Pengantar Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara (SUN) menyatakan bahwa SUN dapat diterbitkan dalam bentuk yang dapat diperdagangkan atau bentuk yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Surat Utang Negara yang dapat diperdagangkan pertama kali diperdagangkan oleh Pemerintah di pasar primer/pasar perdana. Perdagangan SUN selanjutnya ada di pasar sekunder.Surat Utang Negara yang dapat diperdagangkan pada dasarnya merupakan instrument investasi seperti halnya investasi pada deposito, investasi pada saham, investasi pada reksadana atau investasi pada instrumen investasi keuangan lainnya. SUN terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara (ON). SPN adalah SUN yang berjangka waktu kurang dari 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto, sedangkan ON adalah SUN yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan kupon dan/atau dengan pembayaran bunga secara diskonto. Apa keuntungan berinvestasi pada Obligasi Negara? Tingkat keuntungan investasi pada ON sebagaimana pada obligasi umumnya bersumber dari : (1) kupon, dan (2) capital gain, atau potensi keuntungan akibat kenaikan harga obligasi. Hal yang membedakan ON dengan instrumen investasi lainnya adalah pada sangat kecilnya/hampir tidak adanya resiko gagal bayar baik kupon maupun pokok ON. Jika kita membeli obligasi swasta/korporasi, ada kemungkinan terjadi gagal bayar baik kupon maupun pokok yang jatuh tempo akibat kondisi keuangan/bisnis yang tidak menguntungkan. ON merupakan satu-satunya instrumen investasi yang bebas resiko gagal bayar karena pembayaran bunga/kupon dan pokoknya dijamin oleh UU SUN. Oleh karena itu, setiap tahun Pemerintah menganggarkan pembayaran kupon maupun pokok ON dalam APBN. Selain itu ON dapat dijadikan sebagai agunan, dan dapat dijual setiap saat apabila pemilik membutuhkan dana. Investasi pada ON juga menunjukkan partisipasi masyarakat sebagai warga negara yang baik dalam pembiayaan APBN. Salah satu Obligasi Negara yang diperdagangkan secara ritel adalah ON Ritel (ORI). Tujuannya adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada investor individual untuk secara langsung turun aktif dalam perdagangan ON. Bagaimana menghtiung keuntungan investasi pada SUN secara sederhana? Misalnya, pada tanggal 15 Juni 2010 seorang investor membeli ON seri FR0027, dengan ketentuan sebagai berikut : • Nilai Nominal (face/par value) = Rp. 1.000.000,• Harga pasar (95.00) = Rp. 950.000,• Kupon (bunga atas nilai nominal) = 9,50% • Jatuh Tempo = 15 Juni 2015 Secara sederhana keuntungan yang diperoleh dari investasi sampai dengan jatuh tempo pada tahun 2015 (5 tahun) dapat dihitung sebagai berikut : • Kupon 9,50% = Rp. 475.000,• Capital Gain Rp. 1.000 – Rp. 950 = Rp. 50.000,• Total keuntungan selama 6,5 tahun = Rp. 525.000,• Keuntungan per tahun Rp. 525.000 : 5 tahun = Rp. 105.000,Dengan demikian, persentase keuntungan per tahun =Rp.105.000 : Rp.950.000 = 11,05% Atau dapat kita sebut juga tingkat keuntungan (imbal hasil) = 11,05% per tahun Bagaimana strategi berinvestasi pada Obligasi Negara? Secara umum strategi berinvestasi pada Obligasi Negara ditentukan oleh banyak faktor, seperti ekspektasi investor terhadap tingkat bunga, profil resiko dan keuntungan portofolio investasi yang ada saat ini, preferensi resiko dan tujuan investasi investor, dan lain-lain. Sebagai contoh, jika investor memperkirakan tingkat kenaikan bunga pasar secara umum akan naik, maka investor tersebut cenderung menjual segera ON jangka panjang yang berbunga tetap dan sebaliknya cenderung melakukan pembelian ON yang berbunga mengambang. Penjualan ON yang berbunga tetap adalah untuk mengurangi kerugian pada portofolio investasi investor, mengingat jika tingkat bunga pasar naik, maka harga seluruh ON berbunga tetap akan turun. Turunnya harga ini akan semakin drastis bagi ON berbunga tetap yang memiliki jatuh tempo yang panjang. Pembelian ON berbunga mengambang bertujuan untuk memperoleh keuntungan kenaikan tingkat bunga pasar tersebut, mengingat kupon ON berbunga mengambang ikut naik seiring dengan kenaikan tingkat bunga pasar. Sebaliknya jika investor memperkirakan tingkat suku bunga akan turun, maka saat ini akan segera menjual ON berbunga mengambang dan membeli ON berbunga tetap, khususnya yang berjangka panjang. Penjualan ON berbunga mengambang bertujuan untuk diversivikasi aset yang memiliki return rendah, mengingat pada saat tingkat bunga pasar turun, kupon yang diterima investor atas kepemilikannya pada ON berbunga mengambang akan turun. Pembelian ON berbunga tetap bertujuan untuk merealisasikan capital gain/kenaikan akibat kenaikan harga ON. Pada saat tingkat bunga pasar turun, maka secara teori seluruh ON berbunga tetap akan mengalami kenaikan harga. (disclaimer : strategi investasi di atas hendaknya tidak begitu saja dilakukan tanpa memperhatikan aspek lain, seperti : preferensi resiko dan tujuan investasi dari investor). Dimanakah Pembelian Obligasi Negara Dapat Dilakukan? Pembelian ON dapat dilakukan baik di pasar primer maupun pasar sekunder. Pasar primer adalah kegiatan penawaran dan penjualan ON dari penerbit kepada pembeli pertama, sedangkan pasar sekunder ialah kegiatan perdagangan selanjutnya atas ON yang telah dijual di pasar primer. Penerbitan ON pertama kali oleh Pemerintah terjadi di pasar primer. Penerbitan ON oleh Pemerintah di pasar primer umumnya dapat melalui lelang, yang diikuti oleh peserta lelang yang telah memenuhi persyaratan. Peserta Lelang adalah Bank atau Perusahaan Efek yang ditunjuk Menteri Keuangan sebagai Dealer Utama sebagaimana dimaksud PMK No. 30/PMK.08/2008 tentang perubahan atas PMK No. 108/PMK.08/2007 tentang Sistem Dealer Utama. lnvestor dapat mengajukan penawaran pembelian ON di pasar primer melalui peserta lelang yang ditunjuk. Bank atau Perusahaan Efek yang ditunjuk sebagai Dealer Utama adalah PT. Bank Central Asia, PT. Bank Danamon Indonesia, JPMorgan Chase Bank NA, PT. Bank lnternasional Indonesia, PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Bank CIMB Niaga Tbk, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank Pan Indonesia, Bank Permata Tbk, PT. BRI (Persero) Tbk, Deutsche Bank (Asia) AG, Citibank N.A, HSBC, Standard Chartered Bank, PT. Trimegah Securities, Tbk, PT. Danareksa Sekuritas, PT. Bahana Securities, PT. Mandiri Sekuritas. Investor, melalui peserta lelang, dapat menyampaikan penawaran harga secara kompetitif artinya investor menyampaikan volume pembelian pada perkiraan yield/tingkat bunga yang dikehendaki serta volume penawarannya. Sementara penawaran secara non-kompetitif artinya investor hanya menyampaikan volume ON yang dibeli. Pemerintah selanjutnya menetapkan hasil lelang setelah mempertimbangkan banyak faktor, antara lain: referensi kisaran yield yang dimiliki Pemerintah, kebutuhan pendanaan Pemerintah, dan juga kondisi pasar saat ini maupun perkiraan/ekspektasi di masa mendatang. Investor yang menyampaikan penawaran secara kompetitif dan dinyatakan menang lelang wajib membayar dengan yield/tingkat bunga disampaikan saat lelang. lnvestor yang menyampaikan penawaran secara non-kompetitif dan dinyatakan menang, wajib membayar sebesar rata-rata tertimbang yield/tingkat bunga penawaran kompetitif yang dimenangkan. Lelang ON di pasar primer pada saat ini diselenggarakan melalui sistem yang dimiliki oleh Bank Indonesia, dalam kapasitasnya sebagai agen lelang Pemerintah. Perdagangan ON di pasar sekunder, umumnya dilakukan di luar bursa, atau dikenal juga dengan over the counter (OTC market). Obligasi Negara yang telah dijual di pasar primer selanjutnya diperdagangkan di pasar sekunder. Calon pembeli dapat menunjuk broker untuk mencari penjual ON yang dikehendaki. Atau juga bisa dilakukan tanpa melalui broker, namun harus menemukan sendiri pihak lain yang ingin menjual ON yang dikehendaki. Dalam berinvestasi pada ON, investor dapat memilih jenis dan jatuh tempo ON yang diinginkan untuk mengurangi resiko pasar akibat perubahan tingkat bunga dan tingkat inflasi. Langkah 4 Apabila telah terjadi kesepakatan baik dari sisi harga maupun waktu penyelesaian transaksi, pembeli dan penjual memerintahkan sub-registry bagi investor non-perbankan atau Bank Indonesia bagi investor perbankan untuk menyelesaikan transaksi. Sampai saat ini, sub-registry yang ditunjuk oleh Bank Indonesia ialah: 1. Bank Central Asia – custodian 2. Bank Danamon – custodial service 3. Bank Internasional Indonesia – agent sub-registry 4. Bank Mandiri 5. Bank Negara Indonesia 6. CIMB Niaga – client account 7. Bank Rakyat Indonesia 8. Bank Permata 9. Panin Bank - custodian 10. Citibank NA – client account 11. Deutsche Bank AG 12. HSBC – Securities Services 13. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) 14. Standard Chartered – account client 15. Bank Mega - custodial service Bagaimana mekanisme pembelian atau penjualan Obligasi Negara di pasar sekunder? Proses pembelian ON di pasar sekunder secara sederhana dapat digambarkan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Langkah 1 Calon pembeli membuka rekening kas pada suatu bank untuk menerima pembayaran kupon dan /atau pokok pada saat jatuh tempo. Langkah 2 Calon pembeli membuka rekening surat berharga pada lembaga keuangan yang terdaftar sebagai Sub-Registry Bank Indonesia, untuk mencatat kepemilikan atas ON. Langkah 3 Negosiasi harga antara penjual dan pembeli. Negosiasi harga antara penjual dan pembeli dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui broker. Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia Gedung A.A. Maramis II Lantai 2 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1-4 Jakarta 10710 Telp. 021-3810175, Fax. 021-3846516 E-mail : [email protected] Website : www.dmo.or.id