Cultural Approach to Organizations

advertisement
Cultural Approach to
Organizations
Of Clifford Geertz & Michael
Pacanowsky
• Clifford Geertz : Culture is shared meaning,
shared understanding, shared sensemaking
• Dalam ranah speech communication, Michael
Pacanowsky menerapkan wawasan budaya
dalam kehidupan organisasi.
• Pacanowsky menyatakan bahwa budaya
terdiri dari jaringan makna dimana orang
harus “memintalnya”.
Culture as a metaphor of organizational life
•
•
Penggunaan budaya sebagai sebuah metafora
organisasi distimulasi oleh ketertarikan barat
dengan keberhasilan ekonomi perusahaan
Jepang pada 1970an dan 1980an.
Para pemimpin bisnis Amerika melakukan
perjalanan ke Timur Jauh untuk mempelajari
metode produksi. Mereka menemukan bahwa
kuantitas unggul dan mutu produksi Jepang,
tidak berhubungan langsung dengan teknologi,
tetapi lebih pada nilai budaya tentang loyalitas
satu sama lain dan terhadap korporasi mereka
• Organisasi terlihat sangat berbeda, tergantung
pada bagaimana orang – orang memaknai
struktur budaya tersebut.
• “Communal face-saving” di Jepang,
merupakan hal asing bagi para “antagonisme”
di Inggris atau mindset menjadi yang nomor
satu di Amerika.
• Today the term corporate culture means
different things to different people.
• Beberapa pengamat menggunakan frase ini
untuk menggambarkan lingkungan sekitarnya,
yang membatasi kebebasan perusahaan untuk
bertindak
• Lainnya menggunakan istilah ini untuk
merujuk pada kualitas dan properti organisasi.
• Mereka bicara tentang kebudayaan sebagai
sinonim dari image, character, climate (iklim).
• Tapi Pacanowsky berkomitemen pada
pendekatan simbolik Geertz, dan menganggap
budaya lebih dari variabel tunggal dalam
penelitian organisasi
• Organizational culture is not just another piece
of the puzzle; it is the puzzle. From our point of
view, culture is not something an organization
has; a culture is something an organization is.
* Budaya organisasi tidak hanya sepotong puzzle, budaya
organisasi adalah puzzle itu sendiri. Dalam pandangan kita,
budaya adalah bukan suatu yang dimiliki organisasi, sebuah
budaya adalah suatu organisasi.
• budaya perusahaan ; untuk menggambarkan
keadaan di lingkungan yang mendukung
kebebasan suatu perusahaan untuk bertindak.
• Budaya perusahaan untuk menunjukkan
kualitas atau kepemilikan suatu perusahaan.
• Cth ; Industri Jepang baik secara kuantitas
maupun kualitas, karena nilai budaya kesetiaan
para pekerja terhadap sesama mereka dan
kesetiaan terhadap perusahaan --bukan karena
teknologi.
• Konsep budaya sebagai system of shared
meaning, memang agak kabur dan sulit dipahami.
Budaya itu tidak utuh atau terbagi – bagi. Geertz
menunjukkan bahwa setiap masyarakat memiliki
subkultur masing – masing.
• Misalnya ; karyawan di bidang keuangan dan
penjualan dalam perusahaan yang sama, saling
mengawasi satu sama lain dan masing – masing
bersikap hati – hati.
• Pacanowsky menyatakan bahwa prestasi kerja
mungkin hanya memainkan peran kecil dalam
budaya perusahaan.
• Orang – orang melakukan pekerjaan mereka
dengan benar, tapi dalam sebuah organisasi juga
ada gosip, lelucon, saling menelikung satu sama
lain, keterlibatan yang romantis, bagaimana
memperlakukan karyawan baru, adu
argumentasi, mengatur sebuah wisata atau
melakukan outbond
Tiga perspektif budaya mengenai budaya yang
diterapkan dalam organisasi
• Perspektif Holistik
* memandang budaya sebagai cara – cara
terpola mengenai beripikir, menggunakan
perasaan dan bereaksi.
Perspektif Variabel
* terpusat pada pengekspresian budaya
Perspektif kognitif
* memberi penekanan pada gagasan, konsep,
cetak-biru, keyakinan, nilai – nilai dan norma
– norma
Smircich dan Calas
• Dipandang sebagai sebuah variabel ‘eksternal’, budaya
adalah sesuatu yang dibawa masuk ke dalam organisasi
 Dipandang sebagai variabel internal ; penekanannya
diletakkan pada wujud – wujud budaya (ritual, kisah –
kisah, dsb) yang dikembangkan dalam organisasi.
 Secara umum, bila orang – orang berinteraksi selama
beberapa waktu, mereka membentuk suatu budaya.
Setiap budaya mengembangkan harapan – harapan
tertulis ataupun tidak tertulis tentang perilaku (aturan
dan norma – norma)
The Symbolic Interpretation of Story
• Fokus pada narasi setiap karyawan yang
menjadi bagian dalam organisasi.
• Sebuah cerita menggambarkan “memorable
performance” dan juga passion yang dirasakan
oleh setiap anggota organisasi
• Cerita yang diceritakan berulang seperti
sebuah jendela yang akan membawa kita
untuk melihat jaring perusahaan yang
signifikan
3 Jenis narasi menurut Pancanowsky, yang
mendinamisir kehidupan organisasi :
1. Corporate stories akan membawa ideologi
dari manajemen dan memperkuat kebijakan
perusahaan
2. Personal Stories ; menceritakan tentang kisah
pribadi dan pengalaman – perjuangan mereka
di organisasi /perusahaan
3. Collegial Stories; cerita kolegial anekdot
positif atau negatif tentang orang lain di
organisasi
Download