Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menyimak cerita pendek melalui penggunaan model Cooperative Script dan (2) meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek siswa melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Script. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bulak 1 Bendo, Magetan, sedangkan objek penelitian ini pembelajaran menyimak cerpen mata pelajaran Bahasa Indonesia. Proses pembelajaran pada aspek perhatian, keseriusan, dan keaktifan terjadi peningkatan dari pra tindakan hingga siklus II. Dilihat dari hasil tes, menunjukkan bahwa model Cooperative Script mampu meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Hal itu terbukti dari nilai evaluasi yang didapat siswa mengalami peningkatan. Pada pra tindakan nilai rata-rata kelas yaitu 62, pada siklus I rata-rata kelas 75,5, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas yaitu 89. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menyimak siswa mengalami peningkatan. Kata Kunci: Menyimak, Cerpen, Model Cooperative Script. 1 Cerianing Putri Pratiwi, Dosen IKIP PGRI Madiun, Email: [email protected] ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 82 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… bunyi-bunyi PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, tersebut sehingga mampu berbicara. menyimak merupakan salah satu kegiatan Keterampilan menyimak itu perlu selalu yang sangat penting. Menyimak merupakan dilatih agar seseorang mampu menyerap hasil proses mendengarkan lambang-lambang lisan simakannya dengan baik. Berlatih menyimak dengan penuh perhatian dan pemahaman guna bertujuan untuk mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari apa yang dalam memahami ilmu dari apa yang disimak, telah disimak. Dengan kemampuan menyimak karena seseorang dapat bersosial dengan orang lain. mendapatkan informasi. Dalam lingkungan menyimak seseorang siswa juga Melihat pentingnya peranan menyimak menyimak agar bagi kehidupan, maka dalam kurikulum, yang terdapat standar kompetensi menyimak atau disampaikan guru. Oleh karena itu, pada mendengarkan. Dengan adanyanya strandar keterampilan berbahasa terdapat kemampuan tersebut, diharapkan semua peserta didik menyimak. mampu menyimak dengan baik. Pada Sekolah memerlukan dapat sekolah, dengan kemampuan mengerti pembelajaran Tarigan (1980:2) menyatakan bahwa Dasar juga terdapat standar kompetensi keterampilan berbahasa (atau language arts, menyimak. Salah satu standar kompetensi language skill) dalam kurikulum di sekolah yang ada pada tingkat SD adalah memahami mencakup empat segi, yaitu keterampilan cerita tentang suatu peristiwa dan cerita menyimak pendek anak yang disampaikan secara lisan. berbicara (listening skill), keterampilan (speaking skill), keterampilan Berdasarkan hasil observasi pada membaca (reading skill), dan keterampilan pembelajaran menyimak cerita pendek di SD menulis (writing skill). Keempat keterampilan Negeri Bulak 1 Bendo Magetan, tampak ada tersebut Keempat masalah pada pembelajaran tersebut. Masalah dasarnya tersebut yaitu model saling keterampilan berhubungan. tersebut pada pembelajaran yang merupakan satu kesatuan. Dari keempat dipakai oleh guru masih sederhana. Selain itu, keterampilan tersebut, keterampilan menyimak kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran merupakan keterampilan yang penting untuk menyimak cerita pendek juga mengganggu diajarkan. disebabkan proses menyimak cerita pendek. Akibat kurang keterampilan menyimak merupakan dasar minat siswa terhadap pembelajaran menyimak untuk cerita Hal menguasai tersebut suatu bahasa. Belajar pendek, menyebabkan lemahnya berbahasa dimulai dari menyimak, bayi belajar konsentrasi siswa saat menyimak. Siswa lebih berbahasa untuk pertama kalinya dari proses sering melamun daripada menyimak cerita menyimak bunyi yang didengarnya lalu dari pendek yang sedang dibacakan guru. Bahkan proses menyimak tadi bayi akan menirukan ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman ISSN 2338-0306 sebangkunya. Hal tersebut Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 83 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… menyebabkan timbulnya sedikit gegaduhan, KAJIAN TEORI sehingga dapat merusak konsentrasi siswa Menyimak lainnya yang sedang serius menyimak. Menurut Tarigan (1980: Permasalahan lainnya yang ketahui dari hasil menyimak adalah wawancara siswa mendengarkan lambang-lambang lisan dengan mengalami kesulitan dalam menemukan unsur penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta cerita tentang cerita pendek yang didengarnya. interpretasi dengan siswa yaitu suatu proses 28) untuk memperoleh kegiatan informasi, Masalah yang terjadi pada pembelajaran menangkap isi atau pesan serta memahami menyimak sungguh memprihatinkan. Padahal makna komunikasi yang telah disampaikan kemampuan menyimak yang baik harus oleh sang pembicara melalui ujaran atau dimiliki oleh setiap orang, khususnya setiap bahasa lisan. Menurut Soedjiatno (1991:4) siswa. menyimak adalah mendengarkan dengan baik- Hal mempunyai itu dikarenakan peran bagi baik, dengan penuh perhatian akan apa yang keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena diucapkan seseorang ataupun orang lain, itu, sehingga perlu dilakukan pembelajaran Perbaikan yang menyimak penting perbaikan menyimak tersebut cerita dengan pada kemampuan menangkap dan pendek. memahami makna pesan yang terkandung menggunakan dalam bunyi, unsur kesanggupan mengingat model pembelajaran Cooperative Script. Model pembelajaran Cooperative Script pesan juga merupakan persyaratan yang dituntut oleh pengertian menyimak. dianggap mampu untuk mengatasi masalah Berdasarkan pengertian menurut para ahli, yang terjadi pada pembelajaran menyimak maka dapat disimpulkan bahwa pengertian cerita Pembelajaran menyimak adalah suatu proses mendengarkan Cooperative Script adalah model pembelajaran dengan konsentratif dan penuh perhatian agar di mana siswa bekerja berpasangan dan mendapatkan informasi dari yang didengar dan bergantian mengungkapan apa yang telah mampu memahami apa yang telah disimak. pendek. Model dikerjaan. Tarigan (1980:57) berpendapat bahwa Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) tujuan menyimak ada delapan, yaitu (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menyimak untuk menyakinkan, (2) menyimak menyimak cerita pendek melalui penggunaan untuk belajar, (3) menyimak untuk menikmati, model Cooperative Script, (2) meningkatkan (4) menyimak untuk evaluasi, (5) menyimak kemampuan menyimak cerita pendek siswa untuk mengapresiasi, (6) menyimak untuk melalui mengkomunikasikan ide-ide, (7) menyimak penggunaan Cooperative Script. model pembelajaran untuk membedakan menyimak untuk bunyi-bunyi, memecahkan (8) masalah. Menurut Soedjiatno (1991), ada beberapa tujuan ISSN 2338-0306 menyimak, yaitu (1) untuk Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 84 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… mendapatkan fakta, untuk menganalisis fakta Secara garis besar unsur pembangun dan gagasan, untuk mendapatkan inspirasi, cerpen adalah unsur instrinsik dan ekstrinsik. untuk menghibur diri, juga untuk memperbaiki Nurgiyantoro (2005: 23) menyatakan unsur kemampuan bercakap-cakap. instrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang Tarigan (1994:187) menyebutkan membangun karya sastra itu sendiri. Unsur- manfaat menyimak diklasifikasikan menjadi unsur instrinsik terdiri dari; tema, penokohan, tiga hal utama, yaitu (1) untuk menikmati, (2) alur, latar, dan amanat sebagai unsur yang meningkatkan pemahaman, dan (3) menilai hal paling menunjang dan paling dominan dalam yang disimak. Ada bebrapa faktor yang membangun karya sastra (fiksi). mempengaruhi Model Pembelajaran Cooperative Script kegiatan menyimak, dikemukakan oleh Hunt (dikutip Tarigan Model Cooperative script terdiri dari 1994:97) menyebutkan ada lima faktor yang dua kata yaitu Cooperative dan Script. Model mempengaruhi menyimak, yaitu (1) sikap, (2) pembelajaran ini termasuk model pembelajaran motivasi, (3) pribadi, (4) situasi kehidupan, kooperatif. Menurut Supriyono (2009:126) dan (5) peranan dalam masyarakat. skrip kooperatif merupakan belajar di mana Cerita Pendek siswa bekerja berpasangan dan bergantian Sumardjo dan Saini menyatakan bahwa cerita K.M ( 1994:30) adalah dari apa yang telah dipelajari. Langkah- cerita berbentuk prosa yang relatif pendek. langkah model pembelajaran Cooperative Ciri dari cerita pendek adalah cerita dengan script pada pembelajaran menyimak cerpen ini tujuan memberikan gambaran tajam dan jelas, yaitu (1) Siswa menyimak cerpen lalu dalam dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, (2) pada Siswa berpasangan dengan teman sebangku, pembacanya. Hal ini sejalan dengan pendapat (3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang Wiyanto (2005:77) yang menyatakan bahwa pertama berperan sebagai pembicara dan siapa cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang yang berperan sebagai pendengar, (4) Siswa hanya dari yang berperan sebagai pembicara membacakan Menurut hasil jawaban dari pertanyaan guru, sementara bentuk mencapai efek menceritakan seluruh kehidupan pendek secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian tunggal, tunggal satu utuh, pula peristiwa pelakunya. Sumardjo (2007: 84), cerpen adalah seni pendengar keterampilan menyajikan cerita. Berdasarkan jawaban dari pembicara, (5) Bertukar peran, pendapat para ahli diatas, yang semula sebagai pembicara bertukar maka dapat mengoreksi disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita menjadi pendek yang menceritakan sebagian kecil dari Tanggapan dari guru, (7) penutup. kehidupan pelaku utamanya yang langsung METODE PENELITIAN mengarah pada topik utama. pendengar menanggapi sebaliknya, (6) Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ISSN 2338-0306 dan dan kelas (PTK). Penelitian ini Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 85 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… dilaksanakan di SD Negeri Bulak 1 Bendo, (d) angket, (e) dan tugas. Pengujian validitas Magetan. Penelitian ini berlangsung selama 5 data dalam penelitian ini dilakukan dengan bulan, cara trianggulasi. yaitu Agustus sampai dengan Desember 2015. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah persiapan Metode analisis data yang yang penelitian, digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan kualitatif dan deskriptif komparatif. Analisis (perencanaan, tindakan, observasi, refleksi), data deskriptif kualitatif akan digunakan untuk penyusunan laporan penelitian, seminar hasil mengalisis data verbal, yaitu data hasil penelitian, pengamatan pembelajaran menyimak cerpen penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar. siswa kelas V SDN Bulak 1, Bendo, Magetan Subjek pada penelitian ini adalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran kelas V SDN Bulak 1 Bendo, Magetan tahun Cooperative Script. Analisis data deskriptif ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa 20, komparatif terdiri dari siswa 13 putra dan 7 siswa putri. dengan membandingkan hasil antarsiklus. Penelitian ini mengambil objek penelitian HASIL pembelajaran menyimak cerpen mata pelajaran PEMBAHASAN Bahasa Indonesia. Hasil Penelitian untuk data kuantitatif, yakni PENELITIAN DAN Pada penelitian ini ada dua data yaitu Penelitian ini dilaksanakan sebanyak data verbal dan data nonverbal. Data verbal dua siklus untuk meningkatkan kemampuan pada penelitian ini yaitu hasil rekaman menyimak cerpen kelas V pada kompetensi kegiatan menyimak cerpen siswa kelas V SDN dasar mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, Bulak 1 Bendo Magetan dengan menggunakan tema, model pembelajaran Cooperative Script. Data Sebelum melaksanakan tindakan, dilakukan nonverbal pada penelitian ini adalah nilai hasil observasi awal untuk mengetahui kondisi di evaluasi kemampuan menyimak cerpen siswa lapangan melalui pengamatan, angket, dan tes. kelas V SDN Bulak 1 Bendo Magetan dengan Dari pengamatan yang dilakukan diketahui ada model pembelajaran Cooperative Script. beberapa latar, amanat) masalah yang pada didengarnya. pembelajaran Pada penelitian ini sumber datanya menyimak cerpen. Masalah tersebut yaitu adalah guru dan siswa. Guru bertindak sebagai model pembelajaran yang dipakai oleh guru informan, yaitu orang yang memberikan masih sederhana. Selain itu, siswa juga kurang informasi tentang pembelajaran menyimak minat terhadap pembelajaran menyimak cerita cerpen di kelas V SDN Bulak 1 Bendo pendek. Magetan. Siswa bertindak sebagai subjek. dengan pembelajaran menyebabkan siswa Teknik yang tidak antusias dalam menyimak sehingga digunakan pada penelitian ini terdiri dari (a) konsentrasi siswa saat menyimak lemah. observasi, (b) wawancara, (c) kajian dokumen, Terlihat pada saat guru membacakan cerpen, ISSN 2338-0306 pengumpulan data Dikarenakan siswa tidak berminat Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 86 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… siswa ada yang melamun dan tidak menyimak tersebut cerita pendek yang sedang dibacakan guru. gegaduhan, Ada juga siswa yang berbicara sendiri atau konsentrasi siswa lainnya yang sedang serius mengobrol sebangkunya. menyimak. Evaluasi kemampuan siswa dalam Perhatian siswa masih terbagi-bagi. Siswa juga menyimak cerpen sebelum pra tindakan dapat belum serius dalam menyimak cerpen. Hal dilihat pada tabel berikut. dengan teman menyebabkan sehingga timbulnya dapat sedikit merusak Tabel 1 Skor Penilaian mengidentifikasi unsur cerpen pra tindakan No. Nilai 1. 2. 3. 4. 5. Melihat 80 70 60 50 40 Jumlah Rata-rata pembelajaran Jumlah Nilai 2 4 11 2 1 20 160 280 660 100 40 1240 62 pada oleh siswa. Guru mempersensi siswa. Guru 2 siswa memberi penjelasan tujuan pembelajaran hari mendapat nilai 80, 4 siswa mendapat nilai ini. Untuk menghemat waktu, guru segera 70, 11 siswa mendapat nilai 60, 2 siswa memulai dengan memberikan apersepsi pada mendapat nilai 50, dan 1 siswa mendapatkan kelas tentang unsur-unsur cerpen. Apersepsi nilai 40. diberikan untuk menggali pengetahuan siswa. kondisi hasil Jumlah Siswa pra tindakan, tedapat KKM pelajaran Bahasa Indonesia di Setelah melakukan apersepsi, guru SDN Bulak 1, Bendo, Magetan adalah 70. membacakan cerpen yang berjudul “Moreli Melihat KKM tersebut, maka diketahui dalam Penyelamat Bumi“. pembelajaran pada pra tindakan ini masih ada membacakan cerpen, 14 siswa yang tidak tuntas. Hanya 6 siswa pertanyaan tentang unsur-unsur cerpen. Siswa yang mendapatkan nilai tuntas. Rata-rata menjawab 10 pertanyaan tersebut pada lembar kelas juga masih rendah yaitu 62. jawaban yang diberikan guru. Setelah selesai Siklus I menjawab pertanyaan, guru membagi siswa Proses pelaksanaan pembelajaran menyimak menggunakan model Cooperative dilaksanakan Pembelajaran Script cerpen pada dalam berpasangan. Guru memberi dan 10 siswa dengan menetapkan siapa yang pertama berperan pembelajaran sebagai pembicara dan siapa berperan menjadi siklus satu untuk guru selesai I ini pertemuan. ketika pendengar. Lalu pembicara membacakan jawaban dari tugas yang diberikan guru. guru Sementara itu, pendengar mengoreksi apa mengucapkan salam yang dijawab serentak yang dibacakan pembicara. Setelah selesai, ISSN 2338-0306 dimulai tindakan Setelah Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 87 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… siswa saling bertukar peran. Berikut adalah rincian evaluasi proses pada siklus I. Tabel 2 Data Proses Pembelajaran Siklus 1 No. Nilai 1 2 3 4 5 90 85 80 75 70 Rata-rata Perhatian siswa dalam pembelajaran 5 8 6 1 0 84,25 Evaluasi kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerpen pada siklus I Jumlah Siswa Keseriusan menyimak cerpen Keaktifan dalam pembelajaran menyimak 6 5 4 3 2 82,5 6 7 5 2 0 84,25 kunci jawaban dapat dilihat pada tabel berikut. yang didasarkan pada deskriptor sesuai dengan Tabel 3 Skor Penilaian mengidentifikasi unsur cerpen siklus I No. 1. 2. 3. 4 Nilai 90 80 70 60 Jumlah Rata-rata Berdasarkan tabel di atas, maka Jumlah Siswa Jumlah Nilai 4 7 5 4 20 360 560 350 240 1510 75,5 diputarkan dua kali. diketahui bahwa hasil pembelajaran pada Pembelajaran dimulai ketika guru siklus I sudah mengalami peningkatan. Pada mengucapkan salam, mengecek kehadiran siklus I, siswa yang mendapatkan nilai tuntas siswa, ada 16, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada pertemuan pada siklus I. Guru menggali 4 siswa. Rata-rata kelas juga mengalami ingatan siswa tentang unsur-unsur cerpen. peningkatan yaitu dari 62 menjadi 75,5. Setelah itu, guru memberitahukan tujuan Siklus II pembelajaran hari ini. Guru menyuruh siswa Proses pembelajaran siklus II, melakukan tanya jawab tentang untuk menyiapkan diri menyimak, tenang, dan dilakukan setelah adanya revisi berdasarkan memusatkan konsentrasi. Kemudian hasil refleksi dari siklus I. Perbaikan yang memutarkan rekaman cerpen selama dua kali. dilakukan pada siklus II ini yaitu guru tidak Siswa lagi membacakan cerpen tetapi diganti dengan menyimak cerpen, siswa dalam keadaan sebuah rekaman. Cerpen juga diganti dengan tenang, dan terlihat berkonsentrasi. terlihat sangat antusias guru dalam cerpen yang berjudul Kepompong. Rekaman ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 88 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… Setelah selesai memutarkan rekaman, jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru. guru memberikan 10 pertanyaan seputar Sementara itu, pendengar mengoreksi apa cerpen yang telah disimak. Siswa menjawab jawaban dari pembicara. Setelah selesai, siswa pertanyaan dengan antusias. Setelah selesai saling bertukar peran. Apabila semua siswa menjawab saling sudah menjadi pembicara dan pendengar, guru berpasangan dengan teman sebangku. Guru dan siswa bersama-sama membahas jawaban menetapkan siapa yang pertama berperan dari pertanyaan yang diajukan guru. Berikut sebagai pembicara dan siapa berperan menjadi adalah rincian evaluasi proses pada siklus II. pertanyaan, siswa pendengar. Kemudian pembicara membacakan Tabel 4 Data Proses Pembelajaran Siklus II No. Nilai 1. 2. 3. 4. 5. Perhatian siswa dalam pembelajaran 8 10 2 0 0 91,5 95 90 85 80 75 Rata-rata Evaluasi kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerpen pada siklus II Jumlah Siswa Keseriusan menyimak cerpen Keaktifan dalam pembelajaran menyimak 6 8 4 1 1 89,25 10 8 2 0 0 92 kunci jawaban dapat dilihat pada tabel berikut. yang didasarkan pada deskriptor sesuai dengan Tabel 5 Skor Penilaian mengidentifikasi unsur cerpen siklus II No. Nilai 1. 2. 3. 100 90 80 Jumlah Rata-rata Mengacu pada tabel di atas, maka diketahui bahwa mendapatkan nilai semua tuntas. siswa Hal sudah tersebut Jumlah Siswa Jumlah Nilai 4 10 6 20 400 900 420 1780 89 Pembahasan Pada pembelajaran pra tindakan diketahui bahwa banyak siswa yang kurang menunjukkan bahwa pada siklus II sudah berminat mengalami peningkatan yang baik. Rata-rata ketidakminatan siswa tersebut tampak pada kelas juga sudah meningkat yaitu 89. perhatian siswa kurang dalam mengikuti ISSN 2338-0306 pada pembelajaran menyimak, Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 89 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… pembelajaran. Keseriusan siswa dalam peningkatan dibandingkan dengan menyimak juga masih kurang, hal tersebut pembelajaran pra tindakan. Pada siklus I ini, tampak ada siswa yang melamun, berbicara ada 16 siswa yang mendapatkan nilai tuntas, dengan teman sebangku, bahkan ada yang sedangkan 4 anak mendapatkan nilai belum mencorat-coret tersebut tuntas. Nilai rata-rata kelas juga mengalami membuat konsentrasi dalam menyimak tidak peningkatan yaitu dari 62 menjadi 75,5. Hal maksimal sehingga hasil simakannya pun tersebut menunjukkan adanya peningkatan kurang bagus. Akhirnya siswa tidak bisa pada siklus I meskipun kurang maksimal menjelaskan unsur-unsur cerpen yang telah karena masih ada 4 siswa yang belum tuntas. bukunya. Hal disimak. Hasil evaluasi pada pra tindakan ini juga masih jauh dari harapan. Pada Berdasarkan hasil di siklus I, maka dilakukan perbaikan agar kemampuan pembelajaran Bahasa Indonesia, SDN Bulak 1 menyimak siswa lebih baik lagi. Perbaikan memiliki KKM 70. Padahal siswa yang tersebut dilakukan dengan membuat rekaman mendapatkan nilai kurang dari 70 masih ada cerpen dan mengganti cerpen. Rekaman 14 siswa, sedangkan yang mendapatkan nilai tersebut akan diputar dua kali. 70 atau lebih dari 70 ada 6 orang. Jadi, siswa Pada siklus II, guru memberikan yang tuntas ada 6 orang dan yang 14 masih apersepsi yang lebih menarik. Selain itu, guru belum tuntas. Rata-rata kelas pun masih juga memberikan cerita-cerita singkat yang kurang yaitu 62. Melihat kondisi tersebut, mampu memotivasi siswa. Siswa sangat maka untuk memperhatikan setiap penjelasan dari guru. meningkatkan kemampuan menyuimak siswa Mereka tampak gembira dalam mengikuti yaitu pembelajaran. Keaktifan siswa juga sudah disusunlah sebuah menggunakan rencana model pembelajaran cooperatif scrip. meningkat, karena semua siswa sudah berani Pada siklus I, proses pembelajaran mengungkapan pendapat dan bertanya pada dinilai pada aspek perhatian, keseriusan, dan guru. keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. Pada mengingatkan siswa untuk berkonsentrasi siklus I, guru sudah menjalankan rencana yang dalam menyimak rekaman yang akan diputar. dibuat memberikan Siswa pun segera menyiapkan catatan kecil sehingga dan terlihat semangat. Lalu guru memutarkan menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti rekaman cerpen sebanyak dua kali. Keadaan pembelajaran. Siswa mulai aktif bertanya kelas sangat tenang. Semua siswa terlihat jawab dengan guru. Siswa terlihat begitu serius dan berkonsentrasi, sudah tidak ada lagi memperhatikan apa yang dijelaskan guru. Pada siswa yang berbicara sendiri atau bermain- saat guru membacakan cerpen, siswa terlihat main sendiri. Semua siswa menyimak rekaman lebih serius, tenang, dan berkonsentrasi. Hasil yang diputar guru dengan baik. Setelah itu, evaluasi pada siklus I ini telah mengalami siswa menjawab pertanyaan yang diberikan dengan apersepsi ISSN 2338-0306 baik. yang Guru menarik Memasuki kegiatan inti, guru Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 90 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… guru dengan disiplin. Hasil evaluasi pada bertanya. Pada saat menyimak rekaman yang siklus II juga mengalami peningkatan yang diputar oleh guru, semua siswa serius dan sangat baik. Pada siklus II ini, semua siswa berkonsentrasi. sudah mendapatkan nilai tuntas. Rata-rata kelas juga mengalami Hasil tes pembelajaran dari pra peningkatan tindakan hingga siklus II, sudah mengalami dibandingkan siklus I yaitu dari 75,5 menjadi peningkatan. Pada pra tindakan siswa yang 89. Hal ini menunjukkan bahwa model mendapatkan nilai tuntas hanya 6 siswa, pembelajaran sedangkan yang belum tuntas ada 14. Pada Cooperative Script mampu meningkatan kemampuan menyimak siswa. siklus I, siswa yang mendapatkan nilai tuntas SIMPULAN DAN SARAN lebih banyak dari pra tindakan yaitu 16 siswa. Sebelum dilaksanakan tindakan pada Pada siklus II, semua siswa mendapatkan nilai siklus I, proses pembelajaran menyimak di tuntas. Nilai rata-rata kelas tiap siklus juga SDN Bulak 1, Bendo, Magetan masih kurang mengalami peningkatan, pada siklus I nilai maksimal. Siswa masih terlihat belum antusias rata-rata sebesar 75,5, sedangkan pada siklus II dalam itu nilai rata-rata kelas sebesar 89. Berdasarkan disebabkan minat siswa pada pembelajaran hal tersebut, dapat diketahui bahwa model menyimak kurang. Dikarenakan kurangnya pembelajaran minat siswa terhadap pembelajaran menyimak meningkatkan kemampuan menyimak cerpen menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi siswa kelas V SDN Bulak 1, Bendo, Magetan. mengikuti pembelajaran. Hal Cooperative Script dapat pada simakan cerpen yang dibacakan guru. Berdasarkan simpulan di atas, maka Setelah diadakan tindakan pada siklus I, proses peneliti ingin memberikan saran kepada (1) pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Guru, guru agar selalu memberikan model Siswa terlihat lebih antusias karena minat pembelajaran yang menyenangkan sehingga belajar siswa meningkat. Perhatian siswa pada siswa akan lebih aktif dalam menyimak dan pembelajaran menyimak sudah meningkat. prestasi pun meningkat. (2) Siswa, siswa agar Hampir semua siswa sudah serius dan terus meningkatkan kemampuan menyimak berkonsentrasi pada saat menyimak cerpen dengan terus berlatih menjadi penyimak yang yang dibacakan guru. Pada siklus II, proses baik agar pengetahuan siswa terus bertambah, pembelajaran lebih meningkat lagi dari siklus (3) I. Semua siswa sudah terlihat antusias dalam mengembangkan peneliti selanjutnya, model agar terus pembelajaran. mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat begitu berminat untuk belajar. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa juga aktif dalam ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 91 Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative… DAFTAR PUSTAKA Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Soedjiatno. 1991. Keterampilan Menyimak dan Pengajarannya I. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas. _________. 1991. Keterampilan Menyimak dan Pengajarannya II. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas. Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. 1980. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. ________, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo. ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 92