HUBUNGAN KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL TESIS UNTUK MEMPEROLEH GELAR MAGISTER PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Oleh DARONI NIM. 1103503009 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal” telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian tesis pada : Hari : Kamis Tanggal : 29 Maret 2007 Semarang, Februari 2007 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Ahmad Binadja, A.pt, Ph.D. NIP. 130805079 Prof. Drs. A. Maryanto, M.A, Ph.D. NIP. 130529509 ii PENGESAHAN KELULUSAN Tesis ini telah dipertahankan di dalam sidang Panitia Ujian Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Kamis Tanggal : 29 Maret 2007 Panitia Ujian : Ketua, Sekretaris, Prof. Mursid Saleh, Ph.D. NIP. 130354512 Prof. Soelistia, ML.,Ph.D. NIP. 130154821 Penguji I, Penguji II, Dr. Kardoyo, M.Pd. NIP. 131570073 Prof. Drs. A. Maryanto, M.A, Ph.D. NIP. 130529509 Penguji III, Prof. Ahmad Binadja, A.pt, Ph.D. NIP. 130805079 iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, jangan mengenal kata menyerah PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ilmiah ini untuk memenuhi harapan dari orang-orang yang kucintai Istri dan anak-anakku iv SARI Daroni. 2006. Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal Kata Kunci : Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah, Iklim Organisasi dan Kinerja Guru Peningkatan kualitas pendidikan secara khusus berada di tangan para guru selaku ujung tombak proses pembelajaran di sekolah. Menyadari akan hal tersebut kinerja guru memiliki peranan penting untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Oleh karena itu berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja guru perlu diperhatikan, termasuk keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru, mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru dan mengetahui hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan rancangan non eksperimen. Populasi adalah seluruh guru tetap dan berstatus Pegawai Negeri Sipil pada Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kecamatan Margadana Kota Tegal sejumlah 156 orang dengan sampelnya 74 orang. Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah angket dengan jenis instrumennya angket dan skala yang terlebih dahulu diujikan tingkat validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data adalah menentukan kecenderungan umum responden, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru, terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru dan secara simultan terdapat hubungan/pengaruh yang siginifkan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. Secara simultan variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dapat menjelaskan variabel kinerja guru sebesar 55% sedangkan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti. Saran yang dapat diberikan adalah kepala sekolah harus lebih meningkatkan jalinan komunikasi yang lebih erat dengan para guru, tidak menempatkan diri sebagai atasan para guru dengan kewenangan penuh menentukan nasib para guru, tetapi harus sebagai mitra kerja yang bekerjasama meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, bersama para guru dan personil lainnya mengembangkan iklim organisasi yang lebih kondusif , guru perlu meningkatkan kinerjanya dan membahas permasalahan secara bersama-sama. v ABSTRACK vi PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari tesis lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Februari 2007 Daroni vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan ke Hadirat Illahi Robby, Allah SWT., yang telah melimpahkan berkah dan hidayah-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Adapun judul yang ditetapkan dalam tesis ini adalah “Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal”. Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk 1) mengetahui hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru, 2) mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru dan 3) mengetahui hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis, terutama kepada : 1. Prof. Ahmad Binadja, A.Pt, Ph.D. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik; 2. Prof. Drs. A. Maryanto, M.A, Ph.D. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi untuk menyelesaikan pembuatan tesis ini; 3. Prof. Soelistia, M.L., Ph.D, sebagai Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan pembuatan tesis; viii 4. Bapak/Ibu Dosen di Program Manajemen Pendidikan yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis; 5. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kecamatan Margadana Kota Tegal yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian; 6. Bapak Kepala Sekolah di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian; 7. Bapak/Ibu guru di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal yang telah memberikan data dan informasi sehubungan dengan kajian penelitian yang penulis lakukan; 8. Teman-teman di Program Manajemen Pendidikan yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini; 9. Istri dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan dukungan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan studi; dan 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu kelancaran penulisan tesis ini. Mudah-mudahan kebaikan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari mendapatkan balasan yang sesuai dari Allah Swt. Akhirnya, semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Amien. Semarang, Februari 2007 Penulis ix DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ i PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ iii SARI ........................................................................................................ iv ABSTRACK ........................................................................................... v PERNYATAAN ………………………………………………………. vi KATA PENGANTAR ………………………………………………... vii DAFTAR ISI ………………………………………………………….. ix DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xii DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. xiv BAB I PENDAHULUAN ……………………………………............... 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………..................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 12 C. Batasan Masalah ................................................................................ 14 D. Perumusan Masalah .......................................................................... 14 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 14 F. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 15 x BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 16 A. Landasan Teori ................................................................................... 16 1. Kinerja Guru ................................................................................ 16 2. Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah .................................... 22 3. Iklim Organisasi ............................................................................ 41 B. Kerangka Berpikir .............................................................................. 43 1. Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ................................................................................ 43 2. Hubungan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru ..................... 44 3. Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru .................................................. 45 C. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 47 D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 48 BAB III METODE PENELITIAN ………………………................... 50 A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 50 1. Pendekatan Penelitian .................................................................. 50 2. Variabel Penelitian ....................................................................... 50 3. Paradigma Penelitian ................................................................... 51 4. Definisi Operasional ..................................................................... 52 B. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 55 1. Populasi Penelitian ....................................................................... 55 2. Sampel Penelitian ......................................................................... 56 xi C. Instrumen Penelitian ........................................................................... 57 1. Uji Validitas Instrumen ................................................................ 58 2. Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 59 D. Data dan Pengolahannya .................................................................... 60 1. Menentukan Kecenderungan Umum Responden ........................ 62 2. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... 62 3. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 66 A. Hasil Penelitian .................................................................................. 66 1. Deskripsi Data Variabel Penelitian .............................................. 66 2. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 68 3. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 72 4. Kontribusi Variabel Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru .............................. 76 B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………......... 77 BAB V PENUTUP .................................................................................. 79 A. Simpulan ………………………………………………………….... 79 B. Saran-saran …………………………………………………….…... 81 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..... 83 LAMPIRAN-LAMPIRAN xii DAFTAR GAMBAR No. Nama Gambar Halaman 1 Model Proses Komunikasi Philip Kotler ..................................... 27 2 Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Hubungan Komunikasi ......... 29 3 Hubungan Antar Variabel Penelitian ............................................ 51 xiii DAFTAR TABEL No. Nama Tabel Halaman 1 Indikator dan Sub Indikator Variabel Kinerja Guru ....................... 19 2 Rekapitulasi Kecenderungan Variabel Penelitian .......................... 68 3 Hasil Uji Normalitas Data .............................................................. 70 4 Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Variabel X – Y ............ 71 5 Hasil Uji Regresi Variabel X1 dengan Y ....................................... 73 6 Hasil Uji Regresi Variabel X2 dengan Y ........................................ 74 7 Model Summary Uji Regresi Linier Berganda .............................. 75 8 Hasil Pengujian ANOVA ............................................................... 75 xiv DAFTAR LAMPIRAN No. Nama Lampiran Halaman 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 87 2 Instrumen Penelitian ....................................................................... 90 3 Data Hasil Uji Coba Instrumen ...................................................... 99 4 Hasil Uji Validitas Instrumen ......................................................... 102 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................... 108 6 Data-data Hasil Pengolahan Melalui SPSS .................................... 111 7 Surat Keputusan Pembimbing ........................................................ 114 8 Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 115 xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004 dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Namun demikian, keberhasilan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor guru (Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar 1993:112). Bahkan dapat dikatakan bahwa guru merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas hasil (out put) pendidikan. Dengan demikian, guru adalah sosok sentral dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Karena itu, kesiapan guru dalam melakukan proses belajar mengajar, dedikasi dan loyalitas pengabdian mereka memiliki pengaruh yang positif bagi peningkatan kualitas pendidikan. Dengan kata lain, kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru itu sendiri. Kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas organisasi yang tinggi. Di samping itu, masyarakat juga menilai bahwa sebagian guru tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran. Kondisi inilah yang menjadi 1 2 salah satu penyebab semakin menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut Walton dan Kossen (1993:14), terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, termasuk guru, yaitu sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kompensasi yang memadai dan wajar; Kondisi kerja yang aman dan sehat; Kesempatan untuk mengembangkan kemampuan; Kesempatan pertumbuhan berlanjut dan ketentraman; Rasa ikut memiliki; Hak-hak karyawan; Ruang kehidupan kerja; dan Relevansi sosial dari kehidupan kerja Sementara itu, Gibson (1985:52) mengatakan “faktor yang ikut menentukan kinerja dan keberhasilan guru adalah kepemimpinan kepala sekolah disamping faktor-faktor yang lain seperti faktor institusi, dan kelompok organisasi”. Dengan demikian, di antara faktor-faktor tersebut, faktor kepemipinan (leadership) kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Dalam dunia pendidikan, kepala sekolah memiliki tugas dan wewenang untuk mengatur kegiatan belajar mengajar pada sekolah yang dipimpin. Tugas tersebut antara lain meningkatkan pelaksanaan administrasi sekolah sesuai dengan pedoman, meningkatkan penyelenggaraan tugas tenaga kependidikan sesuai dengan tujuan pendidikan, dan mengatur serta memelihara secara professional pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan. (Mulyasa 2003:115-116). Sementara itu, kualitas kepemipinan (leadership) seorang kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keefektifan komunikasi kepala sekolah. Menurut Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel (1999:45) “kesuksesan seorang manajer tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan keterampilan 3 komunikasi yang efektif, sebab tanpa keterampilan tersebut, seorang manajer tidak dapat membangun sebuah teamwork yang solid. Sebagaimana diketahui bahwa dalam proses komunikasi terdapat lima komponen yang saling terkait, yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Karena itu, seorang manajer yang memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif akan mampu mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, mampu menjadi pendengar yang baik, dan terampil dalam menggunakan berbagai media atau alat audio visual. (www.sinarharapan.co.id/ekonomi/ mandiri/2002/04/1/). Menurut Stephen Covey (Mulyasa 2003:118-120) “unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang tertulis dan terucap, tetapi sangat tergantung pada karakter sender dan bagaimana ia menyampaikan pesan kepada penerima pesan”. Jika kata-kata ataupun tulisan dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari dasar diri yang paling dalam (etika karakter), maka hubungan komunikasi akan berlangsung secara tidak normal dan rigid. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Keefektifan komunikasi ini memiliki hubungan yang erat dengan keberhasilan sebuah organisasi. People in organizations typically spend over 75% of their time in an interpersonal situation; thus it is no surprise to find that at the root of a large number of organizational problems is poor 4 communications. Effective communication is an essential component of organizational success whether it is at the interpersonal, intergroup, intragroup, organizational, or external levels. (http://web.cba.neu.edu/ ~ewertheim/interper/commun.htm). William V. Hanney (Onong Uchyana Effendi 2001:116) mengatakan “organization consists of a number of people; it involves interdependence; interdependence alls for coordination and coordination requires communication”. (organisasi terdiri atas sejumlah orang, ia melibatkan keaadaan saling bergantung, ketergantungan memerlukan koordinasi, dan koordinasi mensyaratkan komunikasi). Oleh karena itu, komunikasi adalah suatu sine qua non bagi organisasi. Dengan demikian, urgensitas komunikasi dalam sebuah organisasi memiliki hubungan erat dengan koordinasi. Istilah koordinasi berasal dari bahasa latin coordinatio yang berarti “kombinasi atau interaksi yang harmonis”. Sementara itu, interkasi yang harmonis di antara para karyawan sebuah organisasi, baik secara vertikal maupun horizontal, disebabkan oleh komunikasi. Kemudian, untuk melahirkan interaksi yang harmonis ini, seorang manajer harus menyesuaikan teknik penyampaian pesannya dengan peran yang sedang ia emban. Menurut Henry Mintzberg (Onong Uchyana Effendi 2001:120) “wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan antarpesonal (interpersonal roles) yang menyebabkan adanya tiga peranan informasi (informational roles), dan ini pada gilirannya pula menyebabkan sang manajer melakukan peranan memutuskan”. 5 Dalam memainkan peranan antarpersonal (interpersonal roles), seorang manajer dapat memainkan tiga peran. Pertama, peranan tokoh (figurehead role). Sebagai kepala suatu unit organisasi, seorang manajer melakukan tugas yang bersifat keupacaraan (ceremonial nature), tetapi ia juga terkadang diundang pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dikantornya sendiri, seorang manajer akan tampil sebagai seorang komunikator yang harus memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan dan lain-lain, tetapi pada upacara di luar pun, bisa jadi ia juga tampil untuk memberikan sambutan. Kedua, peranan pemimpin (leader role) yang harus bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan yang dilakukan bawahan, baik berkaitan dengan kegiatan yang bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen, seperti penentuan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian, maupun kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan kepemimpinannya, seperti memberi motivasi bawahan untuk giat bekerja. Dalam kontek kepemimpinan, seorang manajer dikatakan efektif bila mampu membuat karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan dan kegembiraan. Dalam suasana kerja seperti itu akan dapat diharapan hasil yang memuaskan. Ketiga, peranan penghubung (liaison role) yang mengharuskan seorang manajer melakukan komunikasi dengan orangorang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun tidak formal. Menurut Henry Mintzberg, hasil beberapa penelitian mengenai pekerjaan manajerial menunjukan bahwa para manajer menghabiskan waktunya untuk 6 berhubungan dengan orang-orang di luar organisasinya sama dengan waktu yang dipergunakan untuk berhubungan dengan bawahannya, sementara waktu yang dipergunakan untuk berhubungan dengan atasannya sendiri sangat sedikit. (Onong Uchjana Effendi 2001:118) Selain memainkan peranan interpersonal, seorang manajer juga memainkan peranan informasional. Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi bagaikan pusat (hubungan) karena ia berada di tengah-tengah jaringan kontak dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan organisasi. Ia mengkomunikasikan banyak informasi ke luar yang oleh bawahannya kurang dilakukan. Sebaliknya, ia banyak menerima lebih banyak informasi yang oleh bawahannya jarang diperoleh. Komunikasi sering dilakukan oleh manajer dengan rekan manajer yang lain yang sama statusnya. Dengan demikian, manajer mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasional tersebut meliputi peranan-peranan sebagai berikut. 1. Peranan Monitor (Monitor Role) Dalam peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungannya sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai pertanyaan kepada rekan-rekan atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi yang diperlukan organisasi dari mereka tanpa diminta berkat kontak pribadi yang selalu dibinanya. 7 2. Peranan Penyebar (Disseminato Role) Manajer berperan sebagai penyebar informasi yang ia terima kepada bawahannya, karena karyawan tidak banyak memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi dari luar, padahal informasi dari luar sangat penting artinya bagi organisasi. 3. Peranan Juru Bicara (Spokesman Role) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai juru bicara, ia harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang bepengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar organisasinya, dipimpinnya ia meyakinkan telah melakukan khalayak bahwa tanggungjawab organisasi sosial yang sebagaimana mestinya. Di luar peranan antarpersonal dan peranan informasional, manajer juga memiliki peranan memutuskan (decisional role). Menyebarkan dan mencari informasi sudah barang tentu bukan tujuan organisasi, tetapi informasi merupakan sumber dasar bagi pengambilan keputusan. Manajer memegang peranan yang sangat menentukan dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup oleh peranan memutuskan: peranan wiraswasta (enterpreneur role), peranan pengendali gangguan (disturbance handler role), peranan penentu sumber (resource allocater role) dan peranan perunding (negotiator role). (Onong Uchjana Effendi 2001:20). 8 Dengan demikian, komunikasi memainkan peran sentral dalam organisasi, bahkan ia mampu menyentuh semua sektor kegiatan sebuah organisasi. Kemudian, dalam kaitannya dengan institusi pendidikan, seorang komunikator dikatakan efektif apabila memliki tiga aspek berikut. (1) organizational stability (answers questions clearly and concisely, explains guidelines, and points out what is important in each lesson); (2) instructional adaptability (shows interest in student opinions); and (3) interpersonal flexibility (does not put students down or interrupt them). (http://www. ericfacility.net/databases/ERIC_Digests/ed380847.html). Dengan demikian, keefektifan komunikasi ini memiliki hubungan erat dengan kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin yang mampu memainkan diri sebagai pemimpin yang komunikatif, maka dia layak dianggap sebagai pemimpin yang efektif dan berkualitas. Selain faktor keefektifan komunikasi kepala sekolah, iklim organisasi juga merupakan faktor yang ikut mempengaruhi kinerja guru. Menurut Gibson (1985:134) “iklim organisasi adalah seperangkat prioritas lingkungan kerja, yang dipersepsikan pegawai secara langsung atau tidak langsung, yang dianggap sebagai faktor utama dalam mempengaruhi perilaku pegawai”. Sementara itu, Dawis (1996:21) mengatakan “iklim organisasi adalah lingkungan manusia para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka”. Iklim organisasi sebagai konsep sistem yang dinamis akan dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi dalam suatu organisasi. Dengan demikian iklim merupakan konsep sistem yang mencerminkan 9 keseluruhan gaya hidup suatu organisasi. Lebih lanjut Dawis (1996:25) mengemukakan ada beberapa unsur khas yang turut membentuk iklim yang menyenangkan, yaitu sebagai berikut. 1. Kualitas kepemimpinan; 2. Kadar kepercayaan; 3. Komunikasi ke atas dan ke bawah 4. Perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat; 5. Tanggung jawab; 6. Imbalan yang adil; 7. Tekanan pekerjaan yang nalar; 8. Kesempatan; 9. Pengendalian, struktur, dan birokrasi yang nalar; 10. Keterlibatan pegawai dan keikutsertaan Lebih khusus lagi kaitanya dengan sekolah, Koster (2001:2) berpendapat “iklim sekolah adalah keseluruhan harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru berkenaan dengan situasi kerjanya yang meliputi lima aspek yaitu: (1) kondisi fisik dan fasilitas sekolah, (2) cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah, (3) harapan pada prestasi sekolah, (4) hubungan kerja, (5) ketertiban/disiplin sekolah”. Seorang pegawai akan merasa bahwa iklim organisasi tempat mereka bekerja menyenangkan apabila mereka dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan menimbulkan perasaan berharga, pekerjaan yang menantang juga akan memberikan kepuasan bagi mereka yang mampu mengerjakannya dengan baik. Mereka menginginkan tanggung jawab dan mempunyai kesempatan yang sama untuk berhasil, ingin didengarkan, dipandang dan diperlakukan sebagai orang yang bernilai, sebagai bagian dari organisasi. Pegawai ingin merasakan bahwa organisasi benar-benar memperhatikan kebutuhan dan masalah mereka. Karena itu, iklim organisasi sekolah tertentu 10 akan berbeda dengan iklim organisasi sekolah yang lain menurut persepsi para guru atau orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut termasuk Dinas Pendidikan di Kota Tegal. Dinas Pendidikan Kota Tegal, membawahi empat UPTD SD Kecamatan yaitu UPTD SD Kecamatan Tegal Timur, UPTD SD Kecamatan Tegal Barat, UPTD SD Kecamatan Tegal Selatan, dan UPTD SD Kecamatan Margadana. UPTD SD Kecamatan Tegal Selatan dan Kecamatan Margana merupakan pengembangan dari Kota Tegal. Diantara kedua kecamatan tersebut yang jauh dengan kepala dinas pendidikan kota Tegal adalah Kecamatan Margadana. UPTD SD Kecamatan Margadana mempunyai 26 SD Negeri jumlah pendidik 156 orang. Pendidik Kecamatan Margadana dalam kaitannya dengan kinerja guru, mereka beranggapan bahwa kinerja/prestasi kerja guru adalah mereka yang mampu memilih dan dan menciptakan situasi belajar-mengajar yang menggairahkan siswa termasuk memilih metode dan materi pelajaran yang sesuai dengan kemajuan. Kinerja guru dapat dikatakan optimal, jika mereka dapat memenuhi kewajiban untuk mengajar semua mata pelajaran. Guru harus menguasai berbagai pendekatan, metode, sumber belajar, dan teknik evaluasi yang tepat dalam mencapai tujuan belajar. Namun kenyataannya untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah, karena guru selain mengajar juga diwajibkan membuat administrasi sekolah. Oleh karena itu guru SD Negeri se-Kecamatan Margadana mengharapkan bagaimana keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi yang ada dalam menciptakan kinerja guru 11 yang optimal. Berkenaan dengan hal tersebut diharapkan kualitas pendidikan akan meningkat. Sejalan dengan itu, dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. Kedua hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja guru, di samping faktor yang lain yaitu motivasi dan evaluasi kinerja. Penelitian kinerja perorangan didahulukan, karena ada asumsi bahwa kinerja individu pada dasarnya merupakan cerminan keefektifan seseorang dalam organisasi. Bila setiap guru terutama SD Negeri se-Kecamatan Margadana terkoordinasi dengan baik dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan masing-masing maka dapat tercipta kinerja yang optimal. Dengan demikian, penelitian ini berupaya mengungkap hubungan keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal. Selanjutnya keefektifan komunikasi seorang kepala sekolah dan iklim organisasi mempunyai kontribusi yang jelas untuk meningkatkan kinerja guru di sekolah. Kondisi ini telah membawa kepada suatu kesadaran bahwa hanya sekolah yang dikelola oleh seorang pimpinan yang memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif dan memiliki iklim organisasi yang kondusif akan mampu mempengaruhi kinerja guru kearah yang lebih baik. Hubungan ketiga aspek tersebut yakni keefektifan komunikasi kepala sekolah, iklim organisasi dan kinerja guru, akan diuji validitasnya dengan menguji ketiga aspek tersebut pada institusi SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal. Peneliti menggunakan lokasi tersebut karena belum pernah diteliti, dan juga paraktis. 12 Dikatakan praktis karena peneliti sebagai tenaga pengajar calon guru SD di Kota Tegal, di samping faktor tugas juga tempat. Dengan demikian secara keseluruhan proses penelitian yang dilakukan mengacu kepada kegiatan yang bersifat akademis dan praktis, secara akademis berkaitan dengan pengembangan keilmuan setiap variabel penelitian, sedangkan secara praktis berkaitan dengan manfaat hasil penelitian selanjutnya, terutama bagi para pengambil kebijakan sehubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan selanjutnya menarik untuk dikaji lebih dalam dalam bentuk penelitian, sehingga judul yang ditetapkan dalam tesis ini adalah : “Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal”. B. Identifikasi Masalah Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Keberhasilan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor kinerja guru. Guru merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas hasil (out put) pendidikan. Dengan demikian, guru adalah sosok sentral dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 13 2. Kinerja seorang guru dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu a) kompensasi yang memadahi dan wajar, b) kondisi kerja yang aman dan sehat, c) kesempatan untuk mengembangkan kemampuan, d) kesempatan untuk pertumbuhan berlanjut dan ketentraman, e) rasa ikut memiliki, f) hak-hak karyawan, g) ruang kehidupan kerja, h) relevansi sosial dari kehidupan kerja, i) kepemimpinan kepala sekolah, j) faktor institusi, k) faktor kelompok organisasi, l) iklim norma-norma, harapan-harapan, dan kepercayaan personalia sekolah. 3. Upaya mewujudkan suatu sekolah yang berkualitas tidak mungkin dapat diraih tanpa usaha dan kerjasama berbagai pihak. Kepala sekolah sebagai puncak pimpinan di sekolah mempunyai peran yang strategis menggerakkan dan mengarahkan para guru dan karyawan lain dalam upaya mewujudkan sekolah yang berkualitas dan meningkatkan mutu pendidikan secara umum. 4. Peran kepala sekolah dalam menggerakkan dan mengarahkan para guru dan karyawan tersebut harus ditunjang dengan kualitas kepemimpinan yang baik didukung dengan kemampuan berkomunikasi yang efektif. 5. Iklim organisasi yang kondusif akan mempengaruhi kinerja guru ke arah yang lebih baik. C. Batasan Masalah Kinerja seorang guru dipengaruhi oleh banyak faktor, namun dalam penelitian ini hanya akan mengungkap mengenai kinerja guru yang 14 dipengaruhi oleh efektivitas komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi. Penelitian ini tidak mengungkap faktor-faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi kinerja guru. Faktor-faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi kinerja guru, dalam penelitian ini diabaikan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sejauhmana hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru ? 2. Sejauhmana hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru ? 3. Sejauhmana hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru ? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang ada adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru. 2. Mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru. 3. Mengetahui hubungan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. 15 F. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis: hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengkajian masalah keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dalam hubungannya dengan kinerja guru. 2. Manfaat praktis: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait tentang kepemimpinan yang efektif dan iklim organisasi yang kondusif untuk mewujudkan kinerja guru yang lebih baik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Guru Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja (Lembaga Administrasi Negara 1997:3). Sejalan dengan itu, Smith (1982:214) menyatakan kinerja adalah “…output drive from processes, human or otherwise”(hasil atau keluaran dari suatu proses). Badan Administrasi Kepegawaian Negara (1980:64) menjelaskan “prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai PNS dalam melaksanakan tugas yang diembannya”. Berikutnya Bedjo Siswanto (1997:195) mengemukakan “prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankannya”. Sementara itu Agus Dharma (1991:41) mengemukakan “prestasi kerja adalah suatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Selanjutnya secara lebih lengkap Idochi Anwar (1994:86) mengemukakan sebagai berikut. Prestasi kerja yaitu berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola perilaku sebagai aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki. 16 17 Dengan demikian, dalam kaitannya dengan guru, maka kinerja guru adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya (proses belajar mengajar). Guru yang tampil dalam melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya dan tujuan pendidikan umumnya dituntut untuk memiliki sejumlah indikator kinerja yang diharapkan. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa “kinerja guru hendaknya mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Sementara Tim Khusus (2005:5-6) menyatakan bahwa kinerja guru mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut. a. Kepribadian, meliputi : intrapersonal dan inter personal b. Keterampilan Proses, meliputi : perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis, perbaikan dan pengayaan serta bimbingan dan Konseling. c. Penguasaan Pengetahuan, meliputi : pemahaman wawasan pendidikan, pengembangan diri dan profesi, pengembangan potensi peserta didik dan penguasaan akademik. Sedangkan secara khusus dalam proses pembelajaran Muhammad Rifa’i (1997:174) mengemukakan tentang kinerja guru, meliputi : a) merencanakan kegiatan mengajar, b) melaksanakan/menampilkan pengajaran, c) menilai tingkah laku murid, d) berkomunikasi, e) mengembangkan pribadi murid dan f) melaksanakan tugas-tugas administrasi. Lebih lanjut standar-standar kinerja guru tersebut secara lebih 18 khusus dirinci menjadi 10 kemampuan dasar guru, sebagaimana dikemukakan Tim Khusus (2005:12) sebagai berikut. a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya. b. Pengelolaan program belajar-mengajar. c. Pengelolaan kelas. d. Penggunaan prinsip, materi, metode, media dan sumber pembelajaran. e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan. f. Pengelolaan interaksi belajar mengajar. g. Penilaian prestasi siswa. h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan. i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah. j. Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat dikatakan bahwa indikator kinerja guru merupakan potensi atau kesanggupan yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan komitmen yang tinggi atas tugasnya sebagai pengajar, sehingga mampu mewujudkan tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien sesuai dengan kompetensi keguruannya. Dalam kaitannya dengan kinerja guru sebagai fokus penelitian ini indikatornya mengacu kepada Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang meliputi : kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Secara lebih jelasnya indikator dan sub indikator variabel kinerja guru dapat disajikan dalam tabel 2.1 sebagai berikut. 19 Tabel 2.1 Indikator dan Sub Indikator Variabel Kinerja Guru No. 1. Variabel Kinerja Guru Indikator Pedagogik 2. Kepribadian 3. Sosial 4. Profesonal Sub Indikator Memahami kurikulum pembelajaran Menguasai landasan kependidikan Menyusun tujuan pembelajaran Penggunaan pendekatan pembelajaran Penggunaan strategi pembelajaran Menggunakan metode pembelajaran Menggunakan media pembelajaran Memanfaatkan sumber belajar Ketepatan waktu menyampaikan materi Melakukan pembelajaran remidial Melakukan evaluasi pembelajaran Memiliki motivasi dalam mengajar Tingkat kedisiplinan dalam mengajar Penempatan kepentingan tugas dengan pribadi Kepatuhan terhadap pimpinan Loyalitas terhadap lembaga Moralitas dalam melaksanakan tugas Melakukan komunikasi dengan peserta didik Memahami karakteristik peserta didik Membantu memecahkan permasalahan siswa Membina hubungan baik Menguasai bahan ajar Kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar c. Pengembangan kualitas diri d. Pendalaman materi bahan ajar a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. a. b. c. d. e. f. a. b. c. d. a. b. Sumber : Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Kinerja/prestasi kerja guru yang dicapai dapai dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan yang berasal dari dirinya sendiri maupun faktorfaktor yang bersal dari ingkungan sendiri. Bedjo Siswanto (1997:195) mengatakan “faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai meliputi kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan pegawai yang bersangkutan”. Demikian pula Nurgiantoro (1992:67) menyatakan “faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru berdasarkan kesiapan potensi yang dimiliki yaitu: a) pengalaman, b) pendidikan, c) kesesuaian kerja, dan d) kematangan. 20 Selanjutnya menurut Tim Khusus (1997:7) dikemukakan “faktor yang turut mempengaruhi kompetensi guru adalah : a) kepala sekolah dengan segala fungsinya, b) fasilitas pendidikan, c) latar belakang pendidikan, e) pengalaman serta f) kemampuan dan kemauan dari guru sendiri. Secara lebih jelasnya faktor-faktor tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut. Kepala sekolah dengan segala fungsinya, terutama sebagai supervisor pengajaran memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap kinerja guru. Kepala sekolah yang memiliki visi, misi dan kepentingan terhadap kemajuan sekolah tentu akan lebih memperhatikan kinerja guru dibandingkan dengan yang biasa-biasa saja. Selanjutnya fasilitas pendidikan juga menentukan terhadap kinerja guru, artinya fasilitas pendidikan yang lengkap memungkinkan guru lebih lancar dalam meningkatkan kinerjanya. Latar belakang pendidikan juga memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, artinya guru yang berlatar belakang pendidikan tinggi akan memiliki dasar yang kuat untuk lebih baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Demikian juga pengalaman, artinya guru yang telah lama melaksanakan profesi keguruan tentunya kinerjanya lebih profesional dibandingkan dengan yang masih baru. Kemauan dan kemampuan guru juga merupakan aspek dominan yang tumbuh dari dalam diri guru yang mempengaruhi kinerjanya, artinya guru yang memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan sekolah tentu akan berupaya meningkatkan kualitas diri dan memperkuat kemauan untuk meningkatkan 21 kinerjanya. Dengan demikian faktor-faktor yang turut mempengaruhi kinerja guru tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri guru itu sendiri, misalnya latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan kemauan dari guru sendiri, sedangkan faktor eksternal, misalnya kepala sekolah, fasilitas pendidikan dan lingkungan sekolah. Peningkatan kinerja guru hendaknya dikelola dengan baik untuk mewujudkan hasil yang baik pula. Peningkatkan kinerja guru ini pada dasarnya diarahkan kepada peningkatan kegiatan belajar mengajar, agar guru lebih mampu menciptakan iklim proses belajar-mengajar yang kondusif, sehingga mampu mewujudkan produktivitas pendidikan yang bermutu. Kinerja guru untuk mampu mewujudkan peningkatan kegiatan belajar-mengajar yang kondusif demikian, tentunya memerlukan berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kesemuanya harus dikembangkan dan ditingkatkan melalui suatu peningkatan yang kontinyu. Menurut Tim Khusus (1997:10) bahwa komponen-komponen yang terkait dalam sistem peningkatan kinerja guru adalah sebagai berikut. a. Ketenagaan : pembinaan pengawas, kepala sekolah, tutor inti dan Gugus pemandu Mata Pelajaran. b. Perangkat gugus : PKG dengan KKG KKKS dan KKPS. c. Program : penataran, diskusi, seminar, tutorial, isue/pokok-pokok masalah, kebutuhan-kebutuhan nyata dan praktis dalam proses kegiatan belajar mengajar, jadwal dan pelaksanaan program. 22 d. Manajemen : organisasi, struktur kepengurusan, mekanisme kerja, disiplin, komunikasi, motivasi pencatatan dan pelaporan. e. Dana : sumber penggunaan dan pertanggungjawaban. f. Monitoring dan evaluasi : pemantauan rutin, penampungan masalah dan keluhan serta test hasil belajar. Sistem dan bentuk peningkatan kinerja guru yang harus diterapkan hendaknya dilakukan dengan berupa bantuan dan pelayanan. Sistem bantuan yang dimaksud merupakan proses peningkatan yang dilakukan dengan cara para pembina membantu para guru untuk mampu melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, misalnya dengan cara memberi contoh atau mendemonstrasikannya. Sistem pelayanan yang dimaksud dalam peningkatan merupakan proses yang dilakukan dengan cara kepala sekolah menerima dan berupaya membantu guru apabila dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ditemui di sekolahnya. Bantuan dan layanan yang diberikan oleh kepala sekolah merupakan kunci dari keberhasilan guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar secara kompeten. Keadaan ini tentunya dapat diwujudkan apabila dalam pelaksanaannya mampu dikelola dengan baik dan terdapat adanya sistem kerjasama antara guru dan kepala sekolah. 2. Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah Dalam proses manajemen dan kepemimpinan faktor komunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan. Dengan komunikasi dapat diwujudkan hubungan dalam lingkungan organisasi dan hubungan ke luar. Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam aktivitas manajerial. Tanpa komunikasi yang baik, lingkungan organisasi akan menjadi kurang harmonis dan dengan pihak luar tidak akan terjalin hubungan kerjasama yang 23 lebih baik. Pada hakekatnya manajemen dan kepemimpinan adalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain, maka tentu saja di antara manusia-manusia yang bekerjasama itu, harus ada komunikasi. Kerjasama tidak akan mungkin tercipta tanpa komunikasi. Demikian juga dengan organisasi atau perusahaan tidak akan dapat melepaskan diri dari proses komunikasi, melainkan harus ada kontak dengan dunia luar yang dibina melalui saluran komunikasi yang tepat. Seorang kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen sekolahnya, perlu memiliki keterampilan dalam berkomunikasi agar apa yang diharapkannya dapat diterima dengan baik oleh semua personil sekolah. Komunikasi merupakan alat bagi kepala sekolah untuk berinteraksi dengan personil lainnya, sehinga dapat menumbuhkan saling pengertian, kepercayaan, menyelesaikan masalah akibat salah paham dan memadukan pendapat serta meluruskan salah penafsiran terhadap suatu masalah. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris coomunication berasal dari bahasa latin communicati yang akar kata dari communicatio adalah communis berarti sama. Evrett M. Rogers (Hafied Cangara 2002:19) mengemukakan “komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama Lawrence Kincaid (1999:213) sehingga melahirkan definisi baru yang menyatakan “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Selanjutnya Oteng Sutisna (1989:226) mengemukakan sebagai berikut. Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan dan pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi. 24 Sejalan dengan pendapat tersebut G.R Terry (Hamzah Yaqub 1994:166) mengemukakan “komunikasi berhubungan dengan seni mengembangkan dan mencapai pengertian serta sebagai alat dan bukan merupakan tujuan”. Komunikasi di samping menyalurkan segala bentuk informasi juga penting adanya penerimaan dari pihak penerima informasi, dan penerima informasi terpengaruh oleh informasi yang diterimanya, sehingga dapat menimbulkan perubahan sikap. Sebagai bukti adanya penerimaan dinyatakan dalam bentuk jawaban (respon). Bentuk informasi, ide, gagasan dan yang lainnya dapat disampaikan dalam bentuk kata-kata atau isyarat-isyarat yang kemudian oleh penerima bentuk kata-kata atau isyarat itu diterjemahkan lagi menjadi bemtuk pikiran, kemudian dijadikan bentuk jawaban sebagai balikan dari pesan tadi. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa komunikasi organisasi tiada lain daripada suatu proses penyampaian informasi, ide, penjelasan, perasaan dan pertanyaan untuk diterima oleh orang lain, sehingga memberikan reaksi atau mengadakan perubahan perilaku yang terjadi di dalam organisasi tempat orang-orang melakukan berbagai aktivitasnya. Komunikasi akan terjadi apabila ada kesamaan makna antara oleh dua orang atau lebih mengenai apa yang diperbincangkan. Dalam kontek komunikasi, kesamaan makna sangat penting bahkan melampaui kesamaan bahasa, sebab percakapan antara dua orang yang memiliki kesamaan bahasa belum menjamin keduanya memiliki kesamaan makna. Dengan kata lain, percakapan akan berlangsung bila hubungan komunikasi antara komunikator (sender) dan komunikan (receiver) bersifat informatif. Namun demikian, komunikasi tidak hanya bersifat informatif tetapi juga persuasif. Artinya, komunikasi tidak hanya bertujuan agar orang lain tahu dan mengerti, tetapi juga berharap agar orang lain menerima suatu paham, keyakinan atau melakukan suatu perbuatan tertentu. Dengan demikian, komunikasi bukan hanya penyampaian informasi, tetapi juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude). Dengan mengutip pandangan Carl I. Hovland, Onong Uchyana 25 Effendi (2001:9-10) mengatakan “communication is the process to modify the behavior of other individuals”. Kemudian, untuk sampai pada tujuan komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif tersebut, terdapat beberapa proses komunikasi yang harus dilalui oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Pertamatama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan pada komunikan (receiver). Ini berarti ia memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan untuk mengawa-sandi (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator dalam konteks pengertiannya. Jadi, komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meaning) yang pernah diperoleh komunikan. Jadi, bidang pengalaman merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman antara komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, maka akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Dengan demikian, komunikasi selalu bersifat dialogis, sehingga ketika komunikan memberikan jawaban, maka ia kini menjadi encoder 26 dan komunikator menjadi decoder. Inilah suatu proses yang dinamakan umpan balik (feedback). Umpan balik ini memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia menentukan apakah sebuah proses komunikasi akan berlanjut atau berhenti. Oleh karena itu, umpan balik bisa bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Umpan balik dikatakan positif apabila tanggapan, respon atau reaksi komunikan menyenangkan komunikator sehingga komunikasi dapat berjalan lancar. Sebaliknya, umpan balik dikatakan negatif apabila tanggapan komunikan tidak menyenangkan komunikator, sehingga komunikator enggan untuk melanjutkan komunikasinya. (Onong Uchjana Effendi 2001:14). Untuk lebih jelasnya proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut. Sender Encoding Message Decoding Receiver Media Noise Feed Back Response Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi Philip Kotler Gambar tersebut menegaskan faktor-faktor apa saja yang menjadi kunci agar komunikasi berlangsung efektif. Dalam hal ini, komunikator harus tahu khalayak mana yang ia jadikan sasaran dan tanggapan apa yang 27 ia inginkan. Selain itu, komunikator juga harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran dapat mengawasandi pesan yang ia sampaikan. Bersamaan dengan itu, komunikator juga harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran. Karena itu, agar komunikasi efektif, proses penyandian oleh komunikator harus bertautan dengan proses pengawasandian oleh komunikan. Wilbur Schramm (Onong Uchyana Efendi 2001:19) melihat pesan sebagai tanda essensial yang harus dikenal oleh komunikan. Semakin tumpang tindih bidang pengalaman (field of experience) komunikator dengan bidang pengalaman komunikan, akan semakin efektif pesan yang dikomunikasikan. Komunikator akan dapat menyandi dan komunikan akan dapat menagawasandi dalam istilah-istiah pengalaman yang dimiliknya masing-masing. Karena itu, komunikasi akan menjadi persoalan bagi komunikator yang berasal dari strata sosial yang satu yang ingin berkomunikasi secara efektif dengan komunikan yang berasal dari strata sosial yang lain. Akan tetapi dalam teori komunikasi dikenal istilah empathy, yang berarti kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan dalam kedudukan, jenis pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan, ideologi, dan lain-lain, jika komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan gagal. 28 Field of Experience Sender Encoder Field of Experience sig nal Decoder Receiver Gambar 2.2 Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Hubungan Komunikasi Keefektifan komunikasi kepala sekolah merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi keefektifan kepemimpinan kepala sekolah tersebut. Menurut hasil riset yang yang dilakukan Rodger D. Collons (1987:38) ”karakter kepemimpinan tidak mengungkapkan satu sifat tunggal yang dimiliki semua pemimpin yang berhasil, tetapi sejumlah ciri yang umum dimiliki oleh banyak diantara mereka, telah diidentifikasikan sebagai pemimpin yang efektif”. Dikatakan lebih lanjut oleh Rodger D. Collons (1987:38-40) ”sejumlah ciri kepemimpinan yang efektif mencakup aspek: a) kelancaran berbicara, b) kemampuan untuk memecahkan persoalan, c) kesadaran akan kebutuhan, d) keluwesan, e) kecerdasan, f) kesediaan menerima tanggung jawab, g) keterampilan sosial, h) kesadaran akan diri dan lingkungan. Selanjutnya menurut Bernard M. Bass (Gibson 1985:337) sifat-sifat yang dikaitkan dengan keefektifan kepemimpinan adalah sebagai berikut. 29 a. Kecerdasan, yang meliputi: pertimbangan, ketegasan, pengetahuan, dan kefasihan berbicara. b. Kepribadian, yang meliputi: kemampuan adaptasi, kewaspadaan, kreatifitas, integritas pribadi, percaya diri, keseimbangan dan pengendalian emosional, dan mandiri (non konformitas). c. Kemampuan, yang meliputi: kemampuan memperoleh kerjasama, popularitas dan prestise, kemampuan bergaul (keterangan antar pribadi), partisipasi sosial, bijaksana, dan diplomasi. Sedangkan menurut School Improvement in Maryland Web Site yang diterjemahkan bebas oleh Soelistia (2003:13) indikator yang menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif adalah sebagai berikut. a. Mengembangkan kolaborasi dalam pemecahan masalah dan mengadakan komunikasi terbuka Agar kepemimpinan kepala sekolah efektif hendaklah: 1) berkolaborasi dengan stakeholder dalam proses perbaikan sekolah, 2) berbagi data mengenai keberhasilan prestasi murid dengan stakeholders, 3) menyediakan waktu untuk memecahkan masalah secara kolaboratif, 4) menunjukkan keterampilan membangun proses kelompok yang efektif dan mengembangkan consensus dalam melakukan perbaikan sekolah, 5) mengkomunikasikan kepada setaf, orang tua, murid, dan anggota masyarakat pada umumnya tentang visi sekolah, tujuan-tujuan sekolah dan proses yang sedang berlangsung dalam usahanya untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah, 6) menghargai dan merayakan sumbangan anggota masyarakat sekolah karena 30 keikutsertaannya dalam perbaikan sekolah, 7) mengembangkan kemampuan memimpin orang lain, 8) mengevaluasi keterampilan staf dalam berkolaborasi dan memberi dukungan atas pengembangan staf. b. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data untuk mengidentifikasi kebutuhan sekolah Agar kepemimpinan kepala sekolah efektif hendaklah: 1) memastikan bahwa berbagai sumber data dikumpulkan dan digunakan untuk mengevaluasi kinerja murid, 2) melibatkan semua staf dalam menganalisis data prestasi murid, 3) mengidentifikasi kekurang cocokan antara out come yang diinginkan dengan out come yang ada, 4) melibatkan staf dan stakeholders yang lain dalam suatu proses kolaboratif untuk mengklarifikasi suatu masalah, 5) mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sekolah yang diprioritaskan, berdasarkan analisis data, 6) menyusun model penggunaan data bagi pengambilan keputusan, 7) secara teratur meminta staf untuk mengidentifikasi data yang digunakan untuk mengambil keputusan, 8) mengevaluasi kompetensi guru dan mengatasi kekurangannya dengan menyelenggarakan pengembangan staf, dan 9) menggunakan berbagai sarana termasuk teknologi untuk mengorganisir dan menganalisis data. c. Menggunakan data untuk mengidentifikasi dan merencanakan perubahan-perubahan yang diperlukan dalam program intruksional 31 Agar kepemimpinan kepala sekolah efektif hendaklah: 1) memastikan bahwa rencana perbaikan sekolah didasarkan pada analisis data dan klarifikasi masalah, 2) menyediakan fasilitas bagi pengembangan rencana perbaikan tujuan, bukti-bukti pencapaian tujuan, dan setrategi jelas, 3) bersama dengan staf mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan guru yang diperlukan untuk melaksanakan setrategi pengajaran dalam rangka perbaikan sekolah, 4) memastikan bahwa dalam rencana perbaikan tersebut berbagai kegiatan untuk mendukung setrategi teridentifikasi, 5) memastikan bahwa antara evaluasi, kurikulum dan pengajaran terkait satu sama lain, 6) memberi kesempatan kepada staf untuk mempelajari setrategi yang berbasis penelitian untuk memecahkan masalah, dan 7) memberi kesempatan kepada staf untuk belajar dari sekolah lain yang telah berhasil dalam menerapkan setrateginya. d. Melakukan dan memonitor rencana perbaikan sekolah Agar kepemimpinan kepala sekolah efektif hendaklah: 1) menyiapkan kalender kegiatan untuk perbaikan sekolah dan memastikan bahwa kalender kegiatan tersebut ditinjau bersama secara teratur, 2) menentukan proses yang teratur untuk melacak pengaruh perbaikan sekolah terhadap prestasi belajar murid, 3) memonitor secara dekat pengumpulan dan penganalisisan data untuk mengetahui apakah terdapat kemajuan dalam pencapaian tujuan dan apakah memuaskan semua kelompok murid, 4) secara terus-menerus mengumpulkan dan 32 menggunakan data mengenai keputusan-keputusan di tingkat kelas dan memberikan bantuan kepada individu atau kelompok murid, 5) menggunakan berbagai sarana termasuk teknologi untuk memonitor kemajuan, 6) memberikan apresiasi terhadap mereka yang berhasil, 7) menyerasikan sumber-sumber (dana staf, pengembangan staf) untuk memaksimalkan pencapaian tujuan perbaikan sekolah, 8) mendukung staf bila mereka mengadakan perubahan instruksional untuk memperlancar pencapaian tujuan perbaikan, dan 9) bersama dengan staf menggunakan waktu dalam rapat, atau pertemuan lain untuk memonitor, mengkomunikasikan sesuatu. e. Berfikir sistem dalam menetapkan fokus untuk mencapai tujuan prestasi belajar murid Agar kepemimpinan kepala sekolah efektif hendaklah: 1) menyerasikan semua sumber-sumber sekolah dengan prioritas perbaikan, 2) menyerasikan tujuan perbaikan sekolah, pengajaran di kelas, dengan pencapaian kelas atau sekolah, 3) mengidentifikasi proses-proses penting yang memiliki pengaruh pada hasil, 4) mengidentifikasi ukuran kinerja dan indikator yang mengaitkan proses pengajaran dengan tujuan intruksional, 5) berkomunikasi dengan para pengambil keputusan di luar lembaga sekolah, dan 6) memastikan bahwa tujuan sekolah sejalan dengan tujuan lokal dan nasional. 33 Dengan demikian, kepemimpinan yang efektif memiliki hubungan erat dengan komunikasi efektif. Sedangkan kualifikasi manajer yang memiliki kemampuan komunikasi efektif dapat dilihat dari kemampuannya mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, mampu menjadi pendengar yang baik, mampu atau terampil menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan komunikasi yang efektif. (www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/ 2002/04/1) Kemudian, dalam kaitannya dengan institusi pendidikan, seorang komunikator dikatakan efektif apabila memliki tiga aspek berikut. a) organizational stability (answers questions clearly and concisely, explains guidelines, and points out what is important in each lesson); b) instructional adaptability (shows interest in student opinions); and c) interpersonal flexibility (does not put students down or interrupt them). (www. ericfacility.net/databases/ERIC_Digests/). Selanjutnya Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel (www.sinarharapan.co.id/ekonomi mandiri/2002/04/1), mengemukakan lima hukum komunikasi yang efektif yaitu : a) respect, b) empathy, c) audible, d) clarity dan e) humble. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut. a. Respect Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap menghargai terhadap setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama 34 dalam berkomunikasi dengan orang lain, karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika komunikasi dibangun di atas rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka akan lahir kerjasama yang sinergi yang akan meningkatkan keefektifan kinerja seorang individu maupun organisasi sebagai sebuah tim. b. Empathy Empati adalah kemampuan seseorang dalam menempatkan dirinya sesuai pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Rasa empati akan memungkinkan seseorang untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim, orang-orang yang terlibat dalam tim tersebut harus saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim tersebut. Rasa empati akan menimbulkan respek atau 35 penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Dengan demikian, sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, seseorang harus mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan, sehingga pesan tersebut akan sampai tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif, karena essensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. c. Audible Makna audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti seseorang harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. 36 d. Clarity Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi, perlu dikembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim. Tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim secara keseluruhan. e. Humble Hamble dapat disebut sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain yang biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap ini pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Jika komunikasi didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka seorang manajer atau kepala sekolah dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan. 37 Komunikasi dalam organisasi bukan hanya sekedar proses pertukaran informasi yang dapat dilihat atau dimengerti semata, namun termasuk perilaku dan peranan-peranannya. Komunikasi merupakan hal yang mutlak harus ada karena dengan komunikasi yang efektif segala aktivitas dalam organisasi dapat dikoordinasikan yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya. Berdasarkan kepentingan tersebut, maka prinsip-prinsip komunikasi harus ditanamkan dalam komunikasi organisasi, sebagaimana dikemukakan oleh Abizar (1992:231) adalah sebagai berikut. a. Komunikasi itu bukan benda dan bukan pula sesuatu yang statis. Komunikasi adalah suatu proses, pengirim dan penerima tidak statis tetapi dinamis. Prinsip ini membukan pemikiran bahwa komunikasi itu adalah dinamis, dalam arti pengirim dan penerima pesan dapat bertukar pikiran dan peran. b. Komunikasi itu tidak linier tetapi sirkuler. Proses komunikasi itu bukan lurus tetapi berputar. c. Komunikasi itu sangat kompleks, artinya kalau melakukan suatu komunikasi dengan banyak orang, maka terdapat keanekaragaman dalam proses komunikasi itu. d. Komunikasi itu tidak dapat diputar dan tidak dapat diulang lagi. e. Komunikasi melibatkan keseluruhan kepribadian. Walaupun ada usaha untuk membedakan pikiran dan perasaan, jasmani dan rohani, namun dalam proses komunikasi keseluruhan aspek kepribadian terlibat dan tidak dapat dipisahkan selama ia masih manusia. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, maka pengaruhnya terhadap kepala sekolah harus benar-benar melaksanakan komunikasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga tingkat efektivitas dan efisiensi sekolah dapat tercapai. Dalam melaksanakan komunikasi terdapat dua teknik yang dapat dilakukan kepala sekolah, sebagaimana yang dikemukakan Udi Turmudi Saputra (1991:77) yaitu sebagai berikut. a. Secara langsung, yaitu komunikasi satu sama lain dengan tatap muka tanpa menggunakan alat sebagai perantara atau langsung dengan menggunakan alat seperti telepon. b. Secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan media tulisan atau bentuk lain. Dalam melaksanakan teknik komunikasi baik yang bersifat langsung maupun tidak, maka agar lebih berhasil seorang kepala sekolah harus memperhatikan hal-hal yang dikemukakan The Liang Gie (1994:496–552) yaitu sebagai berikut. 38 a. Kejelasan, artinya komunikasi yang dilakukan harus jelas dan dapat dimengerti oleh komunikan, sehingga ia dapat melaksanakannya. b. Ketepatan, artinya proses komunikasi harus memperhatikan apa yang hendak disampaikan, sehingga tepat sasaran. c. Kecukupan, artinya pesan yang disampaikan jangan sampai berlebihan, sehingga dapat membingungkan bagi komunikan, jika dirasa telah cukup dipahami, maka pesan yang disampaikan diakhiri saja. d. Mengadakan tindak lanjut, artinya untuk mengecek apakah informasi yang telah diberikan dapat dilaksanakan atau tidak. e. Mengatur arus informasi, informasi yang banyak harus dapat dikendalikan oleh komunikan, sehingga tidak berlebihan dalam menerima pesan. f. Pengulangan, artinya pesan yang disampaikan perlu dilakukan agar dipahami lebih jelas lagi. g. Penghayatan, artinya pesan yang telah disampaikan perlu dilakukan komunikan, sehingga dapat dengan jelas makna sesungguhnya dari isi pesan yang dimaksudkan. h. Mendorong saling mempercayai, artinya adanya kepercayaan memudahkan untuk membentuk saling pengertian, sehingga komunikan tidak merasa berat untuk melaksanakan pesan yang dibebankan kepadanya. i. Penetapan waktu yang efektif, artinya penggunaan waktu yang efektif sangat membantu dalam cepat tidaknya pesan dilaksanakan, waktu yang benar-benar efektif dipergunakan akan mempercepat pelaksanaan pesan yang telah disampaikan. j. Mendengarkan secara efektif, artinya komunikan harus dapat memilih mana yang sesungguhnya inti dari pesan yang disampaikan, sehingga dapat dengan tepat melaksanakannya. k. Menggunakan selentingan, artinya pesan yang disampaikan secara tidak langsung yang berasal dari orang lain, sehingga hal yang terpenting adalah kepecayaan atau dengan kata lain apakah selentingan tersebut benar atau tidak. Dari beberapa pengertian tersebut, maka keefektifan komunikasi kepala sekolah adalah kemampuan yang bersifat informatif dan persuasif dalam melaksanakan peranan interpersonal (interpersonal role), informasional (informasional role) dan peranan memutuskan (decissional role) untuk mengkoordinasikan guru (dan karyawan) agar bersama-sama 39 mencapai tujuan organisasi. Keefektifan komunikasi kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembinaan tenaga kegiatan pendidikan, kependidikan lainnya, administrasi dan sekolah, pendayaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Komunikasi akan melibatkan sumber pengiriman informasi. Hal ini berupa pesan yang disampaikan kepada penerima melalui media. Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Jika penerima/khalayak mengetahui atau memahami pesan maka komunikasi berhasil. Keberhasilan komunikasi tergantung efek perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pesan akan menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber, ini juga ditentukan lingkungan. 3. Iklim Organisasi Menurut Gibson (1985:156) ”iklim organisasi adalah seperangkat prioritas lingkungan kerja, yang dipersepsikan pegawai secara langsung atau tidak langsung, yang dianggap sebagai faktor utama dalam 40 mempengaruhi perilaku pegawai”. Sementara Dawis (1996:21) mengemukakan ”iklim organisasi adalah lingkungan manusia yang di dalamnya para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Karena itu, iklim organisasi sebagai konsep sistem yang dinamis akan dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi dalam suatu organisasi”. Dengan demikian, iklim organisasi merupakan konsep sistem yang mencerminkan keseluruhan gaya hidup suatu organisasi. Dalam hal ini, seorang pegawai akan merasakan bahwa iklim organisasi tempat mereka bekerja menyenangkan apabila mereka dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan menimbulkan perasaan berharga, pekerjaan yang menantang juga akan memberikan kepuasan bagi mereka yang mampu mengerjakannya dengan baik. Mereka menginginkan tanggung jawab dan mempunyai kesempatan yang sama untuk berhasil, ingin didengarkan, dipandang dan diperlakukan sebagai orang yang bernilai, sebagai bagian dari organisasi. Pegawai ingin merasakan bahwa organisasi benar-benar memperhatikan kebutuhan dan masalah mereka. Lebih lanjut Dawis (1996:25) mengatakan bahwa terdapat beberapa unsur khas yang turut membentuk iklim yang menyenangkan, yaitu sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. Kualitas kepemimpinan; Kadar kepercayaan; Komunikasi ke atas dan ke bawah; Perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat; Tanggung jawab; Imbalan yang adil; Tekanan pekerjaan yang nalar; 41 h. Kesempatan; i. Pengendalian, struktur, dan birokrasi yang nalar; dan j. Keterlibatan pegawai dan keikutsertaan. Lebih khusus lagi, dalam kaitanya dengan sekolah, Koster (2001:2) berpendapat sebagai berikut. Iklim sekolah adalah keseluruhan harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru berkenaan dengan situasi kerjanya yang meliputi lima aspek yaitu: a) kondisi fisik dan fasilitas sekolah, b) cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah, c) harapan pada prestasi sekolah, d) hubungan kerja, e) ketertiban/ disiplin sekolah. Dengan demikian, dapat iklim organisasi adalah karakteristik suatu organisasi yang membedakannya dengan organisasi lain menurut persepsi para karyawan atau orang-orang di dalam organisasi yang sekaligus akan mempengaruhi perilaku orang tersebut. Dari beberapa teori di atas, iklim organisasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru yang berkenaan dengan situasi kerjanya yang meliputi; kondisi fisik dan fasilitas sekolah, cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah, harapan pada prestasi sekolah, hubungan kerja, dan ketertiban/disiplin. B. Kerangka Berpikir 1. Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Kepemimpinan (leadership) kepala sekolah merupakan faktor yang ikut menentukan kinerja dan keberhasilan guru, di samping faktor-faktor yang 42 lain seperti faktor institusi dan kelompok organisasi (Gibson 1985:52). Kepala sekolah merupakan sosok pemimpin yang dapat menentukan arah perkembangan organisasi sekolah, sehingga kepemimpinan seorang kepala sekolah mampu mempengaruhi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan di suatu sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sementara itu, kualitas kepemipinan (leadership) seorang kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kemampuan berkomunikasi yang efektif yang dimiliki kepala sekolah tersebut. Komunikasi yang efektif dan dikembangkan kepala sekolah akan berhubungan dengan kinerja guru, mengingat dengan komunikasi memunculkan persamaanpersamaan yang membangun kerjasama ke arah yang lebih baik dalam kehidupan organisasi, termasuk persekolahan. Menurut Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel (1999:45) ”kesuksesan seorang manajer, termasuk kepala sekolah, tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif, sebab tanpa keterampilan tersebut, seorang manajer tidak dapat membangun sebuah teamwork yang solid”. Jadi, keefektifan komunikasi ini memiliki hubungan yang erat dengan keberhasilan sebuah organisasi. Hubungan ini dapat dipahami dari ungkapan William V. Hanney (Onong Uchyana Effendi 2001:113) “organization consists of a number of people; it involves interdependence; interdependence alls for coordination and coordination requires communication”. (organisasi terdiri atas sejumlah orang, ia melibatkan keaadaan saling bergantung, ketergantungan memerlukan 43 kooerdinasi, dan koordinasi mensyaratkan komnikasi). Oleh karena itu, komunikasi adalah suatu sine qua non bagi organisasi. (Onong Uchyana Effendi 2001:116). Dengan demikian, komunikasi kepala sekolah yang efektif memegang peranan yang sangat penting dalam mengkoordinasikan semua komponen yang terdapat di sekolah tersebut (termasuk guru), yang pada gilirannya juga dapat meningkatkan kinerja guru tersebut. 2. Hubungan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru Iklim organisasi adalah seperangkat prioritas lingkungan pengembangan kerja, yang dipersepsikan pegawai secara langsung atau tidak langsung, yang dianggap sebagai faktor utama dalam mempengaruhi perilaku pegawai (Gibson 1985:121). Larsen Pidarta (1995:121) mengemukakan ”iklim, normanorma, harapan-harapan, dan kepercayaan personalia sekolah dapat mempengaruhi perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas”. Dengan ungkapan yang berbeda, tetapi dengan maksud yang kurang lebih sama, Owens (1991:43) mengatakan ”iklim organisasi berkaitan dengan persepsi orang yang ada di dalam organisasi yang menggambarkan tentang norma, asumsi, dan kepercayaan yang ada”. Dengan demikian, iklim organisasi yang kondusif akan meningkatkan kinerja guru, sebab iklim organisasi yang kondusif akan memberi perasaan nyaman dan menciptakan suasana kerja yang mendukung, sebagaimana dikutip oleh Dawis (1996:24) yang telah mengembangkan sebuah instrumen untuk mengukur iklim organisasi. Instrumen tersebut berfokus pada gaya manajemen yang diterapkan dalam organisasi yang meliputi faktor 44 kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi-pengaruh, pengambilan keputusan, penyusunan tujuan, dan pengendalian. Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh bahwa iklim yang lebih partisipatif dan berorientasi humanistik (manusia) akan menghasilkan tingkat prestasi (kinerja) yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih besar. Dari teori-teori tersebut, terlihat bahwa iklim organisasi mempunyai kontribusi yang jelas untuk meningkatkan kinerja guru di sekolah. Pada kontek penelitian ini, iklim organisasi yang kondusif akan semakin mendorong kinerja guru dalam melakukan pekerjaannya. 3. Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru Menurut Gibson (1985:52) ”seorang guru dapat menjadi professional dalam pekerjaannya ditentukan oleh faktor individu guru sendiri dan juga oleh faktor di luar dirinya”. Faktor luar tersebut akan menyangkut institusi (organization), kepemimpinan (leadership), dan kelompok organisasi (group organization). Sementara itu, Owens (1991:132) mengatakan ”persepsi kelompok guru tentang kepala sekolah mereka ditentukan oleh beberapa hal yaitu a) trust (dorongan): sikap kepala sekolah yang mendorong untuk bekerja keras, b) consideration (perhatian): sejauh mana perhatian kepala sekolah terhadap guru yang berkaitan dengan martabat dan masalah kemanusiaan, c) aloofness (acuh): sejauh mana sikap kepala sekolah menjaga jarak sosial, misalnya apakah menunjukkan sikap tidak peduli dan dingin ataukah menunjukkan sikap hangat dan bersahabat, d) production emphasis 45 (menekankan kerja): sejauh mana kepala sekolah berusaha agar para guru lebih giat bekerja, misalnya melakukan supervisi secara ketat, bersikap memerintah, dan menekankan hasil kerja. Dengan demikian bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh keefektifan komunikasi kepala sekolah dalam mengkomunikasikan program kerja lembaga sekolah tersebut. Demikian pula, iklim organisasi sekolah yang kondusif akan mendorong kinerja guru yang semakin tinggi, sebab iklim organisasi yang kondusif akan memberi perasaan nyaman dan menciptakan suasana kerja yang mendukung. Dengan kata lain, kinerja guru dapat dipengaruhi antara lain oleh keefektifan komunikasi kepala sekolah dan sekaligus juga dipengaruhi iklim organisasi di tempat guru bekerja. C. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Penelitian Tjahya Witono Tahun 2003 di SD Negeri se-Kota Semarang, menunjukkan bahwa keterampilan manajerial dan supervisi kepala sekolah dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Kemampuan manajerial berhubungan dengan pemberdayaan sumber daya dan personil sekolah, sedangkan supervisi berhubungan dengan proses pembinaan kepala sekolah kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran secara lebih baik. 2. Penelitian Ali Herzalni Tahun 2003 di SMU Swasta se-Kabupaten Tegal, mnunjukkan bahwa persepsi guru mengenai kriteria kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja turut mempengaruhi kinerja guru. Persepsi guru 46 memandang bahwa kriteria kepemimpinan merupakan aspek yang sangat berarti bagi guru dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan iklim kerja berkaitan dengan situasi dan kondisi kerja sehari-hari dalam kondisi lama, sehingga kedua variabel tersebut secara langsung memiliki pengaruh erat dengan kinerja guru. 3. Penelitian Mursini Purwati Tahun 2003 di SD Negeri se-Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang, menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dan kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Pengaruh tersebut sangat besar (80,56%), mengingat supervisi dan kompensasi berkaitan dengan kebutuhan guru akan pelaksanaan tugas dan peningkatan kinerja. 4. Penelitian Achmad Junaedi Tahun 2004 di SLTP Negeri se-Kabupaten Kudus, menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dan iklim organisasi memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, sehingga apabila kinerja kepala sekolah dan iklim organisasi baik, maka kinerja guru pun akan baik pula. 5. Penelitian Sentot Widodo Tahun 2006 di SMA Negeri se-Kota Semarang, menunjukkan bahwa kemampuan kerja dan iklim organisasi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja guru. Dengan demikian apabila kemampuan kerja dan iklim organisasi meningkat, maka kinerja guru secara otomatis akan meningkat pula. Hasil-hasil penelitian tersebut sangat relevan dengan kajian penelitian yang dilakukan, artinya baik keefektifan komunikasi kepala sekolah, iklim 47 organisasi dan kinerja guru yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sesuai dengan fokus penelitian yang dilakukan sekarang. Dengan demikian hasil-hasil penelitian terdahulu cocok untuk dikembangkan dan diteliti kembali lebih lanjut, sehingga memperkaya kajian keilmuan selanjutnya yang lebih kuat. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak dapat ditinggalkan, karena merupakan kerja dari teori. Suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Menurut Masri Singarimbun (1989:43) “hubungan antar variabel penelitian dapat dirumuskan secara eksplisit maupun implisit”. Selanjutnya menurut Suryabrata (1992:45) “hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris”. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut. 1. Ada hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru. 2. Ada hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru. 3. Ada hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan rancangan non eksperimen. Dalam proses penelitian ini tidak menggunakan perlakuan terhadap penelitian melainkan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi dan pernah dilakukan oleh subjek penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto (dari sebuah fakta), artinya peristiwa yang diteliti sudah terjadi secara alami ialah dengan cara menelusuri dan mengumpulkan data serta faktafakta yang ada sekarang tanpa memberi perlakuan (Jacobs dan Razaveih 1982:122). Di sini peneliti akan menggali fakta-fakta dengan menggunakan angka yang berisi sejumlah pernyataan yang merefleksikan keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. Pendekatan kuantitatif yang dimaksud adalah mencari hubungan antar variabel bebas (independent variable) dengan variable terikat (dependent variable). 2. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent variable) yaitu : adalah keefektifan komunikasi kepala 48 49 sekolah (X1) dan iklim organisasi (X2), kemudian variabel terikat (dependent variable) yaitu : kinerja guru (Y). 3. Paradigma Penelitian Hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut. Variabel bebas Variabel terikat rx1y Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah (X1) rx1x2y Kinerja Guru (Y) rx2y Iklim Organisasi (X2) Gambar 3.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian Dalam paradigma tersebut menggambarkan hal-hal sebagai berikut. a. Hubungan murni X1 dengan Y, jika X2 dikendalikan/dibuat sama. b. Hubungan murni X2 dengan Y, jika X1 dikendalikan/dibuat sama. c. Hubungan murni X1 dengan X2, jika Y dikendalikan/dibuat sama. Dengan rumus korelasi ganda/regresi hasil perhitungan SPSS versi 10.0 penelitian tersebut dapat dirancang dengan paradigma tersebut. 50 4. Definisi Operasional a. Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah Keefektifan komunikasi kepala sekolah adalah kemampuan yang bersifat informatif dan persuasif dalam melaksanakan peranan interpersonal (interpersonal role), informasional (informasional role) dan peranan memutuskan (decissional role) untuk mengkoordinasikan guru (dan karyawan) agar bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, indikator yang akan digunakan untuk mengetahui keefektifan komunikasi kepala sekolah adalah sebagai berikut. 1) Kejelasan dalam bentu volume suara dan media yang digunakan; 2) Ketepatan dalam bentuk sasaran komunikasi dan iIsi pesan yang disampaikan; 3) Kecukupan dalam bentuk mengakhiri komunikasi; 4) Mengadakan tindak lanjut dalam bentuk mengecek pesan; 5) Mengatur arus informasi dalam bentuk pengendalian pesan; 6) Pengulangan dalam bentuk mengulangi pesan; 7) Penghayatan dalam bentuk memaknai pesan yang disampaikan; 8) Saling mempercayai dalam bentuk kesadaran melaksanakan pesan dan kejujuran penerima pesan; 9) Penetapan waktu dalam bentuk ketepatan waktu; 51 10) Mendengarkan secara efektif dalam bentuk memahami makna pesan; dan 11) Menggunakan selentingan dalam bentuk melaksanakan pesan tidak langsung b. Iklim Organisasi Iklim organisasi adalah seperangkat prioritas lingkungan kerja, yang dipersepsikan pegawai secara langsung atau tidak langsung, yang dianggap sebagai faktor utama dalam mempengaruhi perilaku pegawai. Lebih khusus lagi kaitanya dengan sekolah, maka iklim organisasi sekolah dapat diartikan sebagai keseluruhan harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru berkenaan dengan situasi kerjanya yang meliputi; kondisi fisik dan fasilitas sekolah, cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah, harapan pada prestasi sekolah, hubungan kerja, dan ketertiban/disiplin sekolah. Iklim organisasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Margadana, Kota Tegal yang berkenaan dengan situasi kerjanya yang meliputi; kondisi fisik dan fasilitas sekolah, cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah, harapan pada prestasi sekolah, hubungan kerja, dan ketertiban/disiplin sekolah. Oleh karena itu, indikator yang digunakan untuk mengetahui iklim organisasi adalah sebagai berikut. 1) Kualitas pimpinan dalam bentuk pelaksanaan tugas dan ketertiban; 52 2) Penghargaan pekerjaan dalam bentuk kompetensi dan kerjasama; 3) Kepercayaan dalam bentuk kemampuan, keterlibatan dan perhatian; 4) Komunikasi dalam bentuk pembahasan masalah; 5) Manfaat dalam bentuk ukuran keberhasilan; 6) Tanggung jawab dalam bentuk menyusun prota, promes dan PSP; 7) Imbalan dalam bentuk keamanan dan kesejahteraan; 8) Tekanan pekerjaan dalam bentuk keterlibatan; 9) Kesempatan dalam bentuk waktu luang; 10) Pengendalian dalam bentuk penunjang; 11) Keterlibatan dalam bentuk pengembangan karier; 12) Kondisi fisik dalam bentuk lingkungan sekolah; 13) Prestasi dalam bentuk keputusan; 14) Hubungan kerja dalam bentuk kondisi konduktif; dan 15) Disiplin sekolah dalam bentuk Ketertiban c. Kinerja Guru Kinerja guru sebagaimana dimakusd dalam penelitian ini adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya di SD Negeri seKecamatan Margadana Kota Tegal. Kemudian, yang menjadi indikator kinerja guru dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pedagogik, meliputi : menguasai kurikulum pembelajaran, menguasai landasan kependidikan, menyusun tujuan pembelajaran, 53 penggunaan pendekatan pembelajaran, penggunaan strategi pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran, menggunakan media pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar, ketepatan waktu menyampaikan materi, melakukan pembelajaran remidial, dan melakukan evaluasi pembelajaran. 2) Kepribadian, meliputi : memiliki motivasi dalam mengajar, tingkat kedisiplinan dalam mengajar, penempatan kepentingan tugas dengan pribadi, kepatuhan terhadap pimpinan, loyalitas terhadap lembaga, dan moralitas dalam melaksanakan tugas. 3) Sosial, meliputi : melakukan komunikasi dengan peserta didik, mengetahui karakteristik peserta didik, membantu memecahkan permasalahan siswa, membina hubungan baik dengan personil sekolah, aktivitas dalam kehidupan masyarakat, dan keterlibatan dalam organisasi profesi. 4) Profesional, meliputi : menguasai bahan ajar, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar, pengembangan kualitas diri, dan pendalaman materi bahan ajar. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Mohammad Ali (1995:54) mengemukakan “populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti”. Secara lebih jelasnya mengenai pengertian Mohammad Surya (1994:8) mengemukakan sagai berikut. Populasi adalah sejumlah individu atau subjek yang terdapat dalam kelompok tertentu yang ditujukan dan dijadikan sebagai 54 sumber data, yang berada dalam daerah yang jelas batasannya serta mempunyai pola-pola kualitas yang unik dan memiliki keseragaman ciri-ciri di dalamnya yang dapat diukur secara kualitatif untuk memperoleh suatu hasil penelitian. Mengacu kepada pengertian yang telah dikemukakan tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru tetap dan bersetatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kecamatan Margadana Kota Tegal sejumlah 156 orang. 2. Sampel Penelitian Mohamad Ali (1995:54) mengemukakan “sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dianggap mewakili terhadap seluruh populasi”. Memperhatikan hal tersebut Winarno Surakhmad (1992:100) menyarankan “apabila ukuran populasi sebanyak kurang atau sama dengan 100, pengambilan sampel sekurangkurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama denga atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurangkurangnya 15% dari ukuran populasi”. Berdasarkan keterangan tersebut, maka penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut. S = 15% + 1000 − n (50% − 15%) 1000 − 100 Keterangan: S = jumlah sampel yang diambil n = jumlah anggota populasi Berdasarkan rumusan tersebut, maka untuk menentukan sampel ditentukan secara acak dengan rumus sebagai berikut. 55 S = 15% + 1000 − 156 (50% − 15%) = 1000 − 100 47,55%, sehingga untuk memperoleh banyaknya sampel adalah 47,55% x 156 = 74,178 dibulatkan menjadi 74 orang. Dengan demikian, maka sampel penelitian ini adalah 74 orang yang terdiri dari 13 SD masing-masing guru kelas 1, 2 dan 3; 11 SD masing-masing guru kelas 4, 5 dan 6; dan 2 SD masing-masing guru kelas 4 dan 5, sehingga totalnya 74 orang. C. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian, diperlukan suatu alat pengumpul data yang disebut instrumen penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Angket memiliki kedudukan yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk mengungkap dari subjek penelitian sama dengan lokasi peneltian susungguhnya. Dalam penelitian, sifat jawaban yang dikehendaki oleh peneliti, angket tertutup. Angket tertutup peneliti menyediakan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden bertugas memilih jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya sebagaimana dikemukakan Sanifiah Faisal (1992:178) sebagai berikut. Angket tertutup adalah angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola tertentu, jawaban singkat yang membubuhkan tanda cheek pada item yang termuat pada 56 alternatif jawaban. Angket tertutup mudah diisi, memerlukan waktu singkat, memusatkan responden pada pokok pernyataan, relatif objektif dan sangat mudah ditabulasi dan dianalisa. Angket yang dipergunakan dalam penelitian tersebut selain tertutup juga terstruktur, yaitu dengan menyediakan alternatif jawaban untuk memudahkan responden menjawabnya yang terdiri dari 75 butir masingmasing variabel terdiri dari variabel X1 sebanyak 25 butir, variabel X2 sebanyak 20 butir, dan variabel Y 30 butir. Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut. 1) menentukan indikator variabel X1 (keefektifan komunikasi kepala sekolah), X2 ( iklim orgasasi), dan Y (kinerja guru), 2) mengidentifikasikan sub-sub variabel dari masing-masing variabel penelitian, 3) menyusun kisikisi instrumen, 4) membuat daftar pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternatif jawaban dan 5) menentukan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban. 1. Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen betul-betul mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukkan apakah instrumen yang dimaksud berguna atau tidak. Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Data yang dikumpulkan dari 15 responden, interpretasi 57 terhadap korelasi didasarkan pada yang dikemukakan Sugiono (2001:106) “batas minimal untuk memenuhi syarat valid adalah nilai r lebih dari 0,30. Jika sebaliknya atau kurang dari 0,30, maka butir dinyatakan tidak valid. Dalam menentukan validitas tidaknya butir (pernyataan/angket), peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi, sebagai berikut. rxy = n. ∑ XY − ∑ X ∑ Y (n ∑ X 2 − ( X ) 2 (n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 Hasil perhitungan uji coba menunjukkan bahwa semua pernyataan masing-masing variabel penelitian adalah valid (lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran). 2. Uji Reliabilitas Instrumen Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan teknik-teknik belah dua yaitu membagi item soal menjadi dua bagian. Belahan pertama item bernomor ganjil dan belahan kedua item bernomor genap. Setelah itu keduanya dikorelasikan dengan menggunakan koreksi rank atau Spearman. Adapun langkah-langkah untuk menguji reliabilitas instrumen menurut Sudjana (1996:75–89) adalah sebagai berikut. a) Menentukan nilai r’ (koefisien korelasi pangkat) dengan rumus : 2 6 ∑ bi r' = 1− n(n 2 − 1) Keterangan : r’ = koefisien korelasi pangkat bi2 = selisih/beda peringkat xi yang data aslinya berpasangan n = banyaknya data b) Menguji signifikansi koefisien korelasi r’ (rho) melalui uji independent antara kedua variabel dengan menggunakan rumus : 58 t = r' n−2 1 − rs Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa semua variabel penelitian dinyatakan reliabel (lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran). D. Data dan Pengolahannnya Data adalah sumber informasi yang belum diolah, sehingga belum memiliki arti terhadap hasil penelitian, sedangkan pengolahannya adalah proses agar data tersebut memiliki makna terhadap hasil penelitian yang diinginkan. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi Arikunto 2000:134). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah angket (questionnaire) dengan jenis instrumennya angket dan skala (scala). Teknik penskoran masing-masing indikator variabel bebas (independent variable) (X1 dan X2) menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Likert, yakni Summatet Rating Scale. Untuk keperluan tersebut dibuat pernyataan-pernyataan positif (mendukung/ favorabel) maupun negatif (tidak mendukung/ unfavorable) tentang kriteria dan pernyataan evaluasi keefektifan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi (variabel bebas/X1 dan X2) serta kinerja guru (Y). Masing-masing pernyataan di ikuti oleh 5 opsi, yakni: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K) dan Sangat Kurang (SK). Dalam 59 merespon butir pernyatan tersebut, subyek atau responden diminta untuk memilih salah satu opsi yang sesuai dengan keadaan masing-masing. Selanjutnya, penskoran terhadap respon subjek pada masing-masing butir disesuaikan dengan sifat pernyataan (positif atau negatif). Sebagai pedoman, untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut. 1. Jawaban dengan kategori Sangat Baik (SB) diberi skor 5. 2. Jawaban dengan kategori Baik (B) diberi skor 4. 3. Jawaban dengan kategori Cukup (C) diberi skor 3. 4. Jawaban dengan kategori Kurang (K) diberi skor 2. 5. Jawaban dengan kategori Sangat Kurang (SK) diberi skor 1. Sedangkan sebagai pedoman, untuk pernyataan negatif adalah sebagai berikut. 1. Jawaban dengan kategori Sangat Baik (SB) diberi skor 1. 2. Jawaban dengan kategori Baik (B) diberi skor 2. 3. Jawaban dengan kategori Cukup (C) diberi skor 3. 4. Jawaban dengan kategori Kurang (K} diberi skor 4. 5. Jawaban dengan kategori Sangat Kurang (SK) diberi sekor 5. Angket terdiri atas variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah, iklim organisasi, dan kinerja guru. Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif menggunakan teknik statistik. Masing-masing variabel terlebih dulu dipaparkan dengan statistik deskriptif yaitu statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa 60 melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiono 2001:21). Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut. 1. Menentukan Kecenderungan Umum Responden Menentukan kecenderungan umum responden bertujuan untuk mengetahui keberadaan masing-masing variabel secara umum sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Untuk masing-masing variabel memiliki nilai kriteria yang berbeda-beda sesuai dengan data yang diperoleh. Dalam menentukan kecenderungan ini nilai yang dibutuhkan adalah nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata dan standar deviasi. Setelah nilai-nilai tersebut diperoleh selanjutnya disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Data Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data masing-masing variabel penelitian (X1, X2 dan Y). uji normalitas menggunakan “Goodness of fit” dari Kolmogorov Smirnov yang diolah dengan computer program SPSS 10,0. toleransi yang dipergunakan adalah P=0,050, dengan kriteria suatu variabel dikatakan berdistribusi normal apabila P<0,050. 61 b. Keberartian Persamaan Regresi Uji keberartian persamaan regresi bertujuan untuk mengetahui linier atau tidaknya masing-masing variabel bebas terhadap variabel Y. Untuk menguji persamaan ini menggunakan rumus regresi linier sederhana Y atas X sebagai berikut. ^ Y = a + bX Keterangan : Y = nilai yang diprediksi atau kriterium X = nilai variabel bebas b = bilangan koefisien variabel bebas a = bilangan konstan Untuk menguji linieritas masing-masing variabel bebas dengan variabel Y menggunakan rumus Freg sebagai berikut. Freg = R 2 ( N − m − 1) m(1 − R 2 ) Keterangan : Freg N M R = Harga F Garis Regresi = Cacah Kasus = Cacah Variabel Bebas = Koefisien pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat Derajat kebebasan (db) untuk menguji harga F adalah db=m lawan Nm-1 jika Freg>Ftabel berarti hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat linier, dan sebaliknya jika Freg < Ftabel , maka hubungan kedua variabel tersebut tidak linier. Pengujian dilakukan menggunakan Freg dengan toleransi α = 0,05. 62 3. Pengujian Hipotesis a. Untuk menguji hubungan murni antara keefektifan komunikasi kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru (Y) dengan mengontrol variabel iklim organisasi (X2), rumus teknik pengaruh parsial adalah sebagai berikut. r1 y.2 = r1 y.2 − (r1.2 )(ry.2 ) (1 − r12.1 )(1 − r22y.2 ) Keterangan : r1y-2 = koefisien pengaruh parsial antara X1 dan Y dengan mengontrol X2 b. Untuk mengetahui hubungan antara variabel iklim organisasi (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan mengontrol variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah (X1). Rumus teknik pengaruh parsial yang dipergunakan adalah sebagai berikut. r2 y.1 = r2 y1 − (r2.1 )(ry.1 ) (1 − r22.1 )(1 − ry2.1 ) Keterangan : r1y-2 = koefisien pengaruh varsial antara X1 dan Y dengan mengongtrol X2 c. Korelasi Ganda/Regresi Ganda Teknik korelasi ganda dipergunakan untuk mengetahui hubungan secara bersamaan antar beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Korelasi ganda dapat dicari jauh lebih efisien melalui analisis regresi. (Sutrisno Hadi 2001:132). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka 63 analisis data penelitian ini menggunakan rumus teknik regresi linier ganda sebagai berikut. ^ Y = b1X1 + b2X2 + a Keterangan : Y = nilai yang diprediksi atau kriterium X = nilai variabel bebas b = bilangan koefisien variabel bebas a = bilangan tetap Untuk menguji signifikansi korleasi antara variabel besa (X1 dan X2) dengan kriterium (Y) menggunakan rumus Freg sebagai berikut. Freg R 2 ( N − m − 1) = m(1 − R 2 ) Keterangan : Freg = harga F garis regresi N = cacah kasus M = cacah prediktor R = koefisien pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Derajat kebebasan (db) untuk mnguji harga F adalah dengan db=m lawan N-m-1 jika Freg>F tabel, maka hubungan secara serentak/bersama semua variabel bebas dengan variabel terikat signifikan, sebaliknya jika Freg<F tabel, maka hubungan secara bersama-sama semua variabel bebas dengan variabel terikat tidak signifikan. Analisis persamaan regresi linier ganda menggunakan computer program SPSS versi 10,0. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Variabel Penelitian Deskripsi data berusaha menampilkan gambaran masing-masing variabel penelitian, yaitu keefektifan komunikasi kepala sekolah, iklim organisasi dan kinerja guru. Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan perhitungan statistik diperoleh nilai-nilai sebagai berikut. a. Variabel Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah Variabel ini menunjukkan bahwa dari jumlah responden 74 orang diperoleh skor tertinggi sebesar 122; skor terendah sebesar 86; ratarata sebesar 99,97; dan simpangan baku sebesar 7,63. Selanjutnya untuk memperoleh kecenderungan jawaban responden terhadap variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah berdasarkan kriteria yang ditetapkan yaitu baik sekali (122-114), baik (113–105), cukup (104–96), kurang (95–87) dan sangat kurang (86-78). Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diperlolah nilai rata-rata variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah sebesar 100. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa keefektifan komunikasi kepala sekolah termasuk dalam kategori cukup (104-96), artinya bahwa kepala sekolah dalam 64 65 melakukan komunikasi dengan para guru memiliki tingkat keefektifan yang cukup. b. Variabel Iklim Organisasi Variabel ini menunjukkan bahwa dari jumlah responden 74 orang diperoleh skor tertinggi sebesar 96; skor terendah sebesar 63, rata-rata sebesar 80; dan simpangan baku sebesar 7. Selanjutnya untuk memperoleh kecenderungan jawaban responden terhadap variabel iklim organisasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu sangat baik (96-89), baik (88-81), cukup (80-73), kurang (72-65) dan sangat kurang (64-57). Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diperlolah nilai rata-rata variabel iklim organisasi sebesar 80. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa iklim organisasi termasuk dalam kategori cukup (80-73), artinya bahwa iklim organisasi yang terjadi di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal berada dalam kondisi cukup mendukung untuk melaksanakan rutinitas kerja sehari-hari. c. Variabel Kinerja Guru Variabel ini menunjukkan bahwa dari jumlah responden 74 orang diperoleh skor tertinggi sebesar 145; skor terendah sebesar 99, ratarata sebesar 119; dan simpangan baku sebesar 9. Selanjutnya untuk memperoleh kecenderungan jawaban responden terhadap variabel kinerja guru berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu sangat baik (145-136), baik (135-126), cukup (125-116), kurang (115-106) 66 dan sangat kurang (105-96). Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diperlolah nilai rata-rata variabel kinerja guru sebesar 119. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru termasuk dalam kategori cukup (125-116), artinya bahwa kinerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal berada dalam kondisi cukup dengan kata lain para guru telah menunjukkan kinerja yang cukup dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk lebih jelasnya kategori ketiga variabel tersebut tersaji dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4.2 Rekapitulasi Kecenderungan Variabel Penelitian No. 1. 2. 3. Rata-rata Kecenderungan Komunikasi 100 Variabel Penelitian Keefektifan Kepala Sekolah Iklim Organisasi Kinerja Guru 80 119 Kriteria (Kecenderungan) Cukup Cukup Cukup 2. Pengujian Persyaratan Analisis Untuk dapat melaksanakan analisis statistik dengan teknik analisis korelasi terlebih dahulu perlu adanya beberapa persyaratan, yaitu : sampel yang dipilih secara acak, hubungan antara variabel independen (bebas = X) dengan variabel dependen (terikat = Y) merupakan hubungan linier dan data tersebut harus berdistribusi normal atau mendekati nilai kenormalan. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan hasil perhitungan uji normalitas data dan uji linieritas data sebagai berikut. 67 a. Uji Normalitas Data 1) Variabel Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov di atas nilai Asymp. Sig. dua sisi variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah tugas adalah 0,097, sehingga H0 diterima pada tingkat signifikansi 5% atau dapat dikatakan bahwa variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah yang diambil dari responden 74 orang berdistribusi normal, mengingat t hitung > t tabel pada tingkat signifikansi 5%, yaitu 0,097 > 0,05. 2) Variabel Iklim Organisasi Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov di atas nilai Asymp. Sig. dua sisi variabel iklim organisasi adalah 0,063, sehingga H0 diterima pada tingkat signifikansi 5% atau dapat dikatakan bahwa variabel iklim organisasi yang diambil dari responden 74 orang berdistribusi normal, mengingat t hitung > t tabel pada tingkat signifikansi 5%, yaitu 0,063 > 0,05. 3) Variabel Kinerja Guru Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov di atas nilai Asymp. Sig. dua sisi variabel kinerja guru adalah 0,199, sehingga H0 diterima pada tingkat signifikansi 5% atau dapat dikatakan bahwa variabel kinerja guru yang diambil dari responden 74 orang berdistribusi normal, 68 mengingat t hitung > t tabel pada tingkat signifikansi 5%, yaitu 0,199 > 0,05. Untuk lebih jelasnya data hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) X1 X2 74 99.97 7.63 .143 .143 -.078 1.231 .097 74 80.16 6.69 .153 .153 -.071 1.315 .063 Y 74 119.15 9.08 .125 .125 -.063 1.074 .199 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data primer diolah, 2007 b. Keberartian Persamaan Regresi Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) uji keberartian persamaan regresi sederhana antara variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru (Y), dan iklim organisasi (X2) dengan kinerja guru (Y) diperoleh hasil-hasil analisis data sebagai berikut. 69 Tabel 4.4 Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Variabel X – Y Variabel N Persamaan Regresi Keefektifan 74 ^ Y =41,491+0,777X1 Komunikasi Kepala Sekolah – Kinerja Guru Iklim Organisasi 74 ^ Y =45,524+0,918X2 – Prestasi Kerja Sumber : Data Diolah Peneliti 2007 F hitung 7,317 F tabel 3,89 7,816 4,82 Dari data hasil uji keberartian persamaan regresi sederhana tersebut, maka dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut. 1) Hubungan variabel X1 – Y dengan persamaan regresi ^ Y = 41,491+0,777X1 bentuk regresinya berarti, sebab F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf kepercayaan 0,05, artinya jika terjadi perubahan suatu unit pada variabel X1 akan diikuti pula perubahannya oleh variabel Y sebesar 0,777 satuan 2) Hubungan variabel X2 – Y dengan persamaan regresi ^ Y = 45,524+0,918X2 bentuk regresinya berarti, sebab F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf kepercayaan 0,05, artinya jika terjadi perubahan suatu unit pada variabel X2 akan diikuti pula perubahannya oleh variabel Y sebesar 0,918 satuan 3) Dari hasil uji berarti regresi ganda antara variabel X1.2 dengan Y diperoleh hasil persamaan regresi ganda ^ Y =25,706+0,452X1+0,602X2, dan F hitung sebesar 4,391 dan 3,763, artinya jika terjadi perubahan suatu unit pada variabel X1 70 dan X2 akan diikuti pula perubahannya oleh variabel Y masingmasing sebesar 0,452 dan 0,602 satuan 4) Dengan kriteria uji yang sama dengan uji keberartian sederhana tersebut, dapat dikemukakan bahwa H0 ditolak, dan dengan demikian bentuk regresi gandanya berarti, sebab F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 5% (terlampir). 3. Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk membuktikan beberapa hipotesis yang telah dibuat dengan model regresi linier berganda. Adapun persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut. a. Kinerja guru = α + β1 keefektifan komunikasi + β2 iklim organisasi b. Kinerja guru = 25,706 + 0,452 keefektifan komunikasi + 0,602 iklim organisasi Keterangan : α = 25,706 artinya apabila variabel keefektifan komunikasi dan iklim organisasi konstan maka variabel kinerja guru sebesar 25,706. β1 = 0,452 artinya apabila variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah terjadi kenaikan satu sedangkan variabel iklim sekolah konstan maka variabel kinerja guru akan ikut naik sebesar 0,452. Β2 = 0,602 artinya apabila variabel iklim sekolah terjadi kenaikan satu sedangkan variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah konstan maka varabel kinerja guru akan ikut naik sebesar 0,602. a. Hipotesis I Hipotesis I menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja 71 guru. Untuk membuktikan apakah terdapat atau tidaknya hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru maka dilakukan uji regresi dengan bantuan program SPSS. Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Variabel X1 dengan Y Coefficientsa Model 1 (Constant) X1 X2 Unstandardized Coefficients B Std. Error 25.706 10.162 .452 .120 .602 .137 Standardi zed Coefficien ts Beta .380 .444 t 2.530 3.763 4.391 Sig. .014 .000 .000 a. Dependent Variable: Y Hasil analisis membuktikan bahwa thitung untuk keefektifan komunikasi kepala sekolah (x1) lebih besar dari ttabel atau 3,763>2 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis I yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru terbukti. Apabila komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah baik maka kinerja guru juga akan meningkat dengan sendirinya hal ini dibuktikan dari hasil analisis pada tabel coeffisient kolom B didapat nilai keefektifan komunikasi kepala sekolah (x1) sebesar 0,45. 72 b. Hipotesis II Hipotesis II menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru. Untuk membuktikan apakah ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru dilakukan dengan uji regresi. Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Variabel X2 dengan Y Coefficientsa Model 1 (Constant) X1 X2 Unstandardized Coefficients B Std. Error 25.706 10.162 .452 .120 .602 .137 Standardi zed Coefficien ts Beta .380 .444 t 2.530 3.763 4.391 Sig. .014 .000 .000 a. Dependent Variable: Y Hasil analisis membuktikan bahwa thitung untuk iklim organisasi (x2) lebih besar dari ttabel atau 4,391>2 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000<0,05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis II yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru terbukti. Apabila iklim organisasi baik maka kinerja guru juga akan meningkat dengan sendirinya hal ini dibuktikan dari hasil analisis pada tabel coeffisient kolom B di dapat nilai iklim organisasi (x2) sebesar 0,60. 73 c. Hipotesis III Hipotesis III menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan atau tidak antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru maka dilakukan uji regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS. Adapun hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.7 Model Summary Uji Regresi Linier Berganda Model Summary Model 1 Adjusted R Square .536 R R Square .741a .549 Std. Error of the Estimate 6.18 a. Predictors: (Constant), X2, X1 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Anova ANOVAb Sum of Squares Model 1 Regression 3301.066 Residual 2712.299 Total 6013.365 df 2 71 73 Mean Square 1650.533 38.201 F 43.206 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y Tabel di atas menunjukkan bahwa secara simultan terdapat hubungan yang siginifikan antara keefektifan komunikasi kepala 74 sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru hal ini dibuktikan dari hasil uji Fhitung lebih besar dari Ftabel atau 43,206>4 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000<0,05. Hasil uji R menunjukkan bahwa secara simultan variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dapat menjelaskan variabel kinerja guru sebesar 55% sedangkan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. 4. Kontribusi Variabel Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Terhadap Variabel Kinerja Guru a. Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) dengan Model Summari memberikan nilai R Square sebesar 0,45, yang berarti bahwa variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah mempunyai pengaruh sebesar 45% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya sebesar 55% dipengaruhi oleh faktor yang lainnya. b. Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) dengan Model Summari memberikan nilai R Square sebesar 0,60, yang berarti bahwa variabel iklim organisasi mempunyai pengaruh sebesar 60% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya sebesar 40% dipengaruhi oleh faktor yang lainnya. Berdasarkan data-data hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan iklim organisasi memiliki perbedaan pengaruh yang cukup besar dengan selisih 60% - 45% = 15%. 75 B. Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis I membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru, karena kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Sedangkan keefektifan komunikasi merupakan kemampuan yang bersifat informatif dan persuasif dalam melaksanakan peranan interpersonal (interpersonal role), informasional (informasional role) dan peranan memutuskan (decissional role) untuk mengkoordinasikan guru (dan karyawan) agar bersama-sama mencapai tujuan organisasi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Hipotesis II membuktikan bahwa terdapat hubungan pengaruh yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru, karena iklim organisasi merupakan keseluruhan harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru yang berkenaan dengan situasi kerjanya yang meliputi; kondisi fisik dan fasilitas sekolah, cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah, harapan pada prestasi sekolah, hubungan kerja, dan ketertiban/ disiplin. Hipotesis III membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi terhadap kinerja guru. Menurut Gibson (1985:52) “seorang guru dapat 76 menjadi professional dalam pekerjaannya ditentukan oleh faktor individu guru sendiri dan juga oleh faktor di luar dirinya”. Faktor luar tersebut akan menyangkut institusi (organization), kepemimpinan (leadership), dan kelompok organisasi (group organization). Dengan demikian bahwa kinerja guru sangat berhubungan dengan keefektifan komunikasi kepala sekolah dalam mengkomunikasikan program kerja lembaga sekolah tersebut. Demikian pula, iklim organisasi sekolah yang kondusif akan mendorong kinerja guru yang semakin tinggi, sebab iklim organisasi yang kondusif akan memberi perasaan nyaman dan menciptakan suasana kerja yang mendukung. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, selanjutnya dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Keefektifan komunikasi kepala sekolah, iklim organisas dan kinerja guru merupakan variabel penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan perilaku orang dalam melaksanakan tugas, yaitu kepala sekolah dan guru sesuai dengan peran masing-masing serta lingkungan tempat mereka beraktivitas. Ketiga variabel tersebut merupakan kondisi pisik dan psikologis yang terdapat dalam diri kepala sekolah, guru dan lingkungannya, sehingga membentuk perilaku kerja tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku. 2. Gambaran yang diperoleh di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal dari ketiga variabel penelitian tersebut menunjukkan kriteria yang sama, yaitu keefektifan komunikasi kepala sekolah berada dalam kriteria cukup. 3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua hipotesis telah dapat dibuktikan, yaitu sebagai berikut. 77 78 a. Hipotesis Pertama Hipotesis I yang menyatakan “terdapat hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru terbukti”, yaitu thitung untuk keefektifan komunikasi (x1) lebih besar dari ttabel atau 3,763 > 2 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa apabila komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah baik, maka kinerja guru juga akan meningkat dengan sendirinya hal ini dibuktikan dari hasil analisis pada tabel coeffisient kolom B didapat nilai keefektifan komunikasi kepala sekolah (x1) sebesar 0,5. b. Hipotesis Kedua Hipotesis II yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru terbukti, yaitu thitung untuk iklim organisasi (x2) lebih besar dari ttabel atau 4,391 > 2 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa apabila iklim organisasi baik maka kinerja guru juga akan meningkat dengan sendirinya hal ini dibuktikan dari hasil analisis pada tabel coeffisient kolom B didapat nilai iklim organisasi (x2) sebesar 0,6. c. Hipotesis Ketiga Secara simultan terdapat hubungan/pengaruh yang siginifkan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru hal ini dibuktikan dari hasil uji Fhitung lebih besar dari Ftabel atau 43,206 > 4 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hasil 79 uji R menunjukkan bahwa secara simultan variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dapat menjelaskan variabel kinerja guru sebesar 55% sedangkan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan bahwa “Terdapat hubungan yang signifikan antara keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal”. B. Saran-saran Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Kepala sekolah lebih meningkatkan jalinan komunikasi yang lebih erat dengan para guru, misalnya saling mengungkapkan permasalahan sehubungan dengan tugas pembelajaran, sehingga hubungan menjadi lebih harmonis dan guru merasa diperhatikan untuk senantiasai menampilkan kinerja yang lebih baik. 2. Kepala sekolah disarankan tidak menempatkan diri sebagai atasan para guru dengan kewenangan penuh menentukan nasib para guru, tetapi harus sebagai mitra kerja yang bekerjasama meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, artinya ada sikap komunikatif yang lebih terbuka antara kepala sekolah dan guru. 80 3. Kepala sekolah bersama para guru dan personil lainnya seharusnya mengembangkan iklim organisasi yang lebih kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dan dilandasi semangat kekeluargaan dan persaudaraan. 4. Guru hendaknya secara mandiri ataupun melalui kelembagaan (organisasi profesi) berusaha untuk meningkatkan kinerjanya secara lebih optimal, sehinggga kinerjanya senantiasa sesuai dengan kebutuhan organisasi. 5. Guru hendaknya bersama-sama kepala sekolah membahas permasalahanpermasalahan sehubungan dengan tugas yang harus dilaksanakannya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. A. DAFTAR PUSTAKA Abizar. 1992. Komunikasi Organisasi. Jakarta : P2LPTK. Ali, Muhammad. 1995. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa. Anwar, Idochi. 1994. Evaluasi dan Pengukuran Pendidikan. Jakarta : Depdikbud. Arikunto. S. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Ilmiah. Bandung : Rosdakarya. Cangara, Hafied. 2002. Dasar-dasar Kepegawaian. Bandung : Andira. Collons, Rodger. D. 1987. Menyoroti Sifat-sifat Kepemimpinan. Dalam Timpe, A. Dale. (Ed). 1991. Seni Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis Kepemimpinan. Hlm. 38-40. Terjemahan Susanto Budidharmo. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Dawis. 1996. Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Penerbit Erlangga. Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : Rajawali. Effendi, Onong. Uchyana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Penerbit PT Remaja Rusdakarya. Eric. 2002. “How Effective Communication Can Enhance Teaching at the College Level”, dalam http://www.ericfacility.net/databases/ERIC_Digests/ ed380847.html Faisal, Sanafiah. 1992. Pengantar Penelitian Sosial. Surabaya : Usaha Nasional. Gibson. 1985. Organisasi. Edisi Kelima. Terjemahan Djarkasih. Jakarta : Penerbit Erlangga. Gie, The. Liang. 1994. Manajemen Kepegawaian. Jakarta : Erlangga. Hadi, Sutrisno. 2001. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara. 81 82 Herzalni, Ali. 2003. Hubungan Perspesi Guru Mengenai Krieria Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Kerja dengan Kinerja Guru di SMU Swasta seKabupaten Tegal. PPS UNNES ”Tidak Diterbitkan”. Jacobs dan Razaveih. 1982. Psychology of Management. BPI IRWIN : Homewood, Illinois. Junaedi, Ahmad. 2004. Hubungan Kinerja Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SLTP Negeri se-Kabupaten Kudus. PPS UNNES ”Tidak Diterbitkan”. Koster. 2001. Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak analisis_komparatif_ Efektif. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/31/ antara_sekol.htm (5 Februari 2004). Koster. 2001. Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak Efektif. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/31/ analisis_komparatif_ antara_sekol.htm (5 Februari 2004). Mulyasa. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nurgiantoro. 1992. Kinerja Pegawai. Jakarta : Gramedia. Owens. 1991. Organizational Behavior In Education, 4th Edition. Boston : Allyn and Bacon. Pidarta, Laursen. 1995. Peranan Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Prijosaksono. Ariwibowo. dan Sembel. Roy. 1999. “Komunikasi yang Efektif”, http:// www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/04/1/man01.html Purwati, Murtini. 2003. Hubungan Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan Kompensasi dengan Kinerja Guru di SD Negeri se-Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. PPS UNNES ”Tidak Diterbitkan”. Rifa’i, Muhammad. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. 83 Rogers dan Keincaid. Lawrence. 1999. Management of Priciple. Boston : Allyn and Bacon. Saputra, Udi. Turmudi. 1991. Manajemen Sekolah. Makalah Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Bandung. Singarimbun, Masri. 1989. Pengntar Penelitian Ilmiah. Jakarta : LP3ES. Siswanto, Bedjo. 1997. Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta : Tarsito. Smith. 1982. Psikologi of Management. Boston : Allyn and Bacon. Soelistia. 2003. terjemahan dari School Improvement in Maryland Web Site: http:/www.mdk12.org/ process/leading/p indicators.html (makalah pendamping dalam seminar nasional peningkatan mutu manajemen dan kepemimpinan pendidikan di Aula PPS UNNES tanggal 4 oktober 2003). Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Sugiono. 2001. Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Surakhmad, Winarno. 1992. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Suryabrata. 1992. Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. Surya, Mohammad. 1994. Pengantar Psikologi Kependidikan. Bandung : Tarsito. Suryadi, Ace. dan H.A.R. Tilaar. 1993. Analisis Kebijakab Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit PT Remaja Rusdakarya. Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa. Tim Khusus 1997. Administrasi Kepegawaian. Jakarta : LAN RI. ---------------. 1980. Dasar-dara Kepegawaian dan Manajemen. Jakarta : BAKN. --------------. 1997. Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta : Depdikbud. 84 ---------------. 2002. “The Importance of Effective Communication” http://web.cba.neu.edu/ ~ewertheim/interper/commun.htm. --------------. 2005. Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. ------------------- No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. -------------------- No. 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional (Propernas) Tahun 2000-2004. Walton dan Kossen. 1993. The Human Side Of Organization. Terjemahan Bakri Siregar. Jakarta: Erlangga. Widodo, Sentot. 2006. Hubungan Kemampuan Kerja dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SMA Negeri se-Kota Semarang. PPS UNNES ”Tidak Diterbitkan”. Witono, Tjahya. 2003. Hubungan Keterampilan Manajerian dan Supervisi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru di SD Negeri se-Kota Semarang. PPS UNNES ”Tidak Diterbitkan”. Yaqub, Hamzah. 1994. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung : Rosdakarya. Lampiran 1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Judul : HUBUNGAN KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL No. Variabel Indikator 1 Keefektifan Komunikasi Kejelasan Kepala Sekolah Ketepatan 2 Iklim Organisasi Sub Indikator a. b. c. d. Kecukupan e. Mengadakan Tindak Lanjut f. Mengatur Arus Informasi g. Pengulangan h. Penghayatan i. Saling Mempercayai j. k. Penetapan Waktu l. Mendengarkan secara Efektif m. Menggunakan Selentingan n. Kualitas Pimpinan Penghargaan Pekerjaan Kepercayaan Item Volume suara Media yang digunakan Sasaran komunikasi Isi pesan yang disampaikan Mengakhiri komunikasi Pengecekan pesan Pengendalian pesan Mengulangi pesan Memaknai pesan yang disampaikan Kesadaran melaksanakan pesan Kejujuran penerima pesan Ketepatan waktu Memahami makna pesan Melaksanakan pesan tidak langsung 1–2 3 4 5–6 7 8–9 10 – 11 12 – 13 14 – 15 16 – 17 18 – 19 20 – 21 22 – 23 24 – 25 a. Pelaksanaan tugas dan ketertiban b. Kompetensi dan kerjasama c. Kemampuan, keterlibatan dan perhatian 1–2 3–4 5–7 85 Jumlah Responden 74 74 86 No. 3 Variabel Kinerja Guru Indikator Sub Indikator Item Komunikasi Manfaat Tanggung jawab Imbalan Tekanan Pekerjaan Kesempatan Pengendalian Keterlibatan Kondisi Fisik Prestasi Hubungan Kerja Disiplin Sekolah d. Pembahasan masalah e. Ukuran keberhasilan f. Menyusun prota, promes dan PSP g. Keamanan dan kesejahteraan h. Keterlibatan i. Waktu luang j. Penunjang k. Pengembangan karier l. Lingkungan sekolah m. Keputusan n. Kondisi konduktif o. Ketertiban 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 – 20 Pedagogik e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. 1–2 3 4 5 6 7 8 9 – 10 11 12 13 Memahami kurikulum pembelajaran Menguasai landasan kependidikan Menyusun tujuan pembelajaran Penggunaan pendekatan pembelajaran Penggunaan strategi pembelajaran Menggunakan metode pembelajaran Menggunakan media pembelajaran Memanfaatkan sumber belajar Ketepatan waktu menyampaikan materi Melakukan pembelajaran remidial Melakukan evaluasi pembelajaran Jumlah Responden 74 87 No. Variabel Indikator Kepribadian Sosial Profesional Sub Indikator Item p. Memiliki motivasi dalam mengajar q. Tingkat kedisiplinan dalam mengajar r. Penempatan kepentingan tugas dengan pribadi s. Kepatuhan terhadap pimpinan t. Loyalitas terhadap lembaga u. Moralitas dalam melaksanakan tugas v. Melakukan komunikasi dengan peserta didik w. Memahami karakteristik peserta didik x. Membantu memecahkan permasalahan siswa y. Membina hubungan baik dengan personil sekolah z. Aktivitas dalam kehidupan masyarakat å. Keterlibatan dalam organisasi profesi bb. Menguasai bahan ajar ö. Kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar aa. Pengembangan kualitas diri bb. Pendalaman materi bahan ajar 14 15 16 17 18 19 20 – 21 22 23 24 25 26 27 28 29 20 Jumlah Responden Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN Kepada : Yth. Bapak/Ibu Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Margadana Kota Tegal Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pertama-tama saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila keberadaan instrumen ini mengganggu aktivitas Bapak/Ibu dalam melaksanakan tugas seharihari. Namun karena terdorong oleh keinginan saya untuk segera menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, maka saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu mengisi instrumen ini. Saya bermaksud mengadakan Penelitian tentang : “Hubungan Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Dengan Kinerja Guru SD Negeri se-Kecamatan Margadana Kota Tegal”. Besar harapan semoga Bapak/Ibu dapat mengisi instrumen ini dengan sebenar-benarnya, karena informasi yang diberikan tersebut saya jamin tidak akan mempengaruhi kedudukan Bapak/Ibu dan dijaga kerahasiannya serta semata-mata hanya dipergunakan untuk penelitian. Atas bantuan dan partisipasi yang Bapak/Ibu berikan, saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga amal baik Bapak/Ibu mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Amien. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, Pebruari 2007 Peneliti, 88 89 PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER (ANGKET) 1. Bapak/Ibu dimohon membaca dengan cermat setiap item dan seluruh alternatif jawabannya. 2. Bapak/Ibu dimohon membubuhkan tanda cek list (√) pada kolom alternatif jawaban yang paling sesuai menurut pemahaman, pengamatan dan pengalaman sendiri. 3. Angket ini seluruhnya terdiri dari 75 butir yang terbagi atas variabel keefektifan komunikasi kepala sekolah (X1) sebanyak 25 butir, iklim organisasi (X2) sebanyak 20 butir dan kinerja guru (Y) sebanyak 30 butir dengan alternatif jawaban lima options yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K) dan Sangat Kurang (SK). 4. Isilah seluruh butir dalam angket ini dengan sebenar-benarnya sesuai dengan pengamatan dan pengalaman Bapak/Ibu masing-masing. 90 ANGKET VARIABEL X1 (KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI) ALTERNATIF JAWABAN SB B C K SK No. PERNYATAAN 1. Pengaturan volume suara ketika sedang melakukan komunikasi 2. Pengaturan jarak untuk melakukan komunikasi 3. Keberadaan media yang melakukan komunikasi 4. Kesesuaian pesan yang disampaikan dengan sasaran yang dituju 5. Kandungan isi pesan yang disampaikan kepada penerima pesan 6. Pemokusan pesan penerima pesan 7. Sikap setelah pesan disampaikan 8. Pengecekan pesan yang telah disampaikan dengan melihat hasil kerja yang dilaksanakan 9. Cara menguatkan pesan yang telah disampaikan sebelumnya 10. Cara mengendalikan lingkungan kerja 11. Kemampuan mengikutsertakan pihak lain (guru) dalam mengendalikan pesan yang terjadi 12. Frekuensi pengulangan disampaikan 13. Cara meminta penerima pesan untuk mengulangi pesan yang telah disampaikan 14. Kemampuan dalam memaknai pesan yang telah disampaikan yang dipergunakan disampaikan pesan yang pesan untuk kepada banyak yang di telah 91 ALTERNATIF JAWABAN SB B C K SK No. PERNYATAAN 15. Kemampuan menangkap isi pesan secara cepat dan tepat 16. Kesadaran untuk melaksanakan pesan yang telah disamapikan 17. Kesediaan menerima resiko apabila keliru dalam melaksanakan pesan 18. Sikap jujur untuk melaksanakan pesan yang disampaikan 19. Tingkat kepercayaan pemberi pesan penerima pesan untuk melaksanakan tugas 20. Waktu yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan 21. Kemampuan dalam mengelola waktu agar pesan segera dilaksanakan 22. Kemampuan memaknai pesan yang disampaikan 23. Mengatasi permasalahan apabila melaksanakan pesan kurang sesuai yang diharapkan 24. Kemampuan melaksanakan pesan dari pihak ketiga 25. Keberanian untuk mengkonfirmasikan pesan yang diterima kepada pimpinan kepada 92 ANGKET VARIABEL X2 (IKLIM ORGANISASI) ALTERNATIF JAWABAN SB B C K SK No. PERNYATAAN 1. Kerjasama yang dilaksanakan dengan pimpinan dan rekan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan 2. Tingkat ketertiban melaksanakan rutinitas tugas yang dianjurkan pimpinan 3. Tingkat persaingan untuk berprestasi di lingkungan kerja 4. Keinginan untuk mengupayakan siswa memperoleh nilai yang lebih optimal 5. Kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang banyak sesuai dengan waktu yang ditetapkan 6. Tingkat kemandirian menyelesaikan tugas dimiliki untuk 7. Perhatian yang diberikan pimpinan melaksanakan tugas secara profesional untuk 8. Kemampuan dalam melibatkan segenap komponen sekolah (guru dan orang tua siswa) untuk membahas permasalahan yang terjadi 9. Kejelasan ukuran keberhasilan (target) ditetapkan dan ingin dicapai kepala sekolah 10. Kemampuan dalam menyusun prota, promes dan PSP 11. Jaminan keamanan dan kesejahteraan yang diberikan pihak sekolah 12. Kemampuan melibatkan diri dalam mengatasi persoalan antar personil sekolah 13. Memanfaatkan waktu secara efektif yang menunjang terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di sekolah yang yang 93 ALTERNATIF JAWABAN SB B C K SK No. PERNYATAAN 14. Keberadaan fasilitas penunjang yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas pendidik 15. Kemampuan pimpinan mengembangkan karier guru 16. Pemanfaatan lingkungan sekolah untuk kepentingan proses pembelajaran 17. Keterlibatan seluruh mengambil keputusan 18. Pemeliharaan kondisi kundusif di sekolah 19. Kemampuan menjaga ketertiban sekolah agar mendukung terhadap upaya pencapaian tujuan pembelajaran 20. Kebersediaan menerima sangsi apabila melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan dalam personil membantu sekolah dalam 94 ANGKET VARIABEL Y (KINERJA GURU) ALTERNATIF JAWABAN SB B C K SK No. PERNYATAAN 1. Tingkat pemahaman Bapak/Ibu terhadap kurikulum pembelajaran yang berlaku sekarang 2. Kemampuan dalam menjabarkan kurikulum ke dalam tujuan pembelajaran 3. Tingkat penguasaan landasan kependidikan yang dimiliki 4. Kemampun Bapak/Ibu dalam menyusun tujuan pembelajaran 5. Kecakapan Bapak/Ibu pendekatan pembelajaran 6. Ketepatan Bapak/Ibu dalam menggunakan strategi pembelajaran 7. Kesesuaian Bapak/Ibu dalam menggunakan metode pembelajaran disesuaikan dengan materi pembelajaran 8. Keterampilan Bapak/Ibu dalam menggunakan media pembelajaran 9. Kreativitas Bapak/Ibu dalam memanfaatkan sumber belajar 10. Pemanfaatan perpusatakaan sebagai sumber belajar dalam menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran yang Bapak/Ibu lakukan 11. Ketepatan waktu Bapak/Ibu dalam menyampaikan materi 12. Kemampuan Bapak/Ibu pembelajaran remidial 13. Kemampuan Bapak/Ibu dalam melakukan evaluasi pembelajaran dalam dalam menggunakan melakukan 95 ALTERNATIF JAWABAN SB B C K SK No. PERNYATAAN 14. Tingkat motivasi yang dimiliki Bapak/Ibu dalam melaksanakan tugas mengajar 15. Tingkat kedisiplinan yang dimiliki Bapak/Ibu dalam melaksanakan tugas mengajar 16. Penempatan kepentingan tugas (lembaga) dibandingkan dengan kepentingan pribadi (keluarga) 17. Tingkat kepatuhan Bapak/Ibu terhadap pimpinan dalam melaksanakan tugas kedinasan 18. Tingkat loyalitas Bapak/Ibu terhadap lembaga 19. Moralitas yang dimiliki melaksanakan tugas 20. Komunikasi yang dikembangkan Bapak/Ibu dengan peserta didik 21. Tingkat pemahaman pesan yang Bapak/Ibu terhadap peserta didik 22. Tingkat pemahaman karakteristik peserta didik 23. Kemampuan Bapak/Ibu dalam memecahkan permasalahan siswa 24. Pembinaan hubungan baik personil sekolah yang lain 25. Tingkat aktivitas masyarakat 26. Tingkat keterlibatan Bapak/Ibu dalam organisasi profesi 27. Tingkat penguasaan Bapak/Ibu terhadap bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik 28. Tingkat kesesuaian latar belakang Bapak/Ibu dengan tugas mengajar Bapak/Ibu disamaikan Bapak/Ibu Bapak/Ibu terhadap membantu Bapak/Ibu dalam dalam dengan kehidupan pendidikan 96 No. PERNYATAAN 29. Pengembangan kualitas diri yang dilakukan Bapak/Ibu agar lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran 30. Pendalaman materi bahan ajar yang dilakukan Bapak/ Ibu sehubungan dengan tugas mengajar ALTERNATIF JAWABAN SB B C K SK 97 Lampiran 3 DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN ANGKET VARIABEL X1 (KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH) RESPONDEN NO. BUTIR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 1 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 6 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 7 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 8 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 9 5 5 4 4 5 4 3 3 4 3 10 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 11 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 12 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 14 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 15 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 16 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 17 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 18 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 19 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 20 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 21 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 22 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 23 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 25 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 JML 112 117 100 102 118 102 98 98 98 88 11 12 13 14 15 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 95 103 102 93 103 JML 67 63 58 62 62 59 59 61 58 60 61 58 59 63 63 61 63 65 63 58 61 63 62 57 63 1529 98 ANGKET VARIABEL X2 (IKLIM ORGANISASI) NO. BUTIR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JML 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 91 2 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 92 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 93 6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 77 RESPONDEN 7 8 9 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 76 75 78 10 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 78 11 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 76 12 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 82 13 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 81 14 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 81 15 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 86 JML 69 63 58 64 58 62 63 63 61 58 60 59 60 59 62 59 61 64 63 60 1226 99 ANGKET VARIABEL Y (KINERJA GURU) NO. BUTIR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JML RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 124 139 118 112 121 126 125 124 116 120 118 113 111 117 131 JML 58 57 57 61 60 63 58 60 62 59 58 55 61 65 62 61 65 67 64 62 62 59 57 59 59 59 61 63 59 62 1815 VALIDITAS INSTRUMEN KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 ∑X 67 63 58 ∑X2 305 269 236 ∑X 686 645 597 Y 3 4 7 rXY 0,45 0,50 0,61 Inter v v v 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 6 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 7 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 8 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 62 262 638 5 0,88 v 62 262 637 7 0,77 v 59 239 608 1 0,82 v 59 235 603 6 0,41 v 61 251 625 3 0,66 v 9 5 5 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 10 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 11 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 12 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 Nomor Butir 13 14 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 15 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 16 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 17 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 18 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 19 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 20 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 21 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 25 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 58 60 61 58 59 63 63 61 63 65 63 58 61 63 62 57 63 232 244 253 226 233 269 269 255 271 285 271 228 249 267 260 219 267 598 615 626 592 602 646 647 626 645 664 645 593 623 645 636 583 644 3 5 8 5 8 8 1 8 7 9 5 7 4 4 1 0 8 0,82 0,63 0,73 0,32 0,47 0,71 0,76 0,61 0,45 0,41 0,42 0,42 0,54 0,67 0,69 0,41 0,55 v v v v v v v v v v v v v v v v v Keterangan : 1. 2. 23 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 V = Valid, TV = Tidak Valid Korleias (r hitung) menggunakan rumus Korelasi Product Moment 3. Korelasi (r syarat) berpedoman pada yang dikemukakan Sugiono (1999:106), yaitu syarat butir dianggap valid kalau r lebih dari 0,30 100 Y Y2 112 117 100 102 118 102 98 98 98 88 95 103 102 93 103 152 9 12544 13689 10000 10404 13924 10404 9604 9604 9604 7744 9025 10609 10404 8649 10609 15681 7 101 VALIDITAS INSTRUMEN IKLIM ORGANISASI Res 1 2 3 4 5 6 7 8 1 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 6 4 4 3 4 4 4 4 4 7 4 4 3 4 4 4 4 3 8 4 4 3 4 3 4 4 3 9 5 4 4 4 4 4 4 3 10 4 4 4 5 4 4 4 4 11 4 4 3 4 4 4 4 4 12 5 4 4 4 4 4 4 5 13 5 4 4 4 4 4 4 5 14 5 4 4 4 3 4 4 5 15 5 4 4 4 4 5 4 4 ∑X 69 63 58 64 58 62 63 63 ∑X2 321 267 230 276 228 258 267 273 ∑XY 5667 5180 4772 5258 4760 5081 5180 5195 rXY 0,64 0,88 0,58 0,70 0,45 0,46 0,88 0,70 Inter v v v v v v v v 9 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 249 4997 0,52 v Nomor Butir 10 11 12 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 58 60 59 228 244 239 4757 4932 4861 0,38 0,62 0,65 v v v 13 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 60 246 4952 0,87 v 14 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 59 235 4840 0,46 v 15 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 62 258 5083 0,52 v 16 4 5 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 3 3 4 59 239 4848 0,43 v 17 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 61 253 5007 0,43 v 18 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 64 276 5256 0,65 v 19 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 63 267 5168 0,54 v 20 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 60 242 4918 0,44 v Y Y2 91 8281 92 8464 81 6561 79 6241 93 8649 77 5929 76 5776 75 5625 78 6084 78 6084 76 5776 82 6724 81 6561 81 6561 86 7396 1226 100712 Keterangan : 1. 2. V = Valid, TV = Tidak Valid Korleias (r hitung) menggunakan rumus Korelasi Product Moment 3. Korelasi (r syarat) berpedoman pada yang dikemukakan Sugiono (1999:106), yaitu syarat butir dianggap valid kalau r lebih dari 0,30 102 VALIDITAS INSTRUMEN KINERJA GURU Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑X ∑X2 ∑XY rXY Inter 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 58 226 7031 0,85 v 2 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 57 221 6942 0,86 v 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 57 221 6926 0,49 v 4 5 6 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 61 60 63 251 242 269 7418 7283 7654 0,66 0,58 0,42 v v v 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 58 226 7036 0,49 v 8 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 60 244 7307 0,52 v 9 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 62 260 7519 0,71 v 10 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 4 4 3 4 3 59 239 7156 0,77 v 11 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 58 230 7042 0,36 v 12 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 55 207 6673 0,77 v 13 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 61 251 7418 0,87 v 14 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 65 285 7905 0,81 v Nomor Butir 15 16 17 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 62 61 65 258 249 285 7530 7399 7886 0,72 0,75 0,41 v v v 18 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 67 303 8150 0,82 v 19 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 64 278 7790 0,85 v 20 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 258 7523 0,67 v 21 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 62 258 7530 0,72 v 22 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 59 235 7160 0,75 v 23 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 57 221 6908 0,75 v 24 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 59 237 7160 0,69 v Keterangan : 1. 2. 3. V = Valid, TV = Tidak Valid Korleias (r hitung) menggunakan rumus Korelasi Product Moment Korelasi (r syarat) berpedoman pada yang dikemukakan Sugiono (1999:106), yaitu syarat butir dianggap valid kalau r lebih dari 0,30 25 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 59 59 235 235 7150 7154 0,55 0,31 v v 27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 61 251 7419 0,93 v 28 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 63 267 7642 0,44 v 29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 59 235 7168 0,60 v 30 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 62 260 7524 0,41 v Y Y2 124 15376 139 19321 118 13924 112 12544 121 14641 126 15876 125 15625 124 15376 116 13456 120 14400 118 13924 113 12769 111 12321 117 13689 131 17161 1815 220403 Lampiran 4 HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap butir, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Data yang dikumpulkan dari 15 responden, interpretasi terhadap korelasi didasarkan pada yang dikemukakan Sugiono (1999:106) “batas minimal untuk memenuhi syarat valid adalah nilai r lebih dari 0,30. Jika sebaliknya atau kurang dari 0,30, maka butir dinyatakan tidak valid”. Dalam menentukan validitas tidaknya butir (pernyataan/angket), peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi, sebagai berikut : rxy = n. ∑ XY − ∑ X ∑ Y (n ∑ X − (∑ X ) 2 (n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 2 A. Variabel X1 (Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah) Adapun contoh perhitungan uji validitas sebagai berikut : (butir nomor 1) No. 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Jumlah X 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 67 X2 25 16 16 25 25 25 25 25 16 9 16 25 25 16 16 305 Y 112 117 100 102 118 102 98 98 98 88 95 103 102 93 103 1529 103 Y2 12544 13689 10000 10404 13924 10404 9604 9604 9604 7744 9025 10609 10404 8649 10609 156817 XY 560 468 400 510 590 510 490 490 392 264 380 515 510 372 412 6863 104 rxy = 15.6863 − 67.1529 (15.305 − 67 2 )(15.156817 − 15292 ) = 0,45 Dari perhitungan tersebut, dimana koefisien korelasi sebesar r = 0,45 lebih besar dari r = 0,30, maka butir nomor 1 dinyatakan valid. Demikian pula butirbutir untuk nomor selanjutnya hasilnya menunjukkan r lebih dari 0,30, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh butir dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam daftar hasil perhitungan uji validitas secara keseluruhan. B. Variabel X2 (Iklim Organisasi) Adapun contoh perhitungan uji validitas sebagai berikut : (butir nomor 1). No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Jumlah rxy = X 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 69 Y 91 92 81 79 93 77 76 75 78 78 76 82 81 81 86 1226 15.5667 − 69.1226 (15.321 − 692 )(15.100712 − 12262 ) X2 25 25 16 25 25 16 16 16 25 16 16 25 25 25 25 321 Y2 8281 8464 6561 6241 8649 5929 5776 5625 6084 6084 5776 6724 6561 6561 7396 100712 XY 455 460 324 395 465 308 304 300 390 312 304 410 405 405 430 5667 = 0,64 Dari perhitungan tersebut, dimana koefisien korelasi sebesar r = 0,64 lebih besar dari r = 0,30, maka butir nomor 1 dinyatakan valid. Demikian pula butirbutir untuk nomor selanjutnya hasilnya menunjukkan r lebih dari 0,30, sehingga 105 dapat dikatakan bahwa seluruh butir dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam daftar hasil perhitungan validitas secara keseluruhan. C. Variabel Y (Kinerja Guru) Adapun contoh perhitungan uji validitas sebagai berikut : (butir nomor 1). No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Jumlah rxy = X 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 58 Y 124 139 118 112 121 126 125 124 116 120 118 113 111 117 131 1815 15.7031 − 58.1815 (15.1815 − 582 )(15.220403 − 18152 ) X2 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 9 16 9 16 16 226 Y2 15376 19321 13924 12544 14641 15876 15625 15376 13456 14400 13924 12769 12321 13689 17161 220403 XY 496 556 472 448 484 504 500 496 464 480 354 452 333 468 524 7031 = 0,85 Dari perhitungan tersebut, dimana koefisien korelasi sebesar r = 0,85 lebih besar dari r = 0,30, maka butir nomor 1 dinyatakan valid. Demikian pula butirbutir untuk nomor selanjutnya hasilnya menunjukkan r lebih dari 0,30, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh butir dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam daftar hasil perhitungan validitas secara keseluruhan. 106 B. Lampiran 5 C. HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN A. Variabel X1 (Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah) Skor butir ganjil : 60, 60, 52, 54, 61, 54, 54, 53, 51, 43, 49, 53, 53, 49, 53 Skor butir genap : 52, 57, 48, 48, 57, 48, 44, 45, 47, 45, 46, 50, 49, 44, 50 TABEL 1 HARGA-HARGA UJI RELIABILITAS Nomor Responden Butir Ganjil Butir Genap Rangking Ganjil Rangking Genap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 60 60 52 54 61 54 54 53 51 43 49 53 53 49 53 799 52 57 48 48 57 48 44 45 47 45 46 50 49 44 50 730 2.5 2.5 11 5 1 5 5 8.5 12 15 14 8.5 8.5 14 8.5 3 1.5 8 8 1.5 8 14.5 12.5 10 12.5 11 4.5 6 14.5 4.5 Beda Rangking (bi) -0.5 1.0 3.0 -3.0 -0.5 -3.0 -9.5 -4.0 2.0 2.5 2.5 4.0 2.5 -1.0 4.0 Beda Ranking (bi)2 0.3 1.0 9.0 9.0 0.3 9.0 90.3 16.0 4.0 6.3 6.3 16.0 6.3 1.0 16.0 190.5 Selanjutnya dicari koefesien korelasi (rho) dengan harga t (untuk uji signifikansi) sebagai berikut. 6 ∑ bi 2 6(190.5) 1143 r'= 1 − = 1− = 1− = 1 − 0,34 = 0,66 2 2 n(n − 1) 15(15 − 1) 3360 t= 0,66.3,61 2.3826 2.3826 r ' n − 2 0,66 15 − 2 = = = = 3.17 = 2 1 − r' 1 − 0,4356 0,5644 0,7513 1 − 0,66 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 3,17 sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = (n–2) = 15–2 = 13 diperoleh sebesar 1,77. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t hitung terletak antara –1,77 dan 1,77 dan tolak Ho jika t hitung mempunyai harga-harga lain. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 3,17 dan ini jelas ada di luar 107 daerah penerimaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa angket keefektifan komunikasi kepala sekolah adalah reliabel. B. Variabel X2 (Iklim Organisasi) Skor butir ganjil : 46, 46, 41, 40, 47, 38, 39, 37, 41, 40, 37, 40, 40, 41, 42 Skor butir genap : 45, 46, 40, 39, 46, 39, 37, 38, 37, 38, 39, 42, 41, 40, 44 TABEL 2 HARGA-HARGA UJI RELIABILITAS Nomor Responden Butir Ganjil Butir Genap Rangking Ganjil Rangking Genap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 46 46 41 40 47 38 39 37 41 40 37 40 40 41 42 615 45 46 40 39 46 39 37 38 37 38 39 42 41 40 44 611 2.5 2.5 6 9.5 1 13 12 15 6 9.5 15 9.5 9.5 6 4 3 1.5 7.5 10 1.5 10 14.5 12.5 14.5 12.5 10 5 6 7.5 4 Beda Rangking (bi) -0.5 1 -1.5 -0.5 -0.5 3 -2.5 2 -8.5 -3 4.5 4.5 3.5 -1.5 0 Beda Ranking (bi)2 0.25 1 2.25 0.25 0.25 9 6.25 4 72.3 9 20.3 20.3 12.3 2.25 0 160 Selanjutnya dicari koefesien korelasi (rho) dengan harga t (untuk uji signifikansi) sebagai berikut. r'= 1 − t= 960 6(160) 6 ∑ bi 2 = 1− = 1− = 1 − 0,29 = 0,71 2 2 3360 n(n − 1) 15(15 − 1) 0,71.3,61 2,5631 2,5631 r ' n − 2 0,71 15 − 2 = = = = 3,66 = 0,70 1 − r' 1 − 0,5041 0,4959 1 − 0,712 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 3,66 sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = (n–2) = 15–2 = 13 diperoleh sebesar 1,77. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t hitung terletak antara –1,77 dan 1,77 dan tolak Ho jika t hitung mempunyai harga-harga lain. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 3,66 dan ini jelas 108 ada di luar daerah penerimaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa angket iklim organisasi adalah reliabel. C. Variabel Y (Kinerja Guru) Skor butir ganjil : 62, 69, 58, 57, 61, 61, 61, 60, 58, 60, 59, 56, 56, 58, 67 Skor butir genap : 62, 70, 60, 55, 60, 65, 64, 64, 58, 60, 59, 57, 55, 59, 64 TABEL 2 HARGA-HARGA UJI RELIABILITAS Nomor Responden Butir Ganjil Butir Genap Rangking Ganjil Rangking Genap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 62 69 58 57 61 61 61 60 58 60 59 56 56 58 67 903 62 70 60 55 60 65 64 64 58 60 59 57 55 59 64 912 3 1 11 13 5 5 5 7.5 11 7.5 9 14.5 14.5 11 2 6 1 8 14.5 8 2 4 4 12 8 10.5 13 14.5 10.5 4 Beda Rangking (bi) -3 0 3 -1.5 -3 3 1 3.5 -1 -0.5 -1.5 1.5 0 0.5 -2 Beda Ranking (bi)2 9 0 9 2.25 9 9 1 12.3 1 0.25 2.25 2.25 0 0.25 4 61.5 Selanjutnya dicari koefesien korelasi (rho) dengan harga t (untuk uji signifikansi) sebagai berikut. r'= 1 − t= 369 6(61.5) 6 ∑ bi 2 = 1− = 1− = 1 − 0,11 = 0,89 2 2 3360 n(n − 1) 15(15 − 1) 0,89.3,61 3,2129 3,2129 r ' n − 2 0,89 15 − 2 = = = = 6.98 = 0,46 1 − r' 1 − 0,7921 0,2079 1 − 0,892 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 6,98 sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = (n–2) = 15–2 = 13 diperoleh sebesar 1,77. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t hitung terletak antara –1,77 dan 1,77 dan tolak Ho jika t hitung mempunyai harga-harga lain. 109 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 6,98 dan ini jelas ada di luar daerah penerimaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa angket kinerja guru adalah reliabel. 110 D. Lampiran 5 E. HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN D. Variabel X1 (Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah) Skor butir ganjil : 60, 60, 52, 54, 61, 54, 54, 53, 51, 43, 49, 53, 53, 49, 53 Skor butir genap : 52, 57, 48, 48, 57, 48, 44, 45, 47, 45, 46, 50, 49, 44, 50 TABEL 1 HARGA-HARGA UJI RELIABILITAS Nomor Responden Butir Ganjil Butir Genap Rangking Ganjil Rangking Genap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 60 60 52 54 61 54 54 53 51 43 49 53 53 49 53 799 52 57 48 48 57 48 44 45 47 45 46 50 49 44 50 730 2.5 2.5 11 5 1 5 5 8.5 12 15 14 8.5 8.5 14 8.5 3 1.5 8 8 1.5 8 14.5 12.5 10 12.5 11 4.5 6 14.5 4.5 Beda Rangking (bi) -0.5 1.0 3.0 -3.0 -0.5 -3.0 -9.5 -4.0 2.0 2.5 2.5 4.0 2.5 -1.0 4.0 Beda Ranking (bi)2 0.3 1.0 9.0 9.0 0.3 9.0 90.3 16.0 4.0 6.3 6.3 16.0 6.3 1.0 16.0 190.5 Selanjutnya dicari koefesien korelasi (rho) dengan harga t (untuk uji signifikansi) sebagai berikut. 1143 6(190.5) 6 ∑ bi 2 = 1− = 1− = 1 − 0,34 = 0,66 r'= 1 − 2 2 3360 n(n − 1) 15(15 − 1) t= 0,66.3,61 2.3826 2.3826 r ' n − 2 0,66 15 − 2 = = = = 3.17 = 2 1 − r' 1 − 0,4356 0,5644 0,7513 1 − 0,66 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 3,17 sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = (n–2) = 15–2 = 13 diperoleh sebesar 1,77. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t hitung terletak antara –1,77 dan 1,77 dan tolak Ho jika t hitung mempunyai harga-harga lain. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 3,17 dan ini jelas ada di luar 111 daerah penerimaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa angket keefektifan komunikasi kepala sekolah adalah reliabel. E. Variabel X2 (Iklim Organisasi) Skor butir ganjil : 46, 46, 41, 40, 47, 38, 39, 37, 41, 40, 37, 40, 40, 41, 42 Skor butir genap : 45, 46, 40, 39, 46, 39, 37, 38, 37, 38, 39, 42, 41, 40, 44 TABEL 2 HARGA-HARGA UJI RELIABILITAS Nomor Responden Butir Ganjil Butir Genap Rangking Ganjil Rangking Genap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 46 46 41 40 47 38 39 37 41 40 37 40 40 41 42 615 45 46 40 39 46 39 37 38 37 38 39 42 41 40 44 611 2.5 2.5 6 9.5 1 13 12 15 6 9.5 15 9.5 9.5 6 4 3 1.5 7.5 10 1.5 10 14.5 12.5 14.5 12.5 10 5 6 7.5 4 Beda Rangking (bi) -0.5 1 -1.5 -0.5 -0.5 3 -2.5 2 -8.5 -3 4.5 4.5 3.5 -1.5 0 Beda Ranking (bi)2 0.25 1 2.25 0.25 0.25 9 6.25 4 72.3 9 20.3 20.3 12.3 2.25 0 160 Selanjutnya dicari koefesien korelasi (rho) dengan harga t (untuk uji signifikansi) sebagai berikut. r'= 1 − t= 960 6(160) 6 ∑ bi 2 = 1− = 1− = 1 − 0,29 = 0,71 2 2 3360 n(n − 1) 15(15 − 1) 0,71.3,61 2,5631 2,5631 r ' n − 2 0,71 15 − 2 = = = = 3,66 = 0,70 1 − r' 1 − 0,5041 0,4959 1 − 0,712 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 3,66 sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = (n–2) = 15–2 = 13 diperoleh sebesar 1,77. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t hitung terletak antara –1,77 dan 1,77 dan tolak Ho jika t hitung mempunyai harga-harga lain. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 3,66 dan ini jelas 112 ada di luar daerah penerimaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa angket iklim organisasi adalah reliabel. F. Variabel Y (Kinerja Guru) Skor butir ganjil : 62, 69, 58, 57, 61, 61, 61, 60, 58, 60, 59, 56, 56, 58, 67 Skor butir genap : 62, 70, 60, 55, 60, 65, 64, 64, 58, 60, 59, 57, 55, 59, 64 TABEL 2 HARGA-HARGA UJI RELIABILITAS Nomor Responden Butir Ganjil Butir Genap Rangking Ganjil Rangking Genap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 62 69 58 57 61 61 61 60 58 60 59 56 56 58 67 903 62 70 60 55 60 65 64 64 58 60 59 57 55 59 64 912 3 1 11 13 5 5 5 7.5 11 7.5 9 14.5 14.5 11 2 6 1 8 14.5 8 2 4 4 12 8 10.5 13 14.5 10.5 4 Beda Rangking (bi) -3 0 3 -1.5 -3 3 1 3.5 -1 -0.5 -1.5 1.5 0 0.5 -2 Beda Ranking (bi)2 9 0 9 2.25 9 9 1 12.3 1 0.25 2.25 2.25 0 0.25 4 61.5 Selanjutnya dicari koefesien korelasi (rho) dengan harga t (untuk uji signifikansi) sebagai berikut. r'= 1 − t= 369 6(61.5) 6 ∑ bi 2 = 1− = 1− = 1 − 0,11 = 0,89 2 2 3360 n(n − 1) 15(15 − 1) 0,89.3,61 3,2129 3,2129 r ' n − 2 0,89 15 − 2 = = = = 6.98 = 0,46 1 − r' 1 − 0,7921 0,2079 1 − 0,892 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 6,98 sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = (n–2) = 15–2 = 13 diperoleh sebesar 1,77. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t hitung terletak antara –1,77 dan 1,77 dan tolak Ho jika t hitung mempunyai harga-harga lain. 113 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 6,98 dan ini jelas ada di luar daerah penerimaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa angket kinerja guru adalah reliabel. Lampiran 6 DATA MENTAH HASIL PENELITIAN ( Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah ) A. VARIABEL X 1 R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 5 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 3 4 4 5 4 5 5 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 6 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 8 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 9 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 5 4 5 3 4 4 5 4 5 4 3 4 10 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5 4 11 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3 5 4 5 4 4 3 Butir Pertanyaan 13 14 15 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 114 16 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 17 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 5 4 3 4 18 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 3 4 19 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 21 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 22 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 23 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 24 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 3 4 25 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4 Jml 112 116 100 102 105 102 98 99 98 88 95 103 102 93 103 101 100 102 86 96 103 122 101 115 101 96 98 115 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 93 96 99 90 100 100 92 99 98 93 103 101 106 101 118 107 99 92 94 100 100 98 94 98 90 91 96 100 109 87 92 99 97 100 100 94 116 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 Jml. 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 314 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 4 4 300 276 296 4 4 5 4 3 4 4 3 5 4 4 297 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 290 292 296 290 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 297 299 293 2 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 293 4 3 3 2 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 298 300 302 293 5 4 5 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 306 293 4 5 5 5 3 4 3 4 5 5 3 290 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 4 298 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 300 4 4 5 5 3 4 3 3 5 5 5 296 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 291 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 298 94 112 114 115 93 97 88 92 113 112 105 7398 B. VAREABEL X 2 R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 1 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 2 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 5 4 5 4 4 4 3 5 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 ( Iklim Organisasi ) 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 7 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 8 5 5 4 4 5 4 3 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 Butir Pertanyaan 9 10 11 12 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 117 13 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 14 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 15 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 16 4 5 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 5 3 4 3 3 4 4 17 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 18 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 19 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 20 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 Jml 90 92 81 80 93 77 77 77 78 79 76 82 82 84 85 78 80 72 72 89 95 96 81 81 81 81 77 75 75 75 82 72 74 72 79 78 77 86 80 83 88 83 93 74 72 78 78 80 81 118 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 jml. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 321 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 301 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 280 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 306 4 4 3 4 5 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 298 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 305 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 299 3 4 4 3 3 4 3 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 298 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 298 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 286 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 287 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 289 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 301 4 4 4 3 4 4 2 5 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 290 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 5 293 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 288 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 293 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 3 5 5 303 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 2 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 303 4 78 4 80 4 70 4 74 4 75 3 68 4 63 3 76 4 75 4 78 5 79 3 79 3 78 4 79 4 80 4 92 4 85 5 93 4 76 4 80 3 73 4 78 5 92 5 91 5 89 293 5932 C. VAREABEL Y R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 ( Kinerja Guru ) 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 8 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 9 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 10 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 12 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 13 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Butir Pertanyaan 16 17 18 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 119 19 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 20 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 21 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 22 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 23 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 24 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 26 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Jml. 124 139 120 112 121 126 125 124 116 120 118 114 111 117 131 117 122 104 99 134 131 145 116 120 121 123 116 119 119 122 121 118 120 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 5 2 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 5 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 5 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 118 113 115 113 115 123 112 119 118 144 124 110 119 115 115 120 118 116 117 108 108 111 114 109 102 114 115 109 112 111 118 117 124 137 139 111 121 69 70 71 72 73 74 Jml 4 4 4 4 4 4 272 4 4 4 4 4 4 280 4 4 4 4 4 4 282 4 4 4 4 4 4 287 4 5 3 4 4 4 295 4 4 4 4 4 4 289 4 4 3 4 4 4 290 4 5 3 4 4 4 286 4 4 4 5 3 3 5 4 5 4 4 4 289 263 4 4 3 4 4 3 292 4 4 3 5 5 4 274 4 4 3 5 5 4 302 4 5 4 5 5 4 312 4 4 4 5 5 4 297 4 4 4 5 5 5 297 4 4 4 5 5 4 305 4 4 4 5 5 5 311 4 5 4 5 5 5 313 4 5 4 4 4 5 308 4 4 4 4 4 5 302 4 5 3 4 4 5 297 4 4 4 4 4 4 296 4 4 3 4 4 4 295 4 4 4 4 4 4 290 4 4 4 4 4 4 289 4 4 4 5 5 4 299 4 5 3 5 5 5 304 4 5 3 5 5 5 297 4 120 4 129 3 107 5 133 5 133 4 127 304 8817