RINGKASAN LOLI JAMAL. Penggunaan Kitosan ntuk Pencegahan Penyakit Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) yang Disebabkan oleh Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Dibimbing oleh SUKENDA dan DINAMELLA WAHJUNINGRUM Ikan lele dumbo (Clarias sp.) merupakan jenis ikan lele yang memiliki kelebihan yaitu pertumbuhan lebih cepat dibanding ikan lele lokal (Clarias batrachus), mudah dibudidayakan, kelangsungan hidup yang relatif tinggi, dan mampu hidup di lingkungan oksigen yang rendah. Salah satu yang menjadi ancaman adalah penyakit infeksi oleh bakteri. Bakteri yang sering menyerang ikan lele adalah penyakit yang juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya yaitu Aeromonas hydrophila. Bakteri ini menyebabkan penyakit Motile Aeromonad Septicaemia (MAS). Pengendalian penyakit Motile Aeromonad Septicaemia dengan ß-Glukan ternyata mampu meningkatkan sistem imun pada ikan patin Pangasianodon hypophtalmus (Muliawan, 2007). Anderson dan Siwicki (1994) juga telah menggunakan glukan untuk pengendalian bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan rainbow trout. Kitosan merupakan limbah hasil perikanan yang berasal dari kulit krustasea setelah mengalami demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Bahan dasar kitosan ini mudah diperoleh, tersedia dalam jumlah banyak, dan belum termanfaatkan secara optimal. Kitosan sebagai polimer alami yang memiliki berat molekul yang tinggi dan tidak beracun dapat merangsang sistem imun, mempercepat penyembuhan luka, dan bersifat antibakteri (Suptijah, 2006). Sehingga kitosan diharapkan mampu menjadi alternatif bahan alami dalam pencegahan penyakit Motile Aeromonad Septicaemia khususnya pada ikan lele. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kitosan dalam meningkatkan respon imun pada ikan lele Clarias sp. yang diinfeksi Aeromonas hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2007 bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan uji yang digunakan adalah ikan lele dumbo memiliki bobot rata-rata 53.61 ± 1.36 gram yang berasal dari petani ikan di Ciampea Udik. Ikan lele dumbo sebanyak 150 ekor dibagi menjadi 5 kelompok dengan 3 kali pengulangan yaitu (1) Kontrol negatif : ikan disuntik PBS sebanyak 0,1 ml/ekor; (2) Kontrol positif : ikan disuntik Aeromonas hydrophila sebanyak 0,1 ml/ekor dengan kepadatan 105 cfu/ml; (3) Dosis 2 µg/g : disuntik dengan kitosan sebanyak 50 µl dan diuji tantang dengan Aeromonas hydrophila 0.1 ml/ekor dengan kepadatan 105 cfu/ml; (4) Dosis 4 µg/g : disuntik dengan kitosan sebanyak 50µl dan diuji tantang Aeromonas hydrophila 0,1 ml/ekor dengan kepadatan 105 cfu/ml dan; (5) Dosis 6 µg/g : disuntik dengan kitosan sebanyak 50 µl dan diuji tantang dengan Aeromonas hydrophila 0,1 ml/ekor dengan kepadatan 105 cfu/ml. Sebelum dilakukan penelitian ikan diadaptasikan selama 3 hari pada akuarium berukuran (50 x 35 x 35) cm3. Akuarium yang digunakan sebanyak 15 buah. Penelitian ini terdiri dari 6 tahapan, yaitu : (1) persiapan wadah; (2) persiapan ikan uji; (3) pembuatan larutan kitosan; (4) pemberian kitosan pada ikan uji, kemudian dilakukan pengamatan nafsu makan ikan; (5) penyediaan suspensi bakteri Aeromonas hydrophila; (6) penyuntikan bakteri pada hari ke 7, yang kemudian dilakukan pengamatan gambaran darah (jumlah eritrosit, jumlah leukosit, nilai hematokrit, kadar hemoglobin, indeks fagositik, dan deferensial leukosit) pada hari ke-2, ke-4, ke-6 pasca infeksi, kelangsungan hidup, dan nafsu makan; (8) pengolahan data meliputi parameter utama (jumlah eritrosit, jumlah leukosit, nilai hematokrit, kadar 3 hemoglobin, indeks fagositik, diferensial leukosit, kelangsungan hidup, nafsu makan, dan pertambahan bobot ikan), dan parameter pendukung (pengukuran kualitas air). Sebelum uji tantang, pada perlakuan pemberian kitosan dapat meningkatkan jumlah eritrosit, nilai hematokrit, nilai hemoglobin, dan indeks fagositik seiring dengan meningkatnya pemberian kitosan pada ikan uji. Pada perlakuan 2, 4, dan 6 µg/g kitosan diperoleh jumlah eritrosit secara berurutan sebesar 4.37, 4.53, dan 4.77 sel/mm3. Hari ke-2 pasca injeksi leukosit dalam darah mengalami kenaikan semua pada perlakuan. Hal ini dikarenakan bahwa leukosit berfungsi sebagai pertahanan dalam tubuh, diakibatkan adanya leukosit melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Nilai hematokrit pada dosis 6 µg/g menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05) dan nilainya lebih tinggi sebesar 31.09% dari perlakuan 2 µg/g dan 4 µg/g. Pada hari ke-6 pasca injeksi dapat dilihat kadar hemoglobin dengan dosis 6 µg/g menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p>0.05) antar perlakuan dan kontrol. Indeks fagositik ikan perlakuan dosis 2, 4, dan 6 µg/g terus mengalami kenaikan sampai hari ke-7. Indeks fagositik tertinggi terjadi pada hari ke-7 pasca injeksi pada ikan perlakuan kitosan 6 µg/g kitosan yaitu sebesar 31.72% dari total monosit. Peningkatan ini terjadi seiring dengan peningkatan kitosan yang diberikan. Dengan demikian kitosan mampu meningkatkan sistem imun pada ikan lele dumbo. Peningkatan jumlah limfosit dalam darah mampu meningkatkan pertahanan tubuh. Peningkatan jumlah leukosit ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah limfosit dan penurunan jumlah monosit. Jumlah neutrofil yang tertinggi terdapat pada dosis 6 µg/g kitosan hari ke-2 sebesar 23.33 sel/mm3 tapi tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05) dengan kontrol. Pada perlakuan dengan dosis 2, 4, dan 6 µg/g kitosan terjadi kelangsungan hidup ikan uji berturut-turut sebesar 80%, 83.33% dan 93.33%. Jadi kelangsungan hidup tertinggi didapat dari perlakuan dengan pemberian kitosan 6 µg/g. Nafsu makan ikan lele dumbo setelah diuji tantang, mengalami penurunan, hal ini dikarenakan adanya penyuntikan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Nafsu makan tertinggi terdapat pada dosis 6 µg/g. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis kitosan yang diberikan pada ikan dapat meningkatkan nafsu makan pada ikan tersebut. Dapat diketahui bahwa pertambahan bobot tubuh dari ikan uji pada semua perlakuan berbeda-beda, rendahnya pertambahan bobot pada kontrol positif dikarenakan menurunnya respon makan ikan uji yang berakibat rendahnya suplai energi untuk pertumbuhan. Hal tersebut terjadi akibat penginfeksian bakteri Aeromonas hydrophila terhadap ikan uji Pemberian kitosan sebesar 6 µg/g selama 7 hari menunjukkan bahwa kitosan dapat meningkatkan sistem imun dilihat dari meningkatnya jumlah eritrosit, nilai hematokrit, kadar hemoglobin, indekss fagositik dan jumlah leukosit yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah limfosit dan neutrofil. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian kitosan dilihat dari gambaran darah dengan dosis yang lebih tinggi melalui pakan. 4