
Memanfaatkan
35
75%
Jumlah
100
100
 < 50 th
22
25%
26
64.6%
43
Uji Chi
Square
0.049
Jns. Kelamin
Tabel 2 : Distribusi frekuensi faktor-faktor
yang berhubungan dengan
pemanfaatan puskesmas Way
Halim Bandar Lampung
Variabel
n
(%)
Umur
 < 50thn
 > 50 thn
57
43
57
43
 Perempuan
 Laki-laki
52
48
52
48
Pendidikan
 Tinggi
 Rendah
68
32
68
32
 Laki-laki
27
21
48
56,2% 43,8%
 Perempuan
25
27
52
48,1% 51.9%
Pendidikan
 Tinggi
37
54,4%
31
45,6%
 Rendah
15
46,9%
17
32
53,1%
 < UMR
37
52,9%
33
47,1%
70
 > UMR
15
50%
15
50%
30
 Bekerja
36
63,2%
21
36,8%
57
 T. bekerja
16
37,2%
27
62,8
43
 Sulit
18
54,5%
15
45,5%
33
 Mudah
34
50,7%
33
67
49,3%
 Tdk mendukung
13
65%
7
35%
 Mendukung
39
48,8%
41
80
51,2%
Jenis Kelamin
70
30
70
30
 Bekerja
 Tidak bekerja
57
43
57
43
Akses
 Sulit
 Mudah
33
67
33
67
20
80
20
80
Pekerjaan
0,625
Pendapatan
0.965
Analisis bivariat dalam penelitian ini
menggunakan uji statistik Kai Kuadrat (Chi
square), untuk melihat hubungan variabel
independen dengan dependen, sebagai berikut :
0,018
Akses
Peranan Keluarga
 Tidak mendukung
 Mendukung
68
Pekerjaan
Pendapatan
 < UMR
 >UMR
0,537
0,965
Peranan klga
20
0,293
Hussein, Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Pasien Hypertensi 37
Hasil analisis bivariat didapat faktor
yang paling dominan berhubungan dengan
pemanfaatan puskesmas adalah variabel
pekerjaan.
Pembahasan
Hasil penelitian dari analisa bivariat
diketahui dari 100 responden yang mempunyai
peran keluarga mendukung yang 80 orang
(80%) lebih banyak dari responden peranan
keluarga tidak mendukung sebanyak 20 orang
(20%) Diperoleh nilai p value = 0,293 hal ini
berarti tidak ada hubungan bermakna antara
peranan keluarga dengan pemanfaatan puskesmas. Peranan keluarga sangat diperlukan pada
pasien hipertensi supaya kesehatannya selalu
terjaga.
Peranan keluarga terdiri dari dukungan
keluarga terdekat isteri / suami, anak menantu,
cucu dan tetangga terdekat. Responden dengan
hipertensi sangat memerlukan dukungan orang
lain dalam hal pengukuran tekanan darah di
Puskesmas, ketaatan minum obat,cara hidup
sehat diantaranya hidup teratur, istirahat yang
cukup, olah raga yang teratur, taat terhadap diet.
. Dukungan keluarga sangat berperan dalam
memelihara dan mempertahankan tekanan
darah yang normal tanpa keluhan dan mencegah
komplikasi. Keluarga merupakan sistem dasar
dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan
diatur, dilaksanakan, dan diamankan, keluarga
memberikan perawatan kesehatan yang bersifat
preventif dan secara bersama-sama merawat
anggota keluarga. Keluarga mempunyai
tanggung jawab utama untuk memulai dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh para professional perawatan kesehatan.
Keluarga merupakan suatu lingkungan
sosial bagi pasien hipertensi yang kemudian
menjadi sumber dukungan social yang penting.
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah fungsi
perawatan kesehatan yang tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam penelitian ini peran keluarga tidak berhubungan
dengan pemanfaatan puskesmas. Pemanfaatan
pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi baik
dari tenaga Puskesmas, segi fasilitas kesehatan
dan dari segi masyarakat seperti disebutkan
diatas. Peneliti hanya memfokuskan faktorfaktor yang berhubungan dari segi masyarakat.
Pemanfaatan pelayanan
kesehatan
dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain
kunjungan perhari. Hal ini menunjukkan
meningkatnya kunjungan Puskesmas disebabkan adanya kesadaran individu dan masyarakat
sendiri untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang pemerintah siapkan.
Perilaku pemanfaatan Puskesmas pada
pasien hipertensi kenyataannya tidak sama
dengan
pasien
umum
kemungkinan
penyebabnya responden mencari tempat
pelayanan kesehatan lain, atau timbulnya
kesadaran tentang ancaman penyakitnya.
Kebetulan di kelurahan Way Halim banyak
mempunyai prasarana kesehatan diantaranya
satu Puskesmas, satu Puskesmas Pembantu,
enam posyandu, tiga apotik, toko obat lima,
Balai pengobatan yayasan swasta. Juga terdapat
sembilan praktek dokter dan bidan swasta.
Meskipun responden tidak memanfaatkan
Puskesmas, tapi tetap mendapatkan pelayanan
kesehatan seperti dalam hal pengukuran
tekanan darah dan pengobatan.
Di Kelurahan Way Halim sudah ada
senam massal setiap hari Jumat, dan setiap hari
Minggu diadakan senam jantung, yang diikuti
oleh masyarakat setempat dan sekitarnya, yang
semuanya itu sangat diperlukan oleh pasien
hipertensi. Faktor lain mungkin disebabkan
karena pasien hipertensi tidak mempunyai
keluhan sehingga masih bisa melakukan
kegiatan sehari-hari tanpa terganggu dengan
penyakitnya. Jadi pasien hipertensi masih
menganggap penyakitnya belum mengancam
jiwanya, hal ini masih berhubungan persepsi
masyarakat tentang persepsi sehat sakit
(Notoatmojo 2010). Pasien hipertensi
ini
termasuk kelompok masyarakat yang belum
sakit tetapi sudah berpotensi sakit yang lebih
berat seperti pasien lainnya misal Diabetes
mellitus, kolesterol tinggi dan sebagainya, yang
sangat memerlukan peleyanan kesehatan
seumur hidup.
Pengalaman baik dalam memanfaatkan
pelayanan
Puskesmas
diharapkan
akan
menjadikan
dasar
pertimbangan
untuk
mengambil keputusan, tindakan memanfaatkan
ulang pelayanan Puskesmas. Disamping itu
pengalaman baik akan diinformasikan pada
orang lain dilingkungannya seperti yang
dinyatakan oleh Tjiptono bahwa keberhasilan
pelayanan kesehatan akan membentuk sarana
promosi dari mulut ke mulut yang efektif dan
orang yang puas dengan pelayanan kesehatan
38 Jurnal Kesehatan, Volume V, Nomor 1, April 2014, hlm 33-39
akan memberikan dasar yang baik bagi
kunjungan atau minat pemanfaatan ulang. Hasil
penelitian menunjukkan peranan dukungan
keluarga tidak berhubungan dengan
yang
pemanfaatan Puskemas.
Faktor-faktor yang menyebabkan
karena pasien hipertensi
jarang didapati
keluhan atau masih bisa melakukan kegiatan
sehari-hari maka belum memerlukan dukungan
orang lain atau keluarganya. Di kelurahan Way
Halim Pasien lebih mandiri dalam menjaga
kesehatannya, tidak terlalu bergantung dengan
orang lain dan keluarga.
Berdasarkan ketujuh variabel diatas
yaitu variable umur, pendidikan, jenis kelamin,
pendapatan, pekerjaan, akses ke puskesmas dan
peranan keluarga setelah dilakukan analisa
regresi logistik didapatkan yang mempunyai
hubungan paling besar adalah
umur dan
pekerjaan. Pada tabel 5.17, menunjukkan bahwa
kedua variabel independen tersebut, artinya
kedua variabel berhubungan secara signifikan
dengan pemanfaatan puskesmas. Berdasarkan
kedua variabel yang diuji secara multivariat,
variabel umur dan pekerjaan sebagai variabel
pencetus, yang berarti semakin tinggi umur
seseorang semakin memanfaatkan Puskesmas
dan responden yang bekerja semakin sering
tidak memanfaatkan Puskesmas dari pada yang
tidak bekerja, Dan akhirnya setelah dimasukkan
dalam model, yang mempunyai hubungan
paling dominan adalah pekerjaan. Dengan
demikian faktor paling besar pada pasien
hipertensi dalam pemanfaatan puskesmas
adalah pekerjaan.
Mungkin responden yang tidak bekerja
mempunyai cukup waktu memanfaatkan
puskesmas. Seperti diketahui memanfaatkan
puskesmas itu memerlukan waktu yang cukup
panjang mulai dari mengambil kartu sampai
mendapatkan obat harus melalui birokrasi yang
panjang. Hal ini akan memberikan peluang
pada pasien yang tidak bekerja untuk
memanfaatkan puskesmas karena mempunyai
waktu yang cukup panjang. Bagi anda yang
belum terkena hipertensi, sejak dini pastikan
bahwa diri anda terhindar dari penyakit
mematikan ini Banyak faktor yang mendorong
pasien memanfaatan puskesmas, diantaranya
adalah persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
kesehatan yang diterima. Apabila pasien puas
dengan pelayanan yang diberikan maka
sebagian besar pasien akan terkesan dengan
pengalaman sebelumnya. Demikianlah dengan
pengalaman sebelumnyanya memanfaatkan
pelayanan kesehatan puskesmas, memungkinkan pasien untuk mengambil keputusan
selanjutnya dan seterusnya untuk memanfaatkan puskesmas.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
kesimpulan berikut :
1. Pasien hipertensi yang memanfaatkan
Puskesmas hampir sama jumlahnya yang
tidak memanfaatkan Puskesmas
2. Jumlah responden pasien hipertensi yang
berumur < 50 tahun lebih banyak
dibandingkan yang berumur > 50 tahun,
dan umur tidak ada hubungan signifikan
dengan pemanfaatan puskesmas.
3. Responden wanita lebih banyak dibanding
laki-laki, jenis kelamin tidak ada hubungan
dengan pemanfaatan puskesmas
4. Responden yang berpendidikan tinggi lebih
banyak dibanding yang berpendidikan
rendah, pendidikan tidak ada hubungannya
dengan pemanfaatan puskesmas
5. Responden yang berpendapatan > UMR
lebih sedikit dari yang < UMR. Pendapatan
tidak ada hubungan signifikan dengan
pemanfaatan puskesmas.
6. Responden yang mempunyai pekerjaan
lebih banyak dari yang tidak bekerja.
Pekerjaan ada hubungan signifikan dengan
pemanfaatan puskesmas
7. Responden yang mempunyai akses ke
Puskesmas mudah lebih banyak dari pada
yang aksesnya sulit. Akses tidak ada
hubungan dengan pemanfaatan puskesmas
8. Responden mendapat dukungan keluarga
lebih banyak dari yang tidak mempunyai
dukungan. Peran keluarga tidak ada
hubungan dengan pemanfaatan puskesmas
9. Faktor yang paling dominan
yaitu
pekerjaan.
Hussein, Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Pasien Hypertensi 39
DAFTAR RUJUKAN
Sheikh. 2010. Penyakit Tidak Mnular (PTM).
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/0
72001/edi-1.htm
Pertemuan regional Agustus 2011. Penyakit
Tidak Menular. Diabetes Meeting 9-10
Oktober. Jakarta
Muhammadun. 2010. Hipertensi dan Faktor
Resikonya Dalam Kajian Epidemologi.
(http://www.cermin dunia Kedokteran.
com/index.php?option=com content &
task=view&id=38&itemid=12)
Sustrani, dkk. 2004. Hipertensi dan faktor
resikonya.
Hans Peterr Wolff. 2008. Cara Mendeteksi dan
Mencegah Tekanan Darah Tinggi Sejak
Dini : xi – xii PT Bhuana Ilmu
Populer Kelompok Gramedia
Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2010
Riskesdas.2007.http/www.depkes.go.id/index.phpop
tion =news & task=viewarticle&sid=3328
Notoatmodjo. Soekidjo (2010). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta
Download