1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan dihasilkan dari

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama
dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan berat molekul yang tinggi.
Adapun perbedaan antara kitin dan kitosan adalah pada setiap cincin molekul kitin
terdapat gugus asetil (-CH3-CO) pada atom karbon kedua, sedangkan pada kitosan
terdapat gugus amina (-NH) (Apsari, 2010).
Kitosan diisolasi dari cangkang hewan crustaceae, terutama udang melalui
serangkaian proses, diantaranya depigmentasi, deproteinasi, demineralisasi, dan
deasetilasi. Kitosan merupakan kitin yang mengalami proses deasetilasi, dimana
gugus asetilnya telah hilang sehingga menyisakan gugus amina bebas yang
menyebabkannya bersifat polikationik (Emma et al., 2004). Kitosan merupakan
senyawa yang tidak larut dalam air, sedikit larut dalam HCl, HNO3, dan H3PO4
serta tidak larut dalam H2SO4. Kitosan lebih mudah dilarutkan dalam asam-asam
encer seperti asam asetat, asam format, asam sitrat (Meriatna, 2008). Kitosan juga
tidak larut dalam beberapa pelarut organik seperti alkohol, aseton, dimetil
formamida dan dimetil sulfoksida, tetapi kitosan larut baik dalam asam format
berkonsentrasi 0,2-100 % dalam pelarut air (Apsari, 2010).
Dengan memanfaatkan sifat yang dimilikinya, kitosan dapat digunakan
untuk berbagai kepentingan, baik dalam hal pangan dan gizi, biomedis, industri,
biokimia, obat-obatan, maupun untuk kosmetik. Di bidang industri, kitosan
1
2
digunakan pada pengolahan air limbah untuk menyerap ion Cu(II) dan Cr(VI)
yang terdapat pada limbah (Schmuhl et al., 2001). Kitosan juga banyak digunakan
di bidang medis terutama dalam hal pengikatan lemak. Aplikasi kitosan yang saat
ini banyak dikembangkan yaitu sebagai membran.
Beberapa studi terdahulu menunjukkan bahwa membran yang berasal dari
kitosan murni merupakan jenis membran yang tidak berpori (Nasir et al., 2005).
Untuk meningkatkan kinerjanya dalam berbagai aplikasi diperlukan senyawa
aditif lain sebagai bahan pencampur, sehingga dihasilkan membran yang berpori
dengan kekuatan mekanik yang tinggi.
Untuk mendapatkan struktur membran yang berpori dapat dilakukan
dengan cara dicrosslinking dengan senyawa lain. Ini menunjukan bahwa membran
dapat dibuat secara sintesis. Beberapa senyawa yang telah dikembangkan sebagai
agen crosslinking diantaranya formaldehida, glioksal, senyawa poliepoksi,
transglutaminase,
natrium
tripolifosfat
dan
glutaraldehida.
Sejauh
ini,
glutaraldehida merupakan senyawa kimia yang telah digunakan secara luas
sebagai agen crosslinking karena tidak mahal, mudah didapat, dan merupakan
larutan cair yang efektif dapat menstabilkan jaringan kolagen dalam periode yang
relatif singkat (Talebian et al., 2007). Selain itu, adanya senyawa aldehida sebagai
agen crosslinking dapat meningkatkan stabilitas termal membran dan menurunkan
derajat swelling pada hydrogel (Singh et al., 2006).
Glutaraldehida merupakan kelompok senyawa aldehida yang berantai
pendek dengan rumus molekul C5H8O2. Glutaraldehida merupakan larutan yang
tidak berwarna dengan berat molekul 100,12 g/mol dan memiliki kelarutan yang
3
tinggi dalam air, alkohol dan benzena. Glutaraldehida banyak digunakan sebagai
desinfektan dan agen sterilisasi untuk membunuh bakteri dan virus dengan
konsentrasi larutan 2%. Glutaraldehida dapat menstabilkan jaringan kolagen
secara efektif dalam waktu yang relatif singkat. Glutaraldehida banyak digunakan
dalam proses penyamakan kulit.
Dilihat dari strukturnya, glutaraldehida memiliki dua gugus aldehida yang
reaktif. Hal inilah yang mendasari penggunaan glutaraldehida sebagai agen
crosslinking homobifungsional. Gugus aldehida tersebut sangat reaktif terhadap
gugus amina pada kitosan sehingga apabila direaksikan, gugus aldehida akan
berikatan kovalen dengan gugus amina dan membentuk jembatan yang
menghubungkan polimer kitosan yang satu dengan yang lainnya. Dengan
penambahan agen crosslinking ini dipercaya dapat meningkatkan kekuatan
mekanik membran.
Preparasi dan aplikasi membran kitosan telah dilakukan pada penelitian
sebelumnya diantaranya adalah pembuatan membran kitosan-polietilen-glikol
serta aplikasinya pada penjernihan air sungai. Dari hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa membran kitosan-PEG dapat dimanfaatkan dalam proses
penjernihan air sungai dengan menggunakan metode filtrasi karena dapat
menurunkan turbiditas cukup besar (Putri, 2009). Penelitian yang lainnya yaitu
preparasi dan karakterisasi membran kitosan yang dicrosslinking dengan
glutaraldehida melalui metode presipitasi. Dari penelitian tersebut dihasilkan
konsentrasi
optimum
kitosan
sebesar
1,5%
dan
konsentrasi
optimum
glutaraldehida 6% , serta ukuran pori 0,016 µm – 0,03 µm (Apsari, 2010). Namun
4
membran kitosan yang dicrosslink dengan glutaraldehida ini memiliki kelemahan
yaitu membran bocor ketika diberi tekanan diatas dua bar pada saat uji
permeabilitas membran. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan atau
modifikasi terhadap membran tersebut. Adanya penemuan senyawa baru yaitu
bioflokulan DYT yang memiliki kemiripan struktur dan gugus fungsi reaktif
dengan kitosan diharapkan dapat dijadikan senyawa aditif untuk menghasilkan
suatu membran baru yang memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda.
Bioflokulan DYT merupakan material polimer alami yang telah diuji dapat
digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan (Lesmana, 2006).
Bioflokulan DYT mempunyai kelebihan diantaranya adalah mudah terdegradasi
oleh mikroorganisme sehingga penggunaan bioflokulan DYT tidak menimbulkan
masalah baru bagi lingkungan. Selain itu, kelimpahan bahan bioflokulan DYT di
alam cukup banyak sehingga memungkinkan untuk dikembangkan dalam dalam
berbagai bidang.
Penelitian sebelumnya, bioflokulan
DYT dapat dikristalkan dan
memberikan hasil bahwa bioflokulan DYT mengandung gugus fungsi O-H, C=O,
-CH2, dan –CH3. Kelarutan kristal bioflokulan DYT dalam pelarut air pada suhu
5°C yaitu sebesar 0,273 mg kristal/mg larutan jenuh dan pada suhu 25°C sebesar
0,429 mg kristal/mg larutan jenuh, sedangkan didalam pelarut metanol pada suhu
5°C sebesar 0,268 mg kristal/mg larutan jenuh, pada suhu 25°C sebesar 0,327 mg
kristal/mg larutan jenuh dan pada suhu 30°C sebesar 0,354 mg kristal/mg larutan
jenuh (Mubarrok, 2007), sedangkan menurut (Lesmana, 2006) kristal bioflokulan
DYT
mengandung
gugus
fungsi
-OH,
N-H,
-CH2,
dan
C-O.
Pada
5
perkembangannya kristal bioflokulan DYT dapat diketahui struktur molekulnya
yang merupakan jenis polimer (makromolekul) yang mempunyai rumus molekul
C44H56ClNO18 yang mempunyai monomer 2,3-dihydrofuran-2,3-diol dan tersusun
atas gugus fungsi -C-O, -CH, dan -N-H (Rosadi, 2010).
Dengan
adanya
membran
kitosan
yang
dicrosslinking
dengan
glutaraldehida yang memiliki banyak manfaat, serta adanya penemuan senyawa
baru yaitu bioflokulan DYT yang memiliki gugus-gugus fungsi reaktif yang
berpotensi untuk dicrosslinking dengan glutaraldehida, maka akan dilakukan
preparasi dan karakterisasi suatu membran baru yaitu membran kitosan-DYT yang
dicrosslinking dengan glutraldehida serta kajiannya terhadap potensi pemanfaatan
dari membran tersebut berdasarkan karakteristik membran melalui uji FTIR,
morfologi membran, uji permeabilitas dan uji daya tahan membran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah potensi dari membran kitosan-glutaraldehida-DYT yang
diharapkan memiliki fungsi dan manfaat berdasarkan karakteristik membran.
Point pertanyaan untuk rumusan masalah ini adalah :
1. Bagaimana preparasi membran kitosan-glutaraldehida-DYT ?
2. Bagaimana karakteristik membran kitosan-glutaraldehida-DYT melalui
uji FTIR, morfologi membran, uji permeabilitas dan uji daya tahan ?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh komposisi campuran komponen bahan pada pembuatan
membran kitosan-glutaraldehida-DYT.
2. Mengetahui karakteristik dari membran kitosan-glutaraldehida-DYT.
3. Mengetahui potensi apa saja yang dimiliki oleh membran kitosanglutaraldehida-DYT.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Dapat menjadi referensi data mengenai membran kitosan-glutaraldehidaDYT.
2. Dapat mengetahui potensi pemanfaatan dari membran kitosanglutaraldehida-DYT.
Download