BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Taman Kanak-Kanak SEMPUR yang berlokasi di jalan Sempur Kaler No. 85A RT. 02 RW. 03 Kelurahan Sempur Kota Bogor. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah anak kelompok B TK Sempur dengan jumlah 13 orang. Subjek yang diambil sama dengan jumlah populasi yang ada dalam kelas. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam tabel berikut; Tabel 3.1 Jumlah anak kelompok B TK SEMPUR Tahun Ajaran 2014-2015 Kelompok B (usia 4-6 tahun) Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 6 7 Jumlah 13 Pemilihan TK Sempur sebagai lokasi penelitian ini karena belum ada program khusus pembelajaran dengan menggunakan media puzzle yang mengarah pada peningkatan kecerdasan spasial anak. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada apa yang dilakukan oleh guru didalam kelas untuk mengkaji kembali secara seksama dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang kurang atau dirasakan kurang agar menjadi lebih efektif, efisien dan menarik. Penelitian ini dimaksudkan untuk Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 25 memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilakukan oleh guru serta mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan. Menurut Kunandar (2008: 46) dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga konsep, yaitu: 1. Penelitian adalah akivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. 2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar. 3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture) di kalangan para guru. Menurut Kunandar (2008: 48) PTK dapat mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Penelitian tindakan kelas juga dapat digunakan untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolah, siswa dan guru. Melalui PTK guru dapat mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi, Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26 pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan memadai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini TK Sempur khususnya kelompok B. Hal ini diawali kesadaran belum ada program pembelajaran dengan menggunakan media permainan puzzle yang mengarah pada peningkatan kecerdasan jamak, khususnya kecerdasan spasial. Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian Jhon Elliot. Desain tersebut dapat dilihat dalam gambar 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Jhon Elliot Pelaksanaan Perencanaan Siklus I Pengamatan Refleksi Pelaksanaan Perencanaan Siklus II Pengamatan Refleksi Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 27 Keterangan: Siklus akan diberhentikan apabila dalam siklus satu dan siklus dua sudah mencapai 75%, karena rata-rata anak sudah baik dalam kecerdasan spasialny . Sumber: Mushlihudin (2009) C. Definisi Operasional Untuk membatasi istilah atau Definisi Operasional dalam penelitian yang dilakukan, maka peneliti memandang perlu untuk memberikan penjelasan yang terdiri dari Kecerdasan Spasial dan Media Permainan Puzzle untuk Anak Usia Dini. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kecerdasan Spasial dan (2) Media Permainan Puzzle, berikut ini adalah definisi operasional tersebut: 1. Kecerdasan Spasial Kecerdasan spasial adalah kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dengan ruang. Dalam kemampuan visual-spasial diperlukan adanya pemahaman kiri-kanan dan pemahaman perspektif, pada anak usia sekolah kecerdasan spasial ini sangat penting karena kecerdasan spasial erat hubungannya dengan aspek kognitif secara umum. Kecerdasan spasial terdapat seperangkat kemampuan dengan indikator sebegai berikut: a. Anak mampu mengimplikasikan persepsi tentang tempat suatu objek atau symbol (gambar, bentuk dan warna) b. Anak mampu mengimplikasikan hubungan keruangan yang menyatu dengan sekitarnya c. Anak mampu menemukan objek yang berbeda dari objek yang lainnya d. Anak mampu memasangkan gambar dan bentuk yang sama Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 28 e. Anak mampu memusatkan perhatian pada suatu objek f. Anak mampu mengenal berbagai bentuk geometri. 2. Media Permainan Puzzle Media permainan puzzle merupakan media pembelajaran yang terdiri dari kepingan-kepingan yang terbuat dari kayu atau lempengan karton yang didalamnya terdapat teka-teki yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam menyusunnya. Adapun media permainan puzzle yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media puzzle geometri dan puzzle logika. Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, persegi dan lain-lain) dan puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan keterampilan, serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle geometri dan puzzle logika digunakan sebagai alat untuk bermain sehingga dapat meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini. D. Instrumen Penelitian Sebuah penelitian membutuhkan alat ukur yang baik, sehingga dalam penelitian dibutuhkan instrumen sebagai alat ukur tersebut. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih lengkap, lebih cermat, sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen penelitian kecerdasan spasial yang digunakan dari saat observasi sebelum tindakan, siklus I dan siklus II: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Peningkatan Kemampuan Spasial Anak Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 29 Dimensi Variabel Indikator Pernyataan Item Pernyataan 1) Menunjukan a) Anak Kecerdasan Spasial 1. Kemampuan a. Anak mampu dapat untuk mengimplika dan memberi menunjukan mengamati sikan keterangan keterangan yang hubungan persepsi tentang arah, berhubungan posisi objek tentang arah yaitu dengan dalam ruang suatu tempat, dan kiri. (spasial suatu objek relation). atau simbol kanan arah kanan. b) Anak dapat menunjukan (gambar, keterangan yang bentuk, berhubungan warna). dengan arah kiri. 2) Menyusun c) Anak dapat pola melanjutkan berdasarkan pola bentuk. dengan deret dua bentuk geometri berbeda yang di buat oleh guru. d) Anak dapat melanjutkan pola dengan deret tiga bentuk geometri berbeda yang di Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 30 buat oleh guru. 3) Membedakan e) Anak dapat simbol membedakan berdasarkan simbol gambar. laki-laki. gambar f) Anak dapat membedakan simbol gambar perempuan. 2. Kemampuan a. Anak mampu 1) Menemukan g) Anak membedakan menemukan salah suatu objek objek bentuk bentuk segitiga dari objek berbeda dari geometri dari objek yang berbeda bentuk dari geometri. yang lainnya (diskriminasi visual). lainnya. yang yang kumpulan satu dapat menemukan kumpulan h) Anak dapat bentuk menemukan geometri. bentuk persegi empat dari kumpulan bentuk geometri. i) Anak dapat menemukan bentuk persegi panjang kumpulan bentuk Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dari 31 geometri. b. Anak mampu 2) Menyusun menyusun bentuk gambar 3. Kemampuan dan j) Anak yang menyusun sama. benda bentuk yang bentuk sama. sama. a. Anak mampu 1) Membedakan dapat dengan yang k) Anak dapat mengenal sifat mengenal objek membedakan berbagai objek berbagai berdasarkan gambar pada bentuk ukuran (kecil, berukuran lebih geometri. sedang, kecil. saat mereka memandang. besar). yang l) Anak dapat membedakan gambar yang berukuran sedang. m) Anak dapat membedakan gambar yang berukuran lebih besar. 4. Kemampuan a. Anak mampu 1) Menyalin n) Anak dapat untuk memusatkan pola-pola meniru membedakan perhatian yang deret suatu objek pada sederhana. buat oleh guru dari latar objek. suatu belakang yang mengelilingin Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pola yang di dan temannya. 32 ya Sumber: di adaptasi dari Watiah (2010:62) dan Permen N0.58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, disesuaikan dengan penelitian. Dalam penelitian ini bentuk instrumen yang dipergunakan mencakup: 1. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya tentang hal-hal yang akan diamatinya. Observasi dapat dilakukan diantaranya dengan melihat, mendengarkan dan mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan dan mengevaluasinya. Lembar observasi sebagai alat observasi yang digunakan untuk memperoleh data tentang aktifitas anak selama penelitian berlangsung, serta sebagai fasilitas dan sumber belajar dengan membubuhkan tanda checklist (v) pada lembar observasi yang telah disiapkan. Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah observasi nonpartisipatif yang hanya mengamati dan mencatat semua perilaku anak dan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media permainan puzzle dalam meningkatkan kecerdasan spasial. Dibawah ini adalah daftar pedoman observasi yang merupakan dari kisi-kisi instrumen di atas yang digunakan dari saat observasi sebelum tindakan, siklus I dan siklus II: Tabel 3.4 Pedoman Observasi Siklus I dan II Tindakan 1 dan 2 No. Pernyataan Item Pernyataan Penilaian Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 33 B 1. Menunjukan dan a. C Anak dapat memberi keterangan menunjukan tentang arah, yaitu keterangan yang kanan dan kiri. berhubungan dengan arah kanan. b. Anak dapat menunjukan keterangan yang berhubungan dengan arah kiri. 2. Menyusun pola a. berdasarkan bentuk. Anak dapat melanjutkan pola deret dua dengan bentuk geometri berbeda yang di buat oleh guru. b. Anak dapat melanjutkan pola deret tiga dengan bentuk geometri berbeda yang di buat oleh guru. 3. Membedakan simbol a. berdasarkan bentuk Anak dapat membedakan simbol gambar laki-laki. b. Anak dapat membedakan simbol Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu K 34 gambar perempuan. 4. Menemukan salah a. Anak dapat satu bentuk geometri menemukan yang segitiga dari kumpulan berbeda kumpulan dari bentuk geometri. bentuk bentuk geometri b. a. Anak dapat menemukan persegi empat kumpulan bentuk dari bentuk geometri. c. Anak menemukan dapat bentuk persegi panjang dari kumpulan bentuk geometri. 5. Menyusun bentuk a. yang sama. Anak dapat menyusun benda dengan bentuk yang sama. 6. Menyalin pola-pola sederhana. a. Anak dapat meniru pola deret yang di buat oleh guru. 7. Membedakan berdasarkan objek ukuran (kecil, sedang, besar). a. Anak dapat membedakan gambar yang berukuran lebih kecil. b. Anak dapat membedakan gambar Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 35 yang berukuran sedang. c. Anak dapat membedakan gambar yang berukuran lebih besar. Keterangan: Baik : Indikator tercapai tanpa bantuan guru Cukup : Indikator tercapai dengan bantuan guru Kurang : Indikator tidak tercapai dan anak perlu stimulasi lebih lanjut Penilaian Indikator (KEMAMPUAN) Kategori Baik (Indikator tercapai tanpa bantuan guru) Anak dapat menunjukan dan memberi keterangan yang berhubungan dengan arah kanan tanpa bantuan guru. Anak mampu melanjutkan pola deret dengan dua bentuk geometri berbeda yang di buat tanpa bantuan guru. Anak mampu melanjutkan pola deret dengan tiga bentuk geometri berbeda yang di buat tanpa bantuan guru. Anak mampu menemukan bentuk segitiga dari kumpulan bentuk geometri tanpa bantuan guru. Anak mampu menyusun benda dengan bentuk yang sama tanpa bantuan guru. Anak mampu meniru pola deret yang di buat tanpa bantuan guru. Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 36 Kategori Cukup (Indikator tercapai dengan bantuan guru) Anak dapat menunjukan dan memberi keterangan yang berhubungan dengan arah kanan dengan bantuan guru. Anak mampu melanjutkan pola deret dengan dua bentuk geometri berbeda yang di buat dengan bantuan guru. Anak mampu melanjutkan pola deret dengan tiga bentuk geometri berbeda yang di buat dengan bantuan guru. Anak mampu menemukan bentuk segitiga dari kumpulan bentuk geometri dengan bantuan guru. Anak mampu menyusun benda dengan bentuk yang sama dengan bantuan guru. Anak mampu meniru pola deret yang di buat dengan bantuan guru. Kategori Kurang (Indikator tidak tercapai dan anak perlu stimulasi lebih lanjut) Anak tidak dapat menunjukan dan memberi keterangan yang berhubungan dengan arah kanan. Anak tidak mampu melanjutkan pola deret dengan dua bentuk geometri berbeda yang di buat oleh guru. Anak tidak mampu melanjutkan pola deret dengan tiga bentuk geometri berbeda yang di buat oleh guru. Anak tidak mampu menemukan bentuk segitiga dari kumpulan bentuk geometri. Anak tidak mampu menyusun benda dengan bentuk yang sama. Anak tidak mampu meniru pola deret yang di buat oleh guru. Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 37 2. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan kepada responden seperti kepala sekolah dan guru untuk mengetahui kondisi guru serta sekolah, latar belakang siswa dan bagaimana kemampuan spasial anak, program yang digunakan dalam merangsang kemampuan spasial anak, kendala dan upaya yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan spasial anak. Wawancara digunakan untuk mempertegas dan melengkapi data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi, melalui wawancara diharapkan data yang diperoleh benar-benar menggambarkan kejadian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan wawancara yang diajukan peneliti terkait dengan permasalahan penelitian yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan. Tabel 3.5 Pedoman Wawancara bagi Guru Sebelum Tindakan No. 1. Pertanyaan Strategi apa meningkatkan yang Jawaban digunakan kecerdasan spasial untuk dalam kegiatan pembelajaran? 2. Apa yang menjadi pertimbangan bagi ibu Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38 untuk memilih strategi pembelajaran tersebut? 3. Menurut pengalaman ibu apakah anak antusias dengan program pembelajaran yang diterapkan di kelas selama ini? 4. Apakah tujuan peningkatan kecerdasan spasial anak sudah tercapai dengan menggunakan strategi tersebut? 5. Kendala apa yang ditemui dalam pembelajaran peningkatan kecerdasan spasial tersebut? 6. Upaya apa yang dilakukan untuk mencegah kendala tersebut? 7. Media apa yang digunakan dalam kegiatan mengembangkan kecerdasan spasial dalam pembelajaran? Tabel 3.6 Pedoman Wawancara bagi Guru Setelah Tindakan No. Pertanyaan Jawaban 1. Pernahkah ibu memberikan kegiatan permainan menggunakan media puzzle? 2. Bagaimana tanggapan ibu terhadap kegiatan permainan menggunakan media puzzle yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kecerdasan spasial? 3. Menurut ibu adakah kendala yang dihadapi Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 39 selama kegiatan permainan dengan menggunakan media puzzle yang diterapkan dalam meningkatkan kecerdasan spasial? 4. Apakah tujuan peningkatan kecerdasan spasial anak sudah tercapai dengan program pembelajaran menggunakan permainan puzzle? 5. Adakah keunggulan dari kegiatan program pembelajaran dengan menggunakan permainan puzzle yang telah dilakukan dibandingkan dengan strategi yang telah TK laksanakan 6. sebelumnya? Apa saran ibu terhadap kegiatan permainan program pembelajaran dengan menggunakan permainan puzzle dalam upaya meningkatkan kecerdasan spasial? Pedoman wawancara sebelum dan setelah melakukan tindakan diatas merupakan uraian beberapa pertanyaan yang akan diberikan pada ibu kepala sekolah dan guru kelompok B, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat, tanggapan dan kesan dari pihak pengajar di TK Sempur tersebut mengenai penerapan media permainan puzzle untuk meningkatkan kecerdasan spasial anak. 3. Catatan Harian Catatan harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Catatan harian merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru. Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40 4. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat datadata yang ada serta pendokumentasian hasil penelitian di lapangan. Dokumentasi yang dilakukan adalah hasil data yang dikumpulkan dan foto-foto selama penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Prosedur penelitian tindakan kelas dibagi menjadi empat tahapan tindakan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan atau observasi, dan tahap refleksi. Siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang diuji secara empirik sehingga perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil pembelajaran, sekaligus mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan. Rancangan tindakan pembelajaran menggunakan permainan media puzzle didasarkan pada masalah penelitian yaitu menentukan kelas atau kelompok yang akan digunakan untuk penelitian. Adapun kelompok yang digunakan yaitu kelompok B. Dan membuat rencana pembelajaran atau Rencana Kegiatan Harian (RKH) mulai dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan sesuai dengan tema. Hasil pengamatan awal terhadap proses yang terjadi dalam situasi yang ingin diperbaiki dituangkan dalam bentuk catatan-catatan lapangan lengkap yang menggambarkan dengan jelas proses pembelajaran dalam situasi yang akan ditingkatkan atau diperbaiki. Kemudian catatan-catatan lapangan tersebut dicermati bersama untuk melihat masalah-masalah yang Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 41 ada dan aspek-aspek apa saja yang perlu ditingkatkan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Setelah melakukan perencanaan, maka peneliti akan melakukan aktivitas sebagai brikut: a. Melakukan penerapan program pembelajaran menggunakan permainan puzzle untuk meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini. b. Peneliti mengamati aktivitas anak selama kegiatan belajar. Dalam pelaksanaannya peneliti diharapkan dapat mengenali dan merekam dengan lengkap gejala-gejala yang direnanakan maupun yang tidak direncanakan, yang bersifat mendukung dan menghambat efektivitas tindakan penelitian. Pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus, mulai dari tindakan pertama atau siklus pertama dan siklus kedua. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan, hambatan yang dialami selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil dari penelitian tersebut akan memberi pengaruh tindakan selanjutnya. Catatan peneliti akan menghasilkan suatu bahan untuk mengadakan refleksi dan secara langsung akan memberikan masukan guna memperbaiki kegiatan selanjutnya. 3. Tahap Refleksi Tahap ini merupakan bagian yang sangat penting untuk dilaksanakan, karena refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 42 eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Rangkaian kegiatan penelitian di atas dilaksanakan sampai perencanaan pembelajaran berhasil secara maksimal atau terjadi perubahan yang signifikan dalam pembelajaran meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini dengan menggunakan media permainan puzzle. F. Analisis Data Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data. Teknik data dalam penelitian ini berlangsung dari awal penelitian yaitu mulai dari saat melakukan observasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, sampai refleksi terhadap tindakan. Kegiatan pengumpulan dan analisis data yang benar serta tepat merupakan jantungnya penelitian. Analisis dan interpretasi data diperlukan untuk merangkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg, dan benar. Analisis data juga diberikan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Data yang diperoleh dari lapangan harus dituangkan dalam bentuk lisan dan analisis. Analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Reduksi Data Kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Dalam tahap ini peneliti membuang data yang tidak relevan. 2. Mendeskripsikan Data Untuk mempermudah dalam membaca data yang diperoleh dan melihat gambaran secara keseluruhan, maka data yang telah direduksi Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 43 tersebut kemudian disajikan dalam grafik, matrik, tabel, atau deskripsi menyeluruh pada setiap aspek penelitian. 3. Kesimpulan Merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan pernyataan penelitian. Sifa Nurul Mentari, 2014 Upaya meningkatkan kecerdasan spasial anak usia dini melalui penggunaan media permainan puzzle Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu