1 PERAN GURU PKn DALAM UPAYA

advertisement
1
PERAN GURU PKn DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER
KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 PASANGKAYU
KABUPATEN MAMUJU UTARA
Saparuddin1
Dahlia Syuaib2
Amran Mahmud3
ABSTRAK
Permasalahan bagaimana program pembentukan pendidikan karakter kedisiplinan
peserta didik di SMP Negeri 1 Pasangkayu, Bagaimana upaya guru PKn dalam
mengatasi karakter kedisiplinan peserta didik di SMP Negeri 1 Pasangkayu dan
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui program pembentukan karakter
kedisiplinan peserta didik di SMP Negeri 1 pasangkayu dan untuk mengetahui
upaya guru PKn dalam mengatasi karakter kedisiplinan peserta didik di SMP
Negeri 1 pasangkayu, jenis penelitian ini kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah
SMP Negeri 1 Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara. Adapun subjek penelitian
siswa, guru PKn, guru BK, dan kepala sekolah penelitian ini dilaksanakan bulan
agustus sampai oktober 2015. Adapun upaya-upaya yang dilakukan guru dalam
membentuk karakter kedisiplinan peserta didik di dalam lingkungan sekolah
adalah datang tepat waktu kesekolah, selalu mengikuti upacara bendera setiap hari
senin. Bertutur kata dan bertingkah laku yang mencerminkan seorang guru. Tidak
merokok pada saat didlam kelas atau duduk diatas meja pada saat masuk
pembelajaran di kelas. Setiap apel pagi guru piket menyampaikan aturan atau tata
tertib yang harus dipatuhi, menjadi wali kelas yang baik dan penuh perhatian
terhadap perwaliannya, kepala sekolah dan dewan guru yang ada di SMP Negeri 1
Pasangkayu menerapkan karakter kedisiplinan secara demokratis, dimana setiap
pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik akan dimusyawarahkan secara
bersama baik dengan kepala sekolah, dewan guru dan orang tua peserta didik,
penerapan hukuman harus disesuaikan dengan berat ringannya pelanggaran
karakter kedisiplinanang dilakukan peserta didik tersebut. Adapun implikasinya
mengacu pada peserta didik dan guru agar peserta didik datang tepat waktu
kesekolah, menunggu gurunya didalam ruang kelas sampai jam pelajaran selesai.
Kata Kunci: Peran guru dalam pembentukan karakter kedisiplinan peserta didik.
1
Saparuddin A 321 11 001, mahasiswa studi PPKn, Universitas Tadulako sebagai penulis I
Pembimbing II sebagai penulis 2
3
Pembimbing III sebagai penulis 3
2
2
1. PENDAHULUAN
peran guru sebagai pendidik yaitu memberi bantuan dan dorongan,
mengawasi dan membina siswa, serta mendisiplinkan peserta didik agar anak itu
menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga
dan masyarakat. Selain peran, adapun tugas guru yaitu mengontrol aktifitas anak
agar tingkahlaku anak anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
Mcleod (1999:118)4 berasumsi bahwa peran guru PKn yaitu :
1. Menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat kognitif).
2. Melatih keterampilan jasmani dan rohani kepada orang lain (psikomotorik).
3. Menanamkan nilai-nilai moral dan keyakinan
kepada orang lain
(psikomotorik).
4. Mampu dan dapat menguasai/mengembangkan materi-materi bahan ajarnya
5. Bekomunikasi dengan baik serta dapat bertanggung jawab
6. Dapat bekerjasama dengan lingkungan sekitarnya
Kata “karakter” berasal dari bahasa inggris
“character”bermakna hampir sama dengan sifat, perilaku, ahlak, watak,
tabiat dan budipekerti. Secara harfiah karakter artinya “kualitas mental atau moral,
kekuatan moral, nama atau reputasi” (Hornby dan Pornwell, 2010:20)5 Dalam
Kamus Psikologi yang dikutip Dali Gulo karakter adalah kepribadian yang
ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya sikap disiplin seseorang yang
biasa mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982:20
).
Menurut Mulyasa (2013 : 9)6 berpendapat bahwa pendidikan karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah
pada
pembentukan karakter dan ahlak mulia peserta didik secara uruh, dan
seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara
mandiri meningkatkan Dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasikan serta memersonalisasikan nilai-nilai karakter dan ahlak
mulia sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
4
Hamalik, Oemar, (2009). Pendidikan Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara
M, Barnawi, Arifin. (2012). Srategi dan kebijakan pembelajan pendidikan
karakter.Jogjakarta:Ar-Ruzz media.
6
Mulyasa, (2013). Manejemen pendidikan karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara
5
3
Thomas Gordon (1996: 3)7 mengatakan bahwa “disiplin dipahami sebagai
perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku
yang diperolah dari pelatihan seperti disiplin dalam kelas atau disiplin sebuah
team basket yang baik”. Sedangkan Menurut Sirinam S. Khalsa (2008:19) dalam
bukunya pengajaran disiplin dan harga diri mengatakan bahwa kata disiplin
mempunyai akar pada kata “disciple” dan berarti “mengajar dan berlatih.
II. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yakni menyangkut
tentang keadaan yang ada di lapangan yang diteliti, diamati dan berdasarkan atas
pengamatan yang dilakukan. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif melalui pengungkapan kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang, peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam serta perilaku
yang diamati.
2. Lokasi penelitian
Adapun yang akan menjadi lokasi dalam penelitian ini yaitu di SMP Negeri
1 Pasangkayu, Alamat Jalan Andi Deppu, Kecamatan pasangkayu, Kota
Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif.
3. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115),8 “Populasi adalah wilayah generalisasi
terdiri
atas
obyek/subyek
yang mempunyai
kualitas dan karakteristikt
tertentu.mudian di Ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan’’. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswa SMP Negeri
1 Pasangkayu yang berjumlah 596 dan guru PKn sebanyak 2 orang yang mengajar
di SMP Negeri 1 Pasangkayu.
7
Galdon,Thomas(1996) mengajar anak berdisiplin diri. Jakarta: pt.gramedia pustaka utama
8
sugiyono, (2011), populasi dan sampel . [online]. tersedia http: lusiangiraini.blogspot.com/2011/1
2/populasi dan sampe.htmll.
4
4. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin meneliti semua
yang ada pada populasi itu, jadi cukup di ambil beberapa untuk dijadikan sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah wakil-wakil dari populasi Menurut Arikunto
(2008:116)9 bahwa: “bila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua,
sedangkan jika populasinya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%.
Populasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasangkayu, lebih dari 100
maka sampel yang diambil peneliti adalah 10 % dari jumlah keseluruhan kelas
VIII berjumlah 205 siswa yaitu 31 siswa, 2 guru PKn dan kepala sekolah SMP
Negeri 1 Pasangkayu. Berdasarkan uraian tersebut maka besarnya sampel dalam
penelitian ini adalah berjumlah 31 orang siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
Pasangkayu, 2 guru PKn dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Pasangkayu.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Penggunaan tehnik ini adalah pengamatan langsung kepada guru PKn
sebanyak 2 orang dalam proses pembentukan karakter kedisiplinan peserta didik
di SMP Negeri 1 Pasangkayu.
b. Wawancara
Merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara Tanya
jawab secara langsung dari sumber data. Wawancara ini ditujukan kepada guru
PKn, guru BK dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Pasangkayu.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pencatatan dokumen-dokumen yang penting yang berkaitan dengan aspek
penelitian.
9
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1
Pasangkayu di kelas VIII, melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang
dilakukan terhadap guru PKn untuk membentuk karakter kedisiplinan peserta
didik yaitu guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki karakteristik kepribadian
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya
manusia. Kepribadian yang manfaat dari sosok seorang guru akan memberikan
teladanan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakat. Sehingga guru akan
tampil sebagai sosok yang patut (ditaati nasehat/ perintahnya) dan ditiru (contoh
sikap dan perilakunya)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa guru-guru
di SMP Negeri 1 Pasangkayu selalu mengikuti upacara setiap hari Senin, datang
tepat waktu ke sekolah, berpenampilan rapi, mengucapkan salam ketika masuk ke
dalam kelas. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat meniru sikap dan perilaku
yang dimiliki guru-guru SMP Negeri 1 Pasangkayu.
“ salah satu bentuk kedisiplinan yang dilakukan oleh guru PKn dengan datang
tepat waktu dan mengikuti semua aturan yang ada di sekolah, terutama datang
tepat waktu pada saat masuk jam pelajaran” (wawancara guru PKn Meti S.Pd,
tanggal 10 agustus 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
bahwa ada beberapa aitem atau tahap peran guru dalam upaya pembentukan
karakter kedisiplinan yaitu meliputi:
1. Disiplin waktu
Adanya kerjasama antara guru piket dan guru-guru lainnya untuk
mengingatkan berkali-kali kepada peserta didik SMP Negeri 1 Pasangkayu
bahwa kedisiplinan itu adalah kunci dari keberhasilan jadi perilaku seperti itu
harus dijauhi untuk melatih kedisiplinan, bukan faktor jarak dari tempat tinggal
ke sekolah di jadikan sebagai alasan untuk tidak datang tepat waktu ke sekolah.
Menurut guru piket menjelaskan bahwa masih terdapat sejumlah siswa
yang datang terlambat ke sekolah pada saat pelaksanaan upacara bendera setiap
hari senin, saat bertugas sebagai guru piket bahwa ada 37 orang siswa yang
6
tercatat datang terlambat diantaranya adalah siswa kelas VII 3 orang siswa, VIII
17 orang siswa dan kelas IX 17 orang siswa dan siswa yang terlambat tersebut
menempati barisan tersendiri.
Melihat realita diatas maka dewan guru bersama dengan kepala sekolah
sepakat memberi sanksi yang bersifat konstruktif kepada peserta didik yang
melakukan pelanggaran, adapun sanksi yang diberikan kepeda peserta didik
adalah membersihkan pekarangan sekolah, ruangan, toilet, mencuci piring dan
menyiram bungan di ruang guru dan UKS.
“pemberian sanksi tersebut bukan sekedar hukuman tetapi juga sebagai sarana
untuk menumbuhkan sikap tekun, rajin, serta produktif bagi siswa yang
melakukan pelanggaran”( wawancara guru PKn Meti S.Pd 10 agustus 2015)
Berdasarkan informasi dari guru PKn bahwa Kepala sekolah sudah
berkali-kali menyampaikan kepada para siswa pada setiap upacara, agar siswa
dan guru memiliki sikap disiplin diri yang kuat, karena kedisiplinan itu sangat
penting bagi kita semua dan berguna untuk mencerdaskan siswa dengan cara
belajar yang taat dan masih banyak lagi manfaat kedisiplinan bagi kehidupan
kita.
Menurut hasil wawancara dan pengamatan sangat terlihat bahwa guruguru di SMP Negeri 1 Pasangkayu sudah sangat berupaya untuk meningkatkan
karakter kedisiplin peserta didik di kelas VIII, dan berupaya untuk memberikan
contoh perilaku yang baik dan memberikan nasehat serta sanksi kepada peserta
didik yang melanggar.
“Pemberian sanksi dalam hal ini di harapkan dapat membantu guru PKn dalam
mendisiplinkan peserta didik, meskipun pemberian sanksi atau hukuman ini
bukanlah solusi yang terahir dan baik dalam mendisiplinkan peserta didik,
setidaknya dengan adanya sanksi peserta didik akan enggan untuk melakukan halhal yang melanggar peraturan sekolah”( Wawancara guru PKn Meti S.Pd 10
agustus 2015)
Dalam pelaksanaan kedisiplinan waktu sudah dijalankan namun masih
ada sejumlah peserta didik SMP Negeri 1 Pasangkayu yang tidak datang tepat
waktu akan tetapi kami menerapkan sistem kredit poin agar peserta didik jera
7
dengan di berlakukanya kredit poin apabila peserta didik tidak datang tepat
waktu berturut-turut 3x makan akan di catat nama di buku piket dan di serakan
kepada guru BK untuk membuat surat pernyataan.
Menurut guru piket yang dikatakan terlambat atau tidaknya peserta didik
yaitu harus datang 15 menit sebelum upacara untuk hari senin sedangkan untuk
hari lainya harus datang ke sekolah 15 menit sebelum jam pelajaran di mulai.
(wawancara guru PKn Meti S.Pd 10 agustus 2015)
Adapun jadwal pulang hari senin-kamis jam 12.40, hari jum’at jam 11.00
dan hari sabtu pulang 12.40 sedangkan bagi siswa yang belajar pendidikan
agama islam akan di arahkan ke musollah sebelum pulang untuk melakukan
sholat dzuhur terlebih dahulu. Sedangkan siswa non muslin sudah di wajibkan
langsung pulang.
2. Disiplin dalam menggunakan atribut/seragam
Pada mumnya setiap sekolah memiliki aturan dan mengharuskan siswa
untuk menggunakan pakaian seragam sekolah wajib, namun juga ada sekolah
yang memberikan kebebasan kepada peserta didiknya untuk menggunakan
pakaian seragam sekolah apapun.
Pakaian seragam sangat penting digunakan sebagai identitas sekolah
untuk membedakan dengan sekolah yang ada di Pasangkayu agar guru
mengenali siswanya dan tidak salah menghukum peserta didik.
Berdasarkan peraturan yang di tetapkan oleh kepala sekolah dan dewan
guru di SMP Negeri 1 Pasangkayu adalah sebagai berikut:
 Hari Senin-Selasa diharuskan memakai seperti:

Topi sekolah berwarna biru

Lambang lokasi, osis, dan papan nama

Dasi biru

Baju putih

Celana di atas lutut untuk laki-laki/rok panjang sampai tumit
untuk perempuan

Kaos kaki polos putih panjang minimal 20 cm

Memakai sepatu hitam polos
8

Tidak boleh memakai aksesoris
 Rabu-Kamis

Menggunakan baju batik

Celana biru

Kaos kaki polos putih panjang 20 cm

Jum’at-Sabtu

Baju coklat

Celana coklat

Kaos kaki hitam polos panjang 20 cm
Bukan hanya atribut ataupun seragam yang harus disesuaikan aturan
sekolah namun juga gaya rambut dan cara berpakaian layaknya sebagai peserta
didik seperti:
1. Rambut di wajibkan pendek untuk siswa laki-laki, untuk siswa
perempuan di wajibkan memakai jilbab bagi yang muslim sedangkan
bagi siswa yang non muslim di wajibkan unkuk merapikan rambutnya,
terlebih pada laki-laki yang tidak diperbolehkan memiliki rambut
panjang seperti perempuan.
2. Baju diharuskan sesuai dengan aturan untuk memasukan kedalam
celana/ rok dan tidak boleh dikeluarkan.
“Adapun sanksi yang di berikan kepada siswa yang melanggar aturan tentang
kelengkapan atribut/berpakaian sekolah adalah membersihkan pekarangan
sekolah, membersihkan toilet, membuang sampah, bagi laki-laki sedangkan
sanksi yang di berikan pada siswa perempuan yaitu menyiram bunga, mencuci
piring, membersihkan ruangan kepala sekoalah, ruang guru dan UKS”
(wawancara guru PKn Zainab S.Pd 20 agustus 2015)
Penerapan penggunaan atribut ataupun seragam sekolah bukan hanya
berfungsi untuk menyeragamkan peserta didik dalam berpakaian tetapi juga
untuk membiasakan peserta didik mengikuti aturan yang sudah di tentukan oleh
sekolah.
3. Disiplin dalam mengumpulkan tugas
9
Siswa diharuskan kumpul tugas sesuai waktu yang telah di tentukan oleh
guru dan apabila siswa yang kumpul tugas tepat waktu akan di berikan poin 5 dan
jika siswa yang terlambat mengumpulkan tugas akan di berikan penguran 5 poin
dan tugas di tamba sehingga siswa berlomba-lomba mengumpulkan tugas tepat
waktunya.
Dengan menggunakan sestem kredit poin maka siswa akan jera dengan
sendirinya mengulangi pelanggaran seperti mengumpulkan tugas tepat waktu,
agar siswa tidak mendapat hukuman ataupun mendapat penguran poin dari guru
PKn.
Mengumpulkan tugas tepat waktu tidak ada aturan dari sekolah namun
inisiatif guru sendiri yang melakukan sistem poin agar siswa berlomba-lomba
mengumpulkan tugas tepat waktu agar tidak mendapat pengurangan poin dari
guru PKn
“Dengan diberlakukan aturan tentang pengurangan poin maka peserta didik akan
mengumpulkan tugas tepat waktu namun masih ada juga sejumlah peserta didik
yang “mengumpulkan tugas tidak tepat waktu dengan alasan ketinggalan di
rumah, adapun upaya yang dilakukan oleh guru PKn dengan memberikan sanksi
agar peserta didik tersebut jera dan tugas akan di tambahkan”( wawancara guru
PKn Zainab 20 agustus 2015)
Pendapat ini dibenarkan oleh para Guru BK, bahwa yang melatar belakangi
siswa itu sehingga melakukan kesalahan adalah dilihat dari faktor lingkungan,
teman sebaya, kurangnya bimbingan orangtua, namun demikian dalam situasi
tertentu siswa perlu diberi hukuman yang sesuai dengan kesalahanya yang
diharapkan dia dapat menjadi jera atau bahkan tidak mengulangi kesalahan yang
sama.
Seperti yang diungkapkan oleh Guru BK “Ketika siswa melakukan
pelanggaran yang sama sebanyak 3 kali dan sebelumnya telah diperingati namun
tetap dia lakukan, maka pihak wali kelas berperan besar untuk melakukan surat
peringatan, setelah itu orangtuanya dipanggil kesekolah apabila dia belum jerah
melakukan pelanggaran-pelanggaran maka hal itu dirapatkan dulu dengan dewan
wali kelas dan kepala sekolah, setelah itu siswa yang bersangkutan diberikan
10
hukuman dimana berat ringanya tergantung pada jenis pelanggaran yang
dilakukan siswa tersebut.(Sumber data: Hasil wawancara bersama Fitriani, S.Pd,
26 agustus 2015)
Adanya sanksi-sanksi di harapkan dapat memberikan efek jera kepada
peserta didik agar tidak mengulangi kembali perbuatannya, dengan harapan agar
peserta didik menjadi manusia yang pintar dalam segi akademik tetapi juga
memeliki budi pekerti yang luhur serta berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara.
Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dalam membentuk
karakter kedisiplinan peserta didik adalah sebagai berikut :
1) Didalam lingkungan sekolah guru selalu datang tepat waktu kesekolah
2) Selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin.
3) Bertutur kata dan bertingkah laku yang mencerminkan seorang guru.
4) Tidak merokok pada saat didalam kelas atau duduk diatas meja pada saat
masuk pembelajaran dikelas.
5) Adanya tata tertib yang ditempel disetiap kelas.
6) Setiap apel pagi guru piket menyampaikan aturan atau tata tertib yang harus
dipatuhi oleh peserta didik.
7) Menjadi wali kelas yang baik dan penuh perhatian terhadap perwaliannya.
8) Kepala sekolah dan dewan guru yang ada di SMP Negeri 1 Pasangkayu
menerapkan karater kedisiplinan secara demokratis, dimana setiap pelanggaran
yang dilakukan oleh siswa dimusyawarahkan secara bersama baik kepala
sekolah, dewan guru dan orang tua siswa.
9) Penerapan hukuman disesuaikan dengan berat ringanya pelanggaran
kedisiplinan yang dilakukan siswa tersebut. Misalnya siswa tidak mengerjakan
pekerjaan rumah dihukum dengan cara mengerjakan pekerjaan rumah tersebut
dipapan tulis secara mandirii dan apabila siswa menyontek pekerjaan teman
maka disuruh lari keliling lapangan atau berdiri di depan kelas angkat kaki
seblah kanan dan kedua tangan pegang telinga.
10) Pemberlakuan hukuman sifatnya adalah jawaban terhadap suatu pelanggaran
disiplin yang dilakukan siswa.
11
11) Pemberian sanksi terhadap pelanggaran disiplin sedikit banyaknya selalu
bersifat tidak menyenangkan sehingga peserta didik akan selalu berfikir untuk
tidak melakukan pelanggaran kembali.
12) Pemberlakuan hukuman selalu bertujuan terhadap perbaikan agar siswa jera
dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang melanggar kedisiplinan tersebut.
13) Dalam kedisiplinan pelaksanaan upacara setiap hari senin disamping guruguru yang lain, guru piket lebih berperan aktif dalam menjaga kedisiplinan
siswa-siswanya agar tidak terjadi keributan diantara barisan siswa-siswa
sehingga pelaksanaan upacara bendera dapat berjalan dengan hikmat.
(Wawancara guru BK fadillah ulfa S.Pd 29 agustus 2015)
Hal ini juga di sampaikan oleh narasumber bahwa guru di SMP
Negeri 1 Pasangkayu sudah membentuk karakter kedisiplinan yang baik
kepada peserta didiknya, contohnya disiplin datang tepat waktu,
berpakaian rapi/ lengkap, tidak boleh pendek kaos kaki, tidak boleh
panjang rambut, tidak boleh bolos, patuh pada guru, tidak boleh
mengambil barang teman tanpa seizinnya. (Sumber Data:Hasil Wawancara
bersama Fahrun 07 september 2015)
Setelah menyajikan data dari hasil penelitian yang didapatkan dari tehnik
pengumpulan data maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah
menganalisis data.
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumen sekolah memang masih
terdapat pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada siswa, seperti masih
ada siswa yang datang terlambat kesekolah, membolos pada jam pelajaran
berlangsung khususnya pada jam-jam terakhir ataupun hari pasar pada
saat itu. Berpacaran di lingkungan sekolah, berkelahi sesama teman dan
merokok dilingkungan sekolah, Inilah pelanggaran-pelanggaran yang
menjadi catatan bagi para dewan guru dan kepala sekolah SMP Negeri 1
Pasangkayu.
4.3.1 Faktor- faktor yang menyebabkan ketidak kedisiplinan siswa
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan ketidak kedisiplinannya siswa
adalah
12
1.faktor dari bawaan siswa itu sendiri
2.faktor teman-teman sebayanya baik yang ada diluar sekolah maupun
didalam lingkungan sekolah dan.
3.faktor dari orang tua mereka dirumah Sekolah juga bisa menyebabkan
timbulnya ketidak disiplinan siswa, salah satu siswa mengatakan bahwa
mereka bersikap tidak disiplin dikarenakan cara guru yang mengajar
dikelasnya tidak menyenangkan dan sering marah-marah. Jika ketidak
disiplinan mereka dipicu karena pengaruh teman-teman mereka, hal ini
sangatlah wajar karena pada usia seperti ini, waktu mereka lebih banyak
dihabiskan untuk bermain dan bercengkramah dengan teman sebaya
mereka.
Hal di atas merupakan salah satu usaha guru untuk membentuk karakter
mendisiplinkan peserta didik “ ada beberapa siswa siswi yang tidak disiplin disini
dikarenakan bawaan dari siswa itu sendiri, kadang sudah diberikan hukuman
beberapa kali siswa tersebut tidak mengindahkan hanya diam saja meskipun
hukuman yang diberikan oleh guru dilaksanakan”. Disinilah kemudian tugas guru
untuk membina dan mendidik agar siswa-siwanya menjadi lebih baik dalam
bertingkah laku baik disekolah maupun diluar sekolah.
4.3.2.Upaya yang Dilakukan Guru dalam Meningkatkan karakter kedisiplinan
peserta didik
Pada kajian tinjauan pustaka terdahulu telah diungkapkan bahwa tugas dan
peran guru dalam membentuk karakter kedisiplinan disekolah adalah guru sebagai
profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Berkaitan dengan tugas dan
peran guru tersebut,
Menurut Nani Soedarsono (2013:6) 10
1. tugas guru sebagai sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup.Mengajarkan berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa.
10
Soedarsono Nani, (2008) tugas guru, PT Remaja Bandung Rosdakarya, Bandung
13
2. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua.ia harus mampu menarik simpati sehingga ia
menjadi idola para siswanya.pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat
menjdi motivasi bagi siswa dalam belajar.
3. Tugas dalam bidang masyarakat menempatkan guru pada tempat yang
lebih terhormat dilingkunganya karena dari seorang guru
diharapkan
masyarakat memperoleh ilmu pengetahuan”Dengan demikian guru sebagai
seorang pendidik, mengajar dan melatih dituntut untuk mengembangkan
sekaligus menerapkan nilai-nilai disiplin secara baik dan bijaksana.
Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam membentuk karakter kedisiplinan
peserta didik didalam lingkungan sekolah guru selalu datang tepat waktu
kesekolah, Selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin. Bertutur kata dan
bertingkah laku yang mencerminkan seorang guru .Tidak merokok pada saat
didalam kelas atau duduk diatas meja pada saat masuk pembelajaran dikelas.
setiap apel pagi guru piket menyampaikan aturan atau tata tertib yang harus
dipatuhi, menjadi wali kelas yang baik dan penuh perhatian terhadap
perwaliannya, Untuk bisa keluar dari masalah-masalah tersebut bagaimana upaya
para guru dalam mengatasi masalah-masalah seperti diatas. Maka diperlukan kerja
sama yang baik antara guru, siswa, orang tua wali beserta lingkungan sekitar
untuk bersama-sama mengatasi atau membina agar pelanggaran-pelanggaran yang
terjadi pada lingkungan sekolah tersebut bisa berkurang atau bahkan sama sekali
tidak ada. Untuk itu yang sangat berperan dalam menanggulangi pelanggaranpelanggaran yang terjadi adalah ketegasan dari kepala sekolah selaku pimpinan
yang menjalankan kegiatan-kegiatan pada sekolah tersebut, disamping itu para
dewan guru juga sangat berperan pentig dalam pembentukan perilaku dan sikap
para anak didiknya agar bisa menjadi anak didik yang baik, berbudi pekerti yang
luhur, berakhlak mulia serta mampu bersaing diluar. Untuk mewujudkan hal ini
tentunya tidak terjadi dengan sendirinya melainkan harus dengan upaya yang
cukup keras dari para guru, kepala sekolah, lingkungan sekitar dan bahkan orang
tua wali agar tercipta suasana yang harmonis, aman, tentram dan damai serta
siswa yang berprestasi.
Selain itu guru menasehati dan memberikan sanksi kepada siswa yang
melakukan pelanggaran kedisiplinan seperti, Siswa terlambat datang kesekolah,
14
siswa tidak memakai seragam lengkap sekolah yang telah ditentukan oleh
sekolah, siswa meninggalkan kelas tanpa izin guru (membolos), siswa keluar
masuk saat pembelajaran masih berlangsung, siswa yang bercerita pada saat
pembelajaran dimulai, siswa tidak melaksanakan shalat dzuhur (muslim) bersama
disekolah tanpa keterangan dan siswa yang tidak mengikuti upacara bendera pada
hari senin.
Penelitian di atas terlihat bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Pasangkayu
sudah berupaya meningkatkan karakter kedisiplinan siswa dengan berupaya
memberikan contoh perilaku yang baik dan memberikan nasehat serta sanksi bagi
siswa yang melanggar disiplin. Pemberian sanksi dalam hal ini diharapkan dapat
membantu guru-guru dalam mendisiplinkan siswa, meskipun pemberian sanksi
atau hukuman ini bukanlah solusi terakhir dan ampuh dalam mendisiplinkan
peserta didik, setidaknya dengan adanya sanksi peserta didik akan berpikir enggan
untuk melakukan hal-hal yang melanggar peraturan sekolah dan bagi peserta didik
yang pernah melakukan pelanggaran disiplin dengan adanya sanksi diharapkan
dapat memberikan efek jerah bagi mereka dan tidak mengulangi kembali
perbuatanya, dengan harapan agar siswa menjadi manusia yang bukan hanya
pintar dalam segi akademik tetapi juga memiliki budi pekerti yang luhur serta
berguna bagi keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negaranya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa memang masih ada terdapat pelangaranpelangaran yang terjadi pada peserta didik seperti datang terlambat kesekolah,
membolos pada jam pelajaran berlangsung khususnya pada jam-jam terahir
ataupun hari pasar pada saat ini. Berkelahi
sesama teman dan merokok
dilingkungan sekolah.
Adapun upaya yang dilakukan oleh guru dalam membentuk karakter disiplin
yaitu memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar tetapi sanksi yang
diberikan dilihat dari
pelanggaran apa yang ia lakukan. Di SMP Negeri 1
Pasangkayu guru-gurunya sudah berupaya membentuk karakter kedisiplinan
15
peserta didik dikelas VIII dengan memberikan contoh perilku yang baik kepada
peserta didiknya.
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas maka dapat disimpulkan
beberapa saran yaitu : Kepala sekolah harus terus berkomitmen dan lebih giat
dalam melakukan penegakan pembentukan karakter kedisiplinan yang ada
disekolah agar tercipta keamanan dan ketentraman di lingkungan sekolah. Para
dewan guru harus selalu berupaya memberikan contoh-contoh yang baik, serta
memberikan motivasi dan inovasi kepada peserta didiknya agar lebih disiplin dan
berperilaku yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.
16
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara
Galdon,Thomas(1996) mengajar anak berdisiplin diri. Jakarta: pt.gramedia
pustaka utama
Hamalik, Oemar, (2009). Pendidikan Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara
M, Barnawi, Arifin. (2012). Srategi dan kebijakan pembelajan pendidikan
karakter.Jogjakarta:Ar-Ruzz media.
Mulyasa, (2013). Manejemen pendidikan karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara
Soedarsono Nani, (2008) tugas guru, PT Remaja Bandung Rosdakarya, Bandung
Sugiyono, (2011), populasi dan sampel . [online]. tersedia http: lusiangiraini.blogs
pot.com/2011/12/populasi dan sampe.htmll.
Download