1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan merupakan

advertisement
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu sumber daya alam di Indonesia yang melimpah.
Ikan telah menjadi bahan makanan untuk melengkapi kebutuhan gizi. Ikan juga
memiliki protein yang tinggi dan bisa memberikan nutrisi untuk kesehatan yang
lebih daripada daging merah (Anonim, 2013a).
Ikan nila mudah untuk dikembangbiakkan karena sifatnya yang pemakan
segala (omnivora). Ikan nila lebih tahan terhadap penyakit dan sangat toleran
terhadap lingkungan (Anonim, 2013b).
Prevalensi infeksi yang diakibatkan oleh mikrobia, terutama bakteri
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi budidaya ikan air tawar. Faktor
yang mempengaruhi terjadinya infeksi bakteri adalah lingkungan. Salah satu
bakteri yang berhabitat normal di air dan menginduk semang pada ikan yaitu
Aeromonas hydrophila. Ikan yang sakit akibat A. hydrophila akan menunjukkan
septisemia, asites, ulserasi kulit, erosi sirip, exophthalmia, dan sisik yang
mengelupas (Ibrahem et al., 2008).
Aeromonas hydrophila menyebabkan penyakit pada ikan yang disebut
“Motile Aeromonas Septicemia” (MAS), “Hemorrhagic Septicemia”, “Ulcer
Disease”, atau “Red-Sore Disease”. Dari berbagai sinonim tersebut dapat
diketahui bahwa julukan tersebut berkaitan dengan lesi yang ditimbulkan
termasuk septisemia dimana bakteri maupun toksin bakteri yang menyebar ke
berbagai organ dan ulser pada kulit ikan (Swann dan White, 1989).
2
Dalam praktek dokter hewan, antibiotik telah digunakan untuk pengobatan
dan pencegahan penyakit di perunggasan maupun perikanan. Antibiotik
digunakan secara lebih luas, seperti kontrol infeksi maupun suplemen makanan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi ikan. Untuk mengurangi
kejadian penyakit dalam akuakultur, banyak uji kemoterapi yang dilakukan, salah
satunya penggunaan oxytetracycline (Chaleshtoriet al., 2013; Olatoye dan Basiru,
2013).
Uji sensitivitas Aeromonas hydrophila terhadap antibiotik seperti
ampicillin, erythromycin, oxytetracycline, clindamycin, cloxacillin, streptomycin,
dan amoxicillin bersifat resisten. Penelitian ini menggunakan oxytetracycline
sebagai terapi untuk mengetahui keefektivannya dalam mengobati infeksi
Aeromonas hydrophila. Metode yang digunakan yaitu secara rendaman dengan
keuntungan bahwa oxytetracycline tidak akan mengiritasi mukosa dan tidak akan
membunuh bakteri normal dalam tubuh ikan, sehingga baik dalam mengurangi
resiko tersebut, namun pengobatan antibiotik secara rendaman belum diketahui
pasti tentang absorbsi obat ke aliran darah (Jayavignesh et al., 2011; Lullmannet
al., 2000; Johnson, 2009)
Perubahan histopatologi telah banyak digunakan sebagai biomarker dalam
investigasi kesehatan ikan terhadap kontaminasi, baik secara laboratorium
maupun lingkungan. Salah satu manfaat besar dari histopatologi dalam monitoring
lingkungan yaitu metode ini menjadi kategori biomarker yang menampakkan
target spesifik, seperti insang, renal dan jantung, yang bertanggung jawab atas
3
fungsi vital tubuh yaitu respirasi, ekskresi dan akumulasi maupun biotransformasi
dari xenobiotik pada ikan (Hadi dan Alwan, 2012).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan histopatologi dari
jantung dan hati ikan nila (Oreochromis niloticus) yang telah diinfeksi oleh
Aeromonas hydrophila dan yang diobati menggunakan oxytetracycline. Penelitian
ini juga digunakan untuk mengetahui keefektivan rendaman oxytetracycline
sebagai terapi untuk infeksi Aeromonas hydrophila.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi mahasiswa sebagai bahan
pembelajaran histopatologi jantung dan hati dari ikan nila (Oreochromis niloticus)
yang telah terinfeksi oleh Aeromonas hydrophila dan setelah pengobatan dengan
oxytetracycline. Metode rendaman oxytetracycline efektif dalam pengobatan
terhadap ikan karena tidak akan membuat iritasi pada mukosa pencernaan. Terapi
ini baik diaplikasikan oleh petani ikan dalam mengobati infeksi akibat Aeromonas
hydrophila.
Download