perilaku anak dalam pola asuhan kakek/nenek

advertisement
PERILAKU ANAK DALAM POLA ASUHAN KAKEK/NENEK
(Studi Kasus Di Kampung Koto Rawang Nagari Lakitan Timur Kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan)
JURNAL
RIZA HARTINA
NIM. 10070091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
STKIP PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2014
PERILAKU ANAK DALAM POLA ASUHAN KAKEK/NENEK
Studi Kasus di Kampung Koto Rawang Nagari Lakitan Timur Kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
Riza Hartina1’Fachrina2’Elvawati3
Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Thesis studies the behavior of children in Parenting Pattern Grandpa /
Grandma in Rawalpindi Nagari Koto Village East Lakitan Sub Lengayang
Regency South Coast. Nuclear family is very instrumental in the formation of a
child's behavior because the instruction given birth parents since they will be
useful for the development of their child to an adult. But the fact remained that
occurred in the village of Koto Rawang nuclear family with a role because of the
condition of the nuclear family have died namely their parents. As the role of the
nuclear family in the move to the extended family that is the grandfather or
grandmother. Therefore, this study aimed to describe the form of parenting
grandfather / grandmother without parents and describe the behavior of children
in nursery stock grandfather / grandmother in the family without the tua.Teori
used in this research, namely the theory of Social Action by Max Weber's theory
of action that is social.
The approach used in this study that is qualitative approach with
descriptive type. Research informants taken purposive sampling. With this type of
primary data and secondary data. Techniques and data collection tools used were
interviews, observation, and documentation. Data analysis starts from a data
reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Whereas the pattern of behavior of the child in foster grandpa / grandma
families without parents are (1) love object, (2) lazy, (3) mendacious. This
reflected some children who grew up with grandpa / grandma without parents who
are in the village of Nagari Koto Rawalpindi District East Lakitan Lengayang
Regency South Coast, this is due to the old child died.
Keyword: Behavior, Children's Pattern grandfather / grandmother
1.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2010.
Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.
3.
Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.
2.
kakek/nenek dari salah satu pasutri
PENDAHULUAN
Keluarga adalah salah satu
kelompok atau sekumpulan manusia
yang hidup bersama sebagai suatu
kesatuan
atau
&
Auerback
dalam
Silalahi, 2010:5).
Keluarga batih (inti) adalah
masyarakat
kelompok orang yang terdiri dari
terkecil dan biasanya selalu ada
ayah, ibu, dan anak-anaknya yang
hubungan darah, ikatan perkawinan
belum
atau ikatan lainnya. Tinggal dalam
membentuk
satu
(Suhendi, 2001:54).
rumah
unit
(Silverstein
dan
dipimpin
oleh
memisahkan
diri
keluarga
dan
tersendiri
seorang kepala keluarga. Keluarga
Keluarga inti sangat penting
juga suatu struktur yang bersifat
bagi masyarakat sebelum mengenal
khusus, yang satu dengan yang lain
lingkungan lainnya. Keluarga inti
mempunyai
akibat
sangat berperan dalam pembentukan
hubungan darah atau pernikahan.
perilaku seorang anak karena didikan
Perikatan itu membawa pengaruh
yang diberikan orang tuanya sejak
adanya sikap saling berharap (mutual
mereka lahir akan berguna untuk
expectation) yang sesuai dengan
perkembangan anak hingga mereka
ajaran agama, dikukuhkan secara
dewasa. Akan tetapi kenyataanya
hukum, serta secara individual saling
yang terjadi di Kampung Koto
mempunyai ikatan batin (Wahyu &
Rawang
Suhendi, 2000:61-62).
berperan karena kondisi keluarga inti
ikatan,
baik
keluarga
inti
kurang
Keluarga besar merujuk pada
ada yang meninggal yaitu orang
keluarga inti dengan penambahan
tuanya dan ada yang bekerja untuk
anggota keluarga selain anak, seperti
memenuhi
paman, bibi, serta orang tua dari
Sehingga peran keluarga inti di
pasangan
(pasutri).
alihkan ke keluarga luas yaitu kakek
Kehadiran keluarga besar terjadi
atau nenek. Keluarga luas adalah
karena banyak hal. Yang paling
keluarga yang terdiri dari semua
sering ditemukan adalah alasan untuk
orang yang berketurunan dari kakek
membantu
dan nenek yang sama termasuk
umumnya
suami
istri
pengasuhan
ini
dilakukan
anak
oleh
kebutuhan
hidupnya.
keturunan masing-masing istri dan
tindakan sosial serta antar hubungan
suami.
sosial
Berdasarkan
Kampung
Koto
Lakitan
observasi
Rawang
Timur
Lengayang
di
Nagari
Kecamatan
Kabupaten
Pesisir
untuk
sampai
kepada
penjelasan kausal. Ada dua konsep
dasar
menurut
weber.
Pertama
konsep tindakan sosial, kedua konsep
tentang penafsiran dan pemahaman.
Selatan terdapat anak yang diasuh
Tindakan
oleh kakek atau neneknya. Hal ini
Weber dapat berupa tindakan yang
disebabkan orang tuanya ada yang
nyata-nyata diarahkan kepada orang
meninggal dunia. Oleh sebab itu
lain. Juga dapat berupa tindakan
penulis
yang bersifat membatin atau bersifat
tertarik
untuk
‘’Perilaku Anak dalam
melihat
Pola
sosial
subyektif
yang
yang
dimaksud
mungkin
terjadi
(Studi
karena pengaruh positif dari situasi
Kasus Di Kampung Koto Rawang
tertentu. Atau merupakan tindakan
Nagari Lakitan Timur Kecamatan
perulangan dengan sengaja sebagai
Lengayang
akibat dari pengaruh situasi yang
Asuhan
Kakek/Nenek
Kabupaten
Pesisir
Selatan)’’.
serupa,
atau
berupa
persetujuan
Tujuan yang hendak dicapai
secara pasif dalam situasi tertentu.
dalam penelitian ini adalah untuk
Seseorang dalam melakukan suatu
mendeskripsikan
perilaku
hal dengan sungguh-sungguh maka
anak dalam pola asuh kakek/nenek
apa yang dikerjakan akan tercapai
tanpa orang tua di Kampung Koto
dengan hasil yang diinginkan (Ritzer,
Rawang?
2009:38).
bentuk
TINJAUA PUSTAKA
Pendekatan
1. Perilaku
Teori
Perilaku pada manusia pada
yang digunakan dalam penelitian ini
hakikatnya adalah suatu aktivitas
adalah teori tindakan sosial oleh
pada
Max Weber merumuskan sosiologi
mempunyai bentangan yang luas
sebagai ilmu yang berusaha untuk
mencakup
menafsirkan
memahami
berpakaian, dan lain-lain. Perilaku
understanding)
atau aktivitas yang ada pada diri
(interpretative
dan
teoritis,
manusia, perilaku manusia
berjalan,
berbicara,
individu atau organisme itu timbul
3. Pengasuhan / Pola Asuh
dengan sendirinya, tetapi sebagai
akibat dari stimulus yang diterima
organisme yang bersangkutan baik
stimulus eksternal maupun internal
(Bimo, 2003:14).
Undang-undang
Republik
Indonesia No 39 tahun 1991 tentang
hak asasi manusia pasal 1 ayat 5
anak
adalah
setiap
manusia yang masih tinggal bersama
orang
tua
dua kata yaitu pola dan asuh. “pola”
adalah suatu rangkaian dari unsur
yang sudah mantap mengenai suatu
gejala dan dapat dipakai sebagai
2. Anak
menyatakan:
Kata pola asuh berasal dari
mendaptkan
biaya
pendidikan dan kebutuhan seharihari dari orang tua mereka dan belum
berusia 18 (delapan belas) tahun.
contoh dalam hal menggambarkan
atau
mendeskripsikan
gejala
itu
sendiri (Suyono, 1985:327). “asuh”
adalah
menjaga
(merawat
dan
mendidik) anak kecil, memimpin
(melatih, membantu) orangtua atau
Negara agar dapat berdiri sendiri,
menyelenggarakan atau memimpin
sekolah, siaran radio untuk anakanak (Poerwardaminto, 1985:63).
Anak merupakan pribadi sosial
yang
memerlukan
relasi
dan
komunikasi dengan orang lain untuk
memanusiakan dirinya. Anak ingin
dicintai, diakui dan dihargai, hanya
dalam komunikasi dan relasi dengan
orang lain dengan guru, pendidik,
pengasuh,
keluarga,
orang
tua,
kawan
anggota
sebaya,
kelompoknya dan lain-lain (Kartono,
2007:40).
BAHAN DAN METODE
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif, dimana pendekatan yang
berusaha realitas sosial yang ingin
diteliti
secara
mendalam
dan
menggunakan data kualitatif berupa
kata-kata dan perbuatan. Informan
penelitian ini adalah kakek/nenek
yang mengasuh anak lebih dari 2
tahun, dan mempunyai anak yang di
asuh berumur dibawah 18 tahun.
Berdasarkan kriteria penelitian maka
informan
dalam
berjumlah
9
penelitian
ini
pengaruhi teman sepermainannya,
dimana
dan kurangnya kontrol dari nenek
diantaranya adalah, 8 orang nenek
karena sudah terpengaruh lingkungan
yang mengasuh anak lebih dari
sekitarnya.
orang,
waktu 2-10 tahun, 1 orang
kakek
2. Suka berbohong
yang ikut mengasuh anak tanpa
Ada
juga
nenek
yang
orang tua kandung. Disamping itu
mengeluhkan tentang tingkah laku
diambil
pendukung
cucunya. Mintak duit sering, kalau
berjumlah 3 orang yaitu cucu dari
tidak dikasih akan membangkang.
kakek/nenek untuk triangulasi data.
Hal ini merupakan contoh utama
Pemilihan informan pada penelitian
seorang anak dapat berubah tingkah
ini mengunakan teknik purposive
lakunya di sebabkan oleh temannya.
sampling (yusuf, 2005:205). Jenis
Jika kurang memperhatikan anaknya
data yang digunakan primer dan
maka
sekunder. Teknik pengumpulan data
perilaku menyimpang dengan bolos
yang digunakan adalah observasi,
sekolah, tidak mau mengaji dan
wawancara,
melalaikan
informan
dokumentasi.
Unit
anaknya
akan
tugas
yang
analisis adalah individu. Analisis
dibebankan kepadanya.
data digunakan mencakup tiga tahap
3. Pemalas
yaitu: 1) reduksi data 2) penyajian
Sifat
anak
melakukan
yang
sudah
pemalas
data 3) penarikan kesimpulan atau
biasanya tidak mau mengerjakan
verifikasi (Usman, 2009:85).
pekerjaan atau tugas yang diberikan
padanya, karena anak sudah terbiasa
HASIL PENELITIAN
1. Perilaku Anak dalam Pola Asuh
Kakek/Nenek
anak
yang
suka
membantah kepada nenek yang tidak
mau
menuruti
diperintahkan
karena
pekerjaannya sendiri. Berdasarkan
observasi
1. Suka membantah
Perilaku
mengandalkan orang lain dengan
apa
telah
yang
di
dan
wawancara
yang
dilakukan dilapangan bahwa anak
yang diasuh kakek/nenek pemalas
dalam
mengerjakan
tugas
yang
diberikan kepadanya seperti disuruh
untuk mengaji,sekolah apalagi untuk
belajar anak sangat susah untuk
disuruh neneknya belajar di
melakukannya.
rumah,
mendengarkan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara
penelitian
dengan
informan
dilapangan yang dilengkapi dengan
data-data tertulis, data lisan dan
skripsi
yang
relevan
dengan
penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Bentuk pola asuh kakek/nenek
dalam keluarga tanpa orang tua
di
Kampung
Koto
Rawang
adalah: 1). Pola asuh permisif,
2). Pola asuh otoriter, 3). Pola
asuh demokratis. Dari ketiga
pola asuh yang diterapkan diatas
di
anak
Kampung
Koto
Rawang
kakek/nenek sering menerapkan
pola asuh yang permisif hal itu
terlihat dari kakek/nenek yang
tidak
mau
apa
yang
diperintahkan nenek,
2) suka
berbohong, seperti anak sering
berbohong kepada nenek ketika
mau bayar uang sekolah, dan
juga
berbohong
kegiatannya
pemalas,
dalam
sehari-hari,
seperti
tidak
3)
mau
menuruti apa yang dinasehati
kakek/nenek
karena
sudah
terpengaruh
dengan
teman
sepermainan
dan
lingkungan
sekitarnya, anak yang diasuh
kakek/nenek juga pemalas ketika
disuruh untuk bersekolah dan
mengaji
karena
sudah
mengutamakan waktu bermain
dari pada belajar, dan pergi
kesekolah.
mengasuh anak yang bersikap
DAFTAR PUSTAKA
longgar pada anak cucunya.
2.
Bentuk
perilaku
anak
diasuh
kakek/nenek
Kampung
Koto
yang
di
Rawang
kenagarian Lakitan Kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir
Selatan
yaitu
1)
Suka
membantah, seperti anak ketika
Wahyu,R & Suhendi, 2000.
Pengantar studi keluarga.
Bandung: pustaka setia.
Suhendi, Hendi. 2001. Pengantar
Studi Sosiologi Keluarga.
Pustaka Setia Bandung.
Silalahi Karlinawati & Meinarmo
Eko
Ed. 2010. Keluarga
Indonesia. Jakarta: Rajawali
Perss
Ritzer, George. 2009. Sosiologi
Ilmu
Pengetahuan
Berparadigma Ganda (terj).
Jakarta: Rajawali Perss.
Bimo Walgito, 2003. Psikologi
Sosial. Yogyakarta: Andi
Kartono Kartini. 2007. Psikologi
Anak. Bandung Mandar maju.
Soekanto,
Soejono,
2001.
Pengantar Psikologi Umum.
CV. Rajawali, Jakarta.
Usman, Husain dan Akbar,
Setiawan, Purnomo. 2009.
Metode Penelitian Sosial.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yusuf, Muri. 2005. Metodologi
Penelitian. Padang. UNP
Press.
Download